• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORETIS. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu. Permainan bola basket di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORETIS. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu. Permainan bola basket di"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORETIS

2.1 HAKIKAT BOLA BASKET

Bola basket merupakan cabang olahraga beregu. Permainan bola basket di mainkan oleh dua regu yang terdiri atas lima pemain untuk masing-masing team. dengan tujuan untuk mencetak angka sebanyak-banyaknya. Seperti dijelaskan dalam peraturan permainan yaitu sebagai berikut: Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari lima pemain, setiap regu berusaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang lawan yang mencegah regu lawan memasukkan bola atau mencetak angka. Tata cara dalam permainan ini yaitu bola boleh dioper, dilempar, ditepis, digilingkan atau dipantulkan (driblle) ke segala arah sesuai dengan peraturan “ (Perbasi, 1994).

Menurut Wissel (2000 : 2) mengatakan bola dapat diberikan dengan passing (operan) dengan tangan atau mendriblenya (Banting, pushing, atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan. Teknik dasar mencakup gerakan kaki (footwork), menembak (shooting), operan (passing) dan menangkap, Drible, rebound, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola dan bertahan.

Permainan bola basket dapat di mainkan oleh berbagai tingkat, golongan dan lapisan yang memiliki berbagai derajat tingkat kemampuan. Bola basket dalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-masing regu terdiri dari 5 (lima) orang pemain, tiap-tiap regu berusaha memasukan bola kedalam keranjang regu lawan dan berusaha mencegah regu lawan memasukan

(2)

bola atau mencetak angka.(perbasi, 2000 : 15). Permainan bola basket juga diajarkan pada siswa SMA melalui proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Dengan standar kompetensi mempelajari teknik dasar permainan dan olahraga berdasarkan konsep dan nilai-nilai yang tergantung didalamnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam materi pendidikan jasmani gerak dasar permainan bola basket untuk anak sekolah lanjutan tingkat kedua dibagi menjadi gerak dasar tanpa bola antaralainbergerak kedepan,kebelakang, kesamping kiri dan kanan, meloncat dan melompat. Dan gerak dasar dengan bola meliputi gerak dasar memasukan bola atau shooting dan lay up, gerak dasar menagkap bola rebound dan juga gerak dasar berputar dengan satu kaki pivot (perbasi, 2000 : 15). Dalam gerak dasar dengan bola, menembak atau shooting adalah keahlian yang sangat penting disamping teknik dasar seperti operan, dribbling, bertahan.sebab dengan melakukan tembakan akan memperoleh peluang besar membuat angka, terlebih tembakan jarak dekat atau dengan mendekat sedekat mungkin dengan ring yang dilakukan dengan tembakan lay-up. (Wissel, 1996).

Untuk dapat bermain dalam bola basket maka siswa tersebut menguasai teknik-teknik dasar dalam olahraga bola basket. Teknik dasar tersebut di antaranya adalah mengumpan, dribble, tembakan dan rebound (Ahmadi N, 2007 : 13). Dari keempat teknik dasar tersebut diatas mungkin tidak ada aspek lain dalam permainan bola basket yang sangat berkembang kecuali menembak dibandingkan dengan keterampilan lain. Hal ini terbukti dengan meningkatnya persentase kempuan menembak dari tahun ke tahun. Tim-tim yang menjadi juara selalu

(3)

ditandai dengan tingginya persentase kemampuan menembak, baik persentase secara individu maupun secara tim, Nabil Tadros (2000:17), seorang Direktur teknik dari klub NBA Toronto Raptors (yang merupakan the most improve team NBA 2000) mengatakan : “shooting is the most important skill in basket ball and definitely the most fun for all”. Dengan demikian diketahui betapa sangat pentingnya kemampuan menembak dalam olahraga basket.

Olifer (2007 : 16) dalam bukunya “Dasar-dasar Bola Basket” membagi jenis menembak dalam bola basket menjadi 2 (dua) yaitu : a.) Tembakan dalam yang juga disebut dengan tembakan lay-up., b. ) Tembakan luar yang terdiri dari jump shoot, free throw, set shoot.

Dari kedua jenis tembakan diatas tembakan dalam paling banyak memberikan kontribusi terciptanya angka pada suatu tim adalah tembakan lay-up. Hal ini dikarenakan seorang pemain bisa memasukan bola kedalam ring dengan tanpa adanya jarak yang membatasi antara tangan atlet dan keranjang (basket). Berbeda dengan tembakan luar, pada tembakan luar atlet memsukan bola melalui jarak tertentu baik pada daerah defense lawan atau dalam area three point maupun diluar daerah three point.

