• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI AKTOR PEMBERITAAN IZIN INVESTASI INDUSTRI MINUMAN KERAS PADA MEDIA CNN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REPRESENTASI AKTOR PEMBERITAAN IZIN INVESTASI INDUSTRI MINUMAN KERAS PADA MEDIA CNN INDONESIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

91 ON CNN INDONESIA MEDIA

aRizaldi Amri, bNani Darmayanti, cTri Saptarini, dToni Heryadi aUniversitas Pendidikan Indonesia

Jalan Dr. Setiabudi Nomor 229, Bandung, Indonesia Pos-el: rizaldiamri@upi.edu

bUniversitas Padjadjaran

Jalan Raya Bandung-Sumedang km 21, Sumedang, Indonesia Pos-el: n.darmayanti@unpad.ac.id

c, dBalai Bahasa Provinsi Jawa Barat

Jalan Sumbawa Nomor 11, Bandung, Indonesia Pos-el: toniheryadi7@gmail.com; rini.trisapta@gmail.com

Naskah diterima:20 April 2021; direvisi: 19 Juli 2021; disetujui: 27 Juli 2021

Abstract

This study aims to analyze the discourse of the liquor industry investment permit reporting on CNN Indonesia's online media. The research data source comes from the online news text CNN Indonesia which is represented in the form of words and sentences in the news text in the news portal concerned. Data is limited from reporting on February 25 to February 28, 2021. Using qualitative methods with a critical approach through critical discourse analysis theory (AWK). The data were collected using the free listening proficient method, the note-taking method, the literature study method, and the documentation method. The results of the study show findings in the form of actors' representations shown through (1) vocabulary consisting of associations and metaphors, (2) grammar which consists of process and participation, and (3) clause combinations. This research provides benefits for scientific developments in general in the field of linguistics, especially in the field of critical discourse analysis. Keywords: critical discourse analysis, linguistic representation, liquor news

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wacana pemberitaan izin investasi industri minuman keras pada media daring CNN Indonesia. Sumber data penelitian berasal dari teks berita daring CNN Indonesia yang direpresentasikan dengan wujud kata-kata dan kalimatpada teks berita dalam portal berita bersangkutan. Data dibatasi dari pemberitaan pada tanggal 25 Februari sampai dengan 28 Februai 2021. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kritis melalui teori analisis wacana kritis (AWK). Pengumpulan data menggunakan teknik simak bebas libat cakap, metode catat, metode studi pustaka, dan metode dokumentasi. Hasil studi menunjukkan temuan berupa representasi aktor yang ditunjukkan melalui (1) kosakata yang terdiri dari asosiasi dan metafora, (2) tata bahasa yang terdiri dari proses dan partisipasi, dan (3) kombinasi klausa. Penelitian ini memberikan manfaat pada perkembangan keilmuan umunya pada bidang linguistik, khususnya bidang analisis wacana kritis.

Kata kunci: analisis wacana kritis, representasi kebahasaan, berita miras

PENDAHULUAN

Pada akhir Februari 2021 masyarakat Indonesia diramaikan dengan pemberian izin investasi untuk industri minuman keras oleh Presiden Republik Indonesia. Hal itu diresmikan pada tanggal 2 Februari 2021 yang dituangkan

dalam peraturan presiden tentang bidang usaha penanaman modal (CNN Indonesia, 2021). Tentu hal tersebut menimbulkan perbincangan di publik, berbagai unsur masyarakat memberikan reaksi terhadap peritiwa ini, bahkan sebagian masyarakat membuat pergerakan

(2)

Multilingual, Vol. 20, No. 1, Juni 2021

92 daring melalui tagar-tagar yang tersebar di

berbagai platform media sosial. Melihat peristiwa ini, media sebagai sarana penyampai informasi yang berbasis aktual dan faktual memiliki peran untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu (Fabriar, 2014). Biasanya, pesan-pesan atau berita dikemas berbeda sesuai dengan lembaga penerbit, disesuakan dengan sudut pandang dan ideologi yang berlaku. Hal itu dikarenakan dalam pembentukan sebuah wacana berita tidaklah terjadi secara alami, selalu ada ideologi di balik pemberitaan yang ditulis (Muslim, 2013). Melihat realitas tersebut, peneliti menganggap setiap media memiliki keberpihakan dalam memuat pemberitaan, entah itu kepada pihak yang salah atau yang benar. Hal ini membuat peneliti termotivasi untuk mengkaji media yang memuat pemberitaan yang sedang ramai di masyarakat, dengan maksud melihat bagaimana isu tersebut dimuat, dikemas, dan dipublikasi. Dalam hal ini, peneliti tidak bermaksud memojokkan pihak-pihak terkait, tetapi berusaha mengkaji penelitian ini dari sudut pandang teori Analisis Wacana Kritis (AWK).

