• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kelas dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Kelas dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Jaya"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KELAS DALAM PENINGKATAN MINAT

BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 JAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh

SUWAIBAH NIM. 140206100

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Prodi Manajemen Pendidikan Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2019 M/1440 H

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

Nama : Suwaibah

Judul : Manajemen Kelas dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Jaya

Tebal Skripsi : 61 Halaman

Pembimbing I : Dr. Ismail Anshari M.A Pembimbing II : Nurussalami, S.Ag, M.Pd

Kata Kunci : Manajemen Kelas, Minat Belajar Siswa

Manajemen kelas merupakan segala kegiatan guru di kelas untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. Namun guru wali kelas di SMA Negeri 1 Jaya disaat proses belajar mengajar di kelas tidak melaksanakan manajemen kelas dengan baik yang menyebabkan kurangnya minat belajar siswa. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui strategi manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya, pelaksanaan manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya, kendala dan upaya manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif dalam bentuk deskriptif, subjek dalam penelitian ini adalah guru wali kelas dan siswa kelas X. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Strategi manajemen kelas dalam meningkatkan minat belajar siswa ialah dengan cara mempersiapkan secara matang segala perangkat pembelajaran berupa RPP dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi serta membawa siswa ke dunia nyata agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. 2) Pelaksanaan manajemen kelas dalam meningkatkan minat belajar siswa ialah guru menggunakan metode pengajaran yang beraneka ragam dan terus mengembangkan model-model pembelajaran yang sesuai dan siap membantu siswa sehingga minat belajar siswa meningkat dan tercapainya hasil belajar yang maksimal. 3) Kendala dan upaya manajemen kelas dalam meningkatkan minat belajar siswa ialah pada saat jam terakhir pembelajaran dan pada saat pokok pembahasan/materi yang dianggap sulit oleh siswa, serta terkendala dalam hal pengadaan media yang terbatas, hal ini yang menyebabkan minat belajar siswa menjadi berkurang.

Fakultas/Jurusan : FTK/MPI NIM : 140206100

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, segala puji syukur hanya milik Allah SWT karena dengan rahmat dan kasih sayang-Nya penulis masih diberikan kesempatan menyusun skripsi dengan judul “Manajemen Kelas dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Jaya”. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini, dalam rangka menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Prodi Manajemen Pendidikan Islam. Melalui kesempatan ini penulis dengan hati yang tulus mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Muslim Razali, S.H., M.Ag selaku dekan FTK Universitas Islam Negeri Ar-Raniry yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

2. Mumtazul Fikri, M.A selaku pimpinan dan ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry yang telah memberi motivasi dan arahan sehingga penulis mendapat kan pencerahan tentang skripsi ini.

3. Dr. Sri Rahmi M.A. selaku penasehat akademik.

4. Dr. Ismail Anshari M.A selaku dosen pembimbing I dan Nurussalami, S.Ag, M.Pd selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

Penulis,

Banda Aceh, 7 Januari 2019 vii

5. Kedua orang tua Ayahanda Hazami Arbi dan ibunda Wanti Fatimah beserta keluarga tercinta yang telah bersusah payah membantu, baik moril serta materil dan yang selalu berdoa untuk kesuksesan penulis.

6. Staf pengajar/Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Ar-raniry yang membantu, mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Jaya yaitu Umar S. Pd beserta guru Wali Kelas X yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan data di sekolah SMA Negeri 1 Jaya.

8. Kepada semua pihak terutama teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap agar saran dan kritikan selalu diberikan kepada penulis untuk memperbaiki skripsi ini. Akhirnya penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu penulis untuk memperoleh hasil dan pengetahuan yang bermanfaat untuk kedepannya Amin Ya Rabbal’alamin.

(8)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

TRANSLITERASI ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

F. Kajian Terdahulu ... 7

BAB II :LANDASAN TEORITIS A. Manajemen Kelas... 10

1. Pengertian Manajemen Kelas ... 10

2. Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas... 11

3. Fungsi Manajemen Kelas ... 18

4. Tujuan Manajemen Kelas. ... 20

5. Kegiatan Manajemen Kelas. ... 22

B. Minat Belajar Siswa ... 24

1. Pengertian Minat Belajar Siswa ... 24

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 27

3. Cara Peningkatan Minat Belajar ... 31

BAB III : METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 34

B. Subyek Penelitian ... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ... 35

D. Instrumen PengumpulanData ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 40

B. Hasil Penelitian ... 43

(9)

x BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 58 B. Saran-saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4. 1 Sarana dan Prasarana Sekolah... 40 Tabel 4. 2 Guru SMA Negeri 1 Jaya ... 41 Tabel 4. 3 Jumlah Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Jaya ... 42

(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedoman Wawancara dengan Guru Wali Kelas X Lampiran II Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas X Lampiran III Surat Keterangan Pembimbing

Lampiran IV Surat Izin Penelitian dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Lampiran V Surat keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMA

Negeri 1 Jaya Lampiran VI Foto-foto Kegiatan

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan prilaku seseorang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Proses belajar berlangsung di sekolah, dalam keluarga dan di masyarakat, baik secara formal maupun non formal. Faktor-faktor yang ada dalam masing-masing lingkungan tersebut berpengaruh terhadap proses dan hasil dari belajar.

Dalam proses pendidikan terlibat orang yang memberi bantuan, yaitu pendidik, dan orang yang diberi bantuan, yang disebut anak didik atau peserta didik. Peran peserta didik adalah memberikan bantuan kepada peserta didik, dalam arti mempersiapkan kondisi lingkungan yang memungkinkan peserta didik itu melakukan kegiatan belajar sehingga potensi pada dirinya dapat berkembang semaksimal mungkin. Pendidikan bertujuan untuk pengembangan diri ialah pengembangan seluruh segi kepribadian, baik perkembangan jasmani maupun perkembangan jiwa atau rohani, yaitu dalam bentuk kemampuan-kemampuan berfikir, merasa, dan berprilaku.1 Dan selaku pendidik seharusnya dapat menanamkan akhlak yang baik terhadap peserta didik di dalam lingkungan sekolah, karena menurut Imam al-Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam di

____________

1Darwis Sulaiman, Filsafat Pendidikan Barat. (Darussalam Banda Aceh: Syiah kuala

(13)

2

dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.2

Masa remaja adalah masa awal menuju kedewasaan bagi manusia. ‘’Remaja berasal dari istilah adolencense yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan, baik mental, emosional, dan fisik’’. Berkaitan dengan hubungan sosial, remaja harus menyesuaikan diri dengan orang di luar lingkungan keluarga dimana mereka berada. Penyesuaian remaja terhadap norma yang ada di lingkungan sekitarnya dengan berprilaku sama dengan unsur yang ada di dalam lingkungannya.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan pada sekolah, baik mengenai pengembangan kurikulum, peningkatan profesional guru, pemenuhan kebutuhan saran prasarana dan pemberdayaan pendidikan yang akan dilaksanakan secara terus menerus. Salah satu upaya tersebut ialah meningkatkan manajemen kelas dari sekolah tersebut dengan memberikan kepuasan terhadap semua sistem yang ada dalam pendidikan.

