• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Tingkat Kebisingan Lingkungan pada Kawasan Pendidikan (Study of Ambient Noise Level in Education Areas)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Tingkat Kebisingan Lingkungan pada Kawasan Pendidikan (Study of Ambient Noise Level in Education Areas)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

Kajian Tingkat Kebisingan Lingkungan pada Kawasan Pendidikan

Study of Ambient Noise Level in Education Areas

Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati

*

Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti, Jakarta11450, Indonesia

*Email Koresponden : hernani@trisakti.ac.id

A B S T R A K

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan di lingkungan sekolah (SDN Jatinegara Kaum 03 Pagi dan 01 Pagi) 18 dan membandingkannya dengan baku tingkat kebisingan. Pengukuran kebisingan lingkungan dilakukan selama 2 minggu menggunakan Sound Level Meter pada 12 titik sampling untuk kemudian dihitung nilai Ls nya. Tingkat ketergangguan civitas akademika dianilisis berdasarkan kuisioner yang dibagikan kepada 83 responden sebagai sampel. Berdasarkan hasil pengukuran, hari, rentang waktu dan titik lokasi dengan tingkat kebisingan tertinggi yaitu pada hari Jumat pukul 14.00-17.00 di titik 6 (Lantai 2). Kebisingan di kedua sekolah tersebut telah melewati Baku Mutu Tingkat Kebisingan yang ditetapkan oleh KepmenLH No. 48 Tahun 1996. Jarak tidak selalu mempengaruhi tingkat kebisingan, karena tingkat kebisingan bergantung pada keberadaan barrier sebagai penghalang kebisingan. Berdasarkan hasil analisis kuisioner, sebanyak 43-47% responden terganggu dengan kebisingan yang terjadi.

Kata Kunci: jarak, kebisingan, lantai, Leq, sekolah dasar

1.

PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar akan berlangsung baik apabila berada pada lokasi lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang terhindar dari masalah kebisingan. Terdapat indikasi bahwa paparan kebisingan, bahkan dengan intensitas rendah, meningkatkan resiko penyakit (Clausen dkk., 2009; Clausen dkk., 2013).

Kebisingan di ruang kelas berpotensi mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung dan mengganggu kemampuan berbicara (Picard dan Bradley 2001; Hodgson dan Nosal 2002; Shield dan Dockrell 2003) dan proses kognitif (Kjellberg dkk., 2008; Ljung dkk., 2009). Namun demikian, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai tingkat kebisingan yang berdampak terhadap kawasan pendidikan. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan kajian tingkat kebisingan lalu lintas dan dampaknya terhadap kawasan pendidikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebisingan pada kawasan pendidikan khususnya di SDN Jatinegara Kaum 03 Pagi dan 01 Pagi terhadap jarak, rentang waktu, hari dan lantai, serta

(2)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

2.

METODE PENELITIAN

Pengukuran kebisingan lingkungan dilakukan pada hari Senin sampai Minggu dari tanggal 16 Agustus hingga 29 Agustus 2017, selama 16 jam (06.00-22.00) WIB/jam kerja siang hari sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 (KepMenLH 48/1996). Pengukuran tingkat kebisingan menggunakkan Sound Level Meter (SLM) pada 12 titik sampling selama 10 menit. Hasil pengukuran tersebut kemudian dicari nilai Leq 1 menit dan Leq 10 menit hingga didapatkan nilai LS nya. Kemudian hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan Baku Tingkat Kebisingan yang ditetapkan oleh KepMenLH 48/1996.

Diketahui: 𝐿𝑒𝑞 (1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 10 𝐿𝑜𝑔 (0,1. 𝐿1+. . . + 0,1. 𝐿12) . 5 𝑑𝐵(𝐴) (1) 𝐿𝑒𝑞 (10 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 10 𝐿𝑜𝑔 (0,1. 𝐿1+. . . + 0,1. 𝐿10). 1 𝑑𝐵(𝐴) (2) 𝐿𝑒𝑞 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) = 10 𝐿𝑜𝑔 ( + +. . . + ) (3) 𝐿𝑠 = 10 𝐿𝑜𝑔 (𝑇1.0,1. 𝐿1+. . . + 𝑇4.0,1. 𝐿4) 𝑑𝐵(𝐴) (4) Dimana:

Ln = Tingkat Kebisingan ke-n N = Jumlah data

Ls = Leq selama siang hari dB(A) (16 jam siang hari) T1 = Interval waktu (detik atau jam atau menit) L1 = Tingkat Kebisingan ke-n

