• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Lingkungan Pada Kelas IV SDN Baruga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Lingkungan Pada Kelas IV SDN Baruga"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

172

Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Melalui Penggunaan Lingkungan

Pada Kelas IV SDN Baruga

Nasriani

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada kelas IV SDN Baruga melalui Penerapan Metode Praktikum Penggunaan Lingkungan. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang. 11 orang siswa perempuan dan 19 orang siswa laki-laki. Rancangan penelitian tindakan kelas ini mengikuti model kemmis dan Mc Taggar yang dilakukan dengan dua siklus dan setiap siklus melalui 4 tahap yaitu: 1). Perencanaan, 2). Pelaksanaan, 3). Observasi, dan 4). Refleksi. Jenis data diperoleh dari observasi data aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang diperoleh dari aktivitas siswa dan guru, serta data kuantitatif yang didapat dari hasil belajar siswa. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif berupa observasi yang diperoleh selama penelitian dan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah dalam penelitian. Hasil Siklus 1 diperoleh hasil belajar ketuntasan yaitu 52,94%, aktivitas siswa berada pada kategori cukup yaitu 68,8%, sedang aktivitas guru berada pada kategori baik yaitu 71,4%. Hasil belajar siswa Siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 90%, aktivitas siswa berada pada kategori baik yaitu 87,5%, sedang aktivitas guru berada pada kategori baik yaitu 85,7%, berdasarkan indikator kinerja keberhasilan penelitian ini maka dapat disimpulkan dengan metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan lingkungan pada kelas IV di SDN Baruga.

Kata Kunci: Lingkungan, Hasil Belajar, Baruga

I. PENDAHULUAN

Metode pembelajaran menempati posisi yang penting dari keseluruhan proses pembelajaran, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik. Artinya, pendekatan yang ditemukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya pendekatan yang benar-benar

(2)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

173 menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tercapainya indikator.

Metode pembelajaran dipilih secara tepat untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan pemilihan metode pembelajaran terkait dengan penelitian ini, penulis tertarik dengan pokok bahasan seimbang ekosistem khususnya didarat yang memanfaatkan linkungan sebagai sumber belajar yang dirumuskan.

Praktikum lapangan pada pokok bahasan keseimbangan ekosistem darat sebagai sumber belajar, akan memberikan pengetahuan nyata bagi siswa. Menurut Piaget dalam mintrawati (2009), anak usia sekolah dasar pada umumnya yaitu pada tariff anak belajar mengenal sesuatu melalui benda yang nyata terlihat di lingkungan sekitar.

Praktikum lapangan di SD Negeri Baruga nantinya di harapkan mampu membantu siswa untuk memiliki pegetahuan tentang IPA. Hal inilah yang perlu dikembangkan sejak dini melalui bangku sekolah, karena praktikum lapangan secara tidak langsung mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang sadar dan paham sains teknologi. Tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi masyarakat adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang mampu menerapkan pengetahuan ilmiah dan mengamalkan nilai-nilai sains untuk mewujudkan tuntutan kehidupan masyarakat yang dapat memecahkan masalah di lingkungan sekitar.

Pemanfaatan metode praktikum pada pokok bahasan keseimbangan ekosistem darat sebagai sumber belajar dapat mempermudah siswa menyerap bahan pelajaran. Salah satu tantangan mendasar dalam pengajaran ilmu pengetahuan alam saat ini adalah bagaimana mencari metode pembelajaran yang menarik dan memungkinkan meningkatkan proses pembelajaran. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi memungkinkan siswa tidak hanya balajar di dalam kelas tapi juga di luar kelas. Dengan belajar di luar kelas siswa akan lebih leluasa menemukan ide-ide yang diperoleh dari informasi berbagai sumber, melatih siswa untuk memecahkan suatu

(3)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

174 masalah yang ada dimasyarakat. Maka dengan demikian siswa secara kritis, kreatif serta dapat melakukan aktivitas dalam belajar. Pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Nilai rata-rata kelas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 adalah 6,0, sedangkan yang ditetapkan oleh sekolah untuk daya serap klasikal 65%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada tahun ajaran 2012/2013 masih tergolong rendah. Telah berbagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Baruga tersebut diantaranya memberikan tugas-tugas dan remedial pada siswa yang mengalami kesulitan belajar, tetapi usaha-usaha itu belum mampu menyelesaikan masalah rendahnya hasil belajar.

