• Tidak ada hasil yang ditemukan

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STMIK AMIKOM YOGYAKARTA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DISUSUN OLEH :

NAMA : HERI SUARDI

NIM

: 11.11.5007

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TAHUN 2011

(2)

ABSTRAK

Proses sosialisasi memungkinkan seseorang untuk dapat diterima sebagai anggota kelompok sosial atau masyarakat untuk memenuhi nilai dan norma-norma yang berlaku. Untuk itu kita harus menyadari bahwa perilaku menyimpang merupakan akibat dari sosialisasi tidak sempurna. Muncul perilaku menyimpang itu dapat diakibatkan oleh individu yang tidak dapat dilakukan proses sosialisasi dengan masyarakat secara baik dan sempurna. Sebagai bentuk perilaku menyimpang membutuhkan pengendalian sosial yang berbeda-beda. Jadi pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan agar anggotanya dapat mematuhi nilai dan norma yang berlaku.

Suatu perilaku dikatakan menyimpang apabila perilaku tersebut dapat mengakibatkan kerugian terhadap diri sendiri dan orang lain. Perilaku menyimpang cenderung mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma, aturan-aturan, nilai-nilai, dan bahkan hukum. Masa remaja adalah masa-masa yang paling indah. Pencarian jati diri seseorang terjadi pada masa remaja. Namun, di masa remaja seseorang dapat terjerumus ke dalam kehidupan yang dapat merusak masa depan mereka, seperti : narkoba, seks bebas, alkohol dan kekerasan merupakan kenakalan yang sering dilakukan oleh anak remaja.

Untuk memahami kehidupan remaja sangat tergantung pada konteks dan cara pandang yang di pakai. Akan tetapi, yang penting adalah untuk memahami dunia remaja dibutuhkan kesediaan untuk mengerti apa sebetulnya keinginan dan harapan dari dunia kehidupan mereka. Tanpa adanya pemahaman yang mendalam terhadap kehidupan remaja, semua tindakan dan cara-cara yang di lakukan hanyalah aksi-aksi untuk menghakimi atau sekedar menyalahkan mereka sebagai anak nakal yang tidak patuh pada nasehat orang tua dan guru.

Perlaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang tidak sehat baik dari segi fisik, mental, sosial dan ekonomi. Bagaimana nasib negara ini di masa akan datang apabila mereka para remaja pada saat ini sudah tidak sehat semua. Padahal mereka adalah pemimpin di masa datang. Pencegahan kenakalan remaja lebih efektif dan efisien daripada kita mengobati, meskipun kita juga harus menyembuhkan remaja yang sudah terlanjur melakukan penyimpangan. Sebaiknya masyarakat dan pemerintah sering mengadakan kegiatan kepemudaan di lingkungan tempat tinggal. Penyuluhan dapat dijadikan sebagai tempat pemberitahuan bahaya dan akibat dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang tersebut.

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala karunia-Nya. Dengan segenap ungkapan rasa terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung seluruh proses penulisan karya tulis ini sehingga penulisan karya tulis dengan judul Perilaku Menyimpang pada Remaja selesai di kerjakan. Begitu banyak hal yang dilalui penulis sampai dengan selesainya penulisan karya tulis ini. Mungkin apa yang telah penulis hasilkan bukanlah yang terbaik, namun penulis berharap apa yang telah dia lakukan akan bermanfaat.

Penulis tahu bahwa apa yang telah saya peroleh tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis, tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penulisan karya tulis ini. Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan dengan ikhlas mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapakan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Yogyakarta, 26 Oktober 2011

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Pendekatan Historis ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

2.1 Pendekatan ... 2

2.2 Pengertian Perilaku Menyimpang ... 2

2.3 Asal Mula Perilaku Menyimpang pada Remaja ... 3

a. Teori Anomie ... 3

b. Teori Perbedaan Kesepakatan ... 3

c. Teori Netralisasi ... 3

d. Teori Kontrol ... 4

2.4 Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang ... 4

2.5 Faktor-Faktor Timbulnya Perilaku Menyimpang pada Remaja ... 5

a. Longgarnya Pegangan Terhadap Agama ... 5

b. Faktor Lingkungan ... 5

(5)

