• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian.

2.1. Manajemen Sekolah

Sudrajat (2008), manajemen pendidikan atau manajemen sekolah, bahwa: (1) manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam arti luas manajemen merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. George R Terry dalam Brantas (2009:35) menyatakan bahwa “fungsi manajemen dibagi menjadi

Planing (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controling (pengawasan)”. Dari

pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas bahwa manajemen adalah proses yang khas dengan tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang masing-masing bidang tersebut

(2)

9

digunakan oleh berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian secara berurutan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Ali Imron (1996) berpendapat bahwa manajemen sekolah adalah proses penataan kelembagaan pendidikan dengan melibatkan sumber sumber yang potensial baik yang bersifat manusia maupun non manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara efisien dan efektif

Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai pendapat bahwa manajemen adalah rangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Kegiatan ini merupakan proses manajemen yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori administrasi dan manajemen pada umumnya.

Tujuan manajemen sekolah menurut Sagala (2007) adalah mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam empat hal.

(3)

10

1. meningkatnya efisiensi penggunaan sumber daya dan penugasan staf.

2. meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

3. munculnya gagasan-gagasan baru dalam

implementasi kurikulum, penggunaan

teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar.

4. meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan stakeholder.

Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah.

Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.

(4)

11

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan

masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya.

4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

2.2. Strategi Peningkatan Mutu Layanan

Peningkatan mutu adalah proses yang berkelanjutan dalam membuat/mengerjakan semua kegiatan menjadi lebih baik berdasarkan siklus penjaminan mutu yang berkelanjutan dan perencanaan peningkatan mutu di semua unit pada semua tingkatan dalam suatu sistem.

Menurut Nasution (1990:139) Pelayanan adalah tempat berkumpulnya pekerjaan, tanpa pengguna perpustakaan tidak punya arti apa-apa, perpustakaan lah yang bergantung pada pengguna dan untuk penggunalah pengelola perpustakaan bekerja, karena pengguna atau pelanggan adalah sumber dari pekerjaan. Memusatkan perhatian kepada kebutuhan pengguna atau pelanggan perpustakaan, dengan memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi pengguna atau pelanggan melalui kegiatan pelayanan

(5)

12

fokus terhadap kepuasan pengguna atau pelanggan. Bila pelayanan tidak menjadi prioritas utama maka akan mengakibatkan gagalnya jasa sehingga menurunkan segi profesionalnya pelayanan.

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa atau pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa atau pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan buruk”.(Tjiptono, 2004:59). hal ini dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi pengelola dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pengguna atau pelanggan. Perhatian terhadap kepentingan pengguna atau pelanggan dengan cara melihat kebutuhan serta kepuasan atas pelayanan menjadi faktor kunci.

Strategi merupakan rencana yang mengandung cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi. (Syaiful Sagala, 2007:137).

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan

(6)

13

strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Iwan Purwanto, 2007:74). Jadi dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, strategi adalah menentukan misi pokok suatu organisasi, strategi merupakan suatu keputusan dasar yang dinyatakan dalam suatu garis besar.

Hax dan Majluf (dalam Salusi, 1996) mencoba menawarkan rumusan yang komprehensif tentang strategi, yaitu:

1. Strategi adalah pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral;

2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka panjang, program bertindak dan prioritas alokasi sumber daya.

3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti

4. Mencoba mendapat keuntungan yang mampu bertahan lama dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi, kekuatan dan kelemahannya.

5. Melibatkan semua organisasi.

2.3. Perpustakaan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa: “ Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau

(7)

14

karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka”. Menurut Rosalin (2008:19) perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai dalam

upaya mengembangkan kemampuan dan

kecakapannya.

Berdasarkan pengertian diatas, hakekat perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan bukan lagi sekedar sebuah gedung berisi buku-buku, termasuk bangunan gedung baru. Gambaran terkini tentang perpustakaan seutuhnya tidak cukup dilihat dari fisik bangunan melainkan dari perkembangan layanan informasi perpustakaan tersebut.

2.3.1. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis dari perpustakaan khusus. Ciri-ciri perpustakaan khusus, antara lain adalah diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain.

Perpustakaan sekolah menurut Badan Standarisasi Nasional (2008:23) adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang

(8)

15

merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan. Menurut Sulistyo Basuki (1991:50) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Dengan demikian didirikannya perpustakaan sekolah mempunyai peran untuk membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai kurikulum sekolah yang bersangkutan. Sedangkan menurur Rahayuningsih (2007:6) bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang melayani para siswa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan di sekolah didirikan untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah.