Hasil belajar siswa kelas IV SDN Baruga pada mata pelajaran IPA relative rendah. Faktor ini dipengaruhi oleh kurangnya respon siswa dalam menerima pelajaran. Sebelumnya pembelajaran IPA di SDN Baruga pada tahun 2012 menggunakan teknik diskusi dan ceramah, akan tetapi hal itu kurang diminati siswa akibatnya hasil yang dicapai dalam pembelajaran tidak maksimal. Untuk itu pemanfaatan praktikum lapangan dalam pembelajaran diharapkan menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah tersebut.

II. METODE PENELITIAN Setting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Naruga dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV, dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, siswa laki-laki berjumlah 19 orang dan siswa perempuan berjumlah 11 orang.

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Model penelitian ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Kasbollah, S. 1998) yang terdiri atas 4 komponen yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi.

(4)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

175

Jenis data dan teknik pengumpulan data Jenis data

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari siswa dan guru berupa data hasil observasi serta kegiatan peneliti dalam kegiatan pembelajaran. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi hasil evaluasi yang diberikan pada setiap tindakan berupa tes hasil belajar.

Teknik pengumpulan data

1. Data tentang aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi.

2. Data tentang hasil belajar diambil dengan memberikan lembaran tes dalam bentuk LKS diakhir pembelajaran.

3. Tes dilaksanakan setiap akhir setiap siklus hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan.

Tahap penelitian Siklus I

Kegiatan penelitian ini terdiri dalam dua tahap, yaitu tahap pratindakan dan tahap pelaksanaan tindakan.

Tahap pratindakan pada kegiatan pratindakan memberikan tes awal (pretest). Tes awal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa dan memudahkan dalam pembagian kelompok pada siswa. Kegiatan yang telah dilakukan dalam PTK ini sebagai berikut

Menetapkan materi ajar, menetapkan pembelajaran melalui pendekatan sains teknologi masyarakat pada setiap pertemuan, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar observasi dan menyusun tes akhir tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahap. Yaitu sebagai berikut:

(5)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

176 Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah:

1. Menyusun RPP dengan pendekatan pembelajaran yang direncanakan dalam PTK. 2. Menyusun lembar kerja siswa (LKS) sesuai dengan indikator pembelajaran yang

ingin dicapai.

3. Membuat soal tes yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa.

4. Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun etnis.

5. Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknis pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang akan dilaksanakan,

b. Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar IPA pokok bahasan keseimbangan ekosistem darat dengan metode praktikum lapangan adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah (sesuai dengan scenario pembelajaran).

c. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

d. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai, hasil evaluasi dan refleksi ini memberi arah bagi peneliti untuk membuat rancangan baru yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Teknik pengolahan data

Data tentang penguasaan materi dianalisis dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hasil belajar dianalisis dengan menggunakan skor ketuntasan penguasaan materi keseimbangan ekosistem darat yaitu

(6)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

177 1. Daya serap individu (DI)

DI =skor perolehanskor maksimal X 100% 2. Tuntas Klasikal (TK)

TK =jumlah siswa tuntasjumlah siswa X 100%

Kriteria taraf keberhasilan daya serap individu (minimal 65%) dan ketuntasan klasikal (minimal 75%). Untuk kriteria keberhasilan pembelajaran adalah baik (51% - 75%) yang dapat ditentukan sebagai berikut Depdiknas (2009) dalam Nirmawati (2011).

