• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA

MEDAN BELAWAN Oleh :

SYAMSUL BAHRI ARIFIN, SE,MM,Ak bahrisyamsul47@yahoo.com (Dosen Tetap STIE Harapan Medan)

RINGKASAN

Upaya Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak guna meningkatkan penerimaan pajak sebagai sumber penerimaan negara yang memberikan kontribusi yang terbesar dalam APBN bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Diperlukan kesadaran wajib pajak yang tinggi dan penerapan sanksi perpajakan yang adil dan merata.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji bahwa terdapat pengaruh kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan Belawan. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Kuantitatif yang menjelaskan tentang kondisi variabel yang diteliti dengan menggunakan data statistik. Seluruh indikator harus lolos uji validitas dan uji reliabilitas, Uji asumsi klassik serta pengujian hipotesis yang terdiri dari uji determinan, uji parsial dan uji simultan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan, baik secara parsial maupun simultan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan Belawan. Kemampuan kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan dapat menjelaskan kepatuhan wajib pajak sebesar 69,3%, sedangkan sisanya sebesar 31,7% dijelaskan oleh variabel – variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Kata Kunci: Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak

(2)

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA

MEDAN BELAWAN Oleh :

SYAMSUL BAHRI ARIFIN, SE,MM,Ak (Dosen Tetap STIE Harapan Medan)

ABSTRACT

The efforts of Direktorat Jenderal Pajak (DJP) to increase compliance of taxpayer to increase of tax revenues as a source of state revenue that contributes the largest in the Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) is not an easy. Required taxpayer awareness is high and the application of tax penalties are fair and equitable.

The purpose of this study was to test the awareness that there are significant tax payers and tax penalties on tax compliance in KPP Pratama Medan Belawan. This study uses quantitative analysis which describes the condition of the variables studied by using statistical data. All the indicators have to pass the validity and reliability test, test of Klassik assumptions and test of hypothesis that consist of determinant test, test of partial and simultaneous. These results indicate that awareness of taxpayers and tax penalties significant effect, either partially or simultaneously on taxpayer compliance in KPP Pratama Medan Belawan . Ability awareness of taxpayers and tax penalties can explain the taxpayer compliance of 69.3%, while the remaining 31.7% is explained by other variables are not included in this research model.

Keywords : Taxpayer Awareness, Tax Penalties and Taxpayer Compliance

PENDAHULUAN

Penerimaan pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang memberikan kontribusi yang terbesar untuk pembiayaan pengeluaran dan pembangunan negara sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Mengingat besarnya kontribusi pajak dalam APBN akan mendorong pemerintah yang dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak (DJP) untuk menggali lebih banyak lagi potensi penerimaan pajak dan berupaya

secara maksimal untuk

meningkatkan penerimaan pajak,

namun untuk merealisasikannya

bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena selain diperlukan adanya peran aktif dari DJP juga dituntut peran aktif dari wajib pajak. Ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, diantaranya adalah kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan. Kesadaran wajib pajak merupakan faktor yang datang dari dalam diri wajib pajak untuk

(3)

memenuhi kewajiban perpajakannya dengan ikhlas dan tanpa paksaan. Masyarakat harus menyadari bahwa pajak yang dibayarkannya akan

digunakan untuk membiayai

pengeluaran pemerintah dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Rendahnya kesadaran wajib

pajak akan berdampak kepada

kepatuhan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya, karena wajib pajak cenderung untuk

tidak melaksanakan kewajiban

perpajakannya atau melanggar

peraturan perpajakan yang berlaku. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliari dan Setiawan (2010) yang menyatakan

bahwa kesadaran wajib pajak

berpengaruh positip terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Timur. Penelitian yang dilakukan oleh

Pahala, dkk (2013) juga

menunjukkan bahwa kesadaran

perpajakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Badan.

Tindakan pemberian sanksi tersebut akan dapat mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajiban

perpajakan sehingga akan dapat

meningkatkan kepatuhan wajib

pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum

(2012) yang menyatakan bahwa

sanksi pajak berpengaruh positip dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian yang dilakukan oleh Sapriadi (2013) juga menunjukkan bahwa sanksi pajak berpengaruh positip dan signifikan terhadap

kepatuhan waib pajak dalam

membayar PBB di Kecamatan

Selupu Rejang.

