i
KATA PENGANTAR
Buletin ini merupakan laporan rutin setiap bulan yang berisikan informasi mengenai Analisis hujan bulan sebelumnya, informasi Prakiraan hujan untuk tiga bulan kedepan, Analisis kekeringan bulan sebelumnya, Prakiraan tingkat kekeringan bulan yang berjalan dan Analisis kadar air tanah bulan sebelumnya. Berbeda dengan edisi sebelumnya, pada periode ini informasi yang disajikan selain Analisis hujan bulan Desember 2015, prakiraan hujan untuk bulan Pebruari, Maret dan April 2016, Analisis indeks kekeringan 3 bulanan (Oktober – Desember 2015), ditambahkan Prakiraan indeks kekeringan 3 bulanan (Nopember 2015 – Januari 2016).
Analisis hujan diketahui dengan melihat kondisi yang terjadi pada bulan tersebut. Untuk Analisis hujan bulan Desember 2015 di seluruh Propinsi Banten dan DKI Jakarta menunjukkan bahwa hujan yang terjadi cenderung bersifat Normal dan Bawah Normal. Kecuali untuk sebagian DKI Jakarta bagian Tenggara dan Tengah, Kab Serang bagian Selatan, Kab Pandeglang bagian Timur dan Timur Laut serta sebagian besar Kab Lebak bersifat Atas Normal.
Analisis indeks kekeringan tiga bulanan (Oktober – Desember 2015) dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI) di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal-Agak Kering. Kecuali sebagian wilayah Timur dan Barat Daya DKI Jakarta, sebagian kecil wilayah Timur, Tenggara dan Barat Laut Tangerang, seluruh wilayah Barat Laut dan sebagian kecil wilayah Utara dan Timur Laut Serang, sebagian wilayah Selatan Lebak Kering-Sangat Kering. Sedangkan sebagian kecil wilayah Timur Laut DKI Jakarta, sebagian wilayah Timur dan Utara Lebak Agak Basah.
Analisis prakiraan hujan dihasilkan dari pengolahan data hujan yang ada (time series) dengan membandingkan kondisi dinamika atmosfer yang mempengaruhi wilayah Banten dan DKI Jakarta. Hasil prakiraan hujan untuk bulan Pebruari, Maret dan April 2016 di wilayah Banten dan DKI Jakarta memiliki kecenderungan bersifat Normal. Kecuali untuk bulan April 2016 sebagian wilayah Lebak dan Pandeglang bersifat Atas Normal.
Analisis Prakiraan tingkat kekeringan tiga bulanan (Nopember 2015 – Januari 2016) merupakan analisis prakiraan SPI dengan menggunakan data prakiraan curah hujan bulan Januari 2016. Analisis prakiraan tingkat kekeringan dan kebasahan tiga bulanan Nopember 2015 - Januari 2016 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal. Kecuali sebagian kecil wilayah Barat DKI Jakarta, sebagian kecil wilayah Timur Tangerang, sebagian besar wilayah Barat dan sebagian kecil wilayah Tengah dan Timur Laut Serang, sebagian besar wilayah Selatan Lebak Agak Kering. Sedangkan sebagian wilayah Timur Lebak Agak Basah.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Harapan kami semoga informasi ini bermanfaat sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan bagi semua pihak yang berkepentingan.
Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.
Tangerang Selatan, Januari 2016
KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI
PONDOK BETUNG
Ir. BUDI ROESPANDI NIP.196007061981031002
KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BEB TUNG
Ir. BUDI RRRRROOOOEO SPANDI NIP.19600700666616 981031002
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... II DAFTAR ISI ... III
1 TINJAUAN UMUM ... 1
1.1 Curah Hujan ... 1
1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan ... 1
1.3 Sifat Hujan ... 1
1.4 Intensitas Hujan ... 1
1.5 Cuaca Ekstrim ... 2
1.6 SOI (Southern Oscillation Index) ... 2
1.7 DMI (Dipole Mode Index) ... 2
1.8 Kekeringan ... 2
1.9 Jenis-jenis kekeringan ... 3
1.10 Standardized Precipitation Index (SPI) ... 3
1.11 Peta Normal Curah Hujan ... 5
2 ANALISIS HUJAN BULAN DESEMBER 2015 ... 6
2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan Desember 2015 ... 6
2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Desember 2015 ... 7
2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Desember 2015 ... 8
2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Desember 2015 ... 9
2.5 Data Iklim Bulan Desember 2015 Stasiun BMKG Propinsi Banten dan DKI Jakarta ... 12
2.6 Informasi Kejadian Cuaca Ekstrim wilayah Banten Tanggal 20 Desember 2015 ... 13
3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN PEBRUARI, MARET DAN APRIL 2016 ... 13
3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global ... 13
3.2 Prakiraan Kondisi Hujan Sampai Dengan Bulan April 2016 ... 15
3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Pebruari 2016 ... 16
3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Pebruari 2016 ... 17
3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2016 ... 18
3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2016 ... 19
3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2016 ... 20
3.8 Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2016 ... 21
4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 22
4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Januari 2016 ... 22
4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Pebruari 2016 ... 23
5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN DESEMBER 2015 PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 24
6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE NOPEMBER 2015 – JANUARI 2016 DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 31
7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN DESEMBER PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA ... 33
LAMPIRAN 1. ANALISIS HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN DESEMBER 2015 ... 35
LAMPIRAN 2. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN PEBRUARI 2016 ... 36
LAMPIRAN 3. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN MARET 2016 ... 37
LAMPIRAN 4. PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH BANTEN DAN DKI JAKARTA BULAN APRIL 2016 ... 38
LAMPIRAN 5. INDEKS SPI TIGA BULANAN DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA... 39
LAMPIRAN 6. PETA SEBARAN POS HUJAN UNTUK EVALUASI BULANAN ... 41
i ii
1
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
1 TINJAUAN UMUM 1.1 Curah Hujan
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap.
1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan
Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama 28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulan lainnya.
1.3 Sifat Hujan
Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu bulan di suatu tempat dengan rata-ratanya atau normalnya pada bulan dan tempat yang sama.
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :
a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.
b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.
c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.
Rata-rata curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan minimal periode 10 tahun. Sedangkan normal curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.
1.4 Intensitas Hujan
Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu. Umumnya memiliki satuan mm/jam.
Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :
a. Enteng (tipis) : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam b. Sedang : jika nilai curah hujan antara 13 – 38 mm/jam c. Lebat : jika nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam
2
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
1.5 Cuaca Ekstrim
Cuaca ekstrim, yaitu keadaan cuaca yang terjadi bila:
1. Jumlah hari hujan yang tercatat paling banyak melebihi harga rata-rata pada bulan yang bersangkutan di stasiun tersebut.
