vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The Purpose of this thesis are to explain the increase of product costing accuracy by using Activity-Based Costing (ABC) and to identify the opportunities for cost reduction by using Process Value Analysis (PVA). PVA will serve as a method of analysis in determining the activities, activity drivers, and the value content of each activities. The research method used by the author is descriptive analysis. The analysis showed that ABC is able to improve the accuracy of the product cost calculations. Allocating costs in ABC, made the charging of costs to each product more accurate, because it has been adjusted with the consumption of each activity. The opportunities of cost reduction arising from activities that are assessed as non-value added (NVA). Those activities are scheduling as a part of preparing activitiy, inspection activitiy, and administration activity. The analysis showed that the total cost reduction that can occur is 498.383.183 rupiah. Quantitatively, the result of calculations, that ABC has been integrated with PVA, showed a difference with the company’s calculations. The product cost difference for 125ml package is 20.09 rupiah, 200ml package is 66.64 rupiah, and 250ml package is 25.82 rupiah lower that the company’s calculations. Whereas 1000ml package is 3.71 higher that the company’s calculations. That difference is a cost that shouldn’t charged to the customer. Based on this result, the author suggest the company to integrate PVA with ABC, so that it may obtain the optimal product costing.
ABSTRAK
Tujuan dari skripsi ini adalah menjelaskan peningkatan akurasi perhitungan biaya yang terjadi dengan menggunakan sistem Activity-Based Costing (ABC) dan mengidentifikasi peluang pengurangan biaya dengan menggunakan Process Value Analysis (PVA). PVA akan berperan sebagai metoda analisis dalam menentukan aktivitas, pemicu aktivitas, dan value content dari setiap aktivitas. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa ABC mampu meningkatkan akurasi perhitungan produk. Pengalokasian biaya ke aktivitas-aktivitas dalam ABC, membuat pembebanan biaya ke setiap produk menjadi lebih tepat, karena disesuaikan dengan aktivitas yang dikonsumsinya. Peluang penghematan muncul dari aktivitas-aktivitas yang dinilai sebagai non-value added (NVA). Aktivitas-aktivitas tersebut adalah penjadwalan pada aktivitas persiapan, aktivitas inspeksi, dan aktivitas administrasi. Hasil analisis menunjukkan total penghematan yang dapat terjadi adalah 498.383.183 rupiah. Secara kuantitatif, hasil perhitungan ABC yang telah diintegrasikan dengan PVA menunjukkan adanya selisih dengan perhitungan perusahaan. Selisih biaya produk untuk kemasan 125ml sebesar 20.09 rupiah, kemasan 200ml sebesar 66.64 rupiah, dan kemasan 250ml sebesar 25.82 rupiah lebih rendah dibandingkan perhitungan perusahaan; dan untuk kemasan 1000ml sebesar 3.71 rupiah lebih tinggi dibandingkan perhitungan perusahaan. Selisih tersebut merupakan biaya yang tidak seharusnya ditanggung oleh konsumen. Berdasarkan hasil inilah, penulis menyarankan perusahaan untuk mengintegrasikan PVA dengan ABC, sehingga diperoleh hasil perhitungan biaya produk yang optimal.
