• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VIII MTS ASH-SHOHEH CITEUREUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VIII MTS ASH-SHOHEH CITEUREUP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN

NOVEMBER 2012

PENERAPAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA PADA SISWA

KELAS VIII MTS ASH-SHOHEH CITEUREUP

Muhammad Ridwan1, Hj.Eri Sarimanah2, dan Rina Rosdiana3

Program Studi Pemdidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Pakuan

ABSTRAK

Muhammad Ridwan: Penerapan Model Example Non Example dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita pada Siswa Kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bogor, 2012.

Model Example Non Example merupakan salah satu bagian dari model kooperatif yang dewasa ini banyak digunakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan model pembelajaran Example Non Example dalam menulis berita siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes, angket, dan observasi atau pengamatan. Poplulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh yang terdiri dari lima kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang, yaitu 44 orang kelas VIII-4 sebagai kelas eksperimen dan 45 orang kels VIII-3 sebagai kelas kontrol. Pengambilan dilakukan dengan teknik random sampling. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh. Berdasarkan hasil analisis data, hipotesis ini dapat terbukti kebenarannya. Kebenaran hipotesis tersebut terlihat dari adanya peningkatan nilai rata-rata keterampilan menulis berita. Nilai rata-rata yang semula 61,88 menjadi 77,08.

1 Mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan 2 Staf pengajar program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan 3 Staf pengajar program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pakuan

(2)

2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012

Hipotesis mengenai kendala dilihat dari hasil penyebaran angket yang berisi kendala-kendala dalam menerapkan model pembelajaran. Sebagian kecil siswa mengalami kendala yang bervariasi dalam menerapkan model pembelajaran Example Non Example. Bukti ini diperkuat dengan adanya kesimpulan dari perhitungan mean dengan rumus t-test. Berdasarkan perhitungan mean diperoleh harga to = 3,20 dan d.b.=87. Dengan demilkian, harga tt, 5% = 1,67 dan harga tt, 1% = 2,39. Didapatkan, to jauh lebih besar dari harga tt 1,67<3,20>2,39. Hipotesis ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Example Non Example dapat meningkatkan kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup.

Kata kunci: Menulis berita, model Example Non Example.

1. Pendahuluan A. Latar Belakang

Menulis merupakan suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf-huruf yang bermakna dan alat berkomunikasi secara tidak langsung. Terkadang siswa sulit untuk melakukan kegiatan menulis, karena tidak adanya dorongan dari diri sendiri maupun dari orang lain. Selain itu, siswa tidak mencoba untuk menulis. Dengan menulis siswa akan terbiasa mencurahkan semua gagasan atau ide. Tidak terdapatnya sumber buku, dan tidak tepatnya model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan model pembelajaran mempunyai peran yang penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis.

Keterampilan menulis beraneka ragam salah satunya yaitu menulis berita mengenai kejadian peristiwa yang terjadi. Terkadang siswa mengalami kesulitan dalam menulis berita. Hal ini karena tidak ada keinginan siswa untuk menulis berita. Selain itu, guru di sekolah tidak memberikan intensitas latihan

dalam menulis berita, dan tidak adanya variasi model yang tepat yang diberikan seorang guru kepada siswa. Hal ini akan mempengaruhi siswa dalam menulis berita. Hal tersebut mengakibatkan siswa kesulitan dalam menulis berita.

Pembelajaran menulis dalam penelitian ini menggunakan model Example Non Example. Model ini merupakan salah satu dari model

kooperatif yang dewasa ini

digunakan oleh pengajar melalui gambar-gambar yang relevan dengan materi. Dengan model ini siswa menjadi aktif dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep. Model Example Non Exampe sesuai dengan kurikulum KTSP yang dijadikan kurikulum saat ini.

Kegiatan menulis seperti yang telah dijelaskan di atas sangatlah penting, tetapi pada kenyataanya siswa kesulitan untuk melakukan kegiatan menulis. Hal ini karena, tidak adanya dorongan atau motivasi untuk menulis, serta tidak tepatnya model pembelajaran yang digunakan di sekolah. Sehubungan dengan itu, peneliti mencoba

(3)

3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012

melakukan penelitian dengan Penerapan Model Example Non

Example dalam Meningkatkan

Kemampuan Menulis Berita pada Siswa Kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup.

