• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TAHUN 2020"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No. 1 Bulan Maret 2021, ISSN: 2721-2033

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU TENTANG

MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TAHUN 2020

Laili Nur Hamidah1 Imam Edi Sarwo2 Hendro Pranowo3

123Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya Email :lailynh28@gmail.com

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah tingginya nilai def-t pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa gambaran pengetahuan dan perilaku tentang menyikat gigi pada anak dengan tingginya angka def-t. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan responden sebanyak 75 anak. Metode penelitian dari data sekunder studi kepustakaan. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa pengetahuan dan perilaku tentang menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori sedang yang berarti bahwa tingginya skor data def-t pada anak disebabkan oleh pengetahuan dan perilaku tentang menyikat gigi yang kurang sehingga mengakibatkan tingginya skor data def-t pada anak yang termasuk dalam kategori tinggi.

Kata Kunci :

Pengetahuan, Perilaku, Menyikat Gigi, Anak

ABSTRACT Key word:

Knwoledge, Behavior, Brushing Teeth, Children

The problem in this study is the high def-t value in children. The purpose of this study was to analyze the description of knowledge and behavior about brushing teeth in children with a high def-t rate. This type of research is a descriptive study with 75 children as a respondents. The research method is from secondary data from literature study. From the results of the study, it was concluded that the knowledge and behavior about brushing teeth in children was included in the moderate category which mean that the high def-t data score in childres was caused by lack of knowledge and behavior about brushing teeth resulting in a high def-t data score for childrens who belongs to the high category

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas yang kesekian bagi sebagian orang. Padahal, seperti kita ketahui, gigi dan mulut merupakan ‘pintu gerbang’ masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menganggu kesehatan organ tubuh lainnya. Masalah gigi berlubang masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-anak maupun dewasa dan tidak bisa dibiarkan hingga parah karena akan mempengaruhi kualitas hidup dimana mereka akan merasakan sakit, ketidaknyamanan, cacat, infeksi akut dan kronis, gangguan makan tidur serta memiliki risiko tinggi untuk dirawat di rumah sakit, yang menyebabkan biaya pengobatan tinggi dan berkurangnya waktu belajar di sekolah. ( Kemenkes RI 2014). Kesehatan gigi dan mulut Riskedas 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2%. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%. (Kemenkes RI, 2018). Perilaku menggosok gigi pada anak harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada perasaan terpaksa. Kemampuan menggosok gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk perawatan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan menggosok gigi juga

(2)

dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode menggosok gigi serta frekuensi dan waktu menggosok gigi yang tepat.(Houwink, 1994 cit Arianto dkk, 2014 ). Perilaku masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut, salah satunya diukur dengan kebiasaan menyikat gigi. Pada anak usia sekolah dasar perlu mendapat perhatian lebih karena rentan terhadap kesehatan gigi dan mulut, karena pengetahuan anak tentang waktu menyikat gigi yang tepat masih sangat kurang serta masih belum mampu membiasakan diri unruk melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Meyikat gigi memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh peneliti pada anak pada tanggal 27 Oktober 2019 bahwa 75 siswa yang dilakukan pemeriksaan sebanyak 70 siswa yang mengalami kerusakan gigi dan 5 siswa yang memiliki kondisi mulut yang sehat.Hasil keseluruhan def-t mencapai angka 4. Hal ini berarti angka def-t anak masih terlihat tinggi bila mengacu pada standart WHO. Dari data tersebut ditemukan bahwa yang mengalami kerusakan pada gigi pada anak belum sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian masalah peneliti adalah rendahnya tingkat kondisi kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi tingginya angka def-t pada anak.

