• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702012037 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702012037 Full text"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN TIK

(STUDI KASUS SMP N 6 SALATIGA)

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :

Elsa Dwi Jayanti

NIM : 702012037

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen SatyaWacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA DALAM MEMAHAMI PENGGUNAAN TIK

(STUDI KASUS SMP N 6 SALATIGA)

1)Elsa Dwi Jayanti, 2) Dr. Dharmaputra Taludangga Palekahelu, M.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: 1)elsadwij@gmail.com, 2) dpalekahelu2@gmail.com

Abstract

The rapid development of internet and technology system affects many sectors including education. In curriculum 2013 the lesson of internet and technology has been removed due to the government's regulation which integrate all lesson with internet and technology system. This means that students need to master the use of internet and technology all by themselves. The aim of this research is to determine what factors that affect the ability of the children in ICT competence development independently because formal school subjects do not get ICT.The research use descriptive method and collect data from interview and questionaire which held in SMPN 6 Salatiga using random sampling. An analysis from the data showed that there are internal and external factor which affect the use of internet and tehnology like the ownership of the device, the ability of the students, the intensity, and the source of learning.

Keywords: independent learning, internet and technology

Abstrak

Perkembangan TIK yang sangat pesat telah memberikan dampak pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Namun kurikulum 2013 yang mengintegrasikan TIK disemua mata pelajaran membuat pelajaran TIK ditiadakan di sekolah formal, sehingga anak dituntut belajar mandiri memahami penggunaan TIK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemampuan anak dalam pengembangan kompetensi TIK secara mandiri karena di sekolah formal tidak mendapatkan mata pelajaran TIK.Jenis Penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner yang dilakukan di SMP N 6 Salatiga dengan pemilihan simple random sampling. Dari analalisis data dapat diketahui fator-faktornya yang membuat siswa belajar mandiri dalam penggunaan TIK menunjukkan adanya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penggunaan TIK secara mandiri yang berkaitan dengan faktor kepemilikan TIK, tingkat kemampuan, intensitas penggunaan TIKdan sumber belajar dalam memahami TIK.

Kata Kunci : Belajar Mandiri. TIK

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik InformaTIKa dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(8)

1. Pendahuluan

Era globalisasi ditandai dengan perubahan paradigma masyarakat dari lokal menjadi global. Salah satu dampak globalisasi adalah perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam bahasa inggris ICT (Information and Communication Tehnology). Secara umum TIK merupakan bentuk teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi . Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele)komunikasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)[1].

Kemajuan TIK berdampak pada bidang pendidikan, Menurut Sari (dalam jurnal Diah) Pendidikan berbasis TIK merupakan sarana interaksi yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam meningkatkan efektifitas, kualitas, produktivitas, serta akses pendidikan. Pendidikan di hampir setiap negara berlomba-lomba untuk dapat mendayagunakan kompetensi siswa [2].

Perkembangan TIK dianggap penting dalam pendidikan sehingga TIK menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri disekolah formal yang telah diintegrasikan ke dalam kurikulum KTSP 2006. Namun Kebijakan kurikulum 2013 yang meminimalkan mata pelajaraan yang berdampak pada tidak adanya mata pelajaran TIK di sekolah formal. TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran lain, [3]. Menurut Wijaya Kusumah (dalam artikel online Kenapa pelajaran TIK dihapuskan dalam Kurikulum 2013), ada tambahan beban belajar bagi siswa dan hal tersebut berakibat harus ada mata pelajaran yang dihilangkan. TIK adalah mata pelajaran paling muda dalam struktur kurikulum 2006 (KTSP)[4].

Asumsi pemerintah dalam kebijakan kurikulum 2013 yang menganggap semua anak sudah mahir dalam menggunakan TIK berdampak pada penghapus pada mata pelajaran TIK mendorong siswa untuk dapat menggunakan TIK secara mandiri, siswa dituntut harus aktif, dan memiliki inisiatif dalam belajar mandiri. Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran menurut Umar dan La Sulo [5].

