• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SDN Nyamplung semester 2 tahun ajaran 2009/2010 melalui pendekatan berbasis masalah - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SDN Nyamplung semester 2 tahun ajaran 2009/2010 melalui pendekatan berbasis masalah - USD Repository"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS IV SDN NYAMPLUNG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN

2009/2010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: PARNIATI NIM : 081134189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

 

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS IV SDN NYAMPLUNG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN

2009/2010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: PARNIATI NIM : 081134189

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii 

(4)

iii 

(5)

iv 

 

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untuk :

1. Ant. Rusman Nurhadi; suamiku tercinta yang telah mendukungku,

2. Orang tuaku, yang telah memberi restu kepadaku,

3. Andhika Christian Jati; anakku yang aku sayangi,

4. Semua teman-teman yang telah mendukungku.

(6)

 

MOTTO

(7)

vi 

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Agustus 2010

Penulis

Parniati

(8)

vii 

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Parniati Nomor Mahasiswa : 081134189

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dat, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Agustus 2010

Yang menyatakan

(Parniati)

(9)

viii 

 

ABSTRAK

Parniati, 2010, Peningkatan Kempuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah” dapat diselesaikan. Skripsi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam kegiatan menulis karangan kemampuan siswa kelas IV SDN Nyamplung masih rendah. Akibatnya hasil tulisan merekapun masih kurang memuaskan.Peneliti sebagai guru kelas IV merasa prihatin, dan merasa terpanggil untuk meningkatkan nilai menulis karangan siswa kelas IV SDN Nyamplung yaitu dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 melalui pendekatan berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang diawali dengan permasalahan yang nyata. Melalui pembelajaran ini siswa mampu merumuskan masalah, mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta-fakta, dan mencari solusi untuk memecahkan masalah. Siswa juga dapat berinteraksi dan menjalin karja sama dengan teman. Pembelajaran ini mampu mengarahkan siswa untuk berpikir kritis, sehingga memudahkan siswa dalam membuat karangan eksposisi.

Dalam penelitian ini ada dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan selama 4 jam pelajaran (4x35menit). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil karangan siswa kelas IV SDN Nyamplung. Instruman penelitian ini berupa tes subjektif, sedangkan teknik analisis data berupa teknik statistik deskriptif.

(10)

ix 

 

ABSTRACT

Parniati, 2010 The development of the ability in writing an Exposition essay for the fourth grade students of SD N Nyamplung for the second semester, year 2009 / 2010 through the problem based learning method could be finished PGSD of the Thesis of Sanata Dharma university.

In writing an essay, the ability fourth grade students of SD N Nyamplung still low. As a result, their essay is not really satisfying. The researcher, as teacher of the fourth grade students feels sad and feels that the researcher must develop their writing skill and increase their score of writing an essay for the fourth grade student of SD N Nyamplung through the problem based learning method. The aim of this research is to develop the ability in writing exposition essay of the fourth grade student of SD N Nyamplung for the second year 2009/2010 through the problem based learning method is a method which begins with the real problem. Through this learning, the student can identify problem, define problem, collect facts, and find the solution to solve the problem. The student can also interact and work together with their friends. This learning method is able to direct students to think in a way, so it can make them more easier in writing an exposition essay.

There are two siklus in this research, each cyclus consist of one meeting for four hours (4 x 35 minutes). The researcher uses quantitative descriptive method in this research. The gources of the data from the essays of the fourth grade student of SD N Nyamplung. Its instrument is a subjective test, whereas the technical for data analysis is statistic descriptive technical.

From the result of this research, the researcher can be concluded that there is a development in writing an exposition essay through problem based learning method, and the result a self is very satisfying. It can be seen from the aspect analysis and the mean of their score. Which increase rapidly from the previous condition until there is an action to develop the student in writing. In the previous condition the mean of the student score 62,94, only 41,2% student gain the minimum learning score (KKM). After the first cyclus, the student score is 66,02 and 64,70% student gain the minimum learning score (KKM). In the second cyclus their ability in writing increase rapidly, their score 79,68, in this cyclus, the student who gain the KKM is 87,5%.

(11)

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, atas rahmatNya laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah” dapat diselesaikan.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai salah satu tugas mata kuliah PTK dan sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Lebih utama tugas ini dilakukan sebagai usaha untuk memenuhi kompetensi guru berupa kemampuan penguasaan bidang studi, memahami peserta didik, pembelajaran peserta didik dan pengembangan kepribadian.

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Nyamplung yang merupakan tempat peneliti selama ini mengabdikan diri. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti telah mengenal kondisi siswa dan sekolah dengan baik. Hal ini juga sejalan dengan ciri khas penelitian tindakan kelas, dimana kegiatan penelitian yang umum dilakukan oleh guru adalah bidang pembelajaran di kelas atau sekolahnya karena tujuan pengembangan profesinya adalah di bidang peningkatan mutu pengajaran.

Ucapan terima kasih yang tidak terhingga peneliti sampaikan kepada: 1. Drs. T. Sarkim, M. Ed. Ph. D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta,

2. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Kaprodi PGSD,

3. Dr. Yuliana S. dan Maria Melani Ika Susanti, S.Pd. selaku dosen pembimbing, 4. Petugas Perpustakaan,

5. Teman sejawat,dan

6. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan laporan ini. Laporan penelitian tindakan kelas ini masih butuh penyempurnaan agar menjadi lebih baik, sehingga dapat menyempurnakan pelaksanaan penelitian selanjutnya. Oleh karena itu peneliti akan menerima dengan tangan terbuka kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian tindakan kelas selanjutnya.

Yogyakarta, 20 Agustus 2010

Penulis

(12)

xi 

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iv

MOTTO ……….. ……... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ……….. vii

ABSTRAK ………. viii

A. Latar Belakang Penelitian ………... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ……….. 3

C. Tujuan Penelitian ……….. …… 3

D. Kontribusi Penelitian ……….. 3

E. Variabel Penelitian ……….. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 5

A. Penelitian Terdahulu ………... 5

B. Kemampuan Menulis ………. 6

1. Pengertian Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi …………... 6

2. Pengertian Menulis ………... 7

3. Langkah-Langkah Menulis ……….. 9

4. Menulis Karangan Eksposisi ………. 10

C. Pengertian dan Tahap Pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis Masalah ………... 12 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)……… 12 2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah……….. 14

3. Tahap Pembelajaran………... 16

4. Kelebihan Pendekatan Berbasis Masalah……….. 17

5. Kekurangan Pendekatan Berbasis Masalah………... 17

D. Media Pembelajaran dalam Menulis Karangan Eksposisi……….. 18

1. Pengertian Media………... 18

2. Media Pembelajaran yang Mendukung Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi………... 18

3. Kerangka Berpikir………... 23

(13)

xii 

 

BAB III METODE PENELITIAN……….. 25

A. Subjek Penelitian………. 25

B. Waktu ………..……… 25

C. Tempat Penelitian……… 25

D. Sasaran………... 25

E. Desain Penelitian ………... 26

F. Rancangan Tindakan ……….. 26

G. Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data dan Instrumen Penelitian …… 36

