• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Minyak Atsiri Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata) Sebagai Larvisida Terhadap Larva Nyamuk Culex sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Minyak Atsiri Kulit Jeruk Keprok (Citrus reticulata) Sebagai Larvisida Terhadap Larva Nyamuk Culex sp."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

EFEK MINYAK ATSIRI KULIT JERUK KEPROK (Citrus reticulata) SEBAGAI LARVISIDA TERHADAP LARVA NYAMUK Culex sp

David Yunanto, 2012. Pembimbing I : Sijani Prahastuti dr., M.Kes

Pembimbing II : Prof. Dr. Susy Tjahjani dr., M.Kes.

Nyamuk yang menyebarkan filariasis telah membunuh 2 sampai 3 juta manusia dan menginfeksi 200 juta atau lebih setiap tahunnya.Kulit jeruk keprok mengandung d-limonene dan saponin yang dapat membunuh larva dengan menghambat saraf perifer dan menghambat pergantian kulit larva. Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui efek dan potensi larvisida minyak atsiri kulit jeruk keprok terhadap larva nyamuk Culex sp.

Desain penelitian eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif. Efek larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp diuji dengan menggunakan minyak atisiri kulit jeruk keprok berbagai dosis (20, 70, 120, 170, 220, 270 ppm). Data yang dihitung adalah jumlah larva mati selama perlakuan 24 jam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05 apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD.

Hasil penelitian menunjukkan jumlah larva yang mati pada perlakuan minyak atsiri 20 ppm (2), 70 ppm (5,67 ), 120 ppm (9,67), 170 ppm (15,67), 220 ppm (20,33), dan 270 ppm (27,33). Sedangkan larva mati pada perlakuan akuades(0) dan pada perlakuan temephos (29,67). Perlakuan 70, 120, 170, 220, 270 ppm dibandingkan dengan kontrol negatif memberikan efek sangat bermakna dengan p < 0,01. minyak atsiri kulit jeruk keprok 270 ppm memberikan hasil yang tidak signifikan terhadap kontrol positif (temephos 1%).

Simpulan : Minyak atsiri kulit jeruk keprok (Citrus reticulate) memiliki efek sebagai larvisida larva nyamuk Culex sp. Konsentrasi optimal minyak atsiri kulit jeruk keprok sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp adalah 270 ppm.Minyak atsiri kulit jeruk keprok 270 ppm memiliki potensi yang sama dengan temephos 1% sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF KEPROK ORANGE PEEL’S (Citrus reticulata)

ESSENTIAL OIL AS LARVICIDE AGAINTS Culex sp MOSQUITO’S LARVA

David Yunanto, 2012. Preceptor I : Sijani Prahastuti dr., M.Kes Preceptor II : Prof. Dr. Susy Tjahjani dr., M.Kes

Mosquito which spread filariasis has killed 2 until 3 million people and infected 200 millions or more each years. Keprok orange’s peel consist d -limonene and saponin which could kill mosquito’s larva by inhibit peripheral nerve and larva’s skin change. The goal of this experiment to know the effect and larvicidal potency of keprok orange’s essential oil againts Culex sp.

The experiment’s design is true experimental laboratorium with comparative complete randomized design. Larvicide effect againts Culex sp tested using essential oil in several dosage (20, 70, 120, 170, 220, 270 ppm). The data that measured is dead larva for 24 hours. Data Analysis used one way ANAVA with α = 0,05. Significance determined by p < 0,05. If there is a difference, continue with Tukey HSD test.

The experiment result showed that the amount of dead larva in 20 ppm essential oil (2), 70 ppm (5,67), 120 ppm (9,67), 170 ppm (15,67), 220 ppm (20,33), and 270 ppm (27,33). At the same time dead larva on aquadest (0) and temephos (29,67). 70, 120, 170, 220, 270 ppm compared with negative control gave a very significant result p < 0,01. Keprok orange’s peel showed not significant result with positive control (temephos 1%).

Conclusion : Keprok orange’s essential oil (Citrus reticulata) can be used as larvicide againts Culex sp mosquito’s larva. Optimum concentration for keprok orange’s peel essential oil as larvicide is 270ppm. Keprok orange’s peel essential oil 270 ppm has a same potential as temephos 1% as larvicide to Culex sp mosquito’s larva.

