• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM TATANAN GROUP INVESTIGATION PADA MATAKULIAH EKOLOGI HEWAN TERHADAP SIKAP SOSIAL, BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA USI PEMATANGSIANTAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM TATANAN GROUP INVESTIGATION PADA MATAKULIAH EKOLOGI HEWAN TERHADAP SIKAP SOSIAL, BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA USI PEMATANGSIANTAR."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM TATANAN GROUP INVESTIGATION PADA MATAKULIAH EKOLOGI HEWAN TERHADAP SIKAP SOSIAL, BERPIKIR TINGKAT TINGGI

DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA USI PEMATANGSIANTAR

T E S I S

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

FENNY MUSTIKA PILIANG NIM. 8136174010

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Fenny Mustika Piliang: Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan Group Investigation pada Matakuliah Ekologi Hewan terhadap Sikap Sosial, Berpikir Tingkat Tinggi dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation dan konvensional terhadap: (1) Sikap Sosial; (2) Berpikir Tingkat Tinggi; dan (3) Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar. Sampel diambil secara total sampling yaitu seluruh mahasiswa semester VI. Jumlah sampel sebanyak 60 orang yang dikelompokkan ke dalam kelompok eksperimen dengan model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Group Investigation, dan kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains, dan lembar observasi sikap sosial dan keterampilan proses sains mahasiswa. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan uji F-ANAKOVA pada taraf signifikan α = 5% dengan bantuan program SPSS 21.0. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) Sikap sosial mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation 83,10 ± 4,52 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Group Investigation 69,80 ± 4,56 dan pembelajaran konvensional 63,15 ± 8,20 dengan (Fhitung=57,005 ; P=0,000); (2)

Berpikir tingkat tinggi mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation 88,60 ± 3,73 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Group Investigation 81,00 ± 4,01 dan pembelajaran konvensional 74,60 ± 3,58 dengan (Fhitung=67,742; P=0,000); (3) Tes keterampilan proses

sains mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation 87,60 ± 4,28 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Group Investigation 81,50 ± 5,77 dan pembelajaran konvensional 70,40 ± 4,01 dengan (Fhitung=63,092; P=0,000). Selanjutnya observasi keterampilan proses sains

mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation 92,85 ± 4,61 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Group Investigation 77,80 ± 7,27 dan pembelajaran konvensional 57,25 ± 8,69 dengan (Fhitung=127,856; P=0,000). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation berpengaruh terhadap sikap sosial, berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains mahasiswa USI Pematangsiantar.

(5)

ABSTRACT

Fenny Mustika Piliang: The Effects of Group Investigation with Project Based Learning Model towards Social Skills, Higher Order Thinking and Science Process Skills of Animal Ecology for Under-graduated Students of Simalungun University. Thesis. State University of Medan Post Graduated Program. Medan. 2015.

The objectives of this research was to investigates the effects Group Investigation with Project Based and conventional Learning model towards: (1) Cocial skills; (2) Higher order thinking; and (3) Science process skills of animal ecology for under-graduated students of Simalungun University. The sampel amounted were the total sampling, 60 undergraduated students of Simalungun University in fourth semester. They grouped as first experimental class treated by Group Investigation combine with PJBL, for next experimental class taught by Group Investigation and for control class taught by using conventional learning model. The higher order thinking and science process skills test and social skill observation sheets and also science process skills questionnaire were the instruments of this research. This study include quasi experimental method. The data were analyzed by helping SPSS 21.0 program using F-test (ANACOVA α = 5% ). The results shown that: (1) The social skills of under-graduated students of Simalungun University treated by Group Investigation combine with PJBL were significantly 83.10 ± 4.52 than second experimental class, Group Investigation 69.80 ± 4.56 and conventional class 15 ± 8.20 with (Fcount=57.005 ; P=0.000); (2) The higher order thinking ability of of

under-graduated students of Simalungun University treated by Group Investigation were significantly 88.60 ± 3.73 than group investigation class 81.00 ± 4.01 and conventional class 74.60 ± 3.58 with (Fcount=67.742; P=0.000); (3) The under-graduated students’

science process skills in first experimental class design were also significantly compare with 87.60 ± 4.28 compared with group investigation class 81.50 ± 5.77 and conventional class 70.40 ± 4.01 with Fcount=63.092; P=0.000. Furthermore, the observation results of

science process skills of first class were also significantly 92.85 ± 4.61compared with the second class 77.80 ± 7.27 and the third class 57.25 ± 8.69 with (Fcount=127.856; P=0.000). Therefore, it can be concluded that Group Investigation combine with PJBL were effected the students’ social skills, higher order thinking abilities and science process skills.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan Group Investigation pada

matakuliah ekologi hewan terhadap Sikap Sosial, Berpikir Tingkat Tinggi dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

3. Asisten Direktur I, Bapak Dr. Arif Rahman, M,Pd.

4. Dosen Pembimbing I sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Dosen Pembimbng II, Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta dukungan pada penulis sejak awal sampai dengan selesai penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Ibu Dr.