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian... 4
1.4 Manfaat Penelitian... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 6
2.1 Konsep Manajemen Biaya dan Perilaku Biaya ... 6
2.1.1 Manajemen Biaya ... 2.1.1.1 Pengertian Biaya ... 7
2.1.1.2 Klasifikasi Biaya dalam Hubungannya dengan Produk ... 9
2.1.2 Perilaku Biaya (Cost Behaviour) ... 11
2.1.2.1 Dasar-Dasar dari Perilaku Biaya ... 11
2.1.2.2 Alur Biaya pada Perusahaan Manufaktur... 13
2.2 Activity-Based Costing System ... 14
2.2.1 Konsep Cost Driver ... 14
2.2.1.1 Cost Driver, Cost Pools, dan Cost Objects ... 14
2.2.1.2 Pembebanan Biaya dan Alokasi Biaya... 15
2.2.3 Prosedur Penerapan Sistem ABC ... 21
2.2.4 Manfaat dan Keterbatasan Sistem ABC ... 24
2.2.5 Syarat-Syarat Penerapan ABC ... 25
2.2.6 Kendala Penerapan ABC ... 27
2.3 Activity Based Management ... 29
2.3.1 Hubungan ABC dan ABM ... 29
2.3.2 Process Value Analysis (Analisis Nilai Proses) ... 30
2.3.2.1 Driver Analysis ... 31
2.3.2.2 Activity Analysis ... 32
2.3.2.3 Pengurangan Biaya Melalui Manajemen Aktivitas .... 36
2.3.2.4 Penilaian Terhadap Kinerja Aktivitas ... 37
2.3.3 Implementasi ABM ... 38
2.3.4 Penyebab Kegagalan Penerapan ABM ... 40
2.4 Integrasi PVA – ABC ... 41
2.4.1 Tahap-Tahap Pengaplikasian PVA ... 41
2.4.2 Manfaat Pengintegrasian PVA terhadap ABC ... 44
2.5 Kerangka Pemikiran ... 47
BAB III METODE PENELITIAN... 50
3.1 Metode Peneltian ... 50
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.1.2 Langkah-Langkah Penelitian ... 51
3.2 Objek Penelitian ... 54
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 54
3.2.2 Sejarah Singkat ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1 Sistem Perhitungan Biaya Produksi Susu Ultra Rasa Cokelat yang Diterapkan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading ... 56
4.2 Identifikasi Proses ... 58
4.3 Penentuan Aktivitas-Aktivitas... 57
4.4 Identifikasi Cost Resources ... 63
xi Universitas Kristen Maranatha
4.5.1 Identifikasi Group of Overhead Cost ... 65
4.5.2 Estimasi Persentase Biaya untuk Setiap Aktivitas ... 66
4.5.3 Perhitungan Total Biaya untuk Setiap Aktivitas ... 66
4.6 Penentuan Cost Driver Operasional ... 71
4.6.1 Analisis Driver ... 71
4.6.2 Konsumsi Aktivitas untuk Setiap Cost Object ... 79
4.7 Perhitungan Tarif Aktivitas ... 80
4.8 Penilaian Value Content ... 81
4.9 Perhitungan Biaya Produk ... 88
4.10 Identifikasi Peluang Operational Improvement ... 95
4.11 Pembahasan Komprehensif ... 98
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 102
5.1 Simpulan... 102
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 104
5.3 Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 106
LAMPIRAN ... 107
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Perbedaan Biaya dan Beban ... 8
Gambar 2 Alur Biaya pada Perusahaan Manufaktur... 13
Gambar 3 Hubungan antara Costs, Cost Pool, Cost Objects, and Cost Drivers dalam Perusahaan Perkakas (Appliance Manufacturing) ... 16
Gambar 4 Model Activity Based Costing ... 22
Gambar 5 Model ABM 2 Dimensi ... 30
Gambar 6 Faktor yang Menentukan Value-Added Activities ... 36
Gambar 7 Model Implementasi ABM... 39
Gambar 8 Kerangka Pemikiran ... 48
Gambar 9 Flowchart Penilaian Value Content ... 53
xiii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel I Pengolahan dan Analisis Data ... 52
Tabel II Perhitungan Biaya Produk UHT (Susu) ... 57
Tabel III Biaya dan Volume Produksi Cost Object ... 60
Tabel IV Activity Analysis ... 62
Tabel V Komponen Biaya Overhead ... 64
Tabel VI Identifikasi Group of Overhead Cost ke Aktivitas ... 65
Tabel VII Persentase Alokasi Biaya ke Aktivitas ... 67
Tabel VIII Total Biaya untuk Aktivitas Preparing ... 68
Tabel IX Total Biaya untuk Aktivitas Processing ... 68
Tabel X Total Biaya untuk Aktivitas Inspection ... 69
Tabel XI Total Biaya untuk Aktivitas Maintenance ... 69
Tabel XII Total Biaya untuk Aktivitas Conversion ... 70
Tabel XIII Total Biaya untuk Aktivitas Storing ... 70
Tabel XIV Total Biaya untuk Aktivitas Administration ... 71
Tabel XV Activity Driver ... 79
Tabel XVI Konsumsi Aktivitas ... 80
Tabel XVII Perhitungan Tarif Aktivitas ... 81
Tabel XVIII Penilaian Value Content ... 88
Tabel XIX Rincian Konsumsi per Aktivitas ... 89
Tabel XX Unit Cost 125 ml ... 91
Tabel XXI Unit Cost 200 ml ... 92
Tabel XXII Unit Cost 250 ml ... 93
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Activity-based management (ABM) meliputi activity based costing (ABC) dan process value analysis (PVA). ABC lebih berfokus pada pembebanan yang akurat atas biaya-biaya yang terjadi ke objek biaya, dan merupakan sumber informasi
yang sangat penting dalam mengelola aktivitas. Meskipun demikian, ABC tidak
menghiraukan masalah pemborosan (waste) yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas. Identifikasi, penyebab, maupun eliminasi terhadap pemborosan tersebut
merupakan bidang pembahasan PVA (Hansen dan Mowen, 2006:570).
