Simulasi Algoritma Round Robin Dalam Mengurangi Penumpukkan
Penumpang Bis Pada Terminal Bis
Budi Maulana
Magister Teknik Informatika, Perguruan Tinggi Raharja E-mail : [email protected]
Abstrak
Untuk mengurangi penumpukkan penumpang bis pada ruang tunggu terminal bis maka salah satu hal yang perlu dilakukan adalah penumpang segera dimuat kedalam bis, apabila bis yang akan ditumpanginya berada pada antrian pertama tidak lah menjadi masalah, namun apabila penumpang yang memadati ruang tunggu adalah para penumpang bis yang antrian bis nya bukan pada antrian pertama ini yang akan menyebabkan penumpukkan di ruang tunggu. Untuk itu perlu diberikan jatah waktu oleh pengatur terminal kepada bis – bis dalam memuat penumpangnya,. Pemberian jatah waktu bertujuan agar seluruh bis mempunyai jatah waktu yang sama dalam memuat penumpang, apabila jatah waktu yang diberikan habis dan bis masih membutuhkan waktu untuk memuat penumpang maka bis bisa kembali masuk ke lajur antrian, dan apabila sudah mencapai waktu yang dibutuhkan maka bis akan dikeluarkan dari antrian (selesai). Pemberian jatah waktu mengacu pada algorithma penjadwalan proses Round Robin (RR) pada Sistem Operasi (SO), algorithma RR dapat diterapkan dalam penjadwalan pemuatan penumpang kedalam bis sehingga akan mengurangi penumpukkan penumpang di ruang tunggu dan dinilai cukup adil bagi pengelola bis dalam memuat penumpang serta algorithma RR akan lebih efisien dalam pelayanan dibandingkan dengan algorithma FIFO apabila jatah waktu yang diberikan lebih kecil.
Kata Kunci : Sistem Operasi, Penjadwalan Proses, Round Robin.
Abstract
To reduce the accumulation of bus passengers in the waiting room of the bus terminal it is necessary to depart immediately. The problems that occur are often passengers waiting for a different bus with the available bus in the queue, so the queue of passengers in the waiting room more and more. To overcome it can be applied time allotment for bus load passengers by the terminal controller. Time allotment is intended for all bus drivers through the terminal to have the same time to load passengers and no bus drivers will be loss. and if the time allowed to load the passenger is not enough then the bus driver may queue to the rear of the next bus queue until the required passenger meets the capacity then the bus can immediately complete the queue to proceed as the bus ends. This time allotment is in accordance with the algorithm of Round Robin(RR) process scheduling on the operating system. RR algorithm can be applied to bus terminals in order to reduce passenger pile space waiting room and solution for bus driver to get passengers in terminal and RR algorithm is more eficient than FIFO algorithm if the given of time allotment is smaller.
1. Pendahuluan
Ruang tunggu terminal bis identik dengan keramaian dan sesaknya calon penumpang, dan ada kalanya penumpang yang sudah menunggu lama belum masuk ke dalam bis, hal ini dikarenakan bis yang akan ditumpanginya tidak berada pada antrian pertama, dan biasanya bis akan berangkat setelah kursi penumpang sudah dalam keadaan terisi seluruhnya. Di lain hal ada penumpang terbanyak pada ruang tunggu merupakan calon penumpang yang bis nya bukan berada pada antrian pertama, sehingga mengakibatkan penumpukkan di ruang tunggu. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu diberikan jatah waktu oleh pengatur terminal kepada bis – bis untuk memuat penumpangnya. Tujuan penelitian ini adalah mensimulasikan algorithma RR dalam penjadwalan menaikkan penumpang sehingga akan mengurangi penumpukkan penumpang bis pada terminal X.
2. Metode Penelitian
Penjadwalan pada sistem operasi merupakan kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme di sistem operasi yang berkaitan dengan urutan kerja yang dilakukan sistem computer. Penjadwalan bertugas memutuskan proses yang harus berjalan, kapan dan selama berapa lama proses itu berjalan. Dalam penjadwalan proses terdapat beberapa sasaran yang mesti dioptimalkan, yaitu : adil, efisiensi, response time, turn around time, throughput. Lima sasaran penjadwalan tersebut kadang memiliki dampak yang saling berlawanan, sehingga mesti diatur sedemikian rupa agar menghasilkan kondisi yang paling optimal. Misalnya untuk meningkatkan response time, maka dibuat kwanta waktu yang lebih kecil. Dari segi response time memendekkan kwanta waktu akan mempersingkat waktu tunggu, tapi dari sisi turn arround time memendekkan kwanta waktu mengakibatkan bertambahnya waktu tunggu dan waktu eksekusi proses.
