PERANCANGAN HEAT EXCHANGER
One Shell Pass and One Tube Pass
Pengertian
HE adalah alat yang berfungsi sebagai alat
penukar panas (kalor)
Dilihat dari fungsinya dapat dinamakan :
Pemanas (heater)
Pendingin (cooler)
Vapourizer/Reboiler (Penguapan)
Klasifikasi HE
HE
Proses
Perpindahan Konstruksi PengaturanAliran JumlahFluida
Mekanisme Perpindahan
Panas
Klasifikasi HE
Proses
Perpindahan
Kontak
Klasifikasi HE
Kekompakan
Permukaan
Kompak
(Densitas luas
permukaan
700 m
2/m
3)
Tak Kompak
(Densitas luas
permukaan <
700 m
2/m
3)
(a) Fin-tube (flat tubes, continuous plate fins)
(b) Fin-tube (circular tubes, continuous plate fins) (c) Fin-tube (circular tubes, circular fins)
(d) Plate-fin (single pass) (e) Plate-fin (multipass)
Compact Heat Exchangers
Digunakan secara luas untuk menerima
laju panas yang besar per satuan
volume
, khususnya saat satu atau kedua fluidanya gas.
Dikarakterisasi oleh
luas permukaan perpindahan panas yang besar,
Klasifikasi HE
Konstruksi
TABUNG (Tubular) Double-pipe Shell- and-Tube PlateBaffle BaffleROD
Spiral Tube
TALAM (Plate)
Gasketed Spiral Lamella
EXTENDED SURFACE Plate-Fin Tube-Fin REGENERATIF Rotory
Disk-Type Drum-Type
Fixed-Matrix
One Shell Pass and One Tube Pass
One Shell Pass, Two Tube Passes Two Shell Passes, Four Tube Passes
Shell-and-Tube Heat Exchangers
Baffles
are used to establish a cross-flow and to induce turbulent
mixing of the
shell-side fluid
, both of which enhance convection.
Extended Surface HE
Digunakan jika koefisien perpindahan panasnya sangat kecil,
sehingga memerlukan luas perpindahan panas yang besar untuk
menaikkan laju perpindahan panasnya
Klasifikasi HE
PENGATURAN ALIRAN
Single Pass
Parallel
Flow Counter Flow Cross Flow
Multi Pass Extended Surface Cross counter flow Cross parallel flow Extended Surface Parallel counter flow –
Shell & Fluid Mixed – N Shell Passes – N Tube Passes
Split Flow DevidedFlow
Multi Pass
N-Parallel Plate
Type HE
Concentric-Tube Heat Exchangers
Tipe HE
Cross-flow Heat Exchangers
Finned-Both Fluids Unmixed
Unfinned-One Fluid Mixed the Other Unmixed
Klasifikasi HE
JUMLAH
FLUIDA
Dua
Klasifikasi HE
MEKANISME PERPINDAHAN PANAS Konveksi Fasa Tunggal (Forced or Free) Konveksi Dua Fasa(Kondensasi atau Evaporasi), Forced or Free Kombinasi Konveksi dan RadiasiKriteria Pemilihan HE
1. Bahan konstruksi
2. Tekanan dan suhu operasi, program suhu dan driving force suhu 3. Laju alir
4. Susunan aliran
5. Parameter kinerja -- efektivitas panas dan jatuh tekanan 6. Kecenderungan pengotoran
7. Jenis dan fasa fluida
8. Pemeliharaan, inspeksi, pembersihan, ekstensi, dan kemungkinan perbaikan 9. Keekonomian menyeluruh
10. Teknik fabrikasi 11. Tujuan aplikasi
Kebutuhan HE
1.
Efektivitas panas tinggi
2.
Jatuh tekanan serendah mungkin
3.
Kehandalan dan harapan hidup
4.
Produk berkualitas tinggi dan operasinya
PROSEDUR DISAIN HE
8 April 2014
Kerangka Pembelajaran
Dua Kriteria Utama Disain HE
Persamaan Neraca Energi
Perpindahan Kalor
Metode Dasar untuk Kalkulasi Efektivitas
Dua Kriteria Utama Disain HE
Fouling (dirty) factor
>0.003
Pressure drop
Persamaan Neraca Energi
h
i
h
o
c
p
c
c
i
c
o
h
p
h
c
t
t
m
c
t
t
m
,
,
,
,
,
,
m
h= laju alir massa aliran panas
m
c= laju alir massa aliran dingin
c
p,h= panas jenis aliran panas
c
p,c= panas jenis aliran dingin
t
h,i= suhu aliran panas masuk
t
h,o= suhu aliran panas keluar
t
c,i= suhu aliran dingin masuk
t
c,o= suhu aliran dingin keluar
Perpindahan Kalor
h
i
h
o
c
c
i
c
o
h
t
t
C
t
t
C
q
,
,
,
,
t
h
i
t
c
i
C
q
max
min
,
,
Persamaan Umum Perpindahan Panas melalui
Permukaan
m
T
UA
Q
Q = heat transferred per unit time, W;
U = the overall heat transfer coefficient, W/m
2.
oC;
A = heat transfer area, m
2;
T
m= the mean temperature difference, the temperature driving
Overall Heat Transfer Coefficient (U)
i i o id i o w i o o od o od
h
d
h
d
d
k
d
d
d
h
h
U
1
.