Berdasar pengertian perpustakaan sekolah diatas, disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah mempunyai fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan. Secara khusus fungsi perpustakaan sekolah adalah (a) sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, yaitu membantu program pendidikan dan pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam kurikulum, (b) membantu siswa untuk memperjelas dan memperluas pengetahuannya pada setiap bidang

(9)

16

studi, (c) mengembangkan minat dan budaya membaca yang menuju kebiasaan belajar mandiri, (d) membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan kegemarannya, (e) membiasakan siswa mencari informasi di perpustakaan sekolah, (f) merupakan tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat melalui buku-buku bacaan yang sesuai perkembangan jiwa dan tingkat kecerdasan siswa.

2.4. Manajemen Strategi Peningkatan Mutu

Layanan Perpustakaan Sekolah

Strategi meningkatkan mutu layanan perpustakaan sekolah adalah suatu hal yang sangat perlu diperhatikan oleh pihak pengelola perpustakaan, dengan mutu pelayanan yang prima , perpustakaan akan memperoleh banyak pengunjung dan selanjutnya akan mendapat pengakuan dan penghargaan dari pengguna perpustakaan di sekolah tersebut khususnya dan masyarakat pada umumnya. Jika perpustakaan belum mendapatkan penghargaan tersebut berarti para pengelola perpustakaan harus bekerja lebih keras, agar pekerjaan itu berguna bagi para pengguna perpustakaan. Upaya untuk meningkatkan mutu layanan perpustakaan sekolah tidak boleh dipisahkan dari kegiatan pustakawan sehari-hari. Yusheri (2011), banyak upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola perpustakaan/pustakawa, misalnya: (a) sikap ramah dan penampilan pustakawan yang baik dalam memberikan pelayanan kepada pengguna, akan

(10)

17

menentukan berhasil atau tidaknya pekerjaan. Melalui penampilan yang ramah, siap untuk memberikan bantuannya, pustakawan dapat memperoleh pengguna sebanyak mungkin. Disamping kemampuan teknis yang memadai dalam bidang ini, juga memberikan motivasi dan ide-ide dapat diperoleh dari perpustakaan. Pendekatan yang baik dapat meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan. Segalanya dilakukan dengan penuh keiklasan, kesabaran, rasa kekeluargaan dan persaudaraan, pustakawan juga harus rajin membaca buku yang ada di ruang ia bekerja. (b) Menyediakan brosur tentang kegiatan yang ada diperpustakaan. Brosur mempunyai keampuhan yang luar biasa untuk meningkatkan mutu layanan perpustakaan, dengan brosur ini pustakawan dapat menyampaikan berbagai kegiatan yang sedang dan akan dilakukan. Brosur ini sama dengan iklan suatu perusahaan. Brosur dapat berupa daftar buku baru, daftar bibliografi atau program kegiatan yang akan dilakukan oleh perpustakaan. (c) Mengadakan berbagai perlombaan di perpustakaan. Seperti, lomba membuat puisi, lomba baca puisi, pidato, menggambar dan sebagainya. Berbagai perlombaan dimaksudkan agar para peminat datang keperpustakaan, karena kalau di undang datang ke perpustakaan banyak yang tidak mau datang. (d) Mengadakan study tour bersama di perpustakaan. Kegiatan ini bisa dilakukan secara terjadual. (e) Mengundang tokoh masyarakat atau seorang pakar untuk ceramah, menceritakan

(11)

18

pengalamannya dan sebagainya. (f) Membuat jadual kegiatan yang teratur, memetik manfaat dari bahan yang dimiliki perpustakaan. Kalo pustakawannya rajin, mereka dapat menggali potensi yang ada di perpustakaan. Misalnya, buku-buku mengenai perjuangan. (g) Berbagai kegiatan lainnya yang dapat menyenangkan para pengguna perpustakaan di sekolah khususnya.

2.4.1. Tahap tahap proses strategi meningkatakan mutu layanan perpustakaan

2.4.1.1. Perumusan Misi Perpustakaan

Misi perpustakaan sekolah adalah penjabaran visi dengan rumusan rumusan kegiatan yang akan dilakukan dan hasilnya dapat dirasakan, diukur, dilihat, didengar atau dapat dibuktikan karena bersifat kasat mata (Lasa Hs:2007:24). Tujuan dari perpustakaan sekolah adalah rumusan yang hendak dicapai oleh perpustakaan sekolah tersebut dalam satu tahun terakhir. Hasil dari tujuan perpustakaan sekolah dapat diukur dengan jelas. Visi dan misi perpustakaan sekolah akan didukung oleh tujuan dari perpustakaan sekolah. Dalam menyusun perencanaan perpustakaan sekolah perlunya memperhatikan kondisi yang ada secara internal dan eksternal. Mengetahui kondisi perpustakaan sekolah secara internal maksudnya adalah mengetahui kekuatan dan kelemahan perpustakaan sekolah. Sedangkan memperhatikan kondisi perpustakaan sekolah secara eksternal adalah

(12)

19

melihat peluang dan ancaman perpustakaan sekolah agar supaya bisa lebih berkembang lagi.

