Ulasan
Ulasan
Atas
RUU
Tentang
USAHA PERORANGAN DAN
BADAN USAHA NON BADAN HUKUM
Oleh
Orang dalam menjalankan usaha mungkin
:
*secara seorang diri;
*atau bersekutu : - membentuk badan hukum (PT)
- non-badan hukum:
- Persekutuan Perdata;
- Firma;
- Persekutuan Komanditer
3
USAHA PERSEORANGAN:
memang sukar mendifinisikannya.
USUL: adalah bentuk usaha yang diusahakan dan dikelola sendiri secara orang perorangan.
•
• Saya temukan ada kalimat yang berbunyi: • diurus, dijalankan, atau dikelola sendiri • atau anggota keluarganya.
• Hemat saya kalau diurus oleh anggota “keluarganya” itu • karena diberi “diberi kuasa”.
• Tidak berarti setiap anggota keluarga demi hukum boleh mengurus •
ASAS PENDAFTARAN
DALAM UU INI BERLAKU ASAS “PENDAFTARAN”.sebaiknya diberikan penjelasan apa maksud dan tujuan dari pendaftaran itu.
Jangan salah tafsir tidak ada hubungannya dengan “pendaftaran”
dalam pengertian UU No.3/1982 tentang Pendaftaran Perusahaan
Ini hukum publik, sebagai sarana utk.Pemerintah memperoleh data dlm pengendalian kehidupan ekonomi negara
Lho dalam pasal 77 RUU kok dikaitkan dgn Pendaftaran Perusahaan (UU No.3/1982)
5
Pendaftaran di sini dalam pengertian HUKUM PERSEROAN
sebagai sarana publikasi Sehingga ada pengertian :
* selain “Daftar Perusahaan” (dlm pengertian Pendaftaran Perusahaan)
ada
“Daftar Perseroan” dlm pengertian hukum perseroan Jadi ada : “DAFTAR PERSEROAN”
- Di Kementerian : utk.PT
Sebaiknya dijelaskan dlm Penjelasan, apa maksud dan tujuan dari pendaftaran ini
Maksudnya sebagai “publikasi” kepada pihak ketiga,
bertalian dengan ajaran “ultra vires” yang dianut di Indonesia,
dan agar khalayak dapat mengetahui kemampuan tanggungjawabnya
antara lain dgn mengetahui berapa besar modal yang dimiliki waktu pendirian dan susunan manajemennya
Ultra vires ini bertalian adanya ketentuan dalam peraturan intern korporasi (baca: AD/Perjanjian Persekutuan) mengenai prosedur
pengelolaan yang berlaku, khususnya mengenai pembatasan-pembatasan yang diperlakukan
Yang jika dilanggar oleh pengurus, maka korporasi menjadi tdk bertanggungjawab dan menjadi ttgjwb pribadi pengurus.
Misalnya dalam akta Perjanjian Persekutuan, ditentukan:
- Untuk meminjam, mengalihkan, atau menjaminkan harta kekayaan persekutuan, wajib memperoleh persetujuan sekalian sekutu
Manakala ketentuan ini dilanggar, maka persekutuan (maksudnya sekutu-sekutu non pelaku) tidaklah bertanggungjawab.
Berarti pihak ketiga semata-mata hanya dapat menuntut pribadi sekutu pelaku
TETAPI PENDAFTARAN ITU TIDAK MUTLAK
TDK DILAKUKANNYA PENDAFTARAN TIDAK MENJADIKAN PENDIRIAN PERSEKUTUAN TIDAK SAH.
Vide pasal 77 dan 78 RUU.
Pendaftaran itu disediakan, memang untuk yang ingin mengada-kan pembatasan, agar pembatasan itu diketahui oleh pihak
khalayak.
Karena itu kalau tidak didaftar, maka pembatasan itu tidak berlaku Maka dianggap:
- Menjalankan untuk segala jenis usaha;
- Didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan;
- Semua sekutu berwenang mewakili persekutuan.
Ttp khusus pada CV, krn. dalam CV ada pembatasan tentang tang-gungjwb sekutu diam maka pendaftaran itu menjadi mutlak
Yg jika tidak didaftarkan, maka hrs diperlakukan sbg.Firma (mungkin hal ini perlu dipertegas dalam RUU).
9
Dlm UU ini terhadap “Usaha Perorangan”
dikenakan kewajiban “pendaftaran”
Apa memang diperlukan pendaftaran untuk “Usaha Perseorangan” ????
Ia tidak mempunyai regulasi Anggaran Dasar
Pada waktu didirikan juga masih belum jelas modalnya manajemen sdh jelas si-owner tunggal
Bagaimana dengan
“Ijin Usaha” ????
