PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS IV SDN NYAMPLUNG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN
2009/2010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: PARNIATI NIM : 081134189
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS IV SDN NYAMPLUNG SEMESTER 2 TAHUN AJARAN
2009/2010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: PARNIATI NIM : 081134189
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan untuk :
1. Ant. Rusman Nurhadi; suamiku tercinta yang telah mendukungku,
2. Orang tuaku, yang telah memberi restu kepadaku,
3. Andhika Christian Jati; anakku yang aku sayangi,
4. Semua teman-teman yang telah mendukungku.
v
MOTTO
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Agustus 2010
Penulis
Parniati
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Parniati Nomor Mahasiswa : 081134189
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dat, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 Agustus 2010
Yang menyatakan
(Parniati)
viii
ABSTRAK
Parniati, 2010, Peningkatan Kempuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah” dapat diselesaikan. Skripsi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kegiatan menulis karangan kemampuan siswa kelas IV SDN Nyamplung masih rendah. Akibatnya hasil tulisan merekapun masih kurang memuaskan.Peneliti sebagai guru kelas IV merasa prihatin, dan merasa terpanggil untuk meningkatkan nilai menulis karangan siswa kelas IV SDN Nyamplung yaitu dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 melalui pendekatan berbasis masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang diawali dengan permasalahan yang nyata. Melalui pembelajaran ini siswa mampu merumuskan masalah, mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta-fakta, dan mencari solusi untuk memecahkan masalah. Siswa juga dapat berinteraksi dan menjalin karja sama dengan teman. Pembelajaran ini mampu mengarahkan siswa untuk berpikir kritis, sehingga memudahkan siswa dalam membuat karangan eksposisi.
Dalam penelitian ini ada dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan selama 4 jam pelajaran (4x35menit). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil karangan siswa kelas IV SDN Nyamplung. Instruman penelitian ini berupa tes subjektif, sedangkan teknik analisis data berupa teknik statistik deskriptif.
ix
ABSTRACT
Parniati, 2010 The development of the ability in writing an Exposition essay for the fourth grade students of SD N Nyamplung for the second semester, year 2009 / 2010 through the problem based learning method could be finished PGSD of the Thesis of Sanata Dharma university.
In writing an essay, the ability fourth grade students of SD N Nyamplung still low. As a result, their essay is not really satisfying. The researcher, as teacher of the fourth grade students feels sad and feels that the researcher must develop their writing skill and increase their score of writing an essay for the fourth grade student of SD N Nyamplung through the problem based learning method. The aim of this research is to develop the ability in writing exposition essay of the fourth grade student of SD N Nyamplung for the second year 2009/2010 through the problem based learning method is a method which begins with the real problem. Through this learning, the student can identify problem, define problem, collect facts, and find the solution to solve the problem. The student can also interact and work together with their friends. This learning method is able to direct students to think in a way, so it can make them more easier in writing an exposition essay.
There are two siklus in this research, each cyclus consist of one meeting for four hours (4 x 35 minutes). The researcher uses quantitative descriptive method in this research. The gources of the data from the essays of the fourth grade student of SD N Nyamplung. Its instrument is a subjective test, whereas the technical for data analysis is statistic descriptive technical.
From the result of this research, the researcher can be concluded that there is a development in writing an exposition essay through problem based learning method, and the result a self is very satisfying. It can be seen from the aspect analysis and the mean of their score. Which increase rapidly from the previous condition until there is an action to develop the student in writing. In the previous condition the mean of the student score 62,94, only 41,2% student gain the minimum learning score (KKM). After the first cyclus, the student score is 66,02 and 64,70% student gain the minimum learning score (KKM). In the second cyclus their ability in writing increase rapidly, their score 79,68, in this cyclus, the student who gain the KKM is 87,5%.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, atas rahmatNya laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah” dapat diselesaikan.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebagai salah satu tugas mata kuliah PTK dan sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Lebih utama tugas ini dilakukan sebagai usaha untuk memenuhi kompetensi guru berupa kemampuan penguasaan bidang studi, memahami peserta didik, pembelajaran peserta didik dan pengembangan kepribadian.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Nyamplung yang merupakan tempat peneliti selama ini mengabdikan diri. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti telah mengenal kondisi siswa dan sekolah dengan baik. Hal ini juga sejalan dengan ciri khas penelitian tindakan kelas, dimana kegiatan penelitian yang umum dilakukan oleh guru adalah bidang pembelajaran di kelas atau sekolahnya karena tujuan pengembangan profesinya adalah di bidang peningkatan mutu pengajaran.
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga peneliti sampaikan kepada: 1. Drs. T. Sarkim, M. Ed. Ph. D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta,
2. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Kaprodi PGSD,
3. Dr. Yuliana S. dan Maria Melani Ika Susanti, S.Pd. selaku dosen pembimbing, 4. Petugas Perpustakaan,
5. Teman sejawat,dan
6. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan laporan ini. Laporan penelitian tindakan kelas ini masih butuh penyempurnaan agar menjadi lebih baik, sehingga dapat menyempurnakan pelaksanaan penelitian selanjutnya. Oleh karena itu peneliti akan menerima dengan tangan terbuka kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian tindakan kelas selanjutnya.
Yogyakarta, 20 Agustus 2010
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iv
MOTTO ……….. ……... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ……….. vii
ABSTRAK ………. viii
A. Latar Belakang Penelitian ………... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ……….. 3
C. Tujuan Penelitian ……….. …… 3
D. Kontribusi Penelitian ……….. 3
E. Variabel Penelitian ……….. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 5
A. Penelitian Terdahulu ………... 5
B. Kemampuan Menulis ………. 6
1. Pengertian Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi …………... 6
2. Pengertian Menulis ………... 7
3. Langkah-Langkah Menulis ……….. 9
4. Menulis Karangan Eksposisi ………. 10
C. Pengertian dan Tahap Pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis Masalah ………... 12 1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)……… 12 2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah……….. 14
3. Tahap Pembelajaran………... 16
4. Kelebihan Pendekatan Berbasis Masalah……….. 17
5. Kekurangan Pendekatan Berbasis Masalah………... 17
D. Media Pembelajaran dalam Menulis Karangan Eksposisi……….. 18
1. Pengertian Media………... 18
2. Media Pembelajaran yang Mendukung Keterampilan Menulis Karangan Eksposisi………... 18
3. Kerangka Berpikir………... 23
xii
BAB III METODE PENELITIAN……….. 25
A. Subjek Penelitian………. 25
B. Waktu ………..……… 25
C. Tempat Penelitian……… 25
D. Sasaran………... 25
E. Desain Penelitian ………... 26
F. Rancangan Tindakan ……….. 26
G. Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data dan Instrumen Penelitian …… 36
H. Jadwal Penelitian……….. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 43
A. Deskripsi penelitian ………. 43
1. Siklus 1 ……….. 43
2. Siklus 2 ……….. 48
B. Hasil penelitian dan pembahasan ………... 53
1. Hasil Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi pada Siklus 1 ……. 53
2. Refleksi Siklus 1 ………... 55
3. Hasil Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi pada Siklus II …….. 57
4. Refleksi Siklus 2 ……… 64
BAB V PENUTUP………... 65
A. Kesimpulan ………. 65
B. Saran ………... 66
Daftar Pustaka ……… 68
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kegiatan siswa pada siklus 1 ……… 28
Tabel 2 Kegiatan siswa pada siklus 2 ……… 33
Tabel 3 Penentuan aspek dan pembobotan penilaian………. 39
Tabel 4 Indikator ketercapaian pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 … 41 Tabel 5 Jadwal kegiatan………. 42
Tabel 6 Nilai rata-rata tiap aspek penilaian siklus 1………. 53
Tabel 7 Perbandingan nilai rata-rata kondisi awal dan siklus 1……… 53
Tabel 8 Nilai rata-rata tiap aspek penilaian siklus 2……….. 57
Tabel 9 Perbandingan nilai rata-rata tiap aspek pada siklus 1 dan 2 ……… 57
Tabel 10 Perbandingan nilai rata-rata kondisi awal, siklus 1 dan 2 ……… 61
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Diagram perbandingan nilai rata-rata kondisisi awal dan siklus 1 ... 54 Gambar 2 Diagram siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal, siklus 1
dan siklus 2 ………...……… 55
Gambar 3 Diagram nilai rata-rata tiap aspek pada siklus 1 dan 2 ………. 60 Gambar 4 Diagram nilai rata-rata menulis karangan pada kondisi awal, siklus
1 dan 2 ……….. 61
Gambar 5 Diagram kondisi siswa yang mencapai KKM ………. 63 Gambar 6 Bagan gambaran siklus 1 dan siklus 2 ………. 27 Gambar 7 Bagan tahapan pembelajaran menulis karangan eksposisi siklus 1
………. 31
Gambar 8 Bagan tahapan pembelajaran menulis karangan eksposisi siklus 2 ………..
