• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARTIKEL ILMIAH OLEH: DELA GUSMITA NIM. A12D110008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ARTIKEL ILMIAH OLEH: DELA GUSMITA NIM. A12D110008"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL ILMIAH

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER DI KELAS IV SDN

NO. 165/1 SINGKAWANG

OLEH: DELA GUSMITA NIM. A12D110008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI 2014

(2)

ABSTRAK

DELA GUSMITA. 2014. “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together di Kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang” Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan. FKIP Universitas Jambi, Pembimbing : (1) Dr. Yantoro, M.Pd dan (II) Drs. Maryono,M.Pd.

Kata Kunci : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together dan Motivasi Siswa

Telah dilakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Number Head Together dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika di kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang. Penelitian ini didasarkan pada masalah rendahnya motivasi belajar siswa khususnya pada pembelajaran matematika dengan materi operasi bilangan bulat dimana hasil belajar yang dibawah standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65,00 dan kurangnya motivasi siswa dalam belajara matematika di kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang. Masih terdapatnya siswa yang jarang untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru, siswa hanya diam ketika guru mempresentasikan pelajaran, ribut dan berjalan-jalan di dalam kelas saat proses pembelajaran matematika berlangsung.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Number Head Together di kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang.

Metode penelitian yang yang dilakukan adalah melalui prosedur penelitian, perencanaan. Tindakan, observasi, evaluasi, analisis dan refleksi. Untuk menganalisis digunakan rumus persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I dengan persentase motivasi siswa sebesar 61,6% dalam kriteria penilaian baik, Siklus II dengan persentase motivasi siswa sebesar 74,2% dalam kriteria penilaian sangat baik dan Siklus III dengan persentase motivasi siswa sebesar 81,2% dalam kriteria penilaian sangat baik.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Number Head Together dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam materi operasi bilangan bulat, maka disarankan dalam proses pembelajaran matematika khususnya pada materi operasi bilangan bulat untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif Number Head Together agar siswa lebih terampil dan lebih termotivasi dalam belajar matematika.

(3)

1. Pendahuluan

Matematika merupakan ilmu dasar pengembangan sain dan teknologi. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran matematika dalam memecahkan masalah bertujuan mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan membentuk sikap kreatif, jujur, logis dan komunikatif sehingga diharapkan guru akan memiliki kemampuan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada murid agar sejalan dengan mental dan fisik mereka secara fleksibel.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam penyajian materi pembelajaran matematika dari seorang guru diharapkan lebih komunikatif, kreatif dan inovatif. Karena masalah utama dalam pendidikan adalah kurangnya motivasi belajar matematika siswa khususnya di SDN No. 165/1 Singkawang. Dalam konteks pendidikan kemampuan mengerti matematika, bukan sebagai pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap atau attitude terhadap metematika. Sedangkan aspek sikap murid terhadap matematika dari opini murid di sekolah bahwa kebanyakan mereka tidak suka pada pelajaran matematika. Ini disebabkan beberapa fakta, salah satunya adalah metode guru dalam menyampaikan materi yang selalu monoton dan kurang memotivasi siswa.

Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar sangat tergantung pada bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan. Apabila hal diatas selalu dibiarkan, tentu saja motivasi belajar siswa akan semakin menurun sehingga tujuan belajar tidak akan tercapai. Melihat kondisi seperti itu perlu di carikan alternatif perbaikan proses kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ditinjau dari pengajaran, guru dapat menggunakan model yang tepat serta mampu menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, lancar, efektif, sehingga proses pembelajaran matematika lebih menarik bagi siswa.

Tindakan yang tepat dalam mengatasi kejenuhan siswa dalam belajar Matematika di kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), karena model ini menggunakan langkah-langkah yang tepat untuk memperjelas suatu materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga lebih mudah memahami nya, di samping itu dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) siswa kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang diharapkan dapat lebih termotivasi dalam belajar matematika.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together di Kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang”. 2. Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Motivasi

. Motivasi belajar pada hakekatnya adalah dorongan penggerak aktif dalam diri siswa untuk melakukan aktifitas belajar. Motivasi belajar juga bisa dikatakan sebagai energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya Feeling yang di dahului dengan tanggapan terhadap tujuan-tujuan belajar. Motivasi belajar menentukan secara langsung terhadap intensitas belajar.

(4)

Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan melakukan kegiatan belajar secara optimal.

Menurut Donald (Sardiman, 2011:73), “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya suatu perasaan atau “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan, bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2.1.2 Jenis-jenis Motivasi

, Adapun bentuk motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Motivasi Intrinsik

“Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu” (Sardiman, 2011:89).

2. Motivasi Ekstrinsik

“Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegitan belajar” (Syah, 2002:82)..

Indikator Motivasi Belajar 1. Ketekunan

2. Keaktifan 3. Semagat belajar 4. Kehadiran 5. Keuletan

Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar, hasil belajar siswa akan menjadi optimal jika ada motivasi yang kuat dan jelas. Ada beberapa fungsi motivasi menurut Nasution (2003:76) adalah :

a. Mendorong manusia untuk berbuat.

b. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan, yang serasi dalam mencapai tujuan dengan menyisihkan perubahan-perubahan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar (Darsono dkk, 2000:34) antara lain:

a. Cita-cita atau aspirasi b. Target

c. Kemampuan d. Kondisi siswa e. Kondisi lingkungan

(5)

Pengertian Belajar

Belajar merupakan alat utama peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai unsur proses pendidikan di sekolah. Sedangkan mengajar merupakan alat utama guru sebagai pendidikan dan pengajaran sebagai proses pendidikan di kelas.

Tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran hanya dapat dicapai jika ada interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Berikut faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam belajar menurut Slameto (2007: 39):

1. Dari Dalam Diri 2.Dari Lingkungan Proses Belajar

Proses belajar itu pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta konsep serta prinsip-prinsip, sehingga satu kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik.

Pengertian Belajar Matematika

Terdapat tiga sudut pandang yang bisa digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika yaitu penalaran, proses dan luaran. Mengingat ketiga sudut pandang tersebut berkaitan, maka pelajaran matematika harus dilakukan guru secara cermat agar memperoleh hasil yang optimal.

Matematika termasuk golongan ilmu pasti. Menurut Johnsin dan Rissing (dalam Subarinah, 2006:1) “Matematika merupakan pola berpikir, pola yang mengorganisasikan pembuktian logik, pengetahuan struktur yang terorganisasi, memuat sifat-sifat, teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur yang tidak didefenisikan, aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya”.

Matematika merupakan produk dan proses yang tidak dipisahkan. Hal ini berarti dalam pembelajaran matematika untuk memperoleh hasil yang optimal para siswa sebagai subjek belajar seharusnya dilibatkan secara fisik dan mental dalam pemecahan-pemecahan masalah. Sebagaimana yang disampaikan Walle (1996 : 15) “Hal yang paling mendasar dalam matematika dan dapat memecahkan masalah-masalah dalam matematika dan para guru harus menghentikan cara mengajar dengan memberi tahu segalanya kepada siswa dan harus mulai memberikan kesempatan kepada siswa tentang matematika yang mereka pelajari”. Permasalahan ini yang mendasar munculnya gagasan untuk menekan kepada pengajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih melatih kemampuan berfikir, bernalar, dan menggali segenap potensi yang ada pada dirinya sehingga siswa mampu menempatkan dirinya sebagai objek dalam pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa serta terwujudnya pembelajaran yang efektif.