Penelitian teks berita dengan metode AWK cukup sering dilakukan. Hal yang menjadi pembeda terletak pada bagian sumber data, cakupan penelitian, dan objek penelitian. Jika ditinjau kembali ada beberapa penelitian topik AWK yang dihubungkan dengan pemberitaan media. Penelitian dari Sholikhati (2018) mengenai analisis sosiokultural pada berita korupsi di NET TV dan Metro TV. Dari

penelitian yang dilakukan, ditemukan tiga aspek yang melatar belakangi terbentuknya pemberitaan dari media-media tersebut, antara lain aspek situasional, aspek institusional, dan aspek sosial. Selain itu, penelitian pada teks pemberitaan kritik pemerintahan Jokowi menggunakan model analisis van Dijk. Penelitian tersebut dilakukan Adili (2015) menyimpulkan hasil dalam teks pemberitaan kritik pemerintahan Jokowi terdapat dimensi bagian teks milik van Dijk berupa struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Penelitian analisis wacana lain adalah pembahasan mengenai berita di media daring tentang selebriti oleh Cenderamata & Darmayanti (2019). Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa pemberitaan mengenai selebriti dari empat media daring berbeda sesuai dengan motivasi dan idealisme media tersebut. Penelitian dari Darmayanti dkk. (2011). Penelitian tersebut membahas mengenai analisis wacana pada teks pidato dari calon presiden Susilo Bambang Yudhoyonno tahun 2009--2014. Hasil kajianya menunjukkan bahwa pidato tersebut terdapat proses dan praktis sosial yang mencakup pembentukan citra yang baik, pembentukan opini keberhasilan kepemimpinan sebelumnya, dan pembentukan opini pentingnya melanjutkan kepemimpinan. Penelitian lainnya adalah tentang representasi perempuan pada pemberitiaan kasus hoaks dari Ratna S. Paet menggunakan analisis wacana kritis dari van Dijk oleh Irianti & Adesari (2020). Dikatakan penelitian tersebut dilakukan untuk mengkritisi

(3)

93 bias gender dengan hasil tidak terbuktinya

asumsi dari peneliti.Terakhir penelitian dari Rohman (2018) yang meneliti tentang pemberitaan Basuki Tjahja Purnama dalam kasus penodaan agama. Penelitian tersebut menyimpulkan representasi, praktik wacana, dan sosiokultural.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang telah dicantumkan, berkaitan dengan topik yang akan dibahas, peneliti bermaksud untuk meneliti pemberitaan perihal izin investasi miras yang berfokus pada media CNN Indonesia dengan menggunakan AWK dari Norman Fairclough. Seperti yang dikatakan Fairclough (dalam Hülsse, 1999) bahwa sebuah teks dalam suatu media memiliki fungsi

representation, relation, dan identity. Pada

bagian representasi berhubungan dengan penyajian realitas sosial yang terbentuk dalam sebuah teks, dan analisis teks, tentu melibatkan analisis linguistik yang mencakup unsur kosakata dan semantik, serta tata bahasa kalimat. Dalam penelitian ini, analisis dikhususkan untuk memahami makna tekstual dalam pemberitaan investasi miras pada media CNN Indonesia melalui analisis (1) representasi kosakata terdiri dari asosiasi dan metafora, (2) representasi tata bahasa terdiri dari proses dan partisipasi, dan (3) representasi kombinasi anak kalimat. Media CNN Indonesia sendiri dipilih berdasarkan popularitas, cukup banyak masyarakat yang mengenal CNN Indonesia dan intregitasnya

sebagai salah satu media besar dapat dipercaya. Setidaknya, penelitian ini akan menambah perkembangan keilmuan khususnya di bidang linguistik.

LANDASAN TEORI

Ada banyak teori yang membahas AWK, seperti: Fairclough, Van Dijk, Teo van Leeuwen, atau model Fowler. Akan tetapi, penulis menggunakan teori Norman Fairclough sebagai dasar untuk menganalisis. Berikut ini adalah uraian mengenai teori AWK dari Norman Fairclough.

Analisis Wacana Kritis (AWK)

Kajian mengenai Analisis Wacana Kritis (AWK) merupakan bidang kajian yang berfokus pada ekplanasi tentang hubungan dialekstis pada bahasa sebagai bentuk praktik linguistik, teks dengan praktik wacana, dan budaya sebagai bentuk praktik sosial (Fairclough, 2013). Pada awal kemunculannya AWK memperlajari bagaimana praktik penyalahgunaan kekuasaan seperti bentuk dominasi dan ketidakadilan yang diproduksi dalam bentuk teks atau wacana dalam hubungannya dengan konteks sosial politik.

Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Fairclough dalam kajian AWK memusatkan perhatiannya terhadap bahasa sebagai praktik kekuasaan. Hal ini dimaksudkan

(4)

Multilingual, Vol. 20, No. 1, Juni 2021

94 agar melihat bagaimana seorang pengguna

bahasa membawa nilai ideologi tertentu, untuk selanjutnya penelitian dengan menyeluruh.

Terdapat tiga dimensi dalam AWK model Fairclough (dalam Zupnik, 1991) sebagai berikut ini.

a. Analisis teks, analisis ini berfokus pada tataran linguistik. Teks dianalisis dengan cara mengamati kosakata, gramatika, dan struktur kalimat.

b. Analisis discourse practice. Discourse

practice berfokus pada produksi teks dan

konsumsi teks, sedangkan interpretasi dilakukan dalam beberapa level yakni surface

of utterance, local coherence, dan text and point.

c. Analisis sosiocultural practice. Analisis

sosiocultural practice berupa situasional,

institusional, dan sosial, sedangkan tahap penjelasan/eksplanasi menghubungkan teks dengan konteks di luar teks. Analisis ini merunut pada kondisi sosiokultural yang ada di sekitar teks.

Fokus analisis teks atau wacana dilakukan melalui tiga bagian, yakni (1) linguistik yang di dalamnya terdapat kosakata, tatabahasa, kohesi, koherensi, dan struktur teks; (2) kewacanaan yang meliputi bagian konteks intertekstual dan konteks situasi; (3) sosiokultural yang membahas naturalisasi dan hegemoni asumsi-asumsi sistem budaya (Fairclough, 2013). Atas dasar tiga dimensi tersebut, Fairclough merumuskan bahwa analisis ini bersifat dialektis melalui tiga segmen, yaitu (1) segmen deskripsi,

(2) segmen interpretasi, dan (3) segmen ekplanasi.