35
Gambar 9 Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek judul karangan ………
58
Gambar 10
Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek gagasan karangan ………...
58
Gambar 11
Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek organisasi gagasan ………...
59
Gambar 12
Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek struktur kalimat ………
59
Gambar 13
Grafik peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi aspek ejaan ………..
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus siklus 1 dan siklus 2 ………. 70
Lampiran 2 RPP siklus1……….. 77
Lampiran 3 RPP siklus 2………. 84
Lampiran 4 LKS Siklus 1……… 90
Lampiran 5 LKS Siklus 2……… 100
Lampiran 6 Contoh karangan……….. 111
Lampiran 7 Tabel kondisi awal siswa …..………. 113
Lampiran 8 Tabel penilaian hasil karangan siswa siklus 1 ………. 114
Lampiran 9 Tabel nilai karangan dan ketuntasan belajar siswa siklus 1 …… 115
Lampiran 10 Tabel penilaian hasil karangan siswa siklus 2 ……….. 116
Lampiran 11 Tabel ketuntasan belajar siswa siklus 2 ………. 117
Lampiran 12 Hasil karangan siswa ………... 118
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peranan yang penting dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaannya dan menemukan
serta menggunakan kemampuan yang ada dalam dirinya.
Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah program
pengembangan keterampilan berbahasa dan mengembangkan kemampuan
dalam aspek membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Salah satu
kemampuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah siswa
mampu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan (huruf, tanda titik, tanda koma dll) (KTSP,
2006)
Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa siswa kelas IV SD
Negeri Nyamplung Gamping kemampuan menulis karangan tahun 2009
masih rendah, hasilnya kurang dari harapan. Hal ini dibuktikan dalam ulangan
bahasa Indonesia materi mengarang 58,8% anak nilainya di bawah KKM
yaitu 65. Mereka masih mengalami kesulitan untuk menulis karangan,
menciptakan sebuah tulisan. Siswa kurang mampu mengkomunikasikan
gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Kondisi tersebut mungkin dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya guru masih banyak ceramah dalam mengajar
sehingga siswa hanya mendengarkan, dalam kegiatan pembelajaran guru dan
siswa hanya berpegang pada buku saja, topik yang diajarkan tergantung pada
buku sehingga banyak siswa yang pasif, siswa yang aktif hanya sebagian saja,
kurang adanya media yang dapat mendukung pembelajaran sehingga siswa
cepat merasa bosan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti merancang model
pembelajaran yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi anak dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini dirancang agar anak dapat berpikir
aktif dan kritis dalam menyelesaikan masalah. Peneliti akan menggunakan
pendekatan berbasis masalah dengan menggunakan media gambar dan audio
visual sebagai media dalam pembelajaran menulis ini. Dengan media tersebut
diharapkan dapat memudahkan siswa menuangkan pikiran ke dalam bentuk
tulisan, selain itu media tersebut juga menarik bagi siswa dan masalah yang
diberikan pada siswa merupakan masalah yang ada dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran dengan pendekatan berbasis masalah mendorong anak
untuk dapat bekerja sama dengan teman lain dalam kelompok, dari diskusi
siswa mampu berpikir kritis, mampu memunculkan ide-ide kreatif yang dapat
memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi melalui
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Model pembelajaran yang akan diteliti dibatasi pada kemampuan
menulis karangan eksposisi melalui pendekatan berbasis masalah dengan
media gambar dan media audio visual pada kompetensi dasar siswa mampu
menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan
penggunaan ejaan (huruf, tanda titik, tanda koma, dll.) (KTSP, 2006) pada
siswa kelas IV SDN Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010.
Oleh karena itu masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Apakah pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SD N
Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan berbasis
masalah dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa
kelas IV SD N Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010.
D. Kontribusi Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk memberikan
informasi atau pemahaman tentang model pembelajaran berbasis masalah
penelitian ini adalah agar guru Sekolah Dasar dapat menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran menulis karangan
eksposisi.
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Berbasis
Masalah merupakan variabel bebas sedangkan kemampuan menulis karangan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan
Kreativitas Menulis Narasi melalui Pengembangan Dialog Bagi Siswa
kelas V SDN Kepanjerlor I Kota Blitar Tahun Pelajaran 2008/2009”
yang dilakukan oleh Kibtiyani bertujuan untuk meningkatkan
kreativitas menulis narasi melalui pengembangan kalimat dialog.
Indikator yang dinilai dalam menulis karangan dengan pengembangan
dialog yaitu jumlah kata yang diproduksi, kelenturan dalam struktur
kalimat, isi atau gagasan dan kerincian/elaborasi atau kekayaan untuk
membubuhi karangan dengan dialog-dialog yang dibuatnya. Penelitian
ini terbukti meningkatkan kemampuan kreativitas menulis narasi. Hal
ini dapat dilihat dari analisa tiap indikator dari kondisi awal hingga
dilakukan tindakan siklus kedua. Pada kondisi awal rata-rata jumlah
kata yang diproduksi siswa 46 kata, meningkat menjadi 135 kata pada
siklus pertama, meningkat lagi menjadi 197 pada siklus kedua.