Manajemen kelas adalah rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yaitu meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan peralatan, dan pengelompokan siswa dalam belajar.Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru di kelas yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar. Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan ____________

(14)

oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.

Peningkatan adalah menaikan derajat atau taraf mempertinggi atau memperhebat, mengangkat diri, mereka akan mampu penghidupannya. Dan minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal dan aktivitas, tanpa ada yang memerintah, minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar minat. Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotorik.3

Berdasarkan hasil observasi awal penulis, permasalahan yang ada di SMA Negeri 1 Jaya ialah guru di saat proses mengajar di kelas tidak menciptakan atau mempertahankan ketertiban kelas melalui kedisiplinan dan guru harus menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk yang telah disajikan serta guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik, mampu mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan, serta guru harus menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.

____________

(15)

4

Karena jika menggunakan manajemen kelas guru dapat mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang nyaman, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin, menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran, interaksi pembelajaran, dengan adanya manajemen kelas dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Guru dituntut untuk mampu mewujudkan kelas yang ideal bagi belajar mengajar. Kelas sebagai lingkungan belajar harus mampu mendukung peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin sehingga memudahkan kegiatan belajarnya. Dengan adanya manajemen kelas yang baik, dapat mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya interaksi dalam belajar mengajar. Dan membantu peserta didik agar dapat belajar dengan tertib. Suasana kelas yang tertib adalah dambaan bagi setiap guru.4

Penulis beranggapan bahwa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, maka penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Manajemen Kelas dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Jaya”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya?

____________

(16)

2. Bagaimana pelaksanaan manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya?

3. Bagaimana kendala dan upaya manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya

3. Untuk Mengetahui bagaimana kendala dan upaya manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

a. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan berfikir kritis guna melatih kemampuan, memahami dan menganalisis masalah-masalah pendidikan;

b. Bagi guru, hasil penelitian dapat dijadikan pedoman bahwa pentingnya manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa.

2. Praktis

a. Bagi peneliti, menambah pengetahuan, wawasan serta informasi atau bahan masukan bagi pembaca khususnya mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam;

(17)

6

b. Bagi guru, diharapkan dapat melaksanakan manajemen kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa.

E. Definisi Operasional 1. Manajemen Kelas

Manajemen merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu kegiatan baik secara perorangan atau bersama orang lain atau melalui orang lain dalam upaya mencapai tujuan organisasi secara produktif, efektif dan efisien. Manajemen Kelas merupakan segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.5

Jadi, manajemen kelas yang penulis maksud adalah mengelola kelas yang efektif untuk menciptakan suasana belajar yang membangkitkan semangat belajar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.

2. Peningkatan Minat Belajar

Peningkatan adalah menaikkan, mempertinggi atau memperhebat, mengangkat diri, mereka akan mampu penghidupannya.6

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada hal dan aktivitas.Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh ____________

5Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia, Manajemen Pendidikan,

(Bandung: Alfabeta, 2014), h. 106.

6Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Greisinda

(18)

suatu perubahan tingkah laku sebagai dari hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut dengan kognitif, afektif dan psikomotor.7

Jadi peningkatan minat belajar yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah cara untuk menaikkan atau meningkatkan keinginan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Jaya.

3. Siswa

Dalam pengertian umum siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit, siswa ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.8

Jadi, pemahaman siswa yang peneliti maksud adalah proses penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan di sekolah dilihat dari ranah efektif, kognitif dan psikomotor serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Kajian Terdahulu yang Relevan

Dari telaah pustaka yang peneliti telusuri dari berbagai sumber yang ada di pustaka, maka peneliti hanya mengambil sumber yang berkenaan dengan manajemen kelas untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini untuk

____________

7Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 180.

(19)

8

mempermudah mengetahui letak perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya. Berikut ini penelusuran yang ditemukan dapat peneliti paparkan.

1. Skripsi Andi Setia Miko yang berjudul “Pengelolaan Kelas Yang Efektif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Banda Aceh”. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 4 Banda Aceh mengalami kesulitan dan motivasi yang rendah dalam pembelajaran pendidikan agama islam yaitu membaca, menerjemahkan, dan mengamalkan ajaran Quran dan Hadist serta terdapat pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar PAI siswa SMP Negeri 4 Banda Aceh.9

2. Skripsi Sri Utami Hadiningsih yang berjudul “Pengelolaan Kelas Yang Efektif Dalam Pembelajaran Quran danHadist di MTSN Prambanan Sleman (Studikasus kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2007/2008)”. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa MTSN Prambanan Sleman mengalami kesulitan dan motivasi belajar yang rendah dalam pembelajaran Quran dan Hadist, dan faktor yang menjadi hambatan kelancaran dari proses belajar siswa tersebut adalah faktor yang berasal dari keluarga siswa itu sendiri.10

3. Skripsi ini ditulis oleh Roslinda pada tahun 2011. Beliau adalah mahasiswa IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, dengan judul “Upaya Guru ____________

9

Andi Setia Miko, Pengelolaan Kelas Yang Efektif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PAI

Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Banda Aceh, Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2015).

10Sri Utami Hadiningsih, Pengelolaan Kelas Yang Efektif Dalam Pembelajaran Quran

danHadist di MTSN Prambanan Sleman (Studikasus kelas VIII Semester Genap Tahun Ajaran 2007/2008), Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008).

(20)

Dalam Mengatasi Prilaku Siswa Yang Tidak Baik Di MIN Sungai Makmur Aceh Besar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya guru dalam mengatasi prilaku yang tidak baik dengan cara menegur para siswa, memberi nasehat, memberikan motivasi kepada siswa yang malas belajar. Dimana dalam hal ini adanya kesamaan dalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.11

____________

11Roslinda, Upaya Guru Dalam Mengatasi Prilaku Siswa Yang Tidak Baik Di MIN Sungai

(21)

10 BAB II

LANDASAN TEORI A. Manajemen Kelas

1. Pengertian Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah rentetan kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif, yaitu meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan waktu, pengaturan ruangan dan peralatan, dan pengelompokan siswa dalam belajar. Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru di kelas yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagiterjadinya proses belajar.1

Pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Manajemen kelas adalah kegiatan pengelolaan prilaku murid-murid, sehingga murid-murid dapat belajar. Manajemen kelas adalah:

a. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin

b. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi

c. Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa d. Seperangkat kegiatan gurumenciptakan suasana kelas dengan cara

mengikuti petunjuk/resep yang telah disajikan

e. Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik

f. Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan

____________

1Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

(22)

g. Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.2

Menurut peneliti manajemen kelas adalahproses pengaturan kelas yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik guna untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif, menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemamuan.

2. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas

Masalah pokok yang dihadapi oleh guru, baik guru pemula maupun guru yang sudah berpengalaman adalah manajemen kelas. Guru dapat menggunakan manajemen kelas untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas untuk mencapai keberhasilan kegiatan belajar-mengajar secara efisien dan memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar. Dapat dikatakan, manajemen kelas yang efektif adalah syarat bagi kegiatan belajar-mengajar yang efektif.

Setelah guru dapat memahami konsep dasar manajemen kelas, hal itu tidak menjamin seorang guru dapat dapat mengelola kelas secara efektif. Sebab, dalam manajemen kelas terdapat prinsip-prinsip yang mendasar yang juga harus dipahami dengan baik oleh guru. Setidaknya ada lima prinsip yang harus dipahami oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan manajemen kelas yang efektif.3

a. Hangat dan Antusias

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa semua peserta didik akan senang mengikuti kegiatan belajar di kelas jika gurunya bersikap hangat dan antusias kepada mereka. Hangat dalam konteks manajemen kelas adalah sikap penuh ____________

2Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia, Manajemen Pendidikan..., h.

107-108.

3Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif: Suatu

(23)

12

kegembiraan dan penuh kasih sayang kepada peserta didik. Sementara antusias dlam konteks manajemen kelas adalah sikap bersemangat dalam kegiatan belajar.

Sikap hangat akan sangat mungkin bisa dimunculkan apabila seorang guru mau dan mampu menjalin ikatan emosional dengan peserta didik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membangun ikatan emosional antara guru dengan peserta didik.

1) Tidak segan untuk menyapa peserta didik terlebih dahulu. Memang lazimnya orang yang lebih muda menyapa orang yang lebih tua terlebih dahulu, itu sama sekali tidak akan mengurangi rasa hormat terhadapnya, tetapi akan membuat orang yang lebih tua menjadi figur sebagai seorang pengayom bagi orang yang lebih muda.

Hal itu juga dapat dilakukan oleh guru. Guru hendaknya tidak pelit untuk tersenyum dan menyapa peserta didiknya. Guru yang ramah dengan senyuman dan sapaan merupakan figur guru yang dapat mengayomi peserta didiknya. Memberikan rasa nyaman dan aman, bukan sebaliknya menjadikan kelas sebagai penjara bagi peserta didik dengan sikapnya yang kaku. Jika demikian, bagaiamana peserta didik mau belajar dengan penuh semangat kalau kelas baginya telah berubah menjadi penjara?

Tanpa disadari oleh para guru, kadang suatu saat kelas bagi peserta didik dapat menjadi tempat yang menggembirakan bagi mereka jika guru bersikap hangat kepadanya. Tak jarang pula suatu saat bagi peserta didik bukan hanya seperti penjara, melainkan juga neraka. Hal itu terjadi karna guru bersikap kaku dan berwajah garang dihadapan peserta didiknya. Para peserta didik sering mengistilahkan guru yang bersikap kaku dan berwajah garang dengan istilah the killer teacher.

2) Membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan peserta didik. Berjabat tangan merupakan suatu kegiatan yang positif. Dengan berjabat tangan, kebencian bisa diredakan dan dengan berjabat tangan, hubungan seseorang dengan orang lainnya menjadi erat. Biasanya kegiatan berjabat tangan ini dilakukan ketika seseorang bertemu dengan orang lain dan ketika mereka akan saling berpisah, serta untuk mendapatkan maaf dari orang lain. Disekolah, lazimnya kegiatan berjabat tangan dilakukan oleh guru dan peserta didik pada saat mereka bertemu dan pada saat peserta didik akan pulang sekolah. Kegiatan berjabat tangan antara guru dan peserta didik juga dapat memunculkan hubungan yang harmonis antara guru dan peserta didik.

3) Membuka keran komunikasi dengan peserta didik. Membuka komunikasi dengan niat yang tulus dan penuh kasih sayang merupakan kunci utama terbukanya pintu-pintu keharmonisan guru dengan peserta didik. Komunikasi yang terbuka akan membuat guru dapat berbicara dengan

(24)

jujur dan penuh kasih sayang mengenai pengamatannya tanpa membuat peserta didik bersikap baik dan sopan. Hal itu disebabkan guru cukup peduli untuk memberi umpan balik kepada peserta didik. Dengan menjalin komunikasi yang hangat, peserta didik dapat menceritakan hambatan-hambatan dalam belajar dan guru pun dapat memberikan berbagai solusi dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

4) Memperlakukan peserta didik sebagai manusia yang sederajat. Peserta didik memanglah belum dewasa dan sedewasa guru. Walaupun demikian peserta didik juga memiliki berbagai perasaan yang sama dengan guru, suatu saat ia bisa merasa senang, merasa sedih, merasa gembira, dan merasakan tidak nyaman dalam belajar. Maka guru hendaknya memperlakukan peserta didik sebagaimana ia memperlakukan dirinya sendiri. Jika guru ingin dihargai hak-haknya, guru juga harus menghargai berbagai hak peserta didik. Jika perkataan guru ingin didengar peserta didiknya, guru harus mendengarkan perkataan peserta didiknya. Kemudian, untuk menumbuhkan sikap antusiasme guru terhadap peserta didik, seorang guru harus memiliki kemampuan untuk memotivasi peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri peserta didik untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Guru sebagai seorang menejer kelas harus mampu membangkitkan motivasi peserta didiknya. Dengan demikian, peserta didik mau dan mampu belajar karena kegiatan belajar-mengajar pada dasarnya adalah upaya guru untuk menjadikan peserta didik mau dan mampu untuk belajar. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta didiknya di dalam kelas.4

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta didiknya di dalam kelas.

(a) Menggunakan metode pengajaran dan kegiatan belajar yang beragam. (b) Menjadikan peserta didik sebagai peserta didik.

(c) Memberikan tugas yang proporsional, realistis, dan sesuai dengan materi belajar.

(d) Menciptakan suasana kelas yang kondusif.

(e) Melibatkan diri untuk membantu peserta didik mencapai hasil belajar.

____________

4Acep Yonni dan Sri Rahayu Yunus, Begini Caranya Menjadi Guru Inspiratif dan

(25)

14

(f) Memberikan petunjuk kepada peserta didik agar sukses dalam belajar. (g) Memberikan penghargaan kepada peserta didik.

(h) Menciptakan aktivitas yang melibatkan seluruh peserta didik di dalam kelas.

(i) Menghindari penggunaan ancaman.

Sikap hangat dan antusiasme seorang guru sebagai menejer kelas dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan semangat belajar maupun motivasi belajar peserta didik di dalam kelas. Bila wajah guru terlihat tidak bersahabat, terlihat bosan, dan kurang antusias dalam mengajar, peserta didik akan menunjukkan hal yang serupa.5

b. Tantangan

Setiap peserta didik sangat menyukai beberapa tantangan yang mengusik rasa ingin tahunya. Itulah sebabnya guru hendaknya mampu memberikan tantangan yang dapat memancing semangat peserta didik dalam mengikuti mata pelajarannya.

Berikut ini beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam memberikan tantangan kepada peserta didik.

1) Melakukan evaluasi sederhana secara berkala setiap minggu. Jika hari ini guru menyampaikan materi suatu pelajaran, evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui sudah sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap pokok-pokok materi yang telah disampaikan pada minggu yang lalu. Selain itu, guru dapat mengadakan tim kuis sehingga dapat memicu para peserta didik untuk berlomba memberikan jawaban.

2) Mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai fakta di lapangan. Materi pelajaran akan lebih kontekstual dan faktual jika dikaitkan dengan berbagai fakta di lapangan. Keterkaitan tersebut bisa berupa hubungan ____________

5

Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakn Kelas

(26)

yang selaras antara materi pelajaran dan fakta di lapangan, dan bisa juga berupa hubungan yang tidak selaras antara materi pelajaran dan fakta dilapangan. Dengan mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai fakta di lapangan, kegiatan belajar-mengajar akan menjadi menarik dan menantang.6

c. Keluwesan

Keluwesan berasal dari kata luwes. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Luwes diartikan sebagai sesuatu yang pantas, menarik, tidak kaku, tidak canggung, dan mudah menyesuaikan. Sementara keluwesan adalah perbuatan yang luwes. Sementara keluwesan adalah perbuatan yang luwes. Keluwesan dalam konteks manajemen kelas merupakan keluwesan prilaku guru untuk mengubah metode mengajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi kelas untuk mencegah kemungkinan munculnya gangguan belajar pada peserta didik serta untuk menciptakan iklim belajar-mengajar yang kondusif dan efektif.

d. Penekanan Pada Hal-Hal yang Positif

Pada dasarnya mengajar dan mendidik menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian peserta didik pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif, yaitu penekanan yang dilaksanakan oleh guru terhadap prilaku peserta didik yang positif. Penekanan tersebut dapat dilakukan oleh guru dengan memberikan penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat menganggu jalannya kegiatan belajar-mengajar.7

____________

6Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakn Kelas

yang Kondusif, (Yogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2014), h. 78-80.

7 Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakn Kelas

(27)

16

Komentar-komentar yang positif dapat diberikan oleh guru kepada peserta didik yang berperilaku positif. Banyak peserta didik yang merasa percaya diri akan performa dan kemampuan mereka dengan komentar tersebut. Guru harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dengan peserta didiknya di dalam kelas. Sementara dalam menghadapi prilaku peserta didik yang negatif, guru tidak diperbolehkan menggunakan kata-kata yang kasar maupun mengancam peserta didiknya. Tetapi, guru hendaknya memberikan komentar yang positif yang dapat menjadikan peserta didik tidak mengulangi perbuatan buruknya tersebut.

Selain komentar yang positif, pandangan guru yang positif juga sangatlah penting untuk diperhatikan. Hal ini juga sangat berpengaruh pada diri peserta didik. Pandangan guru yang positif dapat diartikan sebagai sikap mempercayai kepada peserta didiknya. Semua peserta didik pastilah ingin sukses dalam melaksanakan kegiatan belajarnya, tidak ada seorang peserta didik pun yang menginginkan kegagalan. Itulah satu hal yang harus diyakini oleh guru dan tugas guru adalah memfasilitasi agar peserta didiknya dapat meraih kesuksesan dengan diiringi sikap qonaah (berfikir positif) dan sabar terhadap prilaku peserta didik yang kurang baik.

e. Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir dari kegiatan manajemen kelas adalah menjadikan peserta didik dapat mengembangkan disiplin pada diri sendiri sehingga tercipta iklim belajar yang kondusif di dalam kelas. Itulah sebabnya guru diharapkan dapat memotivasi peserta didiknya untuk melaksanakan disiplin diri dan menjadi teladan dalam pengendalian diri serta pelaksanaan tanggung jawab.

(28)

Secara etimologi, kata disiplin berasal dari bahasa Latin, yaitu disiplina dan discipulus yang bearti perintah dan peserta didik. Jadi, disiplin adalah perintah yang diberikan oleh guru kepada peserta didiknya. Perintah tersebut diberikan kepada peserta didik agar ia mau melakukan apa yang diinginkan oleh si guru.8

Kemudian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan dengan tata tertib, ketaatan, dan bidang studi. Tata tertib merupakan peraturan yang harus ditaati. Jika ada yang tidak menaati, si pelanggar akan mendapatkan hukuman. Itulah sebabnya pada umumnya orang sering mengaitkan antara disiplin dengan peraturan dan hukuman.

Secara sederhana, disiplin juga dapat diartikan sebagai sikap tertib, taat, dan patuh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi, ada dua hal yang dapat dilakukan oleh guru agar peserta didiknya disiplin, antara lain:

a) Mendidik peserta didik untuk berperilaku baik;

b) Mendidik peserta didik untuk menjauhi perilaku yang buruk.

Mendidik peserta didik untuk disiplin tidaklah dapat dilakukan dengan waktu yang singkat, tetapi harus dilakukan dengan waktu yang lama. Oleh karena itu, mendidik peserta didik untuk disiplin harus dilakukan sepanjang waktu. Salah satu metode yang efektif adalah dengan menggunakan metode keteladanan.9

____________

8Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakn Kelas

yang Kondusif,…, h. 85-87.

9Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakn Kelas

(29)

18

3. Fungsi Manajemen Kelas

Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya. Dalam pelaksanaannya fungsi-fungsi manajemen tersebut harus disesuaikan dengan dasar filosofi dari pendidikan (belajar, mengajar) di dalam kelas. Fungsi-fungsi manajerial yang harus dilakukan oleh guru itu meliputi;

a. Merencanakan

Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi merencanakan adalh suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matangarah, tujuan dan tidakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.

b. Mengorganisasikan Mengorganisasikan bearti:

1) Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi

2) Merancang dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan

3) Menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu

4) Mendelegasikan wewenang kepada individu yang berhubungan dengan keleluwasan melaksanakan tugas. Dengan rincian tersebut, manejer membuat suatu struktur formal yang dapat dengan mudah dipahami orang

(30)

dan menggambarkan suatu posisi dan fungsi seseorang di dalam pekerjaannya.

c. Memimpin

Seorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus memiliki sifat kepemimpinan yang senantiasa dapat menjadi pengarah yang didengar ide dan pemikirannya oleh para anggota organisasi. Hal ini tidak semata-mata mereka cerdas membuat keputusan tetapi dibarengi dengan memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri tauladan.10

d. Mengendalikan

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Proses pengendalian dapat melibatkan beberapa elemen yaitu:

1) Menetapkan standar kinerja 2) Mengukur kinerja

3) Membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah ditetapkan 4) Mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.11

4. Tujuan Manajemen Kelas

Secara umum, manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang nyaman sebagai tempat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar. Sementara secara khusus menurut Salman Rusydie, tujuan dari manajemen kelas sebagai berikut:

____________

10Ade Rukmana dan Asep Suryana, Manajemen Kelas…, h. 115.

11Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia, Manajemen Pendidikan…,

(31)

20

a) Memudahkan kegiatan belajar bagi peserta didik. Guru dituntut untuk mampu mewujudkan kelas yang ideal bagi kegiatan belajar-mengajar. Kelas sebagai lingkungan belajar harus mampu mendukung peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin.

b) Mengatasi hambatan-hambatan yang menghalangi terwujudnya interaksi dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan manajemen kelas yang baik, berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya unteraksi dalam kegiatan belajar-mengajar tidak selamanya.

c) Mengatur berbagai penggunakan fasilitas belajar. Pada sebuah kelas yang ideal, di dalamnya harus terdapat sarana ataupun fasilitas pendukung kegiatan belajar-mengajar.

d) Membina dan membimbing peserta didik sesuai dengan berbagai latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya. Karakter peserta didik disebuah kelas sangatlah beragam.

e) Membantu peserta didik belajar dan bekerja sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Manajemen kelas pada dasarnya dapat menjadi sebuah fasilitas bagi para peserta didik saat mereka belajar di kelas.

f) Menciptakan suasana sosial yang baik di dalam kelas. Dengan terciptanya suasana sosial yang baik dalam kelas maka kondisi itu dapat memberikan kepuasan, suasana intelektual, emosional, sikap, serta apresiasi yang positif bagi para peserta didik.

g) Membantu peserta didik agar dapat belajar dengan tertib. Suasana kelas yang tertib adalah dambaan setiap guru.

Berbeda dengan Salman Rusyie, secara lebih khusus Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan tujuan manajemen kelas sebagai berikut:

a. Untuk peserta didik

1) Mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk mengontrol diri.

2) Membantu peserta didik mengetahui prilaku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami jika teguran guru merupakan suatu peringatan dan bukan kemarahan.

3) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam tugas dan pada kegiatan yang diadakan.

b. Untuk guru

1) Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat.

2) Menyadari kebutuhan peserta didik dan memiliki kemampuan dalam memberi petunjuk secara jelas kepada peserta didik.

3) Mempelajari bagaimana merespons secara efektif terhadap tingkah laku peserta didik yang mengganggu.

(32)

4) Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan masalah prilaku peserta didik yang muncul di dalam kelas.

5. Kegiatan Manajemen Kelas

Ketika kita berbicara tentang kegiatan manajemen kelas maka pada saat yang bersamaan kita juga sedang berbicara tentang pelaksanaan program pengajaran. Hal itu disebabkan kegiatan manajemen kelas dilakukan untuk mendukung terlaksananya program pengajaran yang berkualitas.12 Setidaknya ada tiga kegiatan inti pada manajemen kelas, sebagai berikut:

a. Menciptakan iklim belajar-mengajar yang tepat

Untuk dapat menciptakan iklim belajar yang tepat, seorang guru sebagai manajer kelas harus:

1) Mengkaji konsep dasar manajemen kelas 2) Mengkaji prinsip-prinsip manajemen kelas 3) Mengkaji aspek dan fungsi manajemen kelas 4) Mengkaji pendekatan-pendekatan manajemen kelas

5) Mengkaji faktor-faktor yang memegaruhi suasana belajar-mengajar 6) Menciptakan suasana belajar yang baik

7) Menangani masalah pengajaran di kelas.13 b. Mengatur orang (kondisi emosional)

Siswa adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan di kelas yang di tempatkan sebagai objek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjek. Pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan ____________

12

Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas

yang Kondusif…, h. 65-66.

13Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakn Kelas

(33)

22

perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.

c. Mengatur fasilitas belajar mengajar (kondisi fisik)

Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Pengaturan fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa, sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya di dalam kelas. Pengaturan fisik kelas di arahkan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa sehingga siswa merasa senang, aman, nyaman dan belajar dengan baik.14

B. Minat Belajar Siswa

1. Pengertian Minat Belajar Siswa

Minat dalam bahasa Inggrisnya interest dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut dan disertai perasaan senang.Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dalam kamus besar bahasa indonesia Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau gairah dan keinginan.15

Menurut Decroly,” Minat itu ialah pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi”. Kebutuhan timbul dari dorongan hendak memberi kepuasan kepada suatu instik. Minat anak-anak terhadap benda dapat timbul dari berbagai sumber ____________

14

Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Indonesia, Manajemen Pendidikan...,

h. 108-109.

15Chaniago Amran, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.

(34)

antara lain perkembangan insting dan hasrat, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan sebagainya.16

Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberi perhatian dan bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian objek, ada usaha sari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.17Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.18

Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang definisi minat, diantaranya: a. Muhibbin Syah dalam psikologi belajar mengartikan kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

b. Selanjutnya Bimo Walgito menyatakan minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.19

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, tergantung kepada sudut pandang dan cara penggolongannya, diantaranya ialah:

a. Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi minat primitif dan minat kultural. Minat primitif adalah minat yang timbul akibat kebutuhan biologis. Sedangkan minat kultural atau minat sosial, adalah minat yang timbul karena proses belajar, minat kultural tidak secara langsung berhubungan dengan diri manusia.

____________ 16

Didin Hafhiduddin, Membentuk Pribadi Qur’ani, (Jakarta: Harakah, 2002), h. 250.

17Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Askara,

2008), h. 133.

18Abdur Rahman Shaleh & Muhbib Abdul Wahab, Psikologis Suatu Pengantar Dalam

Perseptif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 262.

(35)

24

b. Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi minat instrinsik dan ekstrinsik. Minat Instrinsik adalah minat yang langsung berhubungan dengan aktifitas itu sendiri, merupakan minat yang lebih mendasar atau minat asli. Sedangkkan minat Ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuan telah tercapai terdapat kemungkinan minat tersebut akan hilang.

c. Berdasarkan cara mengungkapkan minat, dapat dibedakan menjadi empat yaitu: Expressed interest, manifest interst, tested interest, inventoried interest. 1) Expressed interest, adalah minat yang diungkapkan dengan cara meminta kepada subjek untuk menyatakan atau menuliskan kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi.

2) Manifest interest, adalah minat yang diungkapkan dengan cara mengobservasi atau melakkukan pengamatan secara langsung terhadap aktifitas-aktifitas yang dilakukan subjek atau dengan mengetahui hobinya. 3) Tasted interest, adalah minat yang diungkapkan cara menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang diberikkan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula terhadap hal tersebut.

4) Inventoried interest, adalah minat yang diungkapkan dengan menggunakan alat-alat sesuai standar, dimana biasanya berisi pertayaan-pertayaan yang ditujukan kepada subjek apakah senang atau tidak terhadap jumlah aktifitas atau sesuatu objek yang ditanyakan.20

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah Minat merupakan bagian dari aspek-aspek psikologis atau kejiwaan seseorang. Minat sebagai bagian dari aspek psikologis seseorang yang menampakkan diri pada bermacam-macam gejala, seperti perasaan senang, kecenderungan hati atau ketertarikan, keinginan, kesukaan, gairah, perhatian, kesadaran seseorang akan pentingnya sesuatu, rasa ingin tahu tentang sesuatu, partisipasi. Minat juga merupakan kecenderungan pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih diperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam belajar diperlukan pemusatan perhatian agar yang dipelajari dapat dipahami.

____________

(36)

Menurut peneliti minat adalah suatu kesadaran seseorang terhadap objek, suatu hal atau situasi tertentu yang mengandung sangkut paud dengan dirinya atau dipandang sebagai sesuatu yang sadar, untuk dapat mengembangkan minat terlebih dahulu mengetahui minat apa yang sebenarnya yang kita miliki dan juga yang kita inginkan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Soeharjono dalam tulisannya mengatakan bahwa: Secara teoritis minat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah suatu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti biologis, kecerdasan, perasaan, emosional, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah satu faktor yang berasal dari luar diri seseorang, antara lain kebudayaan, lingkungan, dan saran penunjang lainnya.

a. Faktor Internal a) Faktor kesehatan

Faktor Biologis merupakan ilmu yang berkaitan dengan makhluk hidup atau secara fisik. 21Faktor Biologis sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, terkhusus kesehatan, karena apabila seorang siswa kesehatannya terganggu maka siswa tersebut tidak punya semangat dalam belajar, apabila demikian berarti minat siswa untuk belajar juga akan berkurang.

____________

21Fahmi Idrus, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Greisinda Press, 2000), h.

(37)

26

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis sangat banyak mempengaruhi minat belajar, antaranya: 1) Bakat adalah kemampuan potensional yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.22

2) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari 3 jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. 23Selain itu, Slameto menyatakan bahwa Intelegensi merupakan kemampuan mental individu yang tampak dalam caranya bertindak atau dalam memecahkan masalah dan melaksanakan tugas.

b. Faktor Eksternal a) Faktor Keluarga

Keluarga dalam perspektif Psikologis adalah sekelompok yang hidup bersama dan bertempat tinggal sama masing-masing anggota merasakan adanya ikatan batin, sehingga terjadi saling mempengaruhi. Adapun bagian keluarga adalah ayah, ibu, anak-anak serta sanak family yang menjadi penghuni rumah.24

____________ 22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), h. 135.

23Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya…, h. 57.

(38)

b) Faktor Sekolah

Adapun komponen yang termasuk dalam faktor seklah adalah:

1) Cara menyampaikan pelajaran pada proses belajar-mengajar, penyampaian pelajaran oleh guru sangat menentukan minat belajar siswa. Apabila guru menguasai materi tetapi kurang pandai dalam menerapkan metode belajar yang tepat akan mempengaruhi minat belajar siswa.

2) Adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa, adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa ini akan mengurangi minat pada mata pelajaran tetapi dengan adanya konflik tersebut menyebabkan minat siswa berkurang.

3) Suasana lingkungan sekolah. Suasana lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa, suasana lingkungan disini termasuk iklim di sekolah, iklim belajar suasana tempat dan fasilitas yang semuanya menimbulkan seseorang betah dan tertuju perhatiannya kepada kegiatan belajar mengajar.

