• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Lapisan Titanium Nitrida yang Dideposisi dengan Metode Sputtering pada Baja Aisi 410

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakterisasi Lapisan Titanium Nitrida yang Dideposisi dengan Metode Sputtering pada Baja Aisi 410"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERTSASI

LAPISANI

TITANIUM NITRIDA

YAI{G DIDEPOSISI DENGAN METODE

SPUTTERING PADA BAJA

AISI

410

Xander Salahudin,

Sri

Widodo, Nani

Mulyaningsih

Program

studi

reknik Mesin, Fakultas

Tehtik,

(Jniversitas

Tidar

Magelang

ABSTRAK

AISI 410 is widely used

for

medical equipments. However,

corrosion resistqnce

of

martensitic stainless steels

is

at intermediate level (its corrosion resistance is poorer than the

others)- Mechanical and corrosion properties of AISI 410 can be

improved by modifying metal surface.

In

this study, titanium nitride (rcts as coating material due to its high hardness and good corrosion resistance, it is biocompatible also. The purpose of this

study is lcnowing the efect of time variation to the titanium nitride layer characteristics after sputtering procces.

Titanium nitride coating process was conducted on currents of 80 mA, voltage of 0,4 kV, substrate and target material distance

of 12 mm, pressure-of 4 x I0-2 torr and Argon : Nitrogen

:

17 : 3.

The coating process was done with variation of deposition time

(30 minutes, 40 minutes, 50 minutes, 60 minutes, and 70 minutes).

The metallographic test used EDX.

EDX

test conducted to determine the composition of the coating.

The highest hardness value was obtained at a coating time

of

50 minutes, with an increase of 34,75% compared to the base

metal hardness value. EDX tested on the titanium nitride layer

showed an increase of titanium composition on the surface layer.

Increasing of tilanium content will af,fect the hardness increase

(2)

Vol.40 No. 2" 15 Februai 2014 : 108-120

compared to the base material (AISf 410 stainless steel without

treatmen! ).

Keywords: AISI 410, layer, EDX.

A.

PENDAHULUAN

Baja

tahan

karat banyak

digunakan sebagai

material

pada

peralatan kedokteran.

Baja

tahan

karat

martensitik

memiliki

kekerasan yang cukup

baik

jika

dibandingkan dengan

baja

tahan

karat yang

lainnya,

namun

ketahanan

korosi baja

tahan

karat

martensitik

berada

pada

tingkat

menengah

(memiliki

ketahanan korosi yang buruk

jika

dibandingkan dengan baja tahan karat yang

lain).

Peningkatan

sifat mekanik

dan

korosi baja

AISI

410

dapat dilakukan dengan

modifikasi

permukaan logam.

Proses pelapisan menggunakan

teknik reactive

sputtering merupakan metode

modifikasi

permukaan

yang

dapat

dilakukan

untuk

meningkatkan

sifat dari

logam,

baik

sifat mekanik

maupun korosinya. Metode reactive

sputtering

akan menghasilkan lapisan pada permukaan

logam,

sehingga akan

melindungt logam

dasar dari kontak langsung terhadap lingkungan. Sifat dari bahan pelapis

(titanium nitrida)

yang

pemiliki

nilai

kekerasan

tinggi

juga

akan meningkatkan

nilai

kekerasan dari permukaan logam.

Penelitian

ini

menggunakan

titanium nitrida

sebagai bahan pelapis karena

titanium nitrida memiliki

kekerasan

yang

tinggi, ketahanan

korosi yang

baik,

dan biocompatible, sehingga sangat cocok

untuk

aplikasi peralatan kedokteran.

Tujuan dari

penelitian

ini

yaitu

mengetahui pengaruh

variasi

waktu

pelapisan terhadap karakteristik lapisan titanium

nitrida

yang dihasilkan setelah proses sputtering.
(3)

Karakterisasi Lapisan Titanium Nitrida (Xander Salahudin, Sri Widodo, Nani Mtrlyaningsih)

Berdasarkan

kajian

yang

dilakukan

terhadap

penelitian tentang pelapisan

titanium nitrida

pada baja tahan karat, diperoleh

fakta bahwa lapisan

tipis titanium nitrida

pada permukaan baja tahan

karat

akan meningkatkan

nilai

kekerasan.

Maka

penelitian

yang

menggunakan

baja

AISI

410

sebagai

logam

dasar

dan

titanium

nitrida

sebagai

pelapis permukaan

akan

dihasilkan peningkatpn

nilai

kekerasan.

B.

TEORI

DASAR

Baja Tahan

Karat

Baja

tahan

karat

merupakan

material yang tidak

mudah terkorosi

jika

dibandingkan dengan baja karbon. perbedaan antara

keduanya

yaitu

kandungan

kromium dalam material

tersebut. Kandungan

kromium yang cukup

tinggi

pada

baja

tahan

karat menghasilkan

lapisan oksida

pasif

cr,o:

pada

permukaan baja tahan karat. Lapisan oksida

ini

yang menjadikan baja tahan karat tidak mudah terkorosi.

Secara umum, baja tahan karat

dibagi

menjadi

4

kelas, yaitu (International Stainless Steel Forum) :

1.

Baja tahan Xarat

feritik

Baja

tahan karat

feritik

umumnya

memiliki

kandungan

kromium

antara 12,5

-

rl%io, dan

tidak

ada kandungan

nikel.

Baja

tahan karat

feritik

memiliki

ketahanan

korosi

dengan

tingkat menengah

jika

dibandingkan dengan baja tahan karat yang lain.

2.

Baja tahan

karat martensitik

Baja

tahan

karat

pertama

yang

dikembangkan

untuk
(4)

VoL40 No. 2, I5 Februai 2014 : I0B-120

keperluan

komersil

adalah

baja

tahan karat martensitik.

Jika dibandingkan dengan baja tahan

karat

yang

lain, baja

tahan karat martensitik

memiliki

kandungan karbon yang sangat

tinggi

(0,2

-1%), dengan kandungan

kromium

antara 12

-

l8%.

3.

Baja tahan

karat

austenitic

Penambahan

nikel ke

baja

tahan

karat

akan menghasilkan struktur

milro

austenit. Secara umum, baja tahan

karat

austenitik

memiliki

komposisi

rata-rata 16

-

26% kromium

dan

6

-

12%

nikel-

Baja tahan karat austenitik

memiliki

ketahanan

korosi

yang

sangat baik.

4.

Baja tahan

karat

duplex

Baja

tahan

karat

duplex

memiliki mikrostruktur

gabungan antara

feritik

dan austenitik, kandungan

kromium

antara 18

-

260 ,

serta kandungan

nikel

antara 4

-

7%. Kandungan

nikel

yang terlalu rendah

tidak

memungkinkan

untuk

mendapatkan

struklur

mikro

austenitik, sehingga baja tahan karat duplex

memiliki

stuktur

mikro

feritik

dan austenitik. Baja tahan karat duplex

memiliki

kandungan molibdenum 0

-

4%.

5.

Baja

Tahan

Karat Martensitik AISI410

Baja tahan karat martensitik mampu

diberi

perlakuan panas untuk meningkatkan sifat mekaniknya (sama seperti

low-alloy

steel

atau plain-carbon steel). Ketahanan korosi yang

dimiliki

baja tahan karat martensitik berada pada tingkat menengah, dimana ketahanan korosinya lebih

buruk

dibandingkan dengan baja tahan karat yang lain.
(5)

Karakterisasi Lapisan Titanium Nitrida ... (xander salahudin, sri lridodo, Nani Mtrryaningsih)

ini

yaitu

baja

AISI

410,

dengan

komposisi

sesuai

produk

yang dikeluarkan

PT. Tira

Austenite

Tbk.

Komposisi baja

AISI

410 ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi baja

AISI410

AISI

410

C Mn Si P S Cr Mo Ni N

Min

Max 0,15 r,oo r,oo 0,04 0,03 11,5

13,5 0,75

6.

Titanium Nitrida

Paduan dengan

dasar titanium banyak

digunakan

untuk peralatan medis karena

memiiiki

ketahanan

korosi

yang

tinggi

dan

bio c

ompatible.

P aduan titanium banyak digunakan karena

titanium

mumi

merupakan

material

lunak

dengan ketahanan

geser permukaan rendah,

yang

disebabkan karena terbentuknya oksida

secara alami di permukaan titanium (Subramanian et.al, 2011). Paduan titanium nitrida banyak digunakan karena keunggulan sifat yang

dimiliki

yaitu sifat mekanik dan

kimia

yang baik, seperti

nilai

kekerasan yang

tinggi,

ketahanan

korosi

dan ketahanan aus

yang tinggi.

Titaniurh

nitrida

banyak digunakan

sebagai bahan pelapis material untuk meningkatkan sifat pada permukaan logam (subramanian

et.al,

20ll).

penggunaan

titanium nitrida

sebagai bahan pelapis selain bertujuan untuk mendapatkan perbaikan sifat

pada

permukaan

logam,

juga

dapat digunakan

sebagai pelapis

dekoratif (Bavadi

et.al, 2012).

Karakteristik titanium nitrida

pada temperatur 20"

C

dapat

dilihat

pada T abel 2.
(6)

Vol. 40 No. 2" I 5 Febntari 2014 : 108-120

Tabel 2. Karakteristik titanium nitrida (Pierson, 1996)

Karakteristik

Keterangan

Komposisi TiNo,u

-

TiN,,,

Berat molekul 64,95

Warna Keemasan

Massa

jenis

5,4

glxrf

Titik

leleh 2950"C Kalor spesifik (Cp) 33,74 J/mol.K Thermal expansion 9,35

x

iO"/"C

Modulus elastisitas 251 Gpa

7.

DC

Reactive

Sputtering

Proses deposisi

lapisan

tipis

menggunakan

teknik

Physical

Yapour Deposition

(PVD)

telah banyak

digunakan

di

seklor

industri.

Proses

ini

digunakan pada

industri

logam,

industri pembuatan

alat medis, industri

optik,

dan industri

pembuatan komponen

elektrik.

Lapisan

tipis

yang dihasilkan dari

teknik PVD

mampu menjawab beberapa kebutuhan

dari

masing-masing

aplikasi, seperti

kekerasan

yang tinggi,

sampai

dengan gesekan yang rendah (Constantin et.al, 2011).

Salah satu

teknik

P\ID

yaitu teknik

sputtering.

Prinsip pelapisan mengunakan

teknik

sputtering disajikan pada Gambar

l.

(7)

K arakt eri s as i Lap is a n Ti t an ium N i t r id a (Xander Salahudin, Sri ll/idodo, Nani Mulyaningsih)

Ar* ion

by

.q

created

6i-

7

eleciron'\t

'

1

sPuttered

impacr

) g';

Ar.

ion

rarqer arom

ez"

\

G

/

Elecrron\e I

@ released

\

I

/

fionr

taroet\ *

/

r*s"r ---b

@ @ @ @"@

e-o.@ {)@

@ @ @ surfaceat

S

@ @@ @ @ a6

e\eG*A@@@

:;,?:#"

@ @ @ @ @ @

e e,e*e.e@

@ @

@e@@@a€@j€.@s@€@

@@@@@@esodc"g@,@@

@@@6@@@@@@@€@@

e@@s@@@@@@@€s@

Gambar

1.

Proses sputtering pada tingkat

molekul

(Kirschbrown, 2007)

Teknik

sputtering

memanfaatkan

tumbukan

ion

berenergi

tingg

(Ar)

pada permukaan logam target.

Atom-atom

target yang terlempar akan menempel pada permukaan substrat

(logam

yang

akan

dilapis),

sehingga

akan

didapatkan

lapisan

tipis

pada permukaannya (Constantin et.al, 2Al D.

Teknik

reactive sputtering merupakan

teknik

sputtering yang menggunakan

pelapis dalam bentuk gas. penelitian

ini

akan menggunakan gas

nitrogen yang

akan bereaksi dengan titanium, sehingga

akan didapatkan lapisan

tipis

titanium nitrida.

proses reactive sputtering ditunjukkan pada Gambar 2.
(8)

Yol. 40 No. 2. l5 Februai 2014 : 108-120 cathods

ffi??,.W

_

-

filrns--,i

wxaman

,'

samPle ro

ir*p

Gambar 2. Proses re(tctive sputtering (Seshan, 2002)

C.

METODE PENELITIAN

Proses pelapisan

titanium nitrida

dilakukan dengan kuat arus 80

mA,

tegangan rata-rata 0,4

kV, jarak

antara substrat dan bahan target

yaitl

12 mm,

tekanan

4

x

10" torr dan perbandingan gas Argon : Nitrogen

:17

:3.

Proses pelapisan

diawali

mengatur tekanan

kerja

didalam

mesin sputtering. Setelah tekanan tercapai,

mesin

sprrttering dihidupkan dan kemudian mengkondisikan sesuai dengan variabel kerja mesin sputtering. Proses pelapisan dilakukan dengan variasi waktu proses pelapisan

(30 menit,

40

menit,

50

menit,

60 menit,

dan70 menit).

1.

PelaksanaanPenelitian

Persiapan Spesimen

Uji

(9)

Karakteisasi Lapisan Titanium Nitrida ... (Xaruler salahutlin, sri ll'idodo, Nani Mulyaningsih)

14

mm

dan

tebal

2

mm. Persiapan spesimen

uji

dilakukan untuk mendapatkan permukaan

yang halus.

proses

untuk

mendapatkan permukaan

yang halus

yaitu

dengan

mengampelas permukaan

spesimen

dan

kemudian dilakukan

pemolesan

menggunakan autosol. Proses

akhir

yaitu pencucian menggunakan

alkohol

untuk menghilangkan

kotoran

dan minyak yang

ada

pada

permukaan spesimen..

2.

Proses Pelapisan

Spesimen

yang telah melalui tahap

persiapan

kemudian

dilapisi titanium nitrida

dengan

variasi lama waktu

pelapisan.

Proses pelapisan menggunakan DC Reactive Sputtering.

3.

Pengujian Spesimen

Spesimen yang telah

dilapisi titanium nitrida,

kemudian

diuji

pada

permukaannya.

Pengujian

yang

dilakukan

yaitu

uji

metalografi.

Uji

metalografi yang dilakukan

yaitu

uji

EDX. Uji

EDX

dilakukan

untuk

mengetahui

komposisi hasil

lapisan setelah dilakukan proses sputtering. preparasi spesimen

uji

EDX

dengan

melakukan

pemotongan

melintang spesimen

dan

dihaluskan dengan amplas. Pengamplasan

dilakukan

dari

nomor

amplas 400,

800,

1000

dan

1500 mesh,

setelah

itu

dilakukan

pemolesan spesimen dengan autosol dan pencucian dengan

alkohor.

Sampel yang telah mengkilat sudah siap untuk dilakukan

uji

EDX.

D.

PEMBAHASAN

1.

Nilai

Kekerasan

Baja tahan karat

AISI

410 yangtelah

dilapisi titanium nitrida

(10)

Vol.40 No. 2, l5 Februari 20ll : 108-120

memiliki

peningkatan

nilai

kekerasan dibandingkan dengan tanpa perlakuan" Peningkatan

nilai

kekerasan baja tahan karat

AISI

410

yang dilapisi titanium nitrida

selama

30,

40,50,

60 dan 70 menit secara berturut-turut

yaitu

22,080

,

2i,38ya,

34,07oA, 26,050/o, dan 23,2404.

Peningkatan

nilai

kekerasan

tertinggi didapat

dengan

waktu

deposisi selama 50

menit,

dengan kenaikan

nilai

kekerasan sebesar 34,07oA.

Kenaikan

nilai

kekerasan baja

AISI

410 yang telah

dilapis karena lapisan

tipis

titanium nitrida

memiliki nilai

kekerasan yang

lebih

besar dibandingkan dengan baja

AISI

410.

penurunan

nilai

kekerasan

setelah mencapai

titik

maksimum karena

adanya perubahan struktur lapisan yang terbentuk setelah proses pelapisan

melebihi waktu

50

menit,

yang ditandai dengan adanya perubahan warna pada permukaan lapisan.

2.

Ketebalan Lapisan

dan

Pengujian

EDX

Pengamatan posisi melintang dari baja tahan karat

AISI

410 setelah

dilapisi titanium nitrida

selama

50 menit

disajikan

pada Gambar 4.
(11)

Karakterisasi Lapisan Titanium Nitrida (Xander Salahudin, Sri I[/idodo, Nani Mulyaningsih)

Proses

deposisi

titanium nitrida

selama

50

menit

akan menghasilkan

tebal lapisan

antara

20

-

25

pm.

Lama

waktu

sputtering

mempengaruhi ketebalan

lapisan

titanium

nitrida,

dimana

ketebalan

lapisan

titanium

nitrida

akan semakin tinggi

dengan semakin lamanya proses sputtering, dikarenakan

atom target yang terdeposisi semakin banyak.

Hasil

uji

EDX

pada

baja

tahan

karat

AISI

410

setelah

dilapisi

titanium

nitrida

selama 50 menit disajikan pada Gambar 5.

Elemer* CK NK AIK SiK PK SK IK CrK FeK NiK CUK NbL MoL Tmi mass% Cation K 0,3289 4 7)18 0.0271 8.2102 9.m12 2.toa 0.rI]35 12-6916 0.7562 7A 0574 0.5141 0.49Ilt 0 u96s 0.293s 0.0831

(kP\4 m6s% Emr96 Al% Compound

0.271 1.il 0.02 4.60 0.391 2.48 o.o4 0.79 1.486 0.85 0.03 0.0s 1.739 A.2S 0.03 0.52 2381 0.02 0.04 0.03 4508 2.02 0.06 2.09 4.S4S 0.0! 0.08 0 0s 5411 t1A1 0.09 10.89 5.894 0.78 D 12 0 ?0 6.398 79.97 0.14 71.00 7 A'11 0.55 0.25 048 8 040 0.55 0.36 0.43 2.166 8.13 0.0S 0.07 2.2.s'3 0.3S 0.15 0.20 1.774 0 15 0.12 0 04 .10000 10000

Gambar 5. Hasil

uji

EDX

(12)

E.