76% ≤ TI/TK < 100% : sangat baik 51% ≤ TI/TK < 75% : baik

26% ≤ TI/TK < 50% : sedang 0% ≤ TI/TK < 25% : kurang

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah apabila hasil belajar siswa kelas IV SDN Baruga daya serap individu minimal 65% dan ketuntasan klasikal minimal 75%

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari tindakan-tindakan, penelitian observasi dan menggali informasi tentang murid dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dan untuk memperhatikan hasil dan kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan kepala sekolah untuk membicarakan rencana penelitian di SDN Baruga tepatnya di kelas IV peneliti juga menemuai wali kelas IV untuk meminta menjadi observer yang tugasnya

(7)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

178 mengamati kegiatan siswa dan guru memberi tindakan pada proses pelajaran berlangsung, di samping sebagai teman berdiskusi. Kemudian peneliti menemui siswa kelas IV SDN Baruga untuk membicarakan rencana perbaikan pembelajaran sebai tindak lanjut dari hasil pelaksanaan pembelajaran tentang struktur tumbuhan dan fungsinya yang masih tergolong rendah.

Hasil dan pelaksanaan tindakan penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut:

Tindakan Siklus I

a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan pada semester 1, pelaksanaan pembelajaran selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan, satu kali pertemuan untuk tes akhir tindakan.

b. Hasil Observasi

Ada 2 hal yang menjadi fokus observasi yaitu observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.

1. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama pembelajaran melalui metode demonstrasi di kelas deilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru diperoleh jumlah skor dari semua item penilaian adalah 36 dari 52 skor total dan persentasi rata-rat 68,8% dengan kriteria cukup. Masing-masing hasil penilaian pada setiap aspek dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) kegiatan awal perlu ditingkatkan kecuali siswa menjawab salam dan berdoa sesudah mencapai skor 4. (2) kegiatan inti; ada enam item dan perlu ditingkatkan pada item 8 dan item 10. (3) kegiatan akhir juga perlu ditingkatkan terutama pada poin 12.

2. Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru diperoleh jumlah skor untuk pertemuan pertama adalah 20 dari skor maksimal 28 diperoleh presentasi rata-rata 71,4% dengan kriteria rata-rata baik. Hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator yang telah

(8)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

179 ditetapkan, sehingga pada siklus ini penelitian dikatakan berhasil atau penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Baruga. Dari 7 item penilaian observasi, rata-rata guru memperoleh skor 3 (baik) meskipun masih ada indikator yang dinilai masih kurang. Dalam hal ini, guru sebagai fasilitator, motivator dan evaluator serta bertindak sebagi pengamat. Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan: (a) pelaksanaan RPP; (b) menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran sesuai materi yang diajarkan kepada siswa. Guru sebagai fasilitator dan motivator melakukan kegiatan keterampilan proses, yaitu mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung: (a) memotivasi siswa selama pembelajaran dengan melatih siswa berinteraksi dengan guru dan teman-temannya dengan metode demonstrasi; dan (b) membimbing siswa yang masih kesulitan dalam memahami pembelajaran IPA.

c. Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus I

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembejaran tindakan siklus I dengan penggunaan metode demonstrasi pada materi penyebab gerak benda selanjutnya adalah pemberian tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Bentuk tes hasil belajar yang diberikan adalah uraian dengan jmlah soal 5 butir. Bobot skor masing-masing soal adalah 20, dan siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh nilai 100. Secara ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Analisis Tes Tindakan Siklus I

No. Aspek Tindakan Hasil

1. Skor tertinggi 80

2. Skor terendah 50

3. Jumlah siswa tidak tuntas 13

4. Banyak siswa yang tuntas 17

5. Presentase tuntas klasikal 60%

6. Presentase daya serap klasikal 65%

(9)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

180 Berdasaran tabel analisis tes tindakan siklus I, persentase tuntas klasikal yang diperoleh sebesar 60%, belum mencapai persentase ketuntasan klasikal yang diperoleh sebesar 65%. Sedangkan persentase daya serap klasikal (SK) sebesar 65% sudah mencapai target yang sudah ditetapkan, yaitu DSK = 65%.

d. Analisi Dan Refleksi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan tes hasil tindakan siklus I selanjutnya dilakukan evaluasi. Hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan lebih efektif untuk meperoleh hasil belajar yang lebih baik pada siklus berikutnya.

