Tokopedia: Follower yang Mampu Bertahan dalam
Persaingan Sengit
Startup
Digital
Tentang Tokopedia
Tokopedia.com resmi diluncurkan pada 17 Agustus 2009. Dengan visi "membangun Indonesia yang lebih baik lewat internet," Tokopedia kemudian diaplikasikan melalui program untuk mendukung para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan perorangan untuk
mengembangkan usaha mereka dengan memasarkan produk secara daring. Marketplace daring ini
telah berhasil menjadi salah satu perusahaan internet Indonesia dengan pertumbuhan yang sangat pesat.
Tokopedia adalah marketplace daring, situs ini tidak hanya menyediakan platform, tetapi juga
terlibat lebih jauh dalam transaksi. Untuk keamanan bertransaksi, Tokopedia menyediakan escrow
account di mana transaksi ditransfer ke akun Tokopedia terlebih dahulu, kemudian jika transaksi selesai, baru dana akan diteruskan kepada penjual. Tidak hanya itu, Tokopedia juga menyediakan tempat untuk berdiskusi dengan berbagai mitra, baik logistik maupun mitra pembayaran, untuk memudahkan transaksi. Lalu, ada juga kompilasi berbagai statistik sehingga memudahkan pembeli untuk memilih penjual yang mempunyai reputasi yang baik. Tak lupa Tokopedia juga menyediakan resolution center, yaitu tempat bagi penjual dan pembeli untuk menyelesaikan masalah dalam bertransaksi apabila diperlukan. Dengan berbagai fitur-fitur ini, saat itu Tokopedia benar-benar berbeda dengan pemain yang sudah ada.
Segenap jajaran Tokopedia selalu berpegang teguh pada visi misi Tokopedia serta DNA Tokopedia. Selain visi yang sudah disebutkan sebelumnya, misi Tokopedia adalah "pemerataan
ekonomi secara digital". Selain itu, Tokopedia memiliki DNA, yaitu focus on consumer,growth
mindset,dan make it happen make it better . Hal-hal ini membuat Tokopedia termotivasi dan akhirnya
berhasil mencatatkan transaksi senilai Rp. 6 miliar dalam tahun pertamanya. Padahal, pada Agustus
2009, transaksi di Tokopedia hanya tercatat mencapai Rp 33 juta. Tidak hanya itu, pada Juli 2010 nilai
transaksinya melonjak hingga Rp. 1,3 miliar. Peningkatan yang sangat tajam ini memberikan sinyal positif bahwa situs web Tokopedia.com sudah mulai digunakan dan dipercaya oleh banyak orang.
Meskipun demikian, nilai transaksi tersebut bukan merupakan ukuran profitabilitas Tokopedia karena Tokopedia tidak memungut biaya dalam transaksi. Tokopedia.com adalah situs yang gratis untuk digunakan penjual maupun pembeli. Tokopedia memperoleh pendapatan dari pembelian TopAds dan akun premium penjual gold merchant sehingga masih membutuhkan perluasan basis pengguna apabila ingin memperoleh keuntungan yang dapat diperhitungkan. Oleh karenanya, Tokopedia sangat membutuhkan investor yang mau mengucurkan dana besar untuk mengakuisisi pasar Indonesia dengan iklan-iklan yang agresif.
PT Tokopedia memperoleh pendanaan awal pada tahun 2009 dari PT Indonesia Dwitama, kemudian mendapatkan suntikan dana dari beberapa pemodal Ventura Global. Pada Oktober 2014, Tokopedia mendapat suntikan dana yang sangat besar dari SoftBank Internet and Media dan Sequoia Capital sebesar US$100 juta atau setara dengan Rp1,2 triliun pada waktu itu. Dan yang terakhir, Alibaba Group menginvestasikan dana sebesar Rp 14 Triliun.