Itu bukan urusan hukum perseroan
Perhatikan pasal 70 : Pemilik Usaha Perorangan wajib mendaftarkan Usaha Perserorangan dalam daftar yang disediakan sesuai
menurut “ketentuan perundang-undangan yang berlaku”
UU yang mana ?????
Asas kewajiban PEMBUKUAN (pencatatan)
Nampaknya terpengaruh oleh pasal 6 KUHD.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa pasal 6 KUHD itu tidak ada hubungannya dengan
perpajakkan
kalau perpajakkan sudah diatur secara lengkap
dalam hukum pajak
Maksud dari pasal 6 KUHD itu adalah agar pihak ketiga dapat mengetahui kemampuan tanggungjawab pengusaha dalam hubungannya dengan kepailitan
Yang istimewa dlm hukum pembuktian, sekalipun dibuat sendiri ttp mempunyai kemampuan daya bukti terhadap mpihak ketiga
11
Saran saya:
Saran saya:
Tentang
Tentang ketentuan
ketentuan keharusan
keharusan memelihara
memelihara catatan
catatan
Bagi Usaha Perserorangan
sebagaimana pasal 7 RUU
sebaiknya ditiadakan.
sehingga tidak perlu lagi repot-repot untuk mencari perkecualiannya:
apakah : - UKM
- Pedagang Keliling
- Yg.tdk.memerlukan perizinan (izin apa ??? Izin IMB ?) - dll
Apakah utk.Usaha Besar
tidak boleh Usaha Perseorangan ???
Menurut hemat saya Usaha Perorangan
Terutama
Terutama//antara
antara lain
lain
disediakan utk.Usaha
Kecil/UMKM,
tetapi tidak semata-mata
Jadi bisa saja utk.Usaha Besar
memperguna-kan Usaha Perorangan, sepanjang diperbolehmemperguna-kan oleh Ijin Usaha
Dlm hubungan dengan ini, perhatikan rumusan
13
Tentang : Kecakapan dan kalau meninggal dunia
Tentang : Kecakapan dan kalau meninggal dunia
Tentang Kecakapan : tdk perlu kita atur rinci dalam RUU
melainkan cukup jika dinyatakan menurut hukum yang mengatur mengenai kecakapankecakapan untuk
untuk bertindakbertindak
Demikian pula manakala meninggal, cukup dinyatakan : “ maka berlaku hukum waris yang berlaku”.
Masalah
Masalah
Persekutuan Perdata
Persekutuan Perdata
Pada masa yang silam: disediakan, baik untuk kegiatankegiatan Usaha
Usaha maupun ProfesiProfesi !!!! Karena itu diatur dlm BW Tidak dalam KUHD
Bagaimana
Bagaimana sekarang
sekarang ?????
Pasal
Pasal 1.2 RUU: 1.2 RUU: Persekutuan Perdata adalah badan usaha bukan badan hukum yang setiap sekutunya bertindak atas nama sendiri serta bertanggungjawab sendiri terhadap pihak ketiga.
Repotnya diatur dalam UU Badan Usaha Non Badan Hukum
Saran
Saran : Dlm Penjelasan, dijelaskan bahwa Persekutuan Perdata dapat pula dipergunakan untuk kegiatan non profit yaitu untuk persekutuan yang bersifat profesional
15
Asas Pembedaan antara :
-
HUBUNGAN “INTERN” - HUBUNGAN “EKSTERN”HUBUNGAN INTERN : hubungan di antara sekutu yang satu terhadap sekutu yang lain secara intern di antara mereka;
HUBUNGAN EKSTERN : hubungan di antara para sekutu bersama-sama secara kolektif terhadap pihak ketiga.
Saran :
Saran :
PerluPerlu asasasas iniini dijelaskandijelaskan dalamdalam MemoriMemori PenjelasanPenjelasan..-- DhiDhi perluperlu dijelaskandijelaskan bahwabahwa “Persekutuan “Persekutuan PerdataPerdata” ” disediakandisediakan khususkhusus untukuntuk persekutuan
persekutuan yang yang hanyahanya bersifatbersifat intern intern dandan demikiandemikian tdktdk berpengaruhberpengaruh terhadap
terhadap pihakpihak ketigaketiga eksternekstern,, dgn perkecualian Persekutuan dpt.menuntut pihak ketiga kl perjanjian dibuat atas nama persekutuan (ps.33 RUU)
Pada
Pada BagianBagian KeduaKedua ((sebelumsebelum pasalpasal 15)15) perlu diberi judul “Hak dan Kewajiban Sekutu secara intern”
Perlu dlm Penjelasan dijelaskan bahwa dlm pengurusan berlaku asas semua pengurus berhak mengurus
Dgn perkecualian :
- Pd CV tidak boleh sekutu diam,
- Boleh ditentukan pembatasan-pembatasan tertentu yang dicantumkan dalam Akte Perjanjian Persekutuan
Saran :
Saran :
pasal 27 RUU didahulukan menjadi pasal 22 (karena ini pasal asas)pasal 22 menjadi pasal 23
Perhatikan rumusan pasal 22(7): tentang kewenangan itu bukannya dirinci dalam “akte notaris”, tetapi sehrsnya dlm “Akte Perjanjian Persekutuan”.