Kekuatan perpustakaan sekolah merupakan potensi yang ada di sekolah untuk lebih dikembangkan untuk kemajuan perpustakaan sekolah. Kekuatan tersebut bisa kepala sekolah, tenaga perpustakaan yang berpendidikan perpustakaan, para guru yang berdedikasi tinggi, input siswa yang berprestasi, serta kepedulian para orang tua murid dll.

Kelemahan perpustakaan sekolah tentunya sesuatu yang menjadi penghambat bagi kemajuan perpustakaan sekolah yang apabila tidak diatasi akan berkembang menjadi sebuah ancaman bagi perpustakaan sekolah. Kelemahan yang dimaksud antara lain kurangnya perhatian kepala sekolah, tenaga perpustakaan yang bukan berpendidikan perpustakaan, rendahnya anggaran, ruangan yang sempit dan tidak memadai, letak perpustakaan yang tidak strategis, kurangnya koleksi dll.

Peluang perpustakaan sekolah adalah kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan dalam kemajuan perpustakaan sekolah. Peluang ini harus dicari oleh para pengelola perpustakaan sekolah agar keberadaan perpustakaan sekolah lebih diperhitungkan sebagai bagian dari lembaga sekolah.

Ancaman perpustakaan sekolah merupakan segala sesuatu yang diperhitungkan akan menghambat pencapaian tujuan dari perpustakaan sekolah. Ancaman yang berasal dari dalam maupun ancaman

(13)

20

yang berasal dari luar perpustakaan sekolah. ancaman dari dalam bisa rendahnya minat baca warga sekolah, malas meminjam buku-buku diperpustakaan, enggan ke perpustakaan, rendahnya anggaran dari sekolah dll. Ancaman dari luar bisa karena maraknya warnet-warnet, tayangan televisi, lebih suka pergi ke mall dll.

2.4.1.2. Analisis Lingkungan Strategis

Tujuan analisis lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal adalah menghasilkan informasi yang sangat penting bagi kelangsungan dan kemakmuran organisasi, yaitu informasi mengenai kekuatan dan kelemahan terkait dengan peluang dan ancaman yang dihadapi. Analisis terhadap kekuatan (strengh), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dikenal dengan analisis SWOT.

Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Rangkuti (1999 dalam Masri 2008) menggunakan SWOT kedalam matriks.

(14)

21 Tabel 2.1 Matrik SWOT

Faktor Internal Faktor Eksternal Strengh (S) Weaknesses (W) Opportunities (O) Strategi S-O Pakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-O Tanggulangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Strategi S-T Pakai kekuatan untuk menghindari ancaman Strategi (W-T) Perkecil kelemahan dan hindari ancaman Sumber: Rangkuti (1999) dalam Marsi (2008)

Dari matriks SWOT tersebut diperoleh permasalahan atau isu strategis yang kemudian diidentifikasi mengapa isu itu muncul, bagaimana keterkaitannya dengan mandat dan misi organisasi dan apa resikonya bila isu tersebut tidak atau belum diatasi.

2.4.1.3. Penetapan Sasaran Jangka Pendek dan Panjang

Sasaran jangka panjang perpustakaan memerlukan konkretisasi. Salah satu cara melakukan kongkretisasi itu ialah dengan melakukan periodisasi, antara lain dengan menetapkan sasaran tahunan. Penetapan perlu dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip organisasi sebagai landasan kemajuan perpustakaan sekolah. Prinsip-prinsip tersebut antara lain (1) harus adanya perumusan tujuan, (2) harus

(15)

22

adanya pembagian tugas yang sesuai, (3) harus adanya pembagian kewenangan, (4) harus adanya pengaturan jalur komando dan koordinasi melalui struktur organisasi. Menurut Bafadal (2005:9) :”Oleh karena itu

struktur organisasi merupakan wadah

pengorganisasian maka struktur organisasi sekolah harus mampu menunjukkan hubungan antara pejabat dan bidang kerja yang satu dan yang lainnya sehingga jelas kedudukannya, wewenangnya dan tanggung jawab pada masing-masing’. Jadi dengan adanya struktur organisasi akan mengatur garis wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing posisi di perpustakaan sekolah. Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lainnya dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.

2.4.1.4. Perumusan Kebijaksanaan

Kebijaksanaan adalah suatu taktik atau strategi tertentu dalam mencapai suatu tujuan (amara raksasatya dalam m.irfan islamy, 2002). Kebijaksanaan dimaksudkan sebagai standar operasional yang baku untuk meningkatkan efektivitas kerja para pengelola atau pustakawan yang diharapkan memusatkan

(16)

23

perhatian pada operasionalisasi misi dan strategi dasar dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran baik jangka panjang maupun jangka pendek.

