• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infestasi Parasit Usus Pada Anak Yang Dirawat Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS. Dr. Pirngadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Infestasi Parasit Usus Pada Anak Yang Dirawat Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS. Dr. Pirngadi"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Infestasi Parasit Usus Pada Anak Yang Dirawat Di Bagian Ilmu

Kesehatan Anak RS. Dr. Pirngadi Dan RS. PTP-IX Medan

Helmi Lubis* Endang D. Hamid* Chairuddin P. Lubis*

Helena Siregar* Endang H. Gani** Makmur Huzaini**

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Intestasi parasit usus masih sering dijumpai pada anak di Indonesia (3,8.10). Oleh Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU telah banyak diadakan penelitian mengenai ini,antara lain Sutanto dan kawan-kawan yang menemukan infestasi cacing usus yang tinggi pada anak sekolah dasar di Deli Tua. (11) Justin Simatupang, Siarikat Tarigan dan Chairuddin P.Lubis juga menjumpai angka yang tinggi mengenai infestasi cacing usus pada penelitian mereka di Samosir dan anak-anak karyawan Perkebunan Tembakau di Sumatera Utara. (4,6,9). ,

Selain Infestasi dengan cacing usus golongan Nematoda pada penderita yang dirawat juga dijumpai adanya infestasi dengan golongan Cestoda seperti Taenia saginata, Hymenolepis nana dan Bertiella studeri; tidak jarang juga adanya infestasi dengan Protozoa usus. Yang sering dijumpai adalah E. histolytika dan beberapa kasus dengan Giadia lamblia. Sedangkan Protozoa lain baik yang pathogen maupun yang apathogen hampir tidak pernah dilaporkan. Hanya satu kasus dengan Isospora yang pernah dijumpai Sub Bagian Gastroenterologi Anak Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan.

Berdasarkan hal-hal di atas penulis ingin meneliti tentang infestasi parasit usus pada anak yang dirawat menginap dj Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Pirngadi dan RS. PTP IX Medan.

BAHAN DAN CARA .

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 April 1982 sampai dengan 31 Mei 1982. Tinja anak yang dirawat menginap di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Pirngadi dan RS. PTP IX Medan dikumpulkan dalam pot-pot plastik dan diperiksa di Bagian Parasitologi fakultas Kedokteran USU Medan.

(2)

Tabel 1. Distribusi Infestasi Cacing Usus menurut Golongan Umur dan Jenis kelamin

Jenis Kelamin Telur Cacing (+) Golongan Umur

Lk Pr Jumlah Lk Pr Jumlah %

Pada tabel 2 dapaat dilihat hubungan distribusi infestasi jenis cacing usus dengan golongan umur.

Tabel 2. Distribusi Infestasi jenis Cacing Menurut Golongan Umur Jenis Cacing

Golongan Umur

Jumlah

(3)

Tabel 3. Jenis Infeksi cacing Usus Umur

Bulan Tahun

Jenis Infeksi

0- 3- 6- 9-12Jumlah 1- 3- 6- 9- 12- Jumlah Aasc = Ascaris lumbricoides T.t = Trichuris trichuiura

C.t = Cacing tambang oxy = Oxyuris vermicularis H.n = Hymenolepis nana

Penderita termuda yang dijumpai adalah seorang bayi laki – laki berumur 5 bulan dengan infestasi ascaris lumbericoides.

Infestasi Protozoa usus yang dijumpai dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Infestasi protozoa Usus

Umur < 1 Tahun Umur > 1 Tahun Jenis Protozoa

+ % + % E. coli

G. Lamblia E. Histolytica Ch.meanli

Jumlah diperiksa

2 1.2

175

(4)

kawan-kawan) pd penelitiannya tidak mengikut sertakan golongan umur ini mengingat insidennya yang sangat rendah. (3)

Sedang pada 213 anak golongan umur 1 tahun ke atas 156 (7.3,2%) anak tinjanya mengandung telur cacing. Budining.W dkk (I976) memperoleh hasil 47,6% di bangsal Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSCM Jakarta sedang di Poliklinik diperolehnya hasil 90% dan Aschwin P dkk (1978) di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Univeristas Pajajaran/RS Hasan Sadikin Bandung memperoleh hasil 66% (1,3).

Pada penelitian ini dijumpai Ascaris 62,4%, Trichuris 53,5%, Cacing tambang 13.6% Oxyuris 2,8% dan Hymenolepis nana 2,3%. Urutan terbanyak infestasi cacing usus ini adalah sesuai dengan hasil yang diperoleh beberapa peneliti terdahulu (Tabel 5) .

Tabel 5. Infestasi Cacing Usus

T e l u r C a c i n g P e n e l i t i Tahun

Asc %

T.t. %

C.t. %

Oxy. %

H.n. % A.H. Sutanta (II)

Justin S (6)

Chairuddin P. Lubis

Budining W. (3) Helmi Lubis

1976 1978 1979 1979 1982

89.55 84.38 64.90 43.1 62.4

79.01 64.06 20.2

9.7 53.5

72.84 32.81 4.33

- 13.6

- - 4.33

2.6 2.8

- - - - 2.3

Hubungan umur dengan prevalensi infestasi cadang (tabel 2) adalah sesuai dengan yang diperoleh Moetarsi F dkk (1978) di Banjarnegara yaitu dengan bertambahnya umur prevalensj juga bertambah.

