• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM SKRIPSI OLEH MUHAMMAD RAMADHAN NUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM SKRIPSI OLEH MUHAMMAD RAMADHAN NUR"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM

MAKASSAR

SKRIPSI

OLEH

MUHAMMAD RAMADHAN NUR

105720507514

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

ANALISIS DESAIN PRODUK KAOS

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

PADA DISTRIBUTION STORE DELUSI STOCKROOM

MAKASSAR

OLEH

MUHAMMAD RAMADHAN NUR

105720507514

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar

Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen

Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Karya ini Aku persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan dan doanya

selama ini sehingga saya bisa menempuh pendidikan tinggi..

2. Teman-teman di kelas Man-10.14, terima kasih atas kebersamaan,

dukungan dan canda tawanya.

3. Almamaterku, Universitas Muhammadiyah Makassar.

MOTO

Meskipun gelap memapah Mentari tetap bernyala Meskipun badai menerjang

Mentari pasti berderang (Penulis)

Hidup hanya sekali, maka rayakan berkali (Penulis)

Rayakan kebebasan, nyalakan kesetaraan (Penulis)

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul :“Analisis Desain Produk

Kaos terhadap Minat Beli Konsumen pada Distribution Store Delusi Stockroom Makassar”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kaish kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tanpa pamrih. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:

(8)

viii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Muh Nur Rasyid, SE.,MM., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Hj. Lily Ibrahim S.E., M.M. selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Sri Andayaningsih, S.E,. M.M selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Ibu Megawati selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan arahan serta petunjuk mulai dari proses perkuliahan sampai pada proses penyelesaian ini.

7. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak meluangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

8. Pemilik Delusi Stockroom Makassar dan konsumen Delusi Stockroom Makassar yang telah bersedia menerima penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka penyelesaian studi.

9. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

ix

10. Teman-temanku di kelas Man-10.14 yang selalu memberikan dukungan semangat, dan membantu dalam penyusunan skripsi ini serta canda tawa yang sangat mengesankan selama masa perkuliahan.

11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannnya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, terutama kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu A’laikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, Februari 2021

(10)

x

ABSTRAK

Muh. Ramadhan Nur (2020). Analisis Desain Produk Kaos terhadap Minat Beli Konsumen pada Distribution Store Delusi Stockroom Makassar, dibimbing oleh Lilly Ibrahim dan Sri Andayaningsih.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pentingnya desain produk kaos dalam mempengaruhi minat beli konsumen. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dimana pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dan informasi pada tempat penelitian dengan menggunakan teori sebagai dasar dalam mengeksplorasi di lapangan atau pada saat penelitian dilaksanakan.

Penelitian dilakukan pada Delusi Stockroom yang berlokasi di Jalan Kumala No.93, Makassar dengan mengumpulkan data dari narasumber, yakni pemilik dan konsumen dari Delusi Stockroom Makassar. Teknik pengumpulan data yang digunakan, yakni teknik pengamatan, wawancara dan dokumentasi.

Hasil wawancara dengan para narasumber dalam penelitian ini menunjukkan bahwa desain produk kaos menjadi faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dalam menentukan pilihannya saat ingin berbelanja produk kaos. Agar Delusi Stockroom dapat bertahan dalam persaingan pasar maka kreatifitas dalam desain produk kaos menjadi hal yang cukup menentukan. Dengan demikian maka desain produk kaos yang bagus dan berkualitas sangat dapat meningkatkan dan mempengaruhi minat beli konsumen.

(11)

xi

ABSTRACT

Muh. Ramadhan Nur (2020). T-shirt Design Analysis of Consumer Purchase Interest in Distribution Store Delusi Stockroom, Makassar, guided by Mrs. Lilly Ibrahim and Sri Andayaningsih.

This research was conducted to find out how important the design of t-shirt products is in influencing consumer buying interest. This type of research is qualitative research, where in this study researchers collected data and information at the research site by using theory as a basis for exploring in the field or when the research was carried out.

The study was conducted at Delusi Stockroom located at Jalan Kumala No.93, Makassar by collecting data from speakers, namely owners and consumers of Delusi Stockroom Makassar. Data collection techniques used, namely observation techniques, interviews and documentation.

The results of interviews with resource persons in this study indicate that the design of t-shirt products is a factor that influences consumer buying interest in determining their choices when they want to shop for t-shirt products. So that Stockroom Delusions can survive in market competition, creativity in the design of t-shirt products is quite decisive. Thus, a good and quality t-shirt product design can greatly enhance and influence consumer buying interest.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL………... ..ii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN………. ...iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...iv

LEMBAR PENGESAHAN ...v

SURAT PERNYATAAN……… ...vi

KATA PENGANTAR……… ...vii

ABSTRAK……… ...x

ABSTRACT……… ...xi

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL……… ...xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR LAMPIRAN……… ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...3

(13)

xiii

D. Manfaat Penelitian ...3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4

A. Tinjauan Teoritis ...4

1. Manajemen Pemasaran ...4

2. Desain ...7

3. Minat Beli Konsumen ...11

4. Tinjauan Empiris...15

B. Kerangka Pikir ...17

BAB III METODE PENELITIAN ...18

A. Jenis Penelitian ...18

B. Fokus Penelitian ...18

C. Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian ...18

D. Sumber Data ...19

E. Pengumpulan Data ...20

F. Instrumen Penelitian ...20

G. Teknik Analisis Data ...22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...25

A. Gambaran Umum Objek Penelitian……… ...25

1. Sejarah Distribution Store Delusi Stockroom……… ...25

2. Struktur Organisasi……… ...26

3. Job Description……… ...27

B. HASIL PENELITIAN………...27

(14)

xiv

2. Deskripsi Hasil Penelitian……… ...29

C. ANALISIS DAN INTERPRETASI………...32

1. Desain Produk Kaos……… ....32

2. Penerapan Konsep Desain Produk Kaos……… ...33

3. Peranan Desain Produk Kaos dalam Menarik Minat Beli Konsumen……… ...37

4. Keberadaan Delusi Stockroom Makassar……… ....39

BAB V PENUTUP ...41

A. Kesimpulan.. ...41

B. Saran.. ...42

DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 4.1 Karakteristik Informan berdasarkan Profesi 25

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konsep 18

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian (Obeservasi)

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pemilik Delusi Stockroom

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Konsumen Delusi Stockroom

Lampiran 4 Transkrip Wawancara

Lampiran 5 Foto Dokumentasi

Lampiran 6 Surat Penelitian

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kaos merupakan kebutuhan pokok manusia yang perlu dipenuhi. Kaos memiliki fungsi utama untuk melindungi tubuh dan sebagai pemenuhan unsur kesusilaan. Selain itu kaos juga memiliki fungsi lainnya seperti: alat ekspresi diri dan sebagai alat penegasan status sosial. Perkembangan fashion yang pesat telah sangat mempengaruhi industri fashion di Indonesia. Dampak globalisasi sangat kuat. Salah satu ciri globalisasi dan pasar bebas adalah persaingan. Untuk memenangkan persaingan, ia harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas serta pelatihan. Ada berbagai macam produk fashion yang tersedia di pasaran, terdapat banyak pilihan barang dengan kualitas berbeda untuk kelompok yang berbeda. Produk fashion yang paling beragam tentu saja kaos remaja.

