• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN ELECTRONIC LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMANFAATAN ELECTRONIC LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING ISBN : 978-623-94501-0-6

PEMANFAATAN ELECTRONIC LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI ERA REVOLUSI INDUSTRI

4.0

Guruh Prilistama

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

guruhprilistama12@gmail.com

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjalar dan memasuki setiap dimensi aspek kehidupan manusia.Teknologi saat ini memainkan peranan penting dalam dunia keilmuan dan menjadi sarana utama dalam Akademik Untuk itu,supaya meningkatkan minat dan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika maka pendidik berinovasi mengembangkan media pembelajaran salah satunya dengan Electronic Learning. Matematika dalam dunia pendidikan adalah salah satu ilmu dasar untuk menunjangi lmu-ilmu lain. Tuntutan dari perkembangan zaman itu pula yang menuntut untuk pendidik lebih kreatif berinovasi untuk mengembangkan dan menerapkan matematika sebagai ilmu dasar pada Era Revolusi Industri 4.0. Tujuan dari penulisan ini adalah member informasi kepada guru dan siswa, agar dapat menggunakan Electronic Learning dalam pembelajaran, karena Electronic Learning dapat digunakan kapan saja dan dimana saja. Hasil penulisan ini yaitu efektifitas dalam belajar sekaligus menambah kreatifitas bagi guru maupun siswa.

Kata Kunci: Electronic Learning, Pembelajaran, Matematika, Revolusi Industri A. PENDAHULUAN

Jaringan internet yang sudah di mana-mana, tekhnologi buatan, hasil buatan manusia dari kecerdasan dan studi mesin yang kini sudah menjadi hal yang umum, merupakan tanda dari Revolusi Industri 4.0. Pada setiap aktivitas kehidupan yang memanfaatkan jaringan internet bisa dikenal dengan Internet of Things (IoT). Kita bisa menemukan beberapa contoh penggunaan jaringan IoT saat ini seperti e-learning, transportasi online, e-commerce. Istilah Industry 0.4 pertama kali dikemukakan pada tahun 2011 di Jerman sebagai proposal pengembangan konsep kebijakan ekonomi Jerman berbasis strategi tekhnlogi mutakhir (Lasi, Fettke, Kemper, Feld, & Hoffmann, 2014; Mosconi, 2015; Ning& Liu, 2015) yang terjadi karena adanya dorongan Teknologi cyber-physical, internet of things, cloud computing, cognitive computing memicu otomasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur. Pada industri 4.0 tidak hanya tekhnologi, justru sumber daya manusialah yang menjadi sangat penting, pendidikan di era Education 3.0 harus berubah menjadi era Education 4.0 untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan siswa secara berkelanjutan seumur hidup. Sudah jelas bahwa pendidikan dan internet tidak bisa dipisahkan.

Melalui kurikulum 2013 Indonesia harus menyesuaikan diri sebagai bagian dari lingkungan global, yaitu digunakannya model pembelajaran guided discovery learning, project-based learning, dan problema based learning (As’ari, 2014), yaitu dengan dengan proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, dan penilaian otentik (Kuncara&Sujadi, 2016; Sinambela, 2013). Pada kurikulum 2013 guru kurrang optimal dalam menjalankannya dengan baik, karena sebagian besar guru masih merasa nyaman dan tenang untuk mendominasi pembelajaran dibandingkan dengan siswanya. Seperti yang dikatakan oleh As’ari, 2014 bahwa kenyataannya, guru masih nyaman dan tenang

(2)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

mendominasi pembelajaran, guru kurang mendapatkan dukungan yang optimal untuk menjalankan kurikulum 2013 dengan baik. Akibatnya siswa lemah dalam menghubungkan konsep-konsep matematika yang bersifat formal dengan permasalahan dunia nyata, memang kurikulum sudah berganti tetapi peran dan fungsi guru dalam melakukan pembelajaran matematika, tidak berubah seutuhnya. Batasan geografis antara guru dengan murid tidak menjadi masalah karena kerjasama guru dan murid yang letaknya berjauhan dapat dilakukan dengan adanya tekhnlogi. Perlu berbagai macam pembaharuan dalan kegiatan Electronic Learning seperti pembahasan, tampilan dan inovasi lain untuk mengembangkan minat siswa dalam belajar matematika. Selain itu guru juga dituntut untuk selalu kreatif dalam berinovasi.

Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan memanfaatkan tekhnologi yang ada. Electronic Learning/E-Learning mamanfaatkan tekhnologi komputer, jaringan komputer atau Internet yang memungkinkan pembelajaran melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa haus tatap muka atau bertemu langsung dalam kelas. Sebenarnya E-learning tidak harus di distrubusikan secara online, karena pada kenyataanya e-learning dapat didistribusikan secara offline. Salah satu contohnya adalah membagikan CD/DVD kepada siswa, kemudian siswa diberi tugas secara terstruktur. Dalam era Industri 4.0 banyak sekali aplikasi online yang sangat menunjang kegiatan e-learning. Contohnya saja aplikasi e-learning yang dikembangkan adalah sevima, delink, Coursera, EdX, udacity, Khan Academy, udemy, Alison, edmodo, quipper, zeniuz, elearn.

Zaman era industry 3.0 alat peraga sangat mendominasi dalam system pendidikan matematika, alat peraga tersebut digunakan sebaga objek visualisasi ke bentuk abstrak. Sementara di era revolusi industry 4.0 sistem pendidikan lebih mengutamakan visualisasi yang berbabis digital yang digunakan sebagai alat bantu yang lebih efektif, efesien interaktif dan attraktif (Solahudin Putrawangsa dan Uswatun Khasanah, 2018). Pada tahun 1990 peran kalkulator sangatlah dilarang dalam pembelajaran matematika karena dianggap akan membuat mental dan pola piker peserta didik menjadi tumpul. Namun sekarang justru kalkulator dianggap sebagai sarana untuk memecahkan suatu masalah dalam matematika dan membuat peserta didik lebih peka terhadap suatu bilangan. Hal tersebut merupakan contoh perubahan konsep pembelajaran matematika. Kini, perindustrian dan manufaktur dunia bersiap menghadapi revolusi industri 4.0; Industri 4.0. Secara umum, definisi revolusi industri adalah ketika kemajuan teknologi yang besar disertai dengan perubahan sosial ekonomi dan budaya yang signifikan.

Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan pun sudah didukung oleh pemerintah dengan memasukan teknologi, informasi dan komunikasi pada setiap mata pelajaran (Herry Fitriyadi, 2013). Matematika adalah mata pelaran yang abstrak dan membuat pendidik harus mengajarkan materi dengan berbagai teknik dan model agar peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan dan tidak merasakan kejenuhan dalam kegiatan pembelajaran (Nurfitriyanti, 2016). Seharusnya dengan pembelajaran seperti itu pembelajaran harus berpusat pada peserta didik/siswa bukan pengajar/guru. Pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang dengan tujuan menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan siswa untuk belajar matematika disekolah. Siswa dituntut sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran, sedangkan guru adalah sebagai perancang proses pemeblajaran dan matematika adalah suatu objek yang dipelajari oleh siswa sebagai salah satu mata pelaran disekolah.

Dengan memperhatikan definisi matematika, dapat diidentifikasi bahwa matematika jelas berbeda dengan mata pelajaran lain dalam beberapa hal berikut, yaitu : a. objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran di sekolah anak diajarkan benda kongkrit, siswa tetap didorong untuk melakukan abstraksi; b. pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa pengertian dibuat seefisien mungkin,

