• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT JAMBI Oleh: Suyanti, Albertus dan Irma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT JAMBI Oleh: Suyanti, Albertus dan Irma"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI MORAL DALAM CERITA RAKYAT JAMBI Oleh: Suyanti, Albertus dan Irma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi. Nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita rakyat Jambi, merupakan gambaran akhlak dan moral yang positif sehingga dapat dijadikan teladan bagi kehidupan masyarakatnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa data tertulis menegenai nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi yang bersumber dari delapan cerita rakyat Jambi dalam buku “Cerita Rakyat Jambi rakyat Jambi 2” tulisan Kaslani, terbitan Grasindo. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik studi pustaka. Setelah data terkumpul, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis wacana dan dilakukan pendeskripsian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa niali-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi dalam buku “Cerita Rakyat Jambi rakyat Jambi 2” ditemukan sebelas aspek nilai moral yaitu 1) sabar, 2) benar, 3) amanah, 4) adil, 5) kasih sayang, 6) hemat, 7) berani, 8) kuat, 9) malu, 10) memelihara kesucian diri dan 11) menepati janji dengan total keseluruhan berjumlah 76 kutipan perwujudan dari aspek nilai moral. Kutipan-kutipan tersebut terdapat dalam cerita 1) Asal-usul Raja Negeri Jambi dengan lima aspek nilai moral, 2) Asal Mula Nama Sungai Batang Hari tiga aspek nilai moral, 3) Dongeng Hantu Pirau lima aspek nilai moral 4) Legenda Bujang Jambi tujuh aspek nilai moral, 5) Datuk Darah Putih tujuh aspek nilai moral, 6) Dongeng Si Kelingking sebelas aspek nilai moral, 7) Depati Sebelas sembilan aspek nilai moral, dan 8) Putri Tangguk dua aspek nilai moral.

Simpulan dari penelitian ini adalah cerita rakyat Jambi yang mengandung sebelas aspek nilai moral lengkap terdapat dalam cerita Dongeng Si Kelingking dan yang paling sedikit hanya terdapat dua nilai moral adalah cerita Putri Tangguk, hanya terdapat dua aspek nilai moral. Berani dan kuat merupakan aspek niali moral yang hampir ada dalam setiap cerita rakyat, kecuali pada cerita Dongeng Hantu Pirau dan Putri Tangguk. Sehubungan dengan penelitian ini, disarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti cerita rakyat Jambi secara lebih mendalam dan dapat meneliti kajian yang berbeda. Selain itu, diharapkan pembaca semakin tertarik untuk membaca cerita rakyat, cerita rakyat Jambi khususnya dan dapat mengambil manfaat dari membaca cerita rakyat tersebut.

PENDAHULUAN

Sastra ditulis atau diciptakan oleh seorang pengarang bertujuan untuk menyampaikan ide gagasan, pengalaman dan amanat. Pengarang berharap apa yang dituangkannya dapat menjadi sebuah masukan, sehingga pembaca dapat mengambil nilai-nilai kehidupan dan mampu menginterprestasikannya dalam kehidupan nyata.

Sadikin (2010:7) menyatakan dalam kehidupan masyarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yang diperankannya, yaitu fungsi rekreatif, didaktif, estetis, moralitas dan fungsi religius. Salah satu fungsi sastra adalah fungsi

(2)

moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembacanya, sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi.

Melalui kisah para tokoh dalam cerita rakyat yang mengisahkan kehidupan mereka yang memuat nilai-nilai kebaikan, diantaranya nilai kejujuran, kesetiaan, perjuangan, kesabaran dan keberanian, sehingga dapat dijadikan contoh penerapan nilai moral dalam kehidupan.

Di zaman sekarang, masyarakat sedang mengalami krisis moral akibat penerimaan kebudayaan yang pada awalnya dianggap lebih beradab dan lebih modern ternyata tidak sesuai dengan budaya dasar dan aturan moral yang dimiliki masyarakatnya, begitu pula yang terjadi di Jambi.

Setelah membaca dan ikut merasakan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat Jambi, khususnya dalam buku “Cerita Rakyat Jambi 2” tulisan Kaslani yang mengandung gambaran akhlak dan nilai-nilai moral yang positif sehingga dapat dijadikan teladan maupun pedoman masyarakat Jambi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini adalah “Nilai-nilai moral apa sajakah yang terdapat dalam cerita rakyat Jambi?”