1
.
2
ln
1
1
1
Uo = the overall coefficient based on the outside area of the tube, W/m2.oC; ho = outside fluid film coefficient, W/m2.oC;
hi = inside fluid film coefficient, W/m2.oC;
hod = outside dirt coefficient (fouling factor), W/m2.oC; hid = inside dirt coefficient, W/m2.oC;
kw = thermal conductivity of the tube wall material, W/m.oC; di = tube inside diameter, m;
Metode Dasar untuk Kalkulasi Efektivitas Panas
1.
Metode
-NTU
2.Metode P-NTU
3.Metode LMTD
4.Metode
-P
NTU: Number of Transfer Units
: Heat exchanger effectiveness
P: Thermal effectiveness
Contoh 1: Perhitungan LMTD
Fluida panas masuk peralatan pipa-konsentrik
pada suhu 300
o
F dan didinginkan ke 200
o
F
dengan fluida dingin yang masuk pada 100
o
F
dan dipanaskan hingga 150
o
F.
Apakah seharusnya disusun secara paralel
Dua Macam Aliran
COUNTERFLOW PARALEL FLOW
Fluida Panas Fluida Dingin Fluida Panas Fluida Dingin (T1) 300 (t2) 150 150 (t2) (T1) 300 (t1) 100 200 (t2) (T2) 200 (t1) 100 100 (t1) (T2) 200 (t2) 150 50 (t1) 50 (t2-t1) 150 (t2-t1)
LMTD
1123.3 LMTD
108
2 log 3 . 2 1 2 t t t t 1 2 log 3 . 2 1 2 t t t t Contoh 2: Perhitungan LMTD dengan Suhu Keluar
Sama
Fluida panas masuk peralatan
pipa-konsentrik pada suhu 300
o
F dan
didinginkan ke 200
o
F dengan fluida
dingin yang masuk pada 150
o
F dan
Dua Macam Aliran
COUNTERFLOW PARALEL FLOW
Fluida Panas Fluida Dingin Fluida Panas Fluida Dingin
(T1) 300 (t2) 200 100 (t2) (T1) 300 (t1) 150 150 (t2) (T2) 200 (t1) 150 50 (t1) (T2) 200 (t2) 200 0 (t1) 50 (t2-t1) 150 (t2-t1)
LMTD
72
LMTD
0
1 2 log 3 . 2 1 2 t t t t 1 2 log 3 . 2 1 2 t t t t Contoh 3: Perhitungan LMTD Saat
t
c
>
t
h
Fluida panas masuk peralatan
pipa-konsentrik pada suhu 300
o
F dan
didinginkan ke 200
o
F secara aliran
kontra, dengan fluida dingin yang masuk
pada 100
o
F dan dipanaskan hingga
Dua Macam Aliran
COUNTERFLOW PARALEL FLOW
Fluida Panas Fluida Dingin
(T1) 300 (t2) 275 25 (th) (T2) 200 (t1) 100 100 (tc) 75 (tc-th)
LMTD
154.3
2 log 3 . 2 1 2 t t t t Contoh 4: Perhitungan LMTD dengan Satu Fluida
Isotermal
Fluida dingin dipanaskan dari suhu
100
o
F hingga 275
o
F dengan uap
Dua Macam Aliran
COUNTERFLOW PARALEL FLOW
Fluida Panas Fluida Dingin Fluida Panas Fluida Dingin
(T1) 300 (t2) 275 25 (t2) (T1) 300 (t1) 100 200 (t2) (T2) 300 (t1) 100 200 (t1) (T2) 300 (t2) 275 25 (t1)
LMTD
SAMA LMTD
SAMA
1 2 log 3 . 2 1 2 t t t t 1 2 log 3 . 2 1 2 t t t t Suhu Kalorik atau Suhu Rata-rata
Suhu Kalorik untuk FLUIDA PANAS
Suhu Kalorik untuk FLUIDA DINGIN
F
cadalah faktor suhu kalorik pada
(Fig. 17 Kern)
1
2
2
F
T
T
T
T
c
c
2
1
1
F
t
t
t
t
c
c
c c h cU
U
U
K
Contoh 5
Minyak mentah dengan 20
o
API
didinginkan dari 300
o
F ke 200
o
F dengan
memanaskan gasolin dingin 60
o
API dari
80 ke 120
o
F dalam peralatan
beraliran-kontra. Berapa suhu untuk mengevaluasi
U?