(3)

vi

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ……… .... 2

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis ... 4

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Tempat dan Waktu Penelitian...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(4)

vii

2.3 Jeruk Keprok (Citrus reticulata)...16

2.3.1 Komposisi Kimia...17

2.3.2 Kegunaan dan Ramuan Kulit Jeruk...17

2.3.3 d-limonene...18

2.3.4 Saponin...19

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian...21

3.1.1 Alat Penelitian...21

3.1.2 Bahan Penelitian...21

3.2 Metode Penelitian...21

3.2.1 Desain Penelitian ...21

3.2.2 Variabel Penelitian ...22

(5)

viii

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel...22

3.2.3 Besar Ulangan Penelitian. ...22

3.2.4 Prosedur Kerja 3.2.4.1 Pengumpulan dan Persiapan Bahan Uji ...23

3.2.4.2 Persiapan Hewan Coba ...23

3.2.4.3 Prosedur Penelitian ...23

3.2.4 Metode Analisis...24

3.2.5 Hipotesis Statistik...24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan...25

4.2 Pengujian hipotesis penelitian...29

4.2.1 Hal-hal yang mendukung...29

4.2.2 Hal-hal yang tidak mendukung...29

4.2.3 Kesimpulan...29

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...30

5.2 Saran...30

DAFTAR PUSTAKA . ...38

(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidup Nyamuk...5

Gambar 2.2 Siklus Penyakit...6

Gambar 2.3 Mikrofilaria dari Mansonella perstans di darah perifer...7

Gambar 2.4 Mikrofilaria Wucheria bancrofti di apus darah tepi ...7

Gambar 2.5 Peta penyebaran Japanese Encephalitis...7

Gambar 2.6 Buah Jeruk Keprok...17

(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah larva mati dengan minyak atsir kuliti jeruk keprok, akuades, danTemephos...25 Tabel 4.2 Tabel ANAVA jumlah larva yang mati pada berbagai

konsentras...26 Tabel 4.3 Uji Beda Rata-rata Tukey HSD terhadap Jumlah Larva yang Mati antar

(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

(9)
(10)
(11)
(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Penyakit yang disebarkan nyamuk dapat menyebabkan kematian dalam jumlah besar di dunia. Bahkan sekarang, nyamuk yang menyebarkan Filariasis telah membunuh 2 sampai 3 juta manusia dan menginfeksi 200 juta atau lebih setiap tahunnya. Lebih dari sepuluh juta manusia lainnya mati karena penyakit yang disebarkan nyamuk lain termasuk filariasis, dengue, dan japanese echephalitis (IDPH,2007).

Filarisis limfatik, umumnya dikenal sebagai elefantiasis, adalah penyakit tropik yang sering diabaikan. Infeksi terjadi ketika parasit filaria ditransmisikan ke dalam tubuh manusia melalui perantaraan nyamuk. Ketika nyamuk dengan larva filaria stadium infektif mencucuk manusia, parasit tersebut akan disimpan dalam kulit manusia. Larva akan bermigrasi ke dalam pembuluh limfe dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam sistem limfatik manusia (WHO,2012).

Pada saat ini, lebih dari 1,3 juta manusia di 72 negara ada dalam risiko. Enam puluh lima persen manusia yang terinfeksi tinggal di daerah Asia Tenggara, 30% di daerah Afrika dan sisanya berada di daerah tropis lainnya. Filariasis limfatik menyebabkan terinfeksinya 25 juta manusia dengan penyakit genital dan 15 juta manusia lymphoedema. Sejak prevalensi dan intensitas dari infeksi dikaitkan dengan kemiskinan, eliminasi penyakit ini dapat memberi kontribusi pada pencapaian United Nations Millenium Development Goals (WHO,2012).

(13)

2

pembesaran kaki, lengan, kantong buah zakar, payudara, dan kelamin wanita. Selain itu, mereka menjadi sumber penularan bagi 125 juta penduduk yang tinggal di daerah sekitarnya (DepKes, 2009).