Demikian juga indikator-indikator yang lain juga ada peningkatan
yang tajam dibanding kondisi awal sebelum diadakan tindakan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Nanang dengan judul
Indonesia Yang Baik dan Benar Melalui Kegiatan Membaca
Pemahaman Pada Siswa Kelas VI SDN 02 Madiun Lor Kota Madiun
Tahun 2008”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar, melalui membaca pemahaman. Target penelitian
adalah peningkatan ketuntasan belajar sebesar 75% dari jumlah siswa
swbanyak 30 siswa. Penelitian ini terbukti meningkatkan kemampuan
menulis siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa.
Kondisi awal peserta didik yang mencapai nilai ketuntasan belajar 33
%, meningkat menjadi 56,7 % pada siklus pertama, dan meningkat lagi
76,67 % pada siklus kedua. Pada siklus 2 ini 23 siswa dari 30 siswa
mencapai ketuntasan belajar. Kesimpulan dari penelitian ini dengan
membaca pemahaman dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
menangkap pesan isi bacaan dan meningkatkan kemampuan menulis
siswa.
B. Kemampuan Menulis
1. Pengertian Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi
Menurut Poerwadarminta (1987:628) kemampuan merupakan
kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan seseorang menggunakan bahasa yang
Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan
berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin
terampil seseorang berpikir semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.
Kemampuan ini dapat diperoleh dari latihan yang intensif dan
bimbingan yang sistematis. Kemampuan mengarang bukanlah
kemampuan yang diwariskan turun temurun, tetapi merupakan hasil
proses belajar mengajar dan ketekunan berlatih. Kemampuan
menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan, memilih kata yang tepat,
membuat kalimat yang efektif dan sepenuhnya menjamin seseorang
mampu menulis.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat mengembangkan
kemampuan dalam aspek membaca, menulis, berbicara, dan
mendengar. Salah satu kemampuan yang diharapkan dalam penelitian
ini adalah kemampuan menulis.
2. Pengertian Menulis
Ada banyak definisi tentang menulis. Menurut Kartono
(2009:17) menulis adalah sebuah aktivitas yang komplek bukan hanya
sekedar mengurutkan kalimat-kalimat, tetapi lebih dari pada itu.
Menulis adalah proses menuangkan pikiran dan menyampaikannya
kepada khalayak. Ide yang sudah tertuang dalam tulisan, kelak
memiliki kekuatan untuk menembus ruang dan waktu sehingga
merupakan satu upaya untuk mewariskan dan meneruskan ide atau
gagasan kepada generasi selanjutnya agar ide tersebut terpelihara dan
tetap hidup.
Menulis dapat pula diartikan sebagai aktivitas pengekspresian
ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang
kebahasaan atau bahasa tulis (Akhdiyah dalam Rofi’udin dkk., 2002:
184). Kegiatan menulis melibatkan berbagai aspek dan kosakata,
penataan baca dan ejaan paragraf, pengolahan gagasan serta
pengembangan model karangan.
Menurut Tarigan (1985:21) menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan suatu representasi
bagian dari kesatuan kesatuan ekspresi bahasa. Menulis gambar
bukanlah menulis.
Selain itu menulis dapat pula diartikan sebagai kemampuan
menggunakan bahasa untuk menyatakan ide pikiran atau perasaan
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis. Menulis
merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan
ke dalam lambang-lambang kebahasaan (Harris dalam Rofi’udin,
Menulis dapat pula dipandang sebagai proses. Dalam menulis
kalimat penulis akan menyajikan bagian-bagiannnya, kemudian
berhenti dan membaca untuk membuat pertimbangan-pertimbangan,
merevisi atau mengganti yang telah ditulisnya. Murray (dalam
Rofi’uddin, (2002:184) mendeskripsikan menulis sebagai proses
penemuan ide-ide untuk diekspresikan dan proses ini dipengaruhi oleh
pengetahuan dasar yang dimiliki.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan,
menulis merupakan kemampuan menuangkan ide dan gagasan ke
dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa dan ejaan yang
benar sehingga tulisan yang dihasilkan mampu dipahami oleh pembaca
dan dapat diabadikan.
3. Langkah-langkah Menulis
Dalam menulis membutuhkan tiga hal yang saling berkaitan
yaitu: kemauan, pengetahuan dan keterampilan (Kartono, 2009 : 32).
Kemauan merupakan dorongan dari dalam hati yang menggerakkan
untuk bertindak. Pengetahuan merupakan kekayaan mengenai teknis
tulis menulis dan isi tulisan. Pengetahuan dapat diciptakan dengan
banyak membaca, berdiskusi, melihat, mengamati dan mendengar.
Keterampilan menulis merupakan penggabungan yang harmonis
seseorang yang mau bertindak dan tahu yang harus dilakukan dan
tahu cara melakukan.
Agar dapat menyajikan hasil tulisan yang baik, penulis harus
mengetahui langkah-langkah menulis. Kartono (2009:34) merumuskan
langkah memulai menulis, yaitu (1) menemukan ide, (2) menentukan
sikap atas ide tersebut, (3) mencari sudut pandang yang berbeda dari
pembahasan terdahulu, (4) mencari argumen untuk mendukung dan
menguatkan sikap, (5) menentukan judul dan, (6) merumuskan
pokok-pokok pikiran.
4. Menulis Karangan Eksposisi
Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam
bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (The
Liang Gie, 1992: 17) dari pengertian ini dapat dikemukakan bahwa
suatu karangan harus memiliki (1) ide/gagasan yaitu sesuatu yang
ingin disimpulkan kepada pembaca; (2) tuturan/wacana, yaitu bentuk
pengungkapan gagasan secara naratif, deskriptif, eksposition atau
argumentatif (3) tatanan/oragnisasi yaitu penataan gagasan secara
logis: dan (4) wahana/medium, yaitu bahasa tulis sebagai sarana untuk
menyampaikan ide yang menyangkut pemilihan kata, gramatika,
retorika. Keempat unsur inilah yang dapat menentukan kualitas
karangan yang dapat dimengerti atau tidak oleh pembac. Kata
yang berarti membuka, sesuai dengan tujuan penulisan eksposisi (
dalam Rosyadi, 2008) yaitu untuk memberitahu, mengupas,
menguraikan atau menerangkan sesuatu. Tujuan penulisan eksposisi
adalah untuk memberitahukan atau menginformasikan. Dalam
kenyatannya hampir semua tulisan di media massa, majalah atau koran
bersifat eksposisi. Sesuatu yang diinformasikan berupa data dan fakta
yang terjadi kemudian diinformasikan kepada pembaca untuk
diketahui, dipahami atau sekedar meliput opini umum.
Agar dapat menulis karangan eksposisi dengan baik, kita perlu
memahami dan menguasai teknik menulis wacana eksposisi. Menurut
Rofi’udin dkk. (2002:122) ada enam hal yang perlu diperhatikan yaitu
(1) panjang karangan yang akan disusun, (2) tujuan penulisan, (3)
kesempatan kita untuk menulis, (4) kondisi pembaca yang dituju, (5)
pengetahuan dan pengalaman kita berkaitan dengan masalah yang akan
kita tulis dan, (6) hal yang paling utama tentang masalah yang akan
kita sajikan kepada pembaca.