METODE PENELITIAN

Jenis yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kajian pustaka berdasarkan data sekunder. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019 sampai dengan April 2020 dengan metode pengambilan data menggunakan instrumen data sekunder yang merupakan referensi dari beberapa jurnal relevan yang tidak diperoleh dari sumber primer. Untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku menyikat gigi pada anak data tersebut disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian ditarik suatu pembahasan kesimpulan yang memudahkan pemahaman pagi para pembaca. Kemudian didapatkan sebuah penilaian pengetahuan menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori baik. Sedangkan untuk perilaku menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori sedang.

HASIL PENELITIAN

Mengukur Pengetahuan (knowledge) tentang Frekuensi, waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada Anak

Tabel.1: Distribusi Pengetahuan Tentang Frekuensi, Waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada Anak Tahun 2020

No. Peneliti Judul Metode Hasil

1. I Dewa Gede Bracika Damma Prasada Gambaran Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa SD Kelas Satu dengan Karies Gigi di Wilayah KerjaPuskesmas Rendang Karangasem Bali Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah wawancara kuisioner.

Hasil penelitian didapatkan tentang pengetahuan menyikat gigi termasuk dalam kategori baik.

(3)

110 Khasanah,

dkk Kesehatan Gigi Dan Mulut Serta Perilaku Menggosok Gigi Anak Usia Sekolah

dengan pendekatan cross

sectional. dengan teknik

purposive sampling.

bahwa pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut termasuk dalam kategori sedang.

3. Nina Mariana Dewi

Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Dan Abrasi Pada Mahasiswa Asrama Galuh Ciamis Jawa Barat Di Yogyakarta

Rancangan penelitian observasional ini adalah menggunakan

rancangan studi potong lintang atau Cross Sectional.

Distribusi frekuensi

pengetahuan menyikat gigi menunjukan kategori sedang.

4. Indah Permatasari dan Dhona Andhini Hubungan Perilaku Menggosok Gigi Dan Pola Jajan Anak Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Di SDN 157

Palembang

Data karies gigi diperoleh dari

pemeriksaan langsung. Dan data tentang perilaku menggosok gigi diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Tingkat pengetahuan anak dalam menggosok gigi yang termasuk dalam nilai kurang atau buruk. 5. Susan Utari Ningsih, dkk Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Menyikat Gigi Pada Siswa-siswi Dalam Mencegah Karies Di SDN 005 Bukit Kapur Dumai

Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Gambaran perilaku menyikat gigi pada anak termasuk memiliki pengetahuan baik.

6. Dea putri audina, dkk

Hubungan Tingkat Pengetahuan Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada siswa Kelas 4 Dan 5 SD Pertiwi Bandung

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan Kuisioner.

Hasil menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan tentang frekuensi dan cara menyikat gigi termasuk dalam kategori baik.

7. Evyana,

dkk Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Menggosok Gigi Denag Kejadian Karies Gigi Penelitian ini menggunakan desain

Case Control. Uji statistik

yang digunakan uji

chi-Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang frekuensi dan cara menggososk gigi. 8. Linda Suryani Gambaran Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Murid Kelas V MIN 9 Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh

Penelitian deskriptif ini menggunakan kuisioner

Pengetahuan para siswa tentang frekuensi dan cara menyikat gigi termasuk dalam kategori baik

Sumber : Data Sekunder

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori baik

(4)

Tabel.2: Distribusi Perilaku Tentang Frekuensi, Waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada Anak Tahun 2020

No. Peneliti Judul Metode Hasil

1 I Dewa Gede Bracika Damma Prasada Gambaran Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa SD Kelas Satu dengan Karies Gigi di Wilayah KerjaPuskesmas Rendang Karangasem Bali Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah wawancara kuisioner.

Hasil penelitian didapatkan tentang perilaku dengan frekuensi menyikat gigi termasuk dalam kategori sedang.

2 Nopi Nur Khasanah, dkk

Gambaran

Kesehatan Gigi Dan Mulut Serta

Perilaku Menggosok Gigi Anak Usia Sekolah

Penelitiandilakukan dengan pendekatan cross

sectional. dengan teknik

purposive sampling.

Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas siswa diketahui memiliki perilaku tidak sesuai SOP dalam gosok gigi. Responden memiliki perilaku menggosok gigi tidak sesuai SOP.

3 Nina Mariana Dewi

Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Dan Abrasi Pada Mahasiswa Asrama Galuh Ciamis Jawa Barat Di Yogyakarta

Rancangan penelitian observasional ini adalah menggunakan

rancangan studi potong lintang atau Cross Sectional.

Penelitian ini menyatakan bahwa perilaku tentang frekuensi dan cara menyikat gigi memiliki kategori sedang. 4 Indah Permatasari dan Dhona Andhini Hubungan Perilaku Menggosok Gigi Dan Pola Jajan Anak Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Di SDN 157

Palembang

Data karies gigi diperoleh dari

pemeriksaan langsung. Dan data tentang perilaku menggosok gigi diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Tingkat perilaku tentang frekuensi dan cara anak dalam perilaku menggosok gigi yang tidak baik. 5 Susan Utari Ningsih, dkk Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Menyikat Gigi Pada Siswa-siswi Dalam Mencegah Karies Di SDN 005 Bukit Kapur Dumai

Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Gambaran perilaku menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori baik.

6. Dea putri

audina, dkk Hubungan Tingkat Pengetahuan Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada siswa Kelas 4 Dan 5 SD Pertiwi Bandung

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan Kuisioner.

Hasil menunjukkan bahwa mayoritas perilaku tentang frekuensi, waktu, dan cara menggosok gigi termasuk dalam kategori baik.

7 Evyana,

dkk Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Menggosok Gigi Denag Kejadian Karies Gigi Penelitian ini menggunakan desain

Case Control. Uji statistik

yang digunakan uji chi-square

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku menggosok gigi yang termasuk alam kategori sedang.

8 Linda

Suryani Gambaran Menyikat Gigi Terhadap Tingkat

Penelitian deskriptif ini

menggunakan kuisioner Peneliti berasumsi bahwa perilaku murid tersebut termasuk dalam katagori

(5)

112 Kebersihan Gigi

Dan Mulut Pada Murid Kelas V MIN 9 Kecamatan Ulee Kareng Banda Aceh

sedang dikarenakan mereka kurangmengerti tentang berapa lamanya waktu yang dibutuhkan dalam

menyikat gigi. Sumber : Data Sekunder

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat perilaku menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori sedang.

PEMBAHASAN

Pengetahuan Tentang Frekuensi, Waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada Anak Tahun 2020

Dari hasil analisa data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, diketahui tingkat pengetahuan tentang frekuensi, waktu dan cara menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori baik.Rata-rata sebagian besar responden mengetahui tentang pengetahuan menyikat gigi. Pengetahuan anak terhadap bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung kebersihan gigi dan mulut pada anak, sehingga kesehatan gigi dan mulut pada anak dapat baik. Pengetahuan anak tentang kesehatan gigi akan menentukan status kesehatan giginya kelak. Supaya kegiatan kesehatan gigi anak usia sekolah dilaksanakan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang salah satu kegiatan UKGS lebih menekankan pada aspek pelayanan kesehatan siswa yaitu melakukan upaya pencegahan penyakit gigi yang terjadi pada anak sekolah (SD/MI), dan juga aspek pendidikan pada siswa agar siswa dapat membiasakan pelihara diri kesehatan gigi sejak dini salah satunya melalui kebiasaan menggosok gigi yang benar. Pendidikan kesehatan gigi harus diperkenalkan sedini mungkin kepada anak agar mereka dapat mengetahui cara memelihara kesehatan giginya dan diharapkan orangtua juga ikut berperan mengawasi kebersihan gigi anak-anaknya dengan mengajarkan cara menyikat gigi yang benar (Ghofur, 2012).

