• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN RENANG JARAK 25 METER DENGAN LATIHAN RENANG JARAK 50 METER TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 METER PADA ATLET PUTERA USIA 10-12 TAHUN, KLUB RENANG BINA TIRTA MEDAN TAHUN 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN RENANG JARAK 25 METER DENGAN LATIHAN RENANG JARAK 50 METER TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 METER PADA ATLET PUTERA USIA 10-12 TAHUN, KLUB RENANG BINA TIRTA MEDAN TAHUN 2012."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN RENANG JARAK 25 METER DENGAN LATIHAN RENANG JARAK 50 METER TERHADAP

KECEPATAN RENANG GAYA DADA 50 METER PADA ATLET PUTERA USIA 10 – 12 TAHUN KLUB

BINA TIRTA MEDAN TAHUN 2012

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RUSDI HAKIM LUBIS 071266220119

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PERSETUJUAN

Skripsi Yang Diajukan Oleh Rusdi Hakim Lubis, Nim : 071266220119 Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Telah Diperiksa dan Disetujui

Untuk Diuji Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi

Medan, Mei 2012 Dosen Pembimbing Skripsi

(3)

PENGESAHAN

Skripsi Yang Diajukan Oleh Rusdi Hakim Lubis, NIM 071266220119 Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan

Telah Dipertahankan Di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 20 Juni 2012

Medan, Juli 2012 Panitia Ujian

Drs. H. Basyaruddin Daulay, M. Kes ( )

Ketua

Drs. Zulfan Heri, M. Pd ( )

Sekretaris

Drs. Zulfan Heri, M. Pd ( )

Pembimbing Skripsi

Drs. M. Yusuf ( ) Anggota

Yan Indra Siregar, S. Pd, M. Pd ( ) Anggota

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,

Sang pencipta dan pemilik alam semesta yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Selama penyusunan skripsi ini, tentunya saya tidak lepas dari bantuan bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yth:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M.Si sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. H. Basyaruddin Daulay, M.Kes sebagai Dekan Fik, Drs. Suharjo, M.Pd

sebagai Pembantu Dekan I Fik. Drs. Mesnan, M.Kes sebagai Pembantu Dekan II Fik.

Dr. Budi Valianto, M.Pd sebagai Pembantu Dekan III Fik. Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bimbingan serta arahannya.

3. Bapak Drs. Zulfan Heri, M.Pd dan Bapak Drs. Nono Hardinoto, M.Pd, sebagai Ketua

jurusan PKO Dan Sekretaris Jurusan PKO Universitas Negeri Medan yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Zulfan Heri, M.Pd sebagai pembimbing skripsi yang telah membantu,

membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini selesai.

5. Bapak Drs. M. Yusuf dan bapak, Yan Indra Siregar,S.Pd,M.Pd sebagai Dosen Pengarah

yang telah menasehati dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademik FIK Universitas Negeri Medan yang telah

memberikan ilmu kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan

7. Teristimewa kepada Ayahanda ( Zulkifli Lubis ) dan Ibunda ( Nuraini Napitupulu ) yang

tercinta, yang telah mengasuh dan membesarkan saya dengan ketulusan kasih sayang

serta kesabaran yang tiada hentinya, serta kakanda Hana Pratiwi Lubis dan keempat

adikku Ahmad Fadli Lubis, Sunahwan, Mesi Amelia Lubis, dan Ifni Suhaila Lubis

8. Rekan-rekan seperjuangan PKO Ext C dan D ”07” dan Spesialisasi Renang ’07’ ( Zoel

fikri, Azwar, Ramses Sigali, Peri Sisayangku Tersayang, Teguh Nugroho, Alimmudin

ucok, Juli, Iyan, Muksin, Nasrun, ”Scren Dll ). Yang telah banyak membantu dan

memberikan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini, serta semua pihak

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih.

9. Rekan-rekan sefamily dayak company ( Azry Sirait, Rahmad, Dicky, Zoel, Aldy, Alul,

(5)

10.Serta Nanda Juwita Nasution yang memberikan semangat luar biasa sampai selesainya

skripsi ini

Semoga Allah SWT memberikan Rahmat-Nya atas kebaikan dan kemurahan hati

Bapak/Ibu/Sdra/i. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua,

khususnya bagi dunia pendidikan olahraga serta bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Mei 2012

Penulis

(6)

ABSTRAK

RUSDI HAKIM LUBIS, NIM 071266220119 Perbedaan Pengaruh Latihan Renang Jarak 25 Meter dengan Latihan Renang Jarak 50 Meter Terhadap Kecepatan Renang gaya dada 50 Meter Pada Atlet Putera Usia 10-12 Tahun, Klub Renang Bina Tirta Medan Tahun 2012.