Kurikulum 2013 sudah diterapkan dan dijalankan dibeberapa sekolah ditiap tingkatan yang ada di Salatiga. TIK diintegrasikan sebagai sarana pembelajaran bukan berdiri sendiri maka dari itu siswa didorong untuk belajar mandiri. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemampuan anak dalam pengembangan kompetensi TIK secara mandiri karena di sekolah formal tidak mendapatkan mata pelajaran TIK, namun mereka tetap dapat memahami atau mengembangkan penggunaan TIK yang saat ini semakin maju teknologinya, dilihat mengenai kepemilikan TIK,

penggunaan TIK, tingkat kemampuan ICT dan sumber belajar dalam

(9)

2. Tinjuan Pustaka

Penelitian ini berkaitan dengan kemampuan anak dalam

mengembangkan kompetensi TIK secara mandiri di sekolah menengah

pertama, ada beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan yaitu penelitian Mimin Nur Aisyah pada tahun 2013 dan Isniatun Munawaroh pada tahun 2012. Peneltian terdahulu yang dilakukan oleh Mimin Nur Aisyah (2013) dengan judul “Tingkat Penguasaan dan Penggunaan ICT (Information And Communication Technology) Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta”, penggunaan ICT yang cukup tinggi dilihat dari kepemilikan alat-alat berbasis IT, pengenalan komputer dan internet yang cukup lama sehingga mahasiswa menggunakan setiap hari mencari informasi mengenai tugas perkuliahan. Pengguasaan terhadap program aplikasi komputer seperti Microsoft Word, Excel, dan Power Point cukup baik, namun pada program lain khususnya software akuntansi dan statistik penguasaannya masih kurang [6]. Penelitian oleh Mimin Nur Aisyah untuk mahasiswa UNY hanya tentang penguasaan dan penggunaan TIK seperti peralatan TIK, ketrampilan tekonologi atau software, namun hal yang akan diteliti pada penelitian ini untuk tingkat sekolah menengah pertama dan akan lebih kompleks pada peralatan TIK dan berkembang karena akan dilihat juga tingkat kemampuan menggunakan TIK berdasarkan persepsi diri sendiri dan bagaimana anak dapat mempelajari TIK.

Isniatun Munawaroh (2012) dalam penelitiannya “Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Komunikasi Untuk Menumbuhkan Kreativitas dan

Kemandirian Belajar” pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

peserta belajar bukanlah sebagai peserta yang pasif, pemanfaatan ICT mendorong terciptanya kreativitas dan kemandirian dalam belajar, kreatif dalam memunculkan dan menciptakan informasi atau pengetahuan baru serta mandiri dalam mencari beragam sumber belajar untuk mendukung proses

pembelajaran.[7] Penelitian Isniatun telah membuktikan bahwa TIK

mempengaruhi kemandirian dan kreativitas anak dalam pembelajaran, namun tidak dijelaskan jenis penggunaan perlengkapan TIK yang digunakan, sehingga dalam penelitian ini akan dijelaskan penggunaan TIK secara lebih rinci pada setiap peralatan TIK.

Konsep TIK

TIK (Information and Communication Technology) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Secara umum TIK merupakan bentuk teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi . Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak,

kandunganisi, dan infrastruktur computer maupun (tele)komunikasi

(10)

(2003) mengemukakan cakupan TIK secara rinci yang meliputi sebagai berikut: piranti keras dan piranti lunak komputer serta fasilitas telekomunikasi, mesin hitung dari kalkulator sampai super komputer, perangkat proyektor / LCD, LAN (local area network) dan WAN (wide area networks), kamera digital, games komputer, CD, DVD, telepon selular, satelit telekomunikasi dan serat optik, mesin komputer dan robot. [8]

Belajar Mandiri

Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran menurut Umar dan La Sulo [5]. Menurut Muhammad Nur Syam, ada dua faktor yang mempengaruhi, kemandirian belajar yaitu sebagai berikut: Pertama, faktor internal dengan indikator tumbuhnya kemandirian belajar yang terpancar dalam fenomena antara lain: (1) Sikap bertanggung jawab untuk melaksanakan apa yang dipercayakan dan ditugaskan, (2) Kesadaran hak dan kewajiban siswa disiplin moral yaitu budi pekerti yang menjadi tingkah laku, (3) Kedewasaan diri mulai konsep diri, motivasi sampai berkembangnya pikiran, karsa, cipta dan karya (secara berangsur), (4) Kesadaran mengembangkan kesehatan dan kekuatan jasmani, rohani dengan makanan yang sehat, kebersihan dan olahraga, (5) Disiplin diri dengan mematuhi tata tertib yang berlaku, sadar hak dan kewajiban, keselamatan lalu lintas, menghormati orang lain, dan melaksanakan kewajiban. Kedua, faktor eksternal sebagai pendorong kedewasaan dan kemandirian belajar meliputi: potensi jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat, lingkungan hidup, dan sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban yang mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam dinamika positif atau negatif sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan budaya dan sebagainya secara komulatif. [9]