Tahun Jumlah/ Tahap Valuasi Investor Utama Investor
Des - 18 US$1,1 miliar/Seri F - SoftBank Vision
Fund dan Alibaba Group
2
Ags - 17 US$1 miliar/Seri F - Alibaba 1
Apr-16 US$147 jutalseri E - 0
Okt-14 US$100 jutalSeri E - SoftBank
Telecom Corp 3
]un-13 Tidak disebutkan/Seri
D
- SoftBank
Ventures Korea 3
Apr-12 Tidak disebutkan/Seri
C
- Beenos Partners 1
Apr-11 US$700.000/Seri B - CyberAgent
Ventures
1
Mar-10 Tidak disebutkan/Seri
A
- East Ventures 1
Feb-09 Tidak disebutkan/S
eed
- Indonusa
Dwitama
1 Tabel 1 Rincian pendanaan Tokopedia
Mendapatkan gelontoran modal yang begitu besar tentu saja membuat Tokopedia segera melancarkan aksinya untuk mengakuisisi pengguna baru. Tokopedia dinilai sudah memerlukan brand ambassador yang sesuai dengan karakter Tokopedia. Melalui proses yang ketat akhirnya Chelsea Islan
pun resmi ditunjuk sebagai brand ambassador Tokopedia pada November 2014. Chelsea dinilai
sebagai sosok generasi muda yang memiliki komitmen tinggi dalam membangun Indonesia. Selain itu, Chelsea adalah sosok seniman Indonesia yang memiliki idealisme tersendiri, sehingga membuat
Tokopedia yakin bahwa ia merupakan sosok yang tepat untuk merepresentasikan visi dan misi
Tokopedia untuk Indonesia.
Persaingan yang Ketat Tidak Meredupkan Semangat Tokopedia
Berdasarkan data iPrice pada kuartal 1 2019, Tokopedia terlihat menguasai pasar dengan
pengunjung Web Bulanan sebanyak 137.200.900 pengunjung. Tokopedia juga diikuti oleh 192.100 pengguna twitter 1.148.500 pengguna instagram dan 6.049.000 pengguna Facebook. Penyerapan
Gambar: Data iPrice kuartal 1 2019
Meskipun Tokopedia mampu merajai pasar e-commerce Indonesia, Terdapat dua raksasa e-commerce lain asal Singapura yakni Lazada dan Shopee yang tumbuh dengan cepat. Cakupan kedua Startup tersebut juga cukup besar, Lazada dan Shopee berlomba lomba dalam menduduki peringkat
jawara pada pasar Asia Tenggara. Amazon juga diberitakan mulai mendekat ke Pasar Asia tenggara. Singapura menjadi negara pertama yang mereka singgahi dengan menghadirkan layanan pemesanan
kebutuhan sehari-hari Prime Now pada 27 Juli 2017 lalu. Kehadiran mereka di Singapura pun
diperkirakan hanya merupakan awal dari rentetan ekspansi mereka ke negara-negara lain, termasuk
Indonesia. Namun sejauh ini Amazon masih tutup mulut terkait rencana ekspansi tersebut.
Meskipun memiliki berbagai tantangan, Tokopedia sendiri malah semakin sibuk menambah layanannya. Halaman muka situs web Tokopedia.com yang diperagakan dalam gambar dibawah menjadi semakin ramai dengan adanya tiga bagian utama, yaitu official store, kategori, dan produk digital yang terdiri dari transaksi pulsa, paket data, air PDAM, listrik PLN,Telkom,tiket kereta-api, dan lain-lain.
Tokopedia agaknya ingin bermain dalam semua pasar, berbeda dengan OLX yang identik dengan consumer-to-consumer market (C2C), Indonetwork yang identik dengan business-to-business market (B2B), sedangkan Lazada, Matahari Mall, Zalora, Shopee, dan Amazon mengarah pada
business-to-consumer market (B2C). Ketika seorang pengguna mencari produk di Tokopedia, ia akan
menemukan produk yang dijual eceran, grosir, produk baru, dan produk bekas tercampur menjadi satu. Akibatnya satu jenis produk akan memiliki puluhan atau bahkan ratusan penjual yang menjual produk yang identik sama dengan berbagai tingkat harga. Tak jarang pula perang harga terjadi dan membuat penjual kecil kesulitan berkompetisi.
Masalah Investor yang Pelik Membuat Tokopedia Harus Cerdik
Angka valuasi yang besar dari sebuah startup tidak berarti bahwa startup tersebut sudah mendapat untung besar pula,bahkan kalau yang kita bicarakan startup yang sudah berstatus unicorn seperti Traveloka, Gojek, Grab, bukalapak, belum mendapatkan untung. Startup memiliki keunikan
dan sistem penilaian berbeda. Hal ini karena startup sukses belum tentu harus memiliki profit saat itu
juga. Menurut Kacamata Investor sendiri, perusahaan yang belum mendapatkan profit bukan berarti tidak memiliki nilai. Dalam kasus perusahaan e-commerce marketplace seperti BukaLapak dan Tokopedia, Investor biasanya akan menilik Gross Merchandise Value (GMV) yaitu nilai transaksi
yang ada di platform tersebut. Salah satu faktor yang membuat Investor tertarik dengan perusahaan
startup adalah asumsi dan proyeksi jangka panjang.