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terdapat dalam cerita rakyat Jambi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi jawaban dari masalah yang dirumuskan yaitu mengenai niali-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi, peneliti dapat memperluas pengetahuan tentang keterampilan dalam menganalisis niali-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi serta bermanfaat untuk diaplikasikan di lapangan, dan pembaca dapat mengetahui nilai-nilai moral yang ada dalam cerita rakyat Jambi. Selain itu, diharapkan pembaca semakin tertarik untuk membaca cerita rakyat, cerita rakyat Jambi khususnya dan dapat mengambil manfaat darinya.

KAJIAN PUSTAKA Hakikat Nilai Moral

Nilai berarti sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri. Sesuatu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga, berguna, benar, indah, baik, dan lain sebagainya (Darmadi, 2012:67). Herimanto dan Winarto (2013:129) berpendapat kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup. Jadi, nilai moral adalah segala aspek yang menyangkut baik buruknya suatu perbuatan atau tingkah laku yang berasal dari hati nurani dan harus direalisasikan. Dalam hal ini mengenai sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila.

Perwujudan Nilai-Nilai Moral

Menurut Salam (2000:168), akhlak terpuji dapat terwujud apabila kita memiliki sifat-sifat terpuji pula, yaitu 1) sabar, 2) benar, 3) amanah, 4) adil, 5) kasih sayang, 6) hemat, 7) berani, 8) kuat, 9) malu, 10) memelihara kesucian diri

(3)

dan 11) menepati janji. Sifat-sifat terpuji tersebut merupakan niali-nilai moral yang harus diwujudkan apabila seseorang ingin memiliki moral yang baik.

Pengertian Cerita Rakyat

Cerita rakyat adalah suatu bentuk karya sastra lisan yang lahir dan berkembang dari masyarakat tradisional yang disebarkan dalam bentuk relatif tetap dan di antara kolektif tertentu dari waktu yang cukup lama dengan menggunakan kata klise (Danandjaja, 2007:). Kategori cerita rakyat terdiri dari tiga jenis, yaitu 1) mite, 2) legenda, dan 3) dongeng karena sudah mencakup secara keseluruhan dan mudah dipahami.

Fungsi Cerita Rakyat

Menurut Semi (1984:10) cerita rakyat memiliki empat fungsi, sebagaimana fungsi dari karya sastra yaitu 1) menghibur, suatu karya sastra yang diciptakan berdasarkan keinginan melahirkan suatu rangkaian berbahasa yang indah dan bunyi yang merdu saja, 2) mendidik, suatu karya sastra yang dapat memberikan pelajaran tentang kehidupan, karena sastra mengekspresikan nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam agama. Nilai-nilai-nilai yang disampaikannya dapat lebih fleksibel. Di dalam sebuah karya sastra yang baik kita akan menemui unsur-unsur dari ilmu filsafat, ilmu kemasyarakatan. 3) Mewariskan, suatu karya sastra yang dijadikan alat untuk meneruskan tradisi suatu bangsa dalam arti yang positif.

Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Jambi

Sadikin (2010: 7) mengungkapkan, salah satu fungsi sastra adalah fungsi moralitas. Dimana sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembacanya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena satra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. Begitu pula cerita rakyat Jambi, merupakan karya sastra lama berupa dongeng, mite dan legenda yang tumbuh dalam masyarakat Jambi sejak zaman dulu dan mengandung gambaran nilai-nilai kehidupan masyarakat Jambi. Salah satunya gambaran nilai moral yang terjadi dalam masyarakat Jambi ketika itu.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu mendeskripsikan nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian deskriptif kualitatif merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Data yang diperoleh merupakan data apa adanya dari suatu peristiwa yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis.

Data dalam penelitian ini berupa data tertulis mengenai nilai-nilai moral dalam cerita rakyat Jambi, bersumber buku dengan judul “Cerita Rakyat dari Jambi 2” yang ditulis oleh Kaslani, terdiri dari 45 halaman yang berisi delapan buah judul cerita, yaitu Asal Usul Raja Negeri Jambi, Asal Mula Nama Sungai Batang Hari, Dongeng Hantu Pirau, Legenda Bujang Jambi, Datuk Darah Putih, Dongeng Si Kelingking, Depati Sebelas, dan Putri Tangguk.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dengan cara membaca bacaan yang menunjang dalam penyelesaian