Penggunaan TIK

Penggunaan TIK / TIK ini memiliki banyak keunggulan, seperti : tersedianya informasi secara global, cepat, akurat, tidak terdapat batasan tempat serta waktu sehingga dapat memudahkan proses belajar mengajar dengan teknologi yang mendukung. Kita sekarang bisa merasakan beberapa keunggulan tersebut dan itu merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan basis teknologi dengan rumusan kebijakan peningkatan akses, efisiensi, efektivitas, dan kualitas pendidikan serta manajemen pendidikan dengan implementasi TIK. [10]

(11)

3. Metode Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemampuan anak dalam pengembangan kompetensi TIK secara mandiri karena di sekolah formal tidak mendapatkan mata pelajaran TIK.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Peneliti hendak menggambarkan suatu gejala (fenomena), atau sifat tertentu; tidak untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antarvariabel. Penelitian ini biasanya tanpa hipotesis. Jika ada hipotesis biasnya tidak diuji menurut analisis statil. Namun hasil dari data penelitian ini akan diperoleh dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperolehnya data berupa kata atau tindakan sedangkan data kuantitatif diperoleh data berupa angka.

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas 7 dan 8 SMP Negeri 6 Salatiga yang tidak menerapkan pelajaran TIK di sekolah dan populasi bersifat homogen. Pengambilan sampel berdasarkan teknik simple random sampling, pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian dari 3 kelas 7 dan 3 kelas 8 dengan total 166 orang responden.

Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuisioner, dan wawancara.

Kuisioner yang disusun dalam penelitian merupakan

pengembangan dari penelitian Evaluasi TIK dalam Pendidikan di Kota Salatiga (2015). Kuisioner ini terdiri dari 4 indikator meliputi: 4.1) karakteristik responden; 4.2) kepemilikan TIK/TIK; 4.3) penggunaan TIK; 4.4)Kemampuan dalam menggunakan TIK/TIK; 4.5) sumber belajar untuk mempelajari TIK. Kuisioner disebarkan kepada tiga kelas yang dipilih dari kelas 7 dan 8 yang sebagai responden.

Pengambilan data yang kedua adalah wawancara, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan dengan guru dan beberapa siswa dengan garis besar pertanyaan tentang pemanfaatan ICT dan kendalanya.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data wawancara dan analisis data angket.

Analisis data wawancara dilakukan dengan sederhana untuk konfirmasi dari temuan yang ada terhadap siswa maupun guru SMP N 6 Salatiga. Hasil wawancara kemudian dianalisis dan dijabarkan secara deskriptif.

(12)

kuantitatif berupa prosentase hasil dari kuesioner dengan menggunakan perhitungan berikut ini:

� = �� × % Keterangan: P = Persentasi

F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah responden

4. Hasil dan Pembahasan

Berikut ini merupakan paparan data hasil yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan tentang kemandirian belajar dalam mengembangkan kemampuan TIK di tingkat smp (studi kasus SMP N 6 salatiga) dapat menggambarkan faktor-faktor apa saja yang dapat menggembangkan kompetensi TIK di sekolah yang tidak mempunyai mata pelajaran TIK. Penelitian yang dilakukan meliputi: 4.1) karakteristik responden; 4.2) kepemilikan TIK/TIK; 4.3) penggunaan TIK; 4.4)Kemampuan dalam menggunakan TIK/TIK; 4.5) sumber belajar untuk mempelajari TIK.

4.1 Karakteristik Responden

Berikut adalah hasil penelitian berdasarkan kuesioner, yang pertama adalah Karakteristik Responden. Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum 166 responden kelas 7 dan 8 berdasarkan usia dan jenis kelamin yang mendukung dan melengkapi hasil analisis data penelitian. Berikut tabel 1 karakteristik responden :

Tabel 1 Jumlah Responden

4.2 Kepemilikan TIK

Indikator pertama dalam angket yang akan diisi oleh responden adalah tentang kepemilikan peralatan TIK. Pertanyaan dari indikator ini adalah kepemilikan HP sendiri yang dimiliki oleh responden, akses internet, sistem HP yang dimiliki, peralatan TIK yang diketahui dan pernah digunakan dan peralatan TIK yang dimiliki di rumah oleh responde. Tujuan dari indikator ini untuk mengetahui peralatan apa saja yang dimiliki oleh responden dirumah dan pengetahuan responden tentang peralatan TIK.

Indikator ini membicarakan 2 point yang akan dibahas yaitu pengetahuan peralatan TIK yang diketahui dan pernah menggunakan dan kepemilikan peralatan TIK.