2.

Vol.40 No. 2. 15 Februai 2014 : 108-120

Gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan unsur titanium pada permukaan lapisan hasil deposisi

TiN.

Hal

ini

menunjukkan

bahwa lapisan

mengandung

unsur titanium

yang semakin tinggi. Peningkatan kandungan

titanium

akan berpengaruh terhadap peningkatan

nilai

kekerasan

jika

dibandingkan

dengan materiai dasar (baja tahan karat

AISI410

tanpa perlakuan).

1.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat

ditarik

dari penelitian

ini

yaitu:

Hasil

terbaik

pelapisan

titanium

nitrida

dengan

variabel proses sesuai penelitian

yaitu

pada

waktu

pelapisan selama 50 menit;

Hasil

uji

EDX

pada lapisan

titanium

nitrida

dengan waktu

pelapisan

50

menit

membuktikan

terjadinya

peningkatan kandungan unsur titanium pada lapisan.

DAFTAR PUSTAKA

Bavadi,

R.,

and Valedbagi,

S.,

2012, Physical

Properties

Of

Titanium Nitride

Thin

Film

Prepared

By Dc

Magnetron Sputtering, Materials Physics and Mechqnics, page 167 -172. Constantin,

D.G.,

Apreutesei,

M., Awinte,

R., Marin,

A.,

Andrei,

O.C.,

and

Munteanu,

D.,

2011, Magnetron

Sputtering Technique Used For Coatings Deposition; Technologies

And

Applications, 7th International

Conference

on

Materials

Science and Engineering, Romania.
(13)

Karalderbasi Lapisan Titanium Nitrida . (Xander Solahudin, Sri Widodo, Nani Mutyaningsih)

Intemational stainless

Steel

Forum,

The stainless

steel

Family,

Belgium.

Kirschbrown, J ., 2007, kF/D C Magnetron Sputtering.

Pierson,

H.o.,

1996,

Handbook

of

Refractory

carbides

and Nitrldes, Noyes publications, USA.

Salahudin,

x.,2011,

Pengaruh

variasi waktu

pelapisan

TiN

Hasil

Deposisi

DC

Reactive Magnetron Sputtering

Terhadap

Kekerasan,

Laju

Korosi,

Keausan

Abrasi Dan

Kekasaran Baja Tahan Karat Martensitik

AISI410,

Tesis,yogyakarta. Seshan,

K.,2002,

Handbook of Thin-film Deposition processes and

Te chnique s, Noyes Publications, California. Subramanian, B., Brindha,

G.,

Makoto, T.,

K., 20i1,

Evaluation

of

plasma

Ion

TiAIN

Multilayers on

Steel

for

Bio

JWfuL

Vol.

40 No. 2.

Hiroshi,

N.,

and

Akira,

Beam Sputtered

TiN

/

Implant

Applications,

Gambar

Tabel  1.  Komposisi  baja  AISI410
Tabel 2.  Karakteristik  titanium  nitrida  (Pierson,  1996)
Gambar  1.  Proses  sputtering  pada  tingkat  molekul  (Kirschbrown, 2007)
Gambar 2. Proses re(tctive  sputtering  (Seshan,  2002)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis berkeinginan untuk merancang sebuah sistem dengan judul “Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Berbasis Multiuser

Komponen Scope management plan : Proses mempersiapkan detail project scope statement , proses untuk menciptakan WBS , proses menetapkan bagaimana WBS akan di jalankan , proses

Dari hasil penelitian ini pula dapat dikatakan bahwa pada PT Semen Indonesia (Persero), Tbk didapatkan nilai R square sebesar 0,546 yang artinya bahwa variabel

Setiap perjanjian yang disajikan oleh suatu perusahaan pasti bentuknya tertulis, hal ini memudahkan para debitur untuk melakukan penandatanganan atau persetujuan

Telkom Palembang maka dari enam variabel yang diujikan yaitu efektifitas biaya, materi program, prinsip pembelajaran, fasilitas, kemampuan peserta, dan infrastruktur pelatihan,

Didirikan pada tahun 1976, Astra Otoparts telah berkembang menjadi produsen berbagai suku cadang otomotif dengan kemampuan teknis yang tinggi, untuk pertumbuhan berkelanjutan di

yang dikemukakan oleh David Kolb merupakan sebuah kerangka kerja yang dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan serta gaya belajar seseorang berdasarkan dari

Batasan wilayah administratif dari Kota Malang adalah di sebelah utara berbatasan dengan kecamatan singosari dan kecamatan karang ploso Kabupaten Malang sebelah