Universitas Kristen Maranatha i
ABSTRAK
Salah satu cara utuk meningkatkan citra perusahaan di benak konsumen dalam mengikuti perkembangan pasar dan bisa menjadi ciri khas suatu daerah adalah dengan melakukan rebranding. Peranan desain komunikasi visual sangatlah berpengaruh dalam menentukan hasil rebranding yang baik. Rebranding yang baik sangat mudah dalam mengaplikasikan pesan yang ingin disampaikan dalam berbagai media komunikasi visual.
Ada beberapa pertimbangan perencanaa konsep desain dalam rebranding seperti tujuan, pesan yang ingin disampaikan, target audience, penggunaan elemen grafis seperti ilustrasi dan foto dan teks yang tepat, layout serta berbagai aspek teknikal yang berhubungan dengan ukuran, pemilihan material promosi sampai dengan metode produksinya.
ABSTRACT
Rebranding is one of many solutions for following market development and make it as icon of a region. A good rebranding is depending on, how good is the visual communication design. The good rebranding make easier to apply for every single visual communication media.
Rebranding is talking about aim, message, audience target, a good communication of photograph and text, layout, dimension, materials and production.
For this rebranding, the author have made approaching and implementation from a precisely design. The result of this rebranding makes a modern and playful
appearance so match with
Universitas Kristen Maranatha
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Masalah dan Ruang Lingkup 2
1.2.1 Identifikasi Masalah 2
1.2.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup 3
1.3 Tujuan Perancangan 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 4
1.5 Skema Perancangan 4
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori Brand 6
2.1.1 Brand 6
2.1.2 Branding dan Brand Strategy 8
2.1.2.1 Brand Positioning 9
2.1.2.2 Brand Identity 9
2.1.2.3 Brand Personality 9
2.1.2.4 Brand Communication 10
2.2 Landasan Teori Corporate Identity 12
2.2.1 Corporate Identity 12
2.2.2 Corporate Design 14
2.2.2.1 Logo 14
2.2.2.2 Warna Coorporate 15
2.2.3 Coorporate Communication 15
2.2.3.1 Tagline 15
2.2.3.2 Jingle 15
2.3 Teori Warna Makanan 16
BAB 3 DATA DAN ANALISIS SURABI IMUT
3.1 Profil Surabi Imut 17
3.1.1 Sejarah Surabi Imut 17
3.1.2 Produk Surabi Imut 18
3.1.3 Brand Surabi Imut 19
3.2 Pemasaran Produk 20
3.2.1 Penjualan 20
3.2.2 Pesaing 21
3.2 Pemasaran Produk 20
3.2.1 Penjualan 20
3.2.2 Pesaing 21
3.3 Data Wawancara 21
3.3.1 Data Wawancara dengan Pihak Perusahaan 21
3.3.2 Data Kuesioner 22
3.4 Tinjauan terhadap Produk Sejenis 28
Universitas Kristen Maranatha
3.7 Analisis Pemecahan Masalah Surabi Imut 33
BAB 4 PEMECAHAN MASALAH
4.1 Konsep Komunikasi 35
4.2 Konsep Kreatif 36
4.4.8 Packaging Takeaway 47
4.4.9 Papan Nama 48
4.4.11 Poster 50
4.4.12 Flyer+Voucher 52
4.4.13 X-banner 53
4.4.14 Website 54
4.4.15 Reward card 55
4.4.16 Perangkat makan 56
4.4.17 Gimmick 56
4.5 Budgeting 59
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 60
5.2 Saran 60
5.2.1 Saran bagi Masyarakat 60
5.2.2 Saran bagi Desainer Komunikasi Visual 60
5.2.3 Saran bagi Pembelajar dan Pemerhati Desain Komunikasi Visual 61
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN A (Pertanyaan Kuesioner) LAMPIRAN B (Hasil Kuesioner)
LAMPIRAN C (Hasil Wawancara dengan Pihak Surabi Imut) LAMPIRAN D (Sketsa)
Universitas Kristen Maranatha vii
DAFTAR TABLE
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Piramida Brand Awareness 11
Gambar 2 Logo Surabi Imut 19
Gambar 3 Lokasi Surabi Imut 20
Gambar 4 Lokasi Surabi Enhaii 29
Gambar 5 Tampilan Brand Surabi Enhaii 30
Gambar 6 Ilustrasi Vector 38
Gambar 7 Foto Produk 38
Gambar 8 Logo Surabi Imut Sebelum direbranding 39 Gambar 9 Logo Surabi Imut Setelah Direbranding 40
Gambar 10 Kartu Nama 41
Gambar 16 Packaging Takeaway 47
Gambar 17 Papan Nama 48
Gambar 18 Booth 49
Gambar 19 Poster 50
Gambar 20 Flyer+voucher 52
Gambar 21 X-banner 53
Gambar 22 Website 54
Gambar 23 Rewardcard 55
Gambar 24 Perangkat Makan 56
Universitas Kristen Maranatha ix
Gambar 26 Kipas 57
Gambar 27 Shopping Bag 58
1
seperti kuliner tradisional, modern dan percampuran antara keduanya. Beberapa jenis produk
kuliner Bandung merupakan makanan yang biasanya digunakan sebagai makanan pokok,
atau lauk-pauk dan jajanan. Salah satu jajanan tradisional khas Bandung yang digemari
adalah kue surabi. Jajanan ini berbahan dasar tepung beras dan santan yang dibakar diatas
kayu bakar dengan menggunakan alat tradisional yaitu tungku dan cetakan khusus dari tanah
liat. Kue surabi pada umumnya ada tiga jenis, yaitu dinikmati dengan rasa manis dengan
menggunakan cairan gula merah atau kinca, dinikmati dengan rasa pedas menggunakan
oncom, dan bisa juga dinikmati dengan rasa asin yang dicampur dengan telur.