2.4.1.5. Penciptaan Sistem Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas aktual pelaksanaan sesuai dengan yang telah direncanakan (Lasa Hs:2007). Sedangkan pengendalian mencatat perkembangan kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi penyimpanan dari perencanaan tepat pada waktunya, guna mengambil tindakan korektif sebelum terlambat adalah proses dari pengendaliannya.

Pengendalian saling berhubungan erat dan saling berkaitan dengan pengawasan. Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Dalam melakukan pengawasan terhadap bawahan yang dilakukan oleh manajer ataupun atasan maka perlu dilakukan tahapan atau proses pengawasan. Menurut Kadarman (2001:16) langkah-langkah proses pengawasan yaitu: (1) menetapkan standar. Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan,maka secara logis hal ini berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan disisni adalah menetukan standar. (2) Mengukur Kinerja atau mengevaluasi . Langkah dalam pengawasan ini adalah mengukur atau mengevaluasi

(17)

24

kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan. (3) Memperbaiki Penyimpangan. Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.Sedangkan menurut G.R. Terry dalam Sukama (1992,116) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu (1) Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan; (2) Mengukur pelaksanaan; (3) Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan

menemukan perbedaan; (4) Memperbaiki

penyimpanagan dengan cara-cara tindakan yang tepat. Pengendalian perpustakaan ini memberikan penekanan kepada (a) pengawasan perpustakaan dan (b) pelaporan kegiatan perpustakaan.

2.4.1.6. Penciptaan Sistem Umpan Balik

Dalam setiap semua jenis kegiatan yang berlangsung dalam suatu organisasi diperlukan umpan balik. Manajemen puncak sangat berkepentingan memperoleh umpan balik tentang bagaimana strategi yang telah ditetapkan diimplementasikan. Dengan umpan balik yang faktual, tepat waktu dan objektif, manajemen puncak memperoleh pengetahuan tentang segi segi keberhasilan keberhasilan maupun kekurangannya, atau bahkan kegagalannya. Sekaligus dapat diketahui faktor faktor penyebabnya, hal hal apa yang perlu dikoreksi di masa yang akan datang, hal hal apa yang bisa di jadikan modal di masa depan yang pada gilirannya dimanfaatkan dalam melakukan proses manajemen strategi berikutnya.

(18)

25

2.4.2. Analisis Faktor Strategi Eksternal

Analisis faktor strategi eksternal difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi. Menurut Rangkuti (2006) setelah mengetahui faktor faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor faktor eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary /EFAS), dengan langkah sebagai berikut:

1. Menyusun faktor peluang dan ancaman.

2. Memberikan bobot masing masing faktor mulai 0,0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis yang berupa peluang dan ancaman ini harus berjumlah 1.

3. Menghitung rating untuk masing masing faktor dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak baik/poor) berdasarkan faktor pengaruh tersebut pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif, artinya peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.

4. Mengalikan bobot dengan rating. Hasilnya adalah skor pembobotan untuk masing masing faktor. 5. Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini

adalah untuk memetakkan posisi organisasi pada diagram analisis SWOT.

(19)

26 Tabel 2.2

Faktor-Faktor Strategis Eksternal Faktor faktor

Strategis Eksternal

Bobot Rating Skor

Pembobotan Peluang (Opportunities/o): 1. Peluang 1 2. Peluang 2 Bobot peluang 1 Bobot peluang 2 Rating peluang 1 Rating peluang 2 Jumlah O A b Ancaman (Threats/T): 1. Ancaman 1 2. Ancaman 2 Bobot ancaman 1 Bobot ancaman 2 Rating ancaman 1 Rating ancaman 2 Jumlah T C d T o t a l (a+c) (b+d) Sumber : Rangkuti, 2006

2.4.3. Analisis Faktor Strategi Internal

Analisis faktor strategis internal adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti pada Analisi Faktor Strategis Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun tabel Faktor faktor Strategis Internal (Internal Strategic Analysis Summary/IFAS), (Rankuti:2006).

(20)

27 Tabel 2.3

Faktor Faktor Strategis Internal Faktor faktor Strategis

Internal

Bobot Rating Skor Pembo botan Kekuatan (Strenghs/S): 1. Kekuatan 1 2. Kekuatan 2 Bobot kekuatan 1 Bobot kekuatan 2 Rating kekuatan 1 Rating kekuatan 2 Jumlah S A b Kelemahan(Weaknes/W): 1. Kelemahan 1 2. Kelemahan 2 Bobot kelemahan 1 Bobot kelemahan 2 Rating kelemahan 1 Rating kelemahan 2 Jumlah w C d T o t a l (a+c) =1 (b+d) Sumber : Rangkuti, 2006

2.5. Perpustakaan Sekolah Ideal

Perpustakaan sekolah yang baik dan memuaskan bagi para pengguna memang bersifat relative, tetapi bukan berarti syarat tersebut tidak bisa dirumuskan sama sekali.Relatif ini tentu disebabkan oleh kondisi dari masing-masing sekolah. Ada sekolah yang mempunyai sudah mempunyai sarana yang sudah lengkap, namun masih banyak sekolah yang sarana pendukungnya sangat kurang lengkap. Perpustakaan sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis informasi. Karena alasan seperti inilah maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semua peralatan elektronik, computer dan pandang-dengar.