Cara untuk mendapatkan profit seringkali disebut dengan nama monetisasi. Umumnya, Startup Indonesia belum melakukan monetisasi. Namun, berbeda dengan startup lain, Ruang guru sudah melakukan monetisasi. Monetisasi Ruang Guru didapat dari setiap paket bimbingan. Ruang Guru mengambil 20% dari setiap nilai transaksi. Sebagai contoh siswa mengambil satu paket seharga Rp.800.00, maka RuangGuru mengambil komisi sebesar Rp.160.000 dari transaksi tersebut.Hingga saat ini RuangGuru telah berhasil bekerja sama dengan lebih dari 80.000 pengajar privat dan lebih
dari 1,6 juta siswa yang terdaftar dalam Ruang Guru Hal ini membuat Ruang Guru menjadi salah satu
startup yang laris dilirik oleh para investor.
Mendapatkan investor pun tidak menjamin bahwa pendanaan akan berjalan mulus selama masa berdirinya suatu startup. Kasus startup yang ditinggalkan oleh investornya bukan hal yang jarang terjadi. ada banyak perusahaan yang juga mengalami nasib demikian dan akhirnya harus berpikir
keras untuk tetap mempertahankan startupnya. Beberapa akhirnya memutuskan untuk menutup usahanya. Salah satu contoh perusahaan yang berakhir tragis adalah pets.com. Pets.com adalah
sebuah perusahaan e-commerce yang menjual berbagai produk terkait hewan peliharaan. Setelah
mendapatkan modal sebesar US$82 juta, Pets.com akhirnya ditinggal oleh investornya. Investasi besar besaran pada Pets.com hingga kebangkrutannya menunjukkan sebuah fenomena yang sering
dianalogikan sebagai gelembung (bubble) yang terlihat besar namun rentan meletus kapan saja. Bukan
hanya pets.com, berbagai perusahaan juga telah mengalami pengalaman pahit ini. Karakteristik
perusahaan ini yang mengalami kasus ditinggal investornya ini biasanya mirip: menarik dana dari para
investor di bursa saham dengan menjanjikan bahwa di masa depan nilai perusahaan akan semakin
bertumbuh seiring dengan pertumbuhan penjualan, jumlah user, jumlah visitor ke gerai online, dan
user review. Perusahaan-perusahaan tersebut belum menghasilkan profit, bahkan beberapa
diantaranya belum menghasilkan revenuekarena layanan yang diberikan bersifat gratis. Biaya operasi
meningkat tajam terutama untuk mendukung kegiatan promosi yang agresif dengan tujuan untuk
meningkatkan jumlah user, visitor,dan penjualan.
Tokopedia sendiri belum bisa melakukan monetisasi. Hal ini dikarenakan startup pesaing yang bermain di pasar yang sama dengan Tokopedia belum melakukan monetisasi. Jika Tokopedia memutuskan untuk melakukan monetisasi saat ini, terdapat resiko besar yang dapat membuat Tokopedia kehilangan pelanggannya. Namun, Tokopedia harus tetap waspada. Jika monetisasi tidak segera direncanakan, tidak menutup kemungkinan bahwa para investor dapat kabur tunggang langgang. Jika hal ini terjadi, Tokopedia harus bersiap mempertahankan perusahaan agar tidak terjadi kemunduran yang signifikan.
Pertanyaan :
1. Keinginan Tokopedia untuk menyasar semua model bisnis (B2B,B2C,C2C) mengakibatkan satu jenis produk akan memiliki puluhan hingga ratusan penjual yang menjual produk yang identik sama dengan berbagai tingkat harga yang berbeda. Hal itu membuat perang harga terjadi dan membuat penjual kecil sulit berkompetisi. Jelaskan bagaimana hal ini dapat
mempengaruhi kepuasan konsumen yang berbelanja di Tokopedia? Menurut Anda, langkah
apa yang harus diambil oleh Tokopedia untuk mengatasi isu tersebut?
2. Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tokopedia memperoleh pendapatan dari pembelian
TopAds dan akun premium penjualgold merchant.Meskipun Tokopedia terus tumbuh dalam
hal frekuensi penjualan dan juga kunjungan dalam website mereka. Namun, hingga saat ini
Tokopedia masih dalam keadaan merugi. Hal ini disebabkan karena Tokopedia belum mengambil langkah untuk melakukan monetisasi atau menghasilkan profit. Menurut Anda, bagaimana strategi monetisasi yang harus dilakukan oleh Tokopedia?