Fauziyah Harahap, M.Si., selaku narasumber yang telah bnyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

6. Bapak Puji Prastowo, M.Si., selaku validator instrumen dalam penelitian ini, juga kepada Bapak /Ibu dosen yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama belajar di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Rafles Sikumbang dan Ibu Juniar

Piliang, kakak dan abang tersayang, Yusrinawaty Piliang, S.H /Mhd. Syahputra Siregar, S.Pd., Mhd. Jhoni Piliang /Juli Situmorang., Rafika Yeni Piliang, S.E /Dicky Tanjung., Mhd. Alfayana Piliang /Ami., July Ramayanti Piliang /Jack Napitupulu, juga kepada keponakan tersayang, Dinda, Mia, Dina, Afdhal, Rafi, Nisa, Alya, Rizky, Putri dan Fadhil, yang menjadi semangat dan senantiasa mendo’akan penulis menjalankan studi hingga dapat menyelesaikan tesis ini.

8. Mhd. Hanafi Harahap, S.Sos.I beserta keluarga yang menjadikan hidup penulis lebih berwarna.

9. Teman-teman seangkatan 2013 khususnya kelas Dik BIO B-1, Pak Made, Pak

Daulat, Bu Endang, Bu Hera, Kak Irma, Kak Irfa, Kak Zimar, Kak Aisyah, Ary, Erlin, Jeny, Heny, Dina, Julion dan Hasmi, kekompakan dan kebersamaan kitalah yang menjadi semangat untuk tetap menjalankan studi hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

(7)

11.Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua, Amin.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak khususnya para dosen maupun guru biologi serta dapat menambah ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, Mei 2015 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.1. Hakikat Model Pembelajaran 11

2.1.1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek 13

2.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation 20

2.1.3. Model Pembelajaran Konvensional 21

2.2. Hakikat Ekologi Hewan 22

2.3. Hasil Belajar 24

2.3.1. Sikap Sosial 25

2.3.2. Berpikir Tingkat Tinggi 28

2.3.3. Keterampilan Proses Sains 30

2.4. Penelitian yang Relevan 33

2.5. Kerangka Berpikir 34

2.5.1. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam

tatanan Group Investigation terhadap Sikap Sosial Mahasiswa 34

2.5.2. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam tatanan Group Investigation terhadap Berpikir

Tingkat Tinggi Mahasiswa 36

2.5.3. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam tatanan Group Investigation terhadap Keterampilan

Proses Sains Mahasiswa 37

2.6. Hipotesis Penelitian 39

BAB III. METODE PENELITIAN 40

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 40

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 40

3.2.1. Populasi 40

3.2.2. Sampel 40

(9)

3.4. Definisi Operasional Variabel 42

3.5. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian 44

3.5.1. Perencanaan dan Persiapan Penelitian 44

3.5.2. Pelaksanaan Penelitian 45

3.6. Pengontrolan Perlakuan 49

3.6.1. Validitas Internal 49

3.6.2. Validitas Eksternal 49

3.7. Teknik Pengumpulan Data 50

3.7.1. Instrumen Perlakuan 50

3.7.2. Instrumen Pengumpulan Data 51

3.7.2.1.Instrumen Sikap Sosial 51

3.7.2.2.Instrumen Berpikir Tingkat Tinggi 52

3.7.2.3.Instrumen Keterampilan Proses Sains 52

3.7.3. Uji Coba Instrumen 55

3.7.3.1.Validitas Tes 56

3.7.3.2.Reliabilitas Tes 56

3.7.3.3.Tingkat Kesukaran Tes 58

3.7.3.4.Daya Beda Tes 58

3.8. Teknik Analisis Data 59

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 62

4.1. Hasil Penelitian 62

4.1.1. Deskripsi Data Sikap Sosial Mahasiswa 62

4.1.2. Deskripsi Data Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa 63

4.1.3. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Mahasiwa 64

4.2. Pengujian Hipotesis 67

4.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan Group Investigation dan Konvensional

terhadap Sikap Sosial Mahasiswa USI Pematangsiantar 67

4.2.2. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan

Group Investigation dan Konvensional terhadap

Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa USI Pematangsiantar 69

4.2.3. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan

Group Investigation dan Konvensional terhadap

Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar 69

4.3. Pembahasan 72

4.3.1.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam

Tatanan Group Investigation dan Konvensional terhadap

Sikap Sosial Mahasiswa USI Pematangsiantar 72

4.3.2.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam

Tatanan Group Investigation dan Konvensional terhadap

Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa USI Pematangsiantar 75

4.3.3.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam

Tatanan Group Investigation dan Konvensional terhadap

Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar 80

4.4. Kemampuan Mahasiswa Dalam Membuat Proyek Ekologi

Hewan 84

(10)