2. Intensitas hujan terbesar dalam 1 (satu) jam selama periode 24 jam dan intensitas dalam 1 (satu) hari selama periode satu bulan yang melebihi rata-ratanya.
3. Terjadi kecepatan angin >45 km/jam dan suhu udara >35oC atau <15oC.
Curah hujan Ekstrim :
Curah Hujan dengan intensitas >50 milimeter per hari menjadi parameter terjadinya hujan dengan intensitas lebat. Sedangkan curah hujan ekstrim memiliki curah hujan >100 milimeter per hari.
(Jaja Supiatna, Diklat Meteorologi Publik 2008)
1.6 SOI (Southern Oscillation Index)
Indeks ini menunjukan perbedaan tekanan udara antara daerah Tahiti (mewakili daerah Amerika Selatan) dan Darwin (mewakili India-Australia). Jika nilai SOI negatif, berarti tekanan udara permukaan sepanjang Amerika Selatan lebih daripada wilayah India-Australia, dan jika SOI positif akan terjadi sebaliknya.
1.7 DMI (Dipole Mode Index)
Fenomena Dipole Mode Indeks (DMI) yaitu fenomena yang ditandai dengan interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia, dimana terjadi penurunan suhu muka laut dari keadaan normalnya di Samudera Hindia tropis bagian timur (pantai barat Sumatera) dan kenaikan temperatur dari normalnya di Samudera Hindia tropis bagian barat atau bagian timur Afrika, Menganalisis kejadian DMI digunakan indeks sederhana, yaitu berupa dipole anomali suhu muka laut yang didefinisikan sebagai perbedaan anomali suhu muka laut Samudera Hindia
bagian timur (90° - 110°BT / 10°LS – ekuator) dan Samudera Hindia bagian barat (50° - 70°BT / 10°LS - 10°LU).
Pada saat DMI (+) terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat, sebaliknya apabila DMI (-) terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat.
1.8 Kekeringan
Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami.Variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan basah-bulan kering, tahun basah-tahun kering, dan dekade basah-dekade kering.
Berkurangnya curah hujan biasanya ditandai dengan berkurangnya air dalam tanah sehingga pertanian merupakan sektor pertama yang akan terpengaruh. Cukup sulit untuk mengetahui kapan kekeringan akan dimulai atau berakhir, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukannya. Apakah kekeringan itu berakhir ditandai dengan faktor-faktor meteorologi dan klimatologi atau ditandai dengan berkurangnya dampak negatif yang dialami oleh manusia dan lingkungannya.
3
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
1.9 Jenis-jenis kekeringan a. Kekeringan Meteorologis
Kekeringan ini berkaitan dengan tingkat curah hujan yang terjadi berada dibawah kondisi normalnya pada suatu musim. Perhitungan tingkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis adalah sebagai berikut;
1. Kering: apabila curah hujan antara 70% - 85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal)
2. Sangat kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh dibawah normal)
3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh dibawah normal)
b. Kekeringan Pertanian
Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut :
1. Kering : apabila ¼ daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena ringan s/d sedang)
2. Sangat kering : apabila ¼ - 2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat)
3. Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (terkena puso) c. Kekeringan Hidrologis
Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ketinggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ketinggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut :
1. Kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5 tahunan
2. Sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan
3. Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh dibawah periode 50 tahunan
d. Kekeringan Sosial Ekonomi
Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komoditi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis.
1.10 Standardized Precipitation Index (SPI)
Standardized Precipitation Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam susatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metode statistic probabilitas distribusi gamma.
4
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SPI adalah : • SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda • Dapat memberikan peringatan dini kekeringan
• Dapat membantu menilai tingkat keparahan kekeringan • SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index
Berdasarkan nilai SPI, ditentukan kategori tingkat kekeringan dan kebasahan sebagai berikut:
a) Tingkat Kekeringan
1. Sangat Kering : Jika nilai SPI -2,00 dengan probabilitas 2,3%
2. Kering : Jika nilai SPI –1,50 s/d -1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 dengan probabilitas 9,2% b) Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 dengan probabilitas 68,2%
c) Tingkat Kebasahan
1. Sangat Basah : Jika nilai SPI 2,00 dengan probabilitas 2,3% 2. Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49 dengan probabilitas 9,2%
Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama tiga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI.
5
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 2. Peta Normal Hujan
Bulan Pebruari Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 4. Peta Normal Hujan Bulan April Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 1. Peta Normal Hujan
Bulan Desember Propinsi Banten dan DKI Jakarta
1.11 Peta Normal Curah Hujan
Gambar 3. Peta Normal Hujan Bulan Maret Propinsi Banten dan DKI Jakarta
6
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
2 ANALISIS HUJAN BULAN DESEMBER 2015
Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta, maka analisis curah hujan bulan Desember 2015 dapat diinformasikan sebagai berikut :
2.1 Analisis Sifat Hujan Bulan Desember 2015
SIFAT HUJAN WILAYAH
Bawah Normal (BN)
Sebagian DKI Jakarta bagian Barat Daya dan Barat, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali bagian Barat Daya, Utara dan Timur Laut, Sebagian besar Kota Tangerang kecuali bagian Timur Laut, Seluruh Kota Tangerang Selatan, Sebagian Kab Serang bagian Timur dan Tengah, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Utara, Tenggara dan Barat Daya, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Tengah dan Barat Daya
Normal (N)