METODE PENELITIAN

Cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Menurut Moelong & Lexy (dalam Subandi 2011) metode kualitatif adalah sebuah metode penelitian yang mengahsilkan deskripsi data berupa tulisan maupun lisan atau dalam bentuk tindakan kebijakan. Data dianalisis sesuai dengan keadaan tanpa menghilangkan konteks dengan pemaknaan yang didapatkan dari interpretasi peneliti. Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode fenomenologi yang melihat dari bentuk representasi dan pengumpulan data yang berbentuk sebuah unit kebahasaan yang terdapat dalam teks berita. Memanfaatkan teknik analisis yang dikembangkan kajian analisis wacana deskriptif dan analisis wacana kritis.

Korpus data bersumber dari portal berita daring CNN Indonesia mengenai pemberitaan kontroversi izin investasi miras di Indonesia.Data yang dipakai dalam penelitian ini berbentuk katadan kalimat dalam teks berita. Data dibatasi dari pemberitaan pada tanggal 25 Februari sampai 28 Februai 2021.

Data dikumpukan dengan menggunakan teknik simak bebas libat cakap, metode catat, metode studi pustaka, serta metode dokumentasi. Proses berikutnya, data yang didapat dianalisis menurut rumusan masalah.

(5)

95 PEMBAHASAN

Pada dasarnya sebuah representasi adalah mengenai penggambaran sesuatu, entah itu seseorang, kelompok, atau peristiwa yang ditampilkan pada sebuah surat kabar.Dikatakan bahwa representasi dapat dilihat melalui beberapa aspek, diantaranya kosakata, tatabahasa, dan kombinasi anak kalimat. (1) asosiasi dan metafora dalam kalimat; (2) proses dan partisipan yang terdapat dalam sebuah tatabahasa. Proses berkenaan dengan tindakan, peristiwa, keadaan, dan mental. Partisipan berkenaan dengan partisipan sebagai pelaku, partisipan sebagai korban, dan partisipan nominal. (3) kombinasi anak kalimat berkaitan dengan elaborasi, perpanjangan tambahan, perpanjangan pilihan, dan mempertinggi (Fairclough dalam Fowler, [1997]).

Kosakata

Dalam sebuah tulisan tentu ada maksud yang direpresentasikan penulis. Fairclough dalam Busri (2015) menjelaskan bahwa tujuan dari sebuah representasi dalam kosakata adalah (a) kosakata yang dipilih akan menginterpretasi asosiasi dan (b) penggunaan metafora yang akan merepresentasikan nilai-nilai tertentu.

Contoh data:

(1) Pelonggaran izin industri miras, tulis Dani dapat membahayakan generasi muda bangsa.

(2) Ia meminta pemerintah tidak menukar

kesehatan masyarakat dengan nafsu

mendapatkan uang dari investasi miras.

(3) Pemerintah sangat lucu kala membuat peraturan yang bertentangan dengan tugas dan fungsinya tersebut.

Data-data tersebut menggunakan asosiasi dalam sebuah kalimat yang memiliki persamaan, yakni sama-sama berupa narasi yang merujuk pada tindakan pemerintah terhadap izin investasi minuman keras. Asosiasi yang dimunculkan dari kalimat akan bersifat konotatif, refleksi, afektif, lolokotif, dan stilistik. Seperti yang ditunjukkan data (1) dituliskan kosakata pilihan penulis berita yakni “pelonggaran izin”. Asosiasi yang dimunculkan dari kosakata tersebut adalah adanya proses izin industri miras yang awalnya tertutup rapat menjadi longgar. Maksudnya, izin industri miras yang awalnya sulit untuk dilaksakan dibuat mudah bagi para investor. Pada data (2) penulis berita menggunakan kosakata “menukar kesehatan”. Asosiasi dari kata menukar adalah mengganti atau mengubah. Gambaran yang ingin diberikan dari penulisan berita adalah pemerintah seolah mengorbankan kesehatan atau kehidupan masyarakat dengan uang yang akan didapatkan dari hasil investasi. Pada data (3) penulis berita memilih kosakata “sangat lucu”. Hal-hal lucu biasanya menimbulkan tawa, termasuk maksud dari asosiasi yang digambarkan penulisan berita pada teks tersebut. Lucu di sini dimaksudkan kepada tindakan pemerintah yang membuat peraturan bertentangan dengan tugas dan fungsinya, yang tak lain adalah melindungi rakyatnya.

(6)

Multilingual, Vol. 20, No. 1, Juni 2021

96 Dapat disimpulkan dari pemaparan data

tersebut, penulis berita lebih menonjolkan perilaku dari aktor melalui kosakata asosiasi yang digunakan, utamanya perilaku yang dianggap merugikan masyarakat. Seperti pada data (3) yang menganggap tindakan pemerintah sebagai suatu hal yang “sangat lucu” karena membuat peraturan yang berlawanan dengan fungsi dan tugasnya sebagai pengatur negara, terhubung dengan data (1) “pelonggaran izin” industri minuman keras yang dianggap dapat menimbulkan bahaya bagi generasi muda Indonesia, sehingga wajar jika pada data (2) pemerintah diminta untuk tidak “menukar

kesehatan” masyarakat dengan materi, karena

hal tersebut merupakan salahsatu dampak yang membahayakan bagi generasi muda Bangsa. Dalam hal ini, aktor yang dimaksud adalah pemerintah.

