• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PRODUKTIVITAS TENAGA EDUKATIF IKIP BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG PRODUKTIVITAS TENAGA EDUKATIF IKIP BANDUNG."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI TENTANG PRODUKTIVITAS TENAGA

EDUKATIF

IKIP

BANDUNG

T E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis

Instttut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung Untuk memenuhi sebagian syarat

Program Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi Pendidikan

O le h

BUCHARI ALMA No. Pokok 259/D/XIII-5

FAKULTAS PASC\ SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BANDUNG

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH P3MBIMBING

,7 ^

Prof.Dr.Oteng Sutisha,M.Sc.Ed Pembimbing I

Prof.Dr/Engkoswara,K.Ed

/Pembimbing II

Oktober 1984

(3)

halaman

PERSETUJUAN DAN PENSAHAN

1

KATA PENGANTAR

vii DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1.Latar belakang masalah

4

2.Rumusan Masalah

B.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

^ 6

2. Tujuan Khusus

7

C. Kegunaan Penelitian

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

9

A.Beberapa pandangan tentang produktivitas

9

1.Produktivitas pada umumnya

9

2.Produktivitas Pendidikan

15

B. Produktivitas Tenaga Edukatif

17-1. Tenaga Edukatif sebagai pribadi

!?

2. Kepribadian yang produktif 19

3. Tolok ukur produktivitas tenaga edukatif.. 25

C.Hasil-hasil Penelitian sebelumnya 34

D.Kesimpulan Tinjauan Kepustakaan 37

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 41

A.Populasi dan Sampel 41

B.Metode Penelitian 43

(4)

halaman

C. Anggapan Dasar dan Hipotesa 44

D. Validitas dan Reliabilitas 46

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 55.

A. Pengumpulan Data 55

B. Cara Mengolah dan Menganalisis Data 57

C. Hasil Pengolahan dan Analisis Data 58

BAB V RANGKUMAN,DISKUSI,KESIMPULAN,DAN REKOMENDASI 73

A.Rangkuman Hasil Penelitian 73

B.Diskusi Hasil Penelitian 77

C.Kesimpulan 94

D.Rekomendasi 98'

DAFTAR KEPUSTAKAAN 104

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

A. Instrumen Penelitian 108

B. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

-Instrumen berdasarkan Data Prasurvai 121

C Hasil Pengolahan Data Survai 129

RINGKASAN 152

CURRICULUM VITAE 157

(5)

DAFTAR TABEL

TABEL halaman

1.

Jumlah Tenaga Edukatif Tetap IKIP Bandung ....

42

2.

Proporsi Anggota Sampel

43

3.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

53

4. Rata-rata Skor Jawaban tenaga edukatif IKIP Bi

dang Pendidikan dan Pengajaran 62

5. Rata-rata Skor jawaban tenaga edukatif IKIP

Bidang Karya Ilmiah dan Penelitian 63

6.

Ratarata Skor jawaban tenaga edukatif fakul

-tas bidang Pendidikan dan Pengajaran 63

7 Rata-rata Skor Jawaban Tenaga Edukatif

fakul-tas,bidang Karya Ilmiah dan Penelitian 64 8. Rata-rata Skor Jawaban tenaga edukatif golong

an III dan IV Bidang Pendidikan dan Pengajaran 65

9 Rata-rata Skor Jawaban tenaga edukatif golongan

III dan IV,Bidang Karya Ilmiah dan Penelitian.. 65

(6)

A. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN

1* Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan suatu sistem berslfat sistem

terbuka dan perguruan tinggi adalah salah satu subsistemnya.

Perguruan tinggi sebagai subsistem pendidikan yang ingin

menghasilkan luaran yang bermutu tentu tidak bisa lepas da

ri tenaga edukatif yang memproses masukan mencapai luaran yang dikehendaki.

Pendidikan sebagai sistem terbuka dapat digambar

-kan sebagai berikut.

MASUKAN .

MAHAH1SWA

4' >

TENAGA EDUKATIF

' >

' r '

PROSES PENDIDIKAN ^ LUARAN "^ LULUSAN

Di dalam proses pendidikan tersebut banyak sekali

variabel yang terlibat antara lain t tenaga edukatif.tena

ga non edukatif,kurikulum, dan fasilitas.

Penulis sangat tertarik akan peranan tenaga edukatif yang

sangat menentukan keberhasilan proses itu sendiri.

(7)

sin,namun hanya untuk beberapa peranan saja, karena tidak mungkin semua peranan tenaga edukatif diganti dengan mesin

betapapun modernnya mesin tersebut.

Dalam sebuah industri luaran yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh faktor produksi yang diolah dan proses

pengolahannya sendiri. Apabila industri ingin menghasilkan

produk yang bermutu,maka pengolahan serta orang yang

mengo-lahnya harus bermutu pula. Demikian pula halnya dalam du-nia pendidikan. Jika suatu perguruan tinggi diasuh oleh te naga edukatif yang kurang mutunya, tentu akan menimbulkan

keluhan dari berbagai pihak. Suatu laporan UNESCO (1972)

menyatakan "There are the common complaints (reported from

many countries)by students : objections to poor teaching , routine,boring,ill-prepared and ill-delivered lectures".

Dunia makin berkembang, penduduk usia sekolah sema

kin menihgkat , dan berkembangnya teknologi komunikasi,me-nuntut tenaga pendidik yang semakin baik. "The grater part

of the adult population,will pose enormous demands for

teachers-and not just teachers,but teachers of the right calibre "(John Vaizey et al ,1972:218) . John Vaizey melan

-jutkan uraiannya sebagai berikut* "When people talk about

a crisis of "quality" in education, what they mean is -either that the teachers are inadequate,or that they ill-prepared (John Vaizey,et_al,1972 : 218) .

(8)

3

ini diakibatkan begitu pesatnya pertumbuhan dunia perguruan

tinggi, sehingga pengangkatan tenaga edukatif kurang

selek-tif. Hal ini terbukti dari laporan UNESCO "... the pressure

of expansion has led to the recruitment of teaching staff

of inferior academic qualifications and experience"(1972:36).

Tenaga-tenaga demikian kurang dapat dipertahankan, jika

me-reka tidak berusaha mengejar ketinggalannya. Pada hal kita

mengetahui bahwa peranan tenaga edukatif sangat menentukan

mereka adalah orang-orang professional. la menetapkan

apa

yang baik, ia pembuat keputusan, ia menetapkan kebijaksa

-naan untuk mahasiswa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

professionalnya.

Besarnya peranan tenaga edukatif ini, menimbulkan

masalah dalam manajemen. .

Manajemen tenaga professional

tidak dapat disamakan dengan manajemen tenaga non

profesi-onal. Kontrol yang ketat akan menimbulkan frustrasi,

dan

kehilangan gairah kerja yang menyebabkan turunnya produk

-tivitas. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembinaan tenaga

edukatif,dan harus diutamakan kearah tercapainya dua

tuju-an yaitu :

1. produktivitas

2. kepuasan sebagai manusia dalam mencapai sesuatu.

Pembinaan ini, pasti disambut dengan hangat oleh te

naga edukatif, sebab hal ini akan menguntungkan diri mere

ka sendiri, dan didorong lagi oleh masah adanya kesadaran

(9)

Permasalahan akan muncul,yaitu berupa pembinaan yang

bagai-mana yang harus dilakukan, sasaran apa yang hendak dicapai?

Penulis berpendapat bahwa harus diadakan pengkajian

terlebih dulu terhadap hasil pekerjaan tenaga edukatif. Di nyatakan dengan jelas perincian tugas mereka. Dengan demi

-kian tugas Individu,baik yang diharapkan , yang diduga

,

ataupun yang dinyatakan, sesuai dengan yang digariskan oleh

lembaga,sehingga terdapat keserasian antara harapan dan

ke-nyataan. Oleh sebab itu kita perlu mengkaji produktivitas

tenaga edukatif yang ada sekarang, agar dapat melaksanakan

pembinaan yang lebih terarah.

2. Rumusan masalah

Secara empiris penulis dapat memberikan gambaran

umum fenomena kegiatan tenaga edukatif. Tenaga edukatif bertugas memberi kuliah, dengan membawa catatan kuliah ta-hun yang lalu, tanpa ada perbaikan, materi yang sama diku-liahkan kembali.Ada pula dosen menyusun diktat kuliah atau buku penuntun perkuliahan yang telah dicetak ulang,

baik telah direvisi ataupun belum. Menurutnya inilah sis

-tern perkuliahan yang terbaik untuk menghadapi para maha

siswa yang malas membaca literatur, apalagi literatur ber-bahasa asing. Diktat kuliah yang disusun dosen tersebut,te lah mengikuti sekuensial secara sistematis sehingga mudah

menelaahnya. Ada pula dosen memberi kuliah, dengan membawa masalah-masalah yanp harus dipecahkan oleh mahasiswa. De ngan cara ini dosen mencoba menpajar dengan metoda CBSA ,

(10)

5

buku teks, dan dijual di toko buku. Dosen lain mengadakan

penelitian, raenulis di suratkabar atau di majalah ilmiah.

dan sebagainya. Jadi ada bermacam cara dilakukan dosen da

lam mengisi karirnya sebagai tenaga edukatif. Segala cara

yang dilakukan di atas adalah merupakan usaha peningkatan

pelayanan terhadap mahasiswa, dalam rangka menunjang pro

-duktivitas.

