ASURANSI KESEHATAN
MENUJU BPJS KESEHATAN
(Disampaikan dalam Diskusi Panel dalam rangka Pra Munas Ke 1 PARSI
Bandung, 13 Maret 2013)
1
AGENDA
Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan
5.
Kebijakan Pelayanan Kesehatan PT Askes
6.
Iuran BPJS Kesehatan
1.
2.
3.
4.
Sejarah Asuransi dan Kondisi Pelayanan Kesehatan
Perjalanan PT Askes & Transformasi
Pentingnya JK SJSN
Kepesertaan BPJS Kesehatan
Prinsip umum Asuransi
Komunitas sosial dalam bentuk
tolong menolong
Jika suatu rumah terbakar, maka tetangga sekitar wajib
membantu membangun kembali rumah yang rusak.
Kalau seseorang tidak mau membantu ia tidak akan
dibantu tetangganya jika disuatu hari ia mendapat musibah.
ASURANSI
RISIKO
- Ketidakpastian suatu peristiwa kerugian ekonomis /
keadaan yang memburuk
- Ketidakpastian suatu peristiwa dalam waktu tertentu
gagal mencapai target yang sudah direncanakan
Jika risiko menimpa aset
nilai ekonomis aset tersebut akan berkurang / hilang.
Contoh: mobil bekas tabrakan besi tua
ASURANSI
• Mengeluarkan risiko yang kecil, untuk menghadapi risiko yang
besar yang dapat terjadi di kemudian hari
• Mengeluarkan sejumlah kecil uang (premi/ iuran), untuk
mendapat manfaat yang besar pada saat terjadi risiko.
• Membagi risiko pada banyak orang.
– The Law of Large Number :
• Semakin banyak peserta, resiko lebih terbagi
• Semakin banyak peserta, iuran lebih rendah
• Asuransi Bukan Judi :
– Karena membuat risiko yang tidak pasti (musibah/ biaya
pengobatan) menjadi hal yang pasti (premi/ iuran)
– Judi : mencari risiko yang tidak pasti (kalah main judi) yang
sebenarnya tidak ada risiko itu.
– Jika kita tidak mengasuransikan kesehatan, justru kita berjudi
dengan risiko pada saat sakit
Pembagian Asuransi
1. Asuransi Jiwa (Life Insurance)
- Unsur proteksi
- Unsur investasi + proteksi
dikelola swasta / pemerintah
2. Asuransi Umum (General Insurance)
- Unsur proteksi
Dikelola swasta / pemerintah
3. Asuransi Sosial (Social Insurance)
- Unsur proteksi
Dikelola pemerintah
Diatur dalam UU No. 2 1992 – Usaha Perasuransian
4.
Asuransi Kesejahteraan Sosial (Social Security Insurance)
- Unsur proteksi
dikelola swasta / pemerintah
Diatur dalam UU No. 11 Thn 2009 – Kesejahteraan Sosial
Asuransi Sosial
(Social Insurance)
• Apa saja yang dapat diasuransikan:
– Kemampuan untuk mendapat penghasilan setelah
mengalami musibah / memasuki masa pensiun
– Biaya rawat inap / pengobatan
• Masa berlaku kontrak asuransi:
– Mulai dari beberapa menit / jam / hari (selama naik
kendaraan umum), sampai puluhan tahun selama
menjadi karyawan perusahaan
• Risiko yang ditanggung:
– Meninggal dunia
– Sakit
– Cacat
Contoh Asuransi Sosial:
- ASKES
- JASA RAHARJA
- JAMSOSTEK
- ASABRI
- TASPEN
Asuransi Sosial
(Social Insurance)
9
Asuransi Kesejahteraan
Sosial
(Social Security Insurance)
• Jaminan Sosial =
1. Asuransi Kesejahteraan Sosial,
2. Bantuan Langsung Berkelanjutan
•
Asuransi Kesejahteraan Sosial
khusus untuk orang
tidak mampu dan tidak terjamin oleh sistem asuransi
sosial pada umumnya yang berbasis pada kontribusi
peserta.
