• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VI. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan mengkaji aspek non finansial dan aspek finansial.

6.1. Analisis Aspek Non Finansial

Analisis aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, serta aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

6.1.1. Aspek Pasar

Sebelum melakukan produksi dalam kegiatan usaha peternakan sapi perah, peternak harus mengetahui potensi pasar dan pangsa pasar. Bila kemampuan pasar untuk menyerap produksi sangat tinggi dengan harga jual yang tepat, maka akan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya bila pasar tidak menyediakan kemungkinan menyerap produksi, maka usaha yang dirintis akan mengalami kerugian.

6.1.1.1. Potensi Pasar (Market Potential)

Susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dipasarkan ke PT. Indolakto, perusahaan sendiri dan konsumen akhir yaitu pembeli yang membeli susu segar langsung di perusahaan. Susu murni PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos telah memiliki image produk yang baik di mata konsumen karena produknya yang tidak dicampur dengan komponen lainnya seperti air dan gula yang dapat merusak dan kandungan gizi dalam susu. Susu tersebut mempunyai masa simpan ± tiga jam dalam suhu kamar dan disimpan dalam cooling unit dengan suhu 2,4°C.

Kualitas susu yang dihasilkan sangat mempengaruhi tingkat harga susu yang diberikan. Dalam menghasilkan susu dengan kualitas yang baik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos harus memperhatikan standar mutu yang berlaku di pasaran dengan melakukan uji kualitas. Berikut standar mutu atau kualitas susu yang baik dapat dilihat pada Tabel 7.

(2)

Tabel 7. Standar Mutu atau Kualitas Susu yang Baik Tahun 2011 No Kriteria Uji Satuan Persyaratan Keadaan

1 Bau

Rasa Warna Konsistensi

NORMAL

2 Uji Alkohol Negatif

3 Lemak 3,20 4 Berat Jenis (BJ) 1,026 – 1,028 5 Total Solid (TS) 11,28% 6 Kadar Protein 2,5% 7 PH 5 - 7% Sumber : http://ekabees.blogspot.com/2011/01/standar-susu-segar.html

Harga susu berfluktuatif berdasarkan penilaian kualitas susu yang diberikan pihak PT. Indolakto berdasarkan uji kualitas susu yaitu Total Solid 12,44 persen sebesar Rp 4.500,-. Untuk harga ke konsumen akhir yang membeli secara langsung di perusahaan yaitu sebesar Rp 6.000,- per liter. Kualitas susu yang dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kualitas Susu yang Dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Mei 2011

Keterangan Persentase

Total Solid 12,44%

Berat Jenis (BJ) 1,0260

Kadar Lemak 3,74%

Solid Non Fat (SNF) 8,70%

Keasaman (PH) 6,60%

Kadar Protein 3,34%

Uji Alkohol Negatif

Uji Warna, Rasa dan Bau Normal

Sumber : PT. Indolakto, 2011.

6.1.1.2. Pangsa Pasar

Saat ini penjualan susu murni ke PT. Indolakto mencapai ± 2.900 liter/hari . Kuota minimal susu yang diterima oleh PT. Indolakto dari perusahaan peternakan adalah 2.000 liter/hari/sekali pengiriman. PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki produktifitas

(3)

susu yang relatif tinggi dan stabil yaitu 16-20 liter/ekor/hari dan brand image produk yang baik di mata pelanggan.

6.1.1.3. Hasil Analisis Aspek Pasar

Berdasarkan analisis aspek pasar, potensi dan pangsa pasar dinilai memadai untuk pemasaran produk. Permintaan bahan baku susu sapi pihak PT. Indolakto saat ini belum terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa pemasaran produk masih terbuka lebar, sehingga dapat disimpulkan aspek pasar usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos layak untuk dijalankan.

6.1.2. Aspek Teknis

Aspek teknis yang dijalankan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sangat tergantung dari lokasi proyek, sarana dan prasarana pendukung, serta proses produksi yang dilaksanakan. Secara teknis, aspek-aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan peternakan sapi perah tersebut.

6.1.2.1. Lokasi Proyek

Kota Bogor memiliki suhu rata-rata tiap bulan 260C dengan suhu terendah 21,80C dan suhu tertinggi 30,40C. Kelembaban udara 70 persen dengan curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500-4.000 mm. Pada umumnya sapi perah jenis FH dapat berproduksi dengan baik pada suhu udara sama dengan atau dibawah 300C. Dengan demikian iklim di Kota Bogor cocok untuk lokasi usaha ternak sapi perah.

Alasan pemilihan lokasi proyek untuk peternakan sapi perah di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat lokasi mudah diakses karena jalan terbuat dari aspal yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

6.1.2.2. Sarana dan Prasarana a) Lahan

Lahan yang dimiliki oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan lahan HGU (Hak Guna Usaha). Total luas lahan peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos kurang lebih mencapai 651 Ha. Lahan ini digunakan untuk membangun kandang, gudang pakan, serta tambahan untuk tempat tinggal/mess pekerja.

b) Kandang

Pada umumnya tipe kandang yang baik untuk sapi perah, dengan menggunakan sistem stall yang dibuat dalam bentuk tunggal atau ganda. Bentuk tunggal, sapi ditempatkan satu baris. Sementara bentuk ganda sapi ditempatkan dua baris dan saling berhadapan atau saling bertolak belakang.

(4)

Sedangkan tipe kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Free Stall Barn. Model kandang ini dirancang untuk menciptakan kenyamanan pada ternak, dimana sapi dapat bergerak bebas mengakses tempat istirahat dan bebas untuk bergerak makan dan minum di dalam kandang serta memudahkan perkerja dalam hal pembersihan dan pemberian pakan. Selain itu bertujuan untuk meningkatkan produksi susu yang dihasilkan dan meningkatkan kesehatan ternak karena ternak dapat lebih banyak bergerak yang menyebabkan sitem metabolisme akan lebih baik. Ukuran kandang Free Stall Barn mempunyai panjang 75m, lebar 21,5m dan tinggi 8,77. Sistem kandang ini setiap satu kandang memiliki kapasitas sebanyak 200 ekor sapi dewasa. Selain kandang bebas, PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki dua kandang pedet, dua kandang pejantan muda, dan juga memiliki dua kandang sapi potong.

Untuk lebih jelasnya kandang Free Stall Barn dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Sketsa Tipe Kandang (Sistem Free Stall Barn)

Kandang PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos umumnya terbuat dari bahan bangunan yang terbuat dari kombinasi besi dan pagar stall dengan berlantaikan semen, serta tipe atap kandang yang digunakan yaitu tipe monitor dengan arah kandang membujur ke timur dan barat (Gambar 4). Umur ekonomis kandang rata-rata 10 tahun, karena tipe kandang yang digunakan merupakan kandang permanen.

Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Te m p at M aka nan dan Minum Temp at Makanan d a n Mi num Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi T em p a t M ak ana n dan Minum

(5)

Gambar 4. Kondisi di dalam Kandang

c) Instalasi Listrik

Listrik diperlukan dalam proyek ini untuk keperluan peternakan sapi perah, terutama untuk penerangan kandang. Listrik diperoleh peternakan dengan berlangganan kepada PLN serta membayar iuran sebesar 33.600.000/tahun.

d) Instalasi Air

Air dalam proyek ini sangat diperlukan dalam usaha peternakan sapi perah. Air dipergunakan untuk memandikan sapi, menjaga sanitasi kebersihan kandang, dan mencuci peralatan produksi. Air yang diperoleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berasal dari mata air pegunungan yaitu Kawasan Gunung Gede yang ditampung melalui bak penampungan yang kemudian dialirkan ke kawasan peternakan dan pemukiman penduduk untuk kebutuhan sehari-hari. e) Peralatan

Peralatan menjadi salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh peternak untuk menjalankan usaha ternaknya. Peralatan ini sangat menunjang peternak untuk bekerja dalam melakukan budidaya sapi perah. Adapun mesin dan peralatan produksi yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos disajikan pada Tabel 9.

(6)

Tabel 9. Peralatan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tahun 2011

No Jenis Peralatan Jumlah

1. Cooler 2 unit

2. Truk+tangki 1 unit

3. Milk can 40 liter 30 unit

4. Mesin pemerahan 1 unit

5. Meja+kursi 13+32 unit

6. Komputer 4 unit

7. Mesin printer 2 unit

8. Chopper 2 unit

9. Mixer 1 unit

Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011

(1) Cooler

Cooler berfungsi sebagai tempat penyimpanan susu sementara dan mempertahankan kualitas susu dengan suhu yang terdapat di dalam cooler yaitu 2,4°C dengan kapasitas 5.430 liter.

(2) Truk+tangki

Truk tangki digunakan sebagai alat untuk menampung susu segar dari perusahaan yang akan didistribusikan ke PT. Indolakto. Truk tangki dilengkapi dengan mesin pendingin yang akan mampu menjaga kualitas susu sampai ke tempat tujuan selama dalam perjalanan.

(3) Milk can

Milk can berfungsi sebagai alat penampung susu, hasil pemerahan dari cooling yang akan dipindahkan ke dalam milk can untuk di distribusikan. (4) Mesin pemerahan

Mesin pemerahan digunakan sebagai alat untuk memerah sapi dengan kapasitas 52 ekor sapi.

(5) Meja dan kursi

Meja dan kursi digunakan oleh karyawan pada ruangan kantor dalam melaksanakan kegiatan perusahaan.

(6) Komputer

Komputer dipergunakan untuk menyimpan seluruh data-data dari mulai proses produksi hingga keperluan administrasi.

(7)

Mesin printer digunakan sebagai salah satu alat pendukung terpenting yang digunakan dalam mencetak segala bentuk keperluan di atas kertas perusahaan sebagai suatu bentuk bukti tertulis oleh pihak perusahaan.

(8) Chopper

Chopper digunakan sebagai alat untuk membuat pakan hijauan hingga terbentuk bagian kecil agar semua bagian rumput dapat dimakan dan mudah dicerna oleh sapi.

(9) Mixer

Mixer digunakan untuk mencampur bahan baku yang sudah halus sehingga tercampur homogen. Mixer yang dimiliki PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah mixer horizontal dengan kapasitas 2500kg dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pencampurann bahan baku (mixing) adalah 30 menit.

6.1.2.3. Proses Produksi

a) Tata Laksana Pemeliharaan

(1) Pengadaan Bakalan Sapi Perah

Bangsa sapi perah yang dipelihara oleh peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mayoritas adalah Fries Holland (FH) dengan warna bulu hitam putih dan sebagian kecil berwarna coklat kemerahan dengan putih (Gambar 5). Pertimbangan menggunakan jenis sapi Fries Holland (FH) karena diketahui dapat menghasilkan kuantitas yang lebih banyak dibanding dengan jenis sapi perah lainnya. Selain sapi Fries Holland (FH), di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos juga terdapat beberapa sapi jenis jersey dan Hongaria (HG). Pengadaan bibit sapi perah dipasok langsung dari Australia.

(8)

(2) Pakan

Pakan yang diberikan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos untuk sapi perah terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentra. Pakan hijauan yang diberikan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berupa rumput gajah dan rumput raja. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada di sekitar area perusahaan. Luas lahan hijauan mencapai 93 ha. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput.

Pakan konsentrat merupakan makanan penguat bagi sapi karena mengandung kadar energi dan protein tinggi serta serat kasarnya yang rendah. Pakan konsentrat sapi perah terdiri atas campuran bahan-bahaan brupa biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian dan hasil sampingan dari produk olahan pertanian. Pakan konsentrat yang digunakan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri. Bahan-bahan yang digunakan perusahaan adalah wheat pollard, onggok, molasses, kopra, vitamin, mineral, kalsium dan garam. Bahan-bahan tersebut diipasok dari beberapa daerah di dalam dan di luar pulau Jawa seperti Bogor, Jakarta, Cianjur, Cirebon, Surabaya dan Lampung. Pemasok bahan baku pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos

No Nama Bahan Baku Pakan Pemasok

1. Wheat Pollard PT. Indofood Sukses Makmur tbk, Bogasari Flour Mills Jakarta 14110 Indonesia 2. Onggok PT. Aman Jaya Jakarta dan U.D Berjuang

Lampung

3. Kopra PT. Giat Cilincing Jakarta

4. Molases Cirebon/Surabaya

5. Kalsium PT. Lembah Hijau Cianjur

6. Vitamin PT. Lembah Hijau Cianjur

7. Mineral PT. Lembah Hijau Cianjur

8. Garam Bogor

(9)

(3) Sanitasi

Kebersihan kandang multak diperlukan dalam usaha ternak sapi perah, sebab sapi perah sangat rentan terhadap penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi kandang yang kurang bersih. Pembersihan (sanitasi) kandang di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore sebelum kegiatan pemerahan. Pembersihan dilakukan dengan cara menghilangkan kotoran sapi perah dan sisa-sisa pakan yang berserakan, dengan cara menyiramkan air dengan menggunakan selang dan menyapu dengan menggunakan sapu lidi. Kotoran sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tidak dimanfaatkan dengan baik, melainkan langsung dibuang ke dalam kolam penampungan (holding pond) sementara sebelum akhirnya dibuang ke sungai.

(4) Reproduksi

Sistem reproduksi sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan dengan cara Inseminasi Buatan (IB). IB merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat peningkatan mutu genetik dan populasi ternak. Teknik melakukan Inseminasi Buatan (IB) adalah dengan cara memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari sapi jantan ke dalam saluran alat kelamin sapi betina dengan menggunakan alat khusus yang disebut inseminator gun. Proses IB dilakukan oleh 2 orang inseminator. Hasil wawancara yang dilakukan dengan tenaga medis mengatakan bahwa, “Tingkat keberhasilan IB di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos mencapai 80 persen”. Tingkat keberhasilan ini ditentukan dari teknis IB yang tepat, kesehatan sapi dan ketepatan waktu IB.

(5) Penanganan Penyakit

Kesehatan hewan banyak dipengaruhi oleh pakan, mikroorganisme, parasit, racun dan iklim. Apabila ternak terserang penyakit menular dikhawatirkan dapat menyerang ternak lainnya. Kesehatan sapi harus selalu ditinjau oleh karyawan bagian pemeliharaan sapi, bagian jaga malam, bagian kebersihan dan kepala bagian sapi perah sehingga ketika sapi sakit dapat langsung dilakukan penanganan secepatnya. Penanganan tersebut antara lain memberi suntikan obat sesuai dengan dosis jenis penyakitnya. Adapun penyakit yang pernah menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 11.

(10)

Tabel 11. Penyakit yang sering menyerang ternak sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Tahun 2011

No Nama

Penyakit

Gejala Penanganan

1. Pneumonia Keluar cairan berbau dari hidung, batuk, tidak nafsu makan dan perut kembung.

Memberikan suntikan antibiotik dengan dosis 20cc per ekor setiap dua hari sekali.

2. Mastitis Keluarnya cairan kuning kental pada ambing akibat dari peradangan kelenjar susu disebabkan oleh bakteri

streptococcus coccid dan

staphylococcus coccid.

Ambing tidak diperah dan diberi suntikan antibiotik seperti penicillin melalui mulut.

3. Brucllosis Merusak alat reproduksi terutama pada dinding rahim (uterus) selaput lendir dan ambing.

Diberikan vaksin strain 19.

4. Pilek Nafsu makan berkrang, badan lemah dan keluar cairan dari lubang hidung

Memberikan antibiotik dengan dosis 20cc setiap kali pemberian.

5. Diare Feses sedikit cair dan terkadang bercampur darah.

Memberikan antibiotik dengan dosis 20cc dan injectamin dengan dosis 10cc tiap pemberian. Sumber : PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos, 2011

b) Proses Pemerahan dan Produksi Susu

Proses pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos menggunakan mesin perah otomatis yang berasal dari Australia dan diproduksi oleh Daviesway-Dairy Equipment. Sistem pemerahan yang diterapkan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah sistem Double-Up Milker yaitu sistem pemerahan ganda. Untuk sistem jalur pemerahan menggunakan sistem End Exit yaitu sapi masuk dan keluar ruang pemerahan melalui jalur yang sama. Instalasi pipa susu terletak pada bagian atas (up line).

Proses pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul 05:00 WIB dan sore hari pukul 17:00 WIB dengan interval pemerahan 12 jam.

(11)

Ruang pemerahan susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terbagi menjadi dua bagian berdasarkan kegunaan dan status sapi. Status dari setiap sapi terdiri atas sapi impor dan sapi lokal, sedangkan kegunaan ditujukan untuk konsumsi pedet dan dijual. Kelangsungan produksi air susu dalam usaha ternak sapi perah, selain dipengaruhi oleh proses pemeliharaan juga dipengaruhi oleh tatalaksana pemerahan yang benar (Rukmana, 2009).

Ruang pemerahan pertama yang berada di atas digunakan untuk memerah sapi lokal dan sebagian susunya untuk kebutuhan konsumsi pedet. Ruang pemerahan atas memiliki kapasitas 12 ekor yang dibagi menjadi dua sisi yang masing-masing dapat menampung 6 ekor. Sementara ruang pemerahan bawah yang memiliki kapasitas 52 ekor dan dibagi menjadi dua sisi digunakan untuk memerah sapi impor dan sapi lokal yang memiliki produksi susu tinggi. Susu yang dihasilkan di ruang bawah ditujukan untuk dijual kepada konsumen.

Produksi susu sapi yang dicatat dalam penelitian ini mencakup jumlah susu yang dijual dan susu yang diberikan kepada pedet. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500 per liter.

Sapi perah mulai memproduksi susu yaitu pada laktasi pertama atau saat sapi berumur 3-4 tahun. Dalam setahun sapi perah dapat memproduksi susu selama 300 hari, setelah itu mengalami kering kandang atau berhenti produksi susu selama kurang lebih 2 bulan. Sapi perah mencapai puncak produksi susu pada saat laktasi ke tiga atau sapi berumur 5-6 tahun, setelah itu terus mengalami penurunan produksi susu sampai diatas tahun ke delapan (Tabel 12).

Tabel 12. Perkembangan Umur Sapi Perah

Umur Sapi Uraian Keterangan

0-1 Tahun Pedet Belum produksi susu 1-2 Tahun Dara 1 Tahun Belum produksi susu 2-3 Tahun Dara 2 Tahun Belum produksi susu 3-4 Tahun Laktasi Pertama Mulai memproduksi susu 4-5 Tahun Laktasi Kedua Produksi susu

5-6 Tahun Laktasi Ketiga Produksi susu 6-7 Tahun Laktasi Keempat Produksi susu 7-8 Tahun Laktasi Kelima Produksi susu

(12)

6.1.2.4. Hasil Analisis Aspek Teknis

Dari analisis aspek teknis, dapat dinilai bahwa peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos memiliki lokasi usaha yang tepat karena kondisi iklim di daerah Bogor yang sesuai untuk budidaya sapi perah. Sarana dan prasarana pendukung yang tersedia sangat mendukung kelancaran operasional produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan sapi perah sudah dilaksanakan dengan baik sehingga sapi dapat berproduksi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pada aspek teknis, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos ini layak untuk dijalankan. 6.1.3. Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen guna melihat bentuk usaha, struktur organisasi, deskriptif pekerjaan, dan manajemen tenaga kerja. Peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sudah memiliki bentuk dan struktur organisasi yang formal, dimana secara tertulis dalam hitam di atas putih. Hal ini akan memudahkan para pekerja untuk mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Sistem pembayaran gaji oleh peternakan dilakukan dengan cara pembayaran bulanan. Perekrutan tenaga kerja pun dilakukan secara sederhana dengan tidak menggunakan prosedur yang rumit, walaupun berasal dari bermacam latar belakang hal terpenting adalah kesungguhan untuk berkerja.

