BAB IV
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN EXECUTIVE GAME CENTER
4.1. Gagasan Perencanaan
4.1.1. Fungsi dan Peranan Executive Game Center 1. Fungsi
Executive Game Center memiliki fungsi antara lain:
a. Sebagai pusat tempat olahraga kalangan atas atau eksekutif yang dimana biasanya harus menggunakan lahan yang luas dan lebar kini dibuat lebih simpel dan sederhana menjadi permainan olahraga yang dapat dilakukan dalam sebuah gedung.
b. Sebagai tempat berlatih dan berkumpul. 2. Peranan
Keberadaan Executive Game Center mempunyai peranan sebagai berikut: a. Sebagai tempat bermain olahraga dan merelaksasikan tubuh dan
pikiran dari kepenatan pekerjaan.
b. Memberikan kemajuan Kota baik dari segi olahraga, pariwisata dan ekonomi.
4.1.2. Sasaran dan Lingkup Pelayanan Executive Game Center
Sasaran Executive Game Center adalah Masyarakat kalangan atas atau golongan eksekutif di Surakarta secara khususnya dan masyarakat kalangan atas yang berkunjung di Surakarta serta tidak menutup kemungkinan semua golongan yang ingin menikmatinya.
4.1.3. Pelaku Kegiatan Executive Game Center
Secara garis besar pelaku kegiatan di Executive Game Center dapat dikelompokkan sebagi berikut :
a. Pengelola 1. Direktur 2. Manager
4. Divisi Golf Virtual 5. Divisi Softball Virtual 6. Divisi Bowling Virtual 7. Divisi Billiard
8. Divisi Futsal 9. Divisi Fitness 10. Divisi Tennis Virtual 11. Divisi Tennis Squash 12. Divisi Shooting Virtual 13. Divisi Boxing Virtual 14. Divisi Balap Virtual 15. Divisi Fishing Virtual 16. Divisi Dancing Virtual 17. Divisi Downhill Virtual 18. Divisi Percussion Virtual 19. Divisi Nascar Racing Virtual 20. Divisi Motocycle Virtual 21. Divisi Star Wars Trilogy
22. Divisi Blazzing Angel Squadrons 23. Divisi Harley Davidson
24. Divisi Top Skaters Virtual 25. Divisi Rockband Virtual 26. Divisi Guitar Hero 27. Divisi Foosball 28. Divisi SPA
d. Maintenance gedung
4.2. Lokasi Gedung 4.2.1. Analisa Lokasi
Executive Game Center adalah bangunan yang difungsikan sebagai tempat sarana olahraga dan kebugaran yang menjadi sasaran utama adalah masyarakat kalangan atas, maka pemilihan site harus berada dikawasan pusat bisnis kota atau wilayah yang dapat terjangkau dan relatif dekat dengan pusat kota.
Pemilihan site juga harus mempertimbangkan beberapa aspek antara lain: terdapat sarana dan prasarana yang baik disekitar lokasi site, kemudahan akses menuju site sehingga aktivitas Executive Game Center dapat erwadahi secara optimal.
Lokasi yang dipilih untuk dibangun sarana Executive Game Center adalah: a. Alternatif 1
Area yang terletak di Jl. Slamet Riyadi no. 254, Laweyan, Solo, sebelah barat Luwes, dengan kondisi eksisting site :
1. Termasuk area pusat pelayanan kota I dan II yang mengacu pada fungsi pariwisata budaya, perdagangan dan jasa, olahraga dan industri kreatif.