(Dosen Pembimbing : ZULFAN HERI). SKRIPSI : FIK UNIMED 2012.

Salah satu cabang olahraga untuk pencapaian prestasi salah satunya

ditentukan oleh kecepatan adalah renang. Banyak faktor yang mempengaruhi

prestasi renang baik itu faktor fisik maupun faktor psikis. Faktor fisik terdiri dari

banyak komponen, antara lain: daya tahan, kekuatan, kelentukan, kecepatan, daya

ledak dan kelincahan. Yang paling dominan dalam renang adalah harus bisa

mengurangi atau menimalisir resistansi air agar melaju lebih cepat, dalam

perlombaan renang cara penilaian didasarkan pada waktu yang ditempuh oleh

seorang perenang. Jadi kecepatan salah satu kompenen fisik yang dapat

mendukung prestasi atlet dalam olahraga renang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latihan manakah yang lebih

berpengaruh antara latihan renang jarak 25 meter dan latihan renang jarak 50

meter terhadap peningkatan kecepatan renang 50 meter gaya dada. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experiment, dengan

pelaksanaan latihan yaitu latihan renang jarak 25 meter dan latihan renang jarak

50 meter.

Populasi adalah seluruh atlet putra usia 10-12 tahun yang berjumlah 12

orang. Jumlah sampel 8 orang diperoleh dengan teknik Purposive Sampling.

selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok dengan teknik Matching Pairing yaitu

kelompok latihan renang jarak 25 meter dan latihan renang jarak 50 meter.

Instrumen penelitian untuk pengumpulan data dengan test renang gaya dada 50

meter dan pengukuran adalah stop watch, penelitian dilaksanakan selama 18 x

pertemuan dengan latihan 3 (tiga) kali dalam seminggu. Untuk melihat pengaruh

masing-masing variabel bebas maupun terikat digunakan perhitungan uji – t

(7)

Analisis hipotes I dari data pre-test dan data post- test peningkatan

kecepatan renang 50 meter gaya dada kelompok latihan renang jarak 25 meter

diperoleh t hitung sebesar 6,79 serta t tabel 3,18 dengan  = 0,05 (t hitung > t tabel )

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kesimpulan, latihan renang jarak 25

meter secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan renang 50

meter gaya dada pada atlet putera usia 10-12 tahun ,Klub Renang Bina Tirta

Medan tahun 2012.

Analisis hipotesis II dari data pre-test dan data post- test peningkatan

kecepatan renang 50 meter gaya dada kelompok latihan renang jarak 50 meter

diperoleh t hitung sebesar 5,72 serta t tabel sebesar 3,18 dengan= 0,05

(t hitung > t tabel ) berarti Ho ditolak dengan Ha diterima. Jadi, latihan renang jarak 50

meter secara signifikan berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan renang 50

meter gaya dada pada atlet putra usia 10-12 tahun ,Klub Renang Bina Tirta

Medan tahun 2012.

Analisis hipotesis III dari rata-rata dan simpangan baku diperoleh

t hitung sebesar -0,43 serta t tabel 2,45 dengan = 0,05 (t hitung < t tabel ) berarti Ho

diterima dan Ha ditolak. Jadi, latihan renang jarak 25 meter tidak lebih besar

pengaruhnya daripada latihan renang jarak 50 meter terhadap peningkatan

kecepatan renang 50 meter gaya dada pada atlet putra usia 10-12 tahun ,Klub

(8)

i

a.Hakika tInterval Training ... 28

(9)

ii

F. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHANSAN... 43

A. Deskripsi Data Penelitian ... 43

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 44

C. Pengujian Hipotesis ... 46

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(10)

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel1 Data Hasil Kecepatan Renang Gaya Dada Jarak 50 Meter pada

seleksi (KRAPSI) Tahun 2010... 5

Tabel 2 Data HasilTes Pendahuluan Kecepatan Renang Gaya Dada Jarak 50 Meter ... 6

Tabel 3 Data Populasi Atlet Putra Usia 10-12 Tahun Klub Renang Bina Tirta Medan ... 38