(21)

28

Perpustakaan yang ideal harus berpedoman pada standar nasional perpustakaan. Dalam Undang-Undang RI Nomor 43 tahun 2007 pada bab III pasal 11 ayat 1 dijelaskan bahwa standar nasional perpustakaan terdiri atas: standar koleksi perpustakaan, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan dan standar penyelenggaraan/ pengelolaan.

2.5.1. Standar Koleksi Perpustakan Sekolah

Koleksi yang memadai merupakan jaminan tercapainya tujuan pendidikan, khususnya disekolah. Formasi untuk koleksi diperpustakaan sekolah sebaiknya 60% mewakili buku non fiksi penunjang kurikulum, sedangkan 40% berupa buku fiksi, seperti : novel, majalah, CD, game, video dan yang lainnya.

Tidak benar bila perpustakaan sekolah mengisi sebagian besar koleksinya dengan buku non fiksi saja atau buku pelajaran saja. Perlu ditambahkan juga akses internet sebagai koleksi perpustakaan, bisa berupa jurnal pendidikan ataupun informasi terkini lainnya agar tidak ketinggalan informasi. Pendidikan penelusuran informasi/browsing di internet harus diajarkan sejak dini karena akan bermanfaat untuk membantu proses pendidikan yang berlangsung. Selanjutnya perlu dilakukan pembinaan terprogram dan monitoring terhadap aktivitas siswa dalam pemanfaatan internet.

(22)

29

2.5.2. Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan Sekolah

Ruang perpustakaan berfungsi sebgai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dan berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.

Jenis ruang perpustakaan sekolah yang diperlukan antara lain : (a) ruang koleksi/ ruang baca, (b) ruang pengelolaan, (c) ruang referensi, (d) ruang layanan sirkulasi, dan (e) ruang administrasi.

Kondisi ruangan perpustakaan sekolah sebaiknya memenuhi kriteria berikut : (a) cahaya cukup terang,(b) ventilasi udara cukup baik, (c) ruangan cukup luas untuk semua kegiatan yang dilakukan, (d) layout ruangan memberikan kemudahan pengawasan petugas dan arus gerakan dari pemakai perpustakaan, dan (e) dekorasi ruangan sederhana tetapi memberi kesejukan pemandangan.

2.5.3. Standar Pelayanan Perpustakaan Sekolah Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan bahan pustakan dan sumber informasi lainnya terutama kepada guru dan siswa guna kepentingan kegiatan belajar mengajar dan bacaan hiburan.

Kegiatan pelayanan perpustakaan sekolah ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

(23)

30

1. Layanan teknis yang meliputi kegiatan pengadaan, pengolahan materi perpustakaan, dan penyimpanan.

2. Layanan pembaca yaitu kegiatan yang memberikan layanan kepada pengguna perpustakaaan.

2.5.4. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah

Kualifikasi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008, kepala perpustakaan sekolah/ madrasah harus memenuhi syarat: (a) berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1), (b) memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah, dan (c) masa kerja minimal 3 (tiga) tahun.

Tidak hanya kualifikasi pendidikan yang disyaratkan dalam peraturan tersebut, kompetensi yang harus dipenuhi oleh seorang kepala perpustakaan sekolah adalah Kompetensi Manajerial, Kompetensi Pengelolaan Informasi, Kompetensi Pendidikan, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Pengembangan Profesi.

Untuk tenaga pelaksana pada perpustakaan sekolah, setiap perpustakaan sekolah/madrasah memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga perpustakaan sekolah/madrasah yang berkualifikasi SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/ madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

(24)

31

Perpustakaan sekolah juga perlu dikelola oleh pustakawan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi terhadap layanan. Pustakawan sekolah harus mempunyai jiwa sabar, serta dituntut untuk memahami apa arti pendidikan sesungguhnya. Pustakawan sekolah harus bersifat proaktif dan suka menolong. Siswa yang kurang paham bagaimana mengakses sebuah koleksi, pustakawan sekolah harus harus rajin dan sabar dalam mengajarkan penelusurannya. Jika siswa mengetahui lewat judulnya, bisa langsung mengetik/mencari lewat judulnya, sehingga siswa lebih suka dan terbiasa dengan belajar, karena literatur yang mereka butuhkan untuk menunjang pelajaran relatif mudah untuk ditemukan.

2.5.5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah seyogyanya melaksanakan fungsi manajemen sebagai dasar pengelolaannya, yaitu: 1. perencanaan perpustakaan, meliputi: visi, misi,

tujuan, dan sasaran perpustakaan.