Setiap peningkatan pelayanan yang diberikan oleh

tenaga edukatif kepada mahasiswa dengan kondisi gaji, ho

-norarium,penghargaan,prasarana dan sarana yang ada sekarang

ini adalah merupakan produktivitas tenaga edukatif itu sen

diri. Penulis berpendapat bahwa tingkat produktivitas tena

ga edukatif yang nyata pada saat ini perlu sekali

diungkapkan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis mengerau

-kakan rumusan permasalahan, sejauh manakah tingkat produk

tivitas yang dimiliki oleh tenaga edukatif IKIP Bandung

-pada saat ini ? Sebelum mengukur tingkat pencapaian pro

-duktivitas seseorang, tentu harus diketahui lebih dulu apa

tugas pokok yang diberikan kepadanya. Tugas-tugas pokok te

naga edukatif ialah :

1. Pendidikan dan Pengajaran 2. Penelitian

3. Pengabdian masyarakat (SK Menteri P dan K no.079

/1970 tanggal 29 April 1970).

(11)

mengu-tamakan tugas ini ialah karena tugas inilah yang paling

berhubungan dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran.Ke-giatan penelitian yang dilaksanakan akan sangat menunjang kegiatan pendidikan dan pengajaran.Lain halnya dengan ke giatan pengabdian masyarakat yang juga berpengaruh terha-dap pendidikan dan pengajaran tapi lebih bersifat tidak langsung. Rumusan pennesalahan ini dapat lebih diperinci lagi dengan,sejauh manakah tingkat produktivitas tenaga edukatif laki-laki dan tenaga edukatif perempuan,tingkat produktivitas tenaga edukatif golongan III dan golongan IV di lingkungan masing-masing fakultas di IKIP Bandung.

B.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini ialah untuk memperkira-kan tingkat produktivitas tenaga edukatif IKIP Bandung de ngan memperhatikan konsep-konsep produktivitas individu.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penelitian ini ialah.

a. Untuk mendapatkan pola variabel pengukuran produktivi

tas tenaga edukatif.

b. Untuk menemukan variabel produktivitas yang masih le-mah dan yang sudah cukup tinggi pada tenaga edukatif

IKIP Bandung.

c. Mengungkapkan kesamaan rata-rata produktivitas tenaga

edukatif dalam berbagai kelompok yaitu antara produk

(12)

antara golongan III dan golongan IV di setiap fakultas

dan perbandingan produktivitas tenaga edukatif masing-masing fakultas dalam lingkungan IKIP Bandung.

C. Kegunaan Penelitian

Produktivitas tenaga kerja dalam suatu organisasi penting sekali diukur, •karena akan menimbulkan beberapa keuntungan*Keuntungan mengadakan pengukuran produktivitas

antara lain dikemukakan, " a major benefit of organization

al productivity measurement is the promotion of productiv

ity mindedness"(The Encyclopedia of Professional Manage

-ment,1978 : 981). Kita mengukur produktivitas agar dapat

menciptakan suasana gandrung untuk lebih produktif. Tenaga

edukatif adalah tenaga kerja profesional di lembaga pendi

dikan tinggi,yang juga harus diukur produktivitasnya,kare

na produktivitas tenaga edukatif ini akan mempengaruhi pro duktivitas lembaga. Misalnya beberapa tenaga edukatif,sulit

sekali meluluskan mahasiswa dalam setiap kesempatan

tenta-men/ujian, maka jelas ini akan berpengaruh terhadap pro

-duktivitas lembaga.Hasil penelitian ini diharapkan berguna

bagi .kelancaran proses administrasi pendidikan,dalam hal

ini khusus yang menyangkut aspek manusianya.Apa yang

dika-takan administrasi pendidikan ialah ,"suatu ilmu yang

mem-pelajari bagaimana

(13)

dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan semaksimal

mungkin dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi

manusia yang ikut serta dalam mencapai tujuan pendidikan

yang telah disepakati"(Engkoswara,1983:3). Aspek manusia

yang dimaksudkan di sini antara lain ialah tenaga edukatif,

mahasiswa,anggota masyarakat atau orang tua,dan para

peja-bat.

Penelitian ini misalnya menemukan bahwa produktivi tas tenaga edukatif laki-laki lebih tinggi daripada tenaga

edukatif perempuan, maka dapat diharapkan adanya perhatian

administrator ,bagaimana caranya meningkatkan produktivi tas tenaga edukatif perempuan. Penelitian ini mengungkap

-kan ada variabel-variabel produktivitas yang sangat lemah,

kurang diperhatikan oleh tenaga edukatif, maka administra

tor dapat merencanakan bagaimana cara mendorongnya,agar -variabel yang lemah dapat ditingkatkan.

Jika penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang nyata

antara

produktivitas golongan III dan golongan IV,maka

ber-arti golongan IV kurang produktif,atau golongan III sangat

produktif. Administrator dapat membuat perencanaan bagai

mana caranya meningkatkan produktivitas tenaga edukatif go

(14)

BAB V

RANGKUMAN, DISKUSI, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Rangkuman Hasil Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa tujuan penelitian ini ialah untuk mengungkapkan kea

daan produktivitas tenaga edukatif IKIP Bandung,yang dapat

diperinci menurut kelompokkelompok tenaga edukatif laki

-perempuan, tenaga edukatif golongan III dan golongan IV kelompok menurut masing-masing fakultas dan sebagainya.

Hasil pengolahan data yang diperoleh dapat dirang -kum sebagai berikut :

1. Rata-rata produktivitas bidang pendidikan dan pengajaran tenaga edukatif IKIP secara keseluruhan

-1016,38, ini berarti 63,52 %dari skor ideal. Berdasarkan

kriteria penafsiran, maka prosentase ini dapat dikatakan tinggi. Jika diperinci menurut kelompoknya, maka kelompok

tenaga edukatif laki-laki produktivitasnya lebih tinggi

-dari kelompok tenaga edukatif perempuan. Demikian pula pro duktivitas golongan IV lebih tinggi dari golongan III.

Produktivitas kelompok laki-laki,golongan III dan golongan

IV dapat dimasukkan ke dalam kategori tinggi,yaitu 65,35 %

62,01 %dan 65,02 %.

2. Rata-rata produktivitas bidang karya ilmiah dan

penelitian yang dicapai oleh tenaga edukatif IKIP Bandung,

secara keseluruhan ialah 580,02. Ini berarti 32,22 % dari

skor ideal. Berdasarkan kriteria penafsiran, maka prosen

(15)

tase yang diperoleh ini termasuk kategori rendah. Jika di

perinci menurut kelompoknya, maka yang paling tinggi ialah

golongan IV, kelompok laki-laki, golongan III dan kelompok

perempuan. Berturutturut prosentase produktivitasnya ia

-lah 36,83 %, 34,65 %t 27,62 %, dan 22,75 %.

Produktivitas semua kelompok termasuk kategori rendah.

3. Apabila dibandingkan produktivitas tenaga eduka tif menurut fakultas yang diteliti, maka produktivitas pa

ling tinggi dicapai oleh tenaga edukatif dari FPTK -(68,70*)

dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

Berturut-turut produktivitas :

FPMIPA 67,31 %

FIP 65,65 %

FPBS 64,39 %

FPIPS 59,02 %

Semua produktivitas fakultas termasuk

tinggi,kecu-ali FPIPS tergolong

cukup.

4. Produktivitas dalam bidang karya ilmiah dan pene

litian paling tinggi dicapai oleh FPBS (36;-ll %)

Berturut-turut produktivitas :

FIP 32,29 %

FPIPS 31,59 %

FPTK 31,25 %

FPMIPA 30,55 %

(16)

75

5. Perbandingan produktivitas dalam bidang pendidik

an dan pengajaran antara golongan III dan golongan IV

adal-lah sebagai berikut :

Fakultas : golongan III : golongan IV

FIP : 63,75 %

: 66,92 %

FPIPS i 56,35 %

'• 61,44 %

FPBS ! 61,46 % ,' 67,69

%

FPMIPA : 67,03 % i' 67,63 %

FPTK : 69,38 % : 67,62 %

Produktivitas semua golongan pada masing-masing fa

kultas termasuk kategori tinggi, kecuali golongan

III

FPIPS

termasuk rendah.