(3)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

pengertian lain harus dijelaskan kebenarannya dengan tata nalar yang logis; c. pengertian/konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang sehingga terjaga konsistennya; d. melibatkan perhitungan (operasi); e. dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika disekolah dikatakan berhasil jika siswa dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh pendidik, kemudian suatu proses dapat dikatakan baik jika komunikasi dalam proses pembelajaran tersebut mampu menimbulkan intensitas pembelajaran yang baik (Eza Apiano, 2012). Dalam hal ini pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan dukungan dari berbagai elemen. Elemen-elemen tersebut berkaitan dengan pemerintah yang menyediakan layanan teknologi untuk berbagai kegiatan untuk pembelajaran. Pemerintah juga sangat berperan penting pada adanya kegiatan perencanaan dan pengarahan untuk dunia pendidikan. Kemudian pendidik sebagai pelayan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Seorang pendidik diharuskan untuk selalu berpikir kreatif untuk dapat menyajikan berbagai kegiatan pembelajaran yang membuat siswa tidak mudak untuk merasa bosan untuk melakukan pembelajaran di sekolah. Yang selanjutnya adalah peran peserta didik sebagai pelaku kegiatan untuk melakukan pembelajaran. Peserta didikan adalah elmen yang sangat penting, karena dari berbagai hal yang dilakukan tujuan akhirnya adalah untuk menjadikan peserta didik lebih baik. Pada akhirnya kesuksesan dari kegiatan pembelajaran diukur dengan berbagai tujuan yang dicapai dapat peserta didik. Rancangan pembelajaran matematika harus merujuk pada kondisi situasi lingkungan sekolah yang akan mengarah kepada nyaman nya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran. Proses komunikasi pada saat pembelajaran pada dasarnya merupakan komunikasi Antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan objek belajar.

B. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan penulis adalah metode kajian literatur. Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada guru dan siswa untuk memanfaatkan E-Learning dalam pembelajaran matematika. Memberikan infomasi juga mengenai cara penyajian materi yang lebih bervariasi dan tidak membosankan, serta lebih mudah dan efektif dalam penggunaannya. Dalam artikel ini data diperoleh melalui studi literatur yang berasal dari penelitian terdahulu, buku, dan artikel.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam revolusi industry 4.0 mengalami perubahan dalam pembelajaran matematika, terutama dalam hal proses dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini proses menjadi hal yang utama dalam pembelajaran berkaitan dengan revolusi industry 4.0. Pemanfaatan teknologi, kualitas media pembelajaran, literasi pembelajaran, lingkungan pembelajaran menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di era revolusi industry 4.0. Beberapa hal tersebutlah yang alat dibahas secara terperinci sebagai berikut:

1. Pemanfaatan pembelajaran matematika di era revolusi industry 4.0 pada aspek teknologi

Peran tekhnologi yang semakin berkembang sedikit demi sedikit menggantikan peran guru yang selama ini menjadi penyedia ilmu pengetahuan. Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah saat ini sangat dipengaruhi oleh tekhnologi. Tekhnologi mampu membuat informasi dan pengetahuan menyebar dengan sangat cepat dan fleksibel kepada siapa saja dan dimana saja yang membutuhkan. Dimasa mendatang, peran guru diruang kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kretivitas yang sangat tinggi (Sukartono, 2018)

(4)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

Seorang pendidik dituntut untuk lebih menguasai kompetensi dalam penguasaan tekhnologi informasi, jaringan internet, dan software yang mendukung proses pembelajaran. Karena pada era revolusi indusri 4.0 akan sangat berdampak pada peran seorang guru atau pendidik. Jika peran pendidikan masih mengandalkan dalam hal pencapaian ranah pengetahuan, maka mereka akan sangat tertinggal seiring perkembangan teknologi dan perubahan metode pembelajaran. Menurut wahyuni (2018) bahwa guru dituntut untuk mengubah cara pandang pendidikan baik mengenai metode ataupun konsep pendidikan sesuai dengan tuntutan era revolusi industry 4.0. Damawan (2018) juga berpendapat bahwa guru pada era revolusi industry 4.0 harus lebih bias menguasaidan memanfaatkan teknologi digitaldalam kegiatan pembelajaran.

Kreativitas, berpikir kritis, kerjasama, keterampilan komunikasi, kemasyarakatan, keterampilan teknik, dan keterampilan karakter merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran di era industri 4.0. Dunia pendidikan di era industry 4.0 berada dimasa pengetahuan dengan percepatan peningkatan pengetahuan yang luar biasa cepat. Model atau metode di era revolusi industry 4.0 harus disesuaikan dengan dengan kebutuhan pengatahuan. ri solusi pemecahan masalah. P21 (Partnership for 21st Century Learning) mengembangkan framework pembelajaran abad 21 yang menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir (Sukartono, 2018).