Diperlukan upaya yang

dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran wajib

pajak dan penerapan sanksi

perpajakan secara adil dan merata agar tingkat kepatuhan wajib pajak

dapat ditingkatkan. Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan telah berupaya

untuk meningkatkan tingkat

kepatuhan wajib pajak, namun

upaya yang dilakukan belum

berhasil, hal ini dapat dilihat dari ratio tingkat kepatuhan setiap tahunnya sejak tahun 2009 hingga

2013 cenderung menurun

sebagaimana yang ditunjukkan

dalam tabel 1 dibawah ini: Tabel 1

Ratio tingkat kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan Belawan

Tahun WP Terdaftar WP Lapor SPT

Tahunan Ratio Tingkat Kepatuhan 2009 37.693 19.449 52 % 2010 48.189 19.529 41 % 2011 54.698 19.604 36 % 2012 60.539 19.627 32 % 2013 71.149 19.373 27 %

(4)

Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa ratio tingkat kepatuhan wajib pajak yang diukur dari perbandingan

jumlah wajib pajak yang

menyampaikan SPT tahunan dengan wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Belawan sejak tahun

2009 sampai 2013 cenderung

menurun setiap tahunnya sedangkan wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Medan Belawan dari tahun ke tahun menunjukkan penambahan yang cukup signifikan. Dan bahkan ratio tingkat kepatuhan wajib pajak yang dicapai masih jauh berada dibawah rata-rata ratio kepatuhan yang ditetapkan Direktorat Jendral Pajak secara nasional, yaitu untuk KPP Pratama sebesar 62,5% (SE DJP No. SE-18/PJ/2011). Hal ini tentu membutuhkan suatu kajian agar penurunan ratio kepatuhan tersebut tidak terjadi berlarut-larut.

Berdasarkan uraian di atas maka diperlukan penelitian untuk menguji kesadaran wajib pajak dan

sanksi perpajakan terhadap

kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan Belawan.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pajak

Pengertian Pajak menurut Adriani dalam Waluyo (2013:2) mendefinisikan bahwa “pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan – peraturan umum (undang – undang) dengan tidak mendapatkan

prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran –

pengeluaran umum berhubung tugas

negara untuk menyelenggarakan

pemerintahan”.

Selanjutnya Waluyo (2013 : 2) memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah sebagai berikut:

a. Pajak dipungut menurut undang –

undang serta aturan

pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

b. Dalam pembayaran pajak tidak

dapat ditunjukkan adanya

kontraprestasi individual oleh pemerintah.

c. Pajak dipungut oleh negara baik

pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

d. Pajak diperuntukkan bagi

pengeluaran-pengeluaran

pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. e. Pajak dapat pula mempunyai

tujuan selain budgeter, yaitu mengatur.

Pengertian Wajib Pajak

Dalam pasal 1 angka 2 Undang-Undang No 28 Tahun 2007 tentang KUP, disebutkan bahwa “pengertian wajib pajak adalah orang

pribadi atau badan, meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak,

dan pemungut pajak, yang

mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan

(5)

peraturan perundang-undangan perpajakan”. Berdasarkan pengertian tersebut wajib pajak dapat dibedakan atas:

a. Wajib pajak orang pribadi, baik usahawan dan non-usahawan b. Wajib pajak badan yang meliputi

Perseroan Terbatas (PT),

Perseroan Komanditer, Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD), Firma, Yayasan,

Persekutuan, Perkumpulan,

Koperasi, dan lainnya.

c. Pemungut atau pemotong pajak yang ditunjuk oleh Pemerintah. Kewajiban Wajib Pajak.

Kewajiban wajib pajak

menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 adalah sebagai berikut: a. Mendaftarkan diri pada Kantor

Direktorat Jenderal Pajak apabila

telah memenuhi persyaratan

subjektif dan objektif.

b. Melaporkan usahanya pada

Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

c. Mengisi surat pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas dalam bahasa Indonesia ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat

wajib pajak terdaftar atau

dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

d. Menyampaikan surat

pemberitahuan dalam bahasa

Indonesia dengan menggunakan satuan uang selain rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya

diatur dalam dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

e. Membayar atau menyetor pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur dengan

atau berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan.

f. Wajib pajak yang diperiksa wajib :

1) Memperlihatkan dan/atau

meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi

dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang terutang pajak.

2) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang dipandang perlu dan memberi

bantuan guna kelancaran

pemeriksaan.

3) Memberikan keterangan lain yang diperlukan.

Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan (SPT) sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1 angka 11 Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang KUP, adalah Surat yang oleh wajib pajak

digunakan untuk melaporkan

perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.

Fungsi SPT bagi wajib pajak penghasilan menurut Resmi (2011 : 42) adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung

(6)

jawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:

a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) tahun pajak atau bagian tahun pajak.

b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak.

c. Harta dan kewajiban

d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) masa pajak sesuai dengan

ketentuan dan

perundang-undangan perpajakan yang

berlaku. Surat Pemberitahuan (SPT) terbagi atas dua, yaitu: 1) Surat Pemberitahuan (SPT)

masa, yaitu SPT yang

digunakan untuk melakukan pelaporan atas pembayaran pajak bulanan.

2) Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan, yaitu SPT yang digunakan untuk pelaporan tahunan.

SPT yang telah diisi dengan benar, lengkap dan jelas selanjutnya diwajibkan bagi wajib pajak untuk menyampaikan SPT tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur

Jenderal Pajak, yang dapat

dilakukan:

a. Secara langsung

b. Melalui pos dengan bukti

pengiriman surat; atau

c. Cara lain, seperti melalui jasa perusahaan jasa ekspedisi atau melalui e-filling

Batas waktu penyampaian SPT tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan wajib pajak Orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak dan untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan wajib pajak badan, paling lambat 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak.

Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Nurmantu dalam Devano Dan Rahayu (2006:110)

menyatakan bahwa “kepatuhan

perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya”. Sedangkan menurut Nasucha dalam Devano Dan Rahayu (2006:111) menyatakan:

a. Kewajiban wajib pajak dalam mendaftarkan diri

b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat pemberitahuan c. Kepatuhan dalam perhitungan dan

pembayaran pajak terutang

d. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap dan jelas, melakukan perhitungan besarnya pajak terutang

dengan benar, melakukan

pembayaran tepat waktu,

(7)

tidak pernah menerima surat teguran. Sedangkan ratio tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh pada tahun berjalan adalah perbandingan antara jumlah seluruh SPT Tahunan PPh dari wajib pajak terdaftar yang diterima selama tahun berjalan (tanpa memerhatikan tahun pajak namun tidak termasuk pembetulan SPT Tahunan PPh) dengan jumlah wajib pajak terdaftar wajib SPT Tahunan

PPh per 31 Desember tahun

sebelumnya. (SE DJP No.

18/PJ/2011)

Kesadaran wajib pajak

Kesadaran wajib pajak

merupakan kerelaan yang muncul dari dalam diri wajib pajak untuk membayar kewajiban perpajakannya secara ikhlas tanpa adanya paksaan meskipun wajib pajak tidak dapat menikmati secara langsung atas pajak yang dibayarkannya. Oleh

karena nya perlu ditumbuhkan

kesadaran dari diri wajib pajak akan fungsi pajak sebagai pembiayaan negara.

Untuk mengukur kesadaran wajib pajak menurut Bakrin (2006) dalam Kurniawan (2009) adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui Fungsi Pajak, wajib

pajak sadar bahwa dengan

membayar pajak akan digunakan pemerintah sebagai salah satu sumber pembiayaan pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah secara rutin.

b. Kesadaran membayar pajak,

dengan sadar membayar pajak akan dapat digunakan pemerintah sebagai dana umum pelaksanaan

fungsi dan tugas pemerintah, wajib pajak sadar bahwa negara membutuhkan pembiayaan dan pajak merupakan salah satu tulang punggung negara.

Sanksi Perpajakan

Sanksi administrasi yang diberikan kepada wajib pajak yang

berkaitan dengan Surat

Pemberitahuan (SPT) yang diatur dalam Undang Undang No., 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (KUP), meliputi antara lain:

a. Bagi wajib pajak yang terlambat menyampaikan SPT Tahunan

Pajak Penghasilan (PPh)

dikenakan sanksi administrasi

berupa denda sebesar Rp.