6. Perbandingan produktivitas dalam bidang karya il

miah antara golongan III dan golongan IV ialah :

dah.

Fakultas :golongan III : golongan IV

FIP 28,82 %

: 34,61 %

FPIPS :• 27,12 % i 35,65 %

FPBS 28,24 % i 44,97 %

FPMIPA 27,43 % .

34,13 %

FPTK 27,08 % :

37,89 %

(17)

7. Uji signifikairsl dengan uji t dalam bidang pen

-didikan dan pengajaran dapat dirangkum sebagai berikut :

Populasi : Kelompok :t hitung st daftar:hipotesis

IKIP :laki-laki-perempuan: 12,17 : 1,66 :ditolak IKIP : gol.III - gol.IV : 1,19 i 1,66 :diterima

FIP : gol.III - gol.IV i 0,52 .: 1,73 :diterima

FPIPS : gol.III - gol.IV : 1,65 .: 1,68 :diterima

FPBS !: gol.III - gol.IV !: 1,20 :: 1,75 :diterima FPMIPA : gol.III - gol.IV !. 0,07 :: 1,77 :diterima FPTK :: gol.III - gol.IV : 0,17 : 1,80 :diterima

8. Uji signifikansi dengan uji t dalam bidang karya

ilmiah dan penelitian dapat dirangkum sebagai berikut :

Populasi :

Kelompok

ithitung:*^*^*1*0*6818

IKIP : laki-laki - perempuan: 4,25 : 1,66 :ditolak IKIP : gol.III - gol.IV

: 1,19 : 1,66 :diterima FIP : gol.III - gol.IV : 0,98

: 1,73 :diterima FPIPS : gol.III - gol.IV : 2,71 . 1,68 :ditolak

FPBS : gol.III - gol.IV : 3,45 .: 1,75 :ditolak FPMIPA : gol.III - gol.IV : 0,96 .. 1,77 :diterima FPTK : gol.III - gol.IV : 1,28 :. 1,80 :diterima

9. Uji kesamaan lima rata-rata produktivitas bidang pendidikan dan pengajaran,serta bidang karya ilmiah dan pe

nelitian antara FIP,FPIPS,FPBS,FPMIPA,dan FPTK menggunakan

(18)

Produktivitas : P hitung : F daftar : Hipotesis

Pendidikan dan Peng

ajaran

Karya Ilmiah dan

Penelitian

2,26

0,21

2,46 diterima

2,46 diterima

77

Berdasarkan pengujian-pengujian hipotesis dan ke

-berartian baik dari uji dua rata-rata, maupun uji lima ra

ta-rata, uji validitas,reliabilitas, dan uji normalitas, ma

ka harga-harga statistik yang diperoleh dapat

dipertanggung-jawabkan untuk membuat penafsiran diskusi serta pengambilan

kesimpulan terhadap populasi.

B. Diskusi hasil penelitian.

1. Manajemen tenaga edukatif

Pada umumnya sebuah organisasi terdiri dari 5 unsur

yaitu;"people,techniques,information,structure,purpose. People are the most important organizational element.Human

Nature,which leads men to cooperate with one another and to

divide productive efforts, is the essence of organization,

(Shrode,1974:5),

Dengan demikian unsur manusia merupakan

variabel yang amat penting dalam organisasi yang ditentu. . kan oleh penampilannya,dalam melaksanakan tugas. Organi

sasi yang banyak menggunakan tenaga manusia maka ting

(19)

tersebut...."in a company with many employees and little

automation productivity is likely to be determine largely

by what the employees,rather than the machines do

(Sutermeister,1976 : 10). Lembaga pendidikan adalah sebuah or

-ganisasi yang banyak menggunakan orang, dan jarang menggu nakan mesin. Oleh sebab itu orang-orang ini sangat menentu kan berhasil tidaknya pencapaian tujuan organisasi.

Setiap organisasi selalu mempunyai tujuan , untuk

memuaskan orang yang terlibat di dalam maupun di luar or

-ganisasi. "Nor organization can survive in the long run if

does not meet the needs of some constituency. Government

exists to serve the people, business firms serve their custom

ers, charitable institutions serve the needy"(Robbins,1978:

131). Demikian pula lembaga pendidikan harus memuaskan da

lam pelayanan bagi mahasiswa, orang-orang lain yang terli

bat di dalam organisasi dan masyarakat pada umumnya.

Sekarang ini banyak masalah yang dihadapi oleh pergu ruan tinggi,di antaranya ialah masalah jumlah tenaga eduka

tif sangat terbatas, dihadapkan dengan jumlah mahasiswa yang setiap tahun makin bertambah » Masalah keterbatasan

tenaga

edukatif ditambah lagi permasalahannya dengan di

-karyakannya beberapa tenaga edukatif pada proyek-proyek

pemerintah ,dan masalah kualifikasi tenaga yang ada.

Peranan tenaga edukatif di perguruan tinggi sangat

strategis ditinjau dari pembinaan akademik dan karakter ma

(20)

79

manajemen tenaga edukatif di perguruan tinggi ini belum

mendapat perhatian sepenuhnya.Makagiansar menyatakan bah

wa "masalah tenaga edukatif sangat peka terhadap perkem

-bangan pendidikan tinggi dan salah satu penentu utama dalam

menjaga kelangsungan ,serta menjarain adanya suasana kete

-nangan dalam lembaga pendidikan tinggi.Oleh sebab itu

pem-binaannya harus dilakukan dengan cermat»(Makagiansar,1981).

Tenaga edukatif adalah termasuk tenaga profesional,

ia menetapkan apa yang baik,ia pembuat keputusan, ia mene

tapkan kebijaksanaan untuk mahasiswa berdasarkan pertim

-bangan-pertimbangan profesionalnya. Karena sifat

profesionalnya ini kadangkadang timbul kesenjangan. Orang profe

-sional merasa mempunyai otonomi luas karena keahliannya

,

yang kadang-kadang menimbulkan kurang perhatian terhadap

lembaga.Kurang perhatian terhadap lembaga, berarti kurang

perhatian pada mahasiswa, kurang perhatian terhadap

pengem-bangan tri dharma perguruan tinggi,terutama bidang pendidi

kan pengajaran dan bidang karya ilmiah,penelitian. Dan te

naga edukatif bebas bergerak diluar bidang lembaga mengem

bangkan karir dalam bentuk lain. Kegiatan semacam ini ti

-.dak dapat dibiarkan berjalan terus.Administrator harus..

"menggerakan mereka untuk tercapainya tujuan organisasi

memelihara dan mengembangkan kecakapan serta kemampuan,

untuk mendapatkan prestasi kerja yang

sebaik-baiknya"(Mu-sanef,1983:12).Manajemen tenaga edukatif adalah manajemen

(21)

tenaga non profesional.Kontrol yang ketat akan menimbulkan

frustrasi,dan kehilangan gairah kerja yang menyebabkan

tu-runnya produktivitas.01eh sebab itu penulis melihat

dalam

pembinaan tenaga edukatif ini sangat diutamakan kearah

ter-capainya tujuan peningkatan produktivitas, dalam arti pro

duktivitas individu dalam rangka meningkatkan produktivi

-tas lembaga.

Peningkatan produktivitas ini sejalan dengan kebi

-jaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan tinggi tahun

1983/1984 antara lain.

1. Meningkatkan daya tampung dan produktivitas perguruan

tinggi.

2. Mendorong penyusunan buku-buku pelajaran terutama di bi

dang yang kadar subjektivitas penggarapnya tinggi, se

-perti ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

3. Menata kembali prosentase waktu mengajar dosen di dalam

dan di luar universitas.

4. Melaksanakan wawasan alma mater dalam upaya menjadikan

perguruan tinggi sungguh-sungguh menjadi lembaga ilmiah dan dalam upaya menjadikan kampus sungguh-sungguh menja

di masyarakat ilmiah (Nugroho Notosusanto,1983 : 11).

Beberapa kebijaksanaan dalam bidang pendidikan di

atas,nam-paknya memberi tekanan kepada usaha peningkatan produktivi

(22)

buku-81

buku dan menata kembali jam mengajar tenaga edukatif.ini

tentu bertujuan agar waktunya lebih banyak dicurahkan un

tuk kebutuhan di dalam lembaga. Tenaga edukatif harus le

bih banyak melakukan kegiatan tri dharma perguruan tinggi.

Kegiatan tenaga edukatif dalam melaksanakan tugasnya,tidak

dibiarkan bebas tanpa kontrol,tapi diadakan semacam kontrol

kualitas. Dardji Darmodihardjo menyatakan beberapa alter

-natif untuk melaksanakan kontrol kualitas ini yaitu :

1. Kontrol kualitas adalah tanggung jawab pimpinan lembaga.

2. Kelompok inti yang terdiri dari anggota staf pengajar

dan administrator dalam lembaga dilatih untuk melakukan

kontrol kualitas lembaga tersebut.