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa, yang termasuk dalam faktor masyarakat yakni:

1) Kegiatan dalam masyarakat, dalam kegiatan ini sangat baik untuk diikuti siswa, namin kegiatan ekstra sekolah dan baik untuk menambah pengalaman siswa, namun kegiatan akan berdampak ttidak baik apabila diikuti dengan berlebihan.

2) Teman bergaul, teman bergaul siswwa akan lebih cepat masuk dalam jiwa anak, untuk itu diusahakan lingkungan sekitar itu baik, agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa sehingga dapat memberikan semangat untuk belajar.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah faktor yang mempengaruhi minat ada dua yaitu:

1) Faktor intrinsik, yaitu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, meliputi perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut.

2) Faktor ekstrinsik, yaitu hal ddan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan

(39)

28

belajar, meliputi pujian, hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan orang tua dan cara mengajar guru.25

3. Cara Peningkatan Minat Belajar

Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi. Penilaian minat dapat dapat digunakan untuk mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran, mengetahui bakat dan minat peserta didk yang sebenarnya, pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik, menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas, mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama, acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi, mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik, bahan pertimbangan menentukan program sekolah, dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Crow and Crow dengan singkat memberikan saran untuk mencapai hasil yang lebih efisien:

1. Miliki dulu tujuan belajar yang pasti

2. Usahakan ada tempat belajar yang memadai

3. Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental

4. Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untk belajar 5. Carilah kalimat topik dan inti dari tiap paragraf 6. Selama belajar gunakan metode pengulangan 7. Lakukan metode keseluruhan bilamana mungkin 8. Usahakan dapat membaca cepat dan cermat

9. Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut 10.Susunlah dan buatlah pertayaan-pertayaan yang tepat dengan menemukan

jawabannya

11.Pusatkan perhatian sungguh-sungguh pada waktu belajar ____________

(40)

12.Pelajari dengan tabek grafik dan bahan lainnya 13.Biasakan membuat rangkuman dan kesimpulan 14.Buatlah kepastian untuk melengkapi tugas-tugas

15.Pelajari baik-baik pernyataan yang dikemukakan oleh pengarang

16.Belajarlah menggunakan kamus sebaik-baiknya telitilah pendapat para pengarang

17.Analisalah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan.

Crow menambahkan terdapat tiga faktor yang menjadikan timbulnya minat, yaitu:

1) Dorongan dari dalam individu, misalnya dorongan untuk makan. Dorongan untuk makan membangkitkan minat untuk belajar atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi makanan dan lain-lain.

2) Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktifitas tertentu, misalnya minat untuk belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin mendapatkan penghargaan dimasyarakat.

3) Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan emosi. Bila seorang mendapatkan kesuksesan pada aktifitas akan menimbulkan perasaan senang dan memperkuat minat, sebaliknya kegagalan akan menghilangkan minat.26

____________

(41)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai sumber kunci.1 Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, realatif tetap, konkrit,teramati dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan strategi manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan deskripsi atau gambaran serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Menurut Sukardi metode deskriftif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.2 Dalam hal ini peneliti memberikan gambaran tentang pelaksanaan manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya

B. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru wali kelas X dan peserta didik kelas X di SMA Negeri 1 Jaya, kabupaten Aceh Jaya tahun ajaran 2018/2019

____________

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2004), h. 14-15.

2

(42)

yang berjumlah 30 orang. Pemilihan subjek dilakukan secara purposive, yaitu subjek penelitian ditentukan dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman di kelas tersebut yang selama ini proses pembelajaran yang dilakukan masih secara konvensional. Sasaran penelitian ini adalah manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang ditempuh dalam pengumpulan data ini yaitu: 1. Observasi

Observasi adalah ‘’Memperhatikan sesuatu dengan pengamatan langsung meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera yaitu melalui penglihatan, penciuman, pendegaran, peraba, dan pengecap.3 Observasi dalam penelitian untuk menjawab rumusan masalah tentang model supervise klinis dalam pembentukan manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya. Observasi akan dilakukan kepada guru wali kelas di SMA Negeri 1 Jaya.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam proses wawancara. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun.

____________ 3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

(43)

32

Teknik wawancara dalam skripsi ini menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara Terstruktur (Tertutup) digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif dan jawabannya pun telah disiapkan. Peniliti menggunakan pedoman wawancara dengan guru wali kelas dan pedoman wawancara dengan siswa SMA Negeri 1 Jaya.4

Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pengumpulan data ialah sebagai berikut:

1) Peneliti melakukan wawancara dengan guru wali kelas dan siswa kelas secara tertutup untuk mendapatkan sumber informasi tentang strategi manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Jaya.

2) Peneliti melakukan wawancara dengan guru wali kelas dan siswa tentang pelaksanaan manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Jaya.

3) Peneliti melakukan wawancara dengan guru wali kelas dan siswa terkait dengan kendala dan upaya manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di kelas X SMA Negeri 1 Jaya.

4) Selanjutnya barulah peneliti menyimpulkan hasil wawancara sebagai jawaban atas pertanyaan penelitian ini.

____________ 4

(44)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan pikiran.5 Dokumentasi dilakukan untuk menjawab rumusan masalah tentang manajemen kelas dalam peningkatan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Jaya. Dokumentasi dalam penelitian mengumpulkan sumber data yang penulis dapatkan dari pihak sekolah dan telah disimpan sebagai arsip sekolah. Sumber data tersebut penulis gunakan untuk dapat mendukung penelitian, data-data informasi tentang sekolah SMA Negeri 1 Jaya.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dalam suatu penelitian sesuai dengan jenis data yang ingin diperoleh dalam penelitian. Adapun instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Wawancara Guru Wali Kelas dan Siswa

Instrumen lembar wawancara yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berbentuk daftar pertanyaan yang ditujukan kepada guru wali kelas dan siswa. Lembar wawancara guru wali kelas dan siswa ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang strategi, pelaksanaan, kendala dan upaya manajemen kelas dalam meningkatkan minat belajar siswa.

____________

5 Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) h.

(45)

34

E. Teknik Analisis Data

Menurut Norman K. Denkin, mendefinisikan triangulasi digunakan sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurut konsep Norman K. Denkin, triangulasi meliputi empat hal, yaitu:

1. Triangulasi Metode, dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda.

2. Triangulasi Sumber Data, dilakukan dengan cara menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. 3. Triangulasi Teori, dilakukan dengan cara mengumpulkan hasil

penelitian berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statemen. 6 Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data Huberman. Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data jenuh.7 Analisis data kualitatif Huberman terdapat tiga tahap, yaitu:.