Tabel 10 Data Mentah Pre test kecepatan renang gaya dada 50 meter ... 54

Tabel 11 Data Mentah Post test kecepatan renang gaya dada 50 meter ... 54

Tabel 12 Pembagian Kelompok Latihan Berdasarkan Rangking ... 55

Tabel 13 Rata-Rata Simpangan Baku Data Pre test latihan renang Jarak 25 meter ... 55

Tabel 14 Rata-Rata Simpangan Baku Data Post test latihan renang Jarak 25 meter ... 56

Tabel 15 Rata-Rata Simpangan Baku Data Pre test latihan renang Jarak 50 meter ... 56

Tabel 16 Rata-Rata Simpangan Baku Data Post test latihan renang Jarak 50 meter ... 57

Tabel 17 Uji Normalitas data Pre Test Kelompok Latihan renang Jarak 25 Meter ... 57

Tabel 18 Uji Normalitas data Post Test Kelompok Latihan renang Jarak 25 Meter ... ... 58

Tabel 19 UjiNormalitas data Pre TestKelompokLatihanrenang Jarak50 Meter ... ... 58

(11)

iv

Jarak50 Meter ... ... 59

Tabel 21 Pengujian Hipotesis Pertama ... 61

Tabel 22 Pengujian Hipotesis Kedua ... 62

(12)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bentuk Gerakan Tangan Renang Gaya Dada ... 20

Gambar 2 Bentuk Gerakan Kaki Renang Gaya Dada ... 21

Gambar3 Pengambilan Nafas Renang Gaya Dada ... 22

Gambar4 Gerakan Koordinasi Renang Gaya Dada ... 23

Gambar5 Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap ... 26

Gambar6 Tes Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter ... 42

Gambar 7 Peneliti Mendata Kehadiran Sampel ... 76

Gambar 8 Sampel Sedang Melakukan Pemanasan ... 76

Gambar 9 Kelompok Latihan Renang Jarak 25 Meter ... 77

Gambar 10 Kelompok Latihan RenangJarak 50 Meter ... 77

Gambar 11 Sampel Melakukan Start Renang Gaya Dada 50 Meter ... 78

Gambar 12 Sampel Melakukan Tes Renang Gaya Dada 50 Meter ... 78

Gambar 13 Peneliti, Pelatih dan Sampel ... 79

(13)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran1 Data Sampel ... 54

Lampiran 2 Rangking Hasil Pembagian Kelompok ... 55

Lampiran 3 Mencari Rata-Rata Simpangan Baku ... 55

Lampiran4 Uji Normalitas ... 57

Lampiran 5 Uji Homogenitas... 59

Lampiran 6 Pengujian Hipotesis Pertama ... 61

Lampiran 7 Program Latihan ... 65

Lampiran 8 Susunan Personalia penelitian... 75

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam masa pembaharuan dan pembangunan

sekarang ini untuk memecahkan berbagai masalah dalam berbagai bidang, termasuk bidang

keolahragaan. Olahraga sebagai bidang lintas sektoral dapat memanfaatkan berbagai ilmu

pengetahuan, antara lain anatomi, fisiologi, biologi, kinesiologi, body mekanik, sports

medicine, ilmu pendidikan, ilmu kepelatihan, dan psikologi. Oleh karena itu disamping

memperhatikan faktor-faktor yang ditemukan oleh setiap cabang ilmu pengetahuan

membantu peningkatan prestasi olahraga. Maka tidak kalah pentingnya pula

pengalaman-pengalaman praktis di lapangan hendaknya dikombinasikan dalam pembinaan olahraga.

Olahraga mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk latihan, alat pendidikan, mata

pencaharian, media kebudayaan, bahan tontonan, sarana pembinaan kesehatan, diplomasi dan

tidak kalah pentingnya sebagai kebanggaan suatu negara atau bangsa. Sasaran utamanya

adalah manusia secara keseluruhan, baik dalam segi jasmani maupun rohani. Subyek atau

obyek olahraga adalah manusia dengan kemampuan fisik dan psikisnya untuk bereaksi.

Dengan demikian maka untuk mendapatkan prestasi yang tinggi, seseorang perlu dilatih

kemampuan fisik dan psikisnya.

Kemampuan fisik yang dimaksud di sini adalah komponen-komponen fisik yang

dapat mendukung prestasi atlet, di antaranya kecepatan. Kecepatan merupakan salah satu

komponen fisik yang sama pentingnya dengan komponen-komponen fisik yang lainnya.