H. Jadwal Penelitian……….. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 43

A. Deskripsi penelitian ………. 43

1. Siklus 1 ……….. 43

2. Siklus 2 ……….. 48

B. Hasil penelitian dan pembahasan ………... 53

1. Hasil Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi pada Siklus 1 ……. 53

2. Refleksi Siklus 1 ………... 55

3. Hasil Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi pada Siklus II …….. 57

4. Refleksi Siklus 2 ……… 64

BAB V PENUTUP………... 65

A. Kesimpulan ………. 65

B. Saran ………... 66

Daftar Pustaka ……… 68

(14)

xiii 

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kegiatan siswa pada siklus 1 ……… 28

Tabel 2 Kegiatan siswa pada siklus 2 ……… 33

Tabel 3 Penentuan aspek dan pembobotan penilaian………. 39

Tabel 4 Indikator ketercapaian pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 … 41 Tabel 5 Jadwal kegiatan………. 42

Tabel 6 Nilai rata-rata tiap aspek penilaian siklus 1………. 53

Tabel 7 Perbandingan nilai rata-rata kondisi awal dan siklus 1……… 53

Tabel 8 Nilai rata-rata tiap aspek penilaian siklus 2……….. 57

Tabel 9 Perbandingan nilai rata-rata tiap aspek pada siklus 1 dan 2 ……… 57

Tabel 10 Perbandingan nilai rata-rata kondisi awal, siklus 1 dan 2 ……… 61

(15)

xiv 

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Diagram perbandingan nilai rata-rata kondisisi awal dan siklus 1 ... 54 Gambar 2  Diagram siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, siklus 1

dan siklus 2 ………...……… 55

Gambar 3  Diagram nilai rata-rata tiap aspek pada siklus 1 dan 2 ………. 60 Gambar 4  Diagram nilai rata-rata menulis karangan pada kondisi awal, siklus

1 dan 2 ……….. 61

Gambar 5  Diagram kondisi siswa yang mencapai KKM ………. 63 Gambar 6  Bagan gambaran siklus 1 dan siklus 2 ………. 27 Gambar 7  Bagan tahapan pembelajaran menulis karangan eksposisi siklus 1

………. 31

Gambar 8  Bagan tahapan pembelajaran menulis karangan eksposisi siklus 2 ………..

35

Gambar 9  Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek judul karangan ………

58

Gambar 10 

Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek gagasan karangan ………...

58

Gambar 11 

Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek organisasi gagasan ………...

59

Gambar 12 

Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek struktur kalimat ………

59

Gambar 13 

Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek ejaan ………..

(16)

xv 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus siklus 1 dan siklus 2 ………. 70

Lampiran 2 RPP siklus1……….. 77

Lampiran 3 RPP siklus 2………. 84

Lampiran 4 LKS Siklus 1……… 90

Lampiran 5 LKS Siklus 2……… 100

Lampiran 6 Contoh karangan……….. 111

Lampiran 7 Tabel kondisi awal siswa …..………. 113

Lampiran 8 Tabel penilaian hasil karangan siswa siklus 1 ………. 114

Lampiran 9 Tabel nilai karangan dan ketuntasan belajar siswa siklus 1 …… 115

Lampiran 10 Tabel penilaian hasil karangan siswa siklus 2 ……….. 116

Lampiran 11 Tabel ketuntasan belajar siswa siklus 2 ………. 117

Lampiran 12 Hasil karangan siswa ………... 118

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peranan yang penting dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan

budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaannya dan menemukan

serta menggunakan kemampuan yang ada dalam dirinya.

Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah program

pengembangan keterampilan berbahasa dan mengembangkan kemampuan

dalam aspek membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Salah satu

kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah siswa

mampu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan

memperhatikan penggunaan ejaan (huruf, tanda titik, tanda koma dll) (KTSP,

2006)

Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD

Negeri Nyamplung Gamping kemampuan menulis karangan tahun 2009

masih rendah, hasilnya kurang dari harapan. Hal ini dibuktikan dalam ulangan

bahasa Indonesia materi mengarang 58,8% anak nilainya di bawah KKM

yaitu 65. Mereka masih mengalami kesulitan untuk menulis karangan,

(18)

menciptakan sebuah tulisan. Siswa kurang mampu mengkomunikasikan

gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Kondisi tersebut mungkin dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya guru masih banyak ceramah dalam mengajar

sehingga siswa hanya mendengarkan, dalam kegiatan pembelajaran guru dan

siswa hanya berpegang pada buku saja, topik yang diajarkan tergantung pada

buku sehingga banyak siswa yang pasif, siswa yang aktif hanya sebagian saja,

kurang adanya media yang dapat mendukung pembelajaran sehingga siswa

cepat merasa bosan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti merancang model

pembelajaran yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi anak dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini dirancang agar anak dapat berpikir

aktif dan kritis dalam menyelesaikan masalah. Peneliti akan menggunakan

pendekatan berbasis masalah dengan menggunakan media gambar dan audio

visual sebagai media dalam pembelajaran menulis ini. Dengan media tersebut

diharapkan dapat memudahkan siswa menuangkan pikiran ke dalam bentuk

tulisan, selain itu media tersebut juga menarik bagi siswa dan masalah yang

diberikan pada siswa merupakan masalah yang ada dalam kehidupan

sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah mendorong anak

untuk dapat bekerja sama dengan teman lain dalam kelompok, dari diskusi

siswa mampu berpikir kritis, mampu memunculkan ide-ide kreatif yang dapat

memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Oleh karena itu peneliti tertarik

untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui

(19)

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Model pembelajaran yang akan diteliti dibatasi pada kemampuan

menulis karangan eksposisi melalui pendekatan berbasis masalah dengan

media gambar dan media audio visual pada kompetensi dasar siswa mampu

menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan

penggunaan ejaan (huruf, tanda titik, tanda koma, dll.) (KTSP, 2006) pada

siswa kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010.

Oleh karena itu masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Apakah pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah dapat

meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SD N

Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan berbasis

masalah dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa

kelas IV SD N Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010.

D. Kontribusi Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk memberikan

informasi atau pemahaman tentang model pembelajaran berbasis masalah

(20)

penelitian ini adalah agar guru Sekolah Dasar dapat menerapkan model

pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis karangan

eksposisi.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Berbasis

Masalah merupakan variabel bebas sedangkan kemampuan menulis karangan

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan

Kreativitas Menulis Narasi melalui Pengembangan Dialog Bagi Siswa

kelas V SDN Kepanjerlor I Kota Blitar Tahun Pelajaran 2008/2009”

yang dilakukan oleh Kibtiyani bertujuan untuk meningkatkan

kreativitas menulis narasi melalui pengembangan kalimat dialog.

Indikator yang dinilai dalam menulis karangan dengan pengembangan

dialog yaitu jumlah kata yang diproduksi, kelenturan dalam struktur

kalimat, isi atau gagasan dan kerincian/elaborasi atau kekayaan untuk

membubuhi karangan dengan dialog-dialog yang dibuatnya. Penelitian

ini terbukti meningkatkan kemampuan kreativitas menulis narasi. Hal

ini dapat dilihat dari analisa tiap indikator dari kondisi awal hingga

dilakukan tindakan siklus kedua. Pada kondisi awal rata-rata jumlah

kata yang diproduksi siswa 46 kata, meningkat menjadi 135 kata pada

siklus pertama, meningkat lagi menjadi 197 pada siklus kedua.