100.000 untuk wajib pajak orang pribadi dan Rp. 1.000.000,- untuk wajib pajak Badan.

b. Bagi wajib pajak yang terlambat membayar pajak masa dan

tahunan dikenakan sanksi

administrasi berupa denda bunga 2% per bulan dari jumlah pajak terutang, dihitung mulai dari

berakhirnya batas waktu

penyampaian SPT sampai

dengan tanggal pembayarannya. c. Bagi wajib pajak yang terungkap

ketidakbenaran pengisian SPT setelah lewat 2 tahun sebelum terbitnya Surat Ketetapan Pajak

(SKP) dikenakan sanksi

administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak yang kurang bayar.

Berikutnya sanksi pidana yang

(8)

sehubungan dengan Nomor Pokok

Wajib Pajak dan Surat

Pemberitahuan (SPT) sebagaimana yang diatur dalam Undang Undang

No., 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (KUP), meliputi antara lain:

a. Bagi wajib pajak yang karena kealpaannya:

1) Tidak menyampaikan surat pemberitahuan (SPT)

2) Menyampikan SPT tetapi

isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar.

Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dikenakan sanksi

dengan pidana kurungan

paling lama 1 (satu) tahun dan atau denda setinggi-tingginya 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. (Pasal 38 UU KUP No. 28 Tahun 2007) b. Bagi wajib pajak yang dengan

sengaja:

1) tidak mendaftarkan diri untuk

diberikan Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP), atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak,

2) menyalah gunakan atau

menggunakan tanpa hak

NPWP atau pengukuhan

pengusaha kena pajak,

3) tidak menyampaikan surat pemberitahuan (SPT),

4) menyampikan SPT dan/atau

keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap, 5) menolak untuk dilakukan

pemeriksaan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 29, 6) tidak menyetorkan pajak yang

telah dipotong atau dipungut. sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dikenakan sanksi dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda setinggi-tingginya 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar (Pasal 39 UU KUP No. 28 Tahun 2007). Berdasarkan uraian deskripsi teoritis di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh yang

signifikan kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan Belawan.

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan Belawan.

H3 : Terdapat pengaruh yang

signifikan kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan Belawan.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat untuk menguji hipotesa yang ada.

(9)

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Pratama Medan Belawan yang

terletak di Jl. Kol.Laut Yos Sudarso Medan, Sumatera Utara.

Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah kesadaran wajib pajak (X1) dan sanksi perpajakan (X2), sedangkan variabel terikat

dalam penelitian ini adalah

kepatuhan wajib pajak (Y). Masing-masing definisi operasional variabel ini akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak merupakan kerelaan yang muncul dari dalam diri wajib pajak untuk membayar

kewajiban perpajakannya.

Indikator dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui fungsi pajak, wajib pajak sadar bahwa dengan

membayar pajak akan

digunakan pemerintah sebagai salah satu sumber pembiayaan pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah secara rutin.

b. Kesadaran membayar pajak, dengan sadar membayar pajak

akan dapat digunakan

pemerintah sebagai dana umum pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah, wajib pajak sadar bahwa negara membutuhkan

pembiayaan dan pajak

merupakan salah satu tulang punggung negara.

2. Sanksi perpajakan

Sanksi Perpajakan merupakan

jaminan bahwa ketentuan

peraturan perundang-undangan

perpajakan (norma perpajakan)

akan dituruti/ditaati/dipatuhi.

Dengan kata lain sanksi

perpajakan merupakan alat

pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Indikator dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

a. Sanksi administrasi adalah pembayaran kerugian kepada negara, khususnya yang berupa denda, bunga dan kenaikan. b. Sanksi pidana adalah siksaan

atau penderitaan dan

merupakan suatu alat terakhir atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma perpajakan dipatuhi.

3. Kepatuhan wajib pajak

Kepatuhan wajib pajak

merupakan suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua

kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakannya. Indikator yang digunakan pada variabel ini adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban wajib pajak dalam mendaftarkan diri

b. Kepatuhan untuk meyetorkan kembali surat pemberitahuan c. Kepatuhan dalam perhitungan

dan pembayaran pajak terutang d. Kepatuhan dalam pembayaran

tunggakan

Populasi dalam penelitian ini adalah para wajib pajak efektif, yaitu wajib pajak lebih kurang 19.373 wajib pajak. sampel sebanyak 99,49 dan selanjutnya dibulatkan menjadi 100 sampel, Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner

(10)

dengan menggunakan alat pengukuran skala likert. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

menguji kualitas data dengan

menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Kemudian dilakukan uji Asumsi Klasik terhadap persamaan regresi dengan menggunakan Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas,

dan Uji Heteroskedastisitas.