Sebagian DKI Jakarta bagian Barat Laut dan Timur Laut, Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Barat Daya, Utara dan Timur Laut, Sebagian Kota Tangerang bagian Timur Laut, Sebagian Kab Serang bagian Barat Daya, Barat, Barat Laut, dan Utara, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Timur Laut, Timur, Tenggara dan Barat Daya, Sebagian Kab Lebak bagian Selatan
Atas Normal (AN)
Sebagian DKI Jakarta bagian Tenggara dan Tengah, Sebagian kecil Kab Serang bagian Tenggara, Selatan dan Utara, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Timur Laut dan Timur, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Tengah, Selatan dan Barat Daya
Gambar 5. Peta Distribusi Sifat Hujan
7
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Desember 2015
CURAH HUJAN WILAYAH
Rendah (0 – 100 mm)
Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Barat Daya, Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Barat Laut, Sebagian Kota Tangerang Selatan bagian Timur, Sebagian kecil Kab Serang bagian Utara dan Timur Laut
Menengah (101 – 300 mm)
Sebagian besar DKI Jakarta kecuali sebagian kecil di bagian Barat Daya, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali sebagian kecil di bagian Barat Laut, Seluruh Kota Tangerang, sebagian besar Kota Tangerang Selatan kecuali bagian Timur, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Utara, Timur Laut dan Barat Daya, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Barat Daya dan Barat, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Tengah
Tinggi (301 – 400 mm)
Sebagian kecil Kab Serang bagian Barat Daya, Sebagian Kab Pandeglang bagian Tenggara, Selatan dan Barat Laut, Sebagian besar Kab Lebak bagian Selatan, Barat Daya, Utara dan Timur Laut Sangat Tinggi
> 400 mm
Sebagian kecil Kab Serang bagian Selatan, Sebagian Kab Pandeglang bagian Timur, Tengah dan Timur Laut, Sebagian Kab Lebak bagian Timur, Tenggara, Barat dan Barat Laut
Gambar 6. Peta Distribusi Curah Hujan
8
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Desember 2015
KRITERIA TERJADI TANGGAL
Angin dengan kecepatan > 45 km/jam -
Suhu Udara > 35OC
Staklim Pondok Betung :
- Tgl 6, 9, 13 & 23 Desember 2015 : 35.2 °C - Tgl 2 Desember 2015 : 35.5 °C Stageof Tangerang : - Tgl 2 Desember 2015 : 35.6 °C Suhu Udara < 17OC - Kelembaban Udara < 40 % -
Curah Hujan Harian > 100 mm
- DKI Jakarta :
- Manggarai tgl 7 Desember 2015 : 104.5 mm - Pulo Gadung tgl 7 Desember 2015 : 120 mm - Serang :
- Ciomas tgl 17 Desember 2015 : 127 mm - Lebak :
- Sampang Peundeuy tgl 17 Desember 2015 : 102 mm - Cilaki/Ciminyak tgl 31 Desember 2015 : 109 mm - Pandeglang : - Munjul tgl 6 Desember 2015 : 110 mm - Mandalawangi tgl 16 Desember 2015 : 165 mm - Cilemer tgl 17 Desember 2015 : 171 mm - Cimanuk tgl 17 Desember 2015 : 103 mm - Jiput tgl 17 Desember 2015 : 101 mm - Cibaliung tgl 21 Desember 2015 : 105 mm
9
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Desember 2015 Gambar 7. Intensitas Hujan Harian pada Area Pondok Betung Bulan Desember 2015
Pada bulan Desember 2015, grafik disamping menunjukkan intensitas hujan dengan kategori Enteng 55%, Sedang 6% dan Tidak ada hujan 39%.
Gambar 8. Suhu Udara Harian pada Area Pondok Betung Bulan Desember 2015
Pada bulan Desember 2015 grafik di atas menunjukkan bahwa suhu udara rata-rata memiliki kisaran nilai 25.3 – 29.2oC. Suhu maksimum absolut ditunjukkan dengan garis merah adalah
bernilai 35.5oC terjadi pada tanggal 2. Sedangkan suhu minimum absolut ditunjukkan dengan
10
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 9. Kelembaban Udara Harian pada Area Pondok Betung Bulan Desember 2015
Kelembaban Udara yang tercatat di Stasiun Klimatologi Pondok Betung pada bulan Desember 2015 bernilai maksimum pada tanggal 12 sebesar 88% sedangkan bernilai minimum pada tanggal 25 sebesar 71%.
Gambar 10. Windrose Area Pondok Betung Bulan Desember 2015
Gambar windrose bulan Desember 2015 di atas menunjukkan bahwa angin yang terjadi pada bulan tersebut sebagian besar berasal dari arah Barat dan untuk frekuensi kejadian dengan kategori kategori 2-4 knots sebesar 51.6%, kategori 4-6 knots sebesar 41.9% dan kategori 6-8 knots sebesar 6.5%.
11
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 11. Temperatur Tanah Gundul dan Tanah Berumput Rata-rata pada Area Pondok Betung Bulan Desember 2015
Gambar 12. Lama Penyinaran Matahari Harian pada Area Pondok Betung Bulan Desember 2015
Dari gambar di atas terlihat bahwa lama penyinaran matahari pada bulan Desember 2015, bernilai maksimum pada tanggal 23 sebesar 99% sedangkan bernilai minimum pada tanggal 12, 15, 16 dan 17 sebesar 0%.
12
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 13. Penguapan Udara pada Area Pondok Betung Bulan Desember 2015
Nilai rata-rata penguapan yang terukur pada Panci Penguapan bulan Desember 2015 sebesar 3.7 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 24 sebesar 6.0 mm dan bernilai minimum pada tanggal 17 sebesar 0.8 mm. Sedangkan untuk penguapan yang terukur pada ruangan (Piche) rata-rata sebesar 2.8 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 27 sebesar 7.0 mm dan bernilai minimum pada tanggal 13 dengan nilai 0.5 mm.
2.5 Data Iklim Bulan Desember 2015 Stasiun BMKG Propinsi Banten dan DKI Jakarta
No Pos Hujan Temperatur (0C) Kelembaban Udara (%) Lama Penyinaran Matahari (%) Hujan
Rata-rata Maks Min Jumlah (mm)
Hari Hujan
(hari)
1 Stasiun Klimatologi Pondok Betung 27.9 33.3 24.9 81 44 72.8 19
2 Stasiun Meteorologi Curug 26.7 32.2 23.6 85 45 131.1 16
3 Stasiun Meteorologi Serang 27.6 32.3 24.2 81 53 155.4 17
4 Stasiun Maritim Tanjung Priok 28.7 32.1 26.0 76.8 55 251.3 14
5 Stasiun Meteorologi Cengkareng 27.9 32.1 24.4 80.8 56 177 14
6 Stasiun Geofisika Tangerang 28.2 33.1 24.9 78.8 49 178.1 16
13
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
2.6 Informasi Kejadian Cuaca Ekstrim wilayah Banten Tanggal 20 dan 21 Desember 2015
Menjelang masuknya musim hujan pada bulan Desember 2015, telah terjadi angin kencang (puting beliung) di wilayah Propinsi Banten sejak minggu (20/12/2015) hingga kemarin (Senin, 21/12/2015), kawasan Banten dilanda angin kencang (puting beliung).
Berdasarkan data Pusdalops BPBD Kabupaten Serang, ada 18 rumah yang hancur diterjang puting beliung pada Minggu (20/12/2015) di Kampung Nambo, Desa Cibodas. Sebanyak 250 rumah rusak ringan dan 20 rumah rumah rusak berat di Desa Lempuyang, Kecamatan Tanara.