Gambar 4.1. Batas Lokasi Alternatif 1
Sumber:
https://www.google.co.id/maps/place/Jalan+Slamet+Riyadi/@-7.5692268,110.8162487,333m/data=!3m1!1e3!4m2!3m1!1s0x2e7a1681d3ce5815:0xdb0 5ffcadccb6115, 2014
Batas-batas lokasi
Utara : Jl. Slamet Riyadi dan Hotel Novotel Timur : LUWES
Selatan : Graha Farma Barat : Solo Mio Galleria b. Alternatif 2
Area yang terletak di Jl. Ronggo Warsito no. 123, Banjarsari, Solo, dengan kondisi eksisting site :
1. Termasuk area pusat pelayanan kota II dan III yang mengacu pada fungsi pariwisata, olahraga, industri kreatif, permukiman, perdagangan dan jasa.
Gambar 4.2. Batas Lokasi Alternatif 2
Sumber:
https://www.google.co.id/maps/place/Jalan+Slamet+Riyadi/@-7.5692268,110.8162487,333m/data=!3m1!1e3!4m2!3m1!1s0x2e7a1681d3ce5815:0xdb0 5ffcadccb6115, 2014
c. Alternatif 3
Area yang terletak di Jl. Dr. Radjiman no. 312, Laweyan, Solo, dengan kondisi eksisting site :
1. Termasuk area pusat pelayanan kota I dan II yang mengacu pada fungsi pariwisata budaya, perdagangan dan jasa, olahraga dan industri kreatif.
Gambar 4.3. Batas Lokasi Alternatif 3
Sumber: https://www.google.co.id/maps/place/Jalan+Slamet+Riyadi/@-7.5692268,110.8162487,333m/data=!3m1!1e3!4m2!3m1!1s0x2e7a1681d3ce5815
:0xdb05ffcadccb6115, 2014
4.3. Analisa Pemilihan Site 4.3.1. Kriteria Pemilihan Site
Kriteria-kriteria yang dijadikan pedoman menganalisa pemilihan site untuk Executive Game Center sebagai berikut :
a. Fungsi lahan (Land use)
Kesesuaian fungsi kawasan menurut ketentuan RURTK Kota Surakarta 2011-2031.
b. Ketersediaan lahan
Ketersediaan lahan yang cukup luas dan cukup menampung berbagai ruang dan aktifitas yang menunjang fungsi-fungsi di dalamnya.
Site terletak pada daerah yang sudah mempunyai fasilitas sarana prasarana penunjang serta fasilitas kebutuhan pokok bangunan umum seperti saluran air bersih, listrik, telepon, dan saluran pembuangan air kotor.
d. Pencapaian
Site terletak pada daerah yang strategis sehingga memungkinkan dapat di akses dari berbagai arah serta memiliki jalur transportasi umum dalam dan luar kota.
e. Kondisi tanah
Kondisi tanah yang tidak berkontur dan kualitas yang baik sehingga langsung dibangun.
f. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang mendukung aktifitas di dalam bangunan
Tabel 4.1 Skala prioritas kriteria pemilihan site
No. Kriteria Bobot
1. Fungsi kawasan 4
2. Kondisi lingkungan 3
3. Pencapaian 4
4. Ketersediaan Infrastruktur 3
5. Ketersediaan lahan 3
6. Kondisi tanah 2
Sumber : Analisa penulis, 2014 Keterangan bobot kriteria :
Sangat mendukung = 4
Mendukung = 3
4.3.2. Penentuan Lokasi
Bebrapa alternaif site yang sudah di pilih yaitu alternatif 1 terletak di Jl. Slamet Riyadi no. 254, Laweyan, Solo (sebelah selatan Luwes), alternatif 2 terletak di Jl. Ronggo Warsito no. 123, Banjarsari, Solo, dan alternatif 3 terletak di Jl. Dr. Radjiman no. 312, Laweyan, Solo.
Penentuan lokasi site dilakukan dengan penilaian berdasarkan potensi lokasi dan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Hasil yang dipilih merupakan potensi site yang lebih memadahi dan potensial untuk perencanaan Executive Game Center di Kota Surakarta.