Selanjutnya dilakukan Uji Hipotesis

dengan menggunakan Analisis

Regresi Linear Berganda, Uji

Determinasi, Uji t, dan Uji F. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Demografi Responden

Jumlah responden laki – laki sebanyak 108 orang atau sebesar 54%, sedangkan jumlah responden perempuan sebanyak 92 orang atau 46%.

Uji Kualitas Data

Dari hasil uji validitas menunjukkan r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrument penelitian ini telah valid (Ghozali, 2013). sebagaimana yang ditampilkan dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Corrected Item-Total Correlation r table Keterangan

X1.1 .337 0.139 VALID X1.2 .444 VALID X1.3 .582 VALID X1.4 .454 VALID X1.5 .387 VALID X2.1 .443 VALID X2.2 .807 VALID X2.3 .463 VALID X2.4 .816 VALID X2.5 .710 VALID Y1 .557 VALID Y2 .302 VALID Y3 .645 VALID Y4 .557 VALID Y5 .202 VALID

(11)

Selanjutnya Dari hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha > 0,6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

seluruh variabel penelitian

dinyatakan reliabel (Sugiono, 2010),

sebagaimana yang ditampilkan

dalam tabel 2 berikut: Tabel 2 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

VARIABEL Cronbach’s Alpha KETERANGAN

X1 0.681 RELIABEL

X2 0.839 RELIABEL

Y 0.683 RELIABEL

Sumber : Data Diolah, 2014 Uji Asumsi Klasik

Dari Uji normalitas yang menggunakan analisa grafik normal

probabilty plot, hasilnya

menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, Dari hasil uji multikolinearitas

terlihat bahwa bahwa nilai

Tolerance lebih besar 0,1 yaitu 0,990 dan nilai VIF kecil dari 10, yaitu 1,010. Selanjutnya hasil uji

heteroskedastisitas yang

menggunakan grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.

Regresi Linear Berganda

Hasil persamaan regresi linier

berganda menunjukkan bahwa

adanya hubungan yang positif dan searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. hal ini dapat dilihat dalam tampilan tabel 3 berikut: Tabel 3 Hasil Regresi Linear Berganda

Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) 0,108 0.258 X1 0.313 0.057 X2 0.695 0.054

Sumber : Data Diolah, 2014

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa hasil analisis regres linear berganda dapat dilihat seperti pada persamaan berikut ini : Kepatuhan Wajib Pajak = 0,108 + 0.313 X1 + 0.695 X2

Persamaan tersebut, dapat diartikan sebagai berikut:

a. Ketika kesadaran wajib pajak (X1) dan sanksi perpajakan (X2) tidak ada, maka kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 0,108 satuan.

b. Ketika kesadaran wajib pajak ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan peningkatan pada kepatuhan wajib pajak sebesar 0.313 satuan.

c. Ketika sanksi perpajakan

ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka akan diikuti dengan peningkatan pada kepatuhan wajib pajak sebesar 0.695 satuan.

(12)

Uji Hipotesis

Hasil uji determinasi

menunjukkan bahwa nilai R square

adalah 0,683, menjelaskan

kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 68,3%. Sedangkan sisanya

sebesar 31,7% dijelaskan oleh variabel – variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .827a .683 .677 .31266 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b.Dependent variabel Y

Sumber : Data Diolah, 2014

Hasil uji t menunjukkan bahwa pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.000 Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai

0.05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. sebagaimana yang ditampilkan dalam tabel 5 berikut:

Tabel 5 Hasil Uji Statistik t

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .108 .258 .420 .675 X1 .313 .057 .315 5.477 .000 X2 .695 .054 .733 12.760 .000 a.Dependent Variable: Y Sumber : Data Diolah, 2014

Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai nilai signifikansi adalah sebesar 0.000 nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan 0.05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. dapat dilihat dalam tabel 6 berikut:

Tabel 6 Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 20.447 2 10.224 104.579 .000a

Residual 9.483 97 .098

Total 29.930 99

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

(13)

Pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

Semakin tinggi kesadaran

wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya maka akan

semakin tinggi pula tingkat

kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini KPP Pratama Medan Belawan sebagai perpanjangan tangan dari DJP harus senantiasa meningkatkan kesadaran wajib pajak dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya wajib pajak tentang perpajakan melalui penyuluhan, seminar dan berupa himbauan-himbauan tentang pentingnya membayar pajak untuk kesinambungan pembangunan, selain itu dari sisi pemerintah pun harus

dapat menujukkan kepada

masyarakat bahwa pajak yang

dibayarkan oleh wajib pajak benar-benar dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat Apabila kedua hal ini dilaksanakan oleh pemerintah, yaitu meningkatkan

pengetahuan perpajakan di

masyarakat dan menciptakan

penyelenggara negara yang bersih maka kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya untuk memberikan kontribusi dana guna kesinambungan pembangunan negara dapat ditingkatkan.

Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Untuk meningkatkan sanksi perpajakan dimaksud, KPP Pratama Medan Belawan telah melakukan sosialisasi kepada wajib pajak secara berkala agar wajib pajak dapat memahami dan mengetahui dengan

pasti hal-hal yang berhubungan dengan penerapan sanksi perpajakan baik berupa pengenaan sanksi administrasi dan sanksi pidana yang diberikan kepada wajib pajak atas

kelalaian wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya secara sengaja maupun tidak sengaja. Namun demikian sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Medan Belawan kurang mendapat respon yang positip dari wajib pajak karena ada keengganan wajib pajak untuk langsung menghadirinya dan jika pun hadir biasanya hanya diwakili oleh pegawai ybs atau konsultan pajaknya sehingga informasi yang diberikan

khususnya tentang pelaksanaan

sanksi dan penyebab-penyebab

dikenakan sanksi terhadap wajib pajak kurang dapat tersampaikan dengan baik. Selain sosialisasi kepada wajib pajak di atas, KPP pratama Medan Belawan dalam menerapkan sanksi perpajakan juga melakukan imbauan-imbauan kepada wajib pajak yang tidak melaksanakan

kewajiban perpajakannya dan

melakukan kunjungan dan konseling kepada Ybs sebelum membuat surat teguran dan surat tagih pajak (STP), namun karena keterbatasan petugas pajak yang ada maka tidak semua wajib pajak dapat terjangkau untuk dikunjungi.

Kedua kendala yang dihadapi oleh KPP Pratama Medan Belawan di atas hendaknya dapat menjadi masukan dan perhatian bagi Kepala

KPP Pratama Medan Belawan

beserta jajarannya agar kedepannya sanksi perpajakan di wilayah KPP

(14)

Pratama Medan Belawan dapat lebih ditingkatkan sehingga kepatuhan

wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakannya dapat

semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muliari dan Setiawan (2010) yang menyatakan bahwa sanksi pajak

berpengaruh positip terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Denpasar Timur. Pengaruh kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dijelaskan di atas dihasilkan bahwa nilai signifikan kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan 0,05. Hal ini

berarti secara bersama-sama

kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP Pratama Medan Belawan. Oleh karenanya KPP Pratama Medan Belawan harus senantiasa meningkatkan kesadaran wajib pajak dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya wajib pajak

tentang perpajakan melalui

penyuluhan, seminar dan berupa

himbauan-himbauan tentang

pentingnya membayar pajak,

sehingga wajib pajak menyadari bahwa pentingnya membayar pajak yang nantinya akan digunakan untuk kesinambungan pembangunan guna mensejahterakan kehidupan rakyat.

Apabila kesadaran ini telah

terbangun maka dengan sendirinya wajib pajak akan secara suka rela

melaksanakan kewajiban

perpajakannya sesuai dengan

ketentuan perpajakan yang berlaku

dan akhirnya secara otomatis

kepatuhan wajib pajak dalam

memeuhi kewajiban

perpajakannyapun dapat meningkat. Disamping itu juga yang perlu menjadi perhatian dari KPP Pratama Medan Belawan adalah penerapan sanksi perpajakan yang diberlakukan secara adil dan merata serta tanpa diskriminasi kepada seluruh wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya sehingga dapat menimbulkan aspek jera kepada wajib pajak. Apabila hal ini dapat dilaksanakan dengan konsisten maka secara sendirinya kepatuhan wajib pajak juga dapat meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Arum (2012), yang menyatakan bahwa kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha dan

pekerjaan bebas.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian

dan pengujuan hipotesis yang

dilakukan di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kesadaran wajib

pajak dan sanksi perpajakan

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, baik secara parsial maupun secra bersama-sama (simultan). Kemampuan kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan dapat menjelaskan kepatuhan wajib