Di Desa Sukamanah, Kecamatan Tanara, kerusakan juga menimpa SDN Sukamanah, tepatnya di Kampung Secaba. Di Kampung Sukamaju, Desa Tanara, enam rumah rusak ringan. Selanjutnya, satu rumah rusak ringan, satu mobil rusak berat, dan tiga motor rusak akibat tertimpa pohon di Desa Pagandikan, Kecamatan Lebakwangi, tepatnya di Kampung Bangkir. Satu rumah juga mengalami rusak akibat tertimpa pohon di Desa Singarajan, Kecamatan Pontang. “Rata-rata rumah rusak di bagian atap seperti genteng jatuh,” ungkap Operator Pusdalops BPBD Kabupaten Serang Denny Haryadi saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler, Senin (21/12/2015).
Di Kecamatan Kragilan, warga Kampung Luwung Semut RT 01 RW 01, Desa Jeruk Tipis, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, tewas di tempat kejadian karena tertimpa pohon kedondong setinggi 10 meter saat menyusui anaknya di dalam rumah, Minggu (20/12/2015) pukul 14.00 WIB. Sementara di Kecamatan Carenang, seorang warga tewas disambar petir. Itu akibat angin kencang disertai hujan deras yang melanda kawasan Banten akhir-akhir ini.
Di Kecamatan Carenang, warga Kampung Tegalsari, Desa Walikukun korban tewas akibat tersambar petir, saat kejadian turun hujan dan angin kencang. Senin (21/12/2015) pukul 15.00 WIB.
3 PRAKIRAAN HUJAN BULAN PEBRUARI, MARET DAN APRIL 2016 3.1 Kondisi Dinamika Atmosfer Secara Global
Pada bulan Januari posisi semu matahari berada di wilayah selatan ekuator dan akan terus berada di wilayah tersebut, kemudian mulai bergerak menuju ekuator hingga bulan Maret. Saat ini diprakirakan suhu hangat perairan muka laut akan terkonsentrasi di wilayah sekitar perairan di selatan ekuator. Dengan demikian suhu muka laut seharusnya akan menghangat di wilayah tersebut dan menghasilkan uap air dalam terbentuknya hujan yang ada disekitarnya. Kondisi peningkatan suhu muka laut tersebut akan memiliki implikasi terhadap munculnya berbagai vortek (gangguan) berupa pusat tekanan udara rendah diwilayah sekitar selatan ekuator. Untuk wilayah Indonesia suhu muka laut umumnya hangat di bagian Barat sehingga potensi penguapan relatif lebih tinggi di wilayah tersebut, sedangkan wilayah Tengah dan Timur sama dengan rata - ratanya.
Berikut adalah berbagai indeks prakiraan kondisi yang menguraikan keadaan dinamika atmosfer sebagai bahan pertimbangan kondisi untuk bulan Pebruari hingga April 2016, sebagai berikut :
1. Anomali Suhu Muka Laut (SST) :
Anomali suhu muka laut terbagi menjadi tiga wilayah yaitu Samudera Hindia, Perairan Indonesia dan Samudera Pasifik. Untuk wilayah Samudera Hindia diprakirakan memiliki anomali yang normal. Suhu muka laut wilayah perairan Indonesia cenderung hangat dan berpotensi mendapat penambahan massa uap air, kecuali wilayah perairan Papua. Dan wilayah perairan Pasifik terdapat anomali yang positif (El Nino Kuat) sampai dengan Pebruari 2016, kemudian mulai melemah pada bulan April 2016.
14
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 14. Anomali Suhu Muka Laut
Sumber : NCEP-USA
2. SOI (Southern Oscillation Indeks) dan Nino 3.4 :
Melihat prakiraan anomali suhu muka laut diatas, maka kondisi suhu muka laut pada wilayah pasifik akan menghangat dibandingkan normalnya, sehingga mempengaruhi nilai indeks SOI. Nilai SOI rata-rata 30 hari terakhir bernilai negatif, hal ini berarti tekanan udara di wilayah Pasifik (Tahiti) relatif lebih rendah dibandingkan dengan Australia (Darwin) sehingga terdapat potensi pengurangan suplai uap air yang tidak signifikan di wilayah Indonesia khususnya bagian Timur dan Tengah. Nilai indeks Nino 3.4 akan bernilai positif dan diprakirakan akan cenderung menurun mulai bulan Pebruari 2016 dan akan menjadi El Nino lemah pada bulan April 2016. Hal tersebut mengindikasikan adanya penurunan pasokan uap air sebagai pembentuk hujan diwilayah Indonesia.
Gambar 15. Prakiraan Anomali Wilayah Nino 3.4
15
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
3. IOD (Indeks Ocean Dipole) :
Nilai dari IOD diprakirakan akan berada pada kondisi normal hingga bulan April 2016 sehingga tidak berpotensi terjadi pengurangan ataupun penambahan pasokan uap air yang signifikan di wilayah Indonesia.
Gambar 16. Prakiraan Indeks Dipole Mode
Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/poama2.4/poama.shtml
3.2 Prakiraan Kondisi Hujan Sampai Dengan Bulan April 2016
Mengingat kondisi dinamika atmosfer di atas, maka diprakirakan wilayah
Indonesia, khususnya wilayah Banten dan DKI Jakarta, pada bulan Pebruari
hingga April 2016, khususnya yang dipengaruhi oleh kondisi musim (wilayah
ZOM) akan mulai mengalami sedikit peningkatan intensitas hujan tetapi masih
berada pada sifat normal
Gambar 17. Prakiraan Anomali Curah Hujan Harian bulan Pebruari s/d April 2016
16
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Pebruari 2016
SIFAT HUJAN WILAYAH
Bawah Normal (BN)
Sebagian kecil Kab Serang bagian Barat Daya dan Barat, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Tenggara, Barat Daya dan Barat Laut, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Timur, Tenggara dan Barat Daya
Normal (N)
Sebagian besar DKI Jakarta kecuali bagian Timur Laut dan Tengah, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali sebagian kecil di bagian Barat Laut, Seluruh Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Timur Laut, Barat dan Barat Daya, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Tenggara, Barat Daya dan Barat Laut, Sebagian besar Kab Lebak kecuali sebagian kecil di bagian Timur, Tenggara dan Barat Daya
Atas Normal (AN)
Sebagian DKI Jakarta bagian Timur Laut dan Tengah, Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Barat Laut, Sebagian Kab Serang bagian Timur Laut
Gambar 18. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Pebruari 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
17
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Pebruari 2016
CURAH HUJAN WILAYAH