(4)

masalah, khususnya subjek penelitian yang ada pada cerita rakyat Jambi yang dibaca dengan cermat, sungguh-sungguh dan berulang-ulang guna memperoleh pemahaman tentang isi cerita rakyat Jambi tersebut dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan masalah penelitian ini yakni analisis terhadap nilai-nilai moral yang terdapat di dalam cerita rakyat Jambi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis wacana. Dalam menganalisis data penelitian ini, yaitu dengan membaca cerita rakyat Jambi dengan memperhatikan konteks ceritanya. Kemudian, mempelajari kata kunci yang berkaitan dengan nilai-nilai moral berupa indikator nilai moral dalam cerita, kemudian menuliskan nilai-nilai moral tersebut.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian berupa sebelas aspek nilai moral, yaitu 1) sabar, 2) benar, 3) amanah, 4) adil, 5) kasih sayang, 6) hemat, 7) berani, 8) kuat, 9) malu, 10) memelihara kesucian diri dan 11) menepati janji yang tergambar melalui kutipan-kutipan dalam delapan cerita rakyat Jambi dalam buku “Cerita Rakyat Jambi rakyat Jambi 2” tulisan Kaslani, terbitan Grasindo dengan judul cerita Asal Usul Raja Negeri Jambi, Asal Mula Nama Sungai Batang Hari, Dongeng Hantu Pirau, Legenda Bujang Jambi, Datuk Darah Putih, Dongeng Si Kelingking, Depati Sebelas, dan Putri Tangguk.

Berdasarkan analisis penulis ditemukan sebanyak 76 kutipan dalam delapan cerita rakyat Jambi tersebut. cerita 1) Asal-usul Raja Negeri Jambi terdapat delapan kutipan, 2) Asal Mula Nama Sungai Batang Hari empat kutipan 3) Dongeng Hantu Pirau enam kutipan 4) Legenda Bujang Jambi duabelas kutipan, 5) Datuk Darah Putih tigabelas kutipan, 6) Dongeng Si Kelingking sembilanbelas kutipan, 7) Depati Sebelas sebelas kutipan, dan 8) Putri Tangguk dua kutipan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan data pada hasil penelitian ditemukan perwujudan dari nilai-nilai moral berupa prilaku, sikap maupun sifat dari tokoh dalam cerita rakyat Jambi dalam buku “Cerita Rakyat Jambi rakyat Jambi 2” yang tergolong dalam legenda, mite dan dongeng.

(1) Legenda Asal-usul Raja Negeri Jambi terdapat delapan kutipan dari perwujudan nilai-nilai moral. Satu kutipan menggambarkan nilai moral sabar, dua kutipan menggambarkan nilai moral adil, satu kutipan menggambarkan nilai moral hemat, dua kutipan menggambarkan nilai moral berani dan dua kutipan nilai moral malu.

(2) Legenda Asal Mula Nama Sungai Batang Hari terdapat empat kutipan. Dua kutipan menggambarkan nilai moral berani, satu kutipan nilai moral kuat dan satu kutipan nilai moral malu.

(3) Dongeng Hantu Pirau terdapat enam kutipan. Satu kutipan menggambarkan nilai moral benar, satu kutipan nilai moral amanah, satu kutipannilai moral hemat, satu kutipan nilai moral malu dan dua kutipan nilai moral menepati janji.

(4) Legenda Bujang Jambi terdapat duabelas kutipan. Satu kutipan menggambarkan nilai moral sabar, lima kutipan menggambarkan nilai moral benar, dua nilai moral kasih sayang, satu nilai moral berani, satu nilai moral

(5)

benar, satu nilai moral memelihara kesucian diri dan satu nilai moral menepati janji.

(5) Mite Datuk Darah Putih terdapat tigabelas kutipan. Satu kutipan menggambarkan nilai moral sabar, tiga kutipan menggambarkan nilai moral amanah, dua kutipan nilai moral kasih sayang, dua kutipan nilai moral hemat, satu kutipan nilai moral berani, tiga kutipan nilai moral kuat dan satu kutipan nilai moral memelihara kesucian diri.

(6) Dongeng Si Kelingking terdapat sembilanbelas kutipan. Satu kutipan menggambarkan nilai moral sabar, satu kutipan nilai moral benar, dua kutipan nilai moral amanah, dua kutipan nilai moral adil, lima kutipan nilai moral kasih sayang, dua kutipan nilai moral hemat, dua kutipan nilai moral berani, satu kutipan nilai moral kuat, satu kutipan nilai moral malu, satu kutipan nilai moral memelihara kesucian diri, dan satu kutipan nilai moral menepati janji. (7) Mite Depati Sebelas terdapat sebelas kutipan. Satu kutipan menggambarkan

nilai moral sabar, satu kutipan nilai moral benar, satu kutipan nilai moral amanah, dua kutipan nilai moral adil, dua kutipan nilai moral kasih sayang, satu kutipan nilai moral hemat, satu kutipan nilai moral berani, dua kutipan nilai moral kuat dan satu kutipan nilai moral memelihara kesucian diri.