Metafora

(4) Tak hanya itu, ia juga menegaskan aturan itu juga berkebalikan dengan pernyataan tokoh-tokoh agama di Papua yang kerap

menggaungkan larangan mengkonsumsi

minuman keras.

(5) Ia juga mengakui adanya kearifan lokal di sejumlah daerah yang membutuhkan miras.

(6) Miras itu jalan setan, akan lebih besar kerusakannya daripada manfaatnya.

Data tersebut merupakan penggunaan kosakata dalam berita dengan metafora. Metafora digunakan penulis berita untuk menunjukkan nilai-nilai tertentu di dalam teks berita berkaitan dengan kelompok kata yang memiliki arti kias (Busri, 2015). Seperti yang

dilakukan Utary (2018) pada penelitiannya, mencari makna metafora berdasarkan petanda (makna), penanda (kata-kata), dan acuan dari teori Lakoff & Johnson(1980). Selain itu, acuan untuk mengetahui jenis metafora Utary menggunakan teori dari Halay (dalam Wahab 1995) yang terbagi menjadi sembilan jenis metafora, yakni being (keadaan), cosmos (kosmos), energy (energi), substance (subtansi),

terrestrial (terestrial), object (benda), living

(kehidupan), animate (makhluk bernyawa), dan

human (manusia). Berikut pada data (4),

metafora yang digunakan adalah “kerap

menggaungkan”. Metafora yang digunakan

berkonotasi positif yang menunjukkan bahwa tokoh-tokoh agama di Papua yang sering mengingatkan tentang larangan mengkonsumsi minuman keras. Pada data (5), penulis berita menggunakan metafora “kearifan lokal” sebagai sesuatu yang dikhususkan atau khas pada suatu daerah. Dalam hal ini adalah penggunaan miras yang diakui bahwa di beberapa wilayah Indonesia sering didapati penggunaan miras sebagai kebutuhan budaya. Terakhir, data (6) “jalan setan” memiliki arti sebuah jalur yang tidak lurus atau tidak benar seperti sifat setan yang selalu menjerumusakan ke hal-hal negatif. Dalam pengertian ini, miras dianggap penulis sebagai sesuatu yang menyesatkan dan jika dilakukan akan banyak menimbulkan kerugian daripada keuntungan.

Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kosakata metafora oleh penulis berita tidak terlalu

(7)

97 menunjukkan keterlibatan aktor, hanya satu data

penggunaan metafora yang merujuk pada aktor dari peristiwa investasi miras, yakni pada data (4), data lain (5 dan 6) hanya menggunakan kosakata metafora sebagai informasi pendukung berita. Data (4) “kerap menggaungkan” merujuk pada aktor yang sering menyuarakan pendapatnya untuk peristiwa investasi miras, aktor yang dimaksud adalah tokoh-tokoh agama dari Papua.

Tata Bahasa

Ada dua jenis representasi aktor dalam penggunaan tata bahasa dari sebuah penulisan berita, yakni representasi tata bahasa proses dan partisipan. Hal ini sejalan dengan (Fairclough, 2013) yang menyatakan tata bahasa dalam suatu teks berita dapat mencerminkan suatu realita, dalam bentuk proses maupun dalam bentuk partisipan. Dalam hal ini, bentuk proses berkaitan dengan tindakan, peristiwa, keadaan, dan proses mental. Akan tetapi, dalam representasi tata bahasa, partisipan berkaitan dengan subjek (pelaku), objek (korban), dan bentuk nominalisasi.

Bentuk Proses

Berikut adalah tatabahasa proses tindakan yang terdapat dalam pemberitaan mengenai kontroversi izin industri miras di media CNN Indonesia.

(7) Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid mengkritik izin investasi menuman keras (miras) yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.

(8) Awiek lantas menyinggung peristiwa penembakan yang dilakukan oleh anggota polisi dalam keadaan mabuk yang menewaskan tiga orang baru-baru ini. (9) Presiden Joko Widodo membuka izin

investasi untuk industri minuman keras (miras) atau beralkohol dari skala besar hingga kecil.

(10) BPKM juga berencana menggelar audiensi dengan MUI serta pihak-pihak yang keberatan.

(11) Jokowi juga memberi restu investasi bagi perdagangan eceran miras atau beralkohol masuk daftar bidang usaha yang diperbolehkan dengan persyaratan tertentu.

Teks data tersebut merupakan bentuk tatabahasa proses tindakan. Data (7) penulis berita menggambarkan aktor yakni Jazilul

Fawaid yang membuat tindakan mengkritik,

terhadap objek “izin investasi minuman keras”. Dalam konteks ini, tindakan yang dilakukan adalah positif sebagai bentuk penolakkan terhadap investasi miras. Data (8) menggambarkan bahwa aktor atau pelaku yakni

Awiek melakukan tindakan menyinggung

terhadap objek peristiwa penembakan. Tindakan ini merupakan reaksi dari ketidaksetujuan terhadap izin investasi miras dan membandingkannya dengan peristiwa penembakan sebagai salah satu contoh efek dari konsumsi miras. Tatabahasa proses tindakan yang digambarkan penulis berita pada data (9) yakni subjek atau aktor Presiden Joko Widodo. Tindakannya berupa “membuka” dengan objek

(8)

Multilingual, Vol. 20, No. 1, Juni 2021

98 Widodo memberikan izin terhadap industri

miras dengan skala kecil maupun besar. Data (10) menggambarkan aktor BPKM melakukan suatu tindakan “berencana menggelar”, dengan objek audensi. Tindakan ini adalah upaya dari objek untuk memberikan pemahaman mengenai izin investasi miras kepada pihak-pihak yang berkeberatan terhadap investasi tersebut. Paparan data (11) mencerminkan tuturan kalimat dengan aktor Jokowi melakukan tindakan “memberi restu” terhadap objek dalam hal ini

investasi. Tindakan ini merupakan rencana dari

subjek jika izin investasi sudah berjalan.