6.1.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen

Dari analisis aspek manajemen, usaha peternakan sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dikatakan tidak ada masalah manajemen yang dapat menghambat jalannya usaha peternakan sapi perah, karena badan usaha serta struktur organisasi sudah formal dan tertulis sehingga dapat dikatakan layak untuk dijalankan.

6.1.4. Aspek Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Keberadaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos berdampak baik terhadap masyarakat setempat, terutama dalam menyerap tenaga kerja sehingga aktifitas ekonomi di desa tersebut berjalan dengan baik. Hal ini menyebabkan tenaga kerja memperoleh pendapatan sehingga memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja itu sendiri dan juga keluarganya.

Dampak keberadaan peternakan sapi perah ini juga dirasakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor karena potensi di wilayah tersebut khususnya dibidang peternakan sapi perah semakin berkembang. Secara tidak langsung Pemerintah Daerah melalui Kantor Desa juga memberikan apresiasi dengan memberikan fasilitas sarana dan prasarana seperti perbaikan jalan akses menuju lokasi peternakan sapi perah. Hal ini diharapkan dapat mempermudah proses transportasi peternakan.

(13)

Menurut hasil wawancara dengan pihak peternakan, selama keberadaan peternakan sapi perah ini tidak pernah menimbulkan masalah yang besar dalam hal pencemaran lingkungan. Salah satu upaya antisipasi adalah dengan cara menampung sementara limbah peternakan di kolam penampungan (holding pond) sebelum akhirnya dibuang ke sungai.

(14)

6.2. Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), dan Payback Period. Untuk menganalisis dengan empat kriteria tersebut, digunakan arus kas (cashflow) untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos selama umur proyek ( 10 tahun ).

Selain itu juga dilakukan analisis laba rugi yang akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam perhitungan cashflow. Setelah diketahui nilai pajak maka, dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar perhitungan kriteria investasi. Hasil dari perhitungan kriteria investasi tersebut akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Selanjutnya untuk mencari batas maksimal suatu perubahan biaya, sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak maka analisis sensitivitas perlu dilakukan.

6.2.1. Arus Kas (Cashflow) 6.2.1.1. Arus Penerimaan (Inflow)

Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan sebuah proyek atau usaha. Arus manfaat pada usaha sapi perah ini adalah penerimaan dari hasil penjualan susu, penjualan pedet jantan dan penjualan sapi afkir dan penjualan karung bekas kosentrat.

Tahap pertama yang dilakukan untuk mengetahui arus penerimaan usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah dengan membuat proyeksi fisik usaha. Pembuatan proyeksi fisik usaha terdiri dari proyeksi jumlah sapi dan proyeksi produksi susu. Setelah itu dibuat proyeksi penerimaan usaha ternak sapi perah.

a) Penerimaan penjualan susu

Penerimaan penjualan susu merupakan penerimaan yang bersumber dari hasil produk utama usaha peternakan sapi perah. Rata-rata produksi susu di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos sebanyak 18 liter/hari selama 305 hari. Harga jual yang ditetapkan berdasarkan harga rata-rata yang diberikan PT. Indolakto yaitu Rp 4.500 per liter.

Adapun rincian penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari penjualan Susu Murni dapat dilihat pada Tabel 13.

(15)

Tabel 13. Rincian Penerimaan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dari Penjualan Susu Murni. Total Produksi Susu (Liter/tahun) Pendapatan Susu Ke PT. Indolakto (Rp) Pendapatan Susu Ke PT Rejo Sari Bumi

Unit Tapos Pendapatan Susu Ke Konsumen Langsung (Rp) 12,036,652 19,634,952,979 1,527,163,009 290,888,192

b) Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi

Penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Penjualan induk afkir sapi laktasi disebabkan karena sapi sudah memasuki masa tidak produktif untuk memproduksi susu. Selain itu induk afkir sapi laktasi dinilai tidak menguntungkan karena menambah beban biaya pakan. Pada umumnya umur afkir sapi laktasi di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yaitu mencapai delapan tahun. Pada umumnya induk sapi laktasi dijual dengan harga Rp 4.800.000 per ekor.

c) Penerimaan penjualan pedet jantan

Penerimaan penjualan pedet jantan merupakan penerimaan sampingan dari usaha peternakan sapi perah. Pemeliharaan pedet jantan dianggap tidak menguntungkan, karena tidak dapat menghasilkan susu dan menambah beban biaya pakan. Pedet jantan dijual dengan harga Rp 4.000.000 per ekor.

Adapun rincian penerimaan penjualan induk afkir sapi laktasi dan pedet jantan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rincian Penerimaan Penjualan Induk Afkir Sapi Laktasi dan Pedet Jantan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

Penjualan Jumlah (ekor)

Harga/Satuan (Rp)

Penerimaan/Tahun (Rp)

Sapi Pedet Jantan 151 4.000.000 602.640.000

Sapi Afkir 45 4.800.000 216.000.000

(16)

6.2.1.2. Arus Pengeluaran (Outflow)

Komponen biaya akan dikelompokan menjadi dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya operasional merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan agar proses produksi berlangsung.

a) Biaya Investasi

Biaya investasi pada usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dikeluarkan pada tahun pertama. Selain itu juga dilakukan reinvestasi pada tahun ke-5. Rincian perhitungan biaya investasi PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada Tabel 15

.

Tabel 15. Biaya Investasi Sapi Perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos. Jenis Sapi Jumlah

(ekor)

Harga/ Satuan (Rp)

Jumlah Biaya Investasi (Rp) Sapi Betina Dewasa 563 17.000.000 9.571.000.000

Sapi Dara Bunting 6 Bulan

44 16.000.000 704.000.000

Sapi Dara Bunting 6 Bulan Impor 50 25.000.000 1.250.000.000 Dara 1 tahun 42 8.000.000 336.000.000 Pedet betina 72 4.000.000 228.000.000 Pedet jantan 92 4.000.000 368.000.000 Total 12.199.000.000

Tabel 16. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 1 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

Bangunan/Kandang Kode Kandang Total Investasi

Pedet - 472.500.000 Laktasi A-B-C-D 3.400.000.000 Dara E-F-G-H-I 4.250.000.000 Kantor 14.000.000 Ruang Pemerahan 750.000.000 Total Biaya 8.886.500.000

(17)

Tabel 17. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 2 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

Jenis Kandang Kode Kandang Total Investasi

Pedet - 225.000.000

Laktasi J-K-L-M 3.400.000.000

Dara N 850.000.000

Total Biaya 4.475.000.000

Tabel 18. Biaya Investasi Bangunan dan Kandang Tahap 3 di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

Jenis Kandang Kode Kandang Total Investasi

Pedet - 406.800.000

Laktasi P-Q-R 2.550.000.000

Dara O-S 1.700.000.000

Total Biaya 4.656.800.000

Tabel 19. Biaya Investasi Peralatan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos.

No Biaya Investasi Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp) Total Biaya (Rp) Umur Ekonomis (Tahun) A Bangunan 1 Kantor m2 50 1,000,000 14,000,000 10 2 Ruang Pemerahan m2 750 1,000,000 750,000,000 10 3

kandang Laktasi unit 11

850,000,000

9,350,000,000 10 4

Kandang Dara unit 8

850,000,000 6,800,000,000 10 5 Kandang Pedet m2 3681 300,000 1,104,300,000 10 B Reproduksi 1 Container 2L unit 3 300,000 900,000 5 2 Container 40L unit 1 12,500,000 12,500,000 10

(18)

3 Gun IB unit 2 200,000 400,000 5 4 Thermos unit 3 75,000 225,000 3 C Kesehatan Hewan 1

Box Obat unit 1

110,000 110,000 5 2 Suntikan 20 ml unit 10 20,000 200,000 2 3 Gunting unit 3 75,000 225,000 3 4 Cater unit 3 7,500 22,500 2 5

Aplicator Ear Tag unit 2

600,000

1,200,000 5 6

Tang Kuku unit 2

150,000

300,000 5 7

Pisau Bedah unit 2

100,000 200,000 3 8 Thermometer unit 4 25,000 100,000 5 D Fresh Milk 1 Cooliing unit 2 1,000,000,000 2,000,000,000 10 2 Mesin Perah unit 2 2,000,000,000 4,000,000,000 10 3 Ember Plastik 12 liter unit 4 10,000 40,000 2 4

Milk Can 40 liter unit 30

600,000

18,000,000 8 5

Gelas Literan unit 2

25,000

50,000 5 6

Truk Mitsubishi unit 1

90,000,000

90,000,000 10 7

Truk Tanki unit 1

500,000,000

500,000,000 10 8

Gelas Dipping unit 10

150,000

1,500,000 2

(19)

1 Sekop unit 38 40,000 1,520,000 5 2

Sapu Lidi unit 19

5,000 95,000 2 3 Garpu unit 38 60,000 2,280,000 5 4 Selang unit 140 10,000 1,400,000 5 5 Sikat unit 5 10,000 50,000 2 6 Gacok unit 38 25,000 950,000 5 F Peralatan Kantor 1 Komputer unit 4 4,000,000 4,480,000 5 2 Printer unit 2 500,000 280,000 5 3 Meja+Kursi unit 5 3,280,000 4,592,000 8 4 Lemari unit 2 656,000 1,312,000 8 G Jaga Malam 1 Senter unit 3 50,000 150,000 5 2

Radio Panggil unit 3

450,000 1,350,000 5 3 Golok unit 3 200,000 600,000 5 b) Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan agar terlaksananya kegiatan produksi usaha tersebut. Biaya ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan secara berkala selama usaha ini masih berjalan.

(1) Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya tidak berpengaruh langsung terhadap jumlah output yang dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit

(20)

Tapos meliputi : gaji kordinator, bagian keuangan dan pemasaran, staff kantor, tenaga kerja karyawan, biaya transportasi, biaya telepon, listrik dan alat tulis bagian administrasi. Adapun rincian biaya tetap adalah sebagai berikut :

Tabel 20. Rincian Biaya Tetap di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos No Biaya

Tetap

Satuan Jumlah Biaya per Satuan (Rp)

Total Biaya Per Tahun (Rp) 1. Gaji Kordinator Orang 12 3.500.000 11.760.000 2. Gaji Bagian Keuangan Orang 12 2.500.000 8.400.000 3. Gaji Bagian Pemasaran Bulan 12 2.500.000 8.400.000 4. Gaji Staff Kantor (2 orang) Bulan 12 2.000.000 6.720.000 5. Gaji Bagian Kesehatan (3 orang) Bulan 12 6.000.000 72.000.000 6. Bahan Bakar Kendaraan (Solar) Hari 365 200.000 73.000.000 7. Biaya Telepon Bulan 12 300.000 1.008.000 8. Perawatan Mesin Perah Bulan 12 500.000 6.000.000 9. Biaya Listrik Bulan 12 10.000.000 33.600.000 10. Alat Tulis Administra si Bulan 12 100.000 336.000 11. PBB Tahun 1 19.974.885 19.974.885 12. Pembayara Tahun 1 5.370.000 5.370.000

(21)

n Pajak Kendaraan

Total 244.151.885

(2) Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang selalu berubah selama proses produksi berlangsung. Komponen biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya obat dan biaya Inseminasi Buatan (IB).

Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 21.

Tabel 21. Rincian Biaya Variabel di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos

No Komponen Biaya Harga/Satuan

1. Pakan Konsentrat Rp. 2.200/kg

2. Pakan Hijauan Rp. 100/kg

3. Karyawan Rp. 23.000/hari

4. IB Rp. 15.000/dosis

5. Kesehatan Hewan Rp. 28.000/ekor

1. Biaya Pakan

Pakan yang digunakan berupa pakan hijauan/rumput dan pakan konsentrat. Input pakan hijauan sebagian besar diperoleh dari ladang milik PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos yang berada dekat dengan perusahaan. Pengadaan pakan hijauan di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dilakukan oleh tenaga kerja bagian rumput. Sedangkan pakan konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos merupakan hasil olahan sendiri yang bahan bakunya diperoleh dari dalam dan luar pulau Jawa.

Pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi laktasi sebanyak 40 kg/ekor/hari, pakan konsentrat sebanyak 10 kg/ekor/hari. Pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk sapi dara sebanyak 25 kg/ekor/hari, pakan konsentrat sebanyak 5 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan hijauan/rumput yang diberikan untuk pedet sebanyak 7 kg/ekor/hari dan

(22)

pakan konsentrat sebanyak 4 kg/ekor/hari. Pemberian pakan oleh PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan dikalikan dengan proyeksi jumlah sapi.

2. Biaya Inseminasi Buatan (IB)

Inseminasi buatan (IB) merupakan sistem reproduksi buatan yang dilakukan untuk menghasilkan turunan pada sapi perah. IB dilakukan oleh tenaga medis, biaya yang dikeluarkan untuk sekali IB dan jasa tenaga medis sebesar Rp. 15.000/dosis.

6.2.2. Analisis Laba Rugi

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan laba usaha setiap tahunnya. Dalam penyusunan laporan laba rugi terdapat komponen biaya penyusutan yang didapat dari investasi usaha. Selain itu terdapat komponen biaya diperhitungkan, biaya ini merupakan biaya tidak tunai yang terdapat selama kegiatan operasional usaha sapi perah yang diukur atau dinilai berdasarkan perkiraan harga yang berlaku. Komponen biaya diperhitungkan meliputi penerimaan penjualan susu dan pengeluaran biaya pakan hijauan/rumput. Perhitungan laba rugi akan berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang secara langsung akan berpengaruh pada perhitungan cashflow. Adapun hasil análisis cashflow pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos dapat dilihat pada tabel 22.

Tabel 22. Hasil Analisis CashFlow PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos

Berdasarkan pada Tabel 22 dapat dilihat, bahwa usaha peningkatan produksi susu murni layak untuk dijalankan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator kelayakan usaha yang ada, yaitu:

1. NPV suatu proyek adalah selisih dan present value penerimaan dengan present value biaya yang merupakan nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan diperoleh pada masa yang akan datang. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan besarnya NPV sebesar Rp 14.205.952.071,27,- yang mempunyai arti bahwa nilai keuntungan bersih selama 10 tahun sebesar Rp 14.205.952.071,27,-. Nilai NPV lebih besar dari nol maka suatu usaha dikatakan layak.