Distribution Store (Distro) adalah tempat penjualan produk fashion remaja. Distro berbeda dengan Factory Outlet (FO). Tidak hanya dari sisi idealis, tapi juga dari sisi konsep produksi maupun penjualannya. FO menjual barang secara massal, sedangkan Distro distribusinya eksklusif. Desain dan ilustrasi kaos, pilihan warna dan label yang mennggambarkan produk fashion yang ditawarkan oleh Distro ini menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang menginginkan

street fashion eksklusif yang memperlihatkan gaya hidup yang identik dengan roots independen. Tanpa adanya manajemen dan analisis yang baik terhadap

daya saing toko kaos akan menyebabkan tren belanja kaos ini tidak akan bertahan lama. Strategi yang tepat untuk mempertahankan model bisnis ini

(19)

2

sangat diperlukan guna menampung kreativitas kaos yang biasanya diproduksi dalam skala kecil dan terbatas.

Niat melakukan pembelian dapat dibentuk dari sikap konsumen terhadap bauran pemasaran, termasuk melalui desain produk. Kata desain menurut pendapat Sachari (2012:3) awalnya merupakan kata baru peng-Indonesia-an dari kata design (bahasa Inggris), istilah ini melengkapi kata “rancang/rancangan/merancang‟ yang dinilai kurang mengekspresikan keilmuan, keluasan, dan kewibawaan profesi. Sejalan dengan itu, kalangan insinyur menggunakan istilah “rancang bangun“, sebagai pengganti istilah desain. Namun di kalangan keilmuan seni rupa, istilah “desain” tetap secara konsisten dan formal dipergunakan.

Menurut Rakhmat Supriyono Dalam buku Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi (2010:136) desain merupakan art direction, yaitu penampilan visual secara menyeluruh dari iklan. Hasil kerja sama antara art direction dan

copywriter (berupa konsep verbal dan visual) dipadukan secara sinergis ke

dalam desain melalui proses standar, yaitu membuat sketsa-sketsa kasar, menentukan alternatif desain, hingga final artwork (FAW).

Sedangkan menurut Teguh Wibowo dalam buku Belajar Desain Grafis (2013:10) desain adalah metode penyampaian pesan visual berbentuk teks dan gambar dari komunikator kepada komunikan.

Mehta (2013:66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Menurut Kotler, Bowen dan Makens (2014:156) mengenai minat beli: minat beli timbul setelah adanya proses

(20)

evaluasi alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.

Berdasarkan uraian diatas penulis memilih judul penelitian “Analisis

Desain Produk Kaos terhadap Minat Beli Konsumen Pada Distribution Store Delusi Stockroom Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah:

Apakah desain produk kaos berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada distribution store Delusi Stockroom Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada distribution store Delusi Stockroom Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang pengaruh desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada

distribution store Delusi Stockroom Makassar.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan konsumen dengan melihat desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada distribution store Delusi Stockroom Makassar.

(21)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Manajemen Pemasaran

a. Pengertian Manajemen Pemasaran

Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus kepuasan konsumen. Dalam suatu perusahaan, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup, perkembangan dan keuntungannya. Aktivitas pemasaran suatu perusahaan juga harus memuaskan konsumen jika ingin terus berlanjut.

Karena orang sudah terbiasa dengan pemasaran, banyak pakar yang muncul dengan definisi pemasaran yang terlihat sedikit berbeda tetapi memiliki arti yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka memandang pemasaran dari berbagai sudut yang beberapa di antaranya berfokus pada fungsi, produk, dan aspek kelembagaan.

Terlihat bahwa aktivitas pemasaran merupakan aktivitas yang berhubungan dengan orang lain sebagai suatu sistem. Kegiatan pemasaran ini berlangsung di lingkungan yang terus berkembang sebagai hubungan antara perusahaan yang sama atau antara perusahaan yang berbeda, yang juga dapat menimbulkan persaingan.

Pemasaran adalah proses sosial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas bertukar produk berharga dengan pihak lain (Kotler 2007:7). Stanton berpendapat bahwa

(22)

pemasaran adalah keseluruhan sistem aktivitas bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yang ada dan calon konsumen.

Sedangkan menurut George E. Belch dan Michael A. Belch (2009:8) mengemukakan definisi konsep pemasaran, yaitu fungsi operasional dan seperangkat proses untuk kreasi, komunikasi, dan penyampaian nilai kepada para pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan yang memberikan manfaat bagi organisasi dan para pemangku kepentingan (stakeholders) yang memiliki hubungan erat dengan organisasi. Menurut Philip William J. Shultz (2005), manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian dari pemasaran. Kotler dan Keller (2008:5) mengemukakan manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Sedangkan menurut Lupiyo Adi (2006:6), manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama. Menurut Sumarni (2011:75), pemasaran merupakan bagian yang penting dengan pasar, karena pasar yang ada sekarang merupakan pasar pembeli di mana terjadinya transaksi jual beli tergantung pada

(23)

6

keputusan pembeli sendiri, sehingga pasar yang ada sangat dipengaruhi oleh perilaku para konsumen dan yang penting perusahaan sebagai yang menawarkan barang hanya bisa mengikuti pesaing-pesaing dari perusahaan yang menciptakan barang sejenis.

Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa manajemen pemasaran sebagai proses yang mencakup analisis perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian, juga produk atau jasa yang berdasarkan pertukaran dan bertujuan untuk menghasilkan kepuasan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang sangat luas yang dimulai dari menentukan kebutuhan konsumen dan diakhiri dengan kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan pemasaran bermula dan berakhir pada konsumen. Menurut Sunyoto (2014:18), pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dalam dunia persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut agar tetap bertahan hidup dan berkembang. Oleh karena itu seorang pemasar dituntut untuk memahami permasalahan pokok di bidangnya dan menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan perusahaan.

b. Konsep Pemasaran

Bagi perusahaan yang berorientasi konsumen, aktivitas pemasaran akan beroperasi pada hal-hal yang berkaitan dengan konsumen. Mulai dari menentukan apa keinginan konsumen hingga diakhiri dengan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen merupakan hal mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam konsep pemasaran, kepuasan kebutuhan konsumen menjadi syarat ekonomi dan sosial bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Maka jelas

(24)

perusahaan harus mampu memberikan kepuasan terhadap konsumennya agar perusahaan dapat berkembang dan bertahan.

2. Desain

a. Pengertian Desain

Desain kaos adalah seni memvisualisasikan ide melalui media kaos untuk menyampaikan informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain diukur dengan empat indikator yang dikembangkan oleh Nilsson dan Ostrom, 2005; Ampuero dan Vila, 2006 yaitu: brand name, color,

tipografi (huruf), image.

Desain dapat diartikan sebagai pembangkitan gagasan, pengembangan konsep, pengujian dan implementasi konsep. Desain produk merupakan terjemahan dari desain industri. Beberapa ahli menerjemahkan desain industri menjadi desain produk. Desain produk adalah pelopor dan kunci keberhasilan produk dalam penetrasi pasar pemasaran perdagangan arus utama, mendesain produk berarti menjelajahi pasar, kemauan pasar, peluang pasar, pemikiran pasar, dan banyak aspek lain yang akhirnya diterjemahkan dan diterapkan dalam produk. Kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam siklus pasar ditentukan oleh bagaimana desain dapat beradaptasi dengan perubahan dalam bentuk apa pun. Desainer produk harus memiliki pengetahuan dan pengalaman yang baik. Proses ini tidak diragukan lagi membutuhkan waktu yang lama dalam desain, pemikiran yang tajam dan keterbacaan sangat penting saat menentukan peringkat seorang desainer. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perasaan seorang

(25)

8

desainer terbentuk atas dasar pengalaman panjang dan berbagai layanan yang mengelilingi dan menjumpai seorang desainer.

Kotler dan Armstrong (2006) berpendapat bahwa desain produk merupakan konsep yang baik, bahwa desain produk dapat menjadi salah satu senjata pemasaran paling ampuh dalam gudang senjata perusahaan. Desain produk memberi kontribusi dalam kegunaan suatu produk seperti penampilannya.

Selain itu, Kotler dan Keller (2008) membahas bahwa kumpulan karakteristik yang mempengaruhi penampilan, rasa dan fungsi suatu produk tergantung pada kebutuhan pelanggan. Desain yang unik adalah satu-satunya fitur yang membedakan produk perusahaan dengan produk yang lainnya. Desain yang baik akan menarik konsumen ke produk dan berkomunikasi dengannya. Saat memilih di antara dua produk yang memiliki harga yang sama dan fungsi yang sama, konsumen akan memutuskan untuk membeli atau akan memilih salah satu dari dua produk tersebut dengan mempertimpangkan fitur yang menarik dan unik.

Desain memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk.

b. Jenis-Jenis Desain

Berikut macam-macam jenis desain dan contohnya sebagai berikut: 1) Desain Gambar atau Visual

Desain gambar atau lebih dikenal dengan desain visual adalah teknik yang digunakan untuk membuat dan menyusun gambar sesuai dengan konsep desain yang diinginkan. Desain ini dibuat untuk

(26)

disampaikan kepada seseorang melalui sebuah gambar. Salah satu desain dan contoh ini pasti akan bermakna. Secara umum, gambar yang dibuat oleh para desainer ini terkadang direproduksi, baik positif maupun negatif, yang menyesuaikan dengan arti gambar. Contohnya seperti lukisan, kartun, dan lain sebagainya.

2) Desain Tulisan

Desain tulisan dibuat untuk mengkomunikasikan gambar kepada orang lain yang mungkin bersifat visual atau digital. Secara umum, seorang desainer bisa menyampaikan banyak kata. Desain visual sendiri juga terbagi dalam beberapa bentuk, seperti visual, tulisan tangan hingga topografi. Contoh desain tertulis ini adalah baliho, buku, poster dan nama produk.

3) Simbol dan Logo

Salah satu dari berbagai jenis desain dan contoh yang terakhir adalah simbol dan logo. Simbol dan logo itu spesial. Banyak orang menggunakan fitur ini untuk merujuk ke produk dengan tujuan mengidentifikasi nama perusahaan menggunakan simbol dan tipografi kata. Secara umum, para desainer yang membuat simbol dan logo tersebut memiliki banyak pengalaman. Ini karena simbol dan logo desain memiliki hak cipta. Contoh simbol dan logo ini termasuk Google, Adidas, Nike, dan logo terkenal lainnya.

c. Indikator Desain Produk

Kotler (2005) mengemukakan terdapat 7 indikator pada desain produk, yaitu:

(27)

10

Yakni karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk. Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan yang terdiferensiasi. Pengenalan karakteristik baru dianggap salah satu metode yang paling efektif dalam kompetisi.

2) Kinerja

Yaitu mengacu pada level saat produk beroperasi. Pembeli barang mahal biasanya membandingkan kinerja (tampilan/karakteristik) dari merek yang berbeda. Pembeli umumnya membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik selama harga tidak melebihi nilai yang dirasakan.

3) Mutu Kesesuaian

Mutu kesesuaian mengacu pada tingkat di mana desain produk memenuhi standar target. Mutu kesesuaian merupakan tingkat kesesuaian dan pelaksanaan semua unit yang diproduksi sesuai dengan spesifikasi target yang dijanjikan. Ini disebut kesesuaian karena spesifikasinya.

4) Daya Tahan (Durability)

Daya tahan adalah ukuran umur yang diharapkan dari produk tertentu. Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih kuat.

5) Daya Uji (Reliabilitas)

Ini adalah ukuran kemungkinan suatu produk tidak akan berfungsi dengan baik atau rusak selama periode waktu tertentu. Pelanggan bersedia membayar lebih untuk produk dengan reputasi

(28)

keandalan yang lebih tinggi. Mereka ingin menghindari biaya kerusakan dan waktu perbaikan.

6) Kemudahan Perbaikan (Repairability)

Kemudahan perbaikan adalah langkah untuk memperbaiki produk yang rusak atau cacat. Kemudahan perbaikan yang sempurna akan ada jika pengguna dapat memperbaiki produk dengan biaya rendah atau gratis tanpa menghabiskan terlalu banyak waktu.