•
Ditujukan untuk
= fakir miskin, lanjut usia terlantar,
anak yatim piatu terlantar, penyandang cacat fisik,
cacat mental
Health Insurance Specialist
KONDISI KESEHATAN
SAAT INI
SOS International
Global Health
• Hubungan Pemberi pelayanan dan pasien:
– Bipartit
– Asimetri
• Sumber Pembiayaan saat sakit :
– Uang sendiri
– Dibantu keluarga / Orang lain
– Perusahaan / Kantor
– Asuransi
– Jamkesmas (Bansos)
– Pemda
Pasien
Provider
• Pola berobat : – Self Medicine – Tenaga Non Medis – Tenaga Paramedis – Tenaga MedisPERAN ASURANSI
KESEHATAN
• Tripartit
• Menghindari Asimetri
• Menjadi agar pelayanan berkualitas namun
efisien dari sisi biaya
• Menjaga pelayanan sesuai indikasi medis
dan Standar Pelayanan Medis
Pasien
Provider
PENTINGNYA JK SJSN
16
Sistem Jaminan Sosial Nasional
UUD 45 Pasal 34 ayat 2
UUD 45
Pasal 28 H ayat 3
Konvensi ILO
102/1952
UU 40/2004
SJSN
Setiap warga negara berhak
mendapatkan jaminan sosial
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
YANG LAYAK
Pemerintah wajib tingkatkan
kesejahteraan masy. &
kembangkan sistem jaminan sosial
9 Perlindungan dasar :
kecelakaan kerja, sakit, hamil,
bersalin , hari tua, meinggal ,
pensiun, tunjangan keluarga
& pengangguran
UU 24/2011
BPJS
Prinsip SJSN dalam
Penyelenggaraan Program Askes
.
PRINSIP SJSN
IMPLEMENTASI PT ASKES
Kepesertaan
bersifat wajib
PP 69/91: PNS, Penerima Pensiun PNS/TNI/Polri, Veteran dan
Perintis Kemerdekaan wajib dan otomatis menjadi peserta
Askes
Kepesertaan Jamkesmas dan PJKMU oleh Bupati / Walikota
Kegotong-royongan
Berlaku hukum bilangan besar (law of the large number), dan
terjadi subsidi silang sesama peserta saling meringankan
resiko dengan peserta lainnya
Ekuitas
Manfaat bersifat komprehensif bagi seluruh peserta
Portabilitas
Peserta Askes dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan di luar wilayah domisili / tempat tinggal peserta
Nirlaba
Sejak tahun buku 2007 PT Askes tidak menyetorkan dividen
kepada negara, sisa dana / surplus dimanfaatkan untuk
peningkatan pelayanan demi kepuasan peserta Askes
Prinsip SJSN dalam
Penyelenggaraan Program Askes
.
PRINSIP SJSN
IMPLEMENTASI PT ASKES
Dana amanat
Premi digunakan sepenuhnya untuk kemanfaatan dan kepuasan
peserta dalam pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
Sisa dana PJKMU merupakan hak Peserta dan digulirkan untuk
program tahun berikutnya
Kehati-hatian
PT. Askes telah mengembangkan konsep Entreprise Risk
Management)
Keterbukaan
Pemeriksaan oleh Auditor Eksternal: BPK, BPKP, KAP.
Pemeriksaan Internal: SPI, Komite Audit
Berdasarkan hasil audit eksternal, PT Askes dikategorikan
“Wajar
Tanpa Pengecualian” dengan predikat “Sehat” dan “Sehat Sekali”
selama 17 tahun berturut-turut
Akuntabilitas
Penerapan PSAK dalam manajemen keuanganPenerapan Good
Corporate Governance (GCG) di lingkungan PT Askes (Persero)
sejak tahun 2005, dan implementasi melalui pelaksanaan Kode Etik
oleh seluruh Karyawan
PENDANAAN NEGARA UNTUK
BELANJA KESEHATAN MASYARAKAT/PENDUDUK
NEGARA MAJU
Rata-rata = 7,7% PDB
NEGARA BERKEMBANG
Rata-rata = 5,8% PDB
NEGARA MISKIN
Rata-rata = 4,7% PDB
% DANA PUBLIK* UNTUK KESEHATAN
DUNIA
Dana Pemerintah = 33%
Asuransi Sosial
= 25%
Asuransi Swasta = 20%
Out of Pocket
= 18 %
INDONESIA
Dana Publik = 40%
Out of Pocket = 60%
Sumber : World Bank, 2008
Dana Publik = APBN/APBD & Asuransi Sosial