Rendah
(0 – 100 mm) -
Menengah (101 – 300 mm)
Sebagian Kab Tangerang bagian Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut, Kota Tangerang Selatan bagian Barat, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Timur Laut, Barat Daya dan Barat, Sebagian Kab Pandeglang bagian Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut, Sebagian Kab Lebak bagian Utara, Tengah dan Tengara
Tinggi (301 – 400 mm)
DKI Jakarta bagian Timur, Barat Daya dan Barat Laut, Sebagian Kab Tangerang bagian Utara, Timur Laut dan Timur, Seluruh Kota Tangerang, Sebagian besar Kota Tangerang Selatan kecuali bagian Barat, Sebagian Kab Serang bagian Timur Laut, Barat Daya dan Barat, Kab Pandeglang bagian Utara, Timur Laut, Timur dan Selatan, Sebagian Kab Lebak bagian Timur, Selatan, Barat Daya, Barat dan Timur Laut
Sangat Tinggi > 400 mm
Sebagian besar DKI Jakarta kecuali bagian Timur, Barat Daya dan Barat Laut, Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Timur
Gambar 19. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Pebruari 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
18
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2016
SIFAT HUJAN WILAYAH
Bawah Normal (BN) Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Barat Daya, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Tenggara dan Timur Laut
Normal (N)
Sebagian besar DKI Jakarta kecuali bagian Barat dan Barat Laut, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali bagian Barat Laut dan Timur Laut, Sebagian besar Kota Tangerang kecuali bagian Tenggara, Sebagian besar Kab Serang kecuali sebagian kecil di bagian Timur, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Timur dan Barat Daya, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Tenggara, Barat dan Timur Laut
Atas Normal (AN)
DKI Jakarta bagian Barat dan Barat Laut, Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Barat Laut dan Timur Laut, Sebagian kecil Kota Tangerang bagian Tenggara, Sebagian kecil Kab Serang bagian Timur, Sebagian Kab Pandeglang bagian Timur, Sebagian Kab Lebak bagian Barat
Gambar 20. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
19
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2016
CURAH HUJAN WILAYAH
Rendah
(0 – 100 mm) Sebagian kecil Kab Serang bagian Utara
Menengah (101 – 300 mm)
Seluruh wilayah DKI Jakarta, Kab Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Serang kecuali sebagian kecil di bagian Utara dan Barat Daya, Kab Pandeglang bagian Timur, Selatan, Barat Daya, Barat dan Timur Laut, Sebagian Kab Lebak bagian Tengah, Barat, Barat Laut, Utara dan Timur Laut
Tinggi (301 – 400 mm)
Sebagian kecil Kab Serang bagian Barat Daya, Sebagian Kab Pandeglang bagian Barat Laut, Timur, Tengah, dan Selatan, Sebagian Kab Lebak bagian Selatan, Barat Daya, dan Tengah
Sangat Tinggi > 400 mm
Sebagian kecil Kab Pandeglang bagian Tenggara, Sebagian Kab Lebak bagian Timur dan Barat Daya
Gambar 21. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
20
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2016
SIFAT HUJAN WILAYAH
Bawah Normal (BN)
Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Barat Daya, Sebagian Kab Serang bagian Utara dan Timur Laut, Sebagian kecil Kab Lebak bagian Timur
Normal (N)
Sebagian besar DKI Jakarta kecuali sebagian kecil di bagian Barat Daya, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali sebagian kecil di bagian Utara, Seluruh Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan,Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Barat Laut, Utara dan Timur Laut, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Timur, Barat Daya, Barat dan Barat Laut, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Timur, Tenggara, Selatan dan Barat
Atas Normal (AN)
Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Utara, Sebagian kecil Kab Serang bagian Barat Laut, Sebagian Kab Pandeglang bagian Timur, Barat Daya, Barat dan Barat Laut, Sebagian Kab Lebak bagian Tenggara, Selatan dan Barat
Gambar 22. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
21
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
3.8 Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2016
CURAH HUJAN WILAYAH
Rendah (0 – 100 mm)
Sebagian kecil DKI Jakarta bagian Utara, Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Barat Laut, Sebagian kecil Kab Tangerang bagian Barat Laut, Sebagian Kab Serang bagian Utara dan Timur Laut
Menengah (101 – 300 mm)
Sebagian besar DKI Jakarta kecuali sebagian kecil di bagian Utara, Sebagian besar Kab Tangerang kecuali bagian Barat Laut, Seluruh Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Sebagian besar Kab Serang kecuali bagian Utara dan Timur Laut, Sebagian besar Kab Pandeglang kecuali bagian Tenggara, Barat Daya, Tengah dan Utara, Sebagian besar Kab Lebak kecuali bagian Timur dan Tenggara
Tinggi
(301 – 400 mm) Kab Pandeglang bagian Tenggara, Barat Daya, Tengah dan Utara, Kab Lebak bagian Timur dan Tenggara Sangat Tinggi
> 400 mm -
Gambar 23. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
22
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
4 PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
Prakiraan potensi banjir bulan Januari dan Pebruari 2016 Propinsi Banten dan DKI Jakarta yang disampaikan meliputi potensi banjir tinggi, menengah, rendah dan aman dari kejadian banjir.
4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Januari 2016
Pada gambar di atas diketahui bahwa pada bulan Januari 2016 potensi banjir di seluruh wilayah DKI Jakarta dan Banten adalah Menengah.
Gambar 25. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Januari 2016 Propinsi Banten Gambar 24. Peta Prakiraan Potensi Banjir
23
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Pebruari 2016
Pada gambar di atas diketahui bahwa pada bulan Pebruari 2016 potensi banjir di seluruh wilayah DKI Jakarta dan Banten adalah Menengah.