12-13 Tahun 14-15 Tahun 16-17 Tahun

responden putri 54 41 0 95

responden putra 41 28 2 71

166

Responden Usia Jumlah

(13)

4.2.1 Peralatan TIK yang digunakan

Responden ditanyakan peralatan TIK yang diketahui dan pernah digunakan untuk mengetahui pengetahuan responden akan peralatan TIK dan yang pernah digunakan.

Seluruh responden mengetahui dan pernah menggunakan handphone. Peralatan TIK yang cukup tinggi lainnya adalah televisi (98%), komputer atau laptop (85%), sedangkan beberapa TIK yang tidak terlalu umum adalah radio, tablet, kamera, playstation dan lainnya. Hal ini menunjukan responden sudah banyak mengetahui peralatan TIK di era sekarang dan pernah menggunakannya dilihat dari presentase lebih dari setengah responden yang berarti responden sudah dapat bersaing dalam arus teknologi sekarang ini. Secara detail dapat diliat dari diagram 1 sebagai berikut :

Diagram 1

Peralatan TIK yang digunakan

4.2.2 Kepemilikan HP, Akses Internet dan Sistem Handphone

Data diperoleh dari total reponden 166 orang bahwa kepemilikan handphone sendiri oleh responden hampir semua responden memiliki hanphone sendiri sebanyak 154 responden dan yang tidak memiliki HP sebanyak 14 responden. Presentase akses internet seimbang antara memiliki dan tidak memiliki akses internet. Sistem HP yang paling banyak digunakan oleh responden adalah Android (86%), alasan responden lebih cenderung menggunakan sistem HP Android karna alasan pribadi. Secara keseluruhan data dapat diliat pada diagram 2 sebagai berikut:

18%

17%

11% 15%

12% 13%

13%

1% HP

TV

PLAY STATION

KOMPUTER/LAPTO P

KAMERA

(14)

Diagram.2

Kepemilikan HP, Akses Internet dan Sistem HP

4.2.3 Peralatan TIK yang dimiliki di rumah

Pertanyaan selanjutnya yang ditanyakan adalah kepemilikan peralatan TIK di rumah untuk mengetahui seberapa banyak peralatan TIK yang dimiliki dirumah.

Handphone menjadi alat yang paling banyak dimiliki oleh responden (83%) disusul oleh kepemilikan Televisi (80%). Sedangkan kepemilikan yang cukup dimiliki oleh responden adalah radio, laptop, tablet, dan kamera.

Kepemilikan yang sedikit yang dimiliki dirumah adalah komputer, playstation dan DVD. Hal ini menunjukan bahwa responden merupakan golongan yang aktivitas sehari-hari cukup akrab dengan alat-alat berbasis TIK. Secara detail dapat dilihat di diagram 3 sebagai berikut :

Diagram 3

(15)

4.3 Penggunaan TIK

Indikator pertanyaan yang selanjutnya adalah tentang penggunaan TIK yang dijawab oleh responden. Indikator ini membahas tentang durasi dan tempat menggunakan TIK, kondisi menggunakan TIK, software yang digunakan, manfaat menggunakan TIK. Disini TIK yang dimaksudkan adalah seluruh peralatan TIK seperti handphone, televisi, laptop, komputer, dll 4.3.1 Waktu dan tempat menggunakan TIK

Waktu penggunaan ICT merupakan pertanyaan yang diajukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa sering atau intensitas penggunaan ICT dan kondisi seperti apa yang mendorong responden

dalam menggunakan ICT. Waktu penggunaan ICT dibatasi pada

penggunaan di sekolah, di rumah, di rumah teman, dan di warnet atau tempat umum.

Responden menggunakan waktu selama 2-3 jam yang dilakukan di rumah, ditempat berikutnya warnet atau tempat umum sebagai pilihan kedua responden dengan durasi hampir satu jam, durasi yang kurang dari satu jam penggunaannya di rumah teman. Responden hampir tidak pernah menggunakan TIK di sekolah karena alasan dari pihak sekolah tidak memperbolehkan responden membawa peralatan TIK seperti handphone, laptop, dll. Secara detail dapat dilihat di tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2

Waktu dan Tempat menggunakan TIK

4.3.2 Software yang digunakan

Pertanyaan ini ditujukan untuk mengetahui software apa yang dipahami dan sering digunakan ketika sedang menggunakan peralatan ICT seperti laptop, komputer, handphone dan tablet.