ABM merupakan bidang kompetensi dalam akuntansi manajemen yang
memiliki kontribusi cukup besar dalam hal peningkatan kinerja operasi. ABM
mendasarkan keputusan manajemen pada aktivitas, dengan cara demikian ABM
menyediakan pandangan baru dalam operasi perusahaan dengan tidak hanya
membebankan sumber daya secara sembarang kepada aktivitas. ABM memberikan
manajer, kemampuan untuk menilai relevansi dari suatu aktivitas dan selanjutnya
melakukan optimalisasi terhadap pengalokasian sumber daya.
ABC, sebagai bagian dari ABM, telah lama dikenal sebagai metoda
per-hitungan biaya yang telah maju. Tujuan utama dari ABC adalah biaya produk yang
akurat, hal ini dicapai dengan mengidentifikasikan jenis dan jumlah
aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. ABC mengubah biaya-biaya tidak
Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha
Sebagian besar literatur yang tersedia mengenai ABC, memotong hubungan
antara tingkat perhitungan biaya (costing rate) dengan pemicu biaya operasional (operational cost drivers) (Ostrenga & Probst, 2000:217). Fokus ABC terbatas hanya pada peningkatan akurasi biaya produk, sedangkan perusahaan perlu untuk
melakukan pemutakhiran proses dan melakukan pengurangan terhadap biaya-biaya
yang merupakan pemborosan. Keterbatasan ABC inilah yang ingin diatasi dengan
menggunakan PVA sebagai fondasi, untuk memperoleh manfaat maksimum dalam
perhitungan ABC.
Dalam jurnal yang ditulis oleh Beischel, PVA disebut sebagai metoda analisis
terkuat yang dapat digunakan oleh manajer keuangan untuk menganalisa struktur
biaya dalam perusahaan yang dipimpinnya. Hal ini sangat beralasan, karena PVA
dilakukan dengan mengidentifikasikan konsumsi sumber daya yang terjadi dalam
suatu proses dan pemicu biaya yang menjadi dasar penentuannya
PVA yang diintegrasikan ke dalam metoda ABC, mampu memberikan nilai
tambah terhadap ABC. Terdapat dua hal yang menunjukkan kemampuan tersebut,
yaitu penilaian value added (VA) vs non-value-added (NVA) dan pemilihan pemicu aktivitas (activity drivers). Tanpa PVA dalam menentukan orientasi proses, penilaian terhadap VA vs NVA menjadi lebih bersifat intuitif. Dalam PVA, pemicu aktivitas
ditentukan dengan mempertimbangkan analisis aktivitas dan analisis siklus waktu
(cycle time analysis).
PVA memberikan kontribusi dalam hal efisiensi proses, melalui cost reduction, yang dilakukan dengan mengidentifikasi value content dari setiap aktivitas. ABC menetapkan hubungan antara biaya dengan aktivitas yang dilakukan
Pendahuluan 3
sendiri, dan memberikan analisis yang memadai dalam penentuan komponen ABC.