2. Pemanfaatan pembelajaran matematika di era revolusi industry 4.0 pada aspek kualitas media pembelajaran

Memanfaatkan sumber daya teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran merupakan salah satu cara penggunaan tekhnologi dalam pembelajaran. Dibutuhkan pemanfaatan multimedia interaktif sebagai motivasi media pembelajaran, karena pemahaman siswa terhadap materi pelajaran merupakan tujuan paling utama dalam proses pembelajaran. Komputer merupakan media yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran berbasis tekhnologi. Dalam proses pembelajaran peran media merupakan peran yang penting agar materi yang disampaikan oleh pendidik mudah dipahami dan mudah diterima. Media pembelajaran adalah merupakan faktor yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran di sekolah karena dapat membantu proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa ataupun sebaliknya (Khairani, 2016; Ahern, 2016). Tidak adanya media pembelajaran dapat menghambat proses pembelajaran (Sumarsih, 2016). Pengembangan media pembelajaran yang dimaksudkan untuk meningkatkan hasil pembelajaran matematika di sekolah (Mangesa, 2015). Pengembangan sebuah media untuk pembelajaran sangatlah penting karena bertujuan untuk mendukung proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dalam era revolusi industri 4.0 tekhnologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Begitupun perkembangan tekhnologi yang sangat pesat. Media berbasis komputer sangat membantu proses pembelajaran, sehingga dapat mengubah sesuatu yang tadinya sulit untuk dibawa kedalam kelas. Melalui media berbasis komputer semuanya bisa disajikan dan ditampilkan kepada siswa untuk memberikan pelajaran yang bermakna. Untuk itu guru harus mengembangkan diri dalam memanfaatkan media berbasis komputer dan guru sangat dianjurkan untuk menguasai bidang IT/TIK yang dapat menghadirkan pembelajaran yang inovatif dan variatif. Perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited), karena

(5)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.

3. Pemanfaatan pembelajaran matematika di era revolusi industry 4.0 pada aspek literasi pembelajaran

Literasi mulai didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerti berbagai teks dalam berbagai bentuk yang lebih dari membaca dan menulis, termasuk ragam teks yang dimaksud berbentuk gambar, grafik, elektronik, termasuk kinestetik. Literasi baru harus ada untuk menghadapi revolusi industri 4.0 atau era disrupsi. reorientasi baru juga diperlukan dalam sistem pendidikan. Menurut Farid Akhmadi (2017) perlu adanya konsep yang harus dilakukan untuk literasi baru yaitu:

1. Literasi data

Literasi data harus fokus dalam membaca data, menulis data, dan mengarsipkan data. Informasi saja dalam makna luas sudah termasuk data. Maka dari itu, literasi data ini harus benar-benar dikuatkan melalui pilar literasi di atas. Jangan sampai ada karya ilmiah tanpa data, bahkan ada data yang tidak valid kebenarannya. Dalam literasi ini, semua akademisi, dosen, guru, mahasiswa, pelajar, peneliti, harus berkiblat pada doktrin ilmuwan. Artinya, ilmuwan boleh salah, namun tidak boleh bohong. Maka dalam penyajian data, dilarang melakukan plagiasi, duplikasi,falsifikasi (pemalsuan), dan pabrikasi (pemabrikan data) untuk mendukung penelitiannya.

2. Literasi teknologi

Jika informasi yang dikonsumsi pemuda bahkan anak-anak kebanyakan dari internet, maka akurasi informasi bahkan pengetahuan yang didapat masih akurat media cetak. Literasi teknologi ini adalah tindaklanjut dari literasi digital yang menekankan pentingnya pengenalan media siber, media sosial, layanan pesan yang harus dipilah serta dipilih. Inti dari literasi tekonologi adalah pengembangan ilmu pengetahuan, penerapan pilar literasi dari konvensional menuju digital dengan ruh melek, dan ramah dalam membaca, menulis, dan menyebarkan informasi. Jangan sampai informasi dan pengetahuan yang dilahirkan dan dibagikan kaum akademisi data yang tidak tahu kebenarannya.