Berikut ni adalah tabel penilaian untuk menentukan lokasi site. Tabel 4.2. Skala prioritas kriteria pemilihan site
Kriteria Skala Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Prioritas Range Hasil Hasil Skala Prioritas Range Hasil Hasil Skala Prioritas Range Hasil Hasil
Sumber : analisa penulis, 2014 Keterangan bobot kriteria
4 = Sangat baik 3 =Baik
2 = Cukup 1 = Kurang
4.4. Analisa Pengolahan Site 4.4.1. Kondisi Eksisting Site
Site berada di Jl. Slamet Riyadi no. 254, Laweyan, Solo, merupakan lahan kosong milik Perusahaan, batas-batas site yaitu :
Utara : Jl. Slamet Riyadi dan Hotel Novotel Timur : Luwes
Selatan : Graha Farma Barat : Solo Mio Galleria
Gambar 4.4. Kondisi Eksisting Site
Gambar 4.5. Luas Site Area
Sumber:
https://www.google.co.id/maps/place/Jalan+Slamet+Riyadi/@-7.5692268,110.8162487,333m/data=!3m1!1e3!4m2!3m1!1s0x2e7a1681d3ce5815:0xdb0 5ffcadccb6115, 2014
Berikut ini adalah penjelasan secara rinci mengenai kondisi site, a. Site ada di sebelah Jl. Slamet Riyadi merupakan sekunder b. Topografi relatif data
c. Koefisien Dasar Bangunan = 60% d. Koefisien garis Sempadan bangunan = 15-20m
4.4.2. Analisa dan Konsep Pencapaian
Tujuan dari analisa pencapaian ini adalah untuk menentukan letak pintu masuk utama (Main Entrance) dan untuk pintu kegiatan service (Side Entrance), dasar pertimbanganya adalah :
Kriteria :
a. Main Entrance (ME)
1. Mudah dijangkau oleh kendaraan umum maupun kendaraan pribadi dan mudah di kenali dari jalur utama.
2. Menyesuaikan dengan arah pergerakan lalu lintas, potensi jalan dan kegiatan disekitar lingkungan.
3. Jauh dari titik kemacetan dan menghadap langsung ke jalur utama b. Side Entrance (SE)
1. Tidak menggangu main entrance (ME).
2. Letak side entrance tidak diharuskan melalui jalur utama karena berfungsi sebagai sirkulasi servis dan karyawan.
Analisa :
a. Jl. Slamet Riyadi merupakan jalan utama dengan dua jalur sebagai penghubung jalur ke dalam dan keluar kota.
b. Kedua sisi Jl. Slamet Riyadi terdapat jalur Pedestrian.
U
Gambar 4.6. Analisa Jalan
Konsep :
a. Merespon dari Site Lokasi,ME di sebelah barat dan SE berada disebelah timur.
Gambar 4.7. Analisa Letak SE dan ME Sumber: Analisa Penulis, 2014
4.4.3. Analisa dan Konsep Orientasi Bangunan
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan orientasi bangunan agar didapatkan nilai view yang optimal, sehingga dapat menjadikan bangunan sebagai daya tarik bagi para pengunjung dan pengguna jalan.
Kriteria :
a. Orientasi dimaksudkan sebagai pengarah atau penunjuk terhadap kegiatan yang ada pada bangunan.
b. Letak ME dan SE.
c. Memanfaatkan kondisi iklim. Analisa :
Berdasarkan letak site terhadap lingkungan sekitar, orientasi bangunan di arahkan ke Jl. Slamet Riyadi.
Gambar 4.8. Analisa Orientasi Bangunan Sumber: Analisa Penulis, 2014
Konsep :
a. Secara garis besar, orientasi bangunan di arahkan ke Jl. Slamet Riyadi sebagai jalan utama kota.
b. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yaitu dengan menghadapkan bangunan ke arah utara dan selatan untuk menghindari intensitas sinar matahari yang berlebihan dari arah barat dan timur. 4.4.4. Analisa dan Konsep View
Tujuan dari analisa view adalah untuk mendapatkan arah pandang yang terbaik, baik dari dalam ke luar site atau pun sebaliknya sehingga menjadikan point of interest.