(4)

2.1.1 Teknik dasar permainan bola basket

Cara memegang bola basket adalah sikap tangan membentuk mangkok besar. Bola berada di antara kedua telapak tangan. Telapak tangan melekat di samping bola agak ke belakang, jari-jari terentang melekat pada bola. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap ke arah tengah depan. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan. Badan sedikit condong ke depan dan lutut rileks.

Dalam menangkap bola harus diperhatikan agar bola berada dalam penguasaan. Bola dijemput telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan tangan rileks. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola. Menangkap bola ( catching ball ) terdiri dari dua macam cara yaitu menangkap bola di atas kepala dan menangkap boka di depan dada.

Mengoper atau melempar bola terdiri atas tiga cara yaitu melempar bola dari atas kepala ( over head pass ), melempar bola dari dari depan dada (chest pass) yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke tanah atau lantai ( bounce pass).

Menggiring bola ( dribbling ball ) adalah suatu usaha membawa bola ke depan. Caranya yaitu dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola. Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua

(5)

cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan.

Pivot atau memoros adalah suatu usaha menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai porosnya, sedangkan kaki yang lain dapat berputar 360 derajat.Seorang pemain basket melakukan shooting dengan dua tangan.

Shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih poin. Dalam melakukan shooting ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan shooting dengan dua tangan serta shooting dengan satu tangan.

Lay-up adalah usaha memasukkan bola ke ring atau keranjang basket dengan dua langkah dan meloncat agar dapat meraih poin. Lay-up disebut juga dengan tembakan melayang.

2.2 Hakikat Lay Up Shoot

Lay up shoot adalah teknik dalam permainan bola basket yang digunakan pada jarak yang dekat dengan basket setelah memotong atau mendorong ( cut or drive ). Seperti yang di ungkapkan Wissel (1994 : 46) The lay up shot used near the basket after a cut or drive. Dalam situasi persaingan, jenis tembakan lay up shoot sebaiknya dilakukan dengan tangan kanan maupun kiri. Adapun langkah dalam melakukan lay up shoot dengan tangan kanan maupun kiri menurut Prusak

(6)

( 2007 : 72 ) adalah sebagai berikut : Lay – up tangan kanan: Lompat dengan tumpuan kaki kiri, angkat lutut kaki kanan dan tangan kanan, kemudian tembakan bola tinggi – tinggi dan pelan – pelan ke sudut kanan atas garis kotak papan pantul…Lay – up tangan kiri: Lompat dengan tumpuan kaki kanan, angkat lutut kaki kiri dan tangan kiri, kemudian tembakan bola tinggi – tinggi dan pelan – pelan ke sudut kanan atas garis kotak papan pantul. Ditambah lagi menurut Kosasih (2008 : 50 ) “ lompatan yang tinggi dibuat dengan jejakan kaki terakhir sebelum melompat, jadi usahakan lompatan kita mendekati ring..Lay up shot dapat dilakukan dengan 2 (dua) hitungan kaki ataupun dengan 1 (satu) hitungan kaki.” Untuk melompat tinggi dalam lay up pemain harus mempunyai kecepatan setelah tiga sampai empat langkah ketika memotong atau mendorong bola, selain itu pemain juga harus mengontrol kecepatan. Selanjutnya, langkahkan kaki dengan berlawanan ( bergantian ). Langkah sebelum melakukan lay up shoot sebaiknya dilakukan dengan langkah yang pendek, jadi pemain dapat dengan cepat membuka dan menekuk lututnya untuk dapat mengubah momentum pergerakan dari bergerak maju menjadi naik. Kemudian pemain mengangkat lutut pada saat menembak dan memposisikan bola agar lurus keatas ketika pemain melompat, lalu membawa bola di antara telinga dan bahu. Setelah itu, arahkan lengan, pergelangan tangan, dan jari lurus ke basket pada sudut antara 45º hingga 60º lalu lepaskan bola menggunakan jari telunjuk dengan sentuhan yang halus. Seperti pernyataan yang diungkapkan Wissel ( 1994 : 47 ) “ Direct your arm, wrist, and fingers straight to the basket at an angle between 45 degrees and 60 degrees and release the ball off your index finger with a soft touch.” Kemudian

(7)

pertahankan keseimbangan tangan pada bola hingga bola dilepaskan. Dilanjutkan dengan mempertahankan lengan atas dan meluruskan sikut. Setelah itu, jari telunjuk pemain lurus pada sasaran dan lecutkan tangan pada saat menembak dengan menghadap ke bawah. Ada beberapa poin yang penting untuk diketahui agar keterampilan gerak lay up shoot dapat dikuasai dengan mudah, seperti yang dikemukakan oleh Wissel (1994: 47) dalam buku basketball steps to success yang menyebutkan bahwa kunci sukses untuk memperoleh teknik lay up yang baik terdapat tiga tahapan, yaitu tahap persiapan ( preparation phase ), eksekusi

( execution phase ), dan ( follow – through ).