3. Literasi SDM

Literasi ini menjadi akhir dari literasi data dan teknologi. Sebab, perguruan tinggi dalam menyambut Era Revolusi Industri 4.0 ini diharuskan mencetak generasi yang melek literasi data dan teknologi. Maka diharuskan bagi semua pendidik dan peserta didik untuk dapat mengikuti teknologi. Melek teknologi menjadi suatu tuntutan sebagai upaya untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia supaya tidak tertinggal dalam kancah persaingan di era globalisasi. Sebagai pendidik juga harus dapat membuat peserta didik untuk lebih semangat mengikuti teknologi yang semakin berkembang pada era industry 4.0. Semangat yang ditularkan oleh seorang guru sebagai upaya motivasi untuk peserta didik agar dapat belajar lebih mengenai teknologi. Melek teknologi bukan hanya mengikuti perkembangan nya saja, namun lebih luas dari hal tersebut yaitu dapat belajar dan memahami tentang bagaimana menggunakan teknologi. Sebagai contoh dalam kegiatan pembelajaran online terdapat sangat banyak aplikasi mengenai pembelajaran online. Aplikasi yang disajikan dalam pembelajaran online juga memiliki berbagai fungsi masing-masing. Dalam hal ini pemilihan penggunaan aplikasi menjadi bahan pertimbangan yang sangat menentukan untuk mencapai tujuan belajar. Untuk meningkatkan mutu SDM pendidikan

(6)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

mempunyai peran yang sangat penting, seperti mengubah sistem pembelajaran dari pembelajaran yang berpusat pada guru dimana guru memberikan banyak ceramah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa berperan lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator (Supriatna, 2018). Inovasi pembelajaran matematika dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa harus dilakukan oleh seorang pendidik/guru serta mengkaji kelemahan dan kesalahan sistematis dalampemahaman matematika siswa serta mengusahakan pengembangan kemampuan berpikir siswa (Susanti Elsa, 2017). Hal utama yang harus dilakukan oleh guru adalah meningkatkan pengetahuan terkait kemampuan literasi matematika siswa. Perubahan dalam praktek pembelajaran matematika di kelas dibutuhkan, karena pendidikan matematika dasar masih membosankan. Hal ini diindikasikan di antaranya dengan desain pembelajaran matematika masih formal. Tidak hanya menuntut hafalan bagi siswa, keterkaitan dengan dunia nyata masih kurang, masih artificial, masih sedikit aktivitas pemodelan dan eksperimen. Pembelajaran yang demikian membuat pelajaran matematika yang abstrak menjadi sangatlah sulit untuk dan membosankan bagi peserta didik. Seakan pelajaran matematika menjadi hal yang sangat menakutkan untuk para peserta didik. Maka dari itu pendidik sangat di tuntut untuk dapat kreatif dalam pembelajaran. Untuk menghadapi sistem pendidikan di era revolusi indsutri 4.0 lulusan guru-guru matematika harus dapat beradaptasi dengan berbagai gaya belajar dan model pembelajaran. Oleh karena itu, para guru mesti saling berbagi ide dan berkontribusi dalam pengembangan pembelajaran matematika. Guru matematika diharapkan dapat memanfaatkan media (elektronik) sebagai alat untuk memperkaya wawasan dan menarik siswanya. Guru matematika yang visioner juga mampu berpikir lintasdisiplin dan memperkaya kurikulum matematika untuk belajar siswanya.

4. Pemanfaatan pembelajaran matematika di era revolusi industry 4.0 pada aspek lingkungan pembelajaran

Dalam sebuah proses pembelajaran, lingkungan menjadi aspek yang sangat berpengaruh pada proses dari peserta didik. Apabila seorang peserta didik mendapatkan lingkungan yang baik, maka peserta didi akan memperoleh hal yang baik. Namun sebaliknya bila peserta didik mendapatkan lingkungan yang buruk maka peserta didik tersebut akan mendapatkan hasil yang buruk. Lingkungan belajaran merupaka factor eksternal yang sangat berpengaruh pada proses perkembangan peserta didik. Lingkungan sekitar dapat digunakan menjadi sumber belajar dan proses pengajaran matematika yang berkaitan dengan masalah konstektual. Hal ini berarti dengan lingkungan yang mampu menghadirkan secara bersama-sama kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang menjadi unsur penting yang dapat diajarkan melalui matematika di sekolah (Hery Sutarto, 2018). Belajar pada hakekatnya merupakan interaksi Antara individu dan rangsangan-rangsangan lingkungan. Dapat juga terjadi individu menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan, baik positif atau bersifat negatif (M.Ali Ramdhani, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar.

D. KESIMPULAN

Saat ini revolusi industri 2.0 merupakan hal yang sering sibicarakan dalam kaitannya dengan pembelajaran. Saat ini sudah terbukti berkembang pesat yang ditandadi

(7)

PROSIDING ISBN: 978-623-94501-0-6

dengan jaringan internet yang suah dimana-mana, kecerdasan buatan yang semakin menakjubkan, dan studi mesin yang juga semakin hebat. Bukan hanya tekhnologi yang sering dibicarakan dalam era industri 4.0, tentunya Sumber Daya Manusia mrupakan hal yang sangat penting. Maka dari itu pendidikan harus berubah dari era yang lama yaitu era educaton 3.0 menjadi education 4.0 yang mengkombinasikan dunia nyata dan dunia maya untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa secara berkelanjutan seumur hidupnya.

Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan memanfaatkan tekhnologi yang ada. Electronic Learning/E-Learning mamanfaatkan tekhnologi komputer, jaringan komputer atau Internet yang memungkinkan pembelajaran melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa haus tatap muka atau bertemu langsung dalam kelas. Sebenarnya E-learning tidak harus di distrubusikan secara online, karena pada kenyataanya e-learning dapat didistribusikan secara offline. Salah satu contohnya adalah membagikan CD/DVD kepada siswa, kemudian siswa diberi tugas secara terstruktur. Dalam era Industri 4.0 banyak sekali aplikasi online yang sangat menunjang kegiatan e-learning. Contohnya saja aplikasi e-learning yang dikembangkan adalah sevima, delink, Coursera, EdX, udacity, Khan Academy, udemy, Alison, edmodo, quipper, zeniuz, elearn.

DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. 2017. Materi Pendukung Literasi Digital. Jakarta: Kemendikbud.

National Council of Supervisors of Mathematics (NCSM). 2015. Mathematics Education in the Digital Age. Irist Project: Focusing on Digital Mathematics Education.

UNESCO. 2011. Digital Literacy in Education. UNESCO Institute for Information Technologies in Education. IITE Policy Brief. UNESCO Institute for Information Technologies in Education.

Christina Brown. 2013. Literacy Boost Indonesia Endline Report. Save the Children. Munir. 2017. Pembelajaran Digital. Alfabeta: Bandung

Darmawan, J. 2018. Menjadi Guru Era Pendidikan 4.0. Diambil dari http://aceh.tribunnews.com/2018/ 11/27/menjadi-guru-erapendidikan-40?page=2. Diakses 2 April 2019.

Hakim, A. R. 2019. Menjawab Tantangan Era Industry 4.0 Dengan Menjadi Wirausahawan Di Bidang Pendidikan Matematika.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan KALUNI. Volume 2 – Januari 2019. Irianto, D. 2017. Industry 4.0; The Challenges of Tomorrow. Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri, Batu-Malang.

Kemristekdikti. 2018a. Pengembangan Iptek dan Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0. Retrieved from https://www.ristekdikti.go.id/pengemba ngan-iptek-dan-pendidikan-tinggi-diera-revolusi-industri-4-0/

Sutarto, Herry. 2018. Lingkungan Dalam Pembelajaran Dan Pengajaran Matematika Yang Memunculkan 4c Abyility Sebagai Penyiapan Sdm Unggul Di Era Revolusi Industri 4.0 : Seminar Nasional Pendidikan Matematika Vol.01(hlm 465-476). Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Kebanyakan resiko yang difahami oleh pelaku ekonomi dalam dunia bisnis dewasa ini dan selama ini adalah resiko rugi, dan faktanya resiko selalu dikonotasikan dengan rugi,

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 pada tanggal 3 November 2016, problem yang guru hadapi pada saat mengajarkan membaca kepada siswa non-TK adalah

BB081 -Adiatma Yudistira Manogar Siregar, SE.,MEconSt..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dukungan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) Jenelata menunjukkan Tingkat hubungan yang signifikan terhadap pengembangan wilayah

akan membuat sebagian guru memilih untuk tidak menjalani supervisi klinis.. Peran supervisi klinis bagi guru SDN Tempel Banjarsari Surakarta untuk. mengatasi permasalahan

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas

1. Menentukan wilayah yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini, wilayah yang akan dianalisis adalah wilayah Kota Bogor. Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode