• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK BUAH DENGEN (Dillenia serrata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK BUAH DENGEN (Dillenia serrata)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 260 dari 451

IDENTIFIKASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK BUAH DENGEN (Dillenia serrata)

Ilmiati Illing1, Maria Lydiana Jelita2

Universitas Cok roaminoto Palopo1,2 ilmirusdin743@g ma il.co m1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada ekstrak Buah Dengen (Dillenia serrata). Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol Buah Dengen positif mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol dan terpenoid. Selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa metabolit sekunder dengan Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS). Senyawa metabolit sekunder yang teridentifikasi adalah golongan flavanoid, yaitu senyawa 4H-Pyran-4-one,2,3dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl dan beberapa golongan lain yaitu senyawa asam organik dan furan.

Kata kunci: buah dengen, metabolit sekunder, GCMS

1. Pendahuluan

Dengen merupakan salah satu buah lokal dari Sulawesi Selatan. Dengen tersebar luas di Kabupaten Luwu. Tanaman Dengen tumbuh liar di hutan dan pekarangan masyarakat. Kekhasan yang dimiliki oleh buah dengen ini terutama adalah pada rasa asam yang menyegarkan dan warna buah yang menarik. Selain penampilannya yang eksotik, buah dengen mengandung vitamin C lebih dari 84% yang baik dikonsumsi oleh tubuh (Nur ilma, 2012).

Buah dari tanaman ini belum dibudidayakan secara resmi karena keberadaannya yang dialam liar dan belum banyak di gunakan, karena rasanya yang masam masyarakat lokal pun hanya sebagian yang menyukai buah dengen tersebut. Pemanfaatannya juga belum optimal karena hanya beberapa masyarakat lokal saja yang mampu menikmati. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan identifikasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak buah dengen sehingga buah dengen tidak hanya digunakan sebagai pemberi citra rasa makanan tetapi juga di gunakan sebagai obat, sumber energi dan sebagainya.

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komponen senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada ekstrak Buah Dengen (Dillenia serrata) menggunakan uji fitokimia dan GC-MS.

Tinjauan Umum Buah Dengen (Dillenia serrata)

Dengen termasuk tumbuhan endemik yang berasal dari Sulawesi Selatan.Ciri khas dari buah tersebut berbentuk mahkota berwarna kuning, setengah mirip telinga bila di belah dengan helaian buahnya.Masyarakat setempat dulunya menggunakan

(2)

Halaman 261 dari 451

buah ini untuk memberikan cita rasa asam untuk masakan mereka. (Nur ilma, 2012).Dengen (Dillenia serrata) adalah buah yang banyak tumbuh di wilayah Luwu. Bentuk ukuran, dan rasa buah dengen hampir sama dengan jeruk. Jika sudah matang kulit buah akan terbuka sendiri layaknya kelopak bunga. Meski sudah masak, dengen terasa sangat masam bila dimakan secara langsung.

Tanaman ini termasuk tumbuhan yang bisa hidup bertahun-tahun. Habitat pohon buah dengen ini adalah hutan. Buah dengen adalah nama untuk daerah selawesi selatan sedangkan nama ilmiah dari buah dengen yaitu buah simpur. Buah dengen ini mengandung asam sitrat yang sangat tinggi, sehingga rasanya masam sekali. Secara kimia, apabila buah ini dihancurkan dan dicampur dengan air, maka asam tersebut akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa asamnya bermuatan negatif (Hasrianti, 2012).

Metabolit Sekunder

Metabolit sekunder adalah senyawa organik yang dihasilkan tumbuhan yang tidak memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, pertumbuhan atau respirasi,

transport solute, translokasi, sintesis protein, asimilasi nutrient, diferensiasi, pembentukan karbohidrat, protein, dan lipid. Metabolit sekunder umumya hanya dijumpai pada satu spesies atau kelompok spesies, berbeda dari metabolit primer (asam amino, nukleotida, gula, dan lipid) yang dijumpai hampir disemua kingdom tumbuhan (Mastuti, 2016).

Senyawa metabolit sekunder yang umum terdapat pada tanaman adalah : alkaloid, flavanoid, steroid, saponin, terpenoid dan tanin. Harborne (1996). Beberapa senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak alami tanaman yaitu alkaloid, terpenoid, saponin, polifenol,flavo noid dan steroid.

Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Dan hasil dari ekstraksi adalah ekstrak. Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Sampurno, 2000).

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif

(3)

Halaman 262 dari 451

terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan pelarut tertentu dalam mengekstraksinya. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut (Hudaya. A, 2010).

Fitokimia

Fitokimia merupakan ilmu pengetahuan yang menguraikan aspek kimia suatu tanaman. Menurut Moelyono (1996) analisis fitokimia merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang mempelajari metode atau cara analisis kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan atau hewan secara keseluruhan atau bagian-bagiannya, termasuk cara isolasi atau pemisahannya. Menurut Robinson (1991) alasan lain melakukan fitokimia adalah untuk menentukan ciri senyawa aktif penyebab efek racun atau efek yang bermanfaat, yang ditunjukan oleh ekstrak tumbuhan kasar bila diuji dengan sistem biologis. Pemanfaatan prosedur fitokimia telah mempunyai peranan yang mapan dalam semua cabang ilmu tumbuhan. Meskipun cara ini penting dalam semua telaah kimia dan biokimia juga telah dimanfaatkan dalam kajian biologis.

Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS)

Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS) merupakan suatu gabungan dari instrumen GC dan instrumen MS.Kedua alat dihubungkan dengan satu interfase. Informasi yang diperoleh dari kedua teknik ini yang digabung dalam instrumen GC -MS adalah tidak lain hasil dari masing-masing spektra. Untuk spektra GC, informasi terpenting yang didapat adalah waktu retensi untuk tiap-tiap senyawa dalam sampel. Sedangkan untuk spektra MS, bisa diperoleh informasi mengenai massa molekul relatif dari senyawa sampel tersebut(Pavia et al., 2001).

2. Metode Peelitiann Alat dan Bahan

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, baskom, erlenmeyer, neraca analitik, alat destilasi, blender, corong, spatula, batang pengaduk, gelas kimia, pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia, plat tetes dan spektroskopi GC-MS, Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu kulit buah dengen, akuades, etanol 96%, HCl 2 N, serbuk Mg, HCl pekat, FeCl3, pereaksi Mayer dan

(4)

Halaman 263 dari 451

Wagner, pereaksi Liebermann-Burchard, kertas saring, kertas label, aluminium foil, tissue.

Prosedur Kerja

Sampel buah dengen di timbang sebanyak 300 gram, kemudian di cuci, serta di kupas untuk mengambil daging buahnya kemudian di keringkan. Sebanyak 300 gram sampel dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% selama 3×24 jam pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Setiap 24 jam dilakukan pengadukan dan penggantian pelarut. Penyarian hari ke-3, semua filtrat yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dipekatkan dengan proses destilasi, selanjutnya ekstrak kental di timbang. Tahap selanjutnya adalah uji fitokimia dan identifikasi senyawa metabolit sekunder dengan menggunakan GC-MS.

3. Hasil Dan Pembahasan HASIL UJI FITOKIMIA

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil ekstraksi Buah Dengen (Dillenia serrata) dengan berat serbuk sampel sebanyak 300 gram yang kemudian dimaserasi selama 3×24 jam dengan pelarut etanol 96%. Hasil uji fitokimia dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel. Hasil uji fitokimia

No. Uji fitokimia Pereaksi Perubahan warna Hasil uji

1. Alkaloid

Uji mayer Uji wagner

Terbentuk endapan putih. Terbentuk endapan jingga sampai merah coklat.

+ +

2. Flavonoid Mg + HCl pekat Kuning ++

3. Saponin Aquades panas +

HCl pekat

Terbentuk busa +

4. Polifenol FeCl3 Biru kehitaman ++

5. Terpenoid

Liebermann-Burchard

Terbentuk cincin kecoklatan.

++ Sumber: Hasil penelitian di Laboratorium Bahan Alam (2017).

Ket: (-) = Negatif (+) = Positif lemah

(++) = Positif kuat

Hasil analisis GC-MS ekstrak etanol dari Buah Dengen

Hasil dari analisis terhadap puncak-puncak spektrum dari sampel ekstrak Buah Dengen menghasilkan 60 peak. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar Analisis GC-MS komponen ekstrak Buah Dengen.

(5)

Halaman 264 dari 451

Waktu retensi (RT) dan % area senyawa metabolit sekunder hasil analisis dari GC-MS dari ekstrak Buah Dengen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. hasil GCMS berdasarkan luas area (%) No Peak % Kemiripa n Waktu retensi % Area

Struktur Nama senyawa Potensi

1/38 90 10.642 18,2 5 Butannoic acid, prolyl ester Sebagai antioksidan, dan antibiotic (potter,1980) 2/36 94 9.739 9,53 2-Furancarboxalde hyde, 5-(hydroxymethyl) - Antioksidan dan ati microba (win,2005) 3/3 95 3.500 3,16 2,5-furandione (furan) Antioksidan. (win,2005) furan Asam.karboksilat flavanoid Asam.karboksilat furan Asam.karboksilat Asamkarbo ksilat furan

(6)

Halaman 265 dari 451 4/31 93 8.248 2,84 4H-Pyran-4-one,2,3 dihydro- 3,5-dihydroxy-6-methy (flavanoid) Anti microba dan anti Inflamasi