Jawaban
Minyak mentah
: pada selisih suhu 100
oF maka
Kc=0.68 (Fig. 17 Insert)
Gasolin
: pada selisih suhu 40
oF maka Kc
0.1
SHELL TUBE Minyak Mentah 20oAPI Gasolin 60oAPI 300 Suhu Tinggi 120 180 (t2) 200 Suhu Rendah 80 120 (t1) 250 Mean 100 100 Selisih 40
Jawaban
Dipakai Kc yang terbesar: 0.68
∆𝑡
1∆𝑡
2=
120
180
= 0.667 Fc = 0.425
Tc = 200 + (0.425)(100) = 242.5
oF
tc = 80 + (0.425)(40) = 97.0
oF
DOUBLE-PIPE HEAT EXCANGER
HE PIPA GANDA
INPUT
1.
Ukuran pipa (panjang, IPS dan Schedule
untuk annulus dan inner pipe)
2.
Suhu masuk dan keluar (fluida panas dan
dingin)
3.
Laju massa fluida dingin
Prosedur Disain
Hitung T
av
,
t
av
, c, Q, W
LMTD
Perhitungan
h
o
dan h
io
Perhitungan
U, A dan Rd
Pressure
Drop
1. Hitung T
av
, t
av
, c, Q, W
2 1
2 1.
.
2
t
t
c
w
c
t
t
t
av
Q
2
Fig.
dari
Hitung
2 1
2 1.
2
T
T
c
Q
c
T
T
T
av
W
2
Fig.
dari
Hitung
2. LMTD
T
1T
2t
1t
2∆t
1∆t
2
1 2 1 2 1 2 1 2log
3
.
2
ln
t
t
t
t
t
t
t
t
LMTD
3. Perhitungan h
o
dan h
io
D2 (ID Annulus, Table 11)
D1 (OD Inner-pipe, Table 11) Flow Area:
Diameter Ekuivalen (De):
Mass velocity:
Viskositas: (Fig. 14 pada
Tav) x 2.42 (konversi ke lb/(ft)(hr))
ANNULUS, HOT FLUID INNER PIPE, COLD FLUID
4 2 1 2 2 D D aa 1 2 1 2 2 D D D De a a a W G D (ID Inner-pipe, Table 11)
Flow Area:
Mass velocity:
Viskositas: (Fig. 14 pada
Tav) x 2.42 (konversi ke lb/(ft)(hr)) 4 2 D ap p p a w G
3. Perhitungan h
o
dan h
io
Re:
Heat transfer factor jH
diperoleh dari Fig. 24
ka (konduktivitas) diperoleh
dari Table 4 (LIQUID) atau Table 5 (GAS)
ho (koefisien film):
ANNULUS, HOT FLUID INNER PIPE, COLD FLUID
a a e a G D Re 14 . 0 3 / 1 w e a H o k c D k j h Re:
jH diperoleh dari Fig. 24 k (konduktivitas) diperoleh
dari Table 4 (LIQUID) atau Table 5 (GAS) hi (koefisien film): p p p DG Re 14 . 0 3 / 1 w H i k c D k j h OD ID h hio i 0 . 1 14 . 0 w
Konduktivitas
panas: LIQUID
Konduktivitas
panas: GAS
4. Perhitungan U, A dan Rd
D C D C CALC d AKTUAL D AKTUAL D d C C D o io o io C U U U U R LMTD A Q U L A A L LMTD U Q A R U U U h h h h U length foot per Surface External * (AKTUAL) 11) (Table length foot per Surface External 15. Pressure Drop (< 10 psi)
Hitung De’: Hitung Re’:
Hitung f (Eq. 3.47b)
Specific gravity, s (Table 6) = s x 62.5
Hitung Fa:
Hitung velocity (V):
Entrance and exit losses:
Pressure Drop:
ANNULUS, HOT FLUID INNER PIPE, COLD FLUID
1 2 ' D D De a a a G D e ' ' Re 42 . 0 ' 264 . 0 0035 . 0 e R f ' 2 2 2 4 e a D g L fG F a dphe l n g V F ' 2 2 3600 a G V 144 l a a F F P Hitung f (Eq. 3.47b)
Specific gravity, s (Table 6) = s x 62.5 Hitung Fp: Pressure Drop: 42 . 0 264 . 0 0035 . 0 e R f D g L fG F p p 2 2 2 4 144 p p F P
Contoh 6.1
Diinginkan untuk memanaskan 9820 lb/hr Benzena dingin dari
80 ke 120
oF menggunakan Toluena panas yang menjadi dingin
dari 160 ke 100
oF
Specific gravity pada 80
oF masing-masing 0.88 dan 0.87
Fouling factornya 0.002, sedangkan pressure drop yang
diperkenankan adalah 10.0 psi
Sejumlah pipa hairpin: 20-ft, IPS 2 x 1¼ in tersedia
LATIHAN
Diinginkan untuk memanaskan 9820 lb/hr Benzena
dingin dari 85 ke 130
oF menggunakan Toluena panas
yang menjadi dingin dari 160 ke 95
oF
Fouling factornya 0.002, sedangkan pressure drop yang
diperkenankan adalah 10.0 psi
Sejumlah pipa hairpin: 20-ft, IPS 2½ x 1¼ in tersedia
Berapa diperlukan pipa hairpin?