Menulis karangan eksposisi merupakan kemampuan
menuangkan ide dan gagasan ke dalam bentuk tulisan dengan
menggunakan bahasa dan ejaan yang benar yang bertujuan untuk
memberitahukan atau menginformasikan sehingga tulisan yang
dihasilkan mampu dipahami oleh pembaca dan dapat diabadikan.
Dalam menulis karangan eksposisi siswa sering mengalami
dan audio visual dapat menunjukkan permasalahan-permasalahan yang
ada dalam kehidupan sehari-hari seperti bencana banjir dan tanah
longsor, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menuangkan pikiran
ke dalam bentuk karangan. Pembelajaran berbasis masalah merupakan
model pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan yang ada
pada dunia nyata. Siswa diminta mencari pemecahan melalui
penyelidikan. Penyelidikan dapat dilakukan dengan mengamati media
yang disajikan guru maupun yang telah dipersiapkan oleh siswa.
Dalam penyelidikan ini siswa dapat saling berinteraksi dan berdiskusi
dengan siswa lain sehingga dapat menemukan solusi terbaik untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Pembelajaran melalui pendekatan
berbasis masalah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan eksposisi siswa kelas IV SDN Nyamplung.
C. Pengertian dan Tahap Pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis
Masalah
1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada
kemampuan mengingat. Otak anak dipaksa untuk menimbun berbagai
Pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas
proses pendidikan adalah pendekatan sistem pembelajaran, dengan ini
kita bisa melihat berbagai aspek untuk mempengarui keberhasilan
suatu proses pendekatan pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi
pilihan yang baik agar siswa dapat memahami berbagai informasi dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi kuliah atau materi pembelajaran
(Sudarman,2008:1)
Howard Barrows dkk. (Amir, 2009:21) merumuskan bahwa
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran dalam kurikulum dirancang masalah-masalah yang
menutut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting membuat
mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim.
Menurut Dutch dalam Amir (2009:21) Pembelajaran Berbasis
Masalah merupakan metode instruksional yang menantang mahasiswa
agar “belajar untuk belajar” bekerja sama dalam kelompok untuk
untuk berpikir kritis dan analitis dan untuk mencari serta menggunakan
sumber belajar yang sesuai.
Menurut Bound dkk (Wena, 2008:91) Pembelajaran berbasis
masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk
masalah terbuka melalui stimulus dalam belajar.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang
didasarkan pada permasalahan yang ada pada dunia nyata, kemudian
siswa diminta untuk berpikir kritis menyelesaikan masalah melalui
penyelidikan. Masalah - masalah yang diangkat merupakan masalah
yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi dalam
masyarakat atau siswa sendiri yang mengalami. Dalam penelitian ini
masalah yang diangkat adalah bencana banjir dan tanah longsor.
Melalui pembelajaran berbasis masalah siswa dapat berpikir kritis
sehingga siswa akan lebih mudah untuk menuangkan ide-ide baru ke
dalam bentuk karangan eksposisi.
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah
Sovie dan Hughes dalam Wena (2008:91), menyatakan bahwa
strategi belajar berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik
a. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan
b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia
nyata siswa
c. Mengorganisasikan pembelajaran diseputar permasalahan bukan
di seputar disiplin ilmu
d. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan
menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri
e. Menggunakan kelompok kecil
f. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah
dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.
Menurut Amir (2009:23) karakteristik yang tercakup dalam
proses pembelajaran berbasis masalah adalah:
a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran
b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia
nyata yang disajikan secara mengambang.
c. Masalah biasanya menuntut prespektif majemuk.
d. Masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan
pembelajaran diranah pembelajaran yang baru
e. Sangat mengutaman belajar mandiri.
f. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi tidak dari
g. Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Pembelajaran bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling
mengajarkan (peerteaching), dan melakukan presentasi.
Menurut peneliti karakteristik pembelajaran berbasis masalah
adalah pembelajaran dimulai dari masalah yang sering dilihat ataupun
dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya masalah
siswa dapat berinteraksi, berdiskusi, dan bekerja sama dengan teman
untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
Siswa juga mampu mendemonstrasikan hasil yang telah dipelajari ke
dalam bentuk kinerja dan produk karangan eksposisi.
3. Tahap Pembelajaran Melalui Pendekatan Berbasis Masalah
Dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi melalui
pendekatan berbasis masalah ini, peneliti akan melakukan delapan
tahap pembelajaran yang dikemukan oleh Forgaty. Menurut Forgaty
dalam Wena (2008: 92) tahap-tahap strategis pembelajaran berbasis
masalah adalah sebagai berikut ; a) menentukan masalah, b)
mendefinisikan masalah, c) mengumpulkan fakta, d) menyusun
hipotesis (dugaan sementara), e) melakukan penyelidikan, f)
menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, g)
menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif dan, h)
4. Kelebihan Pendekatan Berbasis masalah
Pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah memeliki
beberapa kelebihan. Amir (2009:ix) mengatakan adanya kelebihan
dalam pembelajaran berbasis masalah ini diantaranya adalah
a. Siswa terbiasa mengatasi masalah dan mencari solusi terhadap
masalah yang dihadapi
b. Siswa belajar berfikir kritis dan kreatif
c. Pengetahuan siswa tentang masalah yang relevan dengan dunia
praktik meningkat
d. Siswa dapat menjalin kerjasama dalam kelompok
5. Kekurangan Pendekatan Berbasis Masalah
Pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah memeliki
beberapa kekurangan. Amir (2009:viii) mengatakan adanya
kekurangan dalam pembelajaran berbasis masalah ini diantaranya
adalah
a. Pemahaman tentang pembelajaran berbasis masalah belum terlalu
meluas.
b. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi memerlukan solusi,
pembelajaran berbasis masalah membiasakan kita untuk tidak
c. Siswa belum terbiasa belajar dengan Pendekatan Berbasis Masalah,
sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk membiasakan
siswa
D. Media Pembelajaran dalam Menulis Karangan Eksposisi
1. Pengertian Media
Kata “media” adalah bentuk jamak dari “medium”, yang
berasal dari bahasa Latin ‘medius’ yang berarti “tengah”. Dalam
bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau
“sedang’. Pengertian media mengarah pada sesuatu yang
mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi
pesan) dan penerima pesan (John 1988 : 11). Media adalah segala
bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian
informasi. Dalam John (1998:12) ada beberapa pendapat tentang arti
media secara umum:
a. Menurut Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan/menyebar ide, sehingga
ide, atau pendapat, atau gagasan yang dikemukakan/disampaikan itu
bisa sampai pada penerima.
b. Pendapat Mc Luhan yang dikutip oleh Amir Akhsin (1986:9), bahwa
media juga disebut saluran (channel), karena menyampaikan pesan
c. Blake dan Horalsen mengatakan bahwa media adalah saluran
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara
sumber (pemberi pesan) dengan penerima pesan.
d. Menurut Oemar Hamalik (1986 : 21) hubungan komunikasi interaksi
itu akan berjalan dengan lancar dan tercapai hasil yang maksimal,
apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi.