7) Model (Style)

Model adalah gambaran bagaimana konsumen menyukai produk. Model memberikan karakteristik produk unggulan yang sulit untuk direproduksi.

3. Minat Beli Konsumen

a. Pengertian Minat Beli Konsumen

Minat beli konsumen merupakan faktor pendorong dalam mengambil keputusan. Menurut Yamit (2001:77), minat beli konsumen merupakan hasil evaluasi pembeli setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya. Menurut Durianto, dkk (2003: 109), minat beli adalah hal yang berkaitan dengan rencana konsumen untuk membeli produk, serta seberapa banyak produk yang dibutuhkan dalam suatu periode tertentu.

Minat beli adalah pernyataan mental dari konsumen yang sejalan dengan rencana pembelian untuk suatu produk. Pengetahuan perdagangan khusus tentang minat konsumen sangat perlu diketahui oleh pemasar untuk menggambarkan perilaku konsumen. Minat pembeli

(29)

12

terbentuk dari hubungan dengan produk. Hal itu berasal dari kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk. Kepercayaan konsumen yang lebih rendah terhadap produk akan menurunkan minat beli konsumen.

Minat (Interest) digambarkan sebagai situasi dimana konsumen belum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap suatu objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian (Kotler 2005:15).

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swasta dan Iravan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Jika seseorang merasa senang dan puas dengan pembelian barang atau jasa, maka akan memperkuat minat beli. Ketidakpuasan akan menimbulkan sebaliknya.

Super dan Crites (Lidyawatie, 1998) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu :

1) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan akan mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu.

2) Perbedaan sosial ekonomi, artinya orang yang punya sosial ekonomi tinggi jauh lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan mereka yang mempunyai sosial ekonomi rendah. 3) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang

(30)

4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan pria, misalnya dalam hal kebutuhan dan pola belanja. 5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan

orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.

Sedangkan menurut Kotler, Bowen dan Mackens (2003), terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat seseorang dalam proses keputusan pembelian, yaitu situasi tak terduga dan sikap masyarakat.

Untuk memahami motivasi dan manajemen yang mendasari perilaku belanja konsumen, antara lain perlu diterapkan beberapa konsep;

1) Teori ekonomi mikro

Menurut teori ekonomi mikro, keputusan membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Teori ini menunjukkan bahwa:

a) Bahwa konsumen akan selalu untuk memaksimumkan kepuasannya dalam batas kemampuan finansialnya

b) Bahwa konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa pilihan lain sebagai sumber untuk memuaskan kebutuhannya. c) Bahwa konsumen akan selalu bertindak rasional.

2) Teori Psikologis

Teori psikologis berpendapat bahwa pada umumnya manusia akan selalu didorong untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

(31)

14

Teori psikoanalisis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia dibangu oleh keinginan dan adanya motif tersembunyi. Perilaku manusia ini merupakan hasil kolaborasi dari tiga struktur struktural: id (das ich), ego (das ich) dan superego (Veber das ich).

4) Teori Antropologis

Berdasarkan teori ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh kultur yang terdiri dari masyarakat sekitar, kelas sosial serta keluarga.

c. Indikator Minat Beli

Menurut Ferdinand (2006), minat beli ditentukan dengan indikator-indikator sebagai berikut:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk merekomendasikan produk kepada orang lain.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang memiliki perilaku di mana suatu produk disukai. Preferensi ini hanya dapat digantikan jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seseorang konsumen harus memenuhi

(32)

kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam benak konsumen.

4. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris sangat diperlukan guna sebagai tambahan referensi dan sebagai salah satu bahan pemikiran bagi peneliti dalam penelitian ini. Penelitian ini mengacu dalam pada penelitian terdahulu yang berhubungan dengan desain, tinjaun empiris yang berhubungan dengan minat beli konsumen. Tinjauan empiris yang digunakan bagian bahan acuan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Satria Adhi Wicaksono, 2015

“Pengaruh Merek dan Desain terhadap Minat Beli Konsumen” Hasil penelitian menunjukkan variabel merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Variabel desain berpengaruh positif, signifikan dan dominan terhadap minat beli konsumen, terhitung untuk variabel merek sebesar 5,337 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa Hipotesis 1 yang menyatakan merek berpengaruh terhadap minat beli konsumen dapat diterima. Kemudian nilai terhitung untuk variabel desain sebesar 5,962 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa Hipotesis 2 yang menyatakan desain berpengaruh terhadap minat beli konsumen dapat diterima.

b. Th. Susetyarsi, 2013

“Analisis Pengaruh Strategi Desain Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Skuter Matik Yamaha Merek Mio Fino Di Kota Semarang” Hasil uji hipotesis baik parsial maupun simultan

(33)

16

menunjukkan hasil analisis bahwa semuanya mendukung hipotesis yang diajukan yaitu variabel-variabel bebas berupa strategi desain produk skuter matik Yamaha merek Mio Fino yang terdiri dari gaya hidup(X1), fitur (X2) dan penampilan (X3) berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap variabel terikat minat beli konsumen (Y) di Kota Semarang.

c. Rizky,Anandia, 2015

“Analisa Pengaruh Desain Produk, Persepsi Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Citra Merek Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen Sepatu Adidas Original” Hasil penelitian menunjukan desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek, persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek, kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. d. Alfin NF Mufreni, 2016

“Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan dan Bahan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha)” Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukan bahwa desain produk, bentuk kemasan dan bahan (material) kemasan berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemasan Tocha mampu meningkatkan minat pembelian konsumen.

e. Muhammad Rafli Hidayah, 2017

“Pengaruh Desain Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Pada Motor Sport Yamaha 150CC Di Kabupaten Klaten”

(34)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif desain produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport 150cc di Kabupaten Klaten, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 7,447; nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,356; (2) terdapat pengaruh positif desain produk terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport 150cc di Kabupaten Klaten, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 4,622; nilai signifikansi 0,000<0,05 dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,352; (3) terdapat pengaruh positif desain produk dan promosi terhadap keputusan pembelian Yamaha Motor Sport 150cc di Kabupaten Klaten, dibuktikan dengan hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 54,718 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05.

B. Kerangka Konsep

Delusi Stockroom merupakan distribution store yang menjual berbagai produk kekhasan anak-anak remaja. Ciri khas dari distro ini terdapat dari produk-produk kaosnya yang dijajakan yang memiliki desain-desain menarik dan tematik. Khas dari produk kaos yang dijajakan sesuai dengan konsep yang mereka usung: Buku, Musik dan Film.