17
Pembatasannnya
Pembatasannnya kemungkinan dalam dua hal
kemungkinan dalam dua hal
Mungkin:
- ORANGNYA: tidak semua sekutu boleh mengurus, melainkan sekutu tertentu saya
- KEWENANGANNYA:
misalnya untuk perbuatan kepemilikan dipersyaratkan dgn. semua sekutu (pd.CV termasuk sekutu komanditer)
•
Dalam rumusan difinisi pasal 1 :
•
ditambahkan rumusan pengertian
•
“
SEKUTU PENGURUS”.
•
•
yaitu sekutu yang diberi wewenang
19
Perbaiki redaksional pasal 31(3) RUU yang sangat tidak
jelas.
•
Pasal 31(3) ini berasal dari pasal 1634 BW
•
•
Maksudnya
Maksudnya: :
– Jika perikatan dibuat atas nama persekutuan,
maka pihak ketiga hanya dapat menagih kepada sekutu pelaku tidak sebatas bagian sisekutu pelaku, melainkan dapat
menagih kepada sisekutu pelaku atas seluruh apa yang terutang (juga bagian dari sekutu-sekutu lainnya)
Vide pasal 40(baru) RUU,
Apakah “Firma” bisa menjadi pihak dalam perjanjian ?
PADA HAL DLM RUU FIRMA ITU “NON BADAN HUKUM” !!!SELAMA INI TELAH TERJADI SALAH KAPRAH
DLM KOMPARISI AKTE NOTARIS; ANTARA KOMPARISI CV DAN PT SAMA
Apakah tidak seharusnya dlm akte notaris berbunyi:
Tuan Jemblem, menurut keterangannya dalam hal ini bertindak untuk dirinya sendiri dan untuk serta atas nama Tuan X dan Tuan Y,
yang secara bersama-sama berusaha dalam Persekutuan Komanditer LANGIT BIRU yang Akte Perjanjian Persekutuannya
dibuat di hadapan Sri Mawar, notaris di Semarang, dengan akte nomor: ______tanggal ______________
21
Asas dalam pembagian “untung-rugi”
Sebaiknya dalam Penjelesan dijelaskan bahwa dalam
pembagian untung-rugi, dianut asas bahwa
pembagian untung rugi itu didasarkan atas
keseimbangan menurut pemasukkan,
dgn tidak menutup kemungkinan untuk
diperjanjikan lain, yang dicantumkan
dalam Akta Perjanjian Persekutuan.
Dhi perlu dalam pasal 36(1) RUU ditambahkan: “kecuali diperjanjikan lain dalam akte Perjanjian Persekutuan”
PASAL 20 RUU TIDAK JELAS !!! PASAL 20 RUU TIDAK JELAS !!!
“Bagian masing-masing sekutu dalam laba dan kerugian persekutuan ditetapkan dalam akta perjanjian persekutuan berdasarkan
kesepakatan para sekutu “---OKE
Tetapi kemudian ada anak kalimat:
dengan memperhatikan pemasukkan masing-masingmasing sekutu --- apa maksudnya ????
Tafsir saya:
sebanding dengan masing-masing
pemasukkannya
(hubungkan dgn pasal 1633 BW)1633(2) BW : Jika tidak diperjanjikan maka yang memasukkan tenaga kerja dinilai sebagai memasukkan yang terkecil (ini tdk.ada RUU)”
Masalah
Pemasukkan
Pemasukkan ((inbreng
inbreng))
Menurut asasnya, semua sekutu wajib memasukkan sesuatu, tiada sekutu yang tidak memasukkan sesuatu.
Wujudnya : dapat dlm bentuk “barang” (yang dapat “kepemilikkannya” atau hanya pemakaiannya);
Dapat pula : uang/relasi/goodwill/know-how/hak imateriil berupa HAKI bahkan dapat hanya berupa tenaga kerja/keahlian
Menurut Subekti: dalam maatschap & firma dengan sendirinya setiap sekutu memasukkan tenaga kerjanya.
Mohr : Bisa terjadi sekutu tanpa memasukkan tenaga kerjanya, yaitu dalam CV.