2. Media Pembelajaran yang Mendukung Keterampilan Menulis
Karangan Eksposisi
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan media
gambar dan media audio visual untuk mendukung keterampilan
menulis karangan eksposisis siswa.
1) Media Gambar
Menurut Hamalik (1980:81) gambar ilustrasi fotografi
adalah gambar yang tidak diproyeksikan, terdapat dimana-mana,
baik di lingkungan anak-anak maupun lingkungan orang dewasa,
mudah diperoleh dan ditunjukkan pada anak-anak. Gambar yang
berwarna pada umumnya menarik perhatian siswa.
Beberapa alasan sebagai dasar penggunaan gambar
(Hamalik 1980:81) adalah
a) Gambar bersifat konkrit artinya melalui gambar para siswa
dapat melihat dengan jelas sesuatu yang sedang dibicarakan
b) Gambar mengatasi batas waktu dan ruang. Gambar merupakan
penjelasan dari benda-benda yang sebenarnya yang kerap kali
tak mungkin dilihat berhubung letaknya jauh atau terjadi pada
masa lampau.
c) Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera
manusia
d) Benda-benda yang kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata,
dibuat fotografiknya sehingga dapat dilihat dengan jelas.
e) Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah, karena
itu bernilai terhadap semua pelajaran di sekolah
f) Gambar-gambar mudah didapat dan murah. Gambar bernilai
ekonomis, menguntungkan dan meringankan beban sekolah.
g) Mudah digunakan baik untuk perorangan maupun untuk
kelompok siswa. Satu gambar dapat dilihat oleh seluruh kelas,
bahkan seluruh sekolah.
Penggunaan gambar secara efektif di dalam kelas harus
disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal warna, besar
kecil gambar. Gambar dapat dijadikan media yang kreatif untuk
memperkaya fakta dan memperbaiki kekurangjelasan. Hamalik
(1980:85) mengemukakan kriteria-kriteria dalam memilih gambar
yang baik di antaranya keaslian gambar, kesederhanaan, bentuk
item, perbuatan, fotografi, artistik. Kriteria tersebut dapat
a) Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang
sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda yang
sesungguhnya.
b) Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna,
menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai aesthetis secara
murni dan mengandung nilai praktis.
c) Bentuk item. Hendaknya si pengamat dapat memperoleh
tanggapan yang tepat tentang obyek-obyek dalam gambar,
misalnya gambar dalam surat kabar, majalah dan sebagainya.
d) Perbuatan. Gambar hendaknya menunjukkan hal sedang
melakukan suatu perbuatan sehingga anak-anak akan lebih
tertarik dan lebih memahami gambar.
e) Fotografi. Anak-anak lebih tertarik pada hal-hal yang nilai
fotografinya rendah, yang dikerjakan secara tidak profesional,
misalnya terlalu terang atau terlalu gelap.
f) Artistik. Penggunaan gambar tentunya disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dicapai
2) Media audio visual
Media audio visual adalah alat-alat yang dapat didengar dan
alat-alat yang dapat dilihat.Alat ini gunanya untuk membuat cara
audio visual yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
gambar/slide.
Media audio visual digunakan karena mempermudah orang
menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi serta dapat
menghindarkan salah pengertian, mendorong keinginan untuk
mengetahui lebih banyak dan mengekalkan pengertian yang
didapat (Suleiman 1981:17-18).
Media film tentang bencana banjir dan tanah longsor dapat
membantu siswa untuk berpikir kritis. Siswa mampu menuangkan
ide-ide berdasarkan film yang diamati siswa, sehingga
memudahkan siswa menulis karangan eksposisi.
Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media
gambar/slide dan film. Alasan pemilihan media ini adalah media
gambar/slide dan film merupakan media yang konkrit yang mampu
memberikan daya tarik bagi siswa, media ini membantu
memberikan pengalaman belajar bagi siswa dan mampu membantu
siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi masalah yang
berkaitan dengan kehiupan sehari-hari siswa diantaranya bencana
banjir dan tanah longsor. Sehingga dengan media gambar/slide dan
film ini siswa mampu menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk
E. Kerangka Berpikir
Pembelajaran bahasa Indonesia aspek menulis khususnya pada
kompetensi dasar siswa mampu menyusun karangan tentang berbagai topik
sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar (huruf, tanda
baca, tanda koma dll), perlu disampaikan dengan menggunakan pendekatan
yang tepat. Penggunaan pendekatan yang tepatberdampak padab pencapaian
hasil belajar siswa. Pendekatan berbasis masalah merupakan salah satu model
pmbelajaran yang inovatif yang dapat diterapkan dalam pmbelajaran bahasa
Indonesia aspek menulis.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis melalui pendekatan
berbasis masalah yang dijadikan topik pembelajaran di kelas adalah masalah
yang riil/nyata. Siswa dihadapkan pada masalah dan diminta untuk
mendefinisikan masalah, mengumpulkan fakta, menyusun hipotesis,
melakukan penyelidikan, menyempurnakan masalah, menyimpulkan alternatif
pemecahan masalah, dan melakukan pengujian hasil pemecahan masalah.
Pengalaman belajar melalui pendekatan berbasis masalah melatih
kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa mendapat pengetahuan baru pada saat
melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi mengenai masalah
yang dihadapi. Siswa mampu menjalin kerja sama dan berbagi pengetahuan
dalam diskusi kelompok. Dari diskusi siswa mampu berpikir kritis dan mampu
memunculkan ide-ide kreatifnya untuk dapat memecahkan masalah yang
eksposisi melalui pendekatan berbasis masalah dapat memudahkan siswa
untuk menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.
F. Hipotesis
Pembelajaran melalui pendekatan berbasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas IV SDN Nyamplung
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Nyamplung
Gamping yang berjumlah 17 anak yang terdiri dari 6 anak perempuan dan 11
anak laki-laki.
B. Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari – Agustus tahun
2010. Pengambilan data dilakukan pada bulan April – Mei tahun Ajaran
2009/2010.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SD N Nyamplung Gamping yang
berlokasi di Nyamplung, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Sekolah
ini adalah sekolah negeri yang berada di tengah desa dengan jumlah murid
yang tidak terlalu banyak.
D. Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa menulis karangan eksposisi
E. Desain Penelitian
Desain pembelajaran ini termasuk dalam desain penelitian kuantitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil karangan siswa pada tindakan siklus 1
dan tindakan siklus 2, yaitu tindakan yang berupa pembelajaran menulis
karangan melalui pendekatan berbasis masalah dengan menggunakan media
gambar dan media audio visual.