B. Deskripsi Teori

1. Model Example Non Example

Menurut Bruner dalam (Egeen, 2012: 218) model Example Non Example sebuah model yang menunjukan contoh dan noncontoh dari suatu konsep yang dibayangkan sementara siswa membuat hipotesis-hipotesis mereka dengan melihat contoh dan noncontoh, serta akhirnya pada konsep yang dimaksud.

Contoh didapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan kompetensi dasar, langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

2) Guru menempelkan gambar dipapan tulis atau ditayangkan melalui OHP atau Infocus.

3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan atau menganalisa gambar.

4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dan analisa gambar tersebut dianalisa dan dicatat pada kertas.

5) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

6) Mulai dari komentar atau hasil siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan. (Suprijono, 2010: 125)

2. Menulis

Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis

merupakan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehinggga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.

Menulis menurut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan, dan pengajaran, selain itu penulis dapat mengekspresikan secara jelas dan ditata secara menarik, sehingga dapat menyampaikan pikiran atau gagasan dari penulis kepada pembaca (Akhadiah, dkk, 1988: 2).

Akhadiah (1982: 2) menjabarkan manfaat menulis sebagai berikut: 1) dengan menulis kita dapat mengetahui kemampuan dan potensi diri; 2) melalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan; 3) menulis memaksa kita banyak menyerap, mencari serta mengusai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis; 4) menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik secara tersurat; 5) melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif; 6) dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan; 7) menulis mengenai suatu topik mendorong belajar secara aktif kita harus menjadi penemu sekaligus pemecah masalah; 8) dengan menulis terencana akan membiasakan kita berfikir secara tertib dan efektif.

3. Berita

Supriyadi (1996: 265) mengungkapkan tujuan dari menulis, sebagai berikut: 1) tujuan artistik (nilai keindahan); 2) tujuan informatif (memberikan informasi

(4)

4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012

kepada pembaca); 3) tujuan perasuasif (mendorong atau menarik perhatian pembaca agar menerima informasi yang disampaikan oleh penulis).

Adinegoro dalam (Syarifudin, 2010: 46) Berita adalah pernyataan antarmanusia yang bertujuan untuk memberitahukan, yang disiarkan melalui pers. Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang dapat menarik khalayak pembaca.” Assegaf dalam (Romli, 2001: 2). Berita adalah kejadian yang diulang dengan menggunakan kata-kata. Sering juga ditambah dengan gambar, atau berupa gambar-gambar saja (Ras Siregar dalam Abdul Chaer, 2010: 11).

Setelah selesai mengetahui pengertian berita langkah selanjutnya yaitu mengetahui syarat-syarat menulis berita, yang mengacu karakteristik utama yaitu layak tidaknya di muat yangsuatu tulisan telah dibicarakan dimuka. Rumusan umum yang dimaksud dikenal dengan 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, How). Jika itu diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu ASAKADAMBA (apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana). Berikut ini penjelasannya:

1) What (apa) artinya, peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi?

2) Who (siapa) artinya, siapa

pelaku kejadian atau peristiwa itu?

3) Where (dimana) artinya, dimana peristiwa kejadian sekarang? 4) When (kapan) artinya, kapan

kejadian atau peristiwa berlangsung?

5) Why (mengapa) artinya, mengapa kejadian peristiwa itu terjadi?

6) How (bagaimana) artinya, bagaimana peristiwa atau kejadian itu dapat terjadi?.

Dapat disimpulkan sayarat-syarat berita yaitu mengacu pada karakteristik layak tidaknya dalam rumusan 5W+IH yaitu What (apa), Who (siapa), Where (dimana), When (kapan), Why (mengapa), How (bagaimana).

C. Rumusan masalah

1. Bagaimanakah penerapan model Example Non Example dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup? 2. Adakah kendala yang dihadapi

siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup melalui model Example Non Example?

3. Metodologi Penelitian A. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui penerapan model Example Non Example dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis berita pada siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup?

2. Untuk mengetahui kendala-kendala siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup menggunakan model Example Non Example?

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Mts Ash-Shoheh Citeureup. Adapun dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus s.d. 6 September 2012.

(5)

5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup, Kabupaten Bogor. Berdasarkan populasi tersebut, peneliti mengambil sampel dengan teknik random sampling (sampel acak) yaitu teknik itu dilakukan dengan cara mengambil subjek secara acak.

Kelas yang dijadikan sampel ialah kelas VIII.3 dengan jumlah 45 siswa sebagai kelas kontrol, dan VIII.4 dengan jumlah 44 siswa sebagai kelas eksperimen. Pada Kelas eksperimen peneliti menerapkan model Example Non Example, sedangkan kelas kontrol yang dijadikan pembanding peneliti menerapkan model discovery.