Demikian juga indikator-indikator yang lain juga ada peningkatan

yang tajam dibanding kondisi awal sebelum diadakan tindakan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nanang dengan judul

(22)

Indonesia Yang Baik dan Benar Melalui Kegiatan Membaca

Pemahaman Pada Siswa Kelas VI SDN 02 Madiun Lor Kota Madiun

Tahun 2008”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar, melalui membaca pemahaman. Target penelitian

adalah peningkatan ketuntasan belajar sebesar 75% dari jumlah siswa

swbanyak 30 siswa. Penelitian ini terbukti meningkatkan kemampuan

menulis siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa.

Kondisi awal peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan belajar 33

%, meningkat menjadi 56,7 % pada siklus pertama, dan meningkat lagi

76,67 % pada siklus kedua. Pada siklus 2 ini 23 siswa dari 30 siswa

mencapai ketuntasan belajar. Kesimpulan dari penelitian ini dengan

membaca pemahaman dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

menangkap pesan isi bacaan dan meningkatkan kemampuan menulis

siswa.

B. Kemampuan Menulis

1. Pengertian Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi

Menurut Poerwadarminta (1987:628) kemampuan merupakan

kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kemampuan berbahasa

merupakan kemampuan seseorang menggunakan bahasa yang

(23)

Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan

berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin

terampil seseorang berpikir semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.

Kemampuan ini dapat diperoleh dari latihan yang intensif dan

bimbingan yang sistematis. Kemampuan mengarang bukanlah

kemampuan yang diwariskan turun temurun, tetapi merupakan hasil

proses belajar mengajar dan ketekunan berlatih. Kemampuan

menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan, memilih kata yang tepat,

membuat kalimat yang efektif dan sepenuhnya menjamin seseorang

mampu menulis.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat mengembangkan

kemampuan dalam aspek membaca, menulis, berbicara, dan

mendengar. Salah satu kemampuan yang diharapkan dalam penelitian

ini adalah kemampuan menulis.

2. Pengertian Menulis

Ada banyak definisi tentang menulis. Menurut Kartono

(2009:17) menulis adalah sebuah aktivitas yang komplek bukan hanya

sekedar mengurutkan kalimat-kalimat, tetapi lebih dari pada itu.

Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya

kepada khalayak. Ide yang sudah tertuang dalam tulisan, kelak

memiliki kekuatan untuk menembus ruang dan waktu sehingga

(24)

merupakan satu upaya untuk mewariskan dan meneruskan ide atau

gagasan kepada generasi selanjutnya agar ide tersebut terpelihara dan

tetap hidup.

Menulis dapat pula diartikan sebagai aktivitas pengekspresian

ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang

kebahasaan atau bahasa tulis (Akhdiyah dalam Rofi’udin dkk., 2002:

184). Kegiatan menulis melibatkan berbagai aspek dan kosakata,

penataan baca dan ejaan paragraf, pengolahan gagasan serta

pengembangan model karangan.

Menurut Tarigan (1985:21) menulis ialah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami

bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan suatu representasi

bagian dari kesatuan kesatuan ekspresi bahasa. Menulis gambar

bukanlah menulis.

Selain itu menulis dapat pula diartikan sebagai kemampuan

menggunakan bahasa untuk menyatakan ide pikiran atau perasaan

kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis. Menulis

merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan

ke dalam lambang-lambang kebahasaan (Harris dalam Rofi’udin,

(25)

Menulis dapat pula dipandang sebagai proses. Dalam menulis

kalimat penulis akan menyajikan bagian-bagiannnya, kemudian

berhenti dan membaca untuk membuat pertimbangan-pertimbangan,

merevisi atau mengganti yang telah ditulisnya. Murray (dalam

Rofi’uddin, (2002:184) mendeskripsikan menulis sebagai proses

penemuan ide-ide untuk diekspresikan dan proses ini dipengaruhi oleh

pengetahuan dasar yang dimiliki.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan,

menulis merupakan kemampuan menuangkan ide dan gagasan ke

dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang

benar sehingga tulisan yang dihasilkan mampu dipahami oleh pembaca

dan dapat diabadikan.

3. Langkah-langkah Menulis

Dalam menulis membutuhkan tiga hal yang saling berkaitan

yaitu: kemauan, pengetahuan dan keterampilan (Kartono, 2009 : 32).

Kemauan merupakan dorongan dari dalam hati yang menggerakkan

untuk bertindak. Pengetahuan merupakan kekayaan mengenai teknis

tulis menulis dan isi tulisan. Pengetahuan dapat diciptakan dengan

banyak membaca, berdiskusi, melihat, mengamati dan mendengar.

Keterampilan menulis merupakan penggabungan yang harmonis

(26)

seseorang yang mau bertindak dan tahu yang harus dilakukan dan

tahu cara melakukan.

Agar dapat menyajikan hasil tulisan yang baik, penulis harus

mengetahui langkah-langkah menulis. Kartono (2009:34) merumuskan

langkah memulai menulis, yaitu (1) menemukan ide, (2) menentukan

sikap atas ide tersebut, (3) mencari sudut pandang yang berbeda dari

pembahasan terdahulu, (4) mencari argumen untuk mendukung dan

menguatkan sikap, (5) menentukan judul dan, (6) merumuskan

pokok-pokok pikiran.

4. Menulis Karangan Eksposisi

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam

bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (The

Liang Gie, 1992: 17) dari pengertian ini dapat dikemukakan bahwa

suatu karangan harus memiliki (1) ide/gagasan yaitu sesuatu yang

ingin disimpulkan kepada pembaca; (2) tuturan/wacana, yaitu bentuk

pengungkapan gagasan secara naratif, deskriptif, eksposition atau

argumentatif (3) tatanan/oragnisasi yaitu penataan gagasan secara

logis: dan (4) wahana/medium, yaitu bahasa tulis sebagai sarana untuk

menyampaikan ide yang menyangkut pemilihan kata, gramatika,

retorika. Keempat unsur inilah yang dapat menentukan kualitas

karangan yang dapat dimengerti atau tidak oleh pembac. Kata

(27)

yang berarti membuka, sesuai dengan tujuan penulisan eksposisi (

dalam Rosyadi, 2008) yaitu untuk memberitahu, mengupas,

menguraikan atau menerangkan sesuatu. Tujuan penulisan eksposisi

adalah untuk memberitahukan atau menginformasikan. Dalam

kenyatannya hampir semua tulisan di media massa, majalah atau koran

bersifat eksposisi. Sesuatu yang diinformasikan berupa data dan fakta

yang terjadi kemudian diinformasikan kepada pembaca untuk

diketahui, dipahami atau sekedar meliput opini umum.

Agar dapat menulis karangan eksposisi dengan baik, kita perlu

memahami dan menguasai teknik menulis wacana eksposisi. Menurut

Rofi’udin dkk. (2002:122) ada enam hal yang perlu diperhatikan yaitu

(1) panjang karangan yang akan disusun, (2) tujuan penulisan, (3)

kesempatan kita untuk menulis, (4) kondisi pembaca yang dituju, (5)

pengetahuan dan pengalaman kita berkaitan dengan masalah yang akan

kita tulis dan, (6) hal yang paling utama tentang masalah yang akan

kita sajikan kepada pembaca.

Menulis karangan eksposisi merupakan kemampuan

menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk tulisan dengan

menggunakan bahasa dan ejaan yang benar yang bertujuan untuk

memberitahukan atau menginformasikan sehingga tulisan yang

dihasilkan mampu dipahami oleh pembaca dan dapat diabadikan.