Terdapat dua strategi penjadwalan, yaitu penjadwalan nonpreemptive dan penjadwalan preemptive. Pada penjadwalan nonpreemptive, begitu proses diberi jatah waktu pemroses maka pemroses tidak dapat diambil alih oleh proses lain sampai proses itu selesai. Sedangkan pada penjadwalan preemptive, saat proses diberi jatah waktu pemeroses maka pemroses dapat diambil alih oleh proses lain sehingga proses disela sebelum selesai dan harus dilanjutkan menunggu jatah waktu pemroses tiba kembali pada proses itu.
Metode penjadwalan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Round Robin (RR), penjadwalan RR didisain untuk sistem time sharing, algorithma ini mirip dengan penjadwalan First In First Out (FIFO), namun control waktu ditambahkan untuk switch antar proses. Antrian ready diperlakukan atau dianggap sebagai antrian sirkular. CPU mengelilingi antrian ready dan mengalokasikan masing-masing proses untuk interval waktu tertentu sampai satu kwanta waktu.
Berikut algorithma penjadwalan RR :
1. Jika kwanta habis dan proses belum selesai maka proses menjadi runnable dan pemroses dialihkan ke proses lain;
2. Jika kwanta belum habis dan pemroses menunggu suatu kejadian (selesainya operasi I/O), maka proses menjadi blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain;
3. Jika kwanta belum habis tapi proses telah selesai maka proses diakhiri dan pemroses dialihkan ke proses lain.
Proses antrian algorithma RR ini dapat diterapkan pada lajur antrian bis di terminal bis, dimana bis akan mengantri untuk memuat penumpang dan akan keluar dari
antrian dan masuk kembali dalam antrian apabila jatah waktu yang dibutuhkan telah habis sementara waktu yang dibutuhkan belum mencapai akhir. Penjadwalan pemuatan penumpang ini akan disimulasikan dalam bentuk tabel dan hasilnya akan berdampak pada pengurangan penumpukkan penumpang di ruang tunggu dan ruang tunggu akan sesuai kapasitasnya.
Gambar 1 : proses antrian dan penjadwalan job pada algorithma RR Keterangan Gambar 1 :
1. Ada 5 job datang dengan urutan waktu kedatangan A, B, C, D, E; 2. Job tersebut masuk antrian siap untuk dieksekusi;
3. Pemroses memberikan jatah waktu untuk setiap masing - masing job (5 menit); 4. Proses dieksekusi, apabila waktu yang dibutuhkan job lebih kecil dari kwanta
waktu yang diberikan maka job selesai proses (5), apabila belum selesai maka kembali masuk antrian (3);
5. Urutan job selesai proses D,B,A,C,E. Karena D membutuhkan waktu proses yang lebih kecil dari Job lainnya, dan begitu seterusnya untuk job B,A,C,E.. 4. Hasil Dan Pembahasan
Simulasi algorithma RR dalam penjadwalan menaikkan penumpang ke dalam bis sehingga akan mengurangi penumpukkkan di ruang tunggu sebagai berikut :
Diketahui:
1. Terminal X setiap 30 menit memberangkatkan 5 bis di lajur 1, dan setiap bis mempunyai tujuan daerah yang berbeda – beda;
2. Kapasitas ruang tunggu penumpang di terminal pada lajur 1 sebanyak 50 tempat duduk;
3. Pada pukul 7:00:00, calon penumpang yang sudah berada di ruang tunggu mencapai 75 orang, ruang tunggu mengalami kelebihan kapasitas;
4. Jumlah calon penumpang bis yang berada di ruang tunggu sudah diketahui; 5. Jumlah penumpang bis C yang paling banyak berada di ruang tunggu dan bis C
berada pada antrian ke tiga.
Diasumsikan : Masing - masing pengelola bis mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk memuat penumpang.
Kondisi : Bis akan berangkat ke tujuannya, apabila bangku bis sudah terisi semua atau bis sudah berada didalam terminal paling lama 35 menit dimulai dari waktu kedatangan. Pertanyaan : Pada pukul berapa ruang tunggu akan lengang/ sesuai kapasitasnya ?
Urutan selesai proses D,B,A,C,E
Urutan proses job A,B,C,D,E. Kwanta waktu = 5
A,B,C,D,E,A,B,C,D,E Urutan datang dalam
antrian, Job A,B,C,D,E
Siap untuk dieksekusi Proses eksekusi 1 2 4 5 3
Hasil : Untuk mengatasi kasus diatas, maka pengatur terminal memberikan jatah waktu (kwanta waktu) 5 menit kepada setiap bis untuk memuat penumpang, apabila jatah waktu tersebut kurang maka bis bisa masuk kembali kedalam antrian;
Tabel 1 : Data dan jumlah penumpang bis Keterangan :
Bis : Nama bis
JP : Jumlah calon penumpang bis yang berada di ruang tunggu RT : Waktu yang dibutuhkan bis untuk memuat penumpang Kap : Kapasitas jumlah tempat duduk bis
Berikut gambaran simulasi algorithma RR dalam penjadwalan memuat penumpang bis, sehingga akan berdampak pada pengurangan penumpukkan penumpang di ruang tunggu.