Gambar 26. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Pebruari 2016 Propinsi DKI Jakarta
Gambar 27. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Pebruari 2016 Propinsi Banten
24
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
5 ANALISIS INDEKS KEKERINGAN DAN KEBASAHAN BULAN DESEMBER 2015 PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
Monitoring Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI
DAERAH
TINGKAT KEBASAHAN
AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH
DKI Jakarta Rorotan -
-Tangerang - -
-Serang - -
-Pandeglang - -
-Lebak Banjar Irigasi Cipanas,
Kec.Cimarga -
25
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 28. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Propinsi Banten dan DKI Jakarta
26
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 29. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Propinsi DKI Jakarta
27
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 30. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan
28
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 31. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Wilayah Serang (Kota Serang, Kab. Serang, Kota Cilegon)
29
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 32. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Pandeglang
30
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 33. Peta Monitoring Tingkat Kekeringan dan Kebasahan Kabupaten Lebak
31
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
6 PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE NOPEMBER 2015 – JANUARI 2016 DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
Gambar 34. Peta Prakiraan Indeks Kekeringan Propinsi Banten dan DKI Jakarta
32
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
DAERAH
TINGKAT KEKERINGAN
SANGAT
KERING
KERING AGAK
KERING
DKI Jakarta
- - -Tangerang
- - Pondok BetungSerang
- - Anyer, Carenang,Mancak, Walantaka
Pandeglang
- - -33
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
7 ANALISIS KADAR AIR TANAH BULAN DESEMBER PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
Data Analisis Kadar Air Tanah Bulan Desember 2015 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
g n a r u k t a g n a s 3 4 -) G K M B ( n a r o y a m e K 1 A T R A K A J I K D . I g n a r u k t a g n a s 3 9 -) G K M B ( g n u t e B k o d n o P 2 g n a r u k t a g n a s 7 5 -) G K M B ( k o i r P g n u j n a T 3 g n a r u k t a g n a s 9 8 -) G K M B ( g n e r a k g n e C 4 g n a r u k t a g n a s 8 -) U A I N T ( m i l a H 5 g n a r u k t a g n a s 7 9 -o n o w u b u k a P 6 g n a r u k t a g n a s 8 4 -t e r a K 7 g n a r u k t a g n a s 6 7 -i a r a g g n a M 8 g n a r u k 5 1 n a t o r o R 9 g n a r u k t a g n a s 0 2 -k a d a B a w a R I I I r e t n u S 0 1 g n a r u k t a g n a s 7 9 -r a m a d o K r e t n u S 1 1 g n a r u k t a g n a s 1 1 -g n u d a G o l u P 2 1 p u k u c 7 6 k o p e D 3 1 g n a r u k t a g n a s 1 9 -g n o p r e S D T P U 4 1 G N A R E G N A T . I I g n a r u k t a g n a s 6 1 -) G K M B ( g u r u C 5 1 g n a r u k t a g n a s 3 9 -) G K M B ( g n a r e g n a T f o e g a t S 6 1 g n a r u k t a g n a s 5 9 -k u a M 7 1 g n a r u k t a g n a s 6 9 -k e s e r K 8 1 g n a r u k t a g n a s 2 9 -a j a r a l a B 9 1 20 BPP Sepatan -98 sangatkurang g n a r u k t a g n a s 3 8 -t a t u p i C g n u d n e B 1 2 g n a r u k t a g n a s 5 9 -h o d n o p i C 2 2 g n a r u k t a g n a s 6 9 -o j n o r K 3 2 g n a r u k t a g n a s 6 9 -g e j a R 4 2 g n a r u k t a g n a s 6 9 -a y a J g n a d n i S 5 2 g n a r u k t a g n a s 7 9 -i r i m e K l a g e T 6 2 g n a r u k t a g n a s 2 9 -a y l u M a k u S a d n e B 7 2 g n a r u k t a g n a s 5 9 -n a t a p e S D T P U 8 2 g n a r u k t a g n a s 6 2 -g n a n e a s 7 9 n i g n i r a C P P B 0 3 ngat cukup g n a r u k t a g n a s 0 9 -) G K M B ( g n a r e S 1 3 G N A R E S . I I I p u k u c t a g n a s 0 0 1 s a m o i C 2 3 p u k u c 1 6 a k g n a n i C 3 3 g n a r u k t a g n a s 1 9 -) a t r e m a g n i S ( s a u r i C 4 3 g n a r u k t a g n a s 2 -n a y a r a m a P 5 3 g n a r u k t a g n a s 5 9 -n e m e s a K 6 3 g n a r u k t a g n a s 7 7 -r e y n A 7 3 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n a c n i r a d a P 8 3 g n a d e s 6 4 s o r a B 9 3 g n a r u k t a g n a s 3 9 -n a k a t n a l a W 0 4 g n a r u k t a g n a s 3 9 -u t a w t a m a r K 1 4 p u k u c 7 8 n a r a u b a P 2 4 g n a r u k t a g n a s 0 4 -k a c n a M 3 4 g n a r u k t a g n a s 2 9 -a t r e m a g n i S 4 4 g n a r u k t a g n a s 7 9 -g n a n e r a C 5 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n a l g e d n a P 6 4 G N A L G E D N A P . V I p u k u c t a g n a s 0 0 1 n a u b a L 7 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 s e n e M 8 4 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n u i l a b i C 9 4 g n a r u k t a g n a s 6 4 -n a m i l i C D B 0 5 p u k u c t a g n a s 0 0 1 k u n a m i C 1 5 p u k u c t a g n a s 0 0 1 ) r e m e l i C . d B ( i r a s r a j n a B 2 5 K A B E L . V p u k u c t a g n a s 0 0 1 s a n a p i C -i s a g i r I r a j n a B 3 5 p u k u c t a g n a s 0 0 1 h a y a B 4 5
55 Lebak Parahiang-Leuwidam ar 100 s angat cukup g n a r u k 4 2 g n i p g n i l a M 6 5 a s 0 0 1 a r i j a S P P B 7 5 ngat cukup p u k u c t a g n a s 0 0 1 i k a l i C 8 5 g n a r u k t a g n a s 5 1 -u r a B k a l a s i C 9 5 p u k u c t a g n a s 0 0 1 a g r a m i C c e K 0 6 p u k u c 0 7 s e l e L g n o j o B 1 6 p u k u c t a g n a s 0 0 1 y u e d n u e P g n a p m a S 2 6 p u k u c t a g n a s 0 0 1 g n u n u G g n u r a W 3 6 g n a r u k 8 2 s a k g n a R / a n O r i s a P 4 6 Ket : - = defis it % ATI Kategori WILAYAH NO STASIUN PENGAMATAN