Dalam menulis karangan eksposisi siswa sering mengalami

(28)

dan audio visual dapat menunjukkan permasalahan-permasalahan yang

ada dalam kehidupan sehari-hari seperti bencana banjir dan tanah

longsor, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menuangkan pikiran

ke dalam bentuk karangan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan

model pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan yang ada

pada dunia nyata. Siswa diminta mencari pemecahan melalui

penyelidikan. Penyelidikan dapat dilakukan dengan mengamati media

yang disajikan guru maupun yang telah dipersiapkan oleh siswa.

Dalam penyelidikan ini siswa dapat saling berinteraksi dan berdiskusi

dengan siswa lain sehingga dapat menemukan solusi terbaik untuk

mengatasi masalah yang dihadapi. Pembelajaran melalui pendekatan

berbasis masalah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis

karangan eksposisi siswa kelas IV SDN Nyamplung.

C. Pengertian dan Tahap Pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis

Masalah

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan

adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada

kemampuan mengingat. Otak anak dipaksa untuk menimbun berbagai

(29)

Pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas

proses pendidikan adalah pendekatan sistem pembelajaran, dengan ini

kita bisa melihat berbagai aspek untuk mempengarui keberhasilan

suatu proses pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi

pilihan yang baik agar siswa dapat memahami berbagai informasi dan

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah

merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk

belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan

masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari materi kuliah atau materi pembelajaran

(Sudarman,2008:1)

Howard Barrows dkk. (Amir, 2009:21) merumuskan bahwa

Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses

pembelajaran dalam kurikulum dirancang masalah-masalah yang

menutut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting membuat

mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki kecakapan

berpartisipasi dalam tim.

Menurut Dutch dalam Amir (2009:21) Pembelajaran Berbasis

Masalah merupakan metode instruksional yang menantang mahasiswa

agar “belajar untuk belajar” bekerja sama dalam kelompok untuk

(30)

untuk berpikir kritis dan analitis dan untuk mencari serta menggunakan

sumber belajar yang sesuai.

Menurut Bound dkk (Wena, 2008:91) Pembelajaran berbasis

masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat

konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk

masalah terbuka melalui stimulus dalam belajar.

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang

didasarkan pada permasalahan yang ada pada dunia nyata, kemudian

siswa diminta untuk berpikir kritis menyelesaikan masalah melalui

penyelidikan. Masalah - masalah yang diangkat merupakan masalah

yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi dalam

masyarakat atau siswa sendiri yang mengalami. Dalam penelitian ini

masalah yang diangkat adalah bencana banjir dan tanah longsor.

Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa dapat berpikir kritis

sehingga siswa akan lebih mudah untuk menuangkan ide-ide baru ke

dalam bentuk karangan eksposisi.

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Sovie dan Hughes dalam Wena (2008:91), menyatakan bahwa

strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik

(31)

a. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan

b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia

nyata siswa

c. Mengorganisasikan pembelajaran diseputar permasalahan bukan

di seputar disiplin ilmu

d. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan

menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri

e. Menggunakan kelompok kecil

f. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah

dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.

Menurut Amir (2009:23) karakteristik yang tercakup dalam

proses pembelajaran berbasis masalah adalah:

a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran

b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia

nyata yang disajikan secara mengambang.

c. Masalah biasanya menuntut prespektif majemuk.

d. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan

pembelajaran diranah pembelajaran yang baru

e. Sangat mengutaman belajar mandiri.

f. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi tidak dari

(32)

g. Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.

Pembelajaran bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling

mengajarkan (peerteaching), dan melakukan presentasi.

Menurut peneliti karakteristik pembelajaran berbasis masalah

adalah pembelajaran dimulai dari masalah yang sering dilihat ataupun

dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya masalah

siswa dapat berinteraksi, berdiskusi, dan bekerja sama dengan teman

untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

Siswa juga mampu mendemonstrasikan hasil yang telah dipelajari ke

dalam bentuk kinerja dan produk karangan eksposisi.

3. Tahap Pembelajaran Melalui Pendekatan Berbasis Masalah

Dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi melalui

pendekatan berbasis masalah ini, peneliti akan melakukan delapan

tahap pembelajaran yang dikemukan oleh Forgaty. Menurut Forgaty

dalam Wena (2008: 92) tahap-tahap strategis pembelajaran berbasis

masalah adalah sebagai berikut ; a) menentukan masalah, b)

mendefinisikan masalah, c) mengumpulkan fakta, d) menyusun

hipotesis (dugaan sementara), e) melakukan penyelidikan, f)

menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, g)

menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif dan, h)

(33)

4. Kelebihan Pendekatan Berbasis masalah

Pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah memeliki

beberapa kelebihan. Amir (2009:ix) mengatakan adanya kelebihan

dalam pembelajaran berbasis masalah ini diantaranya adalah

a. Siswa terbiasa mengatasi masalah dan mencari solusi terhadap

masalah yang dihadapi

b. Siswa belajar berfikir kritis dan kreatif

c. Pengetahuan siswa tentang masalah yang relevan dengan dunia

praktik meningkat

d. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam kelompok

5. Kekurangan Pendekatan Berbasis Masalah

Pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah memeliki

beberapa kekurangan. Amir (2009:viii) mengatakan adanya

kekurangan dalam pembelajaran berbasis masalah ini diantaranya

adalah

a. Pemahaman tentang pembelajaran berbasis masalah belum terlalu

meluas.

b. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi memerlukan solusi,

pembelajaran berbasis masalah membiasakan kita untuk tidak

(34)

c. Siswa belum terbiasa belajar dengan Pendekatan Berbasis Masalah,

sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk membiasakan

siswa

D. Media Pembelajaran dalam Menulis Karangan Eksposisi

1. Pengertian Media

Kata “media” adalah bentuk jamak dari “medium”, yang

berasal dari bahasa Latin ‘medius’ yang berarti “tengah”. Dalam

bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau

“sedang’. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang

mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi

pesan) dan penerima pesan (John 1988 : 11). Media adalah segala

bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian

informasi. Dalam John (1998:12) ada beberapa pendapat tentang arti

media secara umum:

a. Menurut Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantara yang

digunakan oleh manusia untuk menyampaikan/menyebar ide, sehingga

ide, atau pendapat, atau gagasan yang dikemukakan/disampaikan itu

bisa sampai pada penerima.

b. Pendapat Mc Luhan yang dikutip oleh Amir Akhsin (1986:9), bahwa

media juga disebut saluran (channel), karena menyampaikan pesan

(35)

c. Blake dan Horalsen mengatakan bahwa media adalah saluran

komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara

sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan.

d. Menurut Oemar Hamalik (1986 : 21) hubungan komunikasi interaksi

itu akan berjalan dengan lancar dan tercapai hasil yang maksimal,

apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.

2. Media Pembelajaran yang Mendukung Keterampilan Menulis

Karangan Eksposisi

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan media

gambar dan media audio visual untuk mendukung keterampilan

menulis karangan eksposisis siswa.

1) Media Gambar

Menurut Hamalik (1980:81) gambar ilustrasi fotografi

adalah gambar yang tidak diproyeksikan, terdapat dimana-mana,

baik di lingkungan anak-anak maupun lingkungan orang dewasa,

mudah diperoleh dan ditunjukkan pada anak-anak. Gambar yang

berwarna pada umumnya menarik perhatian siswa.