Begitu banyaknya penjual surabi di seluruh pelosok Bandung membuat para produsen
surabi terus mengembangkan kreativitas dalam pembuatan surabi. Kreativitas pembuatan
surabi dipelopori oleh Surabi Imut yang berada di Jalan Setiabudi No 194, Bandung. Surabi
Imut mempelopori pembuatan surabi kreatif yaitu mengolah surabi yang bisa disantap dalam
berbagai macam olahan rasa, dari penyajian surabi tradisional hingga surabi dengan topping
modern yang bermacam-macam. Karenanya, Surabi Imut menjadi salah satu ikon makanan
2
Universitas Kristen Maranatha Produk yang kreatif tentunya harus dibarengi oleh identitas visual yang menarik dan
mudah diingat, karena identitas visual merupakan salah satu hal terpenting dalam branding. Dimana branding adalah kegiatan untuk menekankan secara jelas apa yang membuat produk yang dijual produsen berbeda dan memiliki nilai lebih daripada pesaingnya yang menjadi
daya tarik di mata konsumennya, dan kegiatan tersebut mencakup pembuatan identitas visual
yang kemudian diterapkan ke dalam media.
Tanpa adanya identitas visual yang menarik dan mudah diingat konsumen tidak mudah
untuk membedakan antara produk kreatif yang satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya
nama Surabi Imut dikenal karena merupakan pelopor pembuat surabi pertama yang
menawarkan surabi dalam olahan rasa yang bermacam-macam sebagai menu utama,
walaupun hal ini masih tidak diketahui oleh sebagian masyarakat. Kondisi ini perlu diperkuat
dengan adanya identitas visual yang baik, terutama untuk menonjolkan kekuatan produk.
Tanpa identitas visual yang menarik dan mudah diingat, kelebihan produk yang sudah kreatif
menjadi kurang menonjol, termasuk rumah makannya. Dengan identitas yang kuat, Surabi
Imut juga dapat lebih menonjol dan berbeda dibanding pesaingnya, mengingat di daerah yang
sama juga terdapat tempat makan yang juga menjual surabi.
1.2 Masalah dan Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas berikut ini akan
dipaparkan identifikasi masalah yang muncul dari cuplikan data atau fenomena yang
diperoleh dari lapangan, rumusan masalah yang akan ditelaah dan dipecahkan dalam
penelitian, dan aspek-aspek atau ruang lingkup yang akan diteliti.
1.2.1 Identifikasi masalah
Sesuai dengan fenomena kejadian dan data di lapangan, berikut ini akan
diidentifikasikan permasalahan yang muncul yaitu permasalahan yang dapat mengganggu
kehidupan manusia baik segara langsung maupun tidak langsung.
3
2) Belum terbentuknya identitas visual Surabi Imut yang mudah diingat oleh konsumennya
dan menampilkan citra kuliner khas Bandung.
3) Produk yang dijual oleh Surabi Imut sebagai pelopor pembuat surabi kreatif, mirip dan
sejenis dengan pesaing-pesaingnya.
1.2.2 Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi berikut ini akan dirumuskan
pokok-pokok masalah yang akan dibahas dan dipecahkan:
1) Upaya apa saja yang dapat ditempuh untuk membuat identitas visual Surabi Imut menjadi
lebih menarik dan mudah diingat konsumen?
2) Bagaimana cara menonjolkan Surabi Imut sehingga memiliki nilai lebih sebagai makanan
khas Bandung?
3) Bagaimana menampilkan produk Surabi Imut agar berbeda dengan para pesaingnya?