Pengendalian populasi nyamuk adalah cara yang dapat digunakan untuk menekan penyebaran. Seperti kelambu yang diberi insektisida dapat membantu menolong melindungi populasi dari infeksi daerah endemik (WHO, 2012). Temephos menghambat cholinesterases. Gejala akut pada paparan organofosfat dapat termasuk mual, salivasi, sakit kepala, kehilangan koordinasi otot, dan kesulitan bernafas. (Cornell, 1993)

Sebagian besar spesies nyamuk menghabiskan banyak siklus hidup mereka dalam stadium larva ketika mereka rentan terhadap usaha eliminasi, terkonsentrasi pada batas air dengan sedikit kemampuan untuk bergerak. Nyamuk dewasa, terbang mencari pasangan dan darah manusia sebagai makanan, serta air sebagai sumber untuk meletakkan telur yang menyebabkan bertambahnya jumlah nyamuk (Florida Coordinating Council on Mosquito Control, 2009).

Jeruk keprok banyak di konsumsi manusia sehari-hari. Salah satu bahan aktif utama kulit jeruk keprok yang diperkirakan memiliki efek toksik terhadap larva adalah limonen. Senyawa ini merupakan komponen utama minyak kulit jeruk tetapi terdapat juga dalam minyak atsiri lain. Limonen termasuk jenis monoterpenoid. Senyawa ini dapat bekerja sebagai insektisida atau berdaya racun terhadap serangga yaitu berpotensi memiliki aktivitas menghambat daya makan serangga. Senyawa-senyawa limonoid diketahui memiliki aktivitas penghambat pertumbuhan larva, sebagai larvisida dengan menghambat pergantian kulit pada larva, dan antimikroba. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk melakukan percobaan terhadap minyak atsiri jeruk keprok sebagai larvisida nyamuk Culex sp.

1.2Identifikasi masalah

(14)

3

1. Apakah minyak atsiri jeruk keprok berefek sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp?

2. Berapa konsentrasi optimal minyak atsiri jeruk keprok sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp?

3. Apakah minyak atsiri jeruk keprok memiliki potensi yang sama dengan temephos 1% sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian

Mencari bahan alami yang berefek sebagai larvisida.

Tujuan Penelitian

Mengetahui efek dan potensi larvisida minyak atsiri jeruk keprok terhadap Culex sp.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Akademis

Menambah wawasan mengenai tumbuhan alami yang dapat digunakan sebagai larvisida dalam bidang parasitologi.

Manfaat Praktis

Menurunkan angka kejadian penyakit filariasis dengan menurunkan angka populasi Culex sp.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

(15)

4

aktivitas penghambat pertumbuhan larva dan sebagai larvisida dengan menghambat pergantian kulit pada larva.

Diduga saponin bekerja menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus digestivus menjadi korosif dan akhirnya rusak (Irwan, 2007).

Kandungan alkaloid telah banyak digunakan sebagai larvisida alami karena diyakini mempunyai daya racun yang dapat menghambat sistem respirasi dan mempengaruhi sistem saraf larva.

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Minyak atsiri jeruk keprok berefek larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp.

2. Dapat ditentukan konsentrasi optimal minyak atsiri kulit jeruk keprok sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp.

3. Minyak atsiri jeruk keprok memiliki potensi yang sama dengan temephos 1% sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp.

1.6Metodologi Penelitian

Desain penelitian eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL). Efek larvisida terhadap Culex sp diuji dengan menggunakan minyak atisiri kulit jeruk keprok berbagai dosis.

Data yang diukur adalah jumlah larva mati selama pengamatan 24 jam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0.05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p ≤ 0.05. Apabila terdapat perbedaan ditentukan dengan uji Tukey HSD.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian : Ruang Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

(16)

30 BAB V

SARAN DAN SIMPULAN

5.1 Simpulan

1. Minyak atsiri kulit jeruk keprok berefek larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp.

2. Konsentrasi optimal minyak atsiri kulit jeruk keprok sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp adalah 270 ppm.

3. Minyak atsiri kulit jeruk keprok 270 ppm memiliki potensi yang sama dengan temephos 1% sebagai larvisida terhadap larva nyamuk Culex sp.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana d-limonene mempengaruhi kematian larva.

(17)

40

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : David Yunanto

NRP : 0910059

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 22 Maret 1991

Alamat : Jl. Taman Sakura 65, Soekarno-Hatta, Bandung

Riwayat Pendidikan

 TK Maria Bintang Laut 1995-1997

 SD Maria Bintang Laut 1997-2003

 SMP Waringin 2003-2006

 SMA Trinitas 2006-2009

 Mahasiswa Fakultas Kedokteran

(18)

38

DAFTAR PUSTAKA

Alex Chairufatah. 2009. Filariasis Limfatik. Ikatan Dokter Anak Indonesia.http:// www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=200912011554. 3 Oktober 2012.