2.6 Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang pada Remaja ... 6

2.7 Dampak Perilaku Menyimpang pada Remaja ... 7

2.8 Usaha Penanggulangan Perilaku Menyimpang pada Remaja ... 8

a. Usaha di Lingkungan Keluarga ... 8

b. Usaha di Lingkungan Sekolah ... 8

c. Usaha di Lingkungan Masyarakat ... 9

BAB III PENUTUP ... 10

3.1 Kesimpulan ... 10

3.2 Saran ... 10

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Demi terwujudnya suatu kehidupan yang damai dan tertib, setiap masyarakat menciptakan peraturan-peraturan yang berisi kewajiban setiap anggota yang dilengkapi sanksi, sebagai kekuatan untuk memaksa. Selanjutnya proses sosialisasi memungkinkan seseorang untuk dapat diterima sebagai anggota kelompok sosial atau masyarakat untuk memenuhi nilai dan norma-norma yang berlaku. Untuk itu kita harus menyadari bahwa perilaku menyimpang merupakan akibat dari sosialisasi tidak sempurna. Munculnya perilaku menyimpang itu dapat diakibatkan oleh individu yang tidak dapat melakukan proses sosialisasi dengan masyarakat secara baik dan sempurna. Jadi pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan agar anggotanya dapat mematuhi nilai dan norma yang berlaku sehingga keteraturan dan keharmonisan dalam masyarakat dapat tercipta. Sesuai dengan pernyataan di atas maka dengan ini saya mengambil judul "Perilaku Menyimpang pada Remaja".

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah yang ingin dibahas oleh penulis adalah sebagai berikut: a. Apa itu perilaku menyimpang ?

b. Apa ciri-ciri perilaku menyimpang ?

c. Apa faktor-faktor yang dapat membuat remaja berperilaku menyimpang ?

d. Apa bentuk dampak-dampak dan jenis penyimpangan terhadap kehidupan sosial ? e. Bagaimana cara menanggulangi perilaku menyimpang ?

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENDEKATAN

Perilaku menyimpang remaja dari tahun ke tahun semakin tidak terkendali. Mengingat problema yang terjadi pada bangsa Indonesia memang cukup pahit. Hal ini, ditunjukkan dengan adanya berbagai tawuran dan pemberontakan yang terjadi di kalangan mahasiswa khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Peristiwa-peristiwa ini merupakan kilas balik yang terjadi di era orde lama, orde baru maupun reformasi. Pemberontakan ini terjadi disebabkan kurangnya rasa kesatuan dan persatuan antar individu dan kelompok. Ironis memang, ketika segala bentuk perbedaan malah justru dijadikan sebuah bahan untuk memecahkan antar suku, ras dan juga agama.

2. Pengertian Perilaku Menyimpang

Suatu perilaku dikatakan menyimpang apabila perilaku tersebut dapat mengakibatkan kerugian terhadap diri sendiri dan orang lain. Perilaku menyimpang cenderung mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma, aturan-aturan, nilai-nilai, dan bahkan hukum.

Masa remaja adalah masa-masa yang paling indah.Pencarian jati diri seseorang terjadi pada masa remaja.Namun, di masa remaja seseorang dapat terjerumus ke dalam kehidupan yang dapat merusak masa depan mereka, seperti ; narkoba, seks bebas, alkohol, dan kekerasan merupakan kenakalan yang sering dilakukan oleh anak remaja. Narkoba adalah bentuk kenakalan yang sangat berbahaya bagi remaja.Ketergantungan pada narkoba bisa membawa mereka pada tindakan kriminal.Untuk bisa memperolehnya, tak tanggung-tanggung mereka melakukan tindakan pencurian, penodongan dan perampasan.Selain dengan narkoba, remaja juga dekat dengan seks bebas.Seks bebas dapat menyebabkan berbagai penyakit pada remaja, diantaranya adalah penyakit kelamin dan HIV Aids. Seks bebas juga dapat menyebabkan kehamilan yang dapat merusak masa depan mereka.Alkohol juga sangat dekat dengan remaja,biasanya mereka minum-minuman keras untuk melupakan masalah yang terjadi pada diri mereka dan supaya mereka disegani oleh teman sebayanya.Tindakan tersebut dapat memicu adanya tindakan kriminal yang dilakukan di luar kesadaran.Selain dengan alkohol,remaja juga dekat dengan tindakan kekerasan.Tindakan kekerasan itu dapat

(8)

berupa tawuran antar pelajar. tawuran antar remaja tersebut biasanya terjadi karena kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat.