DANA PUBLIK
Maju
= 70,1%
Berkembang = 61,7%
Miskin
= 51,7%
Tertiary Care
Self Care
Primary Care
Secondary
Tertiary
PELAYANAN TERSTRUKTUR BERJENJANG
Sistem Rujukan
Sistem Pembiayaan
PEL BERBASIS KED KELUARGA
Distribusi provider
Perjalanan Askes dan
Transformasi
BPDPK
PHB
PT ASKES
BPJS
KESEHATAN
Tahun 1968
Keppres 230/1968
Peserta : PNS dan Penerima Pensiun
Sistem : Reimbursement
Tahun 1984
PP 23/1984
Peserta : PNS dan Penerima Pensiun
Veteran, Pensiunan TNI/POLRI
Tahun 1992
PP 69/1991 dan PP 6/1992
Peserta : PNS dan Penerima Pensiun
Veteran, Pensiunan TNI/POLRI
dan Badan Usaha Lainnya
Sistem : Managed Care
Tahun 2014
UU 24 tahun 2011
Peserta : Peserta Askes,
Jamkesmas, TNI/POLRI,
Jamsostek dan
seluruh masyarakat
Sistem : Managed Care
Cita-cita asuransi kesehatan bagi rakyat semesta
Menkes 1966-1978 Prof Dr GA Siwabesi
TRANSFORMASI BADAN
BPJS I
KESEHATAN
1 Juli 2015
2029
1 Januari 2014
PT ASKES
PT ASABRI
PT TASPEN
PT
JAMSOSTEK
PT
TASPEN ?
BPJS II
PT
ASABRI ?
TRANSFORMASI PROGRAM
BPJS KESEHATAN
JPK
JAMSOSTEK
TNI/POLRI
JAMKESMAS
ASKES
SOSIAL
BUMN
BUMD
JAMKESDA
BU SWASTA
PT ASKES Bubar
TANPA
likuidasi
SEMUA
Asset, liabilitas, hak & kewajiban hukum PT ASKES
menjadi Asset & liabilitas, hak & kewajiban hukum BPJS KES
SEMUA
Pegawai PT ASKES menjadi Pegawai BPJS
KESEHATAN
Menteri BUMN
(RUPS) sahkan lap. posisi keuangan penutup
PT Askes (Persero) setelah diaudit oleh Akuntan Publik
Menteri Keuangan
sahkan lap. posisi keuangan pembuka
BPJS Kes & lap.keuangan pembuka dana JK
Presiden
Mengangkat Dewan Pengawas dan Direksi BPJS
Kesehatan (untuk pertama kali Dewan Komisaris dan Direksi
PT ASKES diangkat menjadi Dewan Pengawas dan Direksi
BPJS Kesehatan untuk paling lama 2 tahun).
Kepesertaan
BPJS Kesehatan
Peserta Askes saat ini
ASKES SOSIAL 16,5 jt
• PNS, Penerima Pensiun PNS, Penerima Pensiun TNI/POLRI, Veteran dan
Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya , Dokter PTT dan Bidan PTT
JAMKESMEN / JAMKESTAMA 0,005 jt
• Menteri dan Pejabat Tertentu beserta keluarganya
• Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPR,DPD, BPK, Komisi Yudisial, Hakim
Mahkamah Konstitusi dan Hakim Agung MA beserta keluarganya
PJKMU (Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum)
2,3 jt
• Masyarakat Umum yang dijaminkan oleh Pemerintah Daerah melalui
kerjasama antara Pemda dengan PT Askes (Persero)
JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat) 76,4 jt
• Manajemen Kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu
TOTAL :100,5
juta (42,1 %)
2 KELOMPOK UTAMA
•PBI
•NON PBI
Segmen masyarakat dapat dikelompokkan pada 4 segmen:
Kelompok mampu:
mempunyai jaminan kesehatan dengan asuransi
pribadi melalui perusahaan swasta
mampu membayar iuran
Kelompok formal:
mempunyai jaminan kesehatan mengikuti ketentuan
ketenagakerjaan atau mengelola sendiri
mampu membayar iuran
Kelompok non formal:
tidak mempunyai jaminan kesehatan
kemampunan untuk membayar iuran tidak tentu
terutama
sustainabilitasnya
Kelompok masyarakat miskin dan tidak mampu
mempunyai jaminan kesehatan dengan iuran yang ditanggung
Pemerintah PUSAT MAUPUN DAERAH
TAHAPAN TRANSFORMASI
PROGRAM
ASKES PNS,
PENSIUNAN
PNS/TNI/POL
RI VETERAN
ASKES PNS,
PENSIUNAN
PNS/TNI/POL
RI VETERAN
JAMKESMAS,
JAMSOSTEK, TNI/POLRI
AKTIF, PENDAFTAR
BARU SESUAI
KETENTUAN
BUMN/BUMD
SWASTA,
JAMKESDA
NON
FORMAL.
INDIVIDUAL
UC
2013
2014
2015
2019
?
2012
PASAL-PASAL YANG BERKAITAN DENGAN
KEPESERTAAN BPJS
Pemerintah mendaftarkan PBI dan anggota keluarganya sebagai peserta kepada BPJS Wewenang BPJS al mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerjayang tidak
memenuhi
kewajibannya
Setiap orang, termasuk orang
asing
yang
bekerja
paling
singkat
6 (enam) bulan di
Indonesia,
wajib
menjadi
Peserta
program
Jaminan
Sosial
Pasal 15
Pasal 18
Pasal 14
Pasal 10
Kewajiban BPJS antara lain memberikan
nomor identitas tunggal kepada Peserta
UU BPJS
No 24 Th
2011
Pasal 13
Pemberi Kerja secara bertahap
wajib mendaftarkan dirinya dan Pekerjanya sebagai Peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti
Pemberi Kerja, dalam melakukan
pendaftaran, wajib memberikan data dirinya dan Pekerjanya berikut anggota keluarganya secara lengkap dan benar kepada BPJS
Pasal 11
Tugas
BPJS antara
lain
melakukan
dan
atau
menerima
pendaftaran Peserta
Pasal 16
Setiap orang, selain Pemberi Kerja, Pekerja dan PBI, yang memenuhi persyaratan kepesertaan dalam program Jaminan Sosial wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarganya sebagai Peserta kepada BPJS sesuai dengan program Jaminan Sosial yang diikuti
Setiap orang wajib memberikan
data mengenai dirinya dan Pemberi Kerja selain
Penyelenggara Negara
yang tidak
melaksanakan
ketentuan pasal 15 dan 16 dikenai sanksi administratif
Pelayanan Kesehatan
BPJS Kesehatan
UU BPJS No. 24 th 2011
Pelayanan Kesehatan
Pasal 9 ayat (1):
BPJS Kesehatan sebgaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) huruf a
berfungsi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
Pasal 10 ayat f:
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, BPJS
bertugas
untuk membayarkan manfaat dan/ atau membiayai
pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan program jaminan sosial.
Pasal 11 ayat d:
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, BPJS
berwenang
untuk membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan
mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada
standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pasal 13 ayat d:
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud daam pasal 10, BPJS
PT ASKES (PERSERO)
BPJS KESEHATAN
1.
Berbasis Asuransi Sosial
2.
Implementasi Managed Care
3.
Pelayanan Komprehensive
4.
Fokus pada Promotive Preventive
5.
Pelayanan berjenjang
6.
Pelayanan Kedokteran Keluarga
7.
Seleksi Provider (Credentialing dan
Recredentialing)
8.
Seleksi Obat (DPHO) oleh Tim Ahli DPHO
9.
Pola tarif Kapitasi, Paket, Luar Paket (FFS) dan
semi DRG’s
10.
Penetapan tarif oleh MenKes
11.
Penjaminan penuh Katastropik
12.
Tidak ada urun biaya pada kecuali pelayanan
Paket 1 (pemeriksaan) di Rawat Jalan
13.
Coordination of Benefit
14.
Utilization Review
15.
Quality Assurance melalui Dewan Pertimbangan
Medik
1.
Berbasis Asuransi Sosial
2.
Implementasi Managed Care
3.
Pelayanan Komprehensive
4.
Fokus pada Promotive Preventive
5.
Pelayanan berjenjang
6.
Pelayanan Kedokteran Keluarga
7.
Seleksi Provider (Credentialing dan
Recredentialing)
8.
Seleksi Obat (DPHO) oleh
Komite (BPJS, DJSN &
Kemenkes)
9.
Pola tarif berdasarkan Kapitasi &
INA-CBG’s
10.
Penetapan tarif oleh MenKes
11.
Penjaminan penuh Katastropik
12.
Urun biaya pada pelayanan yang berpotensi
morale hazard, besarannya ditetapkan oleh
BPJS atas approval DJSN
13.
Coordination of Benefit
14.
Utilization Review
15.