2. Pengorganisasian, meliputi: struktur organisasi, sumber daya manusia, bahan pustaka, tempat/ ruang perpustakaan, dan mekanisme kerja perpustakaan.

3. Pelaksanaan, meliputi: layanan teknis dan layanan baca

4. Pengendalian, meliputi: pengawasan dan pelaporan. Mengacu kepada Undang-Undang RI Nomor 43 Tahun 2007 pada bab III pasal 11 ayat 1 tersebut,

(25)

32

sudah semestinya agar perpustakaan sekolah menjadi ideal dan mampu menjawab tantangan masa depan.

Kriteria “perpustakaan sekolah yang ideal” yang dapat berfungsi sebagai sumber belajar siswa secara memadai juga disampaikan oleh Darmono (2004:66-68) dengan kesimpulan berikut :

1. Adanya status kelembagaan yang kuat dari perpustakaan

2. Struktur organisasi perpustakaan jelas dan berjalan dengan baik

3. Memiliki ruangan yang memadai sesuai dengan jumlah siswa, bersih, dan penyinarannya cukup 4. Memiliki tempat baca yang memadai

5. Memiliki perabot perpustakaan secara memadai 6. Partisipasi pemakainya (siswa dan guru) baik dan

aktif

7. Jenis koleksinya mencerminkan komposisi yang baik antara buku teks dengan buku fiksi, yaitu 40% untuk buku teks, 30% buku-buku pengayaan, dan 30% buku fiksi serta judul buku yang dimiliki bervariasi.

8. Koleksi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan kurikulum sekolah

9. Memiliki tenaga pengelola dengan kompetensi yang memadai

10. Pengorganisasian koleksinya teratur

11. Didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi

(26)

33

12. Administrasi perpustakaan tertib yang meliputi administrasi keanggotaan, administrasi inventaris buku dan perabot, peminjaman, penyusutan, penambahan buku, statistik peminjaman.

13. memiliki sarana penelusuran informasi yang baik 14. Memiliki peraturan perpustakaan

15. Memiliki program pengembangan secara jelas dan terarah

16. Memiliki program keberaksaraan informasi (literasi informasi)

17. Memiliki program pengembangan minat membaca dikalangan siswa

18. Melakukan kegiatan promosi dan pemasyarakatan perpustakaan

19. Kegiatan perpustakaan terintegrasi dengan kurikulum dan kegiatan belajar

20. Memiliki anggaran perpustakaan secara tetap 21. Adanya kerjasama dengan sekolah lain

22. Pelayanan menyenangkan, dan

23. Ada jam perpustakaan sekolah yang terintegrasi dalam kurikulum

Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007:4-6), perpustakaan sekolah ideal seyogyanya mempunyai empat fungsi umum, yaitu edukatif, informatif, kreasi, dan riset atau penelitian sederhana.

1) Fungsi Edukatif

Fungsi edukatif ini maksudnya secara keseluruhan fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi koleksi

(27)

34

yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentrasfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. Fungsi ini erat kaitannya dengan pembentukan manusia pembangunan yang berkualitas dimasa yang akan datang. Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya. Fungsi edukatif ini sesungguhnya sangat mulia dilihat dari segi pelaksanaannya. Karena pendidikan adalah investasi jangka panjang, maka penyelenggaraan perpustakaan sekolah juga tidak bisa langsung dilihat hasilnya. Dalam jangka panjang baru akan ketahuan perbedaannya antara orang yang tidak belajar dengan orang yang belajar, orang yang secara rutin membaca dan memanfaatkan perpustakaan dengan orang yang tidak suka menggunakan perpustakaan.

2) Fungsi Informatif

Fungsi Informatif ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. Dengan membaca berbagai media serta bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah, para siswa dan guru akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi saat ini. Bagaimanapun juga

(28)

35

dalam hal tertentu bahan bacaan termasuk buku lebih mempunyai keunggulan relatif dibandingkan dengan media audio visual seperti televisi dan film. Di samping buku dan bacaan lebih fleksibel bentuknya sehungga mudah dibawa kemana-mana, juga mampumenjelaskan dan memberi petunjuk secara lebih praktis dan mendetail. Sebaiknya perpustakaan sekolah sudah terpasang hotspot internet, sehingga dengan menggunakan perpustakaan digital ini akan sangat berguna untuk mengakses secara cepat segala informasi dalam dunia maya. Melalui membaca dan menggunakan internet, orang bisa menembus batas-batas ruang dan waktu.

3) Fungsi Rekreasi

Fungsi rekreasi ini dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan. Apalagi bila perpustakaan sekolah sudah menyediakan sarana multimedia seperti internet yang bisa menjadi sarana hiburan bagi pengunjung perpustakaan.