Disimpulkan dari paparan data tersebut bahwa penulis berita jelas dalam mengambarkan aktor melalui tatabahasa proses tindakan. Dari lima data yang tersedia dua diantaranya merupakan argumen dari pihak yang menolak investasi miras di Indonesia, sedangkan sisanya merupakan dari pihak yang pro terhadap investasi miras di Indonesia. Data (7) dan (8) adalah pihak yang kontra, sedangkan data (9), (10), dan (11) merupakan pihak yang mendukung adanya investasi miras.

Teks surat kabar dengan bentukperistiwa ditandai oleh adanya partisipan yang dimunculkan oleh penulis berita dalam tulisannya. Maksudnya, dalam hal ini partisipan akan berlaku sebagai subjek atau objek dalam suatu kalimat. Bentuk peristiwa tersebut dapat dilihat dari data-data berikut.

(12) Ia juga melihat bangsa ini telah kehilangan

arah dengan kebijakan tersebut.

(13) Awiek lantas menyinggung peristiwa

penembakan yang dilakukan oleh anggota

polisi dalam keadaan mabuk yang menewaskan tiga orang baru-baru ini. (14) Anwar juga menegaskan aturan tersebut

memperlihatkan pemerintah lebih

mengedepankan kepentingan pengusaha dari pada kepentingan rakyat.

Data tersebut merupakan bentuk dari tatabahasa proses peristiwa. Data (12) peristiwa mengenai hal sebelumnya yaitu penerbitan peraturan Presiden mengenai minuman keras direpresentasikan dengan frasa kehilangan arah. Bentuk Kehilangan arah yang dimaksud adalah bagaimana pemerintah Indonesia yang awalnya di jalan yang benar dengan peraturan-peraturan aman tanpa hal-hal yang dianggap akan merugikan masyarakat Indonesia seperti peraturan tersebut. Data (13) merepresentasikan peristiwa dengan berkaca pada sebuah peristiwa. Yakni, peristiwa penembakan di Papua yang ditengarai karena minuman beralkohol. Hal tersebut menjadikan sebuah kritik yang merepresentasikan sebagai cerminan ketidaksetujuan dengan penerbitan Peraturan Presiden tentang minuman beralkohol. Data (14) memperlihatkan aktor pada kalimat berita yang merepresentasikan kekecewaannya terhadap pemerintah sekaligus menyampaikan peristiwa ketidaksetujuan tentang peraturan Presiden tersebut dengan kalimat mengedepankan kepentingan pengusaha dari pada kepentingan rakyat.

Dari paparan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kosakata proses peristiwa oleh penulis berita menonjolkan

(9)

99 keberpihakannya pada penolak investasi miras.

Hal ini bisa dilihat melalui penggambaran aktor dalam kalimat yang menggunakan kosakata proses peristiwa semuanya menujang penolakan terhadap izin investasi miras. Dimulai dari data (12) yang menyebut bangsa Indonesia telah kehilangan arah dikarenakan kebijakan ini. Pada data (13) juga Awiek sebagai aktor yang menolak, mengkaitkan peristiwa penembakan yang terjadi sebagai dampak negatif dari diresmikannya investasi miras di Indonesia. Terakhir, data (14) aktor menyebutkan pemerintah seolah lebih memihak kepentingan pengusaha daripada rakyatnya sendiri.

Bentuk kosakataproses keadaan merujuk kepada sesuatu yang telah terjadi. Atas hal tersebut, penggambaran mencerminkan keadaan yang menunjukkan keterlibatan aktor atau pelaku. Representasi bentuk keadaan pada sebuah portal berita bisa dilihat dari paparan data berikut.

(15) Tujuannya, untuk menjelaskan latar belakang pengambilan kebijakan dan

rencana pemerintah untuk tetap menjamin

pengendalian minuman beralkohol.

(16) Pada kenyataanya sesuai Perpres 44 ini juga dimungkinkan tapi dengan catatan

mendapatkan rekomendasi terlebih dahulu

dari kementrian perindustrian.

(17) Ia juga menegaskan aturan itu juga berkenalikan dengan pernyataan tokoh-tokoh agama di Papua yang kerap

menggaungkan larangan mengkonsumsi minuman keras.

Pada data (15), keadaan yang digambarkan oleh aktor pada kutipan tersebut mengenai penanganan sektor industri miras setelah peraturan Presiden itu diterbitkan. Data (16) keadaan direpresentasikan dengan menyajikan data pada kutipan diatas mengenai mekanisme yang berhubungan dengan penerbitan peraturan presiden. Data (17) keadaan yang digambarkandengan mengargumentasikan tokoh-tokoh agama di Papua yang kerap kali menggaungkan anti terhadap minuman beralkohol.