3. Asal Mulanya Perilaku Menyimpang pada Remaja

Teori - teori tentang asal mula perilaku menyimpang pada remaja dapat digolongkan menjadi 3, yaitu ;

a. Teori Anomie

Teori Anomie dapat diartikan keadaan tanpa norma di dalam masyarakat. Di dalam teori ini menjelaskan keterkaitan antara kelas sosial dengan kecenderungan adaptasi sikap dan perilaku kelompok. Adanya perbedaan kelas sosial menimbulkan adanya perbedaan tujuan dan sarana yang dipilih. Kelompok masyarakat kelas bawah misalnya memiliki kesempatan yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok masyarakat kelas atas. Keadaan tersebut terjadi karena tidak meratanya kesempatan dan sarana serta perbedaan struktur kesempatan. Akibatnya menimbulkan frustrasi di kalangan anggota masyarakat. Dengan demikian ketidakpuasan, frustrasi, konflik, depresi, dan penyimpangan perilaku muncul sebagai akibat kurangnya atau tidak adanya kesempatan untuk mencapai tujuan.

b. Teori Perbedaan Kesempatan

Pada masyarakat urban yang merupakan wilayah kelas bawah terdapat berbagai kesempatan yang sah, yang dapat menimbulkan berbagai kesempatan. Dengan demikian kedudukkan dalam masyarakat menentukan kemampuan untuk berpartisipasi dalam mencapai sukses baik melalui kesempatan konvensional maupun kesempatan kriminal.

c. Teori Netralisasi

Menurut teori ini orang yang melakukan perilaku menyimpang disebabkan adanya kecenderungan untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai menurut persepsi dan kepentingan mereka sendiri. Penyimpangan perilaku dilakukan dengan cara mengikuti arus pelaku lainnya melalui sebuah proses pembenanan (netralisasi). Berbagai bentuk netralisasi yang muncul pada orang yang melakukan perilaku menyimpang antara lain ;

1) Mereka menganggap dirinya sebagai korban dan tekanan-tekanan sosial, misalnya kurangnya kasih sayang, pergaulan dan lingkungan yang kurang baik .

2) Mereka berpandangan bahwa perbuatan yang dilakukan tidak mengakibatkan kerugian besar di masyarakat.

3) Mereka biasanya menyebut dirinya sebagai pahlawan, dan menganggap dirinya sebagai orang yang lebih baik dari orang lain.

(9)

4) Mereka beranggapan bahwa orang yang mengutuk perbuatan mereka adalah orang yang munafik.

5) Mereka beranggapan bahwa dirinya terperangkap antara kemauan masyarakat luas dan hukum dengan kepentingan kelompok kecil atau minoritas darimana mereka berasal atau tergabung misalnya kelompok gang atau saudara kandung.

d. Teori Kontrol

Teori ini beranggapan bahwa individu dalam masyarakat mempunyai kecenderungan yang sama kemungkinannya yakni tidak melakukan penyimpangan perilaku (baik) dan berperilaku menyimpang (tidak baik). Baik tidaknya perilaku individu sangat bergantung pada kondisi masyarakatnya. Artinya perilaku baik dan tidak baik diciptakan oleh masyarakat sendiri. Ikatan sosial seseorang dengan masyarakat dipandang sebagai faktor pencegah timbulnya perilaku menyimpang termasuk penyalahgunaan narkotika, alkohol dan zat adiktif lainnya.

Seseorang yang terlepas ikatan sosial dengan masyarakatnya akan cenderung berperilaku bebas untuk melakukan penyimpangan. Dimana dalam masyarakat lembaga kontrol sosial tidak berfungsi secara maksimal maka akan mengakibatkan melemahnya atau terputusnya ikatan sosial anggota masyarakat dengan masyarakat secara keseluruhan dan akibatnya anggota masyarakat akan leluasa untuk melakukan perilaku menyimpang. Terdapat 4 unsur dalam ikatan sosial yaitu :

1) Mengacu pada kemampuan seseorang untuk melibatkan dirinya terhadap orang lain. 2) Mengacu pada keterikatan seseorang pada subsistem konvensional seperti lembaga,

sekolah, pekerjaan, organisasi dan sebagainya. Perhitungan untung rugi keterlibatan seseorang dalam perilaku menyimpang sangat diperhatikan. Artinya ketika lembaga atau pekerjaan memberikan manfaat dan keuntungan bagi seseorang maka kecil kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang.