4) Fungsi Riset atau Penelitian

Fungsi riset atau penelitian maksudnya koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Segala jenis informasi tentang

(29)

36

pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan sebaiknya disimpan di perpustakaan sekolah, sehingga apabila ada orang yang ingin mengetahui tentang informasi tertentu tinggal membacanya di perpustakaan. Terutama sekali ini dilakukan guna menunjang kegiatan penelitian pustaka. Kriteria perpustakaan ideal di atas tentunya tidak bisa diterapkan di semua sekolah karena masing-masing sekolah kondisinya tidak sama. Berdasarkan parameter tersebut pihak sekolah dapat mengembangkan perpustakaan sekolah secara ideal. Sebenarnya peluang untuk lebih memberdayakan/mengembangkan perpustakaan sekolah telah terbuka (Darmono 2004:45). Beberapa kondisi yang saat ini dapat mendukung pengembangan perpustakaan sekolah telah ada seperti:

1) Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang merupakan dasar pijakan kita dan memungkinkan semua lembaga pendidikan formal didukung oleh sarana dan prasarana (termasuk perpustakaan)

2) Adanya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3) Pemberlakuan kurikulum Tahun 2006 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menuntut guru untuk mengembangkan indikator pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

(30)

37

pembelajaran. untuk itu sekolah perlu didukung dengan perpustakaan secara memadai.

4) Adanya metode pengajaran yang melibatkan siswa aktif. Dalam metode ini siswa dituntut untuk mengembangkan, dan memperdalam sendiri materi yang telah disampaikan oleh guru. Dalam kondisi ini maka peran perpustakaan sangat besar untuk membantu siswa dalam memperkaya kasanah pengetahuannya.

5) Adanya kebijakan pemerintah untuk menggalakan minat baca dengan mengambil even-even tertentu seperti 2 Mei sebagai hari Pendidikan Nasional dan sekaligus sebagai momentum hari buku, tanggal 14 September sebagai hari Aksara Internasional, momentum ini sekaligus dimanfaatkan sebagai bulan gemar membaca dan hari kunjungan perpustakaan.28 Oktober sebagai hari Sumpah Pemuda dan sekaligus bulan Bahasa. Kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan perpustakaan, kegiatan ini sangat baik untuk promosi dan pemasyarakatan perpustakaan serta pengembangan minat baca siswa.

6) Kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi buku baik buku pelajaran maupun buku bacaan kepada perpustakaan sekolah

7) Tumbuhnya berbagai partisipasi masyarakat yang berkaitan dengan minat baca, perbukuan, dan perpustakaan, seperti Gerakan Wakaf Buku,

(31)

38

Kelompok Masyarakat Pecinta Buku, Klub Perpustakaan, dan Kelompok Pecinta Bacaan Anak.

2.6. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Sebagai bahan perbandingan dan kajian pustaka, peneliti mencari beberapa penelitian tentang manajemen perpustakaan sekolah yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tentang penelitian serupa, maka peneliti berkesimpulan pada dasarnya penelitian tentang pengelolaan perpustakaan sekolah sudah pernah dilakukan, tetapi dengan kajian dan sudut pandang yang berbeda. Peneliti terdahulu yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dalam Menunjang Proses Pembelajaran di Ma Darussalam Desa Kumalasari Kecamatan Sangkapura Kab Gresik. Oleh Evi Roziana, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Surabaya. Hasil penelitian menyimpulkan:

a. Perencanaan Sekolah harus memperhatikan fungsi perencanaan sekolah dengan baik.

b. Pelaksanaan Perpustakaan Sekolah dalam menunjang proses pembelajaran untuk lebih memberdayakan pengelolaan perpustakaan di lingkungan sekolah.

c. Proses evaluasi mencapai tujuan perpustakaan sekolah yang telah direncanakan.

(32)

39

2. Sulaiman (2006), tesis tentang Peran Perpustakaan

Pesantren Terhadap Pendidikan Modern. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa perpustakaan pesantren merupakan “jantung” pesantren dan tolok ukur mutu tidaknya suatu pesantren. Dalam kedudukan sebagai pengemban martabat pesantren, perpustakaan harus menjalankan semua kegiatan yang sesuai dengan fungsi, program dan tujuan pesantren bernaug. Bimbingan dan bantuan pimpinan pesantren, kerjasama dari para pengajar dan santri merupakan syarat yang diperlukan sehingga perpustakaan dapat membina diri menjadi pusat kegiatan pendidikan dan aktivitas ilmiah.

3. Study Evaluatif Efektifitas Pengelolan Perpustakaan Sekolah di SMAN 4 Denpasar. Oleh: Dharma Pratyaksa. Simpulan:

a. Komponen Konteks, input, proses dan produk diperoleh hasil yang positif (++++)

b. Pada komponen konteks efektivitas dalam kualifikasi efektif (+)

c. Pada komponen input sebagai daya dukung efektivitas tergolong kualifikasi efektif (+), dari masing-masing komponen input tidak ditemui adanya kendala.

d. Pada komponen proses tergolong kualifikasi efektif (+), dari masing-masing komponen proses masih memiliki kendala yaitu efektif (-) pada komponen siswa.