Beberapa alasan sebagai dasar penggunaan gambar

(Hamalik 1980:81) adalah

a) Gambar bersifat konkrit artinya melalui gambar para siswa

dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan

(36)

b) Gambar mengatasi batas waktu dan ruang. Gambar merupakan

penjelasan dari benda-benda yang sebenarnya yang kerap kali

tak mungkin dilihat berhubung letaknya jauh atau terjadi pada

masa lampau.

c) Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera

manusia

d) Benda-benda yang kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata,

dibuat fotografiknya sehingga dapat dilihat dengan jelas.

e) Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah, karena

itu bernilai terhadap semua pelajaran di sekolah

f) Gambar-gambar mudah didapat dan murah. Gambar bernilai

ekonomis, menguntungkan dan meringankan beban sekolah.

g) Mudah digunakan baik untuk perorangan maupun untuk

kelompok siswa. Satu gambar dapat dilihat oleh seluruh kelas,

bahkan seluruh sekolah.

Penggunaan gambar secara efektif di dalam kelas harus

disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal warna, besar

kecil gambar. Gambar dapat dijadikan media yang kreatif untuk

memperkaya fakta dan memperbaiki kekurangjelasan. Hamalik

(1980:85) mengemukakan kriteria-kriteria dalam memilih gambar

yang baik di antaranya keaslian gambar, kesederhanaan, bentuk

item, perbuatan, fotografi, artistik. Kriteria tersebut dapat

(37)

a) Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang

sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang

sesungguhnya.

b) Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna,

menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai aesthetis secara

murni dan mengandung nilai praktis.

c) Bentuk item. Hendaknya si pengamat dapat memperoleh

tanggapan yang tepat tentang obyek-obyek dalam gambar,

misalnya gambar dalam surat kabar, majalah dan sebagainya.

d) Perbuatan. Gambar hendaknya menunjukkan hal sedang

melakukan suatu perbuatan sehingga anak-anak akan lebih

tertarik dan lebih memahami gambar.

e) Fotografi. Anak-anak lebih tertarik pada hal-hal yang nilai

fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional,

misalnya terlalu terang atau terlalu gelap.

f) Artistik. Penggunaan gambar tentunya disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dicapai

2) Media audio visual

Media audio visual adalah alat-alat yang dapat didengar dan

alat-alat yang dapat dilihat.Alat ini gunanya untuk membuat cara

(38)

audio visual yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

gambar/slide.

Media audio visual digunakan karena mempermudah orang

menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi serta dapat

menghindarkan salah pengertian, mendorong keinginan untuk

mengetahui lebih banyak dan mengekalkan pengertian yang

didapat (Suleiman 1981:17-18).

Media film tentang bencana banjir dan tanah longsor dapat

membantu siswa untuk berpikir kritis. Siswa mampu menuangkan

ide-ide berdasarkan film yang diamati siswa, sehingga

memudahkan siswa menulis karangan eksposisi.

Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media

gambar/slide dan film. Alasan pemilihan media ini adalah media

gambar/slide dan film merupakan media yang konkrit yang mampu

memberikan daya tarik bagi siswa, media ini membantu

memberikan pengalaman belajar bagi siswa dan mampu membantu

siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah yang

berkaitan dengan kehiupan sehari-hari siswa diantaranya bencana

banjir dan tanah longsor. Sehingga dengan media gambar/slide dan

film ini siswa mampu menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk

(39)

E. Kerangka Berpikir

Pembelajaran bahasa Indonesia aspek menulis khususnya pada

kompetensi dasar siswa mampu menyusun karangan tentang berbagai topik

sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar (huruf, tanda

baca, tanda koma dll), perlu disampaikan dengan menggunakan pendekatan

yang tepat. Penggunaan pendekatan yang tepatberdampak padab pencapaian

hasil belajar siswa. Pendekatan berbasis masalah merupakan salah satu model

pmbelajaran yang inovatif yang dapat diterapkan dalam pmbelajaran bahasa

Indonesia aspek menulis.

Pada pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis melalui pendekatan

berbasis masalah yang dijadikan topik pembelajaran di kelas adalah masalah

yang riil/nyata. Siswa dihadapkan pada masalah dan diminta untuk

mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis,

melakukan penyelidikan, menyempurnakan masalah, menyimpulkan alternatif

pemecahan masalah, dan melakukan pengujian hasil pemecahan masalah.

Pengalaman belajar melalui pendekatan berbasis masalah melatih

kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa mendapat pengetahuan baru pada saat

melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi mengenai masalah

yang dihadapi. Siswa mampu menjalin kerja sama dan berbagi pengetahuan

dalam diskusi kelompok. Dari diskusi siswa mampu berpikir kritis dan mampu

memunculkan ide-ide kreatifnya untuk dapat memecahkan masalah yang

(40)

eksposisi melalui pendekatan berbasis masalah dapat memudahkan siswa

untuk menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.

F. Hipotesis

Pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah dapat meningkatkan

kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SDN Nyamplung

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Nyamplung

Gamping yang berjumlah 17 anak yang terdiri dari 6 anak perempuan dan 11

anak laki-laki.

B. Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari – Agustus tahun

2010. Pengambilan data dilakukan pada bulan April – Mei tahun Ajaran

2009/2010.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SD N Nyamplung Gamping yang

berlokasi di Nyamplung, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Sekolah

ini adalah sekolah negeri yang berada di tengah desa dengan jumlah murid

yang tidak terlalu banyak.

D. Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa menulis karangan eksposisi

(42)

E. Desain Penelitian

Desain pembelajaran ini termasuk dalam desain penelitian kuantitatif.

Data kuantitatif diperoleh dari hasil karangan siswa pada tindakan siklus 1

dan tindakan siklus 2, yaitu tindakan yang berupa pembelajaran menulis

karangan melalui pendekatan berbasis masalah dengan menggunakan media

gambar dan media audio visual.

F. Rancangan Tindakan

1. Persiapan

a. Permintaan ijin kepada kepala SD Negeri Nyamplung Gamping untuk

melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut

b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh gambaran

sepintas mengenai tingkah laku siswa

c. Identifikasi masalah

d. Analisis masalah

e. Perumusan masalah

f. Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus.

g. Melakukan observasi dan mencari data nilai karangan siswa

h. Penyusunan silabus, RPP, LKS, dan instrument penilaian

2. Rencana Tindakan

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk

(43)

kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan

kualitas pembelajaran (Kasihani Kasbolah, 2001 : 11)

Dalam penelitian ini peneliti akan melaksanakan 2 siklus dengan

rencana kegiatan dapat digambarkan pada bagan di bawah ini

DESAIN PEMBELAJARAN

Bagan 1. Gambaran siklus 1 dan 2

a. Siklus I

1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif

pemecahan masalah.

b) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam

PBM.

c) Menentukan materi pokok pembelajaran.

d) Mengembangkan skenario pembelajaran.

e) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.

f) Mengembangkan format penilaian.