1. Tahap Reduksi Data

Data daya yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data bearti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

____________

6Norman K. Denkin, Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2017), h. 31

7

(46)

2. Tahap Penyajian Data

Pada penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami.

3. Tahap PenarikanKesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.8

F. Uji Keabsahan Data

Setelah data yang penulis perlakukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah dengan menganalisis data. Menganalisis merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang peneliti saja tetapi juga dapat dipahami oleh orang lain.

Adapun menganalisis data dalam penelitian kualitatif ini, peneliti melakukan langkah-langkah berikut:

1) Uji kredibilitas

Untuk mencapai kredibilitas data penelitian, antara lain dengan melakukan triangulasi, menurut Wiliam Wiersma, Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini di artikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Selain triangulasi, upaya untuk memperoleh data yang kredibel juga dilakukan dengan cara mencatat dan merekam secara rinci berbagai temuan dan informasi yang diperoleh dilapangan, kredibilitas adalah pengujian data untuk menilai kebenaran dan keabsahan peneliti dengan analisis kualitatif.

2) Uji Transferabilitas

Transferabilitas kemampuan hasil kualitatif untuk diberlakukan pada keadaan yang sama dan dalam kehidupan yang nyata tranferabilitas diartikan ____________

8

(47)

36

sebagai proses menghubungkan temuan yang ada dengan praktik kehidupan dan prilaku yang nyata dalam konteks yang lebih luas. Tranferabilitas berkaitan sejauh mana hasil penelitian dapat ditetapkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh karena itu agar orang lain dapat memahami hasil penelitian dan ada kemungkinan menerapkannya, maka penelitian dan ada kemungkinan menerapkannya, maka penelitian harus membuat laporan secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

3) Uji Dependabilitas

Salah satu hal penting yang harus dipegang oleh peneliti kualitatif adalah menjaga dependabilitas temuan, informasi yang saling tergantung sama lain untuk menjalin makna yang lebih akurat, sehingga orang dapat melakukan replikasi, upaya menjaga dependabilitas ini dapat dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

4) Uji Konfirmabilitas

Menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas, oleh karena itu dua pengujian ini seringkali dilakukan bersama-sama.9

____________

(48)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Sarana dan Prasarana Sekolah

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan proses belajar mengajar, dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap maka hasil yang dicapai akan lebih baik, yang dimaksud dengan sarana adalah fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar tercapainya tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar, efektif, dan efesien. Sarana prasarana di SMA Negeri 1 Jaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Jaya

No Sarana/Prasarana Kondisi

1 Kantor Kepala Sekolah Baik

2 Ruang Rapat Komite Baik

3 Kantor Administrasi Baik

4 Ruang Belajar Baik

5 Laboraturium Baik

6 Ruang Majlis Guru Baik

7 Perpustakaan Baik

8 Ruang Aula Baik

9 Mushalla Baik

10 Gedung Olahraga Baik

11 Lapangan Upacara Baik

12 Lapangan Olahraga Baik

13 Kantin Baik

14 Area Parkir Baik

15 Gudang Baik

16 Toilet Baik

(49)

38

b. Data Guru SMA Negeri 1 Jaya

Guru merupakan tenaga pengajar dan pemikul tanggung jawab utama dalam pengelolaan pengajar, sesuai dengan bidang keahliannya, karena latar belakang pendidikannya, kedudukannya, dan tugasnya dalam suatu institusi pendidikan, guru sebagai pengganti orang tuanya disekolah harus memberi kemudahan dalam proses pembelajaran anak didiknya.

Tabel 4.2 Guru SMA Negeri 1 Jaya

No Posisi Jumlah

1 Guru Ekonomi 2 orang

2 Guru Matematika 3 orang

3 Guru Biologi 3 orang

4 Guru Fisika 2 orang

5 Guru BK 1 orang

6 Guru Bahasa Indonesia 4 orang 7 Guru Pendidikan Seni 1 orang

8 Guru Sosiologi 1 orang

9 Guru Penjaskes 2 orang

10 Guru Geografi 2 orang

11 Guru Agama 2 orang

12 Guru Bahasa Inggris 2 orang

13 Guru Kimia 3 orang

14 Guru Prakarya dan Kewirausahaan

1 orang

15 Guru Sejarah 1 orang

16 Guru PPKN 1 orang

Gambar

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Jaya
Tabel 4.2 Guru SMA Negeri 1 Jaya
Tabel 4. 3 Jumlah Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Jaya  KELAS  JUMLAH SISWA L  P  X-IPA-1  10  20  X-IPA-2  10  18  X-IPS-1  14  12  X-IPS-2  13  14  Jumlah  47  64  Total  111

Referensi

Dokumen terkait

(ii) Jumlah alur sama dengan jumlah kumparan.. memperlihatkan sebuah jangkar dari suatu Alternator digulungan secara gelung mempunyai 4 kutub, 24 alur. Untuk mendapatkan

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Teradu tidak memberikan jawabannya secara tertulis kepada Majelis Kehormatan Daerah, maka Majelis Kehormatan

Based on Goshgarian (1977:225) the differences between advertisement language expression and other types of language expression; over the year the texture of advertising language

godine zaključili da smanjenje proračunskog deficita za 1 postotni poen u BDP-u u prosjeku jako slabo utječe na smanjenje stope rasta javnog duga, dok rast BDP-a znatno

Pada penelitian ini, proses hidrogenasi pada minyak terpentin dilakukan secara elektrokatalitik dengan menggunakan sel elektrokimia di mana larutan elektrolit yang digunakan

Sebagai salah satu penyedia informasi, SIDJP merupakan sarana yang digunakan oleh Account Representative dalam memproses penerbitan Surat Tagihan Pajak, namun terkadang

Pemberian izin poligami oleh pengadilan amat terkait dengan hasil per- timbangan institusi tersebut terhadap keterangan yang diberikan pemohon dan para istri yang lebih

Dalam kajian sistem kardiorespirasi, penyusunan model matematik yang mendasari pemanfaatan getaran sebagai variabel ukur fisiologis, interaksi antara jantung dan paru-paru