Rudhi: Bisa terjadi sekutu diperkecualikan sebagai pengurus
Menurut Subekti :
DALAM HAL YANG DIMASUKKAN ITU “TENAGA KERJA”,
konsekuensinya semua tenaga kerja/keahliannya itu yang yang dimasukkan, karena itu semua hasil yang diperoleh dari dari keahliannya itu, termasuk yang diperolehnya diluar perse-kutuan, menjadi sebagai hasil persekutuan.
PERHATIKAN PASAL 62 RUU PERHATIKAN PASAL 62 RUU
Menurut pasal 62 RUU sekutu komanditer tidak bertanggungjawab melebihi bagian pemasukkannya
Tafsir saya : berarti sesuai dgn nilai dari apa yang
semula ia masukkanpada hal sementara itu nilai yang dimasukkan kemungkinan sudah naik. (yg.tadinya dimasukkan ayam ternyata telah berkembang + anak
ayam)
Dlm pada itu kemungkinan terjadi pula “retained earnings”
Saran : tidak melebihi bagiannya dalam perseroan
(sejalan dengan pikiran A.L.Mohr)
ASAS MEMPERGUNAKAN NAMA BERSAMA
ASAS MEMPERGUNAKAN NAMA BERSAMA
Tentang asas inipun, mungkin perlu dijelaskan dalam Memori Penjelasan.
Apakah masih perlu memakai nama bersama yang diambilkan dari “nama orang” ???? Di Belanda diperbolehkan
Blue Sky Name
Apakah Usaha Perorangan atau Persekutuan Perdata dan Firma boleh memakai “blue sky name” ????
Dan bagaimana pada Usaha Perseorangan ????
27 PERIKATAN DI ANTARA SEKUTU DIKUASAI OLEH
PERIKATAN DI ANTARA SEKUTU DIKUASAI OLEH
Hukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
Karena itu dalam setiap pengambilan keputusan dilakukan dengan kata sepakat
Karena itu tidak dikenal adanya “Rapat Sekutu”
Berbeda dengan pada PT, yang dikuasai oleh “Paham Institusional” yang dilakukan melalui organ RUPS yang dilakukan melalui “voting”
TERMASUK DLM MENERIMA SEKUTU BARU,
KECUALI : UNTUK KELUAR SEBAGAI SEKUTU, krn.ini merupakan hak asasi manusia
Merupakan ASOSIASI ORANG
ASOSIASI ORANG
BERBEDA DENGAN PT : yang merupakan ASOSIASI MODAL
KARENA ITU DENGAN KELUARNYA ATAU MENINGGALNYA SALAH SEORANG SEKUTU BERAKIBAT PERSEKUTUAN MENJADI BUBAR (Pasal 34 RUU)
DAPAT PERSEKUTUAN DITERUSKAN DI ANTARA SEKUTU YANG MASIH INGIN MEMPERTAHANKAN TETAPI INI SUDAH MERUPA-KAN PERSEKUTUAN BARU, KRN ITU AKTE PERJANJIAN PERSE-KUTUAN HARUS DIPERBAHARUI,
TDK DIPERLUKAN LAGI PERJANJIAN BARU JIKA SUDAH DIPER-JANJIKAN DALAM AKTE PERJANJIAN PERSEKUTUAN( NAMUN
TETAP HARUS DIREVISI) Vide pasal 35 RUU
29 DALAM RUU TIDAK DIATUR BAGAIMANA DENGAN NAMA
PERSEKUTUAN DLM HAL PERSEKUTUAN DILANJUTKAN
MENURUT HEMAT SAYA NAMA TERSEBUT BARULAH DAPAT TETAP DIPAKAI OLEH YANG MELANJUTKAN MANAKALA DISETUJUI OLEH :
- yang keluar
- atau ahliwaris yang meninggal
ATAU SUDAH DIATUR LEBIH DAHULU DLM AKTE PERJANJIAN PERSEKUTUAN (voorzettingbeding)
ADALAH HAK DARI SEKUTU (ATAU AHLIWARISNYA) MEMPEROLEH BAGIANNYA DLM HAL KELUAR ATAU MENINGGAL (VIDE PASAL 35 AYAT 3)
Mungkin perlu dijelaskan bahwa HAL INI BERBEDA DGN PADA
PT.
PADA PT APA YANG SUDAH DIMASUKKAN TIDAK BISA LAGI DITARIK (ASOSIASI MODAL)
KARENA ITU HARUS DICARIKAN PENGGANTINYA
Menurut pasal 4(baru) RUU dilarang memakai nama yang sama atau mirip dengan nama badan usaha yang sudah terdaftar lebih dahulu
Persoalannya, bagaimana bisa diketahui secara nasional sementara pendaftarannya per-Kanwil