Kriteria :
a. View dari dalam site. b. View dari luar site.
c. Situasi lingkungan sekitar. Analisa :
a. View dari luar site berasal dari Jl. Slamet Riyadi.
Gambar 4.9. Analisa View To dan From Site Sumber: Analisa Penulis, 2014 Konsep :
a. View di arahkan keluar bangunan untuk merespon tuntutan dari analisa konsep yaitu ke arah jalan arteri sehingga diharapkan nilai ekspos bangunan dapat menarik perhatian.
4.4.5. Analisa dan Konsep Kebisingan (Noise)
Tujuan dari analisa kebisingan ini adalah untuk mereduksi tingkat kebisingan yang berasal dari luar site dengan tujuan mendapatkan kenyamanan di dalam bangunan, dasar pertimbnganya adalah :
Kriteria:
a. Sumber bunyi berasal dari luar site. b. Intergritas terhadap konsep view. c. Kenyamanan pengunjung.
Analisa :
a. Sumber kebisingan berasal dari Jl. Slamet Riyadi
Gambar 4.10. Analisa Kebisingan Sumber: Analisa Penulis, 2014 Konsep :
a. Penggunaan pagar pembatas dan vegetasi yang berdaun lebat, berfungsi mereduksi bangunan.
b. Masalah kebisingan juga dapat diatasi dengan sistem zoning, fasilitas yang tidak membutuhkan keterangan yang serta fasilitas penunjang diletakkan berdekatan dengan zona bising sehingga dapat befungsi sebagai barier terhadap fasilitas yang membutuhkan privasi tinggi.
Gambar 4.11. Analisa Kebisingan Sumber: Analisa Penulis, 2014
Bising
Sedang
Tenang
Sumber kebisingan
4.4.6. Analisa dan Konsep Iklim
Tujuan dari analisa klimatologi adalah bagaimana memanfaatkan potensi alam (iklim) guna menunjang aktifitas di dalam banguan, dasar pertimbanganya adalah :
Kriteria :
a. Arah datang sinar matahari. b. Arah angin.
c. Memanfaatkan kondisi iklim.
Gambar 4.12. Analisa Iklim Sumber: Analisa Penulis, 2014 Konsep :
a. Penggunaan sun shading sebagai pereduksi sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan
Matahari pagi : panas, tidak menyilaukan, menyehatkan Matahari siang :
panas, tidak menyilaukan,
tidak menyehatkan
Matahari siang : panas, tidak menyilaukan, tidak
c. Penggunaan vegetasi sebagai upaya membelokkan arah angin dengan tujuan mengurangi beban angin pada bangunan dan juga sebagai upaya memberikan kenyamanan.
d. Menggunakan cross ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih ke dalam ruangan.
Gambar 4.13. Respon Matahari Sumber: Analisa Penulis, 2014
Gambar 4.15. Respon Angin Sumber: Analisa Penulis, 2014
4.4.7. Analisa dan Konsep Zonifikasi
Tujuan dari analisa zonifikasi adalah untuk menata urutan tata ruang yang sesuai tingkat privasinya, dasar pertimbanganya adalah :
Kriteria :
a. Karakter kegiatan yang beraneka ragam. b. Kebutuhan kenyamanan dalam kegiatan.
c. Tingkat kebisingan pada lingkungan sekitar tapak. Analisa :
a. Site terletak di jalan raya merupakan jalan penghubung antar kota. b. Aktifitas sekitar site sedang karena merupakan daerah permukiman,
perdaganagn dan pelayanan jasa. Konsep :
a. Pemisahan atara zona publik, semi publik, privat kedalam bentuk penzoningan vertikal dan horizontal.
b. Zona publik diletakkan di site bagian luar dekat jalan raya dan pintu masuk karena zona publik merupakan zona yang berhubungan dengan orang banyak (publik) sehingga harus mudah di capai.