Rangkaian Susunan Paralel
Hasil perancangan DPHE dalam contoh sebelumnya
memiliki
P di bawah yang diperkenankan (10.0
psi)
Bagaimana kalau ternyata melebihinya (15 atau
20 psi)?
Alternatifnya adalah mem-by-pass sebagian
Dua Susunan Aliran
Rangkaian DPHE (counterflow)
Konsekuensi Perubahan Aliran
Ada dua konsekuensi perubahan aliran ini
1.
Penurunan kecepatan massa G
a
dan koefisien
film h
i
, sehingga akan
menurunkan U
C
2.
Rentang suhu fluida panas akan lebih besar
tergantung dari berapa porsi aliran yang
Beda Suhu Sebenarnya (∆t)
T
1
t
1
t
'
1
'
1
'
1
'
log
1
'
'
3
.
2
'
1
1/R
P
R
R
R
nR
P
n
12 21
'
12 11'
t
T
t
T
P
t
t
n
T
T
R
dan
Satu Rangkaian Aliran Dingin dan n Paralel
Aliran Panas
"
"
1
"
1
log
"
1
3
.
2
"
1
1/R
P
R
R
n
P
n
1 1 2 1 1 2 2 1"
"
t
T
t
T
P
t
t
T
T
n
R
dan
Contoh 6.2
DPHE beroperasi dengan fluida panas
dalam rangkaian dari 300 sampai 200
o
F
dan fluida dingin dalam 6 aliran paralel
dari 190 sampai 220
o
F
Jawaban
FLUIDA PANAS FLUIDA DINGIN 300 T1 190 t1 200 T2 220 t2
300 190 0.091 190 200 ' 190 220 6 200 300 ' 1 1 1 2 1 2 2 1 t T t T P t t n T T R 0.558 dan244
.
0
727
.
3
'
1
'
1
'
1
'
log
1
'
'
3
.
2
'
1
1/
R
P
R
R
R
nR
P
n
T
t
F
t
1
1
0
.
244
300
190
26
.
8
o
HE dengan KOREKSI VISKOSITAS (
)
Fig. 24 asumsinya
(
/
w)
0.14= 1.0
Mengabaikan deviasi sifat-sifat fluida dari aliran isotermal
Untuk fluida nonviskos pada proses pemanasan atau
pendinginan tidak membuat kesalahan pada koefisien
perpindahan panas
Namun ketika suhu dinding-pipa berbeda dengan suhu
Koreksi Viskositas
p p io io a a o o e a H a o w a a a e a H o h h h h k c D k j h k c D k j h a
: s viskosita Koreksi dengan 3 / 1 14 . 0 3 / 1 1 o io o io Ch
h
h
h
U
Suhu Dinding (t
w
)
c
c
h
h
h
c
w
t
T
t
t
p io a o a o
Penentuan Sifat Fluida
Untuk fluida non-oil menggunakan SUHU
RATA-RATA
Untuk fluida oil menggunakan SUHU KALORIK
Untuk fluida oil yang VISKOS, menggunakan
SUHU DINDING (tw) untuk menentukan viskositas
di dinding pipa
Contoh 6.3
6900 lb/hr dari 26
oAPI lube oil harus didinginkan dari 450 ke 350
oF
dengan 72500 lb/hr 34
oAPI mid-continent crude oil. Crude oil
dipanaskan dari 300 ke 310
oF.
Fouling factornya 0.003 harus disediakan tiap aliran dan jatuh
tekanan yang diperkenankan 10.0 psi.
Sejumlah 20-ft hairpins ukuran 3x2 in. IPS tersedia. Berapa banyak
harus digunakan dan bagaimana susunannya?