Tabel 2 : Simulasi algorithma RR dalam penjadwalan memuat penumpang Keterangan :
Bis : Nama bis
RT : Waktu yang dibutuhkan bis untuk memuat penumpang AT : Waktu kedatangan bis di terminal
ST : Waktu mulai bis memuat penumpang FT : Waktu selesai bis memuat penumpang
Berdasarkan hasil simulasi pada tabel 2 diatas, maka ruang tunggu akan sesuai kapasitas pada pukul 7:10:00, dikarenakan calon penumpang bis A dan B sudah naik kedalam bis dengan jumlah penumpang sebanyak 25 orang dan pada pukul 7:15:00 seluruh calon penumpang bis C sebanyak 25 orang sudah berada dalam bis, sehingga ruang tunggu akan lengang pada pukul 7:15:00 atau jumlah penumpang yang berada di ruang tunggu sebanyak 25 orang (jumlah calon penumpang bis D dan E).
Mencermati kembali tabel 2 diatas, algorithma RR mirip dengan algorithma FIFO yaitu bis yang berada pada antrian pertama akan menuntaskan memuat
penumpangnya sampai waktu yang dibutuhkan selesai/ berakhir (tanpa jatah waktu), berikut gambaran simulasi algorithma FIFO :
Tabel 3 : Simulasi algorithma FIFO dalam penjadwalan memuat penumpang Keterangan :
Bis : Nama bis
RT : Waktu yang dibutuhkan bis untuk memuat penumpang AT : Waktu kedatangan bis di terminal
ST : Waktu mulai bis memuat penumpang FT : Waktu selesai bis memuat penumpang
Berdasarkan hasil simulasi pada tabel 3 diatas, maka ruang tunggu akan sesuai kapasitas pada pukul 7:15:00, dikarenakan calon penumpang bis A dan B sudah naik kedalam bis dengan jumlah penumpang sebanyak 25 orang dan pada pukul 7:20:00 seluruh calon penumpang bis C sebanyak 25 orang sudah berada dalam bis, sehingga ruang tunggu akan lengang pada pukul 7:20:00 atau jumlah penumpang yang berada di ruang tunggu sebanyak 25 orang (jumlah calon penumpang bis D dan E).
Apabila dibandingkan, maka hasil simulasi algorithma RR dan FIFO sebagai berikut :
Tabel 4 : Perbandingan simulasi algorithma RR dan FIFO Keterangan :
Bis : Nama bis
RT : Waktu yang dibutuhkan bis untuk memuat penumpang AT : Waktu kedatangan bis di terminal
ST : Waktu mulai bis memuat penumpang
FT RR : Waktu selesai bis memuat penumpang dengan algorithma RR FT RR : Waktu selesai bis memuat penumpang dengan algorithma FIFO
Berdasarkan hasil simulasi pada tabel 4 diatas, waktu selesai pemuatan penumpang dengan algorithma RR lebih cepat 5 menit dari pada algorithma FIFO yaitu pada pukul 7:10:00, dan berdampak pada pengurangan penumpukkan penumpang di ruang tunggu dan kapasitas ruang tunggu dalam kondisi mencukupi, karena pada pukul 7:10:00 sudah berkurang sebanyak 25 orang calon penumpang.
5. Kesimpulan
1. Algorithma RR dan FIFO dapat diterapkan dalam penjadwalan pemuatan penumpang bis di terminal bis dalam rangka mengurangi penumpukkan penumpang di ruang tunggu;
2. Hasil dari simulasi algorithma RR akan sama dengan algorithma FIFO apabila jatah waktu yang diberikan lebih besar dalam memuat penumpang;
3. Penjadwalan algorithma RR akan lebih efisien dalam pelayanan dibandingkan dengan algorithma FIFO apabila jatah waktu yang diberikan lebih kecil, karena ada bis yang berada dalam antrian dan membutuhkan waktu lebih kecil dibandingkan dengan bis lain dalam memuat penumpang;
4. Penjadwalan algorithma RR lebih adil, kerna seluruh bis mendapatkan jatah waktu yang sama dalam memuat penumpang;
6. Saran
Dalam rangka mewujudkan terminal bis yang nyaman dan tertib bagi para calon penumpang serta dalam rangka menerapkan smart terminal, maka perlu dibuat layar informasi digital yang menayangkan jumlah kapasitas ruang tunggu dan jadwal pemuatan penumpang kedalam bis yang dapat berubah-ubah setiap waktu.
Daftar Pustaka
[1] Bambang Hariyanto, IR. 1999. Sistem Operasi, Ed.2, CV. Informatika, Bandung. [2] Sandi Setiawan. 1999. Simulasi, Teknik Pemrograman dan Metode Analisis, Andi
Offset, Yogyakarta.
[3] Antony Pranata. 2000. Algorithma dan Pemrograman, J & J Learning, Yogyakarta. [4] Sri Kusumadewi. 2002. Sistem Operasi, Ed.2, Graha Ilmu, Yogyakarta.