Quality Assurance oleh
Badan Pertimbangan
Medik (MAB)
16.
Kompensasi untuk daerah tidak ada Faskes
KONSEP MANFAAT
KESEHATAN
PASAL-PASAL YANG BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN KESEHATAN BPJS
UU No 40
Th 2004
Pasal 22
1. Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan
2. Untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakan urun biaya
1. Manfaat jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 diberikan pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau
Swasta yang menjalin kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
2. Dalam keadaan darurat, pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan pada fasilitas kesehatan yang tidak menjalin kerja sama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
3. Dalam hal di suatu daerah belum tersedia
fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medik sejumlah peserta, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial wajib memberikan Kompensasi
4. Dalam hal peserta membutuhkan rawat inap di rumah sakit, maka kelas pelayanan di rumah sakit diberikan berdasarkan kelas standar
Pasal 23
Daftar dan harga tertinggiobat-obatan, serta bahan medis habis pakai yang dijamin oleh BPJS ditetapkan sesuai dengan
Pasal 26
1. Manfaat jaminan kesehatan Besarnya pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara BPJS dan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah
tersebut
2. BPJS wajib membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak permintaan pembayaran diterima
3. BPJS mengembangkan sistem pelayanan
kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas jaminan
Pasal 25
Jenis-jenis pelayanan yang tidak dijamin BPJS akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pasal 24
Kebijakan Pelayanan Kesehatan
PT Askes
BENEFIT KESEHATAN
KOMPEREHENSIF
Pelayanan Kesehatan
di PPK
Pelayanan Pemulihan
Kesehatan di PPK
PELAYANAN
KURATIF & REHABILITATIF
KUALITAS HIDUP YANG
LEBIH BAIK
PELAYANAN
PROMOTIF
&
PREVENTIF
Disease Management Program
berbasis Kedokteran Keluarga
Skrining kesehatan
Home Visit / Home care
Senam Sehat
Bersama Askes
Club Risiko Tinggi
Media Promosi Kesehatan
Konsep Pelayanan Askes
.
Komprehensif sesuai kebutuhan medis
Berjenjang, Puskesmas & Dokter Keluarga sebagai gate
keeper
Rujukan atas indikasi ke pelayanan spesialistik (RS)
Berlaku di seluruh Indonesia
Minimalisasi /eliminasi iur biaya pelayanan terutama di RS
Perluasan akses pelayanan di PPK Swasta
Peningkatan pelayanan penyakit Katastrofik
Pelayanan berbasis Evidence Base Medicine
Obat Terseleksi DPHO
ASKES’ MANAGED CARE
Seleksi provider mengacu pada standar
credentialling
Pelayanan dasar berbasis kedokteran
keluarga dengan melaksanakan konsep
gatekeeper
Upaya promotif & preventif;
Sistem pelayanan berjenjang dengan pola
rujukan dan rujuk balik (
referral system
)
Daftar dan plafon harga obat
Sistem pembayaran provider: kapitasi &
pola tarif paket RS, INA CBG’s
Utilization review
PROSEDUR
PELAYANAN KESEHATAN
PUSKESMAS / DOKKEL
Rumah Sakit
A P O T I K
RJTL
RINAP
KARTU ASKES
SURAT JAMINAN PELAYANAN
RESEP OBAT
KARTU ASKES
KARTU ASKES
SURAT RUJUKAN
Dampak Rujukan
Tidak Berjenjang
• Penumpukan pasien di Rumah Sakit Rujukan
– Penambahan Poli dan Tempat tidur tidak pernah cukup
– Waktu tunggu pasien lebih lama
– Biaya (transport dan Opprtunity Cost) lebih tinggi
– Mutu Layanan di RS Rujukan menurun
• Pasien yang membutuhkan pelayanan menjadi terhambat
– Antrian Rawat Jalan yang lama
– Pasien ditolak di RS Rujukan karena tempat tidur penuh
• Transfer Knowledge ke Layanan Primer tidak terjadi
• Tidak meratanya Fasilitas Kesehatan
• Promotif, Preventif dan Rehabilitatif kurang berfungsi
• Kesalahan Poli tujuan karena Pasien berkunjung ke Rumah