34
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Gambar 35. Peta Analisis Ketersediaan Air Tanah Bulan Desember 2015 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
35
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Lampiran 1. Analisis Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Desember 2015
I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 200 170 - 230 273 AN 2. Pondok Betung (BMKG) 239 203 - 275 73 BN 3. Tanjung Priok (BMKG) 235 200 - 270 249 N 4. Cengkareng (BMKG) 186 158 - 214 176 N 5. Halim 252 214 - 290 300 AN 6. Pakubuwono 235 200 - 271 118 BN 7. Kedoya Selatan 218 185 - 250 177 BN
II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 221 188 - 254 134 BN 9. Stageof Tangerang 196 166 - 225 119 BN 10. Mauk 195 166 - 225 133 BN 11. Kresek 142 121 - 164 83 BN 12. Balaraja 190 162 - 219 130 BN III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 170 145 - 196 125 BN 14. C i o m a s 280 238 - 322 456 AN 15. Cinangka 347 295 - 399 376 N 16. Ciruas (Singamerta) 186 158 - 213 116 BN 17. Kramat Watu 150 127 - 172 131 N 18. Pamarayan 213 181 - 245 285 AN 19. Kasemen 105 89 - 121 96 N 20. Mancak 391 332 - 449 228 BN 21. Carenang 219 186 - 252 57 BN 22. Padarincang 409 348 - 471 378 N
IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 411 349 - 472 521 AN
24. Labuan 433 368 - 498 401 N 25. Menes 462 392 - 531 382 BN 26. Cibaliung 557 473 - 640 501 N 27. Munjul 566 481 - 651 586 N 28. Cikeusik 488 415 - 562 *) *) V. L E B A K 29. Banjarsari (Bd. Cilemer) 279 237 - 321 554 AN 30. Rangkasbitung 233 198 - 268 307 AN 31. Banjar Irigasi-Cipanas 251 213 - 289 435 AN 32. Bayah 386 328 - 443 375 N 33. Lebak Parahiang-Leuwidamar 350 298 - 403 182 BN 34. Malingping 432 367 - 497 331 BN 35. BPP Sajira 260 221 - 299 306 AN 36. Panyaungan Panggarangan 402 342 - 462 *) *) N RR SIFAT
WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm)
Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1981-2010 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)
RR : Curah hujan bulan berjalan (mm)
36
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Lampiran 2. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Pebruari 2016
I. D KI JAKAR TA 1. BMKG Kem ayoran 323 275 - 372 420 AN
2. Pondok Betung (BMKG) 318 270 - 365 303 N 3. Tanjung Priok (BMKG) 351 298 - 403 413 AN 4. C engkareng (BMKG) 341 290 - 392 328 N 5. H alim 428 364 - 492 430 N 6. Pakubuw ono 363 309 - 418 328 N 7. Kedoya Selatan 428 363 - 492 423 N
II. TAN GER AN G 8. C urug (BMKG) 280 238 - 322 294 N
9. Stageof Tangerang 316 269 - 364 325 N 10. Mauk 314 267 - 361 349 N 11. Kres ek 268 228 - 308 272 N 12. Balaraja 246 209 - 283 270 N III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 269 229 - 310 236 N 14. C i o m a s 329 280 - 378 314 N 15. C inangka 343 291 - 394 279 BN
16. C iruas (Singam erta) 269 228 - 309 261 N
17. Kram at Watu 257 219 - 296 217 BN 18. Pam arayan 274 233 - 315 252 N 19. Kas em en 205 174 - 236 189 N 20. Mancak 423 359 - 486 325 BN 21. C arenang 290 247 - 334 338 AN 22. Padarincang 382 325 - 439 332 N
IV. PAN D EGLAN G 23. Pandeglang 446 380 - 513 381 N
24. Labuan 358 304 - 412 267 BN
25. Menes 408 347 - 469 309 BN
26. C ibaliung 423 360 - 487 402 N
27. Munjul 359 305 - 413 413 N
28. C ikeus ik 439 373 - 504 308 BN
V. L E B A K 29. Banjars ari (Bd. C ilem er) 308 262 - 354 350 N
30. R angkas bitung 271 230 - 312 252 N
31. Banjar Irigas i-C ipanas 352 299 - 404 295 BN
32. Bayah 426 362 - 490 340 BN
33. Lebak Parahiang-Leuw idam ar 317 269 - 365 285 N
34. Malingping 343 292 - 394 339 N
35. BPP Sajira 325 276 - 374 340 N
36. Panyaungan Panggarangan 352 299 - 405 311 N
S TAS IUN P ENGAM ATAN X (m m ) N RR S IFAT
PRAK IRAAN HUJAN
WILAYAH BANT EN D AN D KI JAK ART A
B ULAN : PEBRUARI 2016
W ILAYAH
Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1981-2010 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)
37
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Lampiran 3. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan Maret 2016
I. DKI JAKARTA 1. BMKG Kem ayoran 198 168 - 228 221 N
2. Pondok Betung (BMKG) 239 203 - 275 205 N 3. Tanjung Priok (BMKG) 168 143 - 193 182 N 4. Cengkareng (BMKG) 162 137 - 186 169 N 5. Halim 270 230 - 311 281 N 6. Pakubuwono 229 195 - 264 225 N 7. Kedoya Selatan 189 161 - 218 228 AN
II. TANGERANG 8. Curug (BMKG) 202 172 - 233 214 N
9. Stageof Tangerang 195 166 - 224 187 N 10. Mauk 144 123 - 166 162 N 11. Kres ek 128 109 - 147 158 AN 12. Balaraja 166 141 - 190 163 N III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 168 143 - 193 169 N 14. C i o m a s 253 215 - 291 262 N 15. Cinangka 264 225 - 304 242 N
16. Ciruas (Singam erta) 135 115 - 155 127 N
17. Kram at Watu 161 137 - 185 163 N 18. Pam arayan 200 170 - 230 186 N 19. Kas em en 95 81 - 110 88 N 20. Mancak 229 195 - 264 209 N 21. Carenang 148 126 - 170 151 N 22. Padarincang 351 298 - 404 343 N
IV. PANDEGLANG 23. Pandeglang 324 276 - 373 293 N
24. Labuan 340 289 - 391 319 N
25. Menes 361 307 - 416 324 N
26. Cibaliung 398 338 - 457 396 N
27. Munjul 208 177 - 239 306 AN
28. Cikeus ik 366 311 - 421 409 N
V. L E B A K 29. Banjars ari (Bd. Cilem er) 208 176 - 239 270 AN
30. Rangkas bitung 228 194 - 262 211 N
31. Banjar Irigas i-Cipanas 288 245 - 331 279 N
