• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN PERBAIKAN KONDISI PASIEN STROKE Hubungan Antara Penanganan Fisioterapi dengan Perbaikan Kondisi Pasien Stroke di RSUD Dr. Moewardi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN PERBAIKAN KONDISI PASIEN STROKE Hubungan Antara Penanganan Fisioterapi dengan Perbaikan Kondisi Pasien Stroke di RSUD Dr. Moewardi."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN

PERBAIKAN KONDISI PASIEN STROKE

DI RSUD DR. MOEWARDI

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

SIGIT SAPUTRO J120151094

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN

PERBAIKAN KONDISI PASIEN STROKE

DI RSUD DR. MOEWARDI

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

SIGIT SAPUTRO J120151094

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

(3)

HUBUNGAN ANTARA PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN

PERBAIKAN KONDISI PASIEN STROKE

DI RSUD DR. MOEWARDI

OLEH SIGIT SAPUTRO

J120151094

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Senin, 28 Juni 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1.Umi Budi Rahayu, S.Fis., M.Kes (……..……..) (Ketua Dewan Penguji)

2.Totok Budi Santoso, S.Fis.,M.P.H (………) (Anggota I Dewan Penguji)

3.Yulisna Mutia Sari, S.St.Ft., M.Sc (GRS) (……….) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang

lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya

pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, ……….. 2016 Penulis

(5)

HUBUNGAN ANTARA PENANGANAN FISIOTERAPI DENGAN berhubungan dengan prognosis buruk baik jangka pendek ataupun jangka panjang Pelayanan fisioterapi dibangsal syaraf selama ini tidak mengacu sesuai prosedur yang sudah dibuat pihak rumah sakit sehingga hasil kesembuhan yang didapat tidak sesuai harapan. Secara statistik penanganan fisioterapi dengan perubahan kondisi umum

pasien dengan nilai p-value 0,0001 atau probabilitas (signifikansi) < 0,05.

Penanganan fisioterapi dengan kemandirian pasien dengan p-value = 0,0001 atau

probabilitas (signifikansi) < 0,05. Penanganan fisioterapi dengan waktu pulang pasien

dengan p-value = 0,985 atau probabilitas (signifikansi) > 0,05. Jenis stroke dengan

kemandirian pasien p-value = 0,068 atau probabilitas (signifikansi) > 0,05. Ada

hubungan penanganan fisioterapi dengan perubahan kondisi umum, kemandirian pasien, tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara penanganan fisioterapi dengan lama waktu pulang.

Kata Kunci: Penanganan fisioterapi, perbaikan kondisi, stroke.

Abstract

(6)

1. PENDAHULUAN

Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai

gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan

cepat lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa diketemukannya

penyebab selain daripada gangguan peredaran darah otak. Perubahan vaskuler yang

terjadi dapat disebabkan karena kelainan pada jantung sebagai pemompa, kelainan

dinding pembuluh darah dan komposisi darah (Raplh et al., 2011).

.

2. LANDASAN TEORI

Stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi sistem saraf yang terjadi

mendadak dan disebabkan oleh gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan

pembuluh darah di otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau

pecahnya pembuluh darah di otak. Sehingga menyebabkan terganggunya pasokan

oksigen dan zat makanan ke otak yang berakibat kematian sel saraf (Pinzon, 2010).

Stroke hemoragik terdapat dua jenis yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan

subaraknoid. Perdarahan intraserebral menurut Rincon dan Mayer pada tahun 2012

merupakan perdarahan otak yang spontan atau non traumatik yaitu ekstravasasi akut

darah ke jaringan otak, sering meluas ke ventrikel dan jarang ke subaraknoid.

Sedangkan menurut Sacco et al. pada tahun 2013, perdarahan intraserebral adalah

kumpulan darah fokal dalam parenkim atau intraventrikular, dimana tidak disebabkan

oleh trauma, termasuk perdarahan dalam parenkim setelah infark serebri. Perdarahan

subaraknoid adalah perdarahan dalam spasium subaraknoid, yaitu ruangan antara

membran araknoid dan pia mater dari otak dan medula spinalis.

3. METODE

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian restropektif yaitu penelitian

yang berupa pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa yang telah terjadidan bertujuan

untuk mencari faktor yang berhubungan dengan penyebab (Notoatmodjo, 2010).