3. Penggunaan konsultan (tidak berarti konsultan luar nege

ri), untuk memberi saran dan nasehat kepada administrator

dan staf pengajar ,mengenai cara-cara melakukan kontrol

kualitas lembaga (Dardji Darmodihardjo,1981:11).

Aparat kontrol kualitas,diharapkan dapat membantu

peningkatan produktivitas baik kuantitas maupun kualitas.

Dengan demikian lembaga atau organisasinya benar-benar men

jadi sebuah organisasi yang efektif."Organisasi yang

benarbenar efektif akan berusaha menciptakan suasana kerja da

-lam mana para pekerja bukan hanya melaksanakan persyaratan

kerja mereka yang utama saja, tetapi juga memikul tanggung

jawab berpikir dan bertindak secara kreatif demi peningkat

an efisiensi maupun usaha menuju tujuan"( Steers,1980:127).

(23)

tidak hanya memikirkan asal tugas-tugas perkuliahan seba

gai tugas utama telah berjalan lancar, tapi juga turut me

mikirkan bagaimana usaha memperbaiki kualitas dan mening

katkan kuantitas produktivitas masingmasing individu da

-lam rangka meningkatkan produktivitas lembaga.

2. Produktivitas Tenaga Edukatif

Produktivitas tenaga edukatif dalam arti kata pro

-duktivitas individu,sangat menentukan pro-duktivitas lemba

ga. "Produktivitas organisasi sekolah sebagaimana yang

nam-pak dalam bentuk efektjvitas dan efisiensi pengelolaannya

serta kuantitas dan kualitas lulusannya, banyak ditentukan

>

oleh "work performance" dari personil sekolah"( Andi Undap,

1983 :2). "Work performance" ini adalah merupakan sebagian

dari produktivitas individu tenaga edukatif. Gilmore seca

ra lebih luas menyatakan individu yang produktif ialah

-"who is making a tangible and significant contribution in

his chosen field"(Gilmore,1974:6).

Jadi individu yang produktif ialah individu yang

-menghasilkan kontribusi bermanfaat bagi lingkungannya.In

dividu yang tidak memberi manfaat bagi lingkungannya, de

ngan kata lain mementingkan diri sendiri dinyatakan seba gai individu yang tidak produktif. Tipe individu yang ti

dak produktif ini diklasifikasikan "The receptive orien

-tation,the exploitative orien-tation,the hoarding orientat

(24)

83

Keempat tipe individu di atas mementingkan diri sen

diri, mereka mengambil dari luar sebanyak-banyaknya,dan ti

dak mengeluarkan apapun

dari dirinya yang konstruktif,atau

yang memberi kontribusi bermanfaat bagi masyarakat ling

-kungannya.

Sedangkan individu yang produktif digambarkan oleh

Erich Fromm sebagai individu yang memiliki rasa "love".

"Love is union with somebody or something,outside one

self, under the condition of retaining the separateness

and integrity of one's own self.This kind of love ,the

mystical experience of union,includes erotic love ,ma

ternal love,the feeling of human solidarity,and

also

self-love; it is a cardinal point that one cannot love others unless he loves and respects himself.

Such love includes the attitudes of care,responsibili

ty, respect, and knowledge with regard to the other.

In

the productive orientation the individual is

creative-rather than destructive,and he realizes and accepts

-himself as an individual,rather than conforming

to

convention and losing himself in the herd" (Cofer and Appley, 1980 : 668 ).

Tenaga edukatif yang produktif berdasarkan uraian

di atas ialah tenaga edukatif yang cinta pada pekerjaannya

cinta kepada mahasiswa, dan kreatif dalam tugasnya,serta

memberikan kontribusi bermanfaat pada lingkungan di mana

ia bekerja.

Penelitian ini menemukan bahwa produktivitas tenaga

edukatif IKIP Bandung, dalam bidang pendidikan dan pengajar

an baru mencapai 63,52

%

dari skor ideal,sedangkan dalam

bidang karya ilmiah dan penelitian baru mencapai 32,22

%

Tingkat pencapaian produktivitas ini belum begitu

(25)

Beberapa item yang penulis teliti, dapat dikemukakan ting

kat pencapaian produktivitasnya sebagai berikut.

1. Dalam proses belajar mengajar, tenaga edukatif telah

melaksanakan pemberian nilai terhadap tugas-tugas maha

siswa (mencapai 90,71

%

dari skor ideal)

2. Untuk memberi pelayanan kepada mahasiswa, tingkat keha

diran di kantor dan di ruang kuliah mencapai 80,95

%.

3. Dalam cara memberi nilai, dan meluluskan mahasiswa pa

da setiap kesempatan tentamen mencapai 77,62

%.

4. Mengadakan tentamen ulangan dan remedial mencapai 76,43#

5. Tingkat ketidak hadiran dalam memberi kuliah cukup ren

dah, karena kehadiran memberi kuliah mencapai 76,19

%.

6. Jumlah matakuliah yang dipegang,ekivalen dengan jumlah

12 sks,baru mencapai 73,33 #,artinya belum semua tenaga

edukatif bekerja penuh 12 sks sebagaimana yang

diwajib-kan. Dalam hal ini belum diperhitungkan unsur pejabat

yang mempunyai EWMP (Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh )

tersendiri.

7. Lamanya tenggang waktu mengumumkan

hasil tentamen men

capai 70,48 %dari waktu ideal.

8. Mengembalikan tugas- tugas mahasiswa yang sudah

dikorek-si, mencapai 61,90 %.

9. Untuk kegiatan terstruktur dan mandiri, para tenaga edu

katif, belum sepenuhnya memberi tugas-tugas, dan baru

(26)

85

Beberapa item dalam bidang karya ilmiah dan peneli

tian memperlihatkan tingkat pencapaian sebagai berikut :

1. Ikut berperan apakah sebagai pemrasaran,pembahae,modera

tor, penyelenggara,ataupun sebagai peserta

seminar/disku-si tingkat jurusan, mencapai 70,95

%.

2. Menulis makalah untuk seminar,mulai dari tingkat

inter-nasional sampai ke tingkat jurusan sudah mencapai 70

%

3. Berperan serta dalam seminar di tingkat fakultas menca

pai 54,29 %

4. Ikut dalam tim penelitian mencapai 39,52

%

5. Sudah mengadakan penelitian mandiri mencapai 32,86

%

6. Berperan serta dalam kegiatan seminar tingkat institut,

mencapai 27,62 %

7. Hasil-hasil penelitian yang telah didokumentasi di

per-pustakaan 24,52 %.

8. Menyusun buku teks,bukan diktat kuliah ,21,67

%

9. Menterjemahkan buku asing dan diterbitkan,12,86

%

10.Menulis artikel di majalah ilmiah 11,90

%

11.Menulis di suratkabar terbitan Bandung, 7,62

%

12.Menulis di media masa tingkat nasional terbitan Jakarta

mencapai 4,29 %.

Melihat masih rendahnya tingkat pencapaian produk

tivitas bidang karya ilmiah dan penelitian ini, maka masih

banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh institut,fakultas

ataupun jurusan dalam rangka meningkatkan produktivitas te

naga edukatif. Kegiatan tersebut misalnya mengadakan

(27)

oleh beberapa fakultas.Dan dalam setiap kegiatan tersebut

harus dilibatkan banyak tenaga edukatif,agar semua dapat

bekerjasama dan berperan serta.

Menteri Tenaga Kerja Sudomo menggariskan sebuah

falsafah yang dikenal dengan "Proni Semut Hitam"(harian

Kompas 30 April 1984).

Semut hitam mempunyai sifat sosial dan terorganisasi

rapi

dalam kelompok. Mereka bekerja dalam tim yang kompak.Mereka

rajin.Komunikasi di antara mereka baik, dan mereka mempu

-nyai semangat tinggi, trampil, cekatan dan produktif.

Lebih lanjut Sudomo menyatakan bahwa tenaga kerja sebagai

unsur pokok,perlu mendapat perhatian dalam pembinaannya

,

terutama pembinaan mental dan motivasi yang baik,sebagai

pekerja yang tekun ,disiplin tinggi dan penuh pengabdian.

Sehubungan dengan tenaga edukatif, yang tergolong

ke dalam tenaga profesional, tentu juga memerlukan pem

binaan, namun pembinaannya tentu tidak dapat disamakan de

ngan pembinaan tenaga kerja,buruh pabrik. Bagaimana

menga-rahkan pembinaan tenaga edukatif yang baik, tentu memerlu

kan pengkajian secara seksama.

Berikut ini penulis kemukakan beberapa pandangan yang da

pat memperjelas mengapa tingkat produktivitas tenaga edu

-katif rendah.