Selain dari beberapa kekurangan pada siklus diatas, dari hasil analisis tes hasil belajar diperoleh persentase ketuntasan klasikal yaitu 60% dan hasil ini belum mencapai ketuntasan klasikal.

Tindakan Siklus II

Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I, hanya saja beberapa hal yang dianggap kurang pada siklus I, di perbaiki pada siklus II dan disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil yang diperoleh pada siklus ini dikumpulkan secara dianalisa

a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahapan tindakan ini yaitu tahap pendahuluan, tahap inti dan tahap akhir. b. Hasil Observasi

Ada dua hal yang menjadi focus observasi yaitu observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas guru/peneliti pada saaat proses pembelajaran berlangsung.

1. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa selama pembelajaran melalui metode demonstrasi dikelas dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa diperoleh persentase rata-rata 87,5% dengan criteria rata-rata baik. Hal ini berarti siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan sudah dapat diminimalisir, dan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN

(10)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

181 Baruga dalam mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi terjadi peningkatan. Meskipun guru yang melakukan demonstrasi, namum siswa juga dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi tersebut dan siswa diberi kesempatan melakukan demonstrasi seperti yang telah dijelaskan guru sebagai bentuk motivasi.

Dalam penerapan metode demonstrasi, seorang guru tidak hanya dituntut untuk memahami dan mengasai jenis teknik dan prosedur tetapi yang perlu juga diperhatikan adalah mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Selain itu, semangat dan antusias yang tinggi harus juga ada pada diri seorang guru dalam menerapkan metode demonstrasi.

2. Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi diperoleh keberhasilan aktivitas guru dalam pengolahan pembelajaran menurut pengamat yaitu rata-rata 85,7% dalam kategori sangat baik. Keberhasilan ini dapat juga ditunjkan oleh setiap indikator penilaian dan persentase nilai rata-rata hasil observasi yang relative meningkat dari siklus I ke siklus II.

c. Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus II

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan penggunaan metode demonstrasi, maka kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes hasil belajar siswa. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Bobot skor masing-masing soal adalah 20, dan siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh nilai 100. Sebaliknya, siswa yang menjawab semua soal dengan salah meperoleh nilai 0. Secara ringkas hasil analisis tes siklus II dapat dilihat pada tabel 2.

(11)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

182

Tabel 2 Analisi Tes Tindakan Siklus II

No. Aspek Tindakan Hasil

1. Skor tertinggi 100

2. Skor terendah 70

3. Jumlah siswa 30

4. Banyak siswa yang tuntas 27

5. Presentase tuntas klasikal 100%

6. Presentase daya serap klasikal 90%

7. Rata-rata hasil belajar 90

Berdasarkan tabel 2, hasil belajar IPA pada siswa SDN Baruga sudah menunjukan hasil yang sangat baik dengan persentase daya serap klasikal 90% dan persentase ketuntasan klasikal 100%. Hasil tersebut seudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan, sehingga penelitian ini dikatakan berhasil.

d. Analisis Dan Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan guru, serta tes hasil belajar siswa pada tindakan siklus II, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui dampak dari tindakan yang diberikan. Adapun hasil evaluasi pelaksanaan siklus II yaitu:

1. Motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori baik, dan siswa labih aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Hal tersebut ditunjukan adanya peningkatan persentase perolehan dari siklus I ke siklus II, yaitu 68,8% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II, sementara kinerja guru pada siklus I yaitu 71,4% meningkat menjadi 85,7% dan berada dalam kategori baik.

2. Pemahaman siswa tentang konsep pembelajaran meningkat, ini terlihat pada peningkatan rata-rata hasil belajar dari 65 (siklus I) menjadi 90 (siklus II).

3. Dari hasil analisis tes hasil belajar diperoleh persentase ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 60% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Sementara daya serap klasikal pada siklus I yaitu 65% meningkat menjadi 90% pada siklus II.

(12)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

183

Pembahasan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan ditambah dengan pemberian tes untuk evaluasi hasil belajar. Pada pelaksanaan tindakan pada siklus I ini juga dilakukan observasi terhadap guru dan siswa. Hasil observasi menunjukkan persentase kegiatan guru yakni 71,4%, serta hasil observasi siswa persentase 68,8%. Dari data tersebut dapat diketahui persentase aktivitas guru dan siswa berada pada kategori cukup.

Analisis hasil belajar pada siklus I diperoleh jumlah siswa yang tuntas 17 orang dari 30 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 60% dan persentase daya serap individu 65%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa daya serap individu dan ketuntasan klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yang ditargetkan. Berarti sebagian siswa belum mampu memahami materi yang diajarkan dengan demikian maka perlu perbaikan pada siklus I sehingga perlu dilaksanakan siklus II dengan tujuan memperbaiki kekurangan pada siklus I.

Pelaksanaan tindakan siklus II sudah masuk dalam kategori baik, ini dapat dilihat dari persentase aktivitas guru meningkat menjadi 85,7% serta persentase aktivitas siswa jga meningakat menjadi 87,5%. Meningkatnya pelaksanaan tindakan pada siklus II ini karena membaiknya penguasaan kelas atau pengolahan pembelajaran oleh guru, sehingga dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Bimbingan guru pada siswa sudah merata, setiap siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dibantu oleh guru. Pengolahan waktu oleh guru sudah baik, sebagian besar siswa mampu menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat waktu.

Hasil belajar pada siklus II juga mengalami peningkatan yakni jumlah siswa yang tuntas menjadi 27 dari 30 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 100% dan persentase daya serap individu menjadi 90% berarti penguasaan siswa terhadap materi meningkat.

Hasil refleksi siklus I terlihat bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena proses pembelajaran berpusat pada guru dan

(13)

Jurnal Kreatif Online, Vol. 7 No. 1 ISSN 2354-614X

184 siswa. Walaupun pada awalnya siswa belum memiliki kesiapan untuk menerima model pembelajaran ini karena masih asing bagi siswa ataupun belum perna diterapkan sebelumnya sehingga hasil belajar belum mencapai yang ingin dicapai. Namun, setelah model ini diterapkan secara berulang yakni pada siklus II sudah mampu membandingkan minat belajar siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan hasil belajarpun menjadi meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua indikator kerja sudah tercapai pada siklus II.

IV. PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

Penerapan lingkungan sebagai sumber pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Baruga. Berdasarkan analisis hasil belajar menunjukkan pada siklus I persentase ketuntasan klasikal adalah 60% dengan jumlah siswa yang tuntas 17 siswa dari 30 siswa sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan klasikal 100% dengan jumlah siswa yang tuntas 27 siswa dari 30 siswa.

Saran

Disarankan agar guru disekolah dapat menerapkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Mitrawati, 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Di SD Karya Thayyibah Baiya. Skripsi: Palu: Universitas Tadulako.

Gambar

Tabel 1 Analisis Tes Tindakan Siklus I
Tabel 2 Analisi Tes Tindakan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan tanaman perlakuan kolkisin berbeda nyata dengan kontrol pada karakter warna biji, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar

Pembagian ruang/tempat untuk laki-laki dan perempuan dalam budaya lokal Sulawesi Selatan dapat dilihat pada pembagian ruang rumah tradisional orang Bugis yang

Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan, perlu dilakukan penelitian tentang penentuan pengaturan jenis pahat, sudut ujung pahat, kecepatan makan dan kecepatan potong pada

Bidang: Keilmuan dan Bimbingan Belajar (Total JKEM bidang ini minimal 600 menit) No. Subbidang, Program, dan Kegiatan. Frek &amp;

Nur Yuwo no.. Te knik Pa

Ilmu kimia berperan untuk mencari materi alternatif, misalnya penggunaan sel bahan baku sebagai bahan bakar alternatif, untuk menggantikan minyak bumi

Dari hasil pengolahan data dan diperoleh hasil matriks House of Quality (HOQ) maka bahwa tingkat kepentingan yang dibutuhkan untuk mencapai kepuasan

Metode yang digunakan yaitu buah jambu biji merah diberikan perlakuan hydroccoling untuk tingkat kematangan yang berbeda, yaitu matang berlebihan, matang, dan