Desain produk adalah pioner dan kunci kesuksesan sebuah produk menembus pasar sebagai basic bargaining marketing, mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar, kemauan pasar, kemampuan pasar, pola pikir pasar serta banyak aspek lain yang akhirnya diterjemahkan dan diaplikasikan dalam perancangan sebuah produk. Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk

(35)

18

apapun yang terjadi dalam pasar sehingga kemampuan tersebut menjadi nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri di kemudian hari.

Berdasarkan landasan teori, maka disusun landsan konsep sebagai berikut:

Desain (X)

1. Ciri-Ciri 2. Kinerja 3. Mutu Kerja

4. Daya Tahan (Durrability) 5. Daya Uji (Reliabilitas) 6. Kemudahan Perbaikan

(Repairability) 7. Model (Style)

Minat Beli Konsumen (Y) 1. Minat

Transaksional 2. Minat Referensial 3. Minat Preferensial 4. Minat Eksploratif

Gambar 2.1 KERANGKA KONSEP

Hasil Penelitian Delusi Stockroom

(36)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah, Moleong (2012:7).

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu supaya tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti desain kaos terhadap minat beli konsumen pada Delusi Stockroom.

C. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Delusi Stockroom yang berlokasi di Jalan Kumala no.93, Makassar.

(37)

20

Waktu yang digunakan selama penelitian kurang lebih dua bulan, dimulai dari bulan Agustus hingga September tahun 2019.

D. Sumber Data

Sumber data yang dikemukakan dalam penelitian ini bersumber dari : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang dan dikumpulkan oleh peneliti dari pelanggan dan pemilik distribution store memakai metode wawancara mendalam dan observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari catatan-catatan penting dari pelanggan dan pemilik distribution store..

3. Informan

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang-orang yang benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

Informan terbagi 2, yaitu:

a. Informan kunci merupakan orang-orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang diteliti, yaitu pemilik toko Delusi Stockroom sebanyak satu orang.

b. Informan non-kunci merupakan orang-orang yang memahami permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan non-kunci dalam penelitian ini adalah konsumen sebanyak lima orang.

(38)

E. Pengumpulan Data

Dalam hubungannya dengan permasalahan yang telah dikemukakan penulis akan mengumpulkan data dengan metode berikut :

1. Observasi

Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan, khususnya berkaitan dengan desain kaos yang mampu memengaruhi minat beli konsumen. 2. Wawancara

Memberikan sejumlah pertanyaan yang disusun secara terstruktur kepada beberapa sampel pelanggan maupun orang yang bekerja pada lokasi yang diteliti. Daftar pertanyaan akan terkait dengan informasi yang dibutuhkan. 3. Dokumentasi

Melakukan pengamatan secara langsung terhadap dokumen-dokumen atau arsip-arsip guna mendapatkan data yang mendukung penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui berbagai metode penelitian seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi yang membutuhkan alat atau instrumen. Alat-alat seperti handphone, kamera, pensil, pulpen, dan buku. Ponsel, saat peneliti mengambil foto serta untuk merekam suara saat melakukan pengumpulan data, baik menggunakan wawancara maupun observasi. Sedangkan pensil, pulpen, dan buku digunakan untuk menuliskan atau mendeskripsikan informasi yang didapat dari narasumber.

(39)

22

G. Teknik Analisis

Untuk menganalisis masalah yang dikemukakan sebelumnya, penulis menganalisis data dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini didasarkan pada data apa saja yang disajikan dalam bentuk informasi kualitatif yang melengkapi data lain untuk memperjelas atau menambah gambaran tentang variabel penelitian.

Dalam buku Ahmadin, Miles dan Huberman mengemukakan analisis dalam tiga tahap kerja, yakni:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkal tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugusgugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

(40)

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan sebagainya. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkatperingkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.

2. Penyajian Data

Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

(41)

24

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

(42)

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Distribution Store Delusi Stockroom

Delusi Stockroom berdiri pada tanggal 1 Agustus 2016. Delusi Stockroom merupakan distribution store yang menjual berbagai produk kekhasan anak-anak remaja. Ciri khas dari distro ini terdapat dari produk-produk kaosnya yang dijajakan yang memiliki desain-desain menarik dan tematik. Khas dari produk kaos yang dijajakan sesuai dengan konsep yang mereka usung: Buku, Musik dan Film. Alasan Delusi Stockroom memilih konsep tersebut dikarenakan di Makassar belum ada toko kaos yang mengusung konsep demikian, yang memadukan buku, musik dan film. Bukan hanya di Makassar, di luar Makassar pun belum pernah ada yang mengusung konsep demikian.Delusi Stockroom tidak hanya menjajakan kaos, ia juga memproduksi hoodie, ransel, topi dan berbagai produk lainnya.

Delusi Stockroom bisa berdiri dan masih eksis hingga hari ini itu semua tidak lepas dari dukungan pertemanan dan usaha mereka sendiri. Meski beberapa kali jatuh bangun, ditipu, kecurian dan mengalami kerugian, Delusi Stockroom masih bertahan.

Delusi Stockroom memiliki target pasar untuk orang-orang yang suka musik, seperti musisi-musisi maupun penikmat musik. Yang kedua, untuk orang yang suka menonton film dan ketiga untuk orang-orang yang suka membaca buku. Target pasarnya bila berdasarkan

(43)

26

umur, Delusi Stockroom menargetkan untuk para pemuda, dewasa dan orang tua yang berumur di atas 40-an.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan hal penting dalam menjalankan sebuah usaha bisnis. Hal ini berguna untuk lebih mempermudah dan memfokuskan pembagian kerja. Agar kerja-kerja yang dilakukan bisa lebih efektif dan memberikan hasil yang maksimal.

Sangatlah diperlukan suatu struktur organisasi yang baik agar usaha yang dijalankan dapat beroperasi dengan baik dan sesuai harapan. Sebagaimana yang diharapkan, pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas diharapkan dapat mendorong kerjasama yang baik untuk meningkatkan produktivitas sehingga memperlancar kerja-kerja dalam usaha bisnis.

SUSUNAN PEMBAGIAN TIM KERJA DELUSI STOCKROOM MAKASSAR

Riset dan

Penanggung Jawab : Fajri

Keuangan : Este

(44)

3. Job Description

1. Riset dan Penanggung Jawab

a) Meriset produk apa yang selanjutnya akan dijual b) Memasarkan dan mengiklankan produk

c) Meriset apa yang lagi sedang diminati orang-orang . 2. Keuangan

a) Mencatat pemasukan dan pengeluaran b) Mengalokasikan dan menyimpan dana 3. Desain Grafis

a) Mendesain produk yang akan dipasarkan

B. Hasil Penelitian

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan fokus dari penelitian ini yaitu analisis desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada Delusi Stockroom Makassar, dimana penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif.