1. Performans dan perkembangan seorang tenaga edukatif, ti

dak terlepas dari latar belakang pendidikan,sewaktu dia men

(28)

87

Suatu pandangan berdasarkan hasil penelitian William

K.Cummings (1981 ,35) menyatakan bahwa di Indonesia mereka

yang menamatkan perguruan tinggi nampaknya terdidik secara

minim,kurang dalam pengetahuan dasar dan terutama kemampu

an memeraktekkannya, lemah dalam penguasaan bahasa asing

dan belum mengenai bacaan Internasional yang menyangkut bi

dang pengetahuan mereka. Mahasiswa-mahasiswa yang menamat

kan studi pada sebuah perguruan tinggi dapat diangkat men

jadi tenaga edukatif pada perguruan tinggi yang

bersangkut-an. Cummings menyatakan lebih lanjut bahwa bagian terbesar

tenaga edukatif di Indonesia belum punya pengalaman luar

negeri, dan memiliki hanya sedikit pengetahuan tentang li

teratur luar negeri dan banyak yang masih asing dengan ma

teri kuliah atau penelitian yang diadakan di luar perguru

an tinggi mereka sendiri. Hal ini tentu akan sangat

berpengaruh terhadap produktivitas tenaga edukatif yang mempu

-nyai latar belakang yang lemah, apalagi jika tidak diim

-bangi dengan latihan dalam jabatan atau studi lanjutan mi

salnya ke Pasca Sarjana.

Suatu survai pemerintah yang dilakukan tahun 1969 ,

menunjukkan bahwa hanya 25

%

guru SD memiliki kualifikasi

yang memadai untuk tugas-tugas mereka. Kekurangan yang

se-rupa juga dijumpai pada pendidikan yang lebih tinggi. Pada

tingkat perguruan tinggi, tidak ada definisi resmi tentang

istilah "mampu".Mahar Marjono juga menyatakan bahwa selain

sarana yang jika ada uang pasti akan dapat di bangun,kita

pun juga kekurangan tenaga pengajar yang "qualified"(Mahar

(29)

2. Masalah kekurangan biaya akan sangat berpengaruh terhadap

produktivitas.Biaya rendah dalam dunia pendidikan ini di

ungkapkan oleh C.E.Beeby (1974 : 62 ).Jumlah seluruh uang

yang tersedia untuk pendidikan tidak seimbang untuk

mengu-sahakan pertumbuhan sistem sekolah dan secara umum kurang

sekali untuk apa yang dibutuhkan buat perbaikannya. Hanya

tersisa sedikit sekali dana untuk pe-awatan,peralatan,dan

administrasi sekolah,buku-buku dan servis untuk peningkatan

mutu. Gaji tenaga pengajar sangat rendah. Tugas mengajar se

cara penuh tidak cukup untuk men^amin kebutuhan

keluarga,ke-cuali dicukupi dengan cara lain. Generalisasi ini berlaku

untuk semua tingkat dari sistem pendidikan.Jadi tidak ada

satu tempat di manapun yang menerima cukup dana dari

peme-rintah.Keterbatasn keuangan ini melanggengkan kondisi ku

alitas yang rendah ini,jika tidak ada suatu keberanian

berupa keberanian pisik,keberanian sosial,keberanian moral,

keberanian kreatif (Achmad Sanusi, 1984 : 11) untuk

menga-tasinya.

3. Kekurangan buku-buku pada perpustakaan perguraan tinggi

adalah sebagaipengaruh dari kurangnya dana yang tersedia.

Di U^iversitas Indonesia hanya ada 500.000 buku,seharusnya

jumlah itu mendapai 1.000.000 (Mahar Marjono,1981 : 62).

IKIP memiliki 75.000 buku dengan hanya 33.000 judul.

Jumlah mahasiswa IKIP 13.000 orang. Jika diambil perbanding

an normal 1 mahasiswa 20 buku, maka perpustakaan IKIP harus

(30)

89

Buku di negeri kita memang mahal.Dosen saja sulit

menjang-kaunya apalagi mahasiswa. Jika kita tinjau lbbih lanjut te

naga edukatif, dan para mahasiswa yang berkunjung ke perpus

takaan, jumlahnya juga sangat minim. Data perpustakaan IKIP

menunjukkan bahwa dosen yang berkunjung ke perpustakaan ada

sejumlah 18 orang per hari, dan mahasiswa ada 400 orang

per-hari.

N0rmalnya jumlah pengunjung perpustakaan harus 10

%

dari jum

lah seluruhnya. Jika jumlah tenaga edukatif golongan III a

ke atas ada 600 orang, maka seharusnya pengunjung perpusta

kaan ada 60 orang,kenyataan ada 18 orang ( 30

%),

inipun se

bagian besar adalah para siswa FPS. Demikian pula mahasiswa

ada sejumlah 13.000 orang,seharusnya pengunjung perpustaka

an ada 1.300 orang, kenyataan hanya ada 400 orang (3

%

).

Tapi jika para pengunjung mencapai angka normal, luas per

pustakaan tidak akan sanggup menampung ,karena sempitnya

ru-ang yru-ang ada. Idealnya indeks lantai perpustakaan dibanding

kan dengan mahasiswa 1 mahasiswa berbanding 1 m2. Jadi se

-harusnya perpustkaan IKJP harus seluas 13.000 m2, sedangkan

yang sekarang ada 1.200 m2.

Muangthai dan Malaysia dapat mengatasi kesulitan

per-bukuan dan perpustakaan ini. Muangthai sebuah perguruan

ting-ginya memiliki perpustakaan dengan gedung berlantai enam,pe

nuh dengan buku. Malaysia mengatasinya dengan mendirikan to

ko buku dan menjual buku dengan harga murah dibandingkan de

(31)

4.Masalah kesibukan tenaga edukatif.

Dalam situasi seperti sekarang ini di mana kondisi

gaji kurang mencukupi, mengharuskan tenaga edukatif

menca-ri penghasilan tambahan dengan bekerja di tempat lain.

Gaji seorang tenaga asisten baru Rp. 36.000 sebulan, ini

jelps tidak mencukupi,dan ini merupakan penyebab utama me

reka harus mencari nafkah lain. Mahar Marjono menyatakan

jika dihitung tenaga edukatif tersebut cukup banyak,seper

ti di fakultas kedokteran UI ada 600 tenaga edukatif, de

ngan jumlah mahasiswa 900 orang, berarti 1 : 1,5,tapi yang

efektif hanya 200 orang. Yang tidak efektif itu ialah mere

ka yang memiliki pekerjaan lain yang cukup banyak di luar.

Dia akan sulit berperan sebagai pendidik yang berfungsi ba

ik. Banyak" staf pengajar, waktu yang mereka berikan untuk

pendidikan di kampus tidak mencerminkan jumlah jam yang se

harusnya diberikan (Mahar Marjono 1981 : 63 ). Buat IKIP

masalah <ni masih perlu diteliti.Dari pernyataan Mahar Mar

jono di atas dapatlah di bayangkan betapa sulitnya tenaga

edukatif tersebut, melaksanakan pengajaran remedial,

mengu-mumkan tentamen dengan segera, mempersiapkana perkuliahan

secara baik,dan merencanakan pemberian tugas kepada maha

-siswa.

5. Calon mahasiswa yang kurang bermutu,akan turut berpengaruh

terhadap produktivitas yang dicapai. Timbul rasa kurang

ber-gairah dari tenaga edukatif untuk bekerja keras melatih ma

hasiswa ,memberi tugas secara berencana, memberi nilai tu

(32)

91

"Kualitas calon-calon mahasiswa kita makin parah.Kalau da

lam penerimaan mahasiswa lewat ujian saringan "passing le

vel " kita pertahankan dengan ketat, jumlah mahasiswa baru

yang dapat diterima tidak akan cukup untuk mengisi bangku

perguruan tinggi yang ada, karena itu yang di bawah passing level harus diambil (Mahar Marjono 1981 : 63). Tetapi harus

diakui bahwa ujian saringan masuk perguruan tinggi tersebut, memang tidak mencerminkan prestasi calon mahasiswa yang

sesungguhnya.

Banyak bahan tes yang belum dipelajari siswa di sekolahnya.

Oleh sebab itu ada perguruan tinggi menyelenggarakan coaching

kepada mahasiswa baru,agar memiliki wawasan yang setingkat

terhadap bidang ilmu yang akan dipelajari lebih lanjut.

Kegiatan mengadakan coaching ini, tentu membutuhkan kegiatan,

kreativitas dari tenaga edukatif perguruan tinggi yang

ber-sangkutan. Tenaga eukatif yan.p kreatif dan produktif, akan

sangat membantu meningkatkan produktivitas lembaga

dikemudi-an hari.

6.