3) Mengacu pada suatu pemikiran bahwa apabila seseorang disibukkan atau berperan aktif dalam berbagai kegiatan konvensional atau pekerjaan maka ia tidak akan sempat berpikir apalagi terlibat dalam perilaku menyimpang.

4) Mengacu pada kepercayaan atau keyakinan seseorang pada nilai atau kaidah kemasyarakatan yang berlaku. Kepercayaan terhadap norma atau aturan yang ada akan sangat mempengaruhi seseorang bertindak mematuhi atau melawan peraturan yang ada.

4. Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang

(10)

a. Suatu perbuatan disebut menyimpang dimana perbuatan itu dinyatakan sebagai menyimpang.

b. Penyimpangan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap si pelaku menyimpang.

c. Ada perilaku menyimpang yang bisa diterima dan ada yang ditolak.

5. Faktor - Faktor Timbulnya Perilaku Menyimpang pada Remaja

a. Longgarnya Pegangan Terhadap Agama

Sudah menjadi tragedi d negara maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan. Sehingga keyakinan dalam agama mulai menurun. Kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan perintah-perintah Tuhan sudak tidak diperdulikan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada dalam dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur yang dimilikinya adalah masyarakat dan pemerintah dengan hukum dan peraturannya. Namun pengawasan yang dilakukan masyarakat dan pemerintah tidaklah sekuat pengawasan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Karena pengawasan masyarakat dan pemerintah itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum itu. Dan apabila didalam masyarakat itu banyak orang yang melakukan pelanggaran moral, maka dengan sendirinya orang yang imannya lemah akan mudah meniru dan melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama. Akan tetapi apabila setiap orang memiliki keyakinan yang kuat kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-sungguh, maka tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang bisa menjaga dirinya sendiri dan tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, maka kacaulah suasana masyarakat tersebut karena semakin banyak pelanggaran hak, hukum, dan nilai moral.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupan faktor utama penyebab timbulnya perilaku menyimang pada remaja. Oleh karena itu pembinaan moral yang dilakukan orang tua, sekolah dan masyarakat itu sangatlah penting. Pembinaan moral yang dilakukan orang tua misalnya harus dilakukan sejak anak msih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya. Karena mereka belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya. Pembinaan anak oleh orang tua bukanlah dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan membiasakannya bertingkah baik. Seperti halnya orang tua, sekolah

(11)

juga mempunyai peranan penting dalam pembinaan moral anak. Selain tempat pemberian ilmu pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan, dengan kata lain supaya sekolah menjadi lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mental, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian dapat berjalan dengan baik. Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan penting dalam pembinaan moral. Masyarakat yang rusak moralnya perlu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan orang-orang yang dekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak. Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda, karena tidak efektifnya keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu sama yang lainnya saling bertolak belakang, tidak seirama dan tidak kondusif dalam pembinaan moral.

c. Belum Adanya Kemauan Yang Sungguh-Sungguh dari Pemerintah

Pemerintah yang memiliki kekuasaan, uang, teknologi dan sumber daya manusia tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sungguh untuk melakukan pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semakin diperparah lagi dengan adanya ulah sebagian elit pengusaha yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang dan kekayaan dengan cara-cara yang tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik memperebutkan kekuasaan dengan cara-cara tidak terpuji dan tidak memperhitungkan dampak dari kerusakan moral bangsa tersebut. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau lagi mendengarkan lagi apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehilangan daya efektifitasnya.

6. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang pada Remaja

Kenakalan remaja adalah perbuatan kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh anak remaja yang bersifat melawan hukum anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama.

Ada banyak sekali jenis kenakalan yang telah dilakukan remaja pada saat ini, dan dapat dikelompokan menjadi ;

a. Kejahatan dengan kekerasan, termasuk didalamnya pembunuhan dan penganiayaan b. Kejahatan Pencurian, baik itu pencurian biasa maupun pencurian dengan pemberatan c. Penggelapan

d. Penipuan e. Pemerasan f. Gelandangan

(12)

g. Pemerkosaan

h. Kejahatan Narkotika, termasuk didalamnya memakai dan mengedarkan narkotika. 7. Dampak Perilaku Menyimpang pada Remaja

Apa yang akan terjadi jika perilaku menyimpang pada remaja semakin banyak ? Jelas situasi ini akan mengganggu keseimbangan dalam berbagai segi kehidupan. Konformitas tidak tercapai, keamanan dan kenyamanan menjadi terganggu. Oleh karena itu, berbagai pihak berusaha mengantisipasi meningkatnya perilaku menyimpang dengan berbagai cara. Dampak yang timbul dari perilaku menyimpang ini ibarat pedang bermata dua. Artinya, baik pelaku maupun masyarakat sekitar merasakan dampak dari perilaku menyimpang tersebut.