Dapat disimpulkan dari pemaparan data tersebut bahwa penggambaran aktor dengan menggunakan tatabahasa bentuk proses keadaan ini cenderung banyak menggambarkan teknis pemerintah dalam memberikan pengertian terhadap pemberian izin investasi minuman keras. Nampak pada data (15) yang menjelaskan bagaimana langkah pemerintah untuk meyakinkan pihak terkait dengan memberi jaminan terhadap pengendalian minuman beralkohol. Sejalan dengan data (15), data (17) pun memberikan penggambaran bahwa pemerintah seolah tetap bersikukuh terhadap tindakannya dan pihak tokoh agama Papua merupakan kesalahpahaman. Lalu, data (16) merupakan teknis pengambilan keputusan yang dikatakan dalam pengesahan sebuah industri harus mendapatkan rekomendasi dari kementrian perindustrian.

(10)

Multilingual, Vol. 20, No. 1, Juni 2021

100 Proses Mental biasanya berkaitan dengan

gambaran dalam teks mengenai sutu fenomena atau gejala umum yang membentuk kesadaran umum. Representasi jenis ini hanya memberitakan mengenai penggambaran yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Dalam penelitian Alvionita (2018), melihat proses mental dari sebuah wacana tidak lepas dari proses merasa (sensing). Hal ini melibatkan indera manusia seperti pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Berikut adalah data yang di dapatkan dari media CNN Indonesia mengenai pemberitaan kontroversi izin industri miras.

(18) Peristiwa penembakan yang dilakukan oleh anggota polisi dalam keadaan mabuk yang menewaskan tiga orang baru-baru ini. (19) Kita sudah miskin, jangan dimiskinkan lagi

dengan miras.

(20) Ia mengaku khawatir keberadaan regulasi itu akan membuat peedaran miras di tengah masyarakat semakin merajalela.

Pada data (18), wartawan mencoba menggambarkan kejadian yang akan berakibat kembali ketika peraturan tentang miras ini dilegalkan. Dalam hal ini kejadian yang melibatkan aktor seorang anggota polisi dengan keadaan mabuk melakukan penembakan yang mengakibatkan tewasnya tiga orang. Pada data (19), penggambaran situasi mental secara ekonomis direpresentasikan dengan diksi

miskin, dalam hal ini yang dimaksud adalah

masyarakat yang penderitaanya bertambah. Data (20) keadaan mental masyarakat digambarkan

dengan kekhawatiran akan kejahatan dan isu-isu kemasyarakatan yang akan menjadi dampak akibat dari objek pemberitaan itu.

Dapat disimpulkan bahwa dalam pemaparan data tersebut, penulis berita menonjolkan tata bahasa proses mental terhadap aktor dari pihak yang menolak industri minuman keras. Dikatakan pada data (19) dan (20) masyarakat mengalami kekhawatiran dan mengalami penderitaan berlebih akibat beredarnya miras di Indonesia. Data (18) menggambarkan aktor sebagai contoh akibat penggunaan miras.

Partisipan

Jenis representasi ini berkaitan dengan penggambaran subjek (pelaku), objek (korban), dan nominalisasi dalam suatu teks berita. Menurut Eriyanto (2001) partisipan yang dimaksud bukanlah penggambaran baik atau buruknya, melainkan bagaimana pihak masing-masing digambarkan. Representasi jenis pertisipan bisa ditinjau melalui bentuk konstruksi kalimat yang menggambarkan subjek yang melakukan tindakan sehingga objek menjadi terpengaruh atas tindakannya tersebut. Konstruksi yang digunakan adalah kalimat aktif. Berikut ini adalah paparan data yang menggambarkan representasi aktor berdasarkan bentuk partisipan.

(21) Jazilul pun mengingatkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, bukan bangsa pemabuk.

(22) Yuliot menjelaskan, pada dasarnya dibukanya keran penanaman modal minuman beralkohol dilakukan untuk

(11)

101 mencegah praktik monopoli yang muncul

lantaran investasi setelah sektor tersebut dimoratorium.

(23) Amin mengungkap sejumlah fakta perihal dampak negatif alkohol bagi kehidupan sosial, ekonomi, maupun kesehatan manusia.

Data (21) tersebut merupakan contoh representasi aktor melalui partisipan yang digunakan penulis berita. Pada kalimat tersebut subjek yang dijuntukan adalah “Jazilul”. Subjek melakukan tindakan berupa “mengingatkan” yang ditujukan kepada pihak pemerintah sebagai bentuk protes terhadap izin industri minuman keras yang dilakukan. Hal yang menjadi bahan pengingat bagi pemerintah di sini adalah berkaitan dengan norma agama, dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki tuhan, bukan bangsa pemabuk yang dianggap tidak takut atau tida memiliki tuhan. Data (22) teks berita merepresentasikan pelaku yang ditunjukan dengan subjek “Yuliot”. Subjek di sana melakukan tindakan berupa menjelaskan mengenai alasan diizinkannya industri miras di Indonesia. Data (23) menunjukkan representasi jenis partisipan dengan subjek “Amin” yang melakukan tindakan berupa “mengungkap”. Tindakan di sini ditunjukan untuk menunjukkan bukti dan fakta tentang dampak negatif yang akan muncul jika industri minuman keras diberlakukan di Indonesia.

Pemaparan data tersebut menyimpulkan bahwa penulis berita menggambarkan aktor melalui tata bahasa bentuk pertisipan dengan

jelas dengan keberpihakan kepada yang menolak industri minuman keras.