Infeksi tunggal yang tersering adalah oleh Ascaris 15,5%, dengan 2 spesies oleh Ascaris + Trichuris 31 % sedang dengan 3 spisies + Trichuris + Cacing tambang 9,4%. Ini sesuai dengan yang diperoleh Moetarsi F dkk yaitu masing-masing 14,2%, 55,9% dan 17,8%.Penderita termuda adalah seorang bayi laki-laki berumur 5 bulan dengan investasi cacing Ascaris. Bintari Rukmono dkk (1962) menemukan infestasi cacing Ascaris pada bayi berumur 16 minggu, Melvin Hollander dkk (1973) melaporkan satu kasus penderita cacing tambang (N.americanus) pada bayi laki-laki berumur 32 hari sedang Budining W dkk (1976) menemukan infestasi cacing Ascaris pada bayi laki-laki berumur 7 bulan (2, 3, 7).

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aschwin P, Boed S Singadipura, Hendra Permadhi dan Endang Sutedja : Pemeriksaan telur cacing dalam tinja dan Pengobatannya dengan Trivexan Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia VI di Ujung Pandang tanggal 11-12 April 1979.

Bintari Rukmono, S.Oemijati, Lie Kian Joe and Purnomo : Prevalence of Intestinal Parasitic Infection in Infants. Proc. Unesco Symposium Knowledge Tropical Parasites, Singapore, p.289 (1963).

Budming W, Tri Ruspandji Sunoto dan Suharyono : Penyakit Cacing Pada Anak.medika 1 : 15-17) 1979.

Chairuddin.P Lubis, Helena Siregar ,Alogo Siregar and Ratna M Lubis: Measuring ' Malnutrition and Intestinal Helminthiasis on Tobacco Plantation Worker's Children. Pediat.Indonesia 19:84-99, March-April1979.

Eddy Kosin, Herdjan Adidjaja dan Timbul Toruan : Mempekenalkan Kato's Methods Cara sediaan hapus tebal untuk telor-telor cacing dalam tinja. Maj. Fak.Kedokteran USU No.1/Tahun III: 20-23, 1973.

J.Simatupang, Chairuddin P.Lubis, Helena Siregar dan R.M.Lubis: The Health Status of Children in Two Rural Areas 01 North Sumatra. Maj. Ked. Indonesia. Vol.28, No. 1-2-3 , hal 10-13, 1978.

Melvin Hollander, MD; Rosalinda Tabingo,MD; and Walter R : Successful Treatment,of Massive Intestinal Haemorrhage Due To Hookworm Infection In A Neonate. J.of Ped. Vol.82 No.2 : 332-334, 1973.

Moetarsi F, Noerhayati S, Sri Sumarni, Soenarno, Elias Winoto: Infeksi Cacing usus pada Anak Balita dan Pengobatannya di Desa Berta, Susukan Banjarnegara. Simposium Masalah Penyakit Parasit dalam Program Pelayanan Kesehatan menuju masyarakat bebas Parasit dan sehat gizi. Cermin Dunia Kedokteran, Nomor Khusus, hal 71-76, 1980.

Sjarikat Tarigan, Leman Sembiring, Justin Simatupang and Leonard Napitupulu: Health Status of Preschool Children in Some Settlements of Tobacco Plantation Labourers in North Sumatra. Paediat. Indonesia 17 :371-377, Nov - Dec. 1977 Sri S. Margono, Rochida Rasidi, Gindo Simanjuntak, Acang Sukarya, Soritua

Gambar

Tabel 1. Distribusi Infestasi Cacing Usus menurut Golongan Umur dan Jenis kelamin
Tabel 4. Infestasi protozoa Usus
Tabel 5. Infestasi Cacing Usus

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari distribusi usia anak laki-laki didapatkan bahwa paling banyak terinfeksi pada usia sekolah (5-12 tahun) sebanyak 15 orang anak disusul dengan usia bayi (0-1

Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin yang tertinggi dijumpai pada Meningitis TB adalah laki-laki, kelompok umur tertinggi dijumpai pada kelompok umur

Pada DHF tanpa syok didapatkan pola rerata jumlah trombosit pada hari sakit ke-3 didapatkan trombosit masih dalam batas normal sedangkan pada pasien DHF dengan syok hari sakit

Infeksi saluran kemih (ISK) lebih sering pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki, dengan kelompok umur 1 tahun sampai dengan 5 tahun.. Bakteri penyebab

Face 0 sangat senang sebab dia sama sekali tidak merasa sakit Face 2 nyeri sedikit/ nyeri ringan. Face 4 agak lebih sakit/ nyeri sedang Face 6 lebih nyeri lagi/ nyeri berat

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita TB Paru pada Anak Umur 0-14 Tahun yang dirawat Inap dan Rawat Jalan di RSUD Dr.Pirngadi Medan Tahun 2011-2015 berdasarkan Riwayat

Pemberian antibiotik, pada uji univariat secara statistik menunjukkan hasil yang bermakna (p=0,042), hal ini dapat dijelaskan karena pada pemberian antibiotik pada diare

Diagnosis glomerulonefritis akut pascastreptokok perlu dicurigai pada pasien dengan gejala klinis berupa hematuri makroskopis (gros) yang timbul mendadak, sembab dan gagal ginjal