F. Rancangan Tindakan
1. Persiapan
a. Permintaan ijin kepada kepala SD Negeri Nyamplung Gamping untuk
melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut
b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh gambaran
sepintas mengenai tingkah laku siswa
c. Identifikasi masalah
d. Analisis masalah
e. Perumusan masalah
f. Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus.
g. Melakukan observasi dan mencari data nilai karangan siswa
h. Penyusunan silabus, RPP, LKS, dan instrument penilaian
2. Rencana Tindakan
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk
kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan
kualitas pembelajaran (Kasihani Kasbolah, 2001 : 11)
Dalam penelitian ini peneliti akan melaksanakan 2 siklus dengan
rencana kegiatan dapat digambarkan pada bagan di bawah ini
DESAIN PEMBELAJARAN
Bagan 1. Gambaran siklus 1 dan 2
a. Siklus I
1) Perencanaan
a) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif
pemecahan masalah.
b) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam
PBM.
c) Menentukan materi pokok pembelajaran.
d) Mengembangkan skenario pembelajaran.
e) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
f) Mengembangkan format penilaian.
Tahap Rencana Tindakan Siklus
I
Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
Tahap Rencana Tindakan Siklus
2) Tindakan siklus 1 ( 4 jp )
Menerapkan tindakan bertolak dari perencanaan yang telah
dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengorganisasi siswa di kelas
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
c) Menyampaikan materi pembelajaran.
d) Mengenalkan strategi mengarang eksposisi dengan media
gambar pada tema bencana alam.
Secara singkat kegiatan siswa pada siklus I adalah sebagai
berikut :
Tabel 1 Kegiatan siswa siklus 1
No. Pembelajaran Berbasis Masalah
Kegiatan Pembelajaran Ketera ngan
Tahab Pramenulis
1. Menemukan Masalah
Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan dilaksanakan
Guru memulai pembelajaran dengan memperlihatkan gambar bencana alam secara klasikal dan mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar tersebut. Siswa mengamati gambar tersebut dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Guru menjajagi sejauh mana
pengetahuan dan pengalaman siswa tentang peristiwa bencana alam dan penyebab terjadinya bencana alam berdasarkan gambar yang disajikan oleh guru.
Guru membagi siswa dalam
kelompok
berkaitan dengan banjir dan tanah longsor dan berdiskusi dalam kelompok
Tahap Menulis
2. Mendefinisik an Masalah
Siswa mencoba membuat rumusan masalah sendiri, misalnya “Mengapa bencana banjir / tanah longsor sering terjadi?” atau “Apa penyebab terjadinya bencana banjir / tanah longsor?”
3. Mengumpulk an Fakta
Siswa (dalam kelompok)
mengumpulkan fakta-fakta berasarkan masalah yang dihadapi,
siswa keluar kelas untuk mengamati berbagai gambar yang dipasang oleh guru, siswa kembali kedalam kelas
Siswa membaca berbagai informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor yang sudah di bawa dari rumah.
4. Menyusun Hipotesis (Dugaan Sementara)
Siswa berdiskusi dalam kelompok
membuat hipotesis/dugaan sementara mengenai penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor serta akibat banjir dan tanah longsor.
5. Melakukan Penyelidikan
Siswa melakukan penyelidikan terhadap masalah bencana alam (banjir dan tanah longsor) dengan melihat/membaca informasi dari data yang sudah dimiliki dan dari kartu jemuran yang disajikan guru 6. Menyempurn
a- kan
permasalahan yang telah didefinisikan
Siswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk menyempurnakan masalah berdasarkan informasi yang telah diperoleh .
7. Menyimpulk an alternatif pemecahan masalah secara
kolaboratif guru membimbing siswa. 8. Melakukan
pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah
Siswa dan guru mencari solusi untuk mengatasi masalah bencana yang ada di sekitar kita dan mempraktekkan salah satu hasil solusi pemecahan masalah, missal membuang sampah pada tempatnya atau menanam pohon
Siswa mendengarkan dan mencatat hasil presentasi kelompok lain.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang menulis karangan eksposisis dan memperhatikan contoh karangan eksposisi yang disajikan oleh guru.
Siswa menulis karangan eksposisi berdasarkan salah satu topik dari gambar yang telah diamati.
Tahap Pascamenulis
Siswa dan guru menyimpulkan hasil penelitian secara bersama-sama.
Siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
Prosedur/Tahapan Pembelajaran aspek menulis melalui pendekatan
Bagan 2. Tahapan pembelajaran aspek menulis karangan eksposisi pada siklus 1
Tugas individual sebelum pembelajaran: Siswa diberi tugas untuk mencari bahan/informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor
Tahap Pramenulis Tahap Menulis Tahap Pascamenulis
Siswa mendefinisikan
masalah, yaitu ”Apa penyebab terjadinya bencana banjir dan tanah longsor?”
Siswa menemukan masalah, yaitu bencana banjir dan tanah longsor yang dapat
menimbulkan korban jiwa, harta, dan penderitaan Siswa mengamati
gambar-gambar bencana alam
Guru menjajagi pengetahuan siswa tentang bencana alam dengan menanyakan bencana alam apa yang sering terjadi di Indonesia
Guru membagi siswa dalam kelompok.
Siswa mengumpulkan fakta tentang bencana alam dengan mengamati gambar yang dipajang guru
Siswa menyusun hipotesis mengenai penyebab terjadinya bencana alam.
Siswa melakukan penyelidikan dari data yang dimiliki :gambar, berita dari koran, (kartu jemuran), dll
Siswa menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan mengenai penyebab terjadinya bencana alam
Siswa menyimpulkan alternatif pemecahan masalah,
mengenai cara menanggulangi bencana alam.
Siswa melakukan pengujian terhadap solusi untuk menentukan solusi terbaik misalnya mempraktekkan membuang sampah pada tempatnya.
Siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
Siswa melakukan refleksi pembelajaran
3) Observasi
Mencatat temuan-temuan yang ada selama proses belajar
mengajar dan menganalisis hasil yang diperoleh siswa.
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama
proses belajar mengajar.
b) Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan
teman sejawat tentang temuan-temuan yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar.
c) Melakukan revisi untuk perbaikan siklus selanjutnya (siklus
ke-2)
b. Siklus 2
1) Perencanaan
Identifikasi masalah dan mencari alternatif pemecahannya
berdasarkan hasil evaluasi pada siklus ke-1.
2) Tindakan siklus 2 ( 4 jp)
Menerapkan tindakan bertolak dari perencanaan yang telah dibuat
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengorganisasi siswa di kelas.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
c) Menyampaikan materi pembelajaran.
d) Memantapkan peningkatan kemampuan mengarang dengan
Secara singkat kegiatan siswa pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kegiatan siswa pada siklus 2
No. Pembelajaran Berbasis Masalah
Kegiatan Pembelajaran Ketera ngan Tahap Pramenulis
1. Menemukan Masalah
Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan dilaksanakan
Guru memulai pembelajaran dengan memperlihatkan gambar/slide bencana alam secara klasikal dan mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar tersebut. Siswa mengamati gambar tersebut dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Guru menjajagi sejauh mana pengetahuan dan pengalaman siswa tentang peristiwa bencana alam dan penyebab terjadinya bencana alam berdasarkan gambar yang disajikan oleh guru.
Guru membagi siswa dalam kelompok
Siswa diberi permasalahan yang berkaitan dengan banjir dan tanah longsor dan berdiskusi dalam kelompok.