Perilaku Tentang Frekuensi, Waktu, dan Cara Menyikat Gigi Pada Anak Tahun 2020

Dari hasil analisa data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, diketahui tingkat perilaku tentang frekuensi, waktu dan cara menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori sedang. Responden kurang memiliki perilaku yang benar tentang frekuensi, waktu dan cara menyikat gigi yang benar. Hal itu menyebabkan banyak terjadi nya kasus karies yang tinggi. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak sedap. Kondisi ini hanya dapat dicapai dengan perawatan yang tepat (Hastuti dan Andriyani, 2010)

Perilaku kesehatan gigi merupakan tindakan yang berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada dimulut, termasuk gusi. (Budiharto, 2010)

(6)

Oleh karena itu, frekuensi dan waktu menyikat gigi sangat penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada anak agar dapat mengurangi resiko terjadinya penumpukan bakteri dan plak yang menyebabkan karies sehingga dapat emnurunkan angka skor def-t yang tinggi. Frekuensi dan waktu menyikat gigi yang tepat yakni 2 kali sehari yaitu, saat setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur.

Untuk cara menyikat gigi juga harus diperhatikan yang berguna menjaga kebersihan gigi. Walau menyikat gigi telah dilakukan dengan cara yang tidak benar, tentu hasilnya tidak akan maksimal. Dalam (Sariningsih, 2012) cara menggosok gigi yaitu: Gerakan menggosok gigi pendek-pendek, secara perlahan dan jangan terlalu cepat, membersihkan salah satu sisi baru pindah. Untuk menggosok permukaan samping baik luar maupun dalam tidak melawan arah permukaan gusi (ujung pinggir gusi). Jadi kalau gigi atas, tidak menggosok kearah atas, sebaliknya untuk gigi bawah tidak menggosok kearah bawah. Tujuannya adalah agar gusi terpijat oleh bulu halus sikat. Dengan demikian merangsang aliran darah gusi menjadi lebih cepat dan pembuluh darahnya sedikit mengembang, sehingga proses pembersihan makanan dan pengambilan sisa tak berguna pada jaringan gusi dapat berjalan cepat, lancar dan gusi menjadi lebih sehat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Pengetahuan tentang frekuensi, waktu, dan cara menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori baik. 2) Perilaku tentang frekuensi, waktu, dan cara menyikat gigi pada anak termasuk dalam kategori sedang.

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran, sebagai berikut : 1) Bagi anak dan orang tua diharapkan dapat memiliki kerjasama dalam berperan mengarahkan, memberikan pengertian dan motivasi kepada anak agar lebih dini tentang pengetahuan dan perilaku menyikat gigi yang benar. 2) Bagi Pihak Sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan setempat dalam rangka memberikan penyuluhan agar paham tentang menjaga kesehatan gigi dengan baik dan benar. 3) Bagi Tenaga Kesehatan diharapkan meningkatkan frekuensi penyuluhan.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, H. (2010, AUGUST 2). PERBEDAAN PENGARUH PENDIDIKAN

KESEHATAN GIGI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN

TENTANG KESEHATAN GIGI PADA ANAK DI SD NEGERI 2 SAMBI

KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI. 2.

Arianto, Shaluhiyah, Z., & Priyadi, N. (2014). Perilaku Menggosok Gigi Pada Siswa

Sekolah Dasar Kelas V dan VI Di Kecamatan Sumberejo. Jurnal Promosi

Kesehatan Indonesia, Vol. 9 / No. 2 / Agustus.

Audina Putri Dea, B. Y. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Perilaku Menyikat Gigi Pada Siswa Dan Siswi Kelas 4

Dan 5 SD Pertiwi, Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Prosiding Pendidikan

(7)

114

Budiharto. (2010). Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan Gigi.

Dorland, W. (2010). Kamus Kedokteran Dorland Ed. 31. Jakarta: EGC.

Evyana, R. P. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Menggosok Gigi Dengan Kejadian Karies Tahun 2015.

Ghofur, M. (2012). Dalam Buku Pintar Kesehatan Gigi Dan Mulut. Yogyakarta: MItra

Buku.