(Ehsan, O., at,al)

5/1 98 3.078 2,81 2-furancarboxalde hyde (furan) Pelarut dan pembuatan bahan baku kimia dan bahan baku sintesis polimer (win,2005) Berdasarkan Tabel di atas puncak 31 dengan membutuhkan waktu retensi 8.248 menit dengan kemiripan 93 yaitu senyawa 4H-pyran-4-one-2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl termasuk kedalam golongan senyawa Flavanoid. Flavanoid merupakan salah satu komponen kimia yang sering dilaporkan memiliki aktivitas farmakologi terhadap pengobatan atau pencegahan penyakit. Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat hal ini sesuai dengan penelitian Florentina, et al., 2006. Analisis kuantitatif flavonoid total ekstrak kulit kayu Dengen mengandung senyawa flafonoid yang berperan sebagai pengobatan muntah darah. Pada analisis ekstrak buah dengen terdapat juga senyawa flavanoid yaitu berupa 4H-pyran-4-one-2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl yang berperan sebagai antioksidan dan antimikroba hal ini juga sesuai dengan penelitian Ehsan dkk. (2011) yang menyatakan senyawa berupa 4H-pyran-4-one-2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl dari golongan flavonoid mengandung beberapa zat antimikroba. Oleh karena itu melihat berbagai manfaat dari kandungan senyawa yang teridentifikasi dalam ekstrak buah dengen seperti senyawa flavonoid yang memiliki kualitas tinggi, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai obat herbal alami.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang identifikasi senyawa metabolit sekunder dari ekstrak etanol Buah Dengen (Dillenia serrata) dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol Buah Dengen mengandung senyawa alkaloid,

(7)

Halaman 266 dari 451

flavonoid, saponin, polifenol dan triterpenoid serta mengandung senyawa metabolit sekunder berupa 4H-Pyran-4-one,2,3 dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl

Daftar Pustaka

[1] H. Alrasyid. Pedoman Pengelolaan Hutan nipah (Nypa Fructicans) Secara Lestari. Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam. Badang Litbang Kehutanan. Depatemen Kehutanan. Bogor, 2001.

[2] Ehsan, O., Norhani, A., Syahida, A., Wan, Z.S., Abdul, R.O. Dan Yin, W.H. (2011). Bioactive Compounds And Biological Activities Of Jatropha Curcas L. Kernel Meal Extract. International Journal Of Molecular Science 12 :5955-5970.

[3] Florentina, Mulyati.Tahan Dan Himma. Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan Obat.Pusat Penelitian Biologi. Bogor. Hal333-339. 2006.

[4] Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Penerbit Itb. Bandung

[5] Hasrianti. 2012. . Studi Pembuatan Permen Buah Dengen. Program Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan, Jutusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddi Makasar.

[6] Hudaya. A. 2010. Uji Antioksidan Dan Antibakteri Ekstrak Air Bunga Kecombrang (Etlingera Elatior) Sebagai Pangan Fungsional Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

[7] Mastuti, R. 2016. Metabolit Sekunder Dan Pertahanan Tumbuhan. Jurusan Biologi, Fmipa Universitas Brawijaya. Malang

[8] Nur Ilma, 2012.Studi Pembuatan Dodol Buah Dengen (Dillenia Serrata Thunb).Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin Makasar

[9] Pavia, D.L., G.M. Lampman, And G.S. Kris. 2001. Introduction To Spectroscopy: A Guide For Students Of Organic Chemistry (Third Edition).Thomson Learning.Washington.

[10] Potter. 1980. Identifikasi Dan Isolasi Senyawa Kimia Dari Mangrove (Hutan Bakau). Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Kawasan Pantai Dan Perairan Unuversitas Riau. Hal 18.

[11] Sampurno. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan. Jakarta

[12] Win, David Tin. 2005. Furfural-Gold From Garbage. Faculty Of Science And Technology, Assumption University Bangkok, Thailand.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil skrining fitokimia, senyawa- senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada biji buah alpukat A segar dan kering, serta biji buah alpukat B segar

untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak aseton dari buah terong belanda (Cyphomandra betacea) yang berasal.. dari

Berdasarkan hasil skrining fitokimia, senyawa- senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada biji buah alpukat A segar dan kering, serta biji buah alpukat B segar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diisolasi dari daun Coleus scutellarioides, Linn, Benth dapat disimpulkan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam

Informasi yang didapatkan untuk melengkapi yang sudah ada mengenai kandungan kimia Dillenia alata perlu dilakukan metode isolasi serta karakterisasi senyawa metabolit sekunder

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ekstrak etil asetat daun kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt) Merr.) diperoleh senyawa metabolit sekunder berupa

Identifikasi senyawa metabolit sekunder adalah proses mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam daun tebu, meliputi uji golongan senyawa metabolit secara