Tahab Menulis 2. Mendefinisikan
Masalah
Siswa mencoba membuat rumusan masalah sendiri, misalnya “Mengapa bencana banjir / tanah longsor sering terjadi?” atau “Apa penyebab terjadinya bencana banjir / tanah longsor?”
3. Mengumpulkan Fakta
Siswa (dalam kelompok) mengumpulkan fakta-fakta berasarkan masalah yang dihadapi, siswa mengamati/melihat film yang ditayangkan oleh guru
Siswa membaca berbagai informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor yang sudah di bawa dari rumah.
4. Menyusun Hipotesis (Dugaan Sementara)
dan tanah longsor. 5. Melakukan
Penyelidikan
Siswa melakukan penyelidikan terhadap masalah bencana alam (banjir dan tanah longsor) dengan melihat/membaca informasi dari komik tentang bencana banjir dan tanah longsor yang ditayangkan oleh guru.
6. Menyempurna- kan
permasalahan yang telah didefinisikan
Siswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk menyempurnakan masalah berdasarkan informasi yang telah diperoleh dengan membaca komik tentang bencana banjir dan tanah longsor.
7. Menyimpulkan alternatif
pemecahan masalah secara kolaboratif
Membuat kesimpulan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif dan setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan guru membimbing siswa.
8. Melakukan pengujian hasil (solusi)
pemecahan masalah
Siswa dan guru mencari solusi untuk mengatasi masalah bencana yang ada di sekitar kita dan mempraktekkan salah satu hasil solusi pemecahan masalah, misalnya dengan mempraktekkan membuang sampah pada tempatnya atau menanam pohon
Siswa mendengarkan dan mencatat hasil presentasi kelompok lain.
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang menulis karangan eksposisis dan memperhatikan contoh karangan eksposisi yang disajikan oleh guru.
Siswa menulis karangan eksposisi berdasarkan salah satu topik dari gambar yang telah diamati.
Tahap Pascamenulis
Siswa dan guru menyimpulkan hasil penelitian secara bersama-sama.
Siswa melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.
Prosedur/Tahapan Pembelajaran aspek menulis melalui pendekatan
Bagan 3. Tahapan pembelajaran aspek menulis karangan eksposisi pada siklus 2 Tugas individual sebelum pembelajaran: Siswa diberi
tugas untuk mencari bahan/informasi tentang bencana banjir dan tanah longsor
Tahap Pramenulis Tahap menulis Tahap Pascamenulis
Siswa mendefinisikan
masalah, yaitu ”Apa penyebab terjadinya bencana banjir dan tanah longsor?”
Siswa menemukan masalah, yaitu bencana banjir dan tanah longsor yang dapat
menimbulkan korban jiwa, harta, dan penderitaan Siswa mengamati
slide/ gambar-gambar bencana banjir dan tanah longsor.
Guru menjajagi pengetahuan siswa tentang bencana alam dengan menanyakan bencana alam apa yang sering terjadi di Indonesia
Guru membagi siswa dalam kelompok.
Siswa mengumpulkan fakta tentang bencana alam dengan mengamati film yang disajikan guru
Siswa menyusun hipotesis mengenai penyebab terjadinya bencana alam.
Siswa melakukan penyelidikan dari komik yang ditayangkan oleh guru.
Siswa menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan mengenai penyebab terjadinya bencana alam
Siswa menyimpulkan alternatif pemecahan masalah, mengenai cara menanggulangi bencana alam.
Siswa melakukan pengujian terhadap solusi untuk menentukan solusi terbaik misalnya mempraktekan membuang sampah pada tempatnya.
Siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
Siswa melakukan refleksi pembelajaran
3) Observasi
Mencatat temuan-temuan yang ada selama proses belajar mengajar
dan menganalisis hasil yang diperoleh siswa.
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi terhadap hasil temuan-temuan selama
proses belajar mengajar.
b) Melaksanakan pertemuan untuk mendiskusikan dengan teman
sejawat tentang temuan-temuan yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar.
c) Melakukan kesimpulan hasil penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data, dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bukti untuk
menyusun suatu informasi (Arikunto,1998:114). Menurut cara
memperolehnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya. Data
sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara, seperti melalui
buku raport, leger, papan statistik, dan lain-lain. Berdasarkan hasil
pengertian tersebut, data dalam penelitian ini berupa data primer yaitu
melalui pendekatan berbasis masalah sedangkan data sekunder berupa
nilai karangan siswa tahun 2009 dengan tema bebas.
Untuk memperoleh data tersebut di atas diperlukan teknik
pengumpulan data yang tepat. Dengan memperhatikan judul penelitian
dan instrumen penelitian, dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data.:
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Menyediakan lembar kerja siswa (LKS) dan pedoman penilaian yang
berisi indikator yang ingin dicapai. Fungsi LKS untuk memudahkan
siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan berbasis masalah
b. Menghitung rerata (mean) kelas yang diperoleh dari tiap indikator,
untuk mengetahui kemampuan menulis melalui pendekatan berbasis
masalah dengan menggunakan media gambar dan audio visual pada
tiap indikator. Untuk mengetahui nilai siswa pada tiap indikator
rumusnya adalah dengan menjumlahkan skor perolehan tiap aspek dan
mencatat skor siswa subjek dalam tabel.
2. Analisis Data
Teknik analisis data PTK ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi lapangan informal yang
diperoleh dan semua permasalahan yang muncul dalam implementasi
dengan observer. Hal tersebut dilakukan pada saat refleksi. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil karangan siswa pada tindakan siklus 1 dan
tindakan siklus 2, yaitu tindakan yang berupa pembelajaran menulis
karangan melalui pendekatan berbasis masalah dengan menggunakan
media gambar pada siklus pertama dan media audio visual pada siklus
kedua.
Penilaian dalam menulis karangan eksposisi melalui pendekatan
berbasis masalah pada siklus 1 dan siklus 2 menggunakan skor tertinggi
40 dan skor terendah 10 dengan aspek yang dinilai judul karangan,
gagasan, organisasi gagasan, penggunaan struktur, ejaan
(Rofi’udin,2002:192).
Kemampuan mengarang dinyatakan dalam nilai rata-rata yang
diperoleh melalui langkah langkah berikut ini :
a. Penilaian
Untuk mengetahui nilai siswa pada setiap indikator rumusnya adalah
sebagai berikut :
x 100
SM R N
N : Nilai akhir yang diperoleh
R : Skor mentah yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimal ideal dari tes
b. Menghitung nilai rata rata mengarang siswa kelas IV
Nilai rata-rata menulis karangan siswa kelas IV diperoleh dengan
membagikan jumlah nilai seluruh siswa dengan jumlah siswa.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya mudah dan hasilnya baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis sehinga lebih mudah diolah
(Arikunto, 1998 : 151).
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah petunjuk
pembuatan menulis karangan eksposisi. Pada petunjuk menulis karangan
peneliti menyertakan kriteria penilaian sehingga siswa mengetahui
komponen-komponen yang dinilai.