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 87

5.1.Simpulan 87

5.2.Implikasi 88

5.3.Saran 89

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Sikap Sosial dan Indikatornya 27

Tabel 3.1. Desain Penelitian 41

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Kognitif Tingkat Tinggi 52

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains 53

Tabel 3.4. Observasi Keterampilan Proses Mahasiswa 54

Tabel 4.1. Deskripsi Sikap Sosial Mahasiswa 62

Tabel 4.2. Deskripsi Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa 64

Tabel 4.3. Deskripsi Keterampilan Proses Sains Mahasiswa 66

Tabel 4.4. Deskripsi Observasi Keterampilan Proses Sains Mahasiswa 66

Tabel 4.5. Urutan Besaran Pengaruh Sikap Sosial Mahasiswa 72

Tabel 4.6. Urutan Besaran Pengaruh Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa 75

Tabel 4.7. Urutan Besaran Pengaruh Keterampilan Proses Sains

Mahasiswa Berdasarkan Hasil Tes 81

Tabel 4.8. Urutan Besaran Pengaruh Keterampilan Proses Sains

Mahasiswa Berdasarkan Hasil Observasi 82

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 3.1. Bagan Alur Prosedur Penelitian 48

Gambar 4.1. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, pembelajaran Group

Investigation, dan pembelajaran konvensional pada

matakuliah ekologi hewan terhadap sikap sosial

mahasiswa USI Pematangsiantar 67

Gambar 4.2. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, pembelajaran Group

Investigation, dan pembelajaran konvensional pada

matakuliah ekologi hewan terhadap berpikir

tingkat tinggi mahasiswa USI Pematangsiantar 68

Gambar 4.3. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, pembelajaran Group

Investigation, dan pembelajaran konvensional pada

matakuliah ekologi hewan terhadap tes KPS

mahasiswa USI Pematangsiantar 69

Gambar 4.4. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, pembelajaran Group

Investigation, dan pembelajaran konvensional pada

matakuliah ekologi hewan terhadap observasi KPS

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Silabus Ekologi Hewan 95

Lampiran 2. SAP Pembelajaran Berbasis Proyek

dalam Group Investigation 102

Lampiran 3. SAP Pembelajaran Group Investigation 114

Lampiran 4. SAP Pembelajaran Konvensional 126

Lampiran 5. Lembaran Observasi Sikap Sosial 133

Lampiran 6. Soal Kognitif Tingkat Tinggi 148

Lampiran 7. Soal Tes Keterampilan Proses Sains 143

Lampiran 8. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains 142

Lampiran 9. Kunci Jawaban Tes Kognitif Tingkat Tinggi 151

Lampiran 10. Kunci Jawaban Tes Keterampilan Proses Sains 154

Lampiran 11. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes 157

Lampiran 12. Tingkat Kesukaran Tes 159

Lampiran 13. Analisis Varians Butir Soal 160

Lampiran 14. Daya Beda Tes 162

Lampiran 15. Data Pretes Postes 163

Lampiran 16. Hasil Observasi Sikap Sosial 167

Lampiran 17. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains 170

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang

dengan sengaja diciptakan (Dimyati dan Mudjiono 2006). Seorang pengajar harus

mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif yang didalamnya terkandung

berbagai unsur yang saling mempengaruhi satu sama lain. Proses pembelajaran

diharapkan dapat terlaksana melalui pengumpulan data dengan eksperimen,

pengamatan dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah

gejala yang dapat dipercaya. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan

adalah lemahnya proses pembelajaran. Di Indonesia, pembelajaran kemampuan

berpikir memiliki beberapa kendala, salah satunya adalah terlalu dominannya

peran dosen sebagai sumber ilmu sehingga mahasiswa hanya diangap sebagai

wadah yang akan diisi ilmu oleh dosen. Kendala lain yaitu sistem penilaian

prestasi mahasiswa lebih sering didasarkan melalui tes-tes yang sifatnya menguji

kemampuan kognitif tingkat rendah.

Pembelajaran yang pada umumnya dilakukan oleh dosen lebih banyak

menekankan pada aspek pemahaman dan pengetahuan sedangkan aspek

menganalisis, mengevaluasi bahkan mencipta sangat jarang sekali dilakukan.