(8) Mite Putri Tangguk terdapat dua kutipan. Satu kutipan menggambarkan nilai moral malu dan satu kutipan menggambarkan nilai moral amanah.

Kutipan-kutipan tersebut mencerminkan nilai moral sabar, yang sejalan dengan Salam (2000:169) sabar yaitu tenang ketika tertimpa musibah dan sabar dalam mengerjakan sesuatu yang berarti rajin, tekun dan ulet, istiqamah, lurus, pantang mundur dan belok dari melaksanakan kewajibannya. Nilai moral benar, sesuai dengan pendapat Salam (2000:170) yang menyatakan benar berati berlaku benar dan jujur dalam perkataan maupun dalam perbuatan.

Kutipan-kutipan tersebut menggambarkan nilai moral amanah, sesuai dengan pendapat Salam (2000:171) yang mengartikan kata amanah menurut bahasa ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan atau kejujuran. Nilai moral adil, sesuai dengan pendapat Salam (2000:173) adil itu tenang dalam mengambil keputusan, tidak berat sebelah dalam tindakan, memperluas pandangan dan melihat persoalan secara objektif.

Kutipan-kutipan tersebut menggambarkan nilai moral kasih sayang yang sependapat dengan Salam (2000:176) bahwa kasih sayang itu rasa perhatikan dan rela berkorban. Kemudian yang mencerminkan nilai moral hemat, sesuai dengan pendapat Salam (2000:179) hemat ialah menggunakan segala sesuatu yang tersedia berupa harta benda, waktu dan tenaga menurut ukuran keperluan mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebihan.

Dalam kutipan-kutipan tersebut mencerminkan nilai moral berani, sejalan dengan Salam (2000:186) juga mengutarakan gejala keberanian, yaitu tetapnya pikiran dan stabilnya perasaan ketika bahaya datang, tetap melakukan pekerjaannya dengan hati yang teguh dan akal yang waras, dan tidak getar dari segala ancaman dan celaan, sebagai konsekuensi dari tindakannya. Kemudian yang tersebut mencerminkan nilai moral kuat sesuai dengan pernyataan Salam (2000:189), sifat kuat atau jiwa kuat tercermin dalam tiga hal, a) kekuatan fisik atau kekuatan jasmani yang meliputi otot, b) kekuatan jiwa atau semangat, c) kekuatan akal pikiran atau kecerdasan.

(6)

Kemudian, kutipan-kutipan tersebut yang mencerminkan nilai moral malui, hal itu sejalan dengan pendapat Salam (2000:190), yang dimaksud malu menurutnya ialah malu terhadap Allah dan malu terhadap diri sendiri di kala akan melanggar peraturan-peraturan Allah. Nilai moral memelihara kesucian diri, sesuai dengan pendapat Salam (2000:191), memelihara kesucian diri termasuk dalam rangkaian akhlak terpuji yang dituntut dalam ajaran islam. Memelihara kesucian diri dapat dilakukan dari segi rohaniah dan jasmaniah. Segi rohaniah menjaga kesucian diri dengan menjaga diri dari segala keburukan dan memelihara kehormatan hendaklah dilakukan pada setiap waktu. Selanjutnya, alam kutipan-kutipan mencerminkan nilai moral menepati janji, sejalan dengan pendapat Salam (2000:191), menepati janji berarti melaksanakan atau menepati suatu yang telah dijanjikan sesuai dengan apa yang telah disanggupinya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan simpulan penelitian ini berupa nilai moral dalam cerita rakyat Jambi. 1) Dalam cerita rakyat Asal-usul Raja Negeri Jambi ditemukan nilai moral sabar, adil, berani dan nilai moral malu. 2) Asal Mula Nama Sungai Batang Hari ditemukan nilai moral berani, kuat dan nilai moral malu. 3) Pada Dongeng Hantu Pirau ditemukan nilai moral benar, amanah, hemat, malu dan menepati janji. 4) Legenda Bujang Jambi ditemukan nilai moral sabar, benar, kasih sayang, berani, benar, memelihara kesucian diri dan nilai moral menepati janji. 5) Datuk Darah Putih ditemukan nilai moral sabar, amanah, kasih sayang, hemat, berani, kuat dan memelihara kesucian diri. 6) Dongeng Si Kelingking ditemukan nilai moral sabar, benar, amanah, adil, kasih sayang, hemat, berani, kuat, malu, memelihara kesucian diri, dan menepati janji. 7) Depati Sebelas ditemukan nilai moral sabar, benar, amanah, adil, kasih sayang, hemat, berani, dan memelihara kesucian diri. 8) Putri Tangguk ditemukan nilai moral malu dan nilai moral amanah.