Gambar 4.16. Analisa Zoning Sumber: Analisa Penulis, 2014 4.4.8. Analisa dan Konsep Sirkulasi
Tujuan dari analisa sirkulasi ini adalah untuk memperoleh pola sirkulasi internal yang nyaman dan tidak membingngkan bagi pengguna serta tidak terjadi crossing antar jalur sirkulasi pengunjung, dasar pertimbanganya adalah :
Kriteria :
a. Kelancaran, kenyamanan, dan keamanan. b. Pemisahan jalur sirkulasi.
c. Zonifikasi. Analisa :
a. Sirkulasi pengunjung berupa pedestrian, jalur kendaraan. b. Area parkir berada di basement.
c. Pemisahan sirkulasi antara penjalan kaki dan kendaraan bermotor. Publik
Gambar 4.17. Analisa Sirkulasi Sumber: Analisa Penulis, 2014
Gambar 4.18. Analisa Keseluruhan Sumber: Analisa Penulis, 2014
ME MOTO R
ME MOBIL
SE MOBIL SE
MOTOR
ME
PEJALAN KAKI TANGGA
4.4.9. Analisa Kebutuhan Ruang Pengguna
Aktifitas Kebutuhan Ruang Kelompok
Ruang
Datang & parkir Area Parkir Loading Dock
v Kerja Direktur R. Direktur
Kelompok Pengelola
v Kerja Manager R. Manager
v Mendampingi pimpinan R. Sekretaris
v Membantu keuangan R. Bendahara
v Menertibkan keamanan R. Scurity
Kelompok Servis
v v Mendaftar R. Informasi
v v v Bersantai R. Lobby
v Membersihkan, Masak, Cuci R. Pantry /OB v Memperbaiki kerusakan R. Maintenance v Menampung air bersih Groundtank
v Mendeteksi kelistrikan
R. Panel R. Travo R. Genset
v Menaruh barang Gudang
v v v Bermain Softball R. Softball Pengunjung
v Mengarahkan permainan R. Operator
4.4.11. Analisa Besaran Ruang
Besaran ruang ditebtukan berdasarkan persyaratan kuantitatif suatu ruang yang meliputi volume aktifitas, besaran, serta flow dalam ruang. Luasan standart diperoleh dari :
NAD : Neufert Ernest, Architect Data A : Asumsi
R. Rapat 50m2/15oran
Total 1153,5 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 6240 A 1248 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 1125 A 225 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 243,75 A 48,75 m2
KM 1.65 x 1.35
Jumlah m2 476,8 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 182,24 A 36,44 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 2250 A 450 m2
R. Tunggu/santai 0,85
Total 845,59 m2 R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 380 A 76 m2
8. Sport Station
R. Tunggu/santai 0,85
11. Tennis Squash
R. Tennis Squash 6,4x9,8 m2 20 S 1254, 4 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 1254,4 A 250,88 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 375 A 75 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 100 A 20 m2
m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 75 A 15 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 500 A 100 m2
R. Tunggu/santai 0,85
R. Downhill 10 m2 25 A 250 m2
R. Loket 10 m2 1 A 10 m2
R. Operator 25 m2 1 A 25 m2
R. Peralatan 50 m2 1 A 50 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 250 A 50 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 250 A 50 m2
19. Nascar Racing
R. Nascar Racing 15 m2 20 A 300 m2
R. Loket 10 m2 1 A 10 m2
R. Operator 25 m2 1 A 25 m2
R. Peralatan 50 m2 1 A 50 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 300 A 60 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 250 A 50 m2