Software Ms. Office yang paling banyak digunakan oleh responden adalah microsoft word (88%), selisih sedikit yang kedua adalah powerpoint (87%) dan microsoft excel di posisi ketiga. Responden sering menggunakan Microsoft Word dan Powerpoint karena untuk kebutuhan dalam menunjang tugas sekolah, seperti mengetik tugas dan mempresentasikan tugas tergantung dari mata pelajaran.

Data untuk browser cenderung menggunakan mozilla (81%) ditempat kedua Chrome (78%) dengan selisih yang sedikit dan yang ketiga opera. Mozilla sering digunakan karena cukup familiar oleh responden karena sudah bawaan dari komputer ataupun laptop.

(16)

0%

sering menggunakan paint karena bawaan dari komputer atau laptop, sedangkan photoscape responden mengetahui dari teman sebaya.

Data software memutar musik atau video responden lebih cenderung winamp ditempat kedua windows media player dan VLC menjadi pilihan yang jarang digunakan. Responden lebih menggunakan winamp karena software tersebut bawaan dari komputer atau laptop yang dimiliki oleh responden.

Responden sudah familiar dan tahu software-software yang ada, responden lebih banyak menggunakan software Ms. Office dan Browser yang mana software tersebut dapat menunjang atau membantu mengerjakan tugas. Disini responden belajar sendiri untuk dapat menggunakannya dengan cara mencoba sendiri atas kemauan diri sendiri dengan tanggungjawabnya jika software tersebut error responden akan memperbaikinya sendiri. Secara detail dapat dilihat pada diagram 4 sebagai berikut :

Diagram 4

Software yang digunakan

4.3.3 Tujuan menggunakan TIK

Tujuan penggunaan ICT merupakan pertanyaan yang

mencangkup beberapa kegiatan atau aktivitas yang dilakukan responden ketika menggunakan peralatan ICT .

Mencari informasi sebagai tujuan menggunakan TIK yang paling banyak yang dipilih oleh responden, yang disusul oleh tujuan penggunaan TIK mendengarkan musik. Sedangkan diurutan ketiga bermain game, yang disusul oleh berkomunikasi. Sedangkan tujuan lainnya belajar, mengambil foto atau video, mengedit gambar.update status dan lainnya.

(17)

mendengarkan musik dapat mehilangkan penat yang membuat suasana menjadi nyaman dikala mengisi waktu luang. Dalam hal bermain game responden sudah banyak bermain game dengan gendre game action, puzzle, racing, strategi, petualangan, dll. Responden banyak memanfaatkan TIK sebagai game karena untuk mengisi waktu luangnya ketika tidak belajar atau dikatakan sebagai hiburan. Tujuan TIK untuk berkomunikasi terbukti dari media sosial yang dapat digunakan untuk

chattingan yang dimiliki oleh responden seperti FB,

BBM,Line,Instagram dan Path. Responden lebih cenderung

menggunakan sosmed karena teman-teman yang sering menggunakan sosmed dibanding SMS dan telepon yang sekarang tergolong boros. Berikut data tujuan menggunakan TIK secara deatil pada tabel 3 :

Tabel 3

Tujuan menggunakan TIK

4.4 Tingkat Kemampuan dalam menggunakan TIK

Indikator pertanyaan selanjutnya meliputi tingkat kemampuan menggunakan TIK berdasarkan persepdi diri responden, hal ini sebagai tolak ukur untuk melihat sejauh mana responden dapat menggunakan TIK. Indikator ini membahas tentang kemampuan dalam penggunaan Komputer atau Laptop, HP atau Tablet, Kamera, Ms. Office, Media Sosial, Editing Foto, Editing Video, Internet.

Kemampuan responden dalam menggunakan TIK tergolong cukup sampai mahir dengan selisih 1% saja. Seluruh responden tidak ada yang menjawab tidak mahir dalam menggunakan HP & Tablet, adapun tingkat kemampuan penggunaan komputer atau laptop tergolong cukup, selain itu tingkat penggunaan kamera tergolong cukup, penggunaan Ms. Office tergolong cukup, untuk penggunaan sosial media lebih tergolong mahir dikarenakan responden sering menggunakannya sebagai media chat untuk komunikasi antar teman, selain itu game tergolong mahir, penggunaan edit foto tergolong mahir, untuk penggunaan edit video tergolong cukup dan

penggunaan internet tergolong mahir karena responden sering

mengoperasikan internet sebagai sarana informasi. Secara detail data dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut :

Tujuan menggunakan TIK RATA-RATA

Bermain Game 83%

Belajar 75%

Mencari Informasi 88%

Berkomunikasi 81%

Update Status 50%

Mendengarkan Musik 86%

Mengambil Foto/Video 72%

Mengedit gambar 58%

(18)

Tabel 4

Tingkat Kemampuan dalam menggunakan TIK

4.5 Sumber Belajar

Indikator selanjutnya adalah sumber belajar, pertanyaan yang ditanyakan berupa darimana responden dapat mempelajari penggunaan peralatan TIK.