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan pokok-pokok persoalan yang dirumuskan dalam rumusan masalah berikut ini
akan dipaparkan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah masalah hasil yang ingin
diperoleh setelah masalah dibahas dan dipecahkan, yaitu sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan langkah-langkah yang tepat untuk ditempuh sebagai upaya untuk
membuat identitas visual Surabi Imut menjadi lebih menarik dan mudah diingat
konsumen;
2) Menjabarkan upaya yang tepat untuk ditempuh sebagai upaya cara menonjolkan Surabi
Imut sehingga memiliki nilai lebih sebagai makanan khas Bandung;
4
Universitas Kristen Maranatha 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan laporan pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, antara
lain sebagai berikut:
1) Data Primer
Data primer didapat dari wawancara kepada pemilik perusahaan dan kuisioner terhadap 100
orang usia 16-30 tahun, dan observasi sebagai partisipan aktif maupun non aktif.
2) Data Sekunder
Data sekunder didapat dari studi pustaka pada buku terkait, majalah, dan internet mengenai
teori-teori terkait dan mengenai desain yang sudah ada.
1.5 Skema Perancangan
Dalam penelitian ini dilakukan tahap-tahap atau langkah-langkah yang runtun, terurut,
sistematis, kronologis dan berkesinambungan mulai awal penelitian sampai dengan akhir
penelitian yaitu dihasilkannya karya yang akan dikomunikasikan kepada target atau audience
yang ditentukan. Berikut ini akan ditampilakan bagan/ skema/ alur proses/ pemetaan/
5
60
Berdasarkan pembahasan dan penganalisisan permasalahan serta perancangan
dan pembahasan karya berikut ini akan dikemukakan hal-hal yang ditentukan dalam
penelitian, yaitu sebagai berikut :
- Dengan merebranding Surabi Imut agar penampilannya lebih menarik dan mudah
diingat konsumen
- Dengan mempromosikan Surabi Imut dalam berbagai media dan menambah
counter agar Surabi Imut lebih dikenal dan disukai masyarakat
- Dengan membuat tampilan baru produk Surabi Imut yang menarik
5.2 Saran
Sehubungan dengan simpulan dan temuan ilmiah yang telah ditegaskan di atas,
berikut ini akan di paparkan langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh khalayak
pembaca yaitu masyarakat dan pihak-pihak lain yang terkait. Sebagai implikasi atau
konsekuensi dari hal-hal yang telah ditemukan dalam penelitian ini.
5.2.1 Saran Bagi Masyarakat
Untuk masyakat sebaiknya lebih mencintai dan mengkonsumsi produk khas
61
keberadaannya bisa berkembang dan dapat bersaing dengan camilan Eropa di era
modern sekarang ini.
5.2.5 Saran Bagi Desainer Komunikasi Visual
Desainer Komunikasi Visual harus memiliki sensitivibilitas tinggi untuk mau
berkarya yang berorientasi kepada pemecahan permasalahan sosial, ekonomi, dan
budaya dalam masyarakat. Terutama dimana desainer itu tinggal dan menuntut ilmu.
Karya-karya yang dihasilkan haruslah bermanfaat untuk lingkungan sekitar dan
masyarakat setempat, dengan tujuan untuk memperbaiki hal-hal yang belum beres dan
memberikan jalan keluarnya. Karya yang dihasilkan secara konkret terukur dan dapat
memberikan kegunaan untuk mempermudah hidup manusia dimana membuat hidup
manusia menjadi lebih baik, positif dan berkualitas. Kontribusi desainer di kota
Bandung bisa berupa apa saja yaitu branding, promosi, kampanye, dan lain-lain di
kota Bandung.
5.2.6 Saran Bagi Pembelajar dan Pemerhati Desain Komunikasi Visual
Seorang desainer tidak bisa berkarya jika tidak didukung oleh pihak lain,
dalam hal ini tempat pendidikan para pemerhati desainer bisa memberikan
tugas-tugas mahasiswa yang lebih berguna untuk kota Bandung, dan untuk adik-adik kelas
dihimbau agar sejak dini sudah peka dalam masalah sosial. Jika bukan kita,
pembelajar dan pemerhati Komunikasi Visual, siapa lagi yang dapat memeberikan
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Arnold, David. 1996. Pedoman Dalam Manajemen Merek. Surabaya: PT. Kentindo
Soho.
Clifton, Rita & John Simmons. 2003. Brands and Branding. London: The Economist.
Crainer, S., & Dearlove, D. 2003. The ultimate book of business brands: Insights from the worls’s 50 greatest brands. United Kingdom: Capstone.
East, R .1997. Consumer Behaviour. London: Prentice Hall
Gelder, S.V. 2005. Global Brand Strategy. London: Kogan Page
Knapp, Duane E. 2002. The Brand Mindset. Yogyakarta: Andi
Soehadi, Agus W. 2005. Effective Branding: Konsep dan Aplikasi pengembangan
Merek yang Sehat dan Kuat. Bandung: Quantum Bisnis & Manajemen.
Susanto, A. B.,& Wijanarko, H. 2004. Power Branding: Membangun Merek Unggul
dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta: Quantum Bisnis & Manajemen
http://www.businesslink.gov.uk