No. Kriteria Hasil Analisis

1. NPV Rp 14.205.952.071,27,-

2. IRR 83 %

3. Net B/C 2,59

(23)

2. Net B/C Ratio adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang rnanfaat dengan nilai sekarang investasi atau dengan cara membagi nilai NPV positif dengan nilai NPV negatif. Nilai perbandingan tersebut akan menggambarkan seberapa besar tambahan keuntungan yang akan diperoleh jika mengeluarkan biaya sebanyak Rp 1. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya Net B/C ratio pada dicount factor 13 persen adalah 2,59 yang mempunyai arti bahwa setiap penambahan produksi sebesar Rp 1 akan menghasilkan keuntungan sebesar 2,59. 3. IRR merupakan nilai yang menggambarkan tingkat keuntungan maksimum yang

dapat dicapai selama masa usaha dan dinyatakan dalam persen, yaitu tingkat suku bunga yang berlaku pada waktu penanaman modal usaha tersebut, sehingga menjadi NPV proyek waktu penanaman sama dengan nol. Hasil perhitungan cashflow menunjukan bahwa IRR unit bisnis sapi perah pada PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos adalah 83 persen atau lebih tinggi dari tingkat suku bunga yang berlaku maka investasi menguntungkan.

4. Payback Period (PP) menunjukan jangka waktu untuk pengembalian pengeluaran atas investasi riil melalui penerimaan yang diterima setiap tahun. Hasil perhitungan cashflow usaha ternak sapi perah menunjukan bahwa besarnya PP sebesar 5 tahun 8 bulan 9 hari Artinya investasi yang ditanamkan dalam unit bisnis sapi perah di PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos akan kembali dalam jangka waktu 5 tahun 8 bulan 9 hari. Adapun rincian perhitungan laba rugi dan cashflow dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2.

6.2.3. Analisis Switching Value

Analisis Switching Value dilakukan pada penurunan produksi susu murni dan kenaikan harga konsentrat. Penurunan produksi susu murni yang dilakukan dalam analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana produksi susu murni yang diturunkan oleh perusahaan dapat mengakibatkan bisnis yang dijalankan menjadi tidak layak. Kondisi tersebut dibuat sampai nilai NPV mendekati nol, nilai Net B/C mendekati satu dan nilai IRR mendekati tingkat suku bunga.

Hal ini dapat dilihat pada Tabel 23 .

(24)

Tabel 23. Hasil Perhitungan Switching Value

Dengan Skenario Presentase Perubahan

NPV IRR NetB/C

Cashflow awal Rp 14.205.952.071,27,- 83% 2,59 Switching Value berdasarkan

penurunan produksi susu sebesar 6,78 persen.

0 13% 1

Dari hasil swicthing value dapat diketahui bahwa pengembangan bisnis yang dijalankan perusahaan menjadi tidak layak apabila terjadi penurunan produksi melebihi 6,78 persen (Lampiran 3). Hasil yang didapat menunjukan usaha ini masih diambang batas dengan adanya penurunan produksi sebesar 6,78 persen karena nilai NPV sama dengan nol, IRR yang dihasilkan adalah 13 persen atau sama dengan tingkat suku bunga bank sebesar 13 persen, Net B/C sama dengan satu. Penurunan produksi susu kemungkinan terjadi karena banyaknya ternak yang terkena penyakit mastitis, kurangnya protein dari pakan, keterlambatannya perkawinan atau sapi sudah menghadapi masa afkir sehingga tingkat produksi yang didapat perusahaan tidak mencapai target yang diinginkan bahkan dapat terjadi kerugian apabila perusahaan tidak mampu menangani apabila penurunan produksi terus mengalami penurunan melebihi 6,78 persen.

Gambar

Tabel 8. Kualitas Susu yang Dihasilkan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos Mei 2011
Tabel 9. Peralatan PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos tahun 2011
Gambar 5. Jenis Sapi Fries Holland (FH)
Tabel 10. Pemasok Bahan Baku Pakan Konsentrat di PT. Rejo Sari Bumi Unit  Tapos
+7

Referensi

Dokumen terkait

sesudah penggunaan e-filing berbeda dengan sebelumnya, dimana compliance cost menjadi lebih rendah, maka hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Semiotik dalam Suluk Pakeliran Lakon Retno Sentiko

Pilih perkataan yang paling sesuai untuk diisi pada tempat kosong dalam petikan yang diberi.. Permainan congkak merupakan permainan tradisional warisan bangsa yang

Pemahaman terhadap peranan bukaan (jendela, pintu dan bukaan-bukaan kekal lain) pada bangunan khususnya dalam menyediakan alir-udara secara alami yang berkaitan

Pemeriksaan laporan keuangan tidak dapat dijadikan satu alat untuk menilai kinerja pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah.. Oleh karena itu, jikalau belum dilakukan

Peranan pimpinan perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan mutu dosen adalah suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, karena motivasi ekstrinsik akan sangat

Gambar Alat Prototype Kontrol Temperatur Pada Sebuah Inkubator

Tujuan dari perencanaan outlet dengan fasilitas galeri batik ini adalah untuk menghadirkan sebuah tempat berbelanja batik di Surabaya yang bertujuan melestarikan seni budaya