Sumber belajar paling tinggi dari diri sendiri untuk dapat mengoperasikan penggunaan hanphone atau tablet. Sumber belajar lainnya yg cukup tinggi adalah dari orang tua dan teman. Sumber belajar lainnya yang sedikit adalah internet, buku, guru dan lainnya. Secara detail dapat dilihat di diagram 5 sebagai berikut :

Diagram 5

Sumber belajar untuk mengoperasikan HP atau Tablet

Sumber belajar untuk mengoperasikan televisi yang paling banyak dipilih adalah orang tua responden, disusul diri sendiri. Sumber belajar lainnya yang sedikit teman, buku, guru dan lainnya. Secara detail dapat dilihat di diagram 6 sebagai berikut :

TIDAK MENGGUNAKAN TIK CUKUP MAHIR SANGAT MAHIR

(19)

Diagram 6

Sumber belajar untuk mengoperasikan TV

Sumber belajar penggunaan playstation yang paling banyak dipilih adalah teman. Sumber belajar yang cukup banyak lagi adalah diri sendiri. Sumber belajar yang sedikit adalah orang tua, internet, buku, guru dan lainnya. Secara detail dapat dilihat di diagram 7 sebagai berikut :

Diagram 7

Sumber belajar untuk mengoperasikan Playstation

Sumber belajar paling tinggi dari orang tua untuk dapat mengoperasikan penggunaan komputer atau laptop. Sumber belajar lainnya yg cukup tinggi adalah dari diri sendiri dan teman. Sumber belajar lainnya yang sedikit adalah guru, internet, buku dan lainnya. Secara detail dapat dilihat di diagram 8 sebagai berikut :

66%

4% 17% 58%

7% 10% 1%

Ortu

Guru

Teman

Sendiri

Buku

Internet

Lainnya

15% 1%

60% 38%

2% 8%

1%

Ortu

Guru

Teman

Sendiri

Buku

Internet

(20)

Diagram 8

Sumber belajar untuk mengoperasikan Komputer atau Laptop

Sumber belajar paling tinggi dari orang tua untuk dapat mengoperasikan penggunaan kamera. Sumber belajar lainnya yang cukup tinggi adalah dari diri sendiri dan teman. Sumber belajar lainnya yang sedikit adalah internet, buku, guru dan lainnya. Secara detail dapat dilihat di diagram 9 sebagai berikut :

Diagram 9

Sumber belajar untuk mengoperasikan Kamera

4.6 Diskusi

Hasil penelitian pemanfaatan TIK secara umum sudah mulai terjadi dan dijalankan oleh siswa, hal ini terjadi karena penggunaan TIK lebih cenderung setelah selesai sekolah melainkan di rumah. Hal tersebut dibuktikan dengan kepemilikan peralatan TIK yang cukup tinggi di rumah. Menurut Fischer (1998) menyatakan bahwa salah satu hal yang berperan penting di dalam pembentukan kemandirian belajar pada diri sendiri adalah dukungan yang diterima oleh siswa dari komunitas tempat siswa berada, seperti dari sekolah, teman, orang tua, guru dan sebagainya[11]. Menurut hasil wawancara ada dukungan kepemilikan peralataan TIK tersebut beberapa ada yang disediakan oleh orang tua siswa dan ada juga dari keinginan siswa.

(21)

Maka siswa tidak awam dengan peralataan TIK dan aktivitas siswa sehari-hari berkaitan dengan TIK dilihat pada indikator kepemilikan TIK yang ada dirumah pada diagram 3 Selain karena kebutuhan mereka mengungkapkan karena pengaruh ikut-ikut teman, hal ini sesuai dengan pendapat Chuzaimah (2010) tujuan seseorang mempunyai smartphone masih pada sebatas untuk trend dan lifestyle [12].

Hasil data penelitian indikator penggunaan TIK menyatakan lebih sering menggunakan TIK dengan durasi lebih lama selama lebih dari 2-3 jam di rumah dengan kepemilikan TIK yang banyak dipilih dan pilihan kedua warnet atau hotspot area yang mempunyai akses internet. Sedangkan disekolah guru jarang menggunakan TIK sebagai belajar, padahal kebijakan Kurikulum 2013 menyatakan TIK diintegrasikan di semua mata pelajaran oleh guru.