Berikut ini merupakan penentuan aspek dan pembobotannya:
Tabel 3. Penentuan aspek dan pembobotan penilaian
No Aspek yang Dinilai Skala
Keterangan :
4 : sangat baik
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
Petunjuk pengisian
1. Pemberian skor untuk masing-masing komponen dilakukan
dengan memberi tanda cek (v) pada kolom skala penilaian
2. Skor tiap komponen dikalikan bobot, kemudian hasil kali
diisikan pada kolom skor
Deskripsi kriteria atau patokan
1. Judul
4 : Jika judul sesuai dengan tema dan isi karangan 3 : Jika judul sesuai dengan tema tetapi tidak sesuai isi
karangan
2 : Jika judul tidak sesuai dengan tema tetapi sesuai isi karangan
1 : Jika judul tidak sesuai dengan tema dan isi karangan
2. Gagasan
4 : Jika isi karangan sesuai dengan masalah yang dibahas
3 : Jika isi karangan hampir sesuai dengan masalah yang dibahas
2 : Jika isi karangan kurang sesuai dengan masalah yang dibahas
1 : Jika isi karangan tidak sesuai dengan masalah yang dibahas
3. Organisasi gagasan
4 : Terdiri dari 4 paragraf antara yang satu dengan yang lain ada keterkaitan/kepaduan
3 : Terdiri dari 4 paragraf antara yang satu dengan yang lain kurang ada keterkaitan/kepaduan
1 : Karangan kurang dari 3 paragraf antara yang satu dengan yang lain kurang ada keterkaitan/kepaduan 4. Penggunaan struktur
4 : Sangat cermat tidak ada penyimpangan dari kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku
3 : Pada umumnya sudah cermat dan tidak ditemui penyimpangan yang dapat dianggap merusak Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2 : Ada beberapa penyimpangan dari kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku tetapi tidak terlalu merusak Bahasa Indonesia.
1 : Terdapat cukup banyak kesalahan yang dianggap merusak kaidah Bahasa Indonesia yang berlaku. 5. Ejaan
4 : Kesalahan dal.am menulis huruf kapital dan tanda baca kurang dari 15
3 : Kesalahan dalam menulis huruf kapital dan tanda baca kurang dari 20.
2 : Kesalahan dalam menulis huruf kapital dan tanda baca kurang dari 25.
1 : Kesalahan dalam menulis huruf kapital dan tanda baca lebih dari 25.
Validitas instrument penilaian ini di tempuh dengan keputusan ahli
dalam hal ini Dr. Yuliana Setiyaningsih dan Maria Melani Ika Susanti
selaku dosen pembimbing.
Pada penelitian ini, peneliti menetapkan target indikator
ketercapaian pada siklus 1 dan siklus 2. Berikut merupakan tabel indikator
ketercapaian pada siklus 1 dan siklus 2:
Tabel 4. Indikator Ketercapaian Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2.
Indikator Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
Kemampuan menulis karangan eksposisi.
41,2% 65% 85%
Berdasarkan tabel di atas diketahui kondisi awal siswa yang
diharapkan 65% siswa mencapai KKM. Pada siklus 2 diharapkan 85%
siswa mencapai KKM.
H. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2009/2010. Jadwal kegiatan penelitian disajikan dalam bar cart
berikut:
Tabel 5. Jadwal kegiatan penelitian
No. Rencana Kegiatan Waktu / Bulan
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agst 1. Persiapan
- Observasi kelas - Menyusun
proposal - Revisi proposal - Bimbingan
dengan dosen
2. Pelaksanaan - Menyiapkan kelas dan alat - Melakukan
penelitian
3. Penyusunan Laporan - Menyusun
konsep laporan - Perbaikan
laporan/bimbing an
- Penyusunan skripsi - Ujian skripsi - Pengumpulan
naskah artikel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi penelitian
Pengambilan data Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Siswa Kelas IV SDN
Nyamplung Semester 2 Tahun Ajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis
Masalah dilaksanakan pada tanggal 1 April sampai dengan 11 Mei 2010.
Pelaksanana penelitian terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus secara garis
besar terdiri dari empat bagian, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Adapun penjelasan tiap siklus akan peneliti uraikan sebagai berikut :
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum pelaksanaan siklus 1 peneliti melakukan observasi dan meminta
nilai karangan siswa kepada guru kelas untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa dalam menulis karangan. Dalam hal ini siswa menulis
karangan dengan topik bebas artinya siswa menentukan sendiri topik dan
judulnya.
Setelah mengetahui kemampuan awal siswa, peneliti melaksanakan
siklus pertama. Tindakan siklus 1 terdiri dari satu kali pertemuan. Pada tahab ini
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, media pembelajaran, contoh karangan
dan lembar kerja siswa.
Kompetensi dasar yang akan dicapai dalam kegiatan menulis adalah
siswa mampu menyusun karangan dengan berbagai topik sederhana dengan
menggunakan berbagai ejaan yang benar ( tanda baca dan huruf kapital yang
benar).
Pada siklus ini peneliti menyampaikan materi sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Adapun langkah-langkah pembelajaran pada
siklus 1 sebagai berikut.
1) Peneliti mengorganisasi siswa di kelas. Dalam kegiatan ini tempat duduk
siswa diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan siswa untuk saling
bertukar pendapat atau berdiskusi. Siswa diatur secara berkelompok, tiap
kelompok terdiri dari 4-5 anak.
2) Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Tujuan
pembelajaran yaitu siswa dapat menulis karangan eksposisis melalui
pembelajaran berbasis masalah.
3) Peneliti menyampaikan materi menggunakan media gambar dengan
langkah dalam pembelajaran berbasis masalah. Adapaun
langkah-langkah dalam pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :(a)
menentukan masalah, (b) mendefinisikan masalah, (c) mengumpulkan
fakta, (d) menyusun hipotesis (dugaan sementara), (e) melakukan
(g) menyimpulkan alternatif pemecahan seara kolaboratif dan, (h)
melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.
4) Peneliti memberikan contoh karangan eksposisi dan menjelaskan
langkah-langkah menulis karangan.
5) Siswa menulis karangan eksposisi berdasarkan gambar yang diamati dan
hasil diskusi dengan teman satu kelompok selama mengikuti pembelajaran
melalui langlah-langkah pembelajaran berbasis masalah.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu pada hari Senin, 1 April 2010 selama
4 jp (4x35 menit). Proses pembelajaran mengacu pada RPP yang telah
dipersiapkan. Pembelajaran menulis karangan eksposisi melalui pendekatan
berbasis masalah pada siklus 1 ini dengan menggunakan media gambar.
c. Observasi
Sebelum pelaksanaan siklus 1 untuk mengetahui kondisi awal, peneliti
melakukan observasi dan meminta nilai kepada wali kelas IV SD Negeri
Nyamplung. Hasil rata-rata nilai mengarang siswa masih sangat minimal.
Terutama dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas menulis karangan bebas tahun
2009. Dari hasil observasi diketahui nilai rata-rata siswa 62,94. Siswa yang
nilainya di atas KKM sebanyak 7 anak atau 41,2% .
Kegiatan observasi juga dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran oleh seorang guru yang telah ditunjuk. Data yang dapat peneliti
amati pada penelitian ini secara garis besar ada dua hal yaitu catatan selama