Leq = Equivalent Continous Noise Level L1 = Tingkat kebisingan ke-n

(3)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

Tabel 1. Titik lokasi pengukuran di SDN Jatinegara Kaum

SDN Jatinegara Kaum 03 SDN Jatinegara Kaum 01

Titik Lokasi Lantai Titik Lokasi Lantai

1 Lapangan 1 7 Lapangan 1

2 Laboratorium 1 8 Depan Perpustakaan 1 3 Depan Kelas 4B 2 9 Depan Kelas 1A-B 2 4 Depan Kelas 5B 3 10 Depan Kelas 6 A 3 5 Depan Kelas 6A 3 11 Depan Kelas 4 A 3 6 Depan Kelas 2 A-B 2 12 Depan Kelas 3 B 2

Gambar 1. Titik lokasi pengukuran di SDN 03

Gambar 2. Titik lokasi pengukuran di SDN 01

Untuk mengetahui persepsi civitas akademika di SDN Jatinegara Kaum dibagikan kuisioner dengan jumlah populasi di masing-masing sekolah:

(4)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

Tabel 2. Jumlah Populasi di SDN Jatinegara Kaum Populasi SDN 03 SDN 01

Siswa 468 410

Guru & Staff 25 23

Total 493 433

Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Slovin (Sevilla et. Al, 2007) :

𝑛 =

𝑁

1+𝑁 (𝑒)2 (5)

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)

Maka, jumlah sampel pada SDN 03 Jatinegara Kaum :

𝑛 =

493

1 + 493 (0,1)

2

𝑛 = 83.13 ~ 83 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Jumlah sampel pada SDN 01 Jatinegara Kaum :

𝑛 =

433

1 + 433 (0,1)

2

𝑛 = 81.23 ~ 82 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Perbandingan antara jumlah siswa dan guru, staff di kedua sekolah adalah 18 : 1, maka pembagian kuisionernya adalah 78 : 4 (78 kuisioner untuk siswa dan 4 kuisioner untuk guru dan staf).

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kebisingan selama 2 minggu, didapatkan nilai rata-rata kebisingan pada siang hari (Ls) setiap harinya di kedua sekolah. Nilai rata-rata kebisingan pada

(5)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

siang hari (Ls) kemudian di rekapitulasi. Rekapitulasi tingkat kebisingan berdasarkan rentang waktu di kedua sekolah dasar, dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 3.

Tabel 3. Rekapitulasi tingkat kebisingan berdasarkan rentang waktu Rentang Waktu Leq SD 03 Leq SD 01

dB (A) dB (A)

06.00-09.00 84,0 82,8

09.00-14.00 83,6 84,2

14.00-17.00 85,0 84,4

17.00-22.00 76,8 75,8

Gambar 3. Grafik rekapitulasi tingkat kebisingan berdasarkan rentang waktu

SDN 03 dan SDN 01 Jatinegara Kaum memiliki rentang waktu dengan tingkat kebisingan tertinggi pada jam 14.00 - 17.00 dengan tingkat kebisingan sebesar 85 dB(A) di SDN 03 dan sebesar 84.4 dB(A) di SDN 01. Pada rentang waktu tersebut, terdapat kegiatan seperti Tari, Rebana, Futsal, Drumband dan Paskibra.

Tabel 4. Rekapitulasi tingkat kebisingan berdasarkan hari di kedua sekolah dasar Hari Lseq SDN 03 Lseq SDN 01

dB (A) dB (A) Senin 77,1 76,5 Selasa 75,9 76,1 Rabu 77,1 77,3 Kamis 75,9 75,0 Jumat 78,1 77,8 Sabtu 72,2 72,1 70 75 80 85 90 06.00-09.00 09.00-14.00 14.00-17.00 17.00-22.00 dB Rentang Waktu Leq SD 03 Leq SD 01 BM= 55 dB(A)

(6)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

Gambar 4. Grafik rekapitulasi tingkat kebisingan berdasarkan hari di kedua sekolah

SDN 03 dan SDN 01 Jatinegara Kaum, memiliki hari dengan tingkat kebisingan tertinggi yaitu pada hari Jumat dengan tingkat kebisingan sebesar 78,1 dB(A) di SDN 03 dan 77,8 dB(A) di SDN 01. Pada hari Jumat, kegiatan ekstrakurikuler lebih padat, terdapat latihan upacara, dan kondisi lalu lintas juga cenderung padat.