Integrasi di antara keduanya menyediakan penghubung yang diperlukan untuk
me-wujudkan Total Cost Management.
Dengan demikian, tidak berlebihan jika dikatakan PVA yang diintegrasikan
ke dalam ABC mampu memenuhi kebutuhan dari perusahaan manufaktur atas
optimalisasi biaya. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk. saat ini menerapkan
sistem perhitungan biaya mass production. Bagi perusahaan dengan diversifikasi produk yang beragam, seperti halnya PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.
Tbk., proses integrasi ini menjadi penting guna meningkatkan keakuratan
perhitungan biaya bagi setiap produk.
Berdasarkan latar belakang ini, maka penulis melakukan penelitian berkenaan
dengan integrasi PVA ke dalam metode perhitungan ABC pada PT Ultrajaya Milk
Industry & Trading. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu pertimbangan bagi
perusahaan dalam melakukan perhitungan biaya produk dengan lebih akurat, serta
sebagai upaya dalam meningkatkan efisiensi proses. Penulis akan menuangkannya
dalam bentuk skripsi dengan judul: “Integrasi Process Value Analysis dengan
Activity-Based Costing sebagai Upaya Optimalisasi Biaya pada PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading”
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk meningkatkan akurasi dalam hal perhitungan biaya produk, serta
meningkatkan efisiensi biaya, penulis menggunakan PVA yang diintegrasikan ke
dalam sistem ABC (PVA/ABC) sebagai solusinya. Berdasarkan hal ini,
Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha
1. Bagaimana proses perhitungan ABC mampu meningkatkan akurasi dalam
menghitung biaya produk pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Co.
Tbk?
2. Bagaimana PVA mampu memberikan analisis yang memadai dalam rangka
meningkatkan efisiensi proses produksi melalui cost reduction?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan
di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menguraikan proses perhitungan biaya produk dengan menggunakan sistem
ABC dan menjelaskan peningkatan akurasi yang terjadi.
2. Menguraikan analisis terhadap setiap aktivitas dan mengemukakan peluang
cost reduction serta kontribusinya dalam peningkatan efisiensi proses.
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian yang dilakukan, maka penulis berharap bahwa hasil
pe-nelitian akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat sebagai berikut:
Bagi kalangan akademisi:
Memberikan suatu perbandingan antara teori-teori dalam literatur dengan
penerapannya secara aktual dalam suatu perusahaan.
Bagi perusahaan yang menjadi objek penelitian, yaitu PT Ultrajaya Milk Industry &
Pendahuluan 5
Dengan mengintegrasikan hasil dari PVA ke dalam ABC dalam proses
perhitungan, maka penyajian data berkaitan dengan biaya produksi, akan
menjadi lebih akurat dan lebih menguntungkan bagi perusahaan.
PVA dapat menjadi solusi yang tepat, dalam masalah efisiensi, karena PVA
membantu menentukan aspek mana sajakah yang berkontribusi dalam
pencapaian hasil dan aspek mana saja yang tidak demikian.
Bagi Pihak Lain :
Memberikan suatu tinjauan mengenai penerapan PVA yang diintegrasikan
102 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis dapat menarik simpu-lan sebagai berikut:
1. Proses perhitungan biaya produk yang diterapkan oleh PT Ultrajaya Milk Industry & Trading pada tahun 2010 untuk produk Susu Ultra Cokelat adalah mass production. Metode ini memiliki keterbatasan yang hampir sama dengan metode perhitungan biaya tradisional, yaitu pengalokasian biaya overhead yang dilakukan secara arbitrer.
2. Dengan menggunakan sistem ABC pembebanan biaya dapat dilakukan secara spesifik, yaitu dengan membebankannya berdasarkan aktivitas-aktivitas yang teridentifikasi. Dalam hal ini PVA diintegrasikan sebagai alat analisis, yaitu melalui activity analysis.