(7)

catatan medis pasien stroke yang berada di bangsal saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan

September sampai November 2015. Data-data yang telah terkumpul akan digambarkan

secara deskriptif dengan menghitung presentase setiap variabel. Sedangkan untuk

menganalisa hubungan data–data sekunder kedua variabel ini menggunakan analisa

uji Chi-square untuk melihat hubungan antara penanganan fisioterapi dengan

perbaikan kondisi pasien stroke.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Subyek penelitian menjalani perawatan sesuai prosedur yang belaku di RSUD

Dr. Moewardi Surakarta. Karakteristik subyek penelitian meliputi jenis kelamin, jenis

stroke, penanganan fisioterapi Secara statistik, ada hubungan antara penanganan

fisioterapi dengan perubahan kondisi umum pasien dengan nilai p-value 0,001 atau

probabilitas (signifikansi) < 0,05. Secara statistik, ada hubungan yang signifikan

antara penanganan fisioterapi dengan kemandirian pasien dengan p-value = 0,0001

atau probabilitas (signifikansi) < 0,05. Secara statistik, tidak ada hubungan yang

signifikan antara penanganan fisioterapi dengan waktu pulang pasien dengan p-value

= 0,985 atau probabilitas (signifikansi) > 0,05. Secara statistik, tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara jenis stroke dengan kemandirian pasien p-value =

0,068 atau probabilitas (signifikansi) > 0,05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Pinzon (2001) dan Herminawati

(2010), dimana pada umumnya penderita stroke iskemik (sumbatan) akan dirawat

selama kurang lebih 7-10 hari sedangkan penderita stroke hemoragik beasanya

dirawat lebih lama yaitu 14-21 hari.

Pada penelitian ini, mayoritas pasien (stroke iskemik dan hemoragik) pulang

dalam kondisi kemandirian buruk, namun dari data dapat kita lihat bahwa persentase

pasien stroke hemoragik yang pulang dengan kondisi kemandirian baik lebih banyak

(8)

5. PENUTUP

Berdasarkan penelitian didapatkan simpulan bahwa penanganan fisioterapi

yang sesuai dengan prosedur penanganan fisioterapi fase akut dapat menjadi

prediktor perbaikan kondisi penderita stroke di bangal syaraf RSUD Dr. Moewardi

Surakarta.

.

DAFTAR PUSTAKA

Adams, H.P. 2007. The guideline for the early management of adults with ischemic stroke. American Heart Association. Vol:5: 711-1655.

Agustina, H.R. 2009. Kajian Kebutuhan Perawatan di Rumah Bagi Klien dengan

Stroke di RSUD Cianjur. Universitas Padjadjaran.

Burns, D. Kumar, V. Cortran, S. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran. Vol: 2.

Dobkin Bruce H. 2004. Strategies for stroke rehabilitation. Dublin: The Lancet

Neurology. Vol: 3.

Irfan, M. 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jones, R. M. 2009. Penilaian Umum dan Tanda Tanda Vital Stroke. Jakarta.

Juanaidi, Iskandar. 2004. Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke.

Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Kibler, B.W., Press, J. and Sciascia, A. 2006. The Role of Core Stability in Athletic

Function Sports Medicine, 36 (3), 189-198. Rehabilitation Institute of

Chicago, Illinois, USA.

Kivimaki, M, Kawachi, I. 2015. Work Stress as Risk Factor for Cardiovascular

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan: ada hubungan antara pelayan fisioterapi terhadap kepuasan pasien di klinik fisioterapi mandiri Griya Sehat Salatiga. Kata Kunci: pelayanan, fisioterapi,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara perubahan nilai hematokrit dengan manifestasi klinis yang timbul pada pasien

Apakah ada manfaat penatalaksaan fisioterapi pada kondisi post stroke. terhadap peningkatan aktivitas

Penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi post stroke sangat bermanfaat dalam meningkatan kekuatan otot pasien dengan modalitas infra merah dan latihan gerak aktif. Terbukti dari

Adakah Hubungan Usia dengan Kualitas Hidup Pasien Stroke Iskemik di

Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai hubungan antara lama hemodialisis dan faktor komorbiditas dengan kematian pasien gagal ginjal kronik yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar kalsium serum dengan keberhasilan Fisioterapi pada pasien stroke iskemik.. Penelitian ini dilakukan

Program fisioterapi pada pasien stroke memerlukan waktu yang relatif lama,sehingga diperlukan kepatuhan pasien dalam menjalaninya.Ketidakpatuhan banyak ditemukan pada