(6)

2.2.4 Materi Bilangan Bulat

Pada pembelajaran matematika di kelas 4 sekolah dasar, dalam Standar Kompetensinya menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dengan Kompetensi Dasarnya mengurutkan bilangan bulat terdapat beberapa indikator yang harus dicapai menurut Purnomosidi (2008:23), seperti berikut ini:

1). Menerapkan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari-hari, 2) Membaca dan menuliskan lambang bilangan bulat, 3) Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan, 4) Mengenal lawan suatu bilangan dan 5) Mengurutkan sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar

Kita sudah mempelajari bilangan-bilangan yang dimulai dari nol sampai tak terhingga. Selama ini yang kita pelajari 0 (nol) adalah bilangan terkecil. Tetapi, tahukan kamu bahwa ada bilangan yang lebih kecil dari 0, berikut ini salah satu contoh materi bilangan bulat:

1. Mengenal bilangan bulat positif dan negatif 2. Membaca dan menulis lambang bilangan bulat 3. Penggunaan bilangan bulat negatif

4. Membandingkan dan mengurutkan bilangan bulat Pembelajaran Cooperative Learning

Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Panitz (dalam Suprijono, 2010:54) “pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru, dimana menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang di rancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud”. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.

Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT)

model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.

Langkah Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran Numbered Head Together yaitu:

1. Guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa.

2. Guru membagi siswa menjadi beberapa tim/kelompok beranggotakan 4 siswa dan setiap siswa masing-masing diberikan nomor nomor.

3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk diselesaikan dalam kelompok mengerjakannya.

4. Siswa dalam kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.

(7)

5. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka.

6. Siswa yang lain memberikan tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model pembelajaran numbered heads together (kepala bernomor). “Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota 3-6 orang siswa secara heterogen” (Trianto,2007:52). Secara skema pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dalam bentuk bagan. Berikut bagan kerangka berfikir.

2.5 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dalam materi operasi bilangan bulat di kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang.

Pembelajaran Matematika Motivasi Belajar Siswa Rendah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nambered Heads Together Motivasi Belajar Siswa Meningkat

K

E

L

E

B

I

H

A

N

Melatih siswa untuk kerja sama

Melatih siswa menjadi tutor

Memupuk rasa kebersamaan

Membiasakan diri dengan perbedaan

Proses Pemgbelajaran dan Test Tertulis dalam setiap siklus Menghargai pendapat orang lain

(8)

3. Metode Penelitian

Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang yang dilakukan dengan penerapan model yang dipilih dalam siswa.

data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN No. 165/1 Singkawang yang berjumlah 20 orang. Data penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dan evaluasi.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa serta observasi motivasi siswa dalam bentuk angket. Instrumen yang akan digunakan dengan dasar melihat motivasi siswa secara keseluruhan adalah lembar observasi motivasi siswa.

Data yang diolah adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.

Data kuantitatif berupa hasil yang diperoleh dari hasil latihan yang diberikan guru kepada siswa yang dilakukan pada akhir pembelajaran, data ini berupa nilai. Latihan siswa diberikan dalam bentuk lembar tugas siswa (LKS) terhadap proses kegiatan pembelajaran matematika pada operasi bilangan bulat di akhir pelajaran.

Untuk melihat tindakan yang diterapkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa berhasil atau tidak, disesuaikan dengan tingkat kriteria keberhasilan Sekolah Dasar yang diterapkan.

4. Hasil Dan Pembahasan

Hasil penelitian yang ditemukan merupakan penjelasan secara rinci pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan banyaknya siklus yang diuraikan pada bab sebelumnya,rancangan penelitian ini terdiri dari tiga siklus. Siklus I

Siklus 2 Siklus 3

4.1 Pembahasan

Dari penelitian tindakan yang telah dilaksanakan dikelas IV SDN 165/1 Singkawang pada materi pokok bilangan bulat dengan menggunakan model Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT), terlihat ada peningkatan proses pembelajaran dimana diuraikan dalam hasil observasi aktivitas siswa, hasil belajar, dan pelaksanaan tindakan model Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) oleh guru dengan melaksanakan 3 siklus dimana dalam setiap 1 siklus terdiri dari 3 kali pertemuan

(9)