Simpulan dan Saran 103
4. Titik integrasi dari PVA adalah penilaian value content. Berdasarkan hasil analisis, beberapa aktivitas digolongkan sebagai NNVA, yaitu aktivitas preparing, inspection, dan administration karena ketiga aktivitas ini tergolong NNVA, maka yang dapat dilakukan adalah mengurangi biaya aktivitas, melalui pengurangan frekuensi maupun durasi. Sedangkan aktivitas yang tergolong VA adalah aktivitas processing, maintenance, conversion, dan storing
5. Aktivitas preparing dapat dihemat dengan mengeliminasi waktu scheduling (penjadwalan). Total biaya yang dapat dikurangi adalah sebesar 5.718.862 rupiah. Sedangkan aktivitas inspection dapat dihemat dengan mengurangi frekuensi inspeksi sebanyak 16 kali dalam satu siklus produksi. Total biaya yang dapat dikurangi dari aktivitas inspection adalah sebesar 173.149.832 rupiah. Sedangkan aktivitas administration dapat dihemat sebesar 10% dari total biaya (berdasarkan estimasi personel kunci) dengan nilai nominal 319.514.489 rupiah.
Simpulan dan Saran 104
Universitas Kristen Maranatha
7.
Peningkatan operasional yang dapat dilakukan berdasarkan analisis sikluswaktu, terdapat pada proses ‘Filtering & Separation’ dan ‘Sterilizing, Filling,
& Packing’. Pada proses ‘Filtering & Separation’ terjadi penghematan waktu
melalui aktivitas preparing, yaitu sebanyak 68 jam per tahun. Sedangkan
pada proses ‘Sterilizing, Filling, & Packing’ terjadi efisiensi melalui
pengurangan frekuensi inspeksi sebanyak 16 kali per siklus.
8. PVA yang diintegrasikan dengan ABC menghasilkan biaya produk yang ideal. Hal ini dikarenakan penilaian value content, yang merupakan inti dari PVA, mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang sifatnya NVA dan kemudian mengeliminasinya dari perhitungan biaya produk. Sehingga yang diikutser-takan dalam perhitungan biaya produk hanya biaya-biaya yang VA.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, terdapat keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
Pengalokasian biaya-biaya overhead ke aktivitas dilakukan berdasarkan estimasi penulis. Dengan cara estimasi, alokasi biaya menjadi tidak akurat, meskipun sebelumnya dilakukan wawancara dengan pihak PT Ultrajaya Milk Industry & Trading.
Simpulan dan Saran 105
Keterbatasan data dari pihak PT Ultrajaya Milk Industry & Trading yang dapat diakses oleh penulis dan juga waktu yang tersedia untuk penyelesaian penelitian turut membatasi penelitian ini.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat. Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:
1. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading sebagai perusahaan dengan diversifikasi produk yang sangat beragam, sudah sepantasnya menggunakan metode ABC dalam perhitungan biaya produk. Metode ABC dapat meningkatkan keakuratan dari perhitungan biaya produk melalui pembebanan biaya overhead ke aktivitas-aktivitas.
2. PVA dapat menjadi solusi bagi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading, dalam mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang merupakan pemborosan. Dengan mengintegrasikan PVA ke dalam perhitungan ABC, maka optimalisasi biaya dapat tercapai.
106 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Literatur:
Atkinson A. Anthony, Robert S. Kaplan, S. Mark Young. 2004. 4th Edition.
Management Accounting. New Jersey : Pearson Prentice Hall.
Blocher, E.J., K.H. Chen, dan T.W. Lin. 2005. 3rd Edition. Cost Management : A
Strategic Emphasis. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
Carter. William K. 2009. Cost Accounting. Terjemahan Krista. Jakarta : Salemba
Accounting and Control. Ohio: Thomson South-Western.
Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, George Foster. 2006. 12th Edition. Cost
Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Mulyadi. 2003. Edisi ke-6. Activity-Based Cost System: Sistem Informasi Biaya
untuk Pengurangan Biaya. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Situs Internet :
Beischel, Mark E. 1990. I mproving Production with Process Value Analysis: The
Foundation for Activity Based Costing, diakses dari www.questia.com
Hutasoit, Febry. (Juni 2011). Pentingnya Penerapan Efisiensi Biaya. diakses dari