Pembelajaran masih bersifat teacher-centered dan mahasiswa kurang diberi

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Proses

pembelajaran tersebut sudah tidak cocok lagi diterapkan pada masa sekarang ini

dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Samatowa (2010),

(15)

melalui pengalaman langsung (learning by doing)”. Dosen selama ini lebih

banyak memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa

memberi pemahaman konsep secara mendalam. Hal ini menyebabkan mahasiswa

kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dan mengaplikasikan

konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata, sehingga

kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa kurang dapat berkembang dengan

baik. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa ditunjukkan oleh

rendahnya hasil belajar mahasiswa.

Selain itu dengan dominannya peran dosen sebagai sumber ilmu, tidak

menumbuhkan sikap sosial yang baik antar mahasiswa. Hal ini ditandai dengan

pasifnya mahasiswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Maka diperlukan

suatu pembelajaran yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk mengembangkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi serta sikap sosialnya. Oleh karena itu

diperlukan suatu strategi yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah

ini. Adapaun strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah

pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dalam tatanan Group

Investigation.

Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran dimana tugas-tugas

kompleks didasarkan pada pertanyaan yang menantang atau permasalahan yang

melibatkan para mahasiswa di dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan

keputusan, memberi peluang para mahasiswa untuk bekerja secara otonomi

dengan periode waktu tertentu, dan akhirnya menghasilkan produk yang nyata

atau presentasi (Istarani, 2012). Pembelajaran berbasis proyek didukung teori

(16)

dukungan luas yang bersandar pada ide bahwa peserta didik membangun

pengetahuannya di dalam konteks pengalamannya sendiri. Pandangan

konstruktivistik dilandasi oleh teori Piaget tentang skema, asimilasi, akomodasi,

dan equilibration, konsep Zone of Proximal Development (ZPD) dari Vygotsky,

teori Bruner tentang discovery learning, teori Ausubel tentang belajar bermakna,

dan interaksionisme semiotik (Istarani, 2012).

Hasil penelitian Mahanal (2009), pada siswa SMAN 2 Malang

mengemukakan bahwa Project-Based Learning (PjBL) terbukti efektif dalam

meningkatkan sikap dan hasil belajar sehingga direkomendasikan untuk

diterapkan oleh guru dalam pembelajaran Biologi. PjBl membantu siswa dalam

belajar pengetahuan dan keterampilan yang kokoh yang dibangun melalui

tugas-tugas dan pekerjaan otentik. Munawaroh (2012), dalam penelitiannya pada siswa

kelas VIII reguler SMP N 1 Tambakromo Tahun Pelajaran 2011 /2012,

menyatakan bahwa model Project Based Learning dan kooperatif dapat

diterapkan untuk membangun empat pilar pembelajaran. Hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan model Project Based Learning lebih tinggi dari pada model

pembelajaran kooperatif.

Di dalam proses pembelajaran berbasis proyek pada dasarnya terkandung

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model

pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui

kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek merupakan

pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas mahasiswa dan menjadikan

mahasiswa lebih banyak berinteraksi dengan obyek dan peristiwa sehingga

(17)

proyek memiliki karakteristik adanya kerja kolaboratif dalam kelompok. Proses

belajar berkaitan dengan proyek yang mereka kerjakan, mereka juga akan lebih

bertanggung jawab untuk mengumpulkan material penelitian, data dan informasi

untuk proyek mereka (Istarani, 2012).

Cooperative learning menurut Slavin (2010), merujuk pada berbagai

macam model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar

belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam

mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar yang menekankan saling ketergantungan positif antar siswa, adanya

tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan

evaluasi proses kelompok (Slavin, 2010). Banyak tipe-tipe pembelajaran

kooperatif yang dapat diterapkan oleh pengajar untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran kooperatif yang

tepat untuk dipadukan dengan pembelajaran berbasis proyek pada materi hewan

dan lingkungannya adalah pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI).

Pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) adalah model

pembelajaran dimana mahasiswa dilibatkan sejak perencanaan baik dalam

menentukan topik maupun mempelajari melalui investigasi, hal tersebut sejalan

dengan pembelajaran berbabis proyek. Model pembelajaran ini dirancang untuk

meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam mendefinisikan masalah,

(18)

mengembangkan dan menguji hipotesis. Model pembelajaran ini melatih

mahasiswa untuk membangun kemampuan berpikir secara mandiri dan kritis serta

melatih mahasiswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam kelompok.

Hasil penelitian Eliawati (2011), pada siswa kelas X MAN Gandekan

Bantul Tahun Pelajaran 2010 /2011, mengemukakan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif Group Investigation efektif dalam peningkatan

partisipasi dan prestasi belajar siswa pada materi pokok jamur kelas X MAN

Gandekan Bantul Tahun Pelajaran 2010 /2011.

Beberapa strategi yang lazim