Pada penelitian deskriptif kualitatif, peneliti dituntut dapat memaparkan, menjelaskan, menggambarkan, dan menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan melalui wawancara mendalam.

Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Dimana data primer adalah data yang berupa keterangan-keterangan yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat. Sedangkan data sekunder

(45)

28

adalah data berupa informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian pada Delusi Stockroom Makassar.

1. Karakteristik Informan Penelitian

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 6 orang, berikut ini merupakan data-data dari informan berdasarkan profesi

Tabel 4.1

Karakteristik Informan Berdasarkan Profesi

No. Nama Profesi

1. Fajri Pemilik Delusi Stockroom

2. Asrul Konsumen

3. Tanti Konsumen

4. Didin Konsumen

5. Aldi Konsumen

6. Ade Konsumen

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan ini ada 6 informan yang terdiri dari 1 orang pemilik Delusi Stockroom dan 5 orang konsumen Delusi Stockroom. Fungsi peneliti memilih informan itu karena yang pertama yaitu 1 orang pemilik Delusi Stockroom yang tugasnya mengatur dan bertanggung jawab atas Delusi Stockroom dan memiliki data-data yang peneliti butuhkan dalam proses penelitian, kedua yaitu 5 orang konsumen dari Delusi Stockroom yang menentukan minat belinya berdasarkan desain produk kaos.

(46)

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Data dari hasil penelitian ini didapatkan melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada bulan September 2019. Dimana seluruh informan yang melakukan wawancara adalah pemilik Delusi Stockroom dan konsumen Delusi Stockroom.

a. Deskripsi Wawancara dengan Fajri Pemilik Delusi Stockroom Makassar

Berdasar pada wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan Pemilik Delusi Stockroom Makassar tentang sejak kapan dan apa alasan yang melatarbelakangi berdirinya Delusi Stockroom Makassar, informan pun menjawab sebagai berikut:

”Sejak 2014 bulan 5 tanggal 3 mei itu Delusi Stockroom ada. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Delusi Stockroom itu mau punya duit.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019). Kemudian peneliti menggali lagi dengan pertanyaan Mengapa memilih konsep Distribution Store dan tema „buku, musik dan film‟ pada Delusi Stockroom, informan pun menjawab sebagai berikut:

” Konsep seperti ini adalah konsep yang sulit untuk mati menurut pembacaan kami. Sejarah membuktikan berdasarkan hasil yang kita pelajari, musik itu bukan hal yang terpisah dari hidup, buku-buku juga bukan hal yang bisa ditinggalkan begitu saja, pun misalnya buku-buku habis dan orang-orang beralih ke

ebook/digital book, akan tetap ada orang-orang yang mencintai

fisik. Terus, film misalnya, orang-orang kalau lagi galau, kalau lagi ngapa-ngapain atau kalau sedang mengingat masa kecilnya yang dia ingat itu film-film apa semasa kecilnya. Nah itu, kenapa kita memilih konsep yang seperti ini pada Delusi” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

(47)

30

Kemudian peneliti menggali lagi dengan pertanyaan siapa saja sasaran pasar dari Delusi Stockroom, informan pun menjawab sebagai berikut:

”Sasaran pasarnya yang pertama itu orang-orang yang suka musik, musisi-musisi mungkin. Yang kedua adalah orang-orang yang suka baca buku, yang ketiga adalah orang-orang yang suka nonton. Kebanyakan dari mereka kalau ditanya sasarannya, yah itu sasarannya. Kalau ditanya umur, kita pasti maunya dan sampai sekarang punya target itu pemuda, dewasa, dan orang tua yang sudah diatas umur 40-an gitu, jadi kalau melihat ini akan kembali ke masa-masa dimana mereka muda.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

Kemudian peneliti memberikan pertanyaan tentang bagaimana standar dalam penentuan desain produk di Delusi Stockroom, informan pun menjawab sebagai berikut;

”Pertama harus bagus. Bagus dalam artian teknik menggambar. Bagus dalam pemasaran. Yang kedua, apakah kami suka. Biarpun mungkin bagus di pasaran, tapi kalau kami tidak suka.” (wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

b. Deskripsi Wawancara dengan Konsumen Delusi Stockroom Makassar

Berdasar pada wawancara yang dilakukan peneliti terhadap informan konsumen Delusi Stockroom Makassar tentang desain produk kaos seperti apa yang membuatnya tertarik dan alasannya mengapa berbelanja di Delusi Stockroom Makassar, informan pun menjawab sebagai berikut:

“Desain produk band, dan saya memilih berbelanja di Delusi karena desain-desainnya menarik dan keren, juga karena nyaman dengan orang-orangnya.” (Aldi, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

Kemudian peneliti menggali lagi dengan pertanyaan tentang apakah Delusi Stockroom ini sudah

(48)

bisa dikatakan berhasil dalam memenuhi minat desain yang anda inginkan informan pun menjawab sebagai berikut:

“Cukup memenuhi. Sangat sesuai dengan selera anak muda” (Didin, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

Kemudian peneliti kembali menggali dengan mengajukan pertanyaan tentang seberapa pentingnya desain produk untuk mempengaruhi minat beli anda di Delusi Stockroom, informan pun menjawab sebagai berikut:

“Itu penting sekali menurut saya itu desainnya, karena kan saya pakai bajunya dalam keseharian, jadi saya harus paham, tahu betul itu desainnya oke atau tidak di badan saya.” (Tanti, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

Kemudian peneliti kembali menggali dengan mengajukan pertanyaan tentang apa yang membedakan Delusi Stockroom dengan distribution store lainnya sehingga anda lebih memilih berbelanja di sini, informan pun menjawab sebagai berikut:

“Harga dan desain bajunya yang buat saya lebih memilih Delusi Stockroom” (Asrul, wawancara pada hari Senin, 16 September 2018).

Kemudian peneliti kembali menggali dengan mengajukan pertanyaan tentang apakah Delusi Stockroom

(49)

32

menjadi pilihan utama anda ketika ingin berbelanja produk kaos, informan pun menjawab sebagai berikut:

“Iya, kalau saya hanya disitu tempatku beli kaos. Karena kalau di tempat-tempat lain beli kaos tidak nyaman” (Ade, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

C. Pembahasan

Hasil penelitian di atas merupakan proses penelitian lapangan yang telah dilakukan peneliti dengan pemenuhan persyaratan administrasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif tentang analisis desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada Delusi Stockroom Makassar.