Cerita rakyat Jambi tersebut digolongkan dalam bentuk dongeng, mite dan legenda. Dari delapan cerita rakyat Jambi yang tergolong dalam dongeng adalah Dongeng Hantu Pirau dan Dongeng Si Kelingking. Sedangkan yang tergolong dalam mite, yaitu Datuk Darah Putih, Depati Sebelas dan Putri Tangguk. Kemudian yang tergolong dalam legenda adalah Asal Mula Nama Sungai Batang Hari, Asal Mula Nama Sungai Batang Hari dan Legenda Bujang Jambi. Selanjutnya, cerita rakyat Jambi yang mengandung nilai moral terbanyak dan lengkap sebelas aspek nilai moral terdapat dalam cerita Dongeng Si Kelingking dan yang paling sedikit mengandung nilai moral cerita Putri Tangguk, hanya terdapat dua aspek nilai moral. Berani dan kuat merupakan aspek niali moral yang hampir ada dalam setiap cerita rakyat, kecuali pada cerita Dongeng Hantu Pirau dan Putri Tangguk.

Sehubungan dengan penelitian ini, disarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti cerita rakyat Jambi secara lebih mendalam dan dapat meneliti kajian yang berbeda. Selain itu, diharapkan pembaca semakin tertarik untuk membaca cerita rakyat, cerita rakyat Jambi khususnya dan dapat mengambil manfaat dari membaca cerita rakyat tersebut, seperti menerapkan perwujudan dari prilaku positif yang ditunjukkan tokoh dalam cerita yang mencerminkan nilai-nilai moral.

(7)

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Bertens. K. 2007. Etika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Darmadi, Hamid. 2009. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta Endraswara, S. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media Press. --- 2009. Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta: Media

Pressindo

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang

Http://sastraindopuji.blogspot.com/2013/06/nilai-moral-dalam-karya-sastra-1.html (online) diakses tanggal 07 Februari 2015.

Http://piiekaa.blogspot.com/2013/05/analisis-nilai-moral-dalam-novel_5910. (online) diakses tanggal 13 Maret 2015.

Http://ulongfirdausfauzy.blogspot.com/2013/06/kategori-dan-fungsi-sosial-cerita-rakyat_647.html (online) diakses tanggal 17 Apri 2015.

Girfa. 2014. Kamus KBBI (Aplikasi Offline). Pusat Bahasa Kemendiknas. Hasjim, N. 2001. Pedoman Penyuluhan Apresiasi Sastra. Jakarta: Depdiknas. Herimanto, dan Winarno. 2013.Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta Timur:

Bumi Aksara

Ibung, D. 2009. Membangun Nilai Moral Pada Anak.Jakarta: PT. Elex Media Kompurindo

Jabrohim. 2014. Teori Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Belajar. Kaslani.1997. Cerita Rakyat Dari Jambi 2. Jakarta: PT. Grasindo.

Mulyana, D. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mustopo, H. 1989. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional

Nurgiyantoro, B. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Univesity Press.

(8)

Salam, B. 2000. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral). Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suryana, T. dan Asiyah. 1996. Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Bandung: Tiga Mutiara.

Widagdho, D. 2003. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Wahana, P. 2004. Nilai.Yogyakarta: Kanisius.

Wahyuning, W. dan Jast, Metta Rachmadiana.2003. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai edukatif yang terkandung di dalam cerita rakyat Kabupaten Blora meliputi nilai pendidikan moral, nilai pendidikan adat, nilai pendidikan agama, dan nilai

Buku cerita bergambar untuk peningkatan moral anak-anak dengan pendekatan cerita rakyat ini bertujuan untuk membantu anak yang kedua orang tuanya bekerja, sehingga

Nilai moral yang terkandung dalam karya seni, atau dalam bentuk cerita rakyat, langsung maupun tak langsung, bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal

Oleh demikian, objektif kajian ini adalah untuk menganalisis nilai-nilai murni dalam cerita-cerita rakyat Melayu yang terkandung dalam buku Seuntai Himpunan 366 Cerita Rakyat

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai karakter yang terkandung dalam Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi Karya Iim Imadudin & Lia Nuralia dan untuk mengetahui

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) isi cerita rakyat Gunung Kelud; (2) mitos-mitos cerita rakyat Gunung Kelud; (3) nilai-nilai pendidikan yang terkandung

Wujud nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang terdapat pada cerita rakyat Situ Sangiang adalah hubungan tokoh dalam novel terhadap dirinya sendiri

Nilai moral yang termasuk dalam hubungan manusia dengan sesama dalam kumpulan cerita rakyat Kabupaten Melawi adalah kasih sayang, kegotongroyongan (saling