Hampir semua cabang olahraga baik perorangan maupun beregu harus memiliki kemampuan

tersebut. Apalagi untuk pencapaian prestasi salah satunya ditentukan oleh kecepatan, oleh

(15)

salah satu prioritas untuk mendapat perhatian khusus disamping latihan komponen fisik

lainnya.

Mengenai kecepatan, Harsono (1998 : 216) menjelaskan bahwa : “Kecepatan bukan

berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula terbatas pada

menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan, seperti yang dikemukakan oleh Wilmore

yang dikutip oleh Harsono (1998 : 216) bahwa : “Kecepatan tergantung dari beberapa faktor

yang mempengaruhinya, yaitu strength, waktu reaksi (reaction time), dan fleksibilitas”. Jadi

kalau berlatih untuk mengembangkan kecepatan, atlet harus pula dilatih kekuatan,

fleksibilitas dan kecepatan reaksinya serta tidak semata-mata berlatih kecepatan saja.

Salah satu cabang olahraga untuk pencapaian prestasi salah satunya ditentukan oleh

kecepatan adalah renang. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi renang baik itu faktor

fisik maupun faktor psikis. Faktor fisik terdiri dari banyak komponen, antara lain: daya tahan,

kekuatan, kelentukan, kecepatan, daya ledak dan kelincahan. Yang paling dominan dalam

renang adalah harus bisa mengurangi atau menimalisir resistansi air agar melaju lebih cepat,

dalam perlombaan renang cara penilaian didasarkan pada waktu yang ditempuh oleh seorang

perenang. Jadi kecepatan salah satu kompenen fisik yang dapat mendukung prestasi atlet

dalam olahraga renang.

Sebagai salah satu cabang olahraga utama yang wajib diperlombakan, renang

merupakan cabang olahraga yang memiliki beberapa keuntungan apabila dipakai sebagai

strategi di dalam perolehan medali suatu penyelenggaraan pesta olahraga, di mana predikat

juara umum ditentukan berdasarkan banyaknya perolehan medali emas, perak dan perunggu.

Keuntungan tersebut antara lain adalah cabang olahraga renang memperlombakan banyak

nomor perlombaan dari empat gaya berbeda baik putra maupun putri yang bila ditotal

(16)

olahraga atletik yang memperlombakan 41 nomor. Keuntungan lainnya adalah bahwa

seorang perenang dapat ikut serta berlomba untuk lebih dari satu nomor perlombaan.

Untuk mengembangkan prestasi renang maka muncul klub-klub renang, salah satunya

klub renang Bina Tirta Medan yang berdiri pada tanggal 1 januari 2009. Dibawah pimpinan

Hadi Sucipto dan sebagai pelatih utama Yudi Noviadi. Setelah melakukan observasi pada

tanggal 27 september 2011 sekaligus berdialog dengan pelatih klub renang Bina Tirta Medan

yaitu Yudi Noviadi, klub ini memiliki sekolah renang yang usia rata-rata atletnya diatas 10

tahun baik putera maupun puteri yang dibagi menjadi beberapa kelompok umur yang sesuai

dengan tingkat kemampuannya.

Adapun kelompok umur tersebut yaitu :

Kelompok Umur I = 15 Tahun keatas

Kelompok Umur II = 13 – 14 Tahun

Kelompok Umur III = 10 – 12 Tahun

Menurut pernyataan pelatih bernama Usman salah satu pelatih klub bina tirta yang

melatih atlet usia 10–12 tahun menyatakan bahwa, setiap mengikuti kejuaraan renang

ditingkat daerah, atlet putera usia 10 – 12 tahun lebih dominan untuk mengikuti kejuaraan

renang di nomor lomba renang gaya dada baik jarak 50 meter, 100 meter, maupun 200 meter.

Akan tetapi, tidak satupun atlet putera usia 10 – 12 tahun yang mampu dalam menjuarai

perlombaan renang tersebut. Jika dibandingkan dengan Atlet Bina Tirta lainnya Untuk

kelompok umur I dan II bahkan kelompok umur III puteri, mereka lebih sering menjuarai

setiap perlombaan renang ditingkat daerah. Bahkan pada waktu seleksi Kejuaraan Renang

Antar Pelajar Se Indonesia ( KRAPSI ) Tahun 2010, tidak satupun atlet putera usia 10-12

Tahun yang mampu menembus lmit waktu gaya dada jarak 50 meter yang ditentukan oleh

(17)

yang saya peroleh dari pelatih Klub Renang Bina Tirta, limit waktu gaya dada jarak 50 meter

untuk atlet putera usia 10-12 tahun (KU III Usia 10-12 Tahun) yang ditentukan untuk lolos

pada event nasional limit waktunya adalah 00.37.05 detik. Data hasil Kecepatan renang gaya

dada jarak 50 meter pada atlet putera usia 10-12 tahun klub renang bina tirta pada waktu

mengikuti seleksi Kejuaraan Renang Antar Pelajar Se Indonesia Tahun 2010 dapat dilihat

pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Data Kecepatan Renang Gaya Dada Jarak 50 Meter Atlet Putera Usia 10 - 12 Tahun Klub Renang Bina Tirta Medan Pada Waktu Mengikuti Seleksi Kejuaraan Renang Antar Pelajar Se Indonesia Tahun 2010 ( 15 Juli 2010 )

No Nama Umur Tinggi

Dari pernyataan pelatih tersebut, peneliti mencoba mencari penyebabnya sehinga

peneliti berdialog tentang program latihan yang diterapkan oleh pelatih. Banyak sistem dan

bentuk latihan khusus dalam olahraga renang yang diterapkan di klub renang bina tirta baik

berupa latihan fisik maupun teknik. Latihan fisik seperti : latihan jarak jauh (distance

training), latihan sprint, repetisi training, dan latihan interval jarak pendek dan jauh sedangkan untuk latihan teknik seperti : hand pulling, flutter kick bahkan dengan

(18)

bentuk latihan teknik saja. Kemudian untuk lebih mempertegas dugaan tersebut peneliti

melakukan tes pendahuluan berupa tes kecepatan renang gaya dada terhadap atlet putera usia

10 -12 tahun klub renang bina tirta. Hasil Tes Pendahuluan dapat dilihat pada tabel 2 di

bawah ini.

Tabel 2. Data Hasil Tes Pendahuluan Kecepatan Renang Gaya Dada Jarak 50 Meter Atlet Putera Usia 10 - 12 Tahun Klub Renang Bina Tirta Medan Tahun 2011 ( 24 Oktober 2011 )

Melihat Keadaan tersebut didapat bahwa kecepatan renang gaya dada jarak 50 meter

pada atlet putera usia 10 - 12 tahun masih banyak yang kurang baik dan perlu diberikan suatu

bentuk latihan yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kecepatan renang gaya dada

para atlet tersebut.

Menurut Harsono (2000:12) menyatakan bahwa acuan umur untuk olahraga renang

usia 10-12 tahun merupakan tahap dalam pembentukan spesialisasi. Mengenai spesialisasi,

Harsono (1988:199) menganjurkan agar aktivitas motorik yang khusus mempunyai pengaruh

yang baik terhadap latihan harus didasarkan pada latihan-latihan untuk mengembangkan

kemapuan-kemampuan biomotorik yang dibutuhkan oleh cabang olahraga tertentu, misalnya

latihan fisik yang khas untuk cabang olahraga itu. Dari kutipan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa latihan fisik sangat berpengaruh terhadap pembentukan spesialisasi

(19)

Secara umum kemampuan-kemampuan biomotorik dasar dalam cabang olahraga

tidaklah berbeda yang kemudian tiap-tiap komponen itu akan selalu ada keterkaitan untuk

membentuk suatu kondisi yang lebih berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhannya.

Adapun komponen-komponen biomotorik dikemukakan oleh Thompson (1991:68) adalah :

Kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan, koordinasi. Dari kutipan diatas, untuk

mengembangkan kecepatan bukanlah yang dilatih hanya komponen kecepatan saja tetapi

komponen lain pun perlu dilatih sehingga akan mendukung terhadap komponen kecepatan.

Hal tersebut sudah dibuktikan melalui suatu penelitian ahli-ahli riset dari Leningrad Physical

Culture Research Institute yang dikutip Harsono (1988:216) mereka dibagi menjadi dua

kelompok. Kelompok A hanya diberi latihan-latihan untuk kecepatan saja. Sedangkan

kelompok B diberi latihan-latihan kelentukan, kecepatan, daya tahan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa :

Kelompok A kekuatannya berkembang 10% dan kecepatannya 15%.

Kelompok B kekuatannya berkembang 30%, kecepatannya 40%, dan staminanya 35%.

Dari hasil penelitian di atas, dapat penulis uraikan bahwa kecepatan dapat dicapai

melalui latihan kekuatan otot. Latihan-latihan yang teratur akan berpengaruh kepada otot.

Serabut-serabut otot akan menjadi bertambah besar. Bertambah besarnya serabut otot, maka

otot akan bertambah kuat. Bila otot telah menjadi kuat, maka berarti akan menjamin

kelangsungan gerakan yang sama dalam waktu yang singkat. Jadi dengan bertambahnya

kekuatan berarti bertambah pula kecepatan. Demikian pula apabila sudah memiliki kekuatan

otot, maka daya tahan otot pun sedikit demi sedikit akan terbentuk. Tetapi perlu diketahui

bahwa selain daya tahan otot, ada juga yang disebut daya tahan cardiovaskular respiratory,

yaitu daya tahan jantung, dan peredaran darah serta pernafasan. Kalau kedua daya tahan

(20)

Dengan mengacu kepada pendapat-pendapat di atas, maka peneliti mengambil sistem

latihan untuk pengembangan kecepatan yang juga akan melatih kompoenen-kompenen

pendukungnya. Sistem latihan itu dinamakan interval Training, dengan bentuk latihannya

berupa renang. Dengan demikian sistem itu disebut interval Swimming (renang interval).

Alasan peneliti mengambil sistem latihan interval Swimming (renang interval), karena

didasari bahwa penelitian ini dilakukan terhadap cabang olahraga air, yaitu renang. Sistem

latihan renang interval, dapat secara bersama-sama meningkatkan komponen kecepatan,

kekuatan otot, daya tahan otot atau stamina otot, daya tahan jantung dan pernafasan.

Dalam latihan interval ada beberapa faktor yang harus dipenuhi, seperti yang

dikemukakan oleh Harsono (1988:157) sebagai berikut. Lamanya latihan, beban (intensitas)

latihan, ulangan (repetition), masa istirahat (recovery interval) setelah setiap repetisi latihan.

Lamanya latihan dapat diterjemahkan dengan jarak lari atau renang yang harus ditempuh,

beban latihan dengan waktu (tempo, pace) untuk jarak tersebut, ulangan latihan adalah berapa

kali jarak tersebut harus dilakukan, sedangkan yang dimaksud dengan masa istirahat adalah

masa istirahat di antara setiap ulangan lari atau renang.

Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi renang baik itu faktor fisik maupun faktor

psikis. Faktor fisik terdiri dari banyak komponen, antara lain: daya tahan, kekuatan,

kelentukan, kecepatan, daya ledak dan kelincahan. Dalam penelitian ini peneliti

menitikberatkan kepada komponen kecepatan saja. Perlu diketahui bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi kecepatan, seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1998 : 218) sebagai

berikut :

* Keturunan (heredity) * Waktu reaksi

* Kemampuan untuk mengatasi tahanan (resistance) eksternal, peralatan, lingkungan (air, salju, angin dan sebagainya) dan lawan

* Teknik, misalnya gerakan lengan, tungkai, sikap tubuh waktu lari dan sebagainya * Konsentrasi dan semangat

(21)

Dari kutipan di atas yang paling dominan dalam renang adalah harus bisa mengatasi

tahanan air dan hambatan-hambatan lain. Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut, yaitu

dengan latihan. Banyak sistem dan bentuk latihan khusus untuk olahraga renang, diantaranya

latihan renang interval. Dalam hal ini peneliti mengambil satu bentuk latihan tetapi jaraknya

berbeda. Bentuk latihan yang pertama adalah renang jarak 25 meter dan bentuk latihan yang

kedua adalah renang jarak 50 meter.

Berdasarkan latar belakang masalah ini peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk

melatih kecepatan renang melalui perbedaan pengaruh latihan renang jarak 25 meter dengan

latihan renang jarak 50 meter terhadap kecepatan renang gaya dada jarak 50 meter. Kedua

bentuk latihan ini nantinya diharapkan akan memberikan pengaruh yang baik bagi klub ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah maka ada

beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut. Latihan renang interval

manakah yang dominan meningkatkan kecepatan renang gaya dada jarak 50 meter pada atlet

putera usia 10-12 tahun klub Bina Tirta tahun 2012? Apakah latihan renang jarak 25 meter

dapat meningkatkan kecepatan renang gaya dada 50 meter pada atlet putera usia 10-12 tahun

klub Bina Tirta tahun 2012? Apakah latihan renang jarak 50 meter dapat meningkatkan

kecepatan renang gaya dada 50 meter pada atlet putera usia 10-12 tahun klub Bina Tirta

tahun 2012? Manakah bentuk latihan renang yang besar pengaruhnya antara jarak 25 meter

dengan jarak 50 meter terhadap peningkatan kecepatan renang gaya dada 50 meter pada atlet

putera usia 10-12 tahun klub Bina Tirta tahun 2012?

Diduga masih banyak lagi masalah yang jika diungkapkan dan diteliti satu persatu

(22)

meter pada atlet putra usia 10-12 tahun klub Bina Tirta tahun 2012. Namun, mengingat

keterbatasan yang ada maka perlu dilakukan pembatasan masalah.

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak terjadi pengungkapan yang salah tentang masalah yang akan diteliti maka

peneliti perlu mengemukakan pembatasan dan inti masalah didalam penelitian ini. Adapun

yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manakah

bentuk latihan renang ( interval ) yang lebih besar pengaruhnya antara jarak 25 meter dengan

jarak 50 meter terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter pada atlet putera usia 10 - 12

tahun klub Renang Bina Tirta Medan tahun 2012.

Renang interval dengan jarak lebih dekat

Renang interval dengan jarak lebih jauh.

Yang dimaksud dengan renang interval dengan jarak lebih dekat adalah jarak 25

meter untuk satu repetisi (satu kali pengulangan), sedangkan renang interval dengan jarak

lebih jauh adalah jarak 50 meter untuk satu repetisi (satu kali pengulangan).

Perlu diketahui pula bahwa jumlah repetisi untuk jarak 25 meter dan jumlah repetisi

untuk jarak 50 meter tergantung dari kondisi atlet dan kemampuan individu setiap atlet. Oleh

karena itu dalam penelitian ini peneliti membatasinya yaitu “ Perbedaan pengaruh latihan

renang (interval) jarak 25 meter dengan latihan renang (interval) jarak 50 meter terhadap

kecepatan renang gaya dada 50 meter pada atlet putera usia 10-12 tahun klub Renang Bina

(23)

D. Rumusan Masalah

Atas dasar uraian latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang siginifikan latihan renang jarak 25 meter terhadap

peningkatan kecepatan renang gaya dada jarak 50 meter pada atlet putera usia 10-12

tahun klub Bina Tirta Medan tahun 2012?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan latihan renang jarak 50 meter terhadap

peningkatan kecepatan renang gaya dada jarak 50 meter pada atlet putera usia 10-12

tahun klub Bina Tirta Medan tahun 2012?

3. Manakah yang lebih baik antara latihan renang jarak 25 meter dan latihan renang

jarak 50 meter terhadap peningkatan kecepatan renang gaya dada jarak 50 meter pada

atlet putera usia 10-12 tahun klub Bina Tirta Medan tahun 2012?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan latihan renang jarak 25 meter

terhadap peningkatan kecepatan renang gaya dada 50 meter pada atlet putera usia

10-12 tahun klub Bina Tirta Medan tahun 2010-12.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh yang signifikan latihan renang jarak 50 meter

terhadap peningkatan kecepatan renang gaya dada jarak 50 meter pada atlet putra usia

10-12 tahun klub Bina Tirta tahun Medan2012.

3. Mengetahui manakah bentuk latihan yang lebih besar pengaruhnya antara latihan

renang jarak 25 meter dengan latihan renang jarak 50 meter terhadap peningkatan

kecepatan renang gaya dada 50 meter pada atlet putera usia 10-12 tahun klub Bina

(24)

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi harapan dalam peneltian ini sehingga memberikan manfaat

adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi pelatih klub Bina Tirta Medan dalam membina sekaligus

melatih pada kegiatan latihan renang.

2. Sebagai sumber informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam kegiatan melatih dan pembinaan prestasi khususnya renang.

3. Sebagai pengetahuan bagi atlet dalam meningkatkan motivasi dalam berlatih renang

gaya dada guna mencapai prestasi yang maksimal.