1. Desain Produk Kaos

Desain produk kaos bisa dikatakan sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen saat ingin membeli produk kaos. Desain produk kaos yang baik akan menarik konsumen pada produk dan berkomunikasi dengannya. Ketika memilih di antara dua produk yang memiliki harga yang sama dan fungsi yang sama, konsumen telah memutuskan untuk membeli atau akan memilih salah satu dari dua produk tersebut, mengingat fitur yang menarik dan unik menjadi pertimbangan.

Desain produk kaos memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk, sehingga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk. Desain

(50)

merupakan salah satu senjata yang penting untuk menghadapi derasnya persaingan pasar dalam dunia bisnis.

2. Penerapan Konsep Desain Produk Kaos

Konsep desain produk kaos yang terdiri dari ciri-ciri, kinerja, mutu kesesuaian, daya tahan, daya uji, kemudahan perbaikan dan model telah diterapkan oleh pemilik Delusi Stockroom Makassar, berikut penjelasannya:

a. Ciri-ciri

Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk yang terdiferensiasi. Pengenalan ciri-ciri baru dinilai merupakan satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam persaingan. Agar bisa bertahan dalam dunia bisnis produk kaos tentu sangat penting memiliki nilai tawar yang khas kepada khalayak pasar apabila ingin bertahan dalam persaingan.Delusi Stockroom dalam menjajakan produknya memiliki khasnya sendiri dan standar kualitas yang mereka jaga.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti tentang standar penentuan desain, Informan menjawab sebagai berikut:

”Pertama harus bagus. Bagus dalam artian teknik menggambar. Bagus dalam pemasaran. Yang kedua, apakah kami suka. Biarpun mungkin bagus di pasaran, tapi kalau kami tidak suka.” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

(51)

34

b. Kinerja

Kinerja suatu produk yang baik dapat diukur apabila ia memiliki pelanggan tetap. Orang yang merasa puas dengan produk yang dibelinya tidak akan segan lagi untuk membeli kedua atau bahkan ketiga kalinya di tempat yang sama. Delusi Stockroom memiliki beberapa pelanggan yang bisa dibilang pelanggan tetap, sebab disaat Delusi Stockroom merilis artikel pelanggan yang sama selalu antusias untuk membeli.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan menjawab sebagai berikut:

“Selama lima tahun ini banyak sekali yang pelanggan tetap, mulai dari awal sampai sekarang mungkin puluhan orang, yang memang tetap, jadi setiap kita bikin rilisan artikel, ataukah kita keluarkan judul buku atau cd-cd itu menetap”(Fajri, wawancara pada hari jumat, 13 September 2019).

c. Mutu Kesesuaian

Delusi Stockroom sangat menjaga kualitas mutu produk kaos yang dijajakan. Ini bisa dilihat dari kepuasan pelanggannya yang senang saat memakai produknya. Juga dengan pelanggan yang belanja produk kaos lebih dari sekali di Delusi Stockroom. Sebab mutu yang dijanjikan Delusi Stockroom itu sangat sesuai.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan menjawab sebagai berikut:

“Kalau mendapati orang-orang yang senang, dengan kami melihat pelanggan kami misalnya, yang tadinya dari pelanggan menjadi teman, yang tadinya cuma beli satu dan akhirnya

(52)

ngulang-ngulang belanja, itu kan bisa diartikan bahwa sangat puas.” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

d. Daya Tahan

Daya tahan desain produk kaos Delusi Stockroom cukup lama apabila dirawat dengan baik. Tidak ada produk dari Delusi Stockroom yang rusak di bawah satu tahun. Daya tahannya bisa mencapai satu tahun, dua tahun atau bahkan sampai lima tahun. Tergantung bagaimana konsumen merawat kaosnya. Pihak Delusi Stockroom biasa melakukan edukasi terhadap pelanggannya agar daya tahun kaosnya bisa awet dan jangka panjang.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan menjawab sebagai berikut:

“Bergantung. Ada yang satu tahun, dua tahun, ada yang sampai lima tahun. Tergantung kalau dalam ketahanan pakaian, yah lagi-lagi itu juga mesti dikembalikan kepada konsumen. Bagaimana ia merawat pakaian. Namanya sesuatu itu, yah bisa tahan, bisa tidak. Bisa cepat pecah sablonannya, bisa tidak. Nah, bagaimana caranya supaya itu menjadi tahan yah kita kasi edukasi ke pelanggan. Nah kalau masa ketahanan ada yang sampai tiga tahun, empat tahun, dan sangat jarang yang bertahan di bawah satu tahun. Sangat jarang terjadi” (Fajri, wawancara pada hari Jumat, 13 September 2019).

e. Daya Uji

Quality control merupakan cara Delusi Stockroom untuk

menjaga kualitas produknya. Sebelum dijajakan ke pasaran pihak Delusi Stockroom terlebih dahulu mengecek hasil produksi kaosnya, baik dari hasil sablonan, jahitan kaos hingga ukuran kaos.

(53)

36

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan menjawab sebagai berikut:

“Caranya menjamin lewat quality control. Setelah produksi, harus dicek baik-baik, mesti dicek secara keseluruhan, bagaimana jahitan kaosnya, bagaimana sablonnya, bagaimana ukurannya, dan bagaimana ketahanan kaosnya, apakah luntur atau tidak. Memang selalu ketika barang datang kita uji kelayakan. Ada juga beberapa kami beri label garansi.” (Fajri, wawancara dilakukan pada hari jumat 13 september 2019)

f. Kemudahan Perbaikan

Untuk setiap produk kaos yang rusak yang diakibatkan bukan karena kesalahan konsumen, akan diberi ganti rugi oleh pihak Delusi Stockroom. Produk yang rusak tersebut bisa diganti dengan produk yang desainnya sama atau harganya sama.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan menjawab sebagai berikut:

“Kaos luntur tidak bisa diperbaiki. Mungkin itu kesalahan konsumen yang mencampur pakaian berwarna dan pakaian yang terang misalnya, warna hitam dan warna hijau direndam. Tapi kalau rusak bukan karena kesalahan konsumen itu bisa ditukar dengan desain yang sama atau dengan harga yang sama. Tetapi sampai saat ini sangat jarang itu terjadi, karena setiap konsumen kita kasi edukasi” (Fajri, wawancara dilakukan pada hari jumat 13 september 2019)

e. Model

Delusi Stockroom memiliki konsep musik, film dan buku. Konsep demikian sangat jarang ditemui di distribution store manapun. Namun, karena melihat kecenderungan dan peluang pasar belakangan ini, Delusi Stockroom menambahkan satu hal lagi dalam konsepnya: kesukaan.