Software-software yang ada di komputer dan laptop siswa lebih tinggi menggunakan Ms. Office dan browser sebagai akses untuk internet. Responden memanfaatkan teknologi untuk mempermudah menyelesaikan permasalahan dalam mengerjakan tugas rumahnya dengan mencari informasi menggunakan internet dan mempercepat pekerjaan dengan menggunakan software office sebagai media menulisnya dan presentasi saat di kelas. Menurut Riset oleh APJII mensurvei ada tiga alasan utama mengakses internet itu dipraktikan melalui empat kegiatan utama menggunakan jejaring sosial, mencari iformasi, instant messaging dan mencari berita terbaru. [13] Hal ini membuat responden harus belajar mandiri dalam dalam menyelesaikan permasalaahn mengerjakan soal tanpa ada bantuan pengajar. Respondenpun dapat menggunakan software-software tersebut karena belajar sendiri dalam mengoperasikannya dan bertanggungjawab jika mengalami eror pada software tersbut.

Tujuan penggunaan TIK siswa lebih tinggi mencari informasi diperingkat kedua mendengarkan musik, dan selanjutnya bermain game, berkomunikasi hal ini lebih cenderung untuk hiburan saja. Namun untuk belajar diurutan kelima. Alasan responden mencari informasi masih tergolong sebagai hiburan karena untuk mengetahui updatean teman-teman di sosial media. jika memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran akan terwujudnya permbelajaran yang berkualitas. Menurut Miarso (dalam jurnal Chaidar Husain) mengatakan faktor yang berpengaruh atau mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang berkualitas dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, salah satu diantaranya adalah penggunaan atau pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pendidikan dan pembelajaran. TIK dalam pembelajaran dikenal dengan teknologi pendidikan.[14] Namun di sekolah tidak adanya pembelajaran TIK dan belum sepenuhnya mengintegrasikan TIK dalam semua mata pelajaran responden di tuntut untuk memahami sendiri dalam menggunakan TIK dengan baik agar dapat mengikuti arus teknologi yang sangat pesat.

(22)

dari kepemilikan peralatan TIK siswa cenderung sedikit memiliknya. Sedangkan cukup mahir dan mahir memiliki peralatan TIK yang cukup tinggi. Hal ini membuktikan kemampuan siswa dalam menggunakan TIK ada faktornya dengan dukungan peralatan TIK yang ada, karena menurut hasil wawancara siswa cenderung meningkatkan kemampuan dengan dukungan adanya TIK dan mencoba sendiri dalam penggunaan TIK.

Hasil penelitian dalam indikator sumber belajar menggunakan TIK, rata-rata sumber belajar untuk dapat menggunakan atau mengoperasikan peralatan TIK tersebut dari orang tua, diri sendiri dan teman. Hal tersebut menunjukan kemandirian siswa dari faktor diri sendiri dan orang lain atau lingkungan, Menurut Basri (dalam jurnal Tarmidi dan Ade Riza R. R.)[11], kemandirian belajar seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (faktor endogen) seperti keadaan keturunan ataupun bakat, potensi intelektual. Faktor yang kedua adalah faktor yang terdapat di luar dirinya seperti lingkungan yang membentuk kepribadian individu. Hasil wawancara mempelajari TIK dari diri sendiri karena inisiatif atau kemauan dari siswa sendiri untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi sekarang. orang tua menjadi pilihan kedua bagi siswa dalam hal menggunakan TIK karena orang terdekat, sedangkan teman menjadi pilihan ketiga dikarenakan siswa lebih tidak sungkan dengan teman.

Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran menurut Umar dan La Sulo.[5] Terbukti siswa belajar mandiri dengan siswa mempunyai rasa percaya diri dan rasa tanggungjawab yang tinggi ketika mengalami kesulitan atau eror dalam perlatan TIK siswa lebih memilih untuk mencoba memperbaiknya sendiri dan jika sudah tidak mampu untuk memperbaiknya siswa baru bertanya kepada orang terdekat yaitu orang tua.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, kemandirian belajar siswa dalam memahami penggunaan TIK di sekolah formal yang tidak mengajarkan mata pelajaran TIK dipengaruhi : 1) faktor internal, berkaitan dengan kepemilikan TIK yang beragam di rumah, kesadaran dalam mengembangkan penggunaan TIK secara mandiri dilakukan lebih lama di rumah dan berpengaruh terhadap persepsi tingkat kemampuan, 2) faktor eksternal, berkaitan dengan keadaan lingkungan yaitu ketersediaan fasilitas TIK di lingkungan seperti warnet dan tempat umum lainnya, sumber belajar dalam mempelajari berbagai peralatan TIK yang berasal dari orang tua, teman, dan lainnya.