Setiap orang yang melakukan perilaku menyimpang oleh masyarakat akan dicap sebagai penyimpang (devian). Hal ini dikarenakan setiap tindakan yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat dianggap sebagai penyimpangan dan, harus ditolak. Individu pelaku penyimpangan tersebut akan dikucilkan dari masyarakat. Pengucilan kepada pelaku penyimpangan dilakukan masyarakat supaya pelaku penyimpangan menyadari kesalahannya. Pengucilan ini dapat terjadi di segala bidang, baik hukum, adat atau budaya. Pengucilan secara hukum melalui penjara, kurungan dan sebagainya. Kondisi ini membuat perkembangan jiwa si pelaku menjadi terganggu. Seseorang yang ditolak dalam masyarakat jiwanya menjadi tertekan secara psikologis. Timbul rasa malu, bersalah, bahkan penyesalan dalam diri individu tersebut. Inilah dampak perilaku menyimpang bagi diri si pelaku.

Perilaku menyimpang berdampak pula terhadap kehidupan masyarakat. Pertama, meningkatnya angka kriminalitas dan pelanggaran terhadap norma-norma dalam kehidupan. Hal ini dikarenakan setiap tindak penyimpangan merupakan hasil pengaruh dari individu lain, sehingga tindak kejahatan akan muncul berkelompok dalam masyarakat. Misalnya seorang residivis dalam penjara akan mendapatkan kawan sesama penjahat. Keluarnya dari penjara dia akan membentuk "kelompok penjahat". Akibatnya akan meningkatkan kriminalitas.

Selain itu perilaku menyimpang dapat pula mengganggu keseimbangan sosial serta memudarnya nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang yang tidak mendapatkan sanksi tegas dan jelas akan memunculkan sikap apatis pada pelaksanaan nilai-nilai dan norma dalam masyarakat. Akibatnya nilai dan norma menjadi pudar kewibawaannya untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat. Pada akhirnya nilai dan norma tidak dipandang sebagai aturan yang mengikat perilaku masyarakat.

(13)

8. Usaha Penanggulangan Perilaku Menyimpang pada Remaja

Usaha yang dilakukan dalam menanggulangi perilaku menyimpang remaja dapat dikelompokkan menjadi tindakan pencegahan, perbaikan dan penjagaan atau pemeliharaan. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara :

a. Usaha di Lingkungan Keluarga

1) Menciptakan keluarga yang harmonis, terbuka dan jauh dari kekacauan. Dengan keadaan keluarga yang seperti ini, mengakibatkan anak-anak remaja lebih sering tinggal dirumah daripada keluyuran di luar rumah. Tindakan ini lebih mendekatkan hubungan orang tua dengan anaknya.

2) Memberikan kemerdekaan kepada anak remaja untuk mengemukakan pendapatnya dalam batas-batas tertentu. Dengan tindakan seperti ini, anak-anak dapat berani untuk menentukan langkahnya, tanpa ada keraguan dan paksaan dari berbagai pihak. Sehingga mereka dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan.

3) Orang tua selalu berbagi pengalaman, cerita dan informasi kepada anak-anak remaja. Sehingga mereka dapat memilih figure dan sikap yang cocok unutk dijadikan pegangan dalam bertingkah laku.

4) Orang tua sebaiknya memperlihatkan sikap-sikap yang pantas dan dapat diteladani oleh anak-anak mereka.

b. Usaha di Lingkungan Sekolah

1) Menegakkan disiplin sekolah yang wajar dan dapat diterima siswa dan penghuni sekolah. Disiplin yang baik dan wajar dapat diterapkan dengan pembentukan aturan-aturan yang sesuai dan tidak merugikan berbagai pihak.