Gambar 5. Tingkat kebisingan terhadap jarak sumber kebisingan

Titik sampling 5 dan 6 di SDN 03 yang berjarak 32 meter dari jalan raya memiliki tingkat kebisingan lebih tinggi ketimbang titik 1 sampai 4 yang berjarak 16 - 20 meter dengan jalan raya. Hal ini dikarenakan titik 5 dan 6 berada di lantai 2 dan 3, dengan posisi ruangan yang menghadap jalan raya tanpa adanya penghalang serta dekat dengan Masjid sedangkan titik 1 hingga 4 yang berjarak 16-20 meter dari jalan raya dihalangi barrier, seperti pepohonan dan

60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu

dB Hari Lseq SDN 03 Lseq SDN 01 Weekend Weekday BM = 55 dB(A)

(7)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

gerbang sedangkan kebalikan dari SDN O3, titik 8 di SDN 01 yang letaknya berjarak 11 meter dengan jalan memiliki tingkat kebisingan paling tinggi.

Tabel 5. Tingkat kebisingan berdasarkan lantai

Lantai Titik LSeq Lantai Titik Lseq Lantai Titik Lseq

1 1 76,4 2 3 74,1 3 4 75,2 2 75,4 6 77,3 5 76,0 7 75,7 9 74,9 10 75,6 8 76,2 12 75,8 11 75,0

Gambar 6. Tingkat kebisingan di SDN 03

Gambar 7. Tingkat kebisingan di SDN 01

Tingkat kebisingan tertinggi yaitu pada titik 6 dengan tingkat kebisingan sebesar 77,3 dB(A) yang berada lantai 2 SDN 03. Hal tersebut dikarenakan letak titik sampling yang menghadap langsung ke jalan dengan tidak adanya barrier di sekitar titik lokasi tersebut. Apabila sumber kebisingan tidak diberikan penghalang yang memadai pada media transmisi, gelombang suara tersebut akan menembus dinding, membias/difraksi, membelok/refraksi, dan menyebar/difusi

(8)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

pada media transmisi, dan didekat objek, maka suara yang dihasilkan akan memantul/refleksi kembali ke sumber kebisingan.

Keberadaan barrier, tata letak bangunan dan tingkat kemampuan pendengaran masing-masing orang mempengaruhi tingkat kebisingan yang dirasakan (Ayuningtyas, 2010). Kebisingan juga dipengaruhi oleh background noise pada lokasi tersebut. Background noise didefinisikan sebagai kebisingan dari semua sumber selain sumber kebisingan yang diuji. Background noise meliputi kontribusi suara di udara dalam bangunan, kebisingan struktur dan getaran, serta kebisingan dari peralatan listrik (ISO 3741 : 2010).

Hasil kuisioner di SDN 03 dan SDN 01 dapat dilihat pada Gambar 8, dan Gambar 9.

Gambar 8. Diagram gangguan konsentrasi

Hasil diagram ini sejalan dengan penilitian yang dilakukan Ikron (2007), dimana peneliti mengkaji tentang Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Jalan Terhadap Gangguan Kesehatan Psikologis Anak SDN Cipinang Muara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebisingan yang setiap harinya dihadapi oleh anak-anak SDN tersebut mempengaruhi kesehatan psikologis mereka yang salah satu dampaknya adalah dengan terganggunya konsentrasi murid-murid tersebut. Variabel yang berpengaruh secara signifikan adalah variabel bising, jarak antara sumber bising dengan objek, dan lama pajanan.

(9)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

Gambar 9. Diagram dampak fisik

Hasil pada Gambar 9 sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kristiyanto (2014), yang melaporkan mengenai Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Psikologis Pekerja Departemen Laundry Bagian Washing di PT. X Semarang. Kebisingan dapat mengganggu kesehatan secara fisiologis berupa kerusakan organ telinga, kehilangan pendengaran dan peningkatan tekanan darah. Gejala awal dari gangguan secara fisiologis ditandai dengan pusing kepala dan telinga berdengung.

4.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengukuran, hari, rentang waktu dan titik lokasi dengan tingkat kebisingan tertinggi yaitu pada hari Jumat pukul 14.00-17.00 di titik 6 (Lantai 2) yang berjarak 32 meter dari jalan raya. Kebisingan di kedua sekolah tersebut telah melewati Baku Tingkat Kebisingan yang ditetapkan oleh KepmenLH No. 48 Tahun 1996. Hasil analisis kuisioner menunjukkan 43-47% responden merasa terganggu dengan tingkat kebisingan yang terjadi di lokasi tersebut sehingga perlu upaya pengendalian kebisingan agar civitas akademika tersebut tidak merasa terganggu.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ropiah selaku Kepala Sekolah SDN Jatinegara Kaum 03 Pagi beserta para staf dan Ibu Sri selaku Kepala Sekolah SDN Jatinegara Kaum 01 Pagi beserta para staf

46% 54%

Mengalami Dampak Fisik Tidak Mengalami Dampak Fisik

SDN 03

46% 54%

(10)

Prosiding Seminar Nasional Kota Berkelanjutan 2018 Arini Prasetyani, Bambang Iswanto, Hernani Yulinawati p-issn 2621-2048/e-issn 2621-2056 http://www.trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/kotaberkelanjutan

DOI: http://dx.doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2893

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Diah. 2010. Pengendalian Bising Lalu Lintas di Sekolah Menengah (Studi Kasus: SMPN 115 Jakarta dan SMAN 37 Jakarta). Program Sarjana Teknik Arsitektur, Universitas Indonesia.