Azidi Irwan, Noer Komari, Rusdiana. 2007. UJI AKTIVITAS EKSTRAK SAPO NIN FRAKSI n-BUTANOL DARI KULIT BATANG KEMIRI (Aleurites moluccana WILLD) PADA LARVA NYAMUK Aedes aegypti. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/120793101.pdf. 8 November 2012

Centers of Disease Control and Preventions. 2005. Arboviral Encephalitis. http:// www.cdc.gov/ncidod/dvbid/arbor/arbdet.htm. 10 Juli 2012

Chang H.M., 1986. Pharmacology and Applications of Chinese Materia Medica. Singapura: World Scientific Publishing Co Pte Ltd.

Cornell University. 1993. Temephos. http://pmep.cce.cornell.edu/profiles/ extox net/pyrethrins-ziram/temephos-ext.html. 27 November 2012

Dorothy, Jeannine. 2012. Mosquito Biology. Maryland Department of Agricultu re.http://www.mda.state.md.us/plantspests/mosquito_control/mosquito_inf o/mosquito_biology.php 20 agustus 2012.

Dini Nuris Nuraini. 2011. Aneka Manfaat Kulit Buah dan Sayuran – Manfaat dan Cara Pemakaian. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Dwi Utariningsih, Dian Purwanti. 2010. PEMANFAATAN DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI LARVASIDA UNTUK

PEMBERANTASAN NYAMUK Aedes aegepty.

http://zaifbio.wordpress.com/2010/04/16/pemanfaatan-daun-jeruk-nipis- citrus-aurantifolia-sebagai-larvasida-untuk-pemberantasan-nyamuk-aedes-aegepty/. 8 November 2012.

Illionois Department of Public Health. 2007. Mosquito and Disease.

http://www.idph.state.il.us/envhealth/pcmosquitoes.html 4 Januari 2012

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Penderita Filariasis Tersebar di 386 Kabupaten/Kota. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/453-penderita-filariasis-tersebar-di-386-kabupatenkota.html 4 Januari 2012

(19)

39

Perdana Adi Nugroho, Diah Ayu Putri K.W., Andita Pra Darma. 2012. JERUK KEPROK. http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=177. 18 November 2012.

Soedarto. 1992. Entomologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Soedarto. 1993. Atlas Helmintologi dan Protozoologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Stelljes, K.B.. 2002. Questions about Citrus Limonoids. United State Department of Agriculture. http://www.ars.usda.gov/is/pr/1999/bg990323.htm. 2 Agustus 2012.

United State Enviromental Protection Agency. 2012. Mosquito Control. http://www.epa.gov/pesticides/health/mosquitoes/about_mosquitos.htm

Ware G.W., Whitacre D.M. 2009. An Introduction to Insecticides. 4th Edition. http://ipmworld.umn.edu/chapters/ware.htm. 6 November 2012

Wayangankar, Siddharth. 2012. Filariasis. http://emedicine.medscape./article /217776-overview. 23 Agustus 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang/Berita Acara Penetapan Pemenang nomor : 620/011- POKJAKONSULTAN/PJK.APBD/DBM/2016 tanggal 30 Maret 2016 tentang Hasil Evaluasi

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah : (1) Minyak kopi terenkapsulasi yang dibuat dengan konsentrasi PLA kulit kopi lebih tinggi mempunyai

CV Virge Pratama Komputer mengalami kendala dalam hal mendapatkan pelanggan baru dan juga untuk mempertahankan pelanggan lama yang loyal terhadap perusahaan, kendala-kendala

Dan dari hal ini, timbul reaksi dari strees orang tua terhadap perawatan anak yang dirawat di rumah sakit yang meliputi (Supartini, 2009). 1) Kecemasan, ini

Pengaruh Biblioterapi Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Sekolah yang Menjalani Hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta.. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami cara-cara menentukan selesaian umum persamaan diferensial tingkat satu derajat

Chern, Impact and implications of price policy and land degradation on agricultural growth in developing countries, 5 (1991) 311. Zhou, Z.Y., see

Penelitian ini menggunakan teknik analisis framing dengan konsep Entman untuk mengetahui bagaimana Koran Tempo membingkai pemberitaan Bom Panci Istana 2016 pada periode