Tahap Rencana Tindakan Siklus

I

Pelaksanaan Tindakan

Observasi

Refleksi

Tahap Rencana Tindakan Siklus

(44)

2) Tindakan siklus 1 ( 4 jp )

Menerapkan tindakan bertolak dari perencanaan yang telah

dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengorganisasi siswa di kelas

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

c) Menyampaikan materi pembelajaran.

d) Mengenalkan strategi mengarang eksposisi dengan media

gambar pada tema bencana alam.

Secara singkat kegiatan siswa pada siklus I adalah sebagai

berikut :

Tabel 1 Kegiatan siswa siklus 1

No. Pembelajaran Berbasis Masalah

Kegiatan Pembelajaran Ketera ngan

Tahab Pramenulis

1. Menemukan Masalah

 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan dilaksanakan

 Guru memulai pembelajaran dengan memperlihatkan gambar bencana alam secara klasikal dan mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar tersebut. Siswa mengamati gambar tersebut dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

 Guru menjajagi sejauh mana

pengetahuan dan pengalaman siswa tentang peristiwa bencana alam dan penyebab terjadinya bencana alam berdasarkan gambar yang disajikan oleh guru.

 Guru membagi siswa dalam

kelompok

(45)

berkaitan dengan banjir dan tanah longsor dan berdiskusi dalam kelompok

Tahap Menulis

2. Mendefinisik an Masalah

 Siswa mencoba membuat rumusan masalah sendiri, misalnya “Mengapa bencana banjir / tanah longsor sering terjadi?” atau “Apa penyebab terjadinya bencana banjir / tanah longsor?”

3. Mengumpulk an Fakta

 Siswa (dalam kelompok)

mengumpulkan fakta-fakta berasarkan masalah yang dihadapi,

siswa keluar kelas untuk mengamati berbagai gambar yang dipasang oleh guru, siswa kembali kedalam kelas

 Siswa membaca berbagai informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor yang sudah di bawa dari rumah.

4. Menyusun Hipotesis (Dugaan Sementara)

 Siswa berdiskusi dalam kelompok

membuat hipotesis/dugaan sementara mengenai penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor serta akibat banjir dan tanah longsor.

5. Melakukan Penyelidikan

 Siswa melakukan penyelidikan terhadap masalah bencana alam (banjir dan tanah longsor) dengan melihat/membaca informasi dari data yang sudah dimiliki dan dari kartu jemuran yang disajikan guru 6. Menyempurn

a- kan

permasalahan yang telah didefinisikan

 Siswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk menyempurnakan masalah berdasarkan informasi yang telah diperoleh .

7. Menyimpulk an alternatif pemecahan masalah secara

(46)

kolaboratif guru membimbing siswa. 8. Melakukan

pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah

 Siswa dan guru mencari solusi untuk mengatasi masalah bencana yang ada di sekitar kita dan mempraktekkan salah satu hasil solusi pemecahan masalah, missal membuang sampah pada tempatnya atau menanam pohon

 Siswa mendengarkan dan mencatat hasil presentasi kelompok lain.

 Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang menulis karangan eksposisis dan memperhatikan contoh karangan eksposisi yang disajikan oleh guru.

 Siswa menulis karangan eksposisi berdasarkan salah satu topik dari gambar yang telah diamati.

Tahap Pascamenulis

 Siswa dan guru menyimpulkan hasil penelitian secara bersama-sama.

 Siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.

Prosedur/Tahapan Pembelajaran aspek menulis melalui pendekatan

(47)

Bagan 2. Tahapan pembelajaran aspek menulis karangan eksposisi pada siklus 1

Tugas individual sebelum pembelajaran: Siswa diberi tugas untuk mencari bahan/informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor

Tahap Pramenulis Tahap Menulis Tahap Pascamenulis

Siswa mendefinisikan

masalah, yaitu ”Apa penyebab terjadinya bencana banjir dan tanah longsor?”

Siswa menemukan masalah, yaitu bencana banjir dan tanah longsor yang dapat

menimbulkan korban jiwa, harta, dan penderitaan Siswa mengamati

gambar-gambar bencana alam

Guru menjajagi pengetahuan siswa tentang bencana alam dengan menanyakan bencana alam apa yang sering terjadi di Indonesia

Guru membagi siswa dalam kelompok.

Siswa mengumpulkan fakta tentang bencana alam dengan mengamati gambar yang dipajang guru

Siswa menyusun hipotesis mengenai penyebab terjadinya bencana alam.

Siswa melakukan penyelidikan dari data yang dimiliki :gambar, berita dari koran, (kartu jemuran), dll

Siswa menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan mengenai penyebab terjadinya bencana alam

Siswa menyimpulkan alternatif pemecahan masalah,

mengenai cara menanggulangi bencana alam.

Siswa melakukan pengujian terhadap solusi untuk menentukan solusi terbaik misalnya mempraktekkan membuang sampah pada tempatnya.

Siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran

Siswa melakukan refleksi pembelajaran

(48)

3) Observasi

Mencatat temuan-temuan yang ada selama proses belajar

mengajar dan menganalisis hasil yang diperoleh siswa.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama

proses belajar mengajar.

b) Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan

teman sejawat tentang temuan-temuan yang diperoleh dalam

proses belajar mengajar.

c) Melakukan revisi untuk perbaikan siklus selanjutnya (siklus

ke-2)

b. Siklus 2

1) Perencanaan

Identifikasi masalah dan mencari alternatif pemecahannya

berdasarkan hasil evaluasi pada siklus ke-1.

2) Tindakan siklus 2 ( 4 jp)

Menerapkan tindakan bertolak dari perencanaan yang telah dibuat

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mengorganisasi siswa di kelas.

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

c) Menyampaikan materi pembelajaran.

d) Memantapkan peningkatan kemampuan mengarang dengan

(49)

Secara singkat kegiatan siswa pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kegiatan siswa pada siklus 2

No. Pembelajaran Berbasis Masalah

Kegiatan Pembelajaran Ketera ngan Tahap Pramenulis

1. Menemukan Masalah

 Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan dilaksanakan

 Guru memulai pembelajaran dengan memperlihatkan gambar/slide bencana alam secara klasikal dan mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar tersebut. Siswa mengamati gambar tersebut dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

 Guru menjajagi sejauh mana pengetahuan dan pengalaman siswa tentang peristiwa bencana alam dan penyebab terjadinya bencana alam berdasarkan gambar yang disajikan oleh guru.

 Guru membagi siswa dalam kelompok

 Siswa diberi permasalahan yang berkaitan dengan banjir dan tanah longsor dan berdiskusi dalam kelompok.

Tahab Menulis 2. Mendefinisikan

Masalah

 Siswa mencoba membuat rumusan masalah sendiri, misalnya “Mengapa bencana banjir / tanah longsor sering terjadi?” atau “Apa penyebab terjadinya bencana banjir / tanah longsor?”

3. Mengumpulkan Fakta

 Siswa (dalam kelompok) mengumpulkan fakta-fakta berasarkan masalah yang dihadapi, siswa mengamati/melihat film yang ditayangkan oleh guru

 Siswa membaca berbagai informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor yang sudah di bawa dari rumah.

4. Menyusun Hipotesis (Dugaan Sementara)

(50)

dan tanah longsor. 5. Melakukan

Penyelidikan

 Siswa melakukan penyelidikan terhadap masalah bencana alam (banjir dan tanah longsor) dengan melihat/membaca informasi dari komik tentang bencana banjir dan tanah longsor yang ditayangkan oleh guru.