(15)

pajak sebesar 69,3%, sedangkan sisanya sebesar 31,7% dijelaskan oleh variabel – variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada Dirjen

Pajak untuk lebih memberikan

sosialisasi secara menyeluruh kepada wajib pajak untuk meningkatkan pengetahuan wajib pajak tentang pentingnya membayar pajak dan

pengetahuan tentang sanksi

perpajakan dan penyebab

dikenakannya sanksi kepada wajib pajak, sehinggga kesadaran wajib pajak dan sanksi perpajakan secara perlahan dapat terbangun dan dapat

ditingkatkan. Apabila sanksi

perpajakan dimaksud dapat

dilaksanakan dengan tegas, adil dan merata, maka akan mempengaruhi peningkatan kepatuhan wajib pajak

dalam memenuhi kewajiban

perpajakaannya dan akhirnya akan

berimbas kepada peningkatan

penerimaan pajak.

REFERENSI

Anonim (2007), Undang – Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Arum (2012), Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas.

Boediono, B. (1996), Perpajakan Indonesia, Jilid I. Jakarta: Kawula Indonesia

Devano, Sony dan Rahayu, Siti Kurnia (2006), Perpajakan Konsep, Teori dan Isu, Penerbit Kencana, Jakarta

Fikriningrum, winda Kurnia (2012), Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Memenuhi Kewajiban Membayar Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang Candisari), Skripsi S1, Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis, UNDIP,

Semarang.

Ghozali. (2013), Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Cetakan Ketujuh, Semarang.

Kurniawan, Dhani. (2006).

Pengaruh sosialisasi pajak bumi dan bangunan terhadap kepatuhan wajib pajak di kabupaten Kudus. Skripsi: FIS UNNES

Mardiasmo (2006), Perpajakan (Edisi Revisi), Penerbit Andi, Yogyakarta

Muliari, Ni Ketut dan Setiawan, Putu Ery (2010), Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Denpasar Timur. Skripsi :

(16)

Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Bali.

Nugroho, Agus Jatmiko (2006), Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang), Tesis S2 Magister Akuntansi, UNDIP, Semarang.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor 18/PJ/2011 tentang

Target Rasio Kepatuhan Penyampaian Surat Pemberitahuan

Pahala, Indra, Hasanah, Nurmalia dan Sari, Intan Mayang Sari (2013), Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Beban Pajak Penghasilan Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Badan, Prosiding Simposium

Nasional Perpajakan 4,

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Resmi, Siti (2012), Perpajakan teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta

Sapriadi, Doni (2013), Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB (Pada Kecamatan Selupu Rejang)

Sugiono (2010), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Waluyo (2013), Perpajakan

Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Gambar

Tabel 1.   Uji Validitas Instrumen Penelitian
Tabel 3  Hasil Regresi Linear Berganda
Tabel 4  Koefisien Determinasi  Model Summary b Model  R  R Square  Adjusted R Square  Std

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian dilakukan pada 5 spesimen dan setiap spesimen di tekan pada 5 titik yang berbeda, yaitu pada bagian atas, tengah, bawah. Pada uji kekerasan kali ini menggunakan gaya

Strategi pengelolaan potensi sumberdaya perikanan dalam upaya penguatan sistem kelembagaan adat Suku Kuri di Kampung Sarbe Teluk Bintuni yaitu: pengembangan wilayah

Pada gambar tersebut merepresentasi bakti Kartini yang memiliki sikap setia dan ada kasih pada orang tua, ditandai dengan Kartini yang saat kecil menolak untuk dipisah

This thesis has been approved by the Supervisors of the English Education of Graduate Program, Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret

Fungsi dari asam empedu yaitu membantu digesti lemak dengan membentuk emulsi, mengaktifkan lipase pankreas, membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin

Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas dan kuantitas semen segar dari ketiga kelompok Sapi Simmental didapatkan bahwa nilai tertinggi terdapat pada kelompok

Hasil pengembangan dalam penelitian ini adalah model program bimbingan dan konseling komprehensif, yang dimulai dari penyusunan standart kompetensi, penyusunan assesment ke-

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 5 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2008 tentang Pengenaan Bea Keluar Terhadap Barang Ekspor,