Masalah produktivitas tenaga edukatif laki-laki dan perempu

an, san-at menarik bagi penulis, karena menurut pengamatan

terakhir calon pelamar masuk IKIP lebih banyak wanita dari

pada laki-laki. Namun yang diterima masih banyak laki-laki

daripada perempuan, yaitu dengan perbandingan 1 : 1,5.

Kecenderungan perkembangan ini, harus menjadi pemikiran ba

gi kita semua, bagaimana memanfaatkan tenaga edukatif perem

puan agar memilki produktivitas yang tinggi. Masalah

penam-pilan tenaga laki-laki dan p erempuan ini .penulis dapat

(33)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiono.seo

-rang doktor dalam bidang economics of education,menyatakan

bahwa di tingkat SD, ternyata tenaga pengajar wanita lebih

produktif secara signifikan dibandingkan dengan tenaga pe

ngajar laki-laki (Budiono,1980:30). Sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Andi Undap terhadap guru-guru SPG di

Manado (1983),terhadap guru-guru SMEA Bandung oleh Idochi

Anwar (1984), dan terhadap guru-guru SMP>SMA di Sumatera

Barat oleh Nurtain (1983), menyatakan bahwa tidak ada per

bedaan penampilan kerja antara guru laki-laki dan guru wa

nita. Penulis menemukan bahwa di IKIP Bandung, terdapat

perbedaan yang signifikan antara produktivitas tenaga edu

katif laki-laki dan tenaga edukatif perempuan. Kemungkinan

perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan suasana ,disiplin

pengawasa, pengaturan jam kerja, beban tugas antara SD-SM

TP/SMTA dan perguruan tinggi. Murid-murid SD, masih sa

-ngat membutuhkan rasa kasih sayang, rasa keibuan, yang ten

tu sangat berbeda dengan harapan seorang mahasiswa. Di SMTP

dan SMTA pengawasan kepala sekolah, sangat terasa, dan pa

ling disegani kewibawaannya,apalagi pengawasan dari kantor

dinas pendidikan dan kebudayaan.Suasana pengawasan ini, ti

dak begitu terasa dan tidak kentara di IKIP Bandung.

Penelitian ini juga mengungkapkan, bahwa produkti

-tas golongan III tidak berbeda secara signifikan dengan go

(34)

93

Hasil penemuan penelitian ini,jika dibandingkan de ngan penemuan para peneliti lain dalam bidang performans

-kerja guru-guru,ditemukan beberapa persamaan. Penulis mene mukan bahwa produktivitas golongan III dan golongan IV,ti

dak berbeda secara signifikan.

Idochi Anwar,meneliti performans kerja guru-guru

SMEA di kotamadya Bandung,dan menemukan bahwa ,tidak ter

dapat perbedaan yang b erarti mengenai performans kerja gu

ru antara guru-guru yang telah bekerja di sekolah kurang

dari 5 tahun dengan yang telah bekerja lebih dari 5 tahun,

(t hitung 0,855 dan t daftar (0,975) = 1,99 )(Idochi Anwar,

1984 : 147 ). Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak -terdapat perbedaan yang'berarti mengenai performans kerja guru yang berumur lebih dari 40 tahun dengan guru yang te

lah berumur kurang dari 40 tahun.

Hasil penelitian guruguru SPG di Manado (Andi Un

-dap, 1983 : 132 ) menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan

yang berarti tentang penampilan kerja guru-guru yang berma

sa kerja kurang dari lima tahun, dengan guru-guru yang ber

masa kerja lima tahun lebih( t hitung 0,06, t daftar (0,975)

dk 65 = 2,00 ).

Hasil penelitian terhadap guru-guru SMP dan SMA di Sumatera Barat (Nurtain , 1983 : 470 ), menemukan bahwa ti

dak terdapat hubungan antara faktor lama dinas dan taraf kematangan guru. Penemuan ini mengisyaratkan bahwa lama di

(35)

psikologis. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak ter

dapat hubungan antara golongan/pangkat guru dan taraf ke

-matangan guru.Penemuan-penemuan tersebut,nampaknya sesuai

dengan hasil penelitian penulis terhadap tenaga edukatif di IKIP Bandung.Penulis baranggapan bahwa banyak kegiatan

yang masih perlu ditingkatkan di IKIP Bandung,baik yang

-menyangkut kegiatan pendidikan/pengajaran

maupun kegiat

an dalam penelitian. Kegiatan penelitian

nampaknya

sa

-ngat penting dilakukan terus menerus, sebab adanya

perubah-an-perubahan pesat dalam bidang pendidikan.Seperti dinyata

kan : If there is one thing we can be sure of in education today, it is change. The educational ostrich is extinct.The

educational ecology has been undergoing tremendous change, and the patterns of change are affecting all facets of the

educational structure (Mauriel, 1971 :17).

Jika sekarang ini diadakan pembinaan maka bidang

penelitian,dan penulisan karya ilmiah,perlu mendapat per hatian serius,karena dari hasil penelitian ini tingkat

produktivitas dalam bidang ini rendah.

C. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan hasil penelitian ini , maka berdasarkan data yang diperoleh, hasil pengolahan dan analisis,serta pengujian hipotesis,maka akhirnya sampailah

(36)

95

1. Rata-rata produktivitas tenaga edukatif IKIP Ban

dung dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dapat digo

-longkan secara kualitatif kedalam

kategori tinggi(63,52^).

Ini berarti tenaga edukatif sudah memberikan prestasi kerja

yang tinggi dalam pelayanan terhadap mahasiswa,seperti mem

beri perkuliahan,memberi tugas,meraeriksa tugas,memberikan

tentamen,kecepatan mengumumkan tentamen,membimbing skripsi

dan sebagainya. Prosentase di atas di ambil secara rata-ra

ta dari total variabel yang diteliti.Variabel produktivitas

yang diteliti tersebut, ada yang mencapai prosentase ting

gi sekali seperti tenaga edukatif telah memberi nilai tu

gas-tugas yang dikerjakan oleh mahasiswa (90,71

%

). Jadi

tugas-tugas mahasiswa tidak dibiarkan saja, tanpa dinilai,

tapi cukup diperhatikan untuk bahan pertimbangan kelulusan

mahasiswa dalam setiap matakuliah. Variabel yang masih le

mah ialah kegiatan tenaga edukatif,mempersiapkan, memberi

kan tugas-tugas secara rutin (45,71

%).

Ini berarti masih

banyak tenaga edukatif yang belum memberi tugas ,sebagai

suatu bagian kegiatan proses belajar mengajar yang terstruk

tur dan mandiri. Produktivitas bidang pendidikan dan penga

jaran ini masih dapat lebih ditingkatkan lagi,karena pro

-sentase yang diperoleh masih belum mendekati maksimal.

Produktivitas dalam bidang karya ilmiah dan

peneli-secara kualitatif dapat digolongkan kedalam

kategori ren

dah <32,22

%).Produktivitas

dalam bidang ini, kurang

meng-gembirakan,pada hal bidang penelitian adalah termasuk tugas

(37)

2. Produktivitas tenaga edukatif laki-laki lebih

-tinggi dari produktivitas tenaga edukatif perempuan

.Se

telah diuji dengan uji t, ternyata perbedaan ini signifi

-kan,baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran maupun

dalam bidang karya ilmiah dan penelitian.

3. Dalam bidang produktivitas pendidikan dan penga jaran,tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara te

naga edukatif golongan III dan golongan IV. Sedangkan da -lam bidang karya ilmiah dan penelitian diperoleh perbedaan

signifikan antara produktivitas golongan III dan golongan IV pada FPIPS dan FPBS.Pada fakultas lainnya tidak terda

-pat perbedaan secara signifikan.

4. Ada perbedaan produktivitas tenaga edukatif ma -sing-masing fakultas,tapi perbedaan tersebut tidak

meyakin-kan baik dalam bidang pendidimeyakin-kan dan pengajaran, maupun

-dalam bidang karya ilmiah dan penelitian.

5. Dalam hal produktivitas bidang pendidikan dan -pengajaran yang sudah mencapai tingkat tinggi sekali ialah

memberi nilai tugas-tugas mahasiswa (90,71%).Produktivitas memberi pelayanan kepada mahasiswa dengan kehadiran di

kan-tor dan di ruang kuliah (80,95

%).

Mengenai pelaksanaan

kewajiban memberi kuliah sebanyak 12 sks,tampak pembebanan

(38)

-97

rendah ditemukan pada bagian pemberian tugas untuk kegiat

an perkuliahan terstruktur, yang harus dikerjakan mahasis

wa di rumah. Kegiatan terstruktur diarahkan oleh tenaga

-edukatif dengan memberi tugas-tugas kepada mahasiswa beru-pa,penyusunan makalah,laporan buku,pemecahan soal-soal,

studi lapangan dan sebagainya.Prestasi yang dicapai dalam bidang ini, 45,71 %dari skor ideal.