Tahap Persiapan ( preparation phase ) 1.See target (lihat sasaran ) 2.Short step ( langkah pendek ) 3.Dip knee ( membengkokan lutut ) 4. Shoulders relaxed ( rilekskan bahu ) 5.Nonshooting hand under ball ( tangan yang tidak menembak berada di bawah bola ) 6.Shooting hand behind ball ( tangan yang akan menembak berada di

belakang bola )

7.Elbow in ( siku masuk )

(8)

Tahap Eksekusi (execution phase) 1. Lift shooting knee ( angkat sikut pada saat menembak )

2. Jump (melompat) 3. Extend leg, back, shoulders ( panjangkan kaki, punggung, bahu ) 4. Extend elbow ( panjangkan siku ) 5. Flex wrist and fingers forward (lenturkan pergelangan tangan dan majukan jari) 6. Release off index finger ( lepaskan jari telunjuk ) 7. Balance hand on ball until release ( seimbangkan bola pada tangan hingga

bola dilepaskan )

8. Even rhythym ( iramanya tetap )

Tahap Pendaratan (follow – through)

1. See targe ( melihat sasaran )

2. Land in balance ( mendarat dengan seimbang ) 3. Knees flexed ( melenturkan lutut ) 4. Hands up ( tangan naik)

2.3 Hakikat Pelatihan

Pelatihan adalah kegiatan belajar dan praktek untuk sesuatu tujuan baik, dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan (continuously and never end) manusia, dan fitrahnya.

Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003:251) mengemukakan, training is a planned effort to facilitate the learning of job-related knowledge, skills, and

(9)

behavior by employee. Hal ini berarti bahwa pelatihan merupakan suatu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.

Menurut Gomes (2003:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.

Menurut Robbins, Stephen P, (2001:282), Training meant formal training that’s planned in advanced and has a structured format. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dimaksudkan disini adalah pelatihan formal yang direncanakan secara matang dan mempunyai suatu format pelatihan yang terstruktur.

Menurut Bernardin dan Russell (1998:172), Training is defined as any attempt to improve employee performance on a currently held job or one related to it. This usually means changes in spesific knowledges, skills, attitudes, or behaviors. To be effective, training should involve a learning experience, be a planned organizational activity, and be designed in response to identified needs. Jadi pelatihan didefinisikan sebagai berbagai usaha pengenalan untuk mengembangkan kinerja tenaga kerja pada pekerjaan yang dipikulnya atau juga sesuatu berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini biasanya berarti melakukan perubahan perilaku, sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Dan agar pelatihan menjadi efektif maka di dalam pelatihan harus mencakup suatu pembelajaraan atas pengalaman-pengalaman, pelatihan harus menjadi kegiatan

(10)

keorganisasian yang direncanakan dan dirancang didalam menanggapi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi.

Menurut Gomez-Mejia, Balkin, dan Cardy (2001:259), training is usually conducted when employees have a skill deficit or when an organization changes a system and employees need to learn new skill. Ini berarti bahwa pelatihan biasanya dilaksanakan pada saat para pekerja memiliki keahlian yang kurang atau pada saat suatu organisasi mengubah suatu system dan para perlu belajar tentang keahlian baru.

Menurut DeCenzo dan Robin (1999:227), Training is a learning experience in that it seeks a relatively permanent change in an individual that will improve the ability to perform on the job. Ini berarti bahwa pelatihan adalah suatu pengalaman pembelajaran didalam mencari perubahan permanen secara relatif pada suatu individu yang akan memperbaiki kemampuan dalam melaksanakan pekerjaannya itu.

2.3.1 Tujuan Pelatihan

Tujuan umum pelatihan sebagai berikut: (1) untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, (2) untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional, dan (3) untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan dengan manajemen

(11)

(pimpinan). Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara (2005) terdiri dari :

1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur.