Rekap Hasil Observasi Motivasi Siswa

Huruf Indikator Siklus I Siklus II Siklus III

% Kategori % Kategori % Kategori

1

Ketekunan siswa dalam

menjalani proses pembelajaran matematika

63 Baik 74 Sangat

Baik 83

Sangat Baik

2 Keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran 67 Sangat Baik 76 Sangat Baik 82 Sangat Baik

3 Semangat siswa dalam belajar

matematika 58 Baik 75

Sangat

Baik 80

Sangat Baik

4 Kehadiran siswa dalam belajar 60 Baik 74 Sangat

Baik 81

Sangat Baik

5 Keuletan dan kegigihan siswa

memecahkan soal matematika 60 Baik 72 Baik 80

Sangat Baik

Rata-rata 61,6 Baik 74,2 Sangat

Baik 81,2

Sangat Baik

.

5. Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama 3 siklus. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) dikelas IV SDN 165/1 Singkawang pada materi bilangan bulat dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa mencapai kriteria keberhasilan.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Asma Almatin Ps. Ps, 2005. Dasyhat Hyponosis Learning. Yogyakarta: Pustaka Widyatama

Azhari. 1996. Motivasi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press

Conny R, Semiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT.Indeks.

Darsomo, Max. Dkk 2000. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Alpabet Daryanto, 1997. Evaluasi Hasil Belajar. Bandung: Rajawali Pers

Depdiknas, 2007. Kreatifitas guru dalam pembelajaran. Jakarta: DJPMTK Hadis Abdul. 2006. Psikologis Dalam Pendidikan. Jakarta : Alpabeta.

Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif Learning. Surabaya: University Press.

Kangan, S. (1992) Cooperative Learning Scan Clement DA, Kagan Publishing Krismanto, 2003. Beberapa teknik, Model dan Strategi Dalam Pembelajaran

Matematika. PPPG Matematika Yogyakarta. Lie, Anita.2000. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo Lie, Anita.2008. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo

Mainar. 2010. “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan menggunkan Pembelajaran kooperative tipe STAD pada Pembelajaran IPA di Kelas VSDB 91/IV Telanai Pura Kota Jambi (Skripsi tidak diterbitkan). Jambi : Unja.

Nasution. 2003. Indikator Motivasi Belajar. Jakarta : Raja Wali Pers.

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBM. Penerbit Universitas Negeri Malang.

Purnomosidi. 2008. Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Pembukuan depdiknas

Purwanto, Ngalim. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Sardiman. 2003. Interaksi dan motivasi belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

(11)

Sardiman. 2006. Interaksi dan motivasi belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Rajawali Pers Slameto. 1998. Definis Mengajar. Jakarta : Raja Wali Pers

Slameto. 2007. Definisi Mengajar. Jakarta : Raja Wali Pers

Subarinah. 2006. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka Sudjana, Nana.2009.Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Suprijono Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikaso, Yogyakarta : Pustaka Belajar

Syah Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan. Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruvistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Referensi

Dokumen terkait

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami akan memberikan kepadanya kehidupan

Jika ditinjau berdasarkan pada nilai kala ulang debit banjir pada Sungai Penggaron, Dombo Sayung dan Dolok yang dianalisis dengan menggunakan Metode Nakayasu

Model fungsi transfer pada TR 450VA dan 1300VA setelah dilakukan analisis deteksi outlier memiliki hasil parameter yang signifikan, uji asumsi residual white noise

Jika pada penulisan laporan Tugas Akhir ada rincian yang akan disampaikan dengan urutan ke bawah, dapat digunakan urutan dengan angka (1, 2, 3,…) atau huruf (a, b, c,…) sesuai

pejabat yang lebih tinggi. Setiap surat order pembelian harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang untuk mengurangi kemungkinan diterimanya barang dan timbulnya kewajiban

Teori pendapatan merupakan alat analisis yang digunakan untuk melihat apakah usahatani kelapa sawit yang berkembang selama ini sudah dapat dikatakan menguntungkan

[r]

Malaria bisa kambuh bila terlalu lelah atau makan makanan yang dipantang seperti tersebut di atas, ada juga yang mengatakan tidak tahu karena belum pernah sakit malaria,