(23)

5 Daftar Pustaka

[1] Darmawan, Deni, 2012, Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

[2] Prawitha, Diah, 2014, Pendekatan Scientific Berbasis TIK Untuk

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik, Indonesian Journal

of Curriculum and Educational Technology Studies 3:34 (2014): 34.

[3] Mulyasa, E, 2013, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

[4] Kusuma, Wijaya, 2013, Kenapa Pelajaran TIK Dihapuskan dalam

Kurikulum 2013? Ini Jawabannya!, [online],

http://wijayalabs.com/2013/05/11/kenapa-pelajaran-tik-dihapuskan-dalam-kurikulum-2013-ini-jawabannya/, diakses 25 Maret 2016. [5] Tirtarahardja, Umar, dan La Sulo, 2005, Pengantar Pendidikan.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

[6] Aisyah, Mimin Nur, 2013, Tingkat Penguasaan Dan Penggunaan TIK

(Information And Communication Technology) Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Nominal, Volume II : 112.

[7] Munawaroh, Isniatun, 2012, Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk Menumbuhkan Kreativitas Dan Kemandirian

Belajar. [online]

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PEMANFAATAN%20TEKNOL OGI%20INFORMASI%20DAN%20KOMUNIKASI%20UNTUK%20 MENUMBUHKAN%20KREATIVITAS%20DAN%20KEMANDIRIAN %20BELAJAR%20DI%20SEKOLAH.pdf. Diakses 20 Mei 2016.

[8] NCCA, 2003, ICT (Information and Communications Technology), -.

http://www.ncca.ie/en/Curriculum_and_Assessment/ICT. Diakses tanggal 12 Mei 2016.

[9] Widiawati, Iis; Sugiman, Hendra; Edy, 2014, Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Daya Kembang Anak, Prosiding Seminar Nasional Multidispilin Ilmu Universitas Budi Luhur, Hal 106-112.

[10] Paryanti, Atik Budi, 2015, Makalah Penggunaan TIK dalam

Meningkatkan Mutu Pembelajaran, Universitas Surya Darma. Journal

Of Information Systems Volume 1:100. [online]

http://si.universitassuryadarma.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/JURNAL-VOL-1-NO-1-100-105.pdf. Diakses 1 Mei 2016.

[11] Tarmidi dan Ade Riza R. R, 2010, Korelasi Antara Dukungan Sosial

Orang Tua dan Self-Directed Learning pada Siswa SMA, Universitas Sumatera Utara. Jurnal Psikologi, Volume 37:220..

[12] Chuzaimah, dkk, 2010, Smartphone: Antara Kebutuhan Dan

E-Lifestyle. Seminar Nasional Informatika 2010, UPN Veteran, Yogyakarta.

(24)

[14] Husain, Chaidar, 2014, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran di SMA Muhammadiyah Tarakan, Guru SMA Muhammadiyah Tarakan, Jurnal Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan Volume 2: 184. [Online]

Gambar

Tabel 1 Jumlah Responden
Tabel 3 Tujuan menggunakan TIK
Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini kelompok ayam yang mendapat vaksinasi AI subtipe H5N1 ketika terinfeksi dengan virus tantang HPAI A/chicken/West Java/Smi-Pat/2006

Ketentuan dari pemberlakuan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka Demokrasi Ekonomi

1 Pembangunen Gedung Kantor 1 kegiatan APBDP Dinas Pedanian Kabupaten. Bengkulu

Program Studi/ Fakultas : Keperawatan Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan tugas akhir dengan judul: Asuhan Keperawatan pada Ny.S

Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu diterapkan pendekatan pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa (student centered ) dan materi ajar

Unatoč visokoj razini inozemnih izravnih ulaganja u Hrvatskoj, nije vidljiv pozitivan efekt na gospodarstvo, odnosno na rast zaposlenosti, proizvodnje i izvoza i to

1. Proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan model Novick dengan strategi mathematical habits of mind dikembangkan dengan menggunakan model

Inilah yang disebut oleh penulis dengan istilah distorsi kognitif tahu yang benar tetapi melakukan perbuatan yang salah, tahu salah tetapi melakukan perbuatan yang salah tersebut,