2) Pelaksanaan peraturan dengan adil dan tidak pandang bulu. Tindakan dilakukan dengan cara memberikan sangsi yang sesuai terhadap semua siswa yang melanggar peraturan tanpa melihat keadaan orang tua siswa tersebut. Seperti siswa yang berasal dari kaluarga terpandang atau pejabat.

3) Meningkatkan kerja sama dengan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar sekolah. Dengan cara ini, masyarakat dapat melaporkan langsung penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan siswa di luar pekarangan sekolah. Seperti bolos, tawuran, merokok dan minum minuman keras.

c. Usaha di Lingkungan Masyarakat

1) Menegur remaja-remaja yang sedang melakukan tindakan-tindakan yang telah melanggar norma.

(14)

2) Menjadi teladan yang baik bagi remaja-remaja yang tinggal di lingkungan tempat tinggal.

(15)

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Untuk memahami kehidupan remaja sangat tergantung pada konteks dan cara pandang yang dipakai. Akan tetapi, yang penting adalah untuk memahami dunia remaja dibutuhkan kesediaan untuk mengerti apa sebenarnya keinginan dan harapan dari dunia kehidupan mereka. Tanpa adanya pemahaman yang mendalam terhadap kehidupan remaja, semua tindakan dan cara-cara yang di lakukan hanyalah aksi-aksi untuk menghakimi atau sekedar menyalahkan mereka sebagai anak nakal yang tidak patuh pada nasehat orang tua dan guru.

Perlaku menyimpang pada remaja merupakan perilaku yang tidak sehat baik dari segi fisik, mental, sosial dan ekonomi. Bagaimana nasib negara ini di masa akan datang apabila para remaja pada saat ini sudah tidak sehat semua, padahal mereka adalah pemimpin di masa datang. Pencegahan kenakalan remaja lebih efektif dan efisien daripada kita mengobati, meskipun kita juga harus menyembuhkan remaja yang sudah terlanjur melakukan penyimpangan, pencegahan akan berjalan dengan baik apabila ada kesungguhan dari pemerintah sebagai penentu kebijakan, institusi pendidikan dimana mereka belajar dan lingkungan keluarga.

2. SARAN

Sebaiknya masyarakat dan pemerintah sering mengadakan kegiatan kepemudaan di lingkungan tempat tinggal. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama dangan melibatkan remaja-remaja untuk berpartisipasi aktif.

Untuk menghindarkan kebiasaan negatif pada diri remaja perlu dilakukan penyuluhan. Penyuluhan dapat dijadikan sebagai tempat pemberitahuan bahaya dan akibat dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang tersebut.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Kartini, Kartono.1986,.Psikologi Sosial 2. Kenakalan Pelajar. Jakarta: Rajawali. Gunarsa, Singgih D. 1988. Psikologi Pelajar. Jakarta: BPK Gunung Mulya. Kartini, Kartono. 2007. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju.

Kartini, Kartono. 1985 Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali.

Soerjono Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Jakarta: Rajawali.

Referensi

Dokumen terkait

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Sertifikat Tanah Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum pemilik tanah yang mempunyai sertipikat hak milik

Rangkuman Lantaran ada kekosongan jabatan Kepala Urusan TU di MTsN Pantai Lunci, maka Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukamara, melantik pejabat baru yaitu

Maksud disusunnya tatacara dan persyaratan teknis pengolahan limbah dan tanah terkontaminasi minyak bumi secara biologis adalah untuk mewujudkan terlaksananya pengelolaan limbah

Langkah yang perlu diambil untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkaitan dengan sektor perikanan adalah sebagai berikut: (a) Menyediakan fasilitas publik yang

(2) Penataan dan penyimpanan Arsip Inaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menjaga Arsip dapat melekat pada konteks penciptaannya, tetap terkelola dalam

Di beberapa tempat di luar negeri, pemerintah dan masyarakat bergotong- royong untuk menciptakan access point yang terjangkau, misalnya di perpustakaan umum (public library). Di

Winarno Surachman, Perkembangan Pribadi dan Keseimbangan Mental, IKIP, Bandung, 1965, hlm.7... 1) Pengayoman Polri kepada masyarakat, harus menyentuh setiap lapisan

Sistem yang akan dibangun di aplikasi wisata jogja merupakan sistem untuk menginformasikan tempat-tempat wisata dan kalender acara yang terdapat di Daerah Jogjakarta.. Sehingga