Kombinasi Anak Kalimat

Representasi aktor melalui kombinasi anak kalimat mencakup penjelasan mengenai koherensi dan kohesi dalam sebuah kalimat. Dianastiti dan Mardikantoro (2016) menjelaskan lebih lanjut dalam penelitiannya, yakni koherensi terdiri atas elaborasi (penjelasan), eksitensi (penambahan), dan hubungan perluasan, sedangkan kohesi berkaitan dengan kata ganti (pronominal), kata yang diulang (repetisi), dan kata tunjuk (demostrativa). Berikut ini adalah representasi kombinasi anak kalimat pada teks pemberitaan tentang izin investasi industri miras di Indonesia.

(24) Saya menduga, devisanya tidak seberapa,

tetapi kerusaknnya besar. Ini cukup

termasuk ancaman bagi generasi milenial yang jumlahnya sangat besar saat ini. (25) Kebijakan yang sudah diteken, baginya

kontraproduktif dengan orientasi presiden RI, Joko Widodo yang memprioritaskan dan membangun sumber daya manusia.

(26) Apabila pemerintah mengizinkan minuman

beralkohol dipasok di Papua, apa artinya

Pemda dan rakyat tokoh agama dan tokoh gereja selalu berkeinginan agar miras itu haram di Papua?

Pada data (24), koherensi lokal atau kombinasi anak kalimat digambarkan dengan pendugaan mengenai keuntungan dan tidak menguntungkan yang berdampak dari peraturan presiden tersebut. Pihak yang terdampak yakni generasi milenial yang dikatakan jumlahnya

(12)

Multilingual, Vol. 20, No. 1, Juni 2021

102 sangat besar. Pada data (25), koherensi lokal

digambarkan dengan kesinambungan dari kata kontraproduktif yang dilanjutkan dengan pernyataan bahwa pembangunan SDM kontraproduktif dengan Peraturan yang disahkan tentang miras tersebut. Pada data (26), disajikan mengenai koherensi lokal yang digambarkan dengan pernyataan yang terbalik, sebagaimana dikutip mengenai perjuangan tokoh agama di Papua yang menggaungkan menjauhi objek yang disahkan dalam peraturan, tetapi pemerintah seperti memberi jalan untuk mengakses hal tersebut dengan menerbitkan peraturannya, hal tersebut tentu berkoherensi lokal secara bersebrangan, kutipan itu yang digaungkan wartawan untuk memberikan pembanding mengenai perjuangan tentang penolakan yang dilakukan dan apa yang pemerintah terbitkan.

Dari pemaparan tersebut bisa disimpulkan bahwa representasi aktor melalui kombinasi anak kalimat memiliki keberpihakan terhadap pihak yang tidak setuju terhadap pemberian izin investasi miras. Hal ini tampak pada seluruh data yang secara keseluruhan memiliki keluhan terhadap pemerintah.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis representasi aktor pada teks pemberitaan mengenai kontroversi izin industri miras pada media CNN Indonesia, dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut.

1. Representasi kosakata yang meliputi kosakata asosiasi dan kosakata metafora. Penggunaan kosakata asosiasi dalam sebuah teks berita menciptakan penggambaran suasana aktor bisa menjadi genting, rumit, pelik, dan sebagainya. Kosakata metafora digunakan dalam sebuah tulisan untuk menunjukkan posisi penulis berita terhadap objek yang diberitakan. Dari kosakata asosiasi didapati bahwa keberpihakan media cenderung condong kepada pihak yang menolak industri minuman keras di Indonesia, sedangkan pada kosakata metafora keberpihakan aktor tidak begitu tampak. 2. Representasi dalam tatabahasa, mencakup

bentuk reresentasi proses dan partisipan. 3. Teks pemberitaan yang terdapat pada media

CNN Indonesia merepresentasikan bentuk proses yang mencakup proses tindakan, proses peristiwa, proses keadaan, dan proses mental, sedangkan pada representasi partisipan terdapat partisipan sebagai pelaku, partisipan sebagai korban, dan partisipan nominal. Pada bagian ini, keberpihakan media terlihat berat kepada pihak yang penolak industri miras.

4. Representasi aktor pada kombinasi anak kalimat di antaranya elaborasi, perpanjangan tambahan, perpanjangan kontras, perpanjangan pilihan, dan perpanjangan mempertinggi. Penggunaan kombinasi pada teks berita bertujuan untuk memperjelas kalimat utama. Ditemukan bahwa keberpihakan media pada bagian ini

(13)

103 cenderung berat kepada pihak yang menolak

industri miras.

DAFTAR PUSTAKA

Adili, L. O. (2015). Analisis Wacana Dimensi Teks Model van Dijk pada Teks Berita Kritik Pemerintahan Jokowi. Jurnal Multilingual, 14 (2), 216–242. https://doi.org /https://doi.org /10.26499/ multilingual.v14i2.62

Alvionita, R. (2018). Representasi Situasi Sosial dan Konstruksi Ideologi. Jurnal Retorika, 11 (1), 57–67. https://doi.org/10.26858/retorika.v11i1.4994

Busri, H. (2015). Representasi Kebahasaan dalam Teks Berita Surat Kabar (Sebuah Analisis Wacana Kritis). Jurnal Diksi, 16 (1). https://doi.org/10.21831/diksi.v16i1.6565

Cenderamata, R. C. &, & Darmayanti, N. (2019). Analisis Wacana Kritis Fairclough pada Pemberitaan Selebriti di Media Daring. Jurnal Literasi, 3(April), 1–8. https://www.researchgate. net/ publication/331830467_ANALISIS_WACANA_KRITIS_FAIRCLOUGH_PADA_PEMBERITA AN_SELEBRITI_DI_MEDIA_DARING_FAIRCLOUGH’S_CRITICAL_DISCOURSE_ANAL YSIS_OF_CELEBRITY_NEWS_ON_ONLINE_MEDIA

CNN Indonesia. (2021). Jokowi Buka Izin Investasi Bagi Industri Miras. CNN Indonesia. https://www.

cnnindonesia.com/ekonomi/20210225162451-532-610906/jokowi-buka-izin-investasi-bagi-industri-miras

Darmayanti, N., Ekawati, D., & Heryadi, T. (2011). Analisis Wacana Pidato Politik Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Calon Presiden Republik Indonesia 2009–2014. Jurnal Metalingua, 9, 73–88. Dianastiti, F. E., & Mardikantoro, H. B. (2016). Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Harian Suara Merdeka, Harian Republika, Harian Kompas, dan Tabloid Derap Guru dalam Pembentukan Citra Guru. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 136–147. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka/article/download/13075/7156

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Nurul Huda SA (ed.)). LKiS Yogyakarta. https://books.google.co.id/books?id=68dVDwAAQBAJ

Fabriar, S. R. (2014). Etika Media Massa Era Global. An-Nida : Jurnal Komunikasi Islam, 6(1), 70–85. https://ejournal.unisnu.ac.id/JKIN/article/download/174/292

Fairclough, N. (2013). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language (2nd Editio). Routledge. https://doi.org/10.4324/9781315834368

Fowler, R. (1997). Norman Fairclough, Critical discourse analyisis The critical study of languageLondonLongman, 1995 Pp XIII, 265. Language in Society, 26(3), 421–423. https://doi.org/10.1017/S0047404500019539

Hamad, I. (2007). Lebih Dekat dengan Analisis Wacana. Mediator: Jurnal Komunikasi, 8(2), 325–344. https://doi.org/10.29313/mediator.v8i2.1252

(14)

Multilingual, Vol. 20, No. 1, Juni 2021

104 Hülsse, R. (1999). The Discursive Construction of Identity and Difference-Turkey as Europe’s Other?

The Political Uses of Narrative, 1–23.

https://ecpr.eu/Filestore/PaperProposal/cfbd170e-9539-46ec-9534-75307df11015.pdf

Irianti, E., & Adesari, T. (2020). Representasi Perempuan dalam Persfektif Gender (Analisa Wacana Kritis Van Dijk Pada Pemberitaan Kasus Hoaks Ratna S, Paet dalam Media Massa Republik dan Kompas.com. Journal of Scientific Communication (Jsc), 1(2), 65–73. https://doi.org/ 10.31506/ jsc.v1i2.7803

Lakoff, G., & Johnson, M. (1980). Metaphors We Live By. University of Chicago Pres. https://ceulearning.ceu.edu/pluginfile.php/100337/mod_forum/attachment/9319/Metaphors We Live By.pdf

Muslim. (2013). Konstruksi Media Tentang Serangan Israel Terhadap Lebanon. Jurnal Studi Komunikasi

Dan Media, 17(1), 75–92. https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/ jskm/ article/

download/170104/117

Rohman, D. F. A. (2018). Sindonews Online dalam Pemberitaan Basuki Tjahaja Purnama Kasus Penodaan Agama Edisi April 2017 (Kajian Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough). Jurnal

Bapala, 5(2), 1–9. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/bapala/article/view/30823

Sholikhati, N. I. (2018). Analisis Praktik Sosiokultural Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi pada Media Metro TV dan NET Melalui Perspektif Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Jurnal Caraka,

5(1), 36–51. https://doi.org/10.30738/caraka.v5i1.4001

Subandi. (2011). Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian Pertunjukan. Harmonia:

Journal of Arts Research and Education, 11(2), 173–179. https://doi.org/10.15294/ harmonia.

v11i2.2210

Utary, F. R. (2018). Analisis Metafora Teks Berita Olahraga pada Surat Kabar. Prosiding Seminar

Nasional Kajian Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya (SEMNAS KBPS) V, 148.

https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201

Wahab, A. (1995). Isu Linguistik Pengajaran Bahasa dan Sastra. Airlangga Univ. Press. http://opac.isi.ac.id//index.php?p=show_detail&id=708

Zupnik, J. Y. (1991). Norman Fairclough, Language and power. London: Longman. 1989 Pp. x + 248.

Referensi

Dokumen terkait

Obsevasi lapangan merupakan persiapan yang paling penting sebelum melaksanakan program PPL. Pelaksanaan observasi mampu membantu mahasiswa PPL dalam mendeskripsikan langkah

This research is conducted in Kuningan regency, West Java, Indonesia and aims to analyze the economic, social, institutional, and cosmopolitan factors which affect the

Komunikasi data merupakan suatu tekhnologi yang dapat membawa data atau informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan media kabel, maupun nirkabel,

Selain itu juga adanya pemahaman masyarakat tentang stratifikasi sosial yang sudah di tereduksi pada kepentingan ekonomi dan politik yaitu ketika adat kematian di maknai dalam

Transaksi Repurchase Agreement Surat Berharga Syariah Berdasarkan Prinsip Syariah yang selanjutnya disebut Transaksi Repo Syariah adalah transaksi penjualan surat

Psikolgi Perkembangan ( Pendekatan ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja).. Prosedur Penelitian ( Suatu Pendekatan Praktek)

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung). DISETUJUI DAN

bahwa untuk tugas sebagaimana dimaksud pada huruf a, telah dibentuk Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN) melalui Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1993 yang