(54)

Maka sekarang Delusi Stockroom memiliki konsep musik, film, buku dan kesukaan.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, informan menjawab sebagai berikut:

3. Peranan Desain Produk kaos dalam Menarik Minat Beli Konsumen

Desain produk kaos sangat berperan penting dalam menarik minat beli konsumen. Seperti halnya hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen Delusi Stockroom tertarik membeli kaos karena desainnya yang menarik dan bagus. Ini menunjukkan bahwa desain produk kaos sangat berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

Minat beli dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator seperti yang telah dilakukan peneliti selama melakukan penelitian dengan teknik observasi atau pengamatan, sebagai berikut:

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

Selama melakukan pengamatan, peneliti mendapati bahwa konsumen Delusi Stockroom melakukan transaksi berdasarkan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginannya pada saat itu juga. Dan mereka cenderung untuk membeli produk sebagai pemuas dari keinginan mereka.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan menjawab sebagai berikut:

(55)

38

“Bisa dibilang iya, karena lebih terpercaya dibanding distro-distro yang lain” (Didin, wawancara pada hari kamis September 2019).

2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

Selama peneliti melakukan pengamatan, didapati bahwa mahasiswa memiliki kecenderungan untuk mereferensikan produk kepada orang lain. Seperti halnya pada konsumen Delusi Stockroom yang seringkali mereferensikan tempat untuk berbelanja produk kaos bagi teman-temannya. Mereka cenderung mereferensikan tempat yang sama dan produk yang sama berdasarkan yang mereka minati.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan menjawab sebagai berikut:

“Iya pernah, saya pernah mengajak beberapa teman kesana, karena di Delusi itu tidak sekedar kaos yang dijual, ada juga jaket, tas dan buku-buku.” (Ade, wawancara pada hari Jumat 20 September 2019).

3) Minat preferensial, yaitu yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

Selama melakukan penelitian, didapati bahwa konsumen Delusi Stockroom akan tetap melakukan pembelian produk kaos di tempat yang sama. Ini mengasumsikan bahwa pemilihan berbelanja produk kaos di tempat yang sama merupakan hasil dari kepuasan dan kesenangan yang

(56)

didapatkan konsumen dari produk kaos yang dijajakan Delusi Stockroom.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan menjawab sebagai berikut:

“Bisa dibilang iya, karena lebih terpercaya dibanding distro-distro yang lain”(Didin, wawancara pada hari Kamis 19 September 2019).

4) Minat eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Selama melakukan penelitian, didapati bahwa konsumen Delusi Stockroom cenderung mencari informasi terkait dengan produk-produk terbaru yang dijajakan Delusi Stockroom sebelum melakukan pembelian. Konsumen biasanya mencari informasinya lewat media social Delusi Stockroom ataupun langsung datang ke tokonya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Informan menjawab sebagai berikut:

“Selalu. Karena saya sering lihat-lihat katalognya.” (Aldi, wawancara pada hari Senin, 16 September 2019).

4. Keberadaan Delusi Stockroom Makassar

Keberadaan Delusi Stockroom Makassar menjadi tempat alternatif bagi kaum muda di Makassar untuk mendapatkan produk kaos dengan desain-desain yang menarik. Delusi

(57)

40

Stockroom merupakan satu-satunya distribution store di Makassar yang menawarkan produk-produk dengan bertemakan musik, film dan buku.

Keberadaan Delusi Stockroom bagi konsumen tentu sangat membantu, apalagi untuk mereka yang suka desain dengan tema-tema seputaran musik, film maupun buku. Bukan sekedar unik dalam hal konsep, tetapi Delusi Stockroom juga sangat memperhatikan kualitas produknya, sehingga memiliki banyak konsumen yang setia karena mendapatkan kepuasan dan kesenangan dengan produk yang dibelinya di Delusi Stockroom.

(58)

41

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan-temuan di lapangan maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Desain produk kaos sangat menentukan minat beli dari konsumen. Dari banyaknya produk kaos yang dijajakan di pasaran, konsumen cenderung menentukan pilihannya berdasarkan desainnya, di luar kualitas kain dan harga.

2. Kualitas produk sangat membantu untuk meningkatkan dan menjaga konsumen untuk tetap setia berlangganan. Konsumen akan rela membeli berulang kali di tempat yang sama dan rela mengeluarkan uang lebih untuk sebuah produk kaos apabila kualitasnya terjaga dan memberi kepuasan kepada konsumen.

3. Konsep yang unik membantu pemilik bisnis untuk bisa tetap bertahan. Dengan ketatnya persaingan pasar di dunia produk kaos, tentu memiliki ciri khas tersendiri dapat membantu bertahan dalam persaingan pasar.

4. Minat beli konsumen berdasarkan dengan beberapa indikator yakni minat transaksional, minat referensial, minat preferensial, dan minat eksploratif.

(59)

42

B. Saran

Peneliti yang baik harus mampu memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi, atau lembaga serta pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian, maka dari itu dalam hasil penelitian mengenai analisis desain produk kaos terhadap minat beli konsumen pada Delusi Stockroom Makassar, peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar dan tetap menjalin hubungan yang baik serta menjaga kesetiaan pelanggan, disarankan kepada pemilik distribution store untuk selalu menjaga kualitas produknya.

2. Desain produk kaos sangat efektif dan mempengaruhi minat beli konsumen. Oleh sebab itu, maka diharapkan agar selalu menciptakan desain-desain yang dapat menarik minat beli konsumen dan laku di pasaran.

3. Mengingat banyaknya pesaing yang ada di dunia bisnis produk kaos, jadi diharapkan pemilik distribution store untuk tetap memberikan kenyamanan dan pelayanan yang baik kepada konsumen di setiap kunjungannya.

4. Diharapkan Delusi Stockroom Makassar tetap menjadi pilihan nomor satu konsumen dalam berbelanja produk kaos. Dan semoga pihak pengelolah Delusi Stockroom selalu memberikan inovasi dan kreatifitas baru untuk kesan pelanggan agar tidak merasa jenuh.

Gambar

Gambar 2.1     Kerangka Konsep    18
Gambar 2.1 KERANGKA KONSEP Hasil Penelitian
FOTO DOKUMENTASI

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait