• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanyaan Terkait Dengan NKT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertanyaan Terkait Dengan NKT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Matrik Diskripsi  dan Eksisteni Nilai Konservasi Tinggi di HTI RAPP Blok Tasik Belat 

NKT

Evaluasi

Rapid Risk Assessment

Kesimpulan Rapid

Risk Assessment

Pertanyaan Terkait Dengan

NKT

Temuan Full Assessment

2010

Kesimpulan NKT

BLOK TASIK BELAT 

NKT 1.

1. Kaw

asan Y

ang Mempuny

ai

atau

Memb

erik

an Fungs

i

Pendukung Keanekaragaman haya

ti

Bagi kawasan Lin

dung/at

au

konservasi

Mengandung NKT 1.1

• Pertimbangan usulan areal

NKT 1.1. pada studi terdahulu

sangat lemah dan terjadi

perbedaan persepsi mengenai

kriteria NKT 1.1.

• Usulan NKT 1.1. tidak

didukung oleh proses analisis

spasial yang jelas

full assessment diperlukan

untuk melengkapi data dan

informasi mengenai

biodiversitas guna

mengidentifikasi areal NKT

1.1. secara tepat

1. Apakah di dalam Unit

Pengelolaan (UP) terdapat

kawasan lindung atau

konservasi sesuai dalam

aturan/ketetapan pemerintah?

2. Apakah UP merupakan bagain

atau zona penyangga dari

kawasan lindung/konservasi

yang ditetapkan dengan tujuan

mempertahankan

keanekaragaman hayati (misal

Cagar Alam atau Taman

Nasional

3. Apakah diperkirakan akan

terjadi dampak langsung

maupun tidak langsung, terlebih

yang berhubungan dengan

pembangunan infrastruktur dan

perbaikan akses yang

diakibatkan oleh kegiatan UP?.

• Ditemukan kawasan

lindung dan konservasi di

Unit Managemen Blok

Tasik Belat, berupa :

1. Kawasan Lindung

Gambut (Usulan

RTRWP Propinsi

Riau)

2. Kawasan Lindung

Menurut Keppres 32

Tahun 1990 dan UU

41 2009

3. Zona Penyangga

Present NKT 1.1.

• Kawasan lindung Gambut

menurut RTRWP yang masuk

ke dalam Blok Tasik Belati,

seluas 553 Ha

• Kawasan Perlindungan

Sempadan Sungai

seluas 3.098 Ha, terdiri dari

S. Belat 281 Ha

S. Lanus 2.215 Ha

S. Jangkang 16 Ha

S. Mungkal 556 Ha

• Zona Penyangga Suaka

Margasatwa Tasik Belat

seluas 249 Ha

(2)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 1.

2. Spesie

s Ham

pir P

unah

 

 

Absent Present NKT 1.2

Sangat lemah terkait dengan

keberadaan critically endangered

species di Tasik Belat , pada hal

Harimau Sumatra (Panthera

tigris sumatrae) dan Ramin

(Gonystylus spp.) merupakan

jenis-jenis terancamn sehingga

perlu keputusn terkait dengan

eksistensi NKT 1.2.

Usulan areal NKT 1.2. tidak

didukung oleh proses spasial

analisis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keberadaan NKT 1.2

potrensial terdapat di

seluruh areal Blok Tasik

Belat

Diperlukan Full assessment

dengan fokus sebagai

berikut :

(1) Melakukan obervasi

terhadap keberadaan

observation populasi

Harimau Sumatera

dan Gonystylus

(ramin)

(2) Memperluas Areal

Management NKT

untuk mendukung

habitat Harimau

Sumatera and

Gonystylus (Ramin)

.

 

1. Apakah didalam UP terdapat

populasi species yang

terancam, memiliki penyebaran

terbatas atau spesies dilindungi

yang mampu bertahan hidup

(Viable population)?

 

Present NKT 1.2

• Fauna

Harimau Sumatera

(Panthera tigris sumatrae),

dengan status Vulnerable

menurut aturan pemerintah

RI, Critically Endangered

(CR) menurut IUCN dan

Appendix I menurut CITES

Batagur borneoensis

Critically Endangered (CR)

menurut IUCN dan

Appendix II menurut CITES

                           

 

 

 

 

 

 

 

 

Present NKT 1.2

 

1) di daerah sekitar ujung sebelah

barat RKT 2009 Sektor Tasik

Belat

2) Sekitar Desa Teluk Lanus

Seluas 9.725 Ha

Daerah jelajah harimau dapat

mencapai 180 km

Berpotensi dijumpai di Sungai

Lanus, S. Belat, S. Jangkang dan

Mungkal di dalam kawasan konsesi

IUPHHK-HTI PT. RAPP Sektor

Tasik Belat. Seluas 3.097 Ha

(3)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 1.

3. Kaw

asan Y

ang Me

rupakan Ha

bi

tat Ba

gi Po

pu

lasi

spes

ie

s Yang

Teranc

am

, Penyebaran Te

rbata

s atau D

ilindung

i Yan

g Mapu

Bert

ah

an

Hidup

Present NKT 1.3

NKT 1.3. telah menyebutkan

mengenai penetapan NKT 1.3.

Managemen Area

Usulan areal NKT 1.3 tidak

didukung oleh proses analisis

spasial

Present NKT 1.3

Potensial terdapat diseluruh

areal Blok Teluk Meranti

See Figure 6.

Diperlukan Full assessment

dengan fokus :

(1) Melakukan observasi

seluruh spesies

dengan status

vulnerable dan

endangered

(2) Memperluas areal

pengelolaan NKT 1.3.

untuk mendukung

seluruh spesies

dengan status

endangered dan

vulnerable

1. Apakah didalam UP terdapat

populasi species yang

terancam, memiliki penyebaran

terbatas atau spesies dilindungi

yang mampu bertahan hidup

(Viable population)?

Present NKT 1.3

• Mamalia

Ditemukan 13 jenis

mamalia yang termasuk

dalam kategori Vulnerable,

CR, VU dan appendix I dan

II

• Burung

Ditemukan 24 jenis burung

yang termasuk dalam

status CR, VU dan

appendix I dan II

• Reptil

Ditemukan4 jenis reptil

yang termasuk dalam

kategori Vulnerable dan

appendix I dan II

Tersebar di tipe ekosistem riparian,

kawasan sempadan S. Mungkal,

Jangkang, MPSF, dan desa Teluk

Lanus dengan luas .3.142 Ha

(MPSF)

Tersebar di tipe ekosistem riparian,

sungai Jangkang, Sungai Mungkal,

Sungai Lanus, MPSF, Teluk Lanus

dan sungai Belat dengan

luas 3.142 Ha (MPSF)

Tersebar di tipe ekosistem MPSF,

sekitar sungai Mungkal, dengan

luas .3.142 Ha

Detail letak NKT 1.3. disajikan

dalam lampiran peta

(4)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 1.

4. Kaw

asan yan

g me

rupakan hab

itat bagi

spesies atau sekumpulan

spesies yan

g

digunak

an Secara Temporer

 

 

Absent Present NKT 1.2

Pertimbangan dalam penentuan

NKT 1.2. dan keberadaan

spesies migran di Blok Tasik

Belat (seperti burung migrant,

arwana)

Usulan areal NKT 1.2. tidak

didukung oleh proses spasial

analisis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keberadaan NKT 1.2

potrensial terdapat di

seluruh areal Blok Tasik

Belat

Diperlukan Full assessment

dengan fokus sebagai

berikut :

1. Melakukan obervasi

terhadap keberadaan

spesies migran

2. Memperluas Areal

Management NKT untuk

mendukung seluruh

spesies migran

 

1. Apakah terdapat atribut dalam

suatu habitat tertentu dimana suatu

spesies secara temporer atau

berkali-kali berkumpul?. (misalnya

gua bagi kelelawar atau burung

wallet, danau bagi burung migrant,

padang rumput sepanjang tepi

sungai bagi buaya bertelur, batu

jilat bagi berbagai jenis hewan,

tempat tertentu dimana terdapat

sumber makanan yang banyak bagi

pemakan buah, pohon Ficus dalam

jumlah yang banyak pohon yang

berlubang yang berupa pohon

sarang bagi burung enggang)

 

Present NKT 1.4.

Ditemukan 2 jenis satwa yaitu

1. Mamalia

Keluang (Pteropus vampirus)

2. Aves

Srigunting Hitam (Dicrurus

macrocercus)

Present NKT 1.4.

Sekitar Desa Teluk Lanus dan

Sungai Mungkal dengan luas 112

Ha

MPSF sekitar desa Teluk Lanus

dan Sungai Mungkal, seluas

1.986 Ha

Detail lokasi NKT 1.4. disajikan

dalam lampiran peta.

(5)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 2.

1. Kaw

asan

Bentan

g Alam Y

ang M

emil

iki Kap

as

itas Untuk Me

njaga Pr

ose

s

dan

Di

na

mi

ka

Ekolo

gi

Tidak terdapat zona inti di Blok

tasik Belat

Areal tersebut dibawah batas

20.000 ha

Areal NKT 2.1. tidak berdasarkan

hasil analisis spasial yang jelas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Berdasarkan hasil Rappid

Risk Assessment,

diidentifikasi tidak terdapat

NKT 2.1. di Blok Tasik

Belat

 

Lansekap yang utuh fungsinya

dan memiliki kemampuan untuk

mempertahankan proses-proses

ekologis alamiahnya secara

jangka panjang, didefinisikan

sebagai mosaik beraneka

ekosistem hutan alami yang

meliputi (i) zona inti 20.000

hektar, di mana di dalamnya

terdapat hanya sedikit

fragmentasi atau tidak ada

sama sekali, dan (ii) zona

penyangga vegetasi dengan

luas sedikitnya 3 kilometer dari

batas hutan yang mengepung

zona inti tersebut. Kedua kriteria

baru ini berbeda dengan HCVF

Toolkit untuk Indonesia (ver

2003) yang semula di bawah

HCV 2.1 mendefenisikan ‘hutan

besar di tataran lansekap’ (large

landscape level forest) sebagai

hutan manapun yang berukuran

lebih luas dari 50.000 hektar.

Berdasarkan kajian peta

tutupan vegetasi dan peta tata

guna lahan, dan hasil survey

lapanga yang dilakukan oleh

tim ekologi, maka tidak

ditemukan lasekap berukuran

besar yang mencakup zona inti

seluas minimal 20.000 hektar

dengan kawasan

penyangganya

Absent NKT

Kawasan Tasik Belat tidak masuk

dalam kriteria NKT 2.1, sehingga

tidak terdapat NKT 2.1. di blok

Teluk Meranti 

(6)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 2.

2. Kaw

asan

Bentan

g Alam yan

g Beris

i Dua ata

u Lebih Eko

si

stem

Dengan Garis Bat

as Y

ang

Tidak Terput

us

Present NKT 2.2..

Blok Tasik Belat adalah bagian

dari kesatuan bentang alam dan

disusun oleh beberapa tipe

ekosistem yang berbeda

Usulan areal NKT 2.2. tidak

didukung dengan proses analisis

spasial yang jelas.

NKT 2.2 potensial

tercakup di seluruh Blok

Tasik Belat

Tidak ada penambahan

areal NKT 2.2. (sudah

diidentifikasi oleh studi

sebelumnya)

Full assessment

idiperlukan untuk

meguraikan berapa banyak

tipe ekosistem yang

menyusun di Blok Tasik

Belat

Apakah UP memiliki dua atau lebih

ekosistem alami dengan garis

batas yang tidak terputus (daerah

ecotone)?

Di Sektor Tasik belat PT

RAPP tidak terdapat ekosistem

yang secara ekstrim berbeda

karakternya fisiknya.

Keberadaan ekosistem riparian

merupakan bagian dari

ekosistem rawa gambut, bukan

merupakan ekosistem

tersendiri. Kondisi ekosistem

yang dipengaruhi oleh pasang

surut genangan air merupakan

suatu dinamika ekosistem rawa

gambut. Dengan demikian tidak

terdapat ekoton di dalam

ekosistem rawa gambut. Kedua

ekosistem mempunyai

perbedaan karakter biofisik

vegetasi tegas serta diduga

belum ada gangguan.

Di Blok Teluk Meranti tidak

ditemukan dua tipe ekosistem

yang mempunyai perbedaan

karakter biofisik vegetasi tegas

serta diduga belum ada

gangguan.

Tidak ditemukan areal yang

mempunyai zona ketinggian

yang berbeda.

Absent NKT 2.2.

Kawasan HTI Blok Tasik Belat tidak

terdapat NKT 2.2.

(7)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 2.

3. Kaw

asan yan

g mengandung Pop

ulasi dari Perwakilan Spesies

Alami

 

 

Present NKT 2.3

Pertimbangan dalam penetapan

perwakilan spesies alami sangat

lemah, pada kenyataannya tidak

ditemukan di Blok Tasik Belat.

Usulan area NKT 2.3. tidak

didukung dengan analisis spasiak

yang jelas.

NKT 2.3 potensial terdapat

di seluruh areal Tasik Belat

Full assessment diperlukan

untuk:

(1) tMenobservasi

populasi harimau

sumatera;

(2) Memperluas Area

management NKT

(HCVMA) untuk

mendukung habitat

harimau sumatera

1. Apakah kawasan teridentifikasi

sebagai NKT 1.1?

2. Apakah kawasan teridentifikasi

sebagai NKT 2.1?

3. Apakah kawasan masuk NKT

2.2 tapi tidak memenuhi NKT

2.1?

4. Apakah mencakup dari dataran

tinggi sampai dataran rendah?

5. Apakah di dalam areal UP

terdapat kawasan yang menjadi

tempat hidup jenis-jenis satwa

yang hampir punah, predator

tingkat tinggi?

6.

Apakah mengandung jenis yang

memerlukan habitat luas untuk

bertahan hidup?

 

7.

Apakah dalam waktu belum lama

masuk kategori 5 dan 6 tetapi

tidak memenuhi karena terdapat

kegiatan perburuan dan terjadi

kepunahanan lokal?

 

Kawasan unit pengelola

IUPHHK-HTI PT. RAPP Blok

Tasik Belat memiliki nilai

konservasi tinggi (NKT) 1.1.

Kawasan unit pengelola

IUPHHK-HTI PT. Sektor Tasik

Belat umumnya berada di

kedalaman gambut tipis

apabila dibandingkan dengan

daerah kubah gambut di

daerah tengah Semenanjung

Kampar. Oleh karena itu tidak

ada gradasi di dalam kawasan

ini.

Di areal Blok Tasik Belat

ditemukan 10 jenis predator

tingkat tinggi, yaitu mamalia 1

jenis, burung 5 jenis dan reptil

4 jenis 

 

 

 

 

                       

 

 

 

 

 

Present NKT 2.3.

MPSF, Riparian, hutan alam dan

sekitar pemukiman dengan luas

3.097 Ha.

Detail letak NKT 2.3. disajikan

dalam lampiran peta.

 

(8)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 3. Kaw

asan yang

Mempunyai Ekos

iste

m Langka

atau Teran

cam Punah

Present NKT 3

Menurut Toolkit HCV 2008,

Secara keseluruhan Blok Teluk

Meranti ditemukan lokasi NKT 3

yang sangat luas dengan

pertimbangan bahwa lahan

gambut adalah areal dengan

status terancam.

Mengevaluasi ing peta detail dan

existing kondisi RKT 2009.

Mempertimbangkan bagian yang

curam sekitar S. Mungka, dan

dipastikan kawasan tersebut

adalah kawasan konservasi untuk

mengurangi dampak pengelolaan

tata air

Mengevaluasi peta detail dan

existing kondisi sungai Lanus

adalah area yang berdampingan

dengan areal hutan rawa gambut

dan dibatasi sunga Lanus

termasuk desa Teluk Lanus,

dimana masyarakatnya

memanfaatkan air sungai untuk

mendukung kebutuhan hidupnya

baik untuk Mimum, Mandi dan

Cuci K maupun untuk jalur

transportasi serta mencari ikan

Keberadaan NKT 3

potensial terdapat diseluruh

areal Blok Tasik Belat

Memerlukan full

assessment untuk

melengkapi data dan

informasi untuk memastikan

area NKT 3 kaitannya

dengan pengelolaan tata

air.

1. Apakah ada tipe ekosistem yang

mengalami kekurangan 50% atau

lebih dari luasan penyebaran

terdahulu?

2. Apakah ekosistem tersebut

berada (i) pada kawasan UP atau

(ii) di dekatnya dan kemungkinan

akan dipengaruhi pemanfaatan

yang direncanakan di UP?

3. Apakah ada tipe ekosistem pada

unit biofisiografis yang akan

mengalami pengurangan 75%

atau lebih dari luasan

penyebaran dulu berdasarkan

proyeksi konversi hutan?

4. Apakah ekosistem tersebut

berada (i) pada kawasan UP

atau (ii) di dekatnya dan

kemungkinan akan dipengaruhi

oleh pemanfataan yang

direncanakan UP?.

Identifikasi NKT ini

menggunakan pendekatan

analitik (Analytical Approach)

dalam unit biofisiografis pada

suatu pulau.

Sekto Tasik Belat PT RAPP

memiliki ekosistem rawa

gambut dengan variasi lokal

tipe vegetasi Mixed Peat

Swamp Forest (MPF) telah

mengalami banyak perubahan

kondisi melebihi 50 %,

berdasarkan penafsiran citra

landsat pada tahun 1990 dan

tahun 2009

Landsystem yang ada di Sektor

Tasik Belat PT RAPP adalah

GBT dan MDW (mendawai),

berdasarkan pengecekan di

lapangan bahwa areal yang

termasuk landsystem MDW

mempunyai kedalaman gambut

lebih dari 3 meter.

Present NKT 3

Berdasarkan hasil kajian di atas,

dapat disimpulkan bahwa PT RAPP

di Blok Tasik Belatn terdapat

ekosistem langka atau terancam

punah.

Detail lokasi NKT 3 disajikan pada

Lampiran Peta

   

(9)

NKT

Evaluasi

Rapid Risk Assessment

Kesimpulan Rapid

Risk Assessment

Pertanyaan Terkait Dengan

NKT

Temuan Full Assessment

2010

Kesimpulan NKT

BLOK TASIK BELAT 

NKT 4.

1. Kaw

asan

atau Ekos

iste

m yang

Penting seb

agai Penyed

ia

Air d

an

Pengendali

an

Bag

i Masy

ara

kat Hilir

Present NKT 4.1 diseluruh area

riparian yang mendukung

pemenuhan kebutuhan

masyarakat di Blok Tasik Belat.

Usulan area NKT 4.1 tidak

didukung dengan analisis spasial

yang clear.

Present NKT 4.1

Tidak ada tambahan area

NKT 4.1. sudah

teridentifikasi oleh studi

sebelumnya.

Full assessment diperlukan

untuk memonitor efektifitas

fungsi dari areal NKT 4.1.

Apakah didalam UP terdapat

kawasan yang memiliki fungsi

pengaturan air terhadap wilayah di

bagian hilir ?

 

Apakah tutupan hutan dan kawasan

tersebut dalam kondisi baik dan

dinilai memberikan jasa terhadap

pemenuhan kebutuhan air atau

pengendali banjir bagi daerah hilir ?

Berdasasarkan hasil penilaian

kawasan dengan nilai

konservasi tinggi, areal HTI

RAPP Blok Tasik Belat

merupakan hutan rawa gambut

:

Kriteria kawasan bergambut

adalah tanah bergambut

dengan ketebalan 3 meter atau

lebih yang terdapat di bagian

hulu sungai dan rawa.

Kawasan bergambut yang

berfungsi sebagai daerah

resapan air bagi daerah di

bawahnya adalah daerah

sekitar bagian kubah gambut

(peat dome), yang dari segi

topografi merupakan daerah

atas dan perlu dilindungi

supaya fungsi hidrologisnya

dapat dipertahankan.

Kawasan lindung gambut

berada di tengah dan dikenal

sebagai Core Conservation

atau kawasan lindung gambut

yang merupakan kawasan NKT

4.1 (areal yang penting sebagai

penyedia air dan pengendalian

banjir bagi masyarakat).

Present NKT 4.1.

Sebagian dari areal HTI Blok Tasik

Belat merupakan bagian dari Micro

peat dome yang berfungsi sebagai

penyedia air dan pengendali banjir.

Dengan demikian Blok Tasik Belat

mengandung NKT 4.1. yaitu berupa

kubah gambu kecil (micro peat

dome), seluas 3.178 Ha.

(10)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 4.

2. Kaw

asan Y

ang Pening

Bag

i Pence

ga

han Eros

i dan

Sediment

as

i

 

Present NKT 4.2 diseluruh area

riparian yang berperan penting

dalam pencegahan erosi dan

sedimentasi di Blok Tasik Belat

Usulan area NKT 4.2 tidak

didukung dengan analisis spasial

yang clear.

Present NKT 4.2

Tidak ada tambahan area

NKT 4.2. sudah

teridentifikasi oleh studi

sebelumnya.

Full assessment diperlukan

untuk memonitor efektifitas

fungsi dari areal NKT 4.2.

Apakah UM mengandung kawasan

yang penting bagi pencegahan

erosi dan sedimentasi, dalam

kondisi vegetasi yang baik dan

berada pada areal yang

mempunyai tingkat bahaya erosi

potensial berat ?

Areal HTI Blok Tasik Belat

merupakan hutan rawa

gambut. Kemungkinan

terjadinya erosi dan

sedimentasi sangat kecil.

Kondisi tutupan vegetasi yang

terdapat pada areal riparian

yaitu S. Mungkal, S. Jangkang,

S. Belat dan S. Lanus masih

sangat baik sehingga mampu

berperan sebagai pengendali

terjadinya erosi dan

sedimentasi.

Present NKT 4.2.

Terdapat di daerah riparian S.

Jangkang, S. Mungkal, S. Belat

dan S. Lanus, dengan luas 3.098

Ha.

Detail lokasi NKT 4.2 disajikan

dalam lampiran peta.

NKT 4.

3. Kaw

asan Y

ang Berfungsi Sebagai

Sekat Alam Untuk Mencegah Meluasnya

Kebakaran Hutan dan Lah

an

Present NKT 4.3 diseluruh area

riparian yang berfungsi sebagai

sekat alam untuk mencegah

kebakaran hutan di Blok Tasik

Belat

Usulan area NKT 4.2 tidak

didukung dengan analisis spasial

yang clear.

Present NKT 4.3

Tidak ada tambahan area

NKT 4.3. sudah

teridentifikasi oleh studi

sebelumnya.

Full assessment diperlukan

untuk memonitor efektifitas

fungsi dari areal NKT 4.3.

Apakah UM mengandung kawasan

yang mampu melindungi dan

mencegah kebakaran hutan atau

lahan dalam skala luas ?

Sungai-sungai yang berada di

areal HTI Blok Tasik Belat yaitu

S. Mungkal, S. Jangkang, S.

Belat dan S. Lanus mengalir

sepanjang musim, pada musim

kemarau sungai-sungai

tersebut surut dan menambah

lebar tepi kanan-kiri sungai

dengan lebar antara 50 – 100

meter, sehingga mampu

berperan sebagai sekat alam

untuk mencegah kebakaran

hutan dan lahan.

Present NKT 4.3.

Terdapat di daerah riparian S.

Mungkal, S. Jangkang, S. Belat

dan S. Lanus, dengan luas 3.098

Ha.

Detail lokasi NKT 4.3 disajikan

dalam lampiran peta.

(11)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 5. Kaw

asan Yang Mmpunyai

Fungsi

Penting Untuk Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Masyarakat Lok

al

Present NKT 5 adalah areal

riparian yang merupakan areal

yang mendukung mata

pencaharian masyarakat

Tidak mempertimbangkan usulan

ketergantungan masyarakat

dengan sungai Lanus terkait

dengan mata pencaharian jangka

panjang.

Usulan NKT 5 tidak didukung

dengan proses analisis spasial

yang jelas.

Present HCV 5

Full assessment diperlukan

untuk melengkapi dan

informasi untuk

mengidentikasi secara pasti

areal NKT 5

1.

Adakah komunitas

dalam, dekat atau pada

hilir sungai yang berasal

dari lokasi Unit

Pengelolaan ?

2.

Apakah komunitas lokal

tersebut memanfaatkan

sumber daya hutan

(termasuk sungai) untuk

pemenuhan kebutuhan

keluarganya ?

3.

Berlokasi dimana

sumberdaya hutan

(termasuk sungai) yang

digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan

keluarga tersebut

?

Jika sebagian atau

seluruh kawasan dalam

lansekap tersebut

dieksploitasi atau

dikonversi, apakah akan

mempengaruhi

ketersediaan sumberdaya

hutan yang dimanfaatkan

komunitas lokal untuk

memenuhi kebutuhan

keluarganya

Masyarakat tinggal didaerah

hilir sungai yang berasal dari

lokasi HTI Blok Tasik Belat,

yaitu di hilir S. Lanus

Masyarakat memanfaatkan

sumberdaya hutan (Hasil hutan

bukan kayu dan binatang

buruan) dan sungai Lanus

dalam memenuhi kebutuhan

keluarganya

Pada umumnya masyarakat

memanfaatkan dari

sumberdaya hutan terdekat

dalam hal ini areal HTI Blok

Tasik Belat

Kebutuhan dasar yang tidak

tergantikan dari kawasan hutan

yang ada adalah air baik untuk

kepentingan mata pencaharian,

kebutuhan keluarga

Present NKT 5

Untuk pemenuhan kebutuhan air

dan perairan adalah di Sungai

Lanus terintegrasi dengan NKT 4.1

dan 4.2, dengan luas 3.178 Ha

(12)

BLOK TASIK BELAT 

NKT 6. Kaw

asan Yang Mempunyai Fung

si Penting Untuk Identitas Budaya

Komun

ita

s L

okal

Absent NKT 6

Tidak dijumpai kawasan yang

termasuk NKT 6 di Blok Tasik

Belat

Absent NKT 6

Tidak dijumpai kawasan

yang termasuk NKT 6 di

Blok Tasik Belat

Mengidentifikasi awal kawasan

yang mempunyai fungsi penting

untuk identitas budaya komunitas

lokal :

Apakah ada kawasan hutan yang

dianggap oleh masyarakat sebagai

wilayah adat mereka ?

Apakah ditemukan masyarakat

yang memiliki aturan adat dalam

memanfaatkan sumberdaya hutan

yang menjadi sumber pemenuhan

kebutuhan hidupnya ?

Apakah ditemukan kawasan hutan

dimana masyarakat lokal yang

memiliki keterkaitan dengan

kawasan tersebut tinggal ?

Masyarakat yang berdiam di

areal HTI Blok Tasik Belat

hanya satu desa yaitu desa

Teluk Lanus. Masyarakat yang

tinggal di desa tersebut

sebagian besar adalah

masyarakat pendatang, yang

dulunya bekerja di perusahaan

kayu (logging) PT. Triomas di

Semenanjung Kampar, karena

perusahaan tersebut tutup

sebagian besar karyawannya

tinggal dan menetap di desa

Teluk Lanus. Dengan demikian

tidak dijumpai kawasan sebagai

identitas budaya, wilayah adat

dan aturan adat.

Aturan adat sudah tidak

dijumpai lagi, hukum yang

diterapkan dalam menangani

permasalahan sosial adalah

hukun tarhikh atau hukum Islam

Absent NKT 6

 

 

 

(13)

 

 

 

Referensi

Dokumen terkait