Clause;n, T Christensen, K B; Lund, T; Kristiansen, J. 2009. Self-reported noise exposure as a risk factor for long-term sickness absence. Noise Health 11(43):93–97

Clausen, T; Kristiansen, J; Hansen, J V; Pejtersen, J H; Burr H. 2013. Exposure to disturbing noise and risk of long-term sickness absence among office workers. A prospective analysis of register-based outcomes. Int Arch Occup Environ Health 86(7):729–734

Hodgson, M; Nosal, E, M. 2002. Effect of noise and occupancy on optimal reverberation times for speech intelligibility in classrooms. J Acoust Soc Am 111(2):931–939

Ikron; Yushardi; I Made Djaja, Ririn A. 2007. Pengaruh Kebisingan Lalu Lintas Terhadap Gangguan Kesehatan Psikologis Anak SDN Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Makara Kesehatan, 11(1): 32 – 37, Jun. 2007. ISO 3741 : 2010. International Organization for Standardization - Acoustics - Determination of

sound power levels and sound energy levels of noise sources using sound pressure - Precision methods for reverberation test rooms. UK: BSI.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta: Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Kjellberg, A; Ljung, R; Hallman, D. 2008. Recall of words heard in noise. Appl Cogn Psychol 22(8):1088–1098

Kristiyanto, F; Bina K, Ida W. 2014. Hubungan Intensitas Kebisingan Dengan Gangguan Psikologis Pekerja Departemen Laundry Bagian Washing PT. X Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2(1). 2014.

Ljung, R; So¨rqvist, P; Kjellberg, A; Green, A. 2009. Poor listening conditions impair memory for intelligible lectures: implications for acoustic classroom standards. Build Acoust 16(34):257–265

Picard, M; Bradley, J, S. 2001. Revisiting speech interference in classrooms. Audiology. 40(5):221–244

Setiawan, F. N. 2010. Tingkat Kebisingan pada Perumahan di Perkotaan. Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan. 2(12): 191-200, Juli 2010

Sevilla, Consuelo G. et. Al. 2007. “Research Methods”. Rex Printing Company. Quezon City. Shield, B; Dockrell, J, E. 2004. External and internal noise surveys of London primary schools. J

Gambar

Tabel 1. Titik lokasi pengukuran di SDN Jatinegara Kaum  SDN Jatinegara Kaum 03  SDN Jatinegara Kaum 01
Tabel 2. Jumlah Populasi di SDN Jatinegara Kaum
Tabel 3. Rekapitulasi tingkat kebisingan berdasarkan rentang waktu  Rentang Waktu  Leq SD 03  Leq SD 01
Gambar 4. Grafik rekapitulasi tingkat kebisingan berdasarkan hari di kedua sekolah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada rasa yang sangat disukai panelis adalah gelato sinbiotik kontrol dengan skor 3,78, sedangkan yang tidak disukai panelis adalah gelato sinbiotik penambahan umbi

Dari hasil tersebut dapat diketahui sebaran konduktivitas limbah kelapa sawit untuk konfigurasi VCP, menyebar ke arah Timur Laut sejauh 110 meter, menyebar sejauh 55

Sine­ ma için de aynı şey geçerli: Bugün yapılan filmler, her şeyi -toplumsal ve siyasi yaşam, genel manzara, savaş, vb-ele geçiren sinema biçiminin göz­

Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik

Pembayaran Biaya Sertifikasi harus diikuti dengan penyerahan Sertifikasi Insinyur Profesional dalam waktu ditentukan oleh Pengurus Pusat, yaitu waktu mulai dari pembayaran pada Biro

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia (SDM), usaha pengembangan SDM tidak hanya dapat dilakukan melalui pendidikan

Namun pengaruh positif GWM terhadap kredit yang diberikan oleh bank berbeda dengan teori mekanisme kebijakan makroprudensial pada intrumen berbasis likuiditas maupun dengan

Jika percobaan ini tidak sesuai dengan hukum Mendel, maka telah terjadi penyimpangan pada hukum