4. Temuan Penelitian

Kompetensi dasar yang dipilih dalam penelitian ini yaitu menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. Sesuai dengan kompetensi dasar model pembelajaran yang digunakan yaitu Example Non Example. Model ini digunakan untuk melatih siswa menganalisis gambar yang telah disiapkan oleh peneliti yaitu gambar kecelakaan atau peristiwa kecelakaan lalu lintas.

Model pembelajaran Example Non Example hanya digunakan di kelas eksprimen saja. Model ini lebih menekankan kepada siswa bukan guru, karena siswa diperintahkan untuk menganalisis suatu gambar peristiwa secara kelompok. Kemudian setiap siswa menulis berita secara singkat, padat, dan jelas dari gambar peristiwa yang dianalisis.

Penelitian ini dilaksanakan di Mts Ash-Shoheh kelas VIII, khususnya kelas VIII-4 yang

dijadikan sampel kelas eksperimen. Dalam pelaksanaan penelitian dengan menggunkan model Example Non Example hampir seluruh siswa antusias dan merasa senang menganalisis gambar yang ditayangkan diinfokus, karena gambar tersebut dapat menstimulus siswa untuk menulis berita. Selain itu, siswa berlomba-lomba untuk membacakan hasil tulisannya di depan teman sekelasnya dan siswa yang lain menanggapi atau mengomentari.

5. Hasil penelitian

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kontrol. Hasil tes pertama (prates) menulis berita yang diperoleh pada kelas kontrol bahwa 46,67% siswa cukup berhasil menulis berita dan 55,33% siswa kurang berhasil menulis berita. Pada hasil tes kedua (postes) menulis berita yang diperoleh pada kelas kontrol bahwa 33,33% berhasil menulis berita dari data yang diperoleh mengggunakan model discovery, 57,78% siswa cukup berhasil menulis berita dari data diperoleh menggunakan model discovery, dan 8,89% siswa kurang berhasil menulis berita dari data yang diperoleh menggunakan model discovery.

Hasil tes yang dilakukan di kelas eksperimen, pada tes pertama (prates) menulis berita diperoleh hasil bahwa 1,27% siswa berhasil menulis berita, 63,84% siswa cukup berhasil menulis berita, dan 34,09% siswa kurang berhasil menulis berita. Pada tes kedua (postes) diperoleh hasil bahwa 15,91% siswa berhasil sekali menulis berita dengan menggunakan model Example Non

(6)

6

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012

Example, 40,91% siswa berhasil menulis berita dengan menggunakan model Example Non Example, dan 43,48% siswa cukup berhasil menulis berita dengan menggunakan model Example Non Example.

Berdasarkan hasil perhitungan perbandingan mean dengan menggunakan rumus t-tes diperoleh to = 3,20 lebih besar daripada harga tt, bai pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1%. Hal ini menunjukkan bahwa to signifikan, karena nilai tt < to yaitu 1,67<3,20>2,39. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Example Non

Example dapat meningkatkan

kemampuan menulis berita.

6. Simpulan

Setelah dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model

Example Non Example dalam

Meningkatkan Kemampuan Menulis Berita Siswa Kelas VIII Mts Ash-Shoheh Citeureup”, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut: 1) Penerapan model pembelajaran

Example Non Example efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIII Mts Ash-Shoheh. Hasil yang diperoleh di kelas kontrol pada tes pertama (prates) menulis berita yaitu siswa tidak berhasil dalam menulis berita tanpa menggunakan model pembelajaran Example Non Example dengan nilai rata-rata 57,08. Pada tes kedua (postes) siswa mengalami peningkatan dalam menulis berita tanpa menggunakan model Example Non Example dengan nilai rata-rata 68,44 atau cukup berhasil. Hasil yang diperoleh di kelas

eksperimen pada tes pertama (prates) menulis berita yaitu siswa cukup berhasil dalam menulis berita tanpa menggunakan model pembelajaran Example Non Example dengan nilai rata-rata 61,88. Pada tes kedua (postes) siswa mengalami peningkatan dalam menulis berita dengan menggunakan menggunakan model Example Non Example dengan nilai rata-rata 77,08 atau berhasil.

2) Berdasarkan hasil perhitungan perbandingan mean dengan menggunakan rumus t-tes, diperoleh harga to = 3,20 lebih besar daripada harga tt, baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1%. Hal tersebut bahwa model Example Non Example merupakan salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis berita.