Sakit tanpa dirujuk Dokter Layanan Primer
• Biaya pelayanan tidak terkendali
– Biaya pelayanan meningkat
BENEFIT PELAYANAN ASKES
RJTP
• Pelayanan
berbasis Dokter
Keluarga
(Gatekeeper &
Care Coordinator)
di :
• Puskesmas atau
Dokter Keluarga
• Poliklinik Induk
milik TNI/ POLRI
• Klinik 24 jam
• Fokus pada upaya
Preventif &
Promotif
• PROLANIS (DMP):
Penderita
penyakit kronik
(DM tipe 2 &
Hipertensi)
• Rujukan atas
RITP
• Di Puskesmas
Perawatan
• Konsultasi &
penyuluhan
kesehatan
• Perawatan &
akomodasi
• Pemeriksaan,
pengobatan dan
tindakan medis
• Pemeriksaan
penunjang
diagnostik
sederhana
• Obat pelayanan
dasar dan BAKHP
• Persalinan per
vaginam
• Rujukan atas
indikasi medis
RJTL
• Pelayanan
Spesialistik
• Physik Diagnostik
• Penunjang
diagnostik
• Tindakan medik
• Gigi dan mulut
spesialistik
• Rehabilitasi medik
• Darah
• Katastrofik &
Pelayanan Alat
Canggih
• Obat berdasarkan
Indikasi medis dan
sesuai Daftar dan
Plafon Harga
Obat (DPHO)
RITL
• Kelas perawatan
Gol 1 & 2
Kls II,
Gol 3 & 4
Kls I
• Physik Diagnostik
• Penunjang
diagnostik
• Tindakan medik &
Operasi Kecil sd
Khusus
• Intensive care
• Implan
• Darah
• Katastrofik &
Pelayanan Alat
Canggih
• Obat berdasarkan
Indikasi medis dan
sesuai Daftar dan
Plafon Harga
Obat (DPHO
BENEFIT PELAYANAN
ASKES
Persalinan
• Pelayanan persalinan
dapat diperoleh di:
Puskesmas Perawatan,
Rumah Sakit Umum,
Rumah Sakit Bersalin/
Khusus
• Kehamilan sampai
dengan anak kedua
hidup
• Pemeriksaan
kehamilan
• Persalinan normal
maupun dengan
penyulit per vaginam/
abdominam
ALKES
• Kacamata
• Protese gigi &
Mandibula
• Protese Anggota Gerak
• Alat bantu Dengar
• Intra Okuler Lens
• Pen & Screw
• Mesh
• Collar neck
• VP Shunt
• Corset
• Anus Buatan,
Colostomi, DJ Stent
• Double & Triple Lumen
kateter
• Vaskuler Graf
• Tulang & Sendi Buatan
LAIN -LAIN
• Promotif Preventif
• Skrining Kesehatan
peserta risiko tinggi
• Pap Smear
• Senam Sehat
IURAN BPJS
Health Insurance Specialist
• Iuran diatur dengan Peraturan Pemerintah
• Ditinjau paling lama 2 tahun sekali dengan Peraturan
Presiden
• Tata cara pembayaran iuran diatur dengan Peraturan
BPJS Kesehatan berkoordinasi dengan
PASAL-PASAL YANG BERKAITAN
DENGAN IURAN BPJS
UU No 40
Th 2004
Pasal 17
1. Setiap peserta wajib membeyar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah atau suatu jumlah nominal tertentu
2. Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya dan membayarkan iuran tersebut kepada BPJS secara berkala
3. Besarnya iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan untuk setiap jenis program secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi dan kebutuhan dasar hidup yang layak.
4. Iuran program jamiinan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar oleh pemerintah
5. Pada tahap pertama iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibayar oleh Pemerintah untuk program jaminan kesehatan
6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan Ayat (5) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
1. Pemberi kerja wajib memungut Iuran yang menjadi beban peserta dari Pekerjanya dan menyetorkannya kepada BPJS
2. Pemberi kerja wajib membayar dan menyetor Iuran yang menjadi tanggung jawabnya kepada BPJS 3. Peserta yang bukan Pekerja dan
bukan penerima Bantuan Iuran wajib membayar dan menyetor Iuran yang menjadi tanggung nya kepada BPJS 4. Pemerintah membayar dan
menyetorkan Iuran untuk penerima Bantuan Iuran kepada BPJS
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai : a) Besaran dan tatacara
pembayaran Iuran program jaminan kesehatan diatur dalam Peraturan Presiden b) Besaran dan tata cara
pembayaran Iuran selain program jaminan kesehatan diatur dalam Peraturan Pemerintah