m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 250 A 50 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 250 A 50 m2
23. Harley Davidson
R. Fishing 10 m2 25 A 250 m2
R. Loket 10 m2 1 A 10 m2
R. Operator 25 m2 1 A 25 m2
R. Peralatan 50 m2 1 A 50 m2
R. Tunggu/santai 0,85
R. Fishing 10 m2 25 A 250 m2
R. Loket 10 m2 1 A 10 m2
R. Operator 25 m2 1 A 25 m2
R. Peralatan 50 m2 1 A 50 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 250 A 50 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 800 A 160 m2
26. Guitar Hero
R. Guitar Hero 10 m2 20 A 200 m2
R. Loket 10 m2 1 A 10 m2
R. Operator 25 m2 1 A 25 m2
R. Peralatan 50 m2 1 A 50 m2
R. Tunggu/santai 0,85
m2/orang 20% dari 200 A 40 m2
R. Tunggu/santai 0,85
KM 1.65 x 1.35
Total Keseluruhan Pengunjung
1+2+3+4+5+6+7+8+9+10+11+12+13+14+15+16+17+18+19+20+21+2 2+23+24+25+26+27+28+29
30.538,38 m2
Kelompok Servis Parkir
Ruang Standart Jumlah Sumber Luas m2
Parkir motor 2,25x0,75
m2 500 NAD 845 m2
Rekapan semua keutuhan ruang
Kelompok ruang Besaran total
Total 32.265,91 m2
Berdasarkan RUTRK Kota Surakarta tentang peraturan pembangunan, maka jumlah lantai dapat diketahui sebagai berikut :
Building Coverage : 60 %
Luas Site : 10.806 m2
Luas total ruang : 41.098,91 m2 Site yang bisa dibangun ( KLB) : 0,6 x 10.806 m2
: 6.483,6 m2
Jumlah lantai : 41.098,91 / 6.483,6 m2 : 6,3 lantai
Sisa Site untuk RTH : 10.806 – 6.483,6 : 4.322,4 m2
4.4.12. Analisa dan Konsep Tampilan Arsitektur
Bentuk dasar bangunan ini adalah Minimalis Kontemporer.
Gambar 4.19. Bangunan Minimalis Kontemporer
Sumber: http://architecturalmoleskine.blogspot.com/2012/11/tadao-ando-suntory-museum.html, 2014
1. Tampak depan bangunan terkesan terbuka namun masih terlihat elegan dengan tampilan yang sederhana simpel tidak banyak ornamen sesuai dengan konsepnya minimalis kontemporer yang lebih mementingkan keterbukaan, kesederhanaan dan memanfaatkan ruang.
Gambar 4.20. Bangunan Minimalis Kontemporer
Sumber: http://architecturalmoleskine.blogspot.com/2012/11/tadao-ando-suntory-museum.html, 2014
Konsep 2 :
Gambar 4.21. Bangunan Minimalis Kontemporer
Sumber: http://desaininterior.me/2012/02/arsitektur-rumah-tinggal-terbuka-gaya-kontemporer-dari-bentuk-l/ , 2014
Konsep 3:
1. Sisi sebelah bangunan ditempatkan sebuah tempat fift atau tangga dengan konsep seluruhnya dinding dari kaca agar transparan dan terlihat dari luar bangunan guna memperlihatkan struktur bangunan yang sederhana simpel namun terlihat bersih terawat dan nyaman dinikmati dari dalam keluar maupun dari dalam keluar bangunan.
4.4.13. Analisa dan Konsep Interior a. Lobby
Gambar 4.21. Interior lobby
Untuk area lobby akan terlihat hangat dan nyaman akan dipadukan unsur lantai parquet dan unsur kayu di dalam balutan dinding nya, dengan interior berkonsep minimalis yang tanpa ornamen tambahan maka ruangan akan semakin terlihat luas.
b. Sport Station
Gambar 4.22. Interior toko olahraga
Sumber: http://desaininterior.me/2013/10/aksen-warna-untuk-desain-interior-rumah-huni-kontemporer/, 2014
Dengan memadukan arena lapangan olahraga sebagai estetika interior didalamnya maka akan dapat lebih terlihat selaras dengan tampilannya sebagaimana toko olahraga.