Irianto, Adriyani, & Kurniasih. (2012). Rampan Karies. Kompas.com.

Kesehatan, B. P. (2014). Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI .

Situasi Kesehatan Gigi Dan Mulut ; September - BUlan Kesehatan Gigi Nasional.

Khasanah Nur Nopi, d. (2012). Gambaran Kesehatan Gigi Dan Mulut Serta Perilaku

Menggosok Gigi Anak Usia Sekolah. JurnaL Ilmiah Permas.

Kidd, E. (2012). Dasar - Dasar Karies Penyakit Dan Penanggulangan. Jakarta: EGC. p.2. Linda, S. (2017). Gambaran Menyikat Gigi Terhadap Tingkat Kebersihan Gigi Dan

Mulut Pada Murid Kelas V Di MIN 9 Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Jurnal Biotik, 5.

Nina, D. M. (2019). Gambaran Perilaku Menyikat Gigi Dan Abrasi Gigi . Politeknik

Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.

Ningsih Utari Susan, d. (2016). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Menyikat Gigi Pada Siswa Siswi Dalam Mencegah Karies di SDN 005 Bukit Kapur Dumai.

Jom FK Vol.3.

Notoadmodjo, S. (2012). Dalam Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Pedoman Sripsi, Tesis, dan Penelitian Keperawatan . Dalam

Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Permatasari Indah, A. D. (2014). Hubungan Perilaku Menggosok Gigi Anak Dan Pola Jajan Anak Dengan Kejadian Karies Pada MUrid SD Negeri 157 Palembang. Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol.1.

Prasada, I. D. (2014). Gambaran Perilaku Menggosok Gigi Pada Siswea SD Kelas 1 Dengan Karies Gigi Di Wilayah Kerjka Puskesmas Rendang Karangasem Bali.

RI, D. (2018). Potret Sehat Indonesia Dari RISKESDAS. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI.

RI, K. (2009). Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan.

Sampakang, Gunawan, T., N, P., & Juliatri. (2015). Status kebersihan mulut anak usia 9-11 tahun dan kebiasaan menyikat gigi malam sebelum tidur di SDN Melonguane. Jurnal e-Gigi, Vol. 3/ hal. 2.

Sariningsi, E. (2012). Merawat Gigi Anak Sejak Dini. Jakarta: Kompas Gramedia.

Suryawati, P. (2010). 100 Pertanyaan Penting Perawatan Gihi Anak . Jakarta: Dian Rakyat.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun beberapa penelitian yang terkait diantaranya, dilakukan pengelompokan tutupan lahan berdasarkan vegetasi-vegetasi yang ada di daerah pulau Jawa pada tahun

Untuk itu, penulis mengusulkan metode alternatif untuk mencari tempat pencelupan yang memiliki kualitas paling baik dengan AHP, mencari penyebab mengapa tempat pencelupan

Model proses bisnis usulan permintaan dan pengiriman ikan teri nasi mengalami perubahan sesuai dengan rekomendasi yang didapat dari analisis menggunakan teknik ESIA.

Hasil penelitian menunjukkan variabel citra toko yang terdiri dari produk, harga, tata ruang toko dan customer service secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

Tabel 1. Namun, beberapa strategi tersebut tidak tepat sasaran, sehingga minat calon mahasiswa pada daerah tertentu tidak sesuai harapan. Untuk itu perlu dilakukan

Berdasarkan hasil penelitian uji tingkat keasama (pH) yoghurt umbi ganyong dengan pewarna alami kelopak bunga rosella dapat dilihat bahwa hasil uji tingkat keasama (pH)

LKPD yang telah dikembangkan dapat menjadi salah satu sumber belajar/bahan ajar yang dapat digunakan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran karena

Fraksi etil asetat memiliki kandungan total fenolik dan aktivitas penangkal radikal bebas lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi butanol, etanol 70% dan n-heksan selain itu