2) Para pelatih (trainer) harus ahlinya yang berkualitas memadai(profesional) 3) Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan

yang hendak di capai. 4) Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi

persyaratan yang ditentukan.

Dalam pengembangan program pelatihan, agar pelatihan dapat bermanfaat dan mendatangkan keuntungan diperlukan tahapan atau langkah-langkah yang sistematik. Secara umum ada tiga tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi. Atau dengan istilah lain ada fase perencanaan pelatihan, fase pelaksanaan pelatihan dan fase pasca pelatihan.

Mangkunegara (2005) menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan pengembangan meliputi : (1) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan / need assesment; (2) menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan; (3) menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya; (4) menetapkan metode pelatihan; (5) mengadakan percobaan (try out) dan revisi; dan (6) mengimplementasikan dan mengevaluasi.

(12)

2.4 Hakikat Plyometrics

Pertama kali dimunculkan pada tahun 1975 oleh Fred Wilt salah seorang pelatih warga Amerika. Istilah plyometrics adalah sebuah kombinasi kata yang berasal dari bahsa latin, yaitu plyo dan metrics yang memiliki arti peningkatan yang dapat di ukur (Chu,1992). Bompa menyatakan bahwa latihan plyometric sudah ada dalam jangka waktu yang lama. Hal ini kita ketahui dengan pasti bahwa semua anak – anak di dunia pernah mealkuakn lompat tali atau lompat scoth bentuk – bentuk permainan yang lainnya seperti pliometrik.

Latihan pliometrik adalah salah satu latihan yang pavorit di lakukan oleh pelatih saat ini, terutama pada cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan daya ledak otot tungkai atau otot lengan. Sejarah latihan ini di mulai pada tahun 1960 Yuri Veroshanki pelatih atletik asal Russia menggunakan metode latihan pliometrik kepada atlet lompatnya dan mengalami kesuksesan yang luar biasa di pertandingan. Pliometrik mulai menjadi perhatian selama sejak 1970 ketika Olimpiade Munich, Jerman Barat. Negara Russia dengan Valery Borzov menang pada nomor lari 100 meter dengan catatan waktu 10.00 detik dan menang dinomor sprint lari 200 meter. Kesuksesan tersebut karena kontribusi dari penggunaaan metode latihan pliometrik, yang pada akhirnya Yuri Veroshanki di panggil bapak penelitian pliometrik (Godfrey,2006. Diunduh tanggal 3 maret 2013) Terminologi.

(13)

CONTOH GERAKAN PLYOMETRIC WITH MULTIPLE JUMP

(http://www.performbetter.com/Diunduh tanggal 3 maret 2013)

2.5 Kerangka Berpikir

Untuk dapat bermain bola basket dengan baik, maka seorang pemain harus menguasai teknik dasar permainan bolabasket dengan baik dan benar. Teknik dasar tersebut diantaranya passing, dribbling, shooting, pivot. Untuk dapat melakukan teknik menembak, yaitu lay up dengan terampil, dibutuhkan latihan teknik dengan benar dan didukung kondisis fisik yang baik pula. Seorang pemain bola basket tanpa didukung dengan kemampuan fisik yang baik, kemungkinan keterampilan yang dimiliki tidak akan berkembang dengan pesat. Adapun kemampuan fisik yang sangat bersumbangan terhadap kemampuan lay up antara

(14)

lain kekuatan otot lengan, tinggi badan, dan power tungkai. Power tungkai dalam permainan bola basket sangat diperlukan untuk melompat dan meloncat.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: “Terdapat pengaruh latihan plyometrik dengan multiple jump terhadap kemampuan melakukan lay up shoot pada permainan bola basket siswa SMA N 2 Limboto”.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya Panitia Pengadaan akan mengadakan penilaian/evaluasi administrasi, teknis dan harga terhadap Dokumen Penawaran yang memenuhi syarat dengan menggunakan sistem gugur menurut

Menyebabkan bertambahnya antrian paket pada tiap node, dan mengecilnya rasio perbandingan antara paket data yang sampai ke tujuan dengan waktu simulasi.. Nilai

Menimbang bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa.. Oleh

1) Penelitian mengenai faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan upah pada profesi auditor (independen, pemerintah dan perusahaan) menggunakan basic model (Oaxaca-wages

[r]

Berdasarkan pernyat aan- pernyat aan t ersebut dapat dikat akan bahwa kel uarga yang memiliki j umlah aset cenderung t idak mengalami kesulit an ekonomi dan lebih sej aht

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Hubungan