6. Menyempurna- kan

permasalahan yang telah didefinisikan

 Siswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk menyempurnakan masalah berdasarkan informasi yang telah diperoleh dengan membaca komik tentang bencana banjir dan tanah longsor.

7. Menyimpulkan alternatif

pemecahan masalah secara kolaboratif

 Membuat kesimpulan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif dan setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan guru membimbing siswa.

8. Melakukan pengujian hasil (solusi)

pemecahan masalah

 Siswa dan guru mencari solusi untuk mengatasi masalah bencana yang ada di sekitar kita dan mempraktekkan salah satu hasil solusi pemecahan masalah, misalnya dengan mempraktekkan membuang sampah pada tempatnya atau menanam pohon

 Siswa mendengarkan dan mencatat hasil presentasi kelompok lain.

 Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang menulis karangan eksposisis dan memperhatikan contoh karangan eksposisi yang disajikan oleh guru.

 Siswa menulis karangan eksposisi berdasarkan salah satu topik dari gambar yang telah diamati.

Tahap Pascamenulis

 Siswa dan guru menyimpulkan hasil penelitian secara bersama-sama.

 Siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.

Prosedur/Tahapan Pembelajaran aspek menulis melalui pendekatan

(51)

Bagan 3. Tahapan pembelajaran aspek menulis karangan eksposisi pada siklus 2 Tugas individual sebelum pembelajaran: Siswa diberi

tugas untuk mencari bahan/informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor

Tahap Pramenulis Tahap menulis Tahap Pascamenulis

Siswa mendefinisikan

masalah, yaitu ”Apa penyebab terjadinya bencana banjir dan tanah longsor?”

Siswa menemukan masalah, yaitu bencana banjir dan tanah longsor yang dapat

menimbulkan korban jiwa, harta, dan penderitaan Siswa mengamati

slide/ gambar-gambar bencana banjir dan tanah longsor.

Guru menjajagi pengetahuan siswa tentang bencana alam dengan menanyakan bencana alam apa yang sering terjadi di Indonesia

Guru membagi siswa dalam kelompok.

Siswa mengumpulkan fakta tentang bencana alam dengan mengamati film yang disajikan guru

Siswa menyusun hipotesis mengenai penyebab terjadinya bencana alam.

Siswa melakukan penyelidikan dari komik yang ditayangkan oleh guru.

Siswa menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan mengenai penyebab terjadinya bencana alam

Siswa menyimpulkan alternatif pemecahan masalah, mengenai cara menanggulangi bencana alam.

Siswa melakukan pengujian terhadap solusi untuk menentukan solusi terbaik misalnya mempraktekan membuang sampah pada tempatnya.

Siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran

Siswa melakukan refleksi pembelajaran

(52)

3) Observasi

Mencatat temuan-temuan yang ada selama proses belajar mengajar

dan menganalisis hasil yang diperoleh siswa.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama

proses belajar mengajar.

b) Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan teman

sejawat tentang temuan-temuan yang diperoleh dalam proses

belajar mengajar.

c) Melakukan kesimpulan hasil penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bukti untuk

menyusun suatu informasi (Arikunto,1998:114). Menurut cara

memperolehnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya. Data

sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara, seperti melalui

buku raport, leger, papan statistik, dan lain-lain. Berdasarkan hasil

pengertian tersebut, data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu

(53)

melalui pendekatan berbasis masalah sedangkan data sekunder berupa

nilai karangan siswa tahun 2009 dengan tema bebas.

Untuk memperoleh data tersebut di atas diperlukan teknik

pengumpulan data yang tepat. Dengan memperhatikan judul penelitian

dan instrumen penelitian, dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data.:

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Menyediakan lembar kerja siswa (LKS) dan pedoman penilaian yang

berisi indikator yang ingin dicapai. Fungsi LKS untuk memudahkan

siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan berbasis masalah

b. Menghitung rerata (mean) kelas yang diperoleh dari tiap indikator,

untuk mengetahui kemampuan menulis melalui pendekatan berbasis

masalah dengan menggunakan media gambar dan audio visual pada

tiap indikator. Untuk mengetahui nilai siswa pada tiap indikator

rumusnya adalah dengan menjumlahkan skor perolehan tiap aspek dan

mencatat skor siswa subjek dalam tabel.

2. Analisis Data

Teknik analisis data PTK ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi lapangan informal yang

diperoleh dan semua permasalahan yang muncul dalam implementasi

(54)

dengan observer. Hal tersebut dilakukan pada saat refleksi. Data

kuantitatif diperoleh dari hasil karangan siswa pada tindakan siklus 1 dan

tindakan siklus 2, yaitu tindakan yang berupa pembelajaran menulis

karangan melalui pendekatan berbasis masalah dengan menggunakan

media gambar pada siklus pertama dan media audio visual pada siklus

kedua.

Penilaian dalam menulis karangan eksposisi melalui pendekatan

berbasis masalah pada siklus 1 dan siklus 2 menggunakan skor tertinggi

40 dan skor terendah 10 dengan aspek yang dinilai judul karangan,

gagasan, organisasi gagasan, penggunaan struktur, ejaan

(Rofi’udin,2002:192).

Kemampuan mengarang dinyatakan dalam nilai rata-rata yang

diperoleh melalui langkah langkah berikut ini :

a. Penilaian

Untuk mengetahui nilai siswa pada setiap indikator rumusnya adalah

sebagai berikut :

x 100

SM R N

N : Nilai akhir yang diperoleh

R : Skor mentah yang diperoleh siswa

SM : Skor maksimal ideal dari tes

(55)

b. Menghitung nilai rata rata mengarang siswa kelas IV

Nilai rata-rata menulis karangan siswa kelas IV diperoleh dengan

membagikan jumlah nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis sehinga lebih mudah diolah

(Arikunto, 1998 : 151).

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah petunjuk

pembuatan menulis karangan eksposisi. Pada petunjuk menulis karangan

peneliti menyertakan kriteria penilaian sehingga siswa mengetahui

komponen-komponen yang dinilai.

Berikut ini merupakan penentuan aspek dan pembobotannya:

Tabel 3. Penentuan aspek dan pembobotan penilaian

No Aspek yang Dinilai Skala

(56)

Keterangan :

4 : sangat baik

3 : baik

2 : cukup

1 : kurang

 Petunjuk pengisian

1. Pemberian skor untuk masing-masing komponen dilakukan

dengan memberi tanda cek (v) pada kolom skala penilaian

2. Skor tiap komponen dikalikan bobot, kemudian hasil kali

diisikan pada kolom skor

 Deskripsi kriteria atau patokan

1. Judul

4 : Jika judul sesuai dengan tema dan isi karangan 3 : Jika judul sesuai dengan tema tetapi tidak sesuai isi

karangan

2 : Jika judul tidak sesuai dengan tema tetapi sesuai isi karangan

1 : Jika judul tidak sesuai dengan tema dan isi karangan

2. Gagasan

4 : Jika isi karangan sesuai dengan masalah yang dibahas

3 : Jika isi karangan hampir sesuai dengan masalah yang dibahas

2 : Jika isi karangan kurang sesuai dengan masalah yang dibahas

1 : Jika isi karangan tidak sesuai dengan masalah yang dibahas

3. Organisasi gagasan

4 : Terdiri dari 4 paragraf antara yang satu dengan yang lain ada keterkaitan/kepaduan

3 : Terdiri dari 4 paragraf antara yang satu dengan yang lain kurang ada keterkaitan/kepaduan

(57)

1 : Karangan kurang dari 3 paragraf antara yang satu dengan yang lain kurang ada keterkaitan/kepaduan 4. Penggunaan struktur

4 : Sangat cermat tidak ada penyimpangan dari kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku

3 : Pada umumnya sudah cermat dan tidak ditemui penyimpangan yang dapat dianggap merusak Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2 : Ada beberapa penyimpangan dari kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku tetapi tidak terlalu merusak Bahasa Indonesia.