(33)

40

e. Pada komponen produk tergolong kualifikasi efektif (+), dari masing-masing komponen produk tidak ditemui adanya kendala.

4. Impact of School Library Services on Achievement and Learning. By Professeor Dorothy Williams, Caroline Wavel and Louise Coles. School of Information and Media. Faculty of Management the Robert Gordon University.

The report recommends that:

a. Consideration is given to the pre-service and professional development training of both teachers and librarians in order to develop greater understanding of the respective professional contributions to learning in school libraries and to encourage reflection and increase the ability to provide evidence.

b. Funds are made available to sustain the quality of collections.

c. Consideration should be give to whether the emphasis in developing the links between the school library and learning are more appropriately begun with the primary sector.

d. A longitudinal approach, in association with appropriate interventions, is taken to examine the impact of school libraries on learning.

(34)

41

2.7. Kerangka Berfikir

Berdasarkan tinjauan teori yang dijabarkan sebelumnya, pemanfaatan perpustakaan sangat dipengaruhi oleh tujuan dan kepentingan masing masing individu. Tujuan dan kepentingan menumbuhkan motivasi, persepsi yang positif terhadap perpustakaan juga dapat mendorong masyarakat berkunjung ke perpustakaan. Hal ini harus disadari oleh pengelola perpustakaan untuk menyiapkan strategi-strategi yang dapat menarik para siswa untuk berkunjung keperpustakaan. Strategi merupakan cara cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dipergunakan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungan yang pasti akan dihadapi. Dalam penelitian ini lingkungan strategi terbagi dua: yaitu lingkungan internal dan eksternal perpustakaan.

Lingkungan internal yang berpengaruh dalam peningkatan pemanfaatan perpustakaan, yakni: sumber daya manusia (SDM), koleksi, sarana dan prasara, layanan perpustakaan, lokasi perpustakaan, dan promosi perpustakaan. Sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari pemerintah, siswa dan warga sekolah serta teknologi informasi (IT). Kedua lingkungan organisasi tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis SWOT.Analisa SWOT digunakan untuk mengenali lingkungan/faktor

(35)

42

lingkungan/faktor eksternal (peluang dan ancaman)yang nantinya akan menjadi dasar dalam perumusan strategi peningkatan manfaat perpustakaan sekolah. Strategi yang diharapkan harus mampu menumbuhkan persepsi positif warga sekolah tentang perpustakaan dan dapat memotivasi warga sekolah untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah.

Bila digambarkan kerangka pikir penelitian strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan sekolah SMA 1 Boja, adalah:

(36)

43

---

Feed back Feed back

Gambar 2.1 Alur Strategi Peningkatan Mutu Layanan

Perpustakaan Sekolah Di SMA 1 Boja

Faktor internal: - Sumber daya manusia - Koleksi - Sarana dan Prasarana Faktor eksternal - Sekolah - Warga sekolah - Teknologi Informasi (IT)

Analisa faktor internal dan eksternal perpustakaan sekolah Rumusan strategi Peningkatan Mutu Layanan Perpustakaan Motiva Warga sekolah Perpustakaan Perseps i

Gambar

Gambar  2.1  Alur  Strategi  Peningkatan  Mutu  Layanan  Perpustakaan Sekolah Di SMA 1 Boja

Referensi

Dokumen terkait

Analisis kerusakan dan pengujian motor-motor induksi di Divisi Spun Yarns PT Indorama Synthesics,Tbk Jatiluhur Purwakarta.. Universitas Pendidikan Indonesia |

The revenue forecasts are based on our predictive esports market model, which incor- porates data from multiple sources: macroeconomic and census data, primary consumer research,

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika IPA, 2013

Perancangan jaringan distribusi di Komplek Batununggal Indah Bandung dengan 280 pelanggan ini menggunakan metode two stage 1:4 pada ODC 1:8 pada ODP, dengan metode ini

Keterlibatan WWF menjadi fasilitas komunikasi ke atas di TNTN berupa dialog antara masyarakat dan perusahaan yang berada diwilayah TNTN. WWF sebagai fasilitas

Hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak etanol akar pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) dosis 400 mg/kg BB yang diberikan sebelum dan selama induksi DMBA

Penelitian Step-up Cuk konverter yaitu menguji hasil tegangan keluaran yang dibangkitkan dari Cuk konverter menggunakan fuzzy logic dengan 5 fungsi keanggotaan

Pada rencana pembuatan kemasan ini, dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Quality Function Deployment yang bertujuan untuk mendapatkan Voice of Customer ,