32. Bayah 380 323 - 438 305 BN 33. Lebak Parahiang-Leuwidam ar 296 252 - 340 267 N 34. Malingping 341 290 - 392 335 N 35. BPP Sajira 286 243 - 329 228 BN 36. Panyaungan Panggarangan 379 322 - 436 337 N N RR SIFAT
PRAKIRAAN HUJAN
WILAYAH BANT EN DAN DKI JAKART A
BULAN : M ARET 2016
W ILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (m m )
Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1981-2010 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)
38
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Lampiran 4. Prakiraan Hujan Wilayah Banten dan DKI Jakarta Bulan April 2016
I. DKI JAKAR TA 1. BMKG Kem ayoran 154 131 - 177 143 N
2. Pondok Betung (BMKG) 222 189 - 255 217 N 3. Tanjung Priok (BMKG) 107 91 - 123 96 N 4. C engkareng (BMKG) 128 109 - 147 135 N 5. H alim 252 214 - 290 217 N 6. Pakubuw ono 230 196 - 265 189 BN 7. Kedoya Selatan 171 145 - 197 151 N
II. TAN GER AN G 8. C urug (BMKG) 248 211 - 286 224 N
9. Stageof Tangerang 156 133 - 180 161 N 10. Mauk 101 86 - 117 110 N 11. Kres ek 95 81 - 109 88 N 12. Balaraja 142 121 - 164 139 N III. S E R A N G 13. Serang (BMKG) 144 122 - 165 124 N 14. C i o m a s 235 200 - 270 238 N 15. Cinangka 202 172 - 232 225 N
16. Ciruas (Singam erta) 126 107 - 144 111 N
17. Kram at Watu 123 104 - 141 101 BN 18. Pam arayan 196 166 - 225 184 N 19. Kas em en 90 76 - 103 75 BN 20. Mancak 151 128 - 174 121 BN 21. Carenang 109 93 - 125 86 BN 22. Padarincang 299 254 - 344 289 N
IV. PAN D EGLAN G 23. Pandeglang 280 238 - 322 278 N
24. Labuan 228 193 - 262 281 AN
25. Menes 314 267 - 362 341 N
26. Cibaliung 321 273 - 369 338 N
27. Munjul 355 302 - 408 317 N
28. Cikeus ik 327 278 - 376 307 N
V. L E B A K 29. Banjars ari (Bd. C ilem er) 183 156 - 211 271 AN
30. Rangkas bitung 223 190 - 257 213 N
31. Banjar Irigas i-C ipanas 336 286 - 386 254 BN
32. Bayah 288 245 - 332 363 AN
33. Lebak Parahiang-Leuw idam ar 235 200 - 270 248 N
34. Malingping 200 170 - 230 294 AN
35. BPP Sajira 277 235 - 318 240 N
36. Panyaungan Panggarangan 260 221 - 299 304 AN
RR SIFAT
PRAKIRAAN HUJAN
WILAYAH BANT EN DAN DKI JAKART A
BULAN : APRIL 2016
W ILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (m m ) N
Keterangan : X : Rata-rata curah hujan bulanan (mm); Tahun 1981-2010 N : Normal curah hujan (antara 0.85 X – 1.15 X)
39
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Lampiran 5. Indeks SPI Tiga Bulanan Di Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Data Curah Hujan dan Indeks SPI Tiga Bulanan Di Beberapa Tempat Di Propinsi Banten Dan DKI Jakarta
Okt 2015 Nop 2015 Des 2015
1 Cengkareng KAB.TANGERANG 15 59 176 -0,56
2 Curug KAB.TANGERANG 5 263 134 -1,30
3 Halim (TNI AU) JAKARTA TIMUR 1 74 300 -1,30
4 Kemayoran JAKARTA PUSAT 0 79 273 -0,34
5 Pondok Betung TANGERANG SELATAN 10 101 73 -2,20
6 Serang SERANG 29 57 125 -1,40
7 Tangerang KOTA TANGERANG 4 53 119 -1,80
8 Tanjung Priok JAKARTA UTARA 0 173 249 0,20
9 Depok DEPOK 7 314 250 -1,10
10 Karet JAKARTAPUSAT 0 174 257 0,27
11 Kedoya JAKARTA BARAT 10 94 177 -1,40
12 Manggarai JAKARTA SELATAN 0 182 192 -0,73
13 Pakubuwono JAKARTA SELATAN 29 223 118 -0,99
14 Pulogadung JAKARTA TIMUR 0 1 301 -1,70
15 Rorotan JAKARTA UTARA 0 193 354 1,00
16 Sunter Kodamar JAKARTA UTARA 0 59 159 -1,50
17 Sunter III Rawabadak JAKARTA UTARA 0 162 305 0,61
18 BPP Caringin KAB.TANGERANG 5 325 310 -0,80
19 JaƟwaringin Mauk KAB.TANGERANG 13 14 133 -1,00
20 UPTD Balaraja KAB.TANGERANG 6 223 130 -0,46
21 UPTD Benda Sukamulya KAB.TANGERANG 4 106 123 -0,78
22 UPTD Bendung Ciputat KAB.TANGERANG 12 123 182 -0,36
23 UPTD Cipondoh Sambidoyong KAB.TANGERANG 0 37 133 -1,50
24 UPTD Kresek KAB.TANGERANG 1 53 83 -1,10
25 UPTD Sepatan KAB.TANGERANG 21 55 145 -1,10
26 UPTD Serpong KAB.TANGERANG 6 132 83 -1,90
27 UPTD Tegal Kemiri KAB.TANGERANG 2 50 128 -0,43
28 Anyer SERANG 0 0 186 -1,80 29 Baros SERANG 20 110 362 -0,04 30 Carenang SERANG 9 37 57 -2,50 31 Cinangka SERANG 11 156 376 -0,38 32 Ciomas SERANG 112 279 456 0,77 33 Ciruas SERANG 4 145 116 -0,86
NO NAMA STASIUN/ POS HUJAN INDEKS
SPI CURAH HUJAN (mm)
40
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Okt 2015 Nop 2015 Des 2015
34 Kasemen Kilasah SERANG 8 77 96 -0,48
35 Kragilan Kalenpetung SERANG 12 80 217 -0,52
36 Kramatwatu Pegadigan SERANG 6 9 131 -1,50
37 Mancak SERANG 0 0 228 -2,20 38 Pabuaran SERANG 69 235 294 0,16 39 Padarincang SERANG 31 312 378 -0,44 40 Pamarayan SERANG 0 176 285 -0,30 41 Petir SERANG 32 197 449 0,52 42 Pontang SERANG 0 44 151 -0,95
43 Ragas Hilir SERANG 0 60 156 -1,10
44 Singamerta SERANG 6 139 120 -0,95 45 Walantaka SERANG 147 0 146 -1,00 46 Bd Ciliman PANDEGLANG 30 138 222 -0,71 47 Cibaliung PANDEGLANG 0 394 501 -0,26 48 Cimanuk PANDEGLANG 119 298 503 0,22 49 Labuhan PANDEGLANG 46 349 401 -0,44 50 Menes PANDEGLANG 168 375 382 -0,45 51 Pandeglang PANDEGLANG 154 240 521 -0,20
52 Banjar Irigasi Cipanas LEBAK 187 377 435 1,20
53 Bojong Leles LEBAK 65 184 354 0,00
54 BPP Sajira LEBAK 121 273 306 -0,02
55 Cilaki_Ciminyak LEBAK 139 187 494 -0,07
56 Cilemer LEBAK 60 218 554 0,65
57 Cisalak Baru LEBAK 18 138 279 -0,87
58 Kec.Cimarga LEBAK 238 271 423 1,20
59 Lebak Parahiang LEBAK 128 254 389 -0,04
60 Malingping Utara LEBAK 2 84 331 -2,00
61 Pasir Ona Rangkasbitung LEBAK 36 185 307 -0,52
KABUPATEN/KOTA INDEKS
SPI CURAH HUJAN (mm)
NAMA STASIUN/ POS HUJAN NO
41
BMKG
Analisis Indeks Kekeringan dan Kebasahan Bulan Desember 2015 dan Prakiraan Indeks Kekeringan Bulan Januari 2016
Stasiun Klimatologi Pondok Betung
Lampiran 6. Peta Sebaran Pos Huj