6. Dalam bidang kegiatan ilmiah dan penelitian pro -duktivitasnya rendah(32,22%). Prestasi paling tinggi di

capai dalam peran serta tenaga edukatif pada kegiatan se

-minar/diskusi tingkat jurusan (70,95 %). Sedangkan pres

tasi rendah sekali dalam hal menulis di media massa terbit

an Jakarta/tingkat nasional (4,29 %)fmenulis di surat

ka-bar terbitan Bandung (7,62 %), menulis artikel di media

-ilmiah (11,90 %),menterjemahkan literatur asing dan

(39)

D. Rekomendasi

Rekomendasi ini ditujukan umumnya kepada pemerintah,

(Depdikbud),khususnya kepada administrator dan tenaga eduka

tif di IKIP Bandung.

1. Penelitian yang penulis lakukan ini berada dalam

ruang lingkup administrasi pendidikan, menyangkut manajemen

personil yang berkaitan pula dengan manajemen sumber daya

manusia.Sumber daya manusia dinyatakan Menteri Polkam ,

meliputi semua enerji, keterampilan, bakat dan pengetahuan

-manusia yang dipergunakan, secara potensial dapat atau ha

rus dipergunakan untuk tujuan produksi dan jasa-jasa

yan6

bermanfaat (Menteri Polkam,Simposium Alumnas,1983).

Sumber daya manusia tersebut harus dapat kita manfaatkan

sebesarbesarnya,sehingga betulbetul mengarah kepada ke

-giatan yang produktif.Oleh sebab itu pembinaan personil

di-manapun mutlak diperlukan, apalagi di dunia perguruan ting

gi.

Hasil akhir dari pembinaan sumber daya manusia ini ia

lah peningkatan produktivitas kerja (Menteri Tenaga Kerja,

Simposium Alumnas ,1983). Kita menyadari bahwa tenaga edu

katif jumlahnya sangat terbatas. Penambahan tenaga eduka

tif secara mendadak tidak dapat dilakukan, karena terben

-tur berbagai masalah,dan yang lebih penting ialah masalah

kualifikasi tenaga edukatif itu sendiri.

Tenaga edukatif yang adapun ,dilaporkan semuanya tidak

berkualifikasi baik.Banyak pula di antara mereka yang ti

dak mampu mengajar secara baik, dan ketinggalan dalam pe

-nguasaan ilmu pengetahuan,(UNESCO ,1972 : 36)

(40)

99

"The pressure of expansion has led to the recruitment

of

teaching staff of inferior academic qualifications and ex

perience" (Laporan Unesco 1972 :36). Padahal sekarang ke

-majuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat

-sehingga "the knowledge acquired by personnel during the

preservice period may be quickly outmoded" (Castetter,1971:

273).

Oleh sebab itu adalah sangat penting diadakan peng

embangan personil di perguruan tinggi . Masalahnya ialah

biaya untuk melaksanakan pengembangan itu sangat terbatas,

sedangkan hasil yang diperoleh dari pengembangan, tidak da

pat dinikmati cepat,inipun jika program pengembangan tidak

salah arah. Oleh sebab itu program pengembangan personil

harus dilaksanakan secara terarah, dan memilih orang-orang

yang tepat baik tenaga pelaksana, maupun tenaga yang akan

dikembangkan.

2. Masalah produktivitas individu,telah banyak me

-narik perhatian para ahli dalam berbagai bidang ,terutama

dalam psikologi, psikiatri, dan pendidikan.Para ahli ber

usaha untuk mengidentifikasi berbagai aspek yang

mempenga-ruhi seseorang untuk produktif.

Pada masa-masa permulaan, kebanyakan studi yang dilakukan

menunjukan

bahwa kepribadian manusia merupakan fungsi da

ri aspek-aspek hereditas.Hal ini telah dilakukan misalnya

oleh "Darwin(1859),Spencer <1864), dan Galton (1869).Juga

(41)

-si (1905-1908) di mana ukuran inteligen-si yang ada

dikonstruksi sebagai suatu prediktor untuk hasil belajar di se -kolah,menyimpulkan bahwa inteligensi dan abilitas terutama merupakan fungsi dari hereditas (Gilmore,1974: l).

Kemudian studi Erich Fromm menyatakan bahwa kepribadian itu

memiliki dua aspek yaitu aspek watak dan aspek temperamen. Aspek temperamen memiliki ciri hereditas, dan aspek watak memiliki ciri yang dapat dipelajari dan dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dari lingkungan.

Untuk menuju kepribadian yang produktif, maka watak

seseorang harus dibentuk melalui pendidikan.Di sini muncul

peranan tenaga edukatif yang sangat menentukan.Sebelum me-rubah watak anak didik,maka tenaga edukatif pada giliran

pertama harus lebih dulu memperbaiki sikap menjadi kepri

-badian yang produktif,agar mereka dapat menjadi suri

tula-dan bagi anak didik.

3. Perguruan tinggi adalah merupakan suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang mempunyai komponen-komponen yang

saling berhubungan untuk mengubah masukan menjadi luaran. Luaran perguruan tinggi mempunyai sifat ganda yaitu

beru-pa lulusan/ mahasiswa yang menamatkan studinya, dan hasil

penelitian serta pengabdian masyarakat. Untuk memperoleh

(42)

101

faktor orang tua,faktor kelompok dan

sebagainya.Variabel-variabel yang masuk ke dalam sistem pendidikan, tidak

ter-lepas dari pengaruh lingkungan tersebut. Variabel-variabel

yang masuk ke dalam sistem pendidikan ialah, tenaga eduka

tif, tenaga non edukatif, prasarana,sarana, kurikulum dan sebagainya.Oleh sebab itu pembinaan tidak hanya ditekankan kepada tenaga edukatif saja, tapi juga di arahkan kesegala

bidang yang ikut dalam proses pendidikan .

4. Banyak pengertian pengembangan personil dikemu kakan oleh para ahli. Namun penulis ingin mengutip salah -satu di antaranya : Personnel development may be defined

as all those planned activities that are designed to con

-tribute to the improvement of instructional effectiveness

and efficiency of professional staff members (Finch, 1982:

136). Dalam pengertian di atas pengembangan personil be

-tul-betul sudah terarah ke pencapaian tujuan pengajaran

-yang efektif dan efisien. Diusahakan agar performans per sonil ,keterampilan lebih meningkat,dan menimbulkan kei

-nginan untuk mengembangkan dirinya sendiri.

Harus diciptakan terbentuknya motivasi intrinsik untuk me ngembangkan diri sendiri, sehingga produktivitas individu

nya dapat meningkat,dan akhirnya akan meningkatkan produk

tivitas lembaga.

5. Beberapa langkah pembinaan tenaga edukatif yang penulis lihat ialah; Pertama-tama diadakan pengkajian ter

(43)

jelas perincian tugasnya.Dengan demikian tugas individu

-baik yang diharapkan, yang diduga,ataupun yang dinyatakan

sesuai dengan yang digariskan oleh lembaga. Dengan demikian

terdapat keserasian antara harapan dan kenyataan nomotetis

dan idiografis . Kedua bagaimanapun juga harus ada imbalan

materi yang memadai atas jasa /hasil karya tenaga edukatif,

seperti bimbingan skripsi/tesis/disertasi, tentamen/ujian

dan sebagainya.Rangsangan melalui kenaikan gaji/honorarium

kadang-kadang kurang membawa hasil,sebab dalam batas-batas

tertentu kenaikan gaji ini hanya dirasakan sementara. Jika

kebutuhan meningkat menurut hirarki Maslow,maka kenaikan

gaji itu tidak akan memadai lagi sebagai alat meningkatkan

produktivitas. Ketiga pembinaan terus menerus dalam kelom

pok tenaga edukatif harus diintensifkan. Artinya tenaga

edukatif senior harus selalu membina tenaga yunior.Proses

pembinaan ini harus merupakan satu pola yang terorganisasi

dengan baik. Para yunior baik diminta ataupun tidak dimin

ta harus mendapat petunjuk dan latihan dari seniornya.

Keempat menggairahkan tenaga edukatif dengan mengikut

ser-takan mereka dalam proses-proses inovasi seperti penyem

-purnaan teknik belajar mengajar, pendalaman teknik evaluasi,

dan pengalaman lapangan.Kelima mengadakan forum diskusi,•

loka karya, seminar, tukar menuka pengalaman antar tenaga

edukatif,dalam waktu-waktu tertentu terjadwal.

6. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

(44)

diskrip-103'

si produktivitas tenaga edukatif IKIP Bandung saat ini.

Dengan demikian dapat diambil langkah-langkah seperlunya

untuk melaksanakan pembinaan personil tenaga edukatif yang

lebih terarah dan sistematis, di samping kegiatan pembina

an yang sedang berjalan.

7. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudaya

an nomer 079/1970 yang merupakan tolok ukur penelitian ini,

dalam pelaksanaannya perlu disesuaikan dengan kondisi yang

berlaku saat ini. Surat Keputusan tersebut perlu dijabar

-kan lebih jelas terutama tentang deskripsi tugas pokok yang

menyangkut tri dharma perguruan tinggi.

8. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa produk

tivitas tenaga edukatif dalam bidang pendidikan dan penga

jaran secara kualitatif termasuk kategori tinggi, dan bi

dang karya ilmiah dan penelitian termasuk rendah.Implikasi

buat peneliti lebih lanjut ialah dapat mengaralikan

peneli-tiannya pada faktor-faktor penyebab yang berpengaruh terha

dap produktivitas tenaga edukatif. Kemudian juga dapat di

teliti sejauh mana kebenaran dan apa faktor penyebab per

bedaan produktivitas tenaga edukatif laki-laki dan perem puan. Dan sikap apa yang sebaiknya di ambil oleh adminis

(45)

Alisyahbana, Sutan Takdlr.Values as Integrating Forces in Personality.Societv7and Culture.University of Mala ya Press,1974

Beeby,Assessment of Indonesian Education, Wellington,New

Zealand (Joucil for Educational Research,1974

Borg,Walter R.Meredith Damien Gall.Educational Research. Long Man, New York,1979

Budiono,Effektivitas Guru SD di Pulau Jawa.Prisma,7-7-1980

Castetter,William B.The Personnel Function in Educational

Administration.Mac Millan Publishing Cov.New York.

Coffer CN,and M.H.Appley.Motivation Theory and Research ,

Wiley Eastern Limited,New Delhi,1980.

Cummings,William K.Pendidikan Tinggi dan Masyarakat Indo nesia. Prisma 2-2-1981.

Dardji Darmodihardjo.Tuntutan Kualitas Tenaga Kependidikan. Majalah Analisis Pendidikan no.1/1983.

Engkoswara,Kecenderungan kehidupan di Indonesia menjelang tahua 2000.dan implikaslnya terhadap sistem pendidik an, IKIP Bandung 1983.

,Konetens;j Keluaran Jurusan Administrasi Pendidikan dan Implikaslnva kepada Lapangan Ker.ia.Malino. 198^5

Fakhry Gaffar dan kawan-kawan,Sistem Administrasi Akademik

IKIP Bandung,1983. " ~~~

Finch,Curtis R,et al.Administering and Supervising Occupat

ional Education.J^rftn-fclnP ^11,7^^10^

Mitr

-Fromm,Erich,Man for Himself. Fawcet Premier Books,NY,1975

<Jellerman,SW,Motivation and Productivity.D.B.Taravorevala

Sons & Co Private Ltd,Bombay,1970

Gilmore,John V,The Productive Personality. Albion Publishing

Coy,San *'ransisco,1974.
(46)

105

• Hatidjo dan kawan-kawan,Penelitian tentang Penggunaan

Tekno-logi Pengajaran untuk Matakuliah Keguruan di FIP IKIP

Bandung,1982.

Hurlock,B,Elizabeth.Personality Development.Tata Mc Graw-Hill Publishing Coy.Ltd.New Delhi,1979.

Idochi Anwar,Moch, Pengaruh Iklim Organisasi Sekolah dan Ke-puasan Kerja Terhadap Performans Kerja Guru SMEA di

Kotamadya Bandung. 1984

International Encyclopedia of the Social Science,vol.12,1972.

Kostaman Judaatmadja,Penelitian Kinat Tenaga Edukatif di

ling-kungan BPP-IKlP Bandung, 1981.

Killian,Ray A, Managing Human Resources,Amacom.New York,

1976.

Mahar Marjono,Mencari Sarjana yang Merakyat, Prisma,2-2-81

Mauriel.Gerhard.Effective Teaching Strategies with the Be havioral Outcomes Approach, Parker Publishing Coy ,

Inc.New York,1971

Menteri Polkam, Pendayagunaan dan Pengembangan Sumber Daya

Manusia dalam rangka Pembangunan Nasional,Simposium Alumnas,Jakarta,1983

Makagiansar,Makaminan.Pelaksanaan Kebijaksanaan Dasar Pe -ngembangan Pendidikan Tinggi, Jakarta,1981

Menteri Tenaga Kerja, Masalah Pendayagunaan dan Pengembang

an Sumber Daya Manusia dipandang dari sudut ketena=

gakerjaan, Simposium Alumnas,Jakarta,1983

Musanef,Manajemen Kepegawaian di Indonesia,Gunung Agung,Ja

karta, 1983

Nasution,S, Metode Research. Jenmars,Bandung, 1982.

Nugroho Notosusanto.Landasan Kebijaksanaan pada Bidang Pen

didikan Nasional.ma jalah Analisis Pendidikan no.l -tahun 1983.

Nurtain ,Studi mengenai gaya dan wibawa kepemimpinan Kepala

Sekolah dalam mengelola Kematangan Guru dan

(47)

Oteng Sutlsna.Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk

Profesional. Angkasa,Bandung,1983.

~"

Pane.Lafran.Studi Tentang Sistem Pendidikan Guru yang re

-levan dengan pembangunan nasionalYogyakarta,1982

Richey,Robert,W,Preparing a Career in Education.Challenges.

Changes and Issues.Mac Graw Hill Book Coy,New Xork,

1974.

Robins,Stephen,The Administrative Process, Prentice Hall ,

of T.T,dia,New Delhi, 1978.

Shrode,William A,and Dan Volch.Organization and Management.

Basic Systems Concept. Florida State University,

Tallhassee,1974.

Sudjana, Metoda Statistika.Tarsito,Bandung,1982

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no.079 /

1970.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan

Tinggi,Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan no.48/DJ/Kep/1983.

Surat kabar KOMPAS terbitan tanggal 30 April 1984.

Sutermeister,Robert A,People and Productivity.Mc Graw Hill Book.,Coy,Toronto,1976.

Steers,Richard M.Efektivitas Organisasi. Erlangga,Jakarta, 1980

Sutrisno Hadi.Metodologi Research.Yayasan Penerbit Fakultas

Pdikologi,Universitas Gajah Mada,YogJakarta,1980

Stanley ,Julian C,Kenneth D.Hopkins.Educational and Psycho logical Measurement and Evaluation.Prentice Hall of

I„dia,1978.

Tana Ranggina Saronggallo.Sikap Guru Terhadap Teknik Pelak-sanaan Kurikulum SMA 1975 di Propinsi Sulawesi Sela-tan,1983.

The Encyclopedia Americana,vol, 22,1978

(48)

107

The Grolier International Dictionary vol.2,Houghton Miffin Coy,Danbury,Connecticut,1981

The Oxford English Dictionary,vol8,Oxford University Press 1933.

Thomas.J.Alan.The Productive School. A Systems Analysis ,

Approach to Educational Adm&nrstrationjonn Wiley &

Sons,Inc. Toi?onto,1971.

Undap Andl.Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja

-Terhadap Penampilan Kerja Guru SPG di Manado dan -Minahasa, IKIP Bandung 1983.

Unesco Tubing and Learning Published by The United Nations

Unesco, ^at^nal,Scientiilc and Cultural Organization,Pa

ris, 1972

Vaizey John,Keith Norris.John Sheehan .Patrick

Lynch,Manu-vaizey ;££n£erreira t^+I^o Pniit.lr.al Economy of Educat

ion. John Willey,New York,1972.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan lembar penilaian aktivitas siswa, perolehan skor aktivitas siswa adalah 28 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa yang memperoleh penilaian

2.4.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas Menurut Munandar (2000;312), agar suatu anggaran atau budget dapat berfungsi dengan baik, maka

Tujuan utama kajian ini adalah untuk mengusulkan ubah suaian kaedah perluasan- TOPSIS berasaskan potongan-α daripada sebelas kepada hanya tiga nilai potongan-α bagi

With the Decision Support System employees who han- dle credit services in Cooperative enough input data required by the systems, then the system will process these data by the

Business Intelligence sebagai alat bantu untuk mengolah dan menganalisa data nilai, data mahasiswa, data dosen yang dikumpulkan dalam data mart, kemudian melakukan

Dengan adanya pengontrolan manajemen secara terpusat maka administrator jaringan juga dapat mengelompokkan grup-grup VLAN secara spesifik berdasarkan pengguna dan port

Faktor yang berpengaruh untuk mempercepat terjadinya penuaan dini adalah sinar UV dari sinar matahari mengakibatkan perubahan pada jaringan ikat melalui pembentukan

35 Menampilkan daftar mahasiswa yang dibimbing berupa nomor registrasi, nama mahasiswa, indeks prestasi kumulatif dan semester, acc krs dan tautan untuk