1 : Terdapat cukup banyak kesalahan yang dianggap merusak kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku. 5. Ejaan

4 : Kesalahan dal.am menulis huruf kapital dan tanda baca kurang dari 15

3 : Kesalahan dalam menulis huruf kapital dan tanda baca kurang dari 20.

2 : Kesalahan dalam menulis huruf kapital dan tanda baca kurang dari 25.

1 : Kesalahan dalam menulis huruf kapital dan tanda baca lebih dari 25.

Validitas instrument penilaian ini di tempuh dengan keputusan ahli

dalam hal ini Dr. Yuliana Setiyaningsih dan Maria Melani Ika Susanti

selaku dosen pembimbing.

Pada penelitian ini, peneliti menetapkan target indikator

ketercapaian pada siklus 1 dan siklus 2. Berikut merupakan tabel indikator

ketercapaian pada siklus 1 dan siklus 2:

Tabel 4. Indikator Ketercapaian Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2.

Indikator Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2

Kemampuan menulis karangan eksposisi.

41,2% 65% 85%

Berdasarkan tabel di atas diketahui kondisi awal siswa yang

(58)

diharapkan 65% siswa mencapai KKM. Pada siklus 2 diharapkan 85%

siswa mencapai KKM.

H. JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2009/2010. Jadwal kegiatan penelitian disajikan dalam bar cart

berikut:

Tabel 5. Jadwal kegiatan penelitian

No. Rencana Kegiatan Waktu / Bulan

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst 1. Persiapan

- Observasi kelas - Menyusun

proposal - Revisi proposal - Bimbingan

dengan dosen

2. Pelaksanaan - Menyiapkan kelas dan alat - Melakukan

penelitian

3. Penyusunan Laporan - Menyusun

konsep laporan - Perbaikan

laporan/bimbing an

- Penyusunan skripsi - Ujian skripsi - Pengumpulan

naskah artikel

 

  

(59)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi penelitian

Pengambilan data Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas IV SDN

Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis

Masalah dilaksanakan pada tanggal 1 April sampai dengan 11 Mei 2010.

Pelaksanana penelitian terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus secara garis

besar terdiri dari empat bagian, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi. Adapun penjelasan tiap siklus akan peneliti uraikan sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan siklus 1 peneliti melakukan observasi dan meminta

nilai karangan siswa kepada guru kelas untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam menulis karangan. Dalam hal ini siswa menulis

karangan dengan topik bebas artinya siswa menentukan sendiri topik dan

judulnya.

Setelah mengetahui kemampuan awal siswa, peneliti melaksanakan

siklus pertama. Tindakan siklus 1 terdiri dari satu kali pertemuan. Pada tahab ini

(60)

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, media pembelajaran, contoh karangan

dan lembar kerja siswa.

Kompetensi dasar yang akan dicapai dalam kegiatan menulis adalah

siswa mampu menyusun karangan dengan berbagai topik sederhana dengan

menggunakan berbagai ejaan yang benar ( tanda baca dan huruf kapital yang

benar).

Pada siklus ini peneliti menyampaikan materi sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Adapun langkah-langkah pembelajaran pada

siklus 1 sebagai berikut.

1) Peneliti mengorganisasi siswa di kelas. Dalam kegiatan ini tempat duduk

siswa diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa untuk saling

bertukar pendapat atau berdiskusi. Siswa diatur secara berkelompok, tiap

kelompok terdiri dari 4-5 anak.

2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Tujuan

pembelajaran yaitu siswa dapat menulis karangan eksposisis melalui

pembelajaran berbasis masalah.

3) Peneliti menyampaikan materi menggunakan media gambar dengan

langkah dalam pembelajaran berbasis masalah. Adapaun

langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :(a)

menentukan masalah, (b) mendefinisikan masalah, (c) mengumpulkan

fakta, (d) menyusun hipotesis (dugaan sementara), (e) melakukan

(61)

(g) menyimpulkan alternatif pemecahan seara kolaboratif dan, (h)

melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.

4) Peneliti memberikan contoh karangan eksposisi dan menjelaskan

langkah-langkah menulis karangan.

5) Siswa menulis karangan eksposisi berdasarkan gambar yang diamati dan

hasil diskusi dengan teman satu kelompok selama mengikuti pembelajaran

melalui langlah-langkah pembelajaran berbasis masalah.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu pada hari Senin, 1 April 2010 selama

4 jp (4x35 menit). Proses pembelajaran mengacu pada RPP yang telah

dipersiapkan. Pembelajaran menulis karangan eksposisi melalui pendekatan

berbasis masalah pada siklus 1 ini dengan menggunakan media gambar.

c. Observasi

Sebelum pelaksanaan siklus 1 untuk mengetahui kondisi awal, peneliti

melakukan observasi dan meminta nilai kepada wali kelas IV SD Negeri

Nyamplung. Hasil rata-rata nilai mengarang siswa masih sangat minimal.

Terutama dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas menulis karangan bebas tahun

2009. Dari hasil observasi diketahui nilai rata-rata siswa 62,94. Siswa yang

nilainya di atas KKM sebanyak 7 anak atau 41,2% .

Kegiatan observasi juga dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

pembelajaran oleh seorang guru yang telah ditunjuk. Data yang dapat peneliti

amati pada penelitian ini secara garis besar ada dua hal yaitu catatan selama

Gambar

Tabel kondisi awal siswa …..………………………………….
gambar  dan media audio visual untuk mendukung keterampilan
Gambar-gambar mudah didapat dan murah. Gambar bernilai
Gambar itu
+7

Referensi

Dokumen terkait

(1) Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Perdiansyah 2014

Semua Belanja Honorarium Kegiatan (Pengawas, Korektor, Panitia) PPh Pasal 21 NPWP Madrasah 5%.. Semua Belanja Barang lebih dari sama

Masjid Al-Aqsa/ akan diruntuhkan.../ Rakyat Palestina/ kini hidup dalam krisis berkepanjangan/ Yahudinisasi juga makin ditegakkan/ melalui pembangunan pemukiman

PENERAPAN METODE KWL (KNOW-WANT TO KNOW- LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 3 CIKIDANG.. KABUPATEN

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh ferri sulfat dan zeolit dalam proses penurunan kadar besi dan mangan dengan metode elektrokoagulasi.. Dalam penelitian ini, ferri sulfat

Perkembangan game yang selalu cepat, mendorong minat para penggemar game untuk lebih memahami game itu sendiri, baik saat dimainkan ataupun dalam proses pembuatannya. Game ini

Untuk memperjelas penulisan ilmiah ini, penulis sertakan landasan teori perancangan sistem dan beberapa teori yang digunakan sebagai alat Bantu untuk merancang sistem sehingga