3) Dari hasil penyebaran angket, ditemukan bahwa sebagian kecil siswa mengalami kendala pada saat pembentukan kelompok, mengalami kesulitan menganalisis gambar peristiwa atau kejadian, dan sebagian siswa tidak setuju model Example Non Example diterapkan pada pembelajaran menulis berita. Dengan demikian, sebagian kecil siswa di kelas eksperimen mengalami kendala pembelajaran menulis berita dengan menggunakan model Example Non Example.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Subarti; Arsjad, Maidar G., dan Ridwan Sakura H.1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

(7)

7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012

dan Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta.: Rineka Cipta.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning. Bandung : Kaifa.

Eggen, Paul dan Donkauchak. 2012.

Strategi dan Model

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hernowo. 2004 Quantum Writing Cara Cepat dan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya

Potensi Menulis. Bandung:

MLC. Heru Setiawan (http://zonainfosemua.blogspot .com/2011/01/pengertian-dan- manfaat-metode-example.html). Hidayat, Kosadi, dkk.. 1994.

Evaluasi Pendidikan dan

Penerapan dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: CV Alfabeta.

Iskandar, Alex. 1992. Beberapa

Pilihan Tentang Penelitian

Pendidikan. Bogor: FKIP,

Universitas Pakuan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran

Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Radar Bogor, 16 Juni 2012, hal 2. Romli, Muhammad; Asep, Syamsul.

2001. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: Rosda. Rosdiana, Rina; Suhendra. 2006.

Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia

SMP dan SMA. Bogor:

Universitas Pakuan.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung:

Alfabeta.

Suparno; Muhammad Yunus. 2011. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Univer-sitas Terbuka. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative

Learning Teori dan Aplikasi

Paikem.Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Supriyadi. 1996. Pendidikan Bahasa

Indonesia 2. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Suyatno.2009. Menjelajah

Pembelajaran Inovatif.

Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Tarigan, Henry Guntur. 1983, 1994.

(8)

8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN NOVEMBER 2012

Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik

Terapan. Bogor: Ghalia

Indonesia.

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Ridwan lahir di Bogor, 13 Oktober 1989. Putra kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Zaenal

dan Enah.

Dibesarkan dari keluarga Wiraswasta dan bertempat tinggal di Jalan Pahlawan Sanja No 334 RT 01 RW 02, Bogor 16810. Usia tujuh tahun mengikuti pendidikan formal di SD Negeri Leuwinutug I Citeureup pada tahun 1996-2002. Pada tahun 2002-2005 melanjutkan pendidikan di Mts

Ash-Shoheh Citeureup. Kemudian pada tahun 2005-2008 melanjutkan pendidik-an di SMA Negeri 1 Citeureup dan mengambil jurusan IPS.

Setelah tamat SMA tahun 2008, melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi memilih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Pakuan Bogor. Dengan harapan dapat menjadi guru yang profesional, diteladani dan dapat mencerdaskan anak-anak penerus bangsa Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

penyakit saluran pencernaan makanan seperti kolera, tifus, disentri, diare, dan penyakit cacing. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis perbedaan aktivitas daya

“Dalam pasal 20 ayat 2 :Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada

Berdasarkan uraian hasil penelitian tentang pengembangan kemampuan representasi matematis siswa melalui strategi REACT yang telah dipaparkan pada bab IV, dapat

Dalam hal pencairan deposito ada ketentuan bahwa deposito yang belum jatuh tempo tidak dapat dicairkan, akan tetapi ada faktor tertentu yang dapat memungkinkan bank dapat

Sementara itu, hasil penelitian Ardhianto (2011) di Indonesia menunjukkan bahwa variabel pengungkapan modal intelektual memiliki pengaruh positif yang tidak

Dari sejumlah orang yang terlatih pada berbagai pelatihan yang dilakukan, maka secara keseluruhan penerima manfaat dari kegiatan “Pengelolaan Lahan di Daerah Penyangga CAP

Dampak kemiskinan yang dialami perempuan juga beragam, ada yang karena kehidupannya yang miskin, maka sering mendapat perlakuan kasar dari suami dan mengalami

Cendawan endofit yang berasosiasi dengan tanaman dapat meningkatkan tinggi tajuk 33.09% dan panjang akar pada bibit padi sebesar 47.83% dibandingkan dengan kontrol (Vasudevan