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengujian hipotesis ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Latihan Renang jarak 25 meter memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan kecepatan renang gaya dada pada pada atlet putera usia 10-12 tahun, Klub

Bina Tirta Medan tahun 2012.

2. Latihan Renang jarak 50 meter memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan kecepatan renng gaya dada pada pada atlet putera usia 10-12 tahun, Klub

Bina Tirta Medan tahun 2012.

3. Latihan Renang jarak 25 meter tidak lebih besar pengruhnya daripada latihan Renang jarak 50 meter terhadap peningkatan kecepatan renng gaya dada pada pada atlet putera

usia 10-12 tahun, Klub Bina Tirta Medan tahun 2012.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti menyarankan sebagai

berikut :

1. Agar pelatih meberikan latihan Renang jarak 25 meter dan latihan Renang jarak 50 meter

karana sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan renng gaya dada.

51

2. Agar para peneliti selanjutnya melakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan

sampel yang lebih besar, waktu penelitian yang lebih lama dan program latihan yang

(26)

3. Kepada para pelatih agar memperhatikan bentuk latihan dalam program latihan yang di

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Bompa, Tudor ( 1983 ). Theory and Methodology of Training. Ontario Canada, Departement of Physical Education York University Toronto.

Colwin, C (1977). An Introduction to Swimming Coaching. Ontorio:Allenbio Graphics ltd.

Ernestw ( 1983 ). Swimming Faster. Myfield Publishing Company.

Harsono ( 1988 ). Coaching Dan Aspek-Aspek Dalam Coaching. Jakarta, Tambak Kesuma.

Harsono ( 2000 ). Latihan Kondisi Fisik. Koni Pusat. Jakarta

Hendromartono (1992). Olahraga Pilihan Renang. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Kasiyo ( 1992 ). Renang, Materi Metode Penilaian. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Muri, Muhammad ( 2000 ). Renang., PRSI., Jakarta.

Pate ( 1995 ). Dasar Dasar Ilmu Kepelatihan. Penerbit Saunders Collage Publishing, Penerjemah Drs. Kasiyo Dwijowinoto, MS.

Sajoto, Mochammad ( 1988 ). Pembinaan Kondisi Fisik. Penerbit Depdikbud Jakarta.

Setiawan, Iwan (1994). Manusia & Olahraga. Jakarta, Depdikbud.

Singgih ( 1982 ). Psikologi Olahraga. Jakarta, Penerbit PT. BPK Gunung Mulia.

Soekarno (1979 ). Olahraga Renang. Jakarta, Penerbit PT Sastra Hudaya.

Sudjana ( 2002 ). Metode Statistik. Bandung, Tarsito.

Thompson, J.l (1991). Introduction to Coaching theory. Jakarta, RDC.

Http://www.google.co.id=interval swimming&ie Http:// id. Wikipedia.org/renang_olahraga)

Gambar

Tabel 22  Pengujian Hipotesis Kedua .......................................................................
Gambar 1  Bentuk Gerakan Tangan Renang Gaya Dada ..............................
Tabel 1.  Data Kecepatan Renang Gaya Dada Jarak 50 Meter Atlet Putera Usia 10 - 12 Tahun Klub Renang Bina Tirta Medan Pada Waktu Mengikuti Seleksi
Tabel 2.  Data Hasil Tes Pendahuluan Kecepatan Renang Gaya Dada Jarak 50 Meter Atlet Putera Usia 10 - 12 Tahun Klub Renang Bina Tirta Medan Tahun 2011 (

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diketahui bahwa variabel umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan

Dalam hal ini menganalisis jumlah penerimaan pajak penghasilan khususnya PPh final sebelum dan sesudah kenaikan BBM, di perlukan data penerimaan PPh final pada Kantor Pelayanan

Media spons busa dapat dimanfaatkan sebagai media pengisi kemasan pada transportasi lobster air tawar hidup sistem kering karena memiliki daya serap air yang tinggi,

Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara mean arterial pressure dengan peristiwa kematian pada stroke perdarahan intraserebral di RS Dr..

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 2 Bojanegara Kabupaten Purbalingga

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada level molekuler mengenai kajian penggunaan gen cytochrome b sebagai penanda genetik dengan menggunakan sampel yang

Berdasarkan hasil klasifikasi dengan menggunakan citra Landsat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumbar, secara umum dapat diklasifikasikan

Yayasan Pendidikan Kasih Baru Internasional (YPKBI) is nonprofits. organizations accordance with