Sumber: http://desaininterior.me/2013/10/aksen-warna-untuk-desain-interior-rumah-huni-kontemporer/, 2014
Meskipun bentang lebar atap plafond lapangan futsal dapat terlihat rapi dan elegan jika dipadukan dengan atap plafond minimalis.
d. Spa
Gambar 4.25. Interior SPA
Sumber: http://www.zomdai.com/luxurious-day-spa-interior-with-clean-and-wood-accent/spa-room-with-waves-sofa-chairs/, 2014
Dengan interior minimalais ruangan pijat SPA dapat terlihat lebih luas karena tanpa aksen-aksen tambahan didalamnya.
4.4.14. Analisa dan Konsep Struktur 1. Rangka Bangunan
a. Pondasi
Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi tiang pancang, namun karena keberadaannya di sekeliling bangunan lainnya maka untuk pemancangan menggunakan alat berat Jack In Pile 120 Ton, yang dimana alat berat ini sangat cocok digunakan karena rendah polusi udara, kebisingan yang rendah dan tanpa adanya getaran karena menggunakansistem hydroulic.
Gambar 4.27. Alat berat Jack In Pile 120 Ton Sumber: http://www.pt_karuniapondasi.com, 2014
b. Atap
Gambar 4.28. Rangka Atap bangunan
Rangka baja Rangka
Untuk rangka atap yang akan digunakan adalah menggunakan 2 jenis, yang pertama adalah rangka atap dak cor beton dan yang kedua adalah rangka atap baja untuk area atap gedung futsal.
4.4.15. Analisa Utilitas g. Instalasi air bersih
Gambar 4.29. Instalasi air bersih Sumber: Dokumen Penulis, 2014
Kebutuhan air bersih yang utama pada bangunan bersumber pada PDAM dan sumur artesis digunakan sebagai sumber cadangan air bersih. Pendistribusian air bersih menggunakan sistem down feed yaitu air bersih dari sumber air yang ditampung.
h. Instalasi air kotor
Air kotor atau air buangan pada bangunan inti pada dasarny ada tiga macam yaitu:
1. Black water, yaitu dari kloset
2. Grey water, yaitu dari bak mandi, dapur, dan cucui 3. Air hujan, yaitu air dari atap atau halaman
Gambar 4.31. Sistem drainase
Sumber : Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan
Pembuangan air kotor menggunakan pipa ganda, yaitu pembuangan air kotor dibagi menjadi dua buah pipa sehingga terjadi pemisahan air buangan. Pembuangan air kotor yang berasal dari air hujan dan grey water disalurkan melalui saluran tertutup ke saluran pembuangan kota, sedangkan black water disalurkan ke dalam septitank lalu ke sumur resapan.
i.
Sistem proteksikebakaran
Jenis Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran 1. Detektor: ionisasi, fotoelektrik, detektor api dan panas
2. Sistem air: hidran bangunan, hidran halaman/siamese dan hidran kota dan sprinkler
Gambar 4.33. Springkler
Sumber : Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan
3. Portable/alat pemadam api ringan
Gambar 4.34. Pemadam api
Sumber : Azizah, Ronim, 2011, Utilitas Bangunan
j.
Sistem transportasi vertikal
Transportasi vertikal adalah sarana pergerakan manusia dan barang dari lantai bawah ke lantai atasnya. Dalam desainnya harus aman dan dapat menampung beban dengan kuat. Sistem transportasi vertikal yang diterapkan pada bangunan antara lain :
1. Tangga, adalah sistem transportasi vertikal pada bangunan yang mempunyai pijakan dan ketinggian yang digunakan untuk mencapai ketinggian tertentu.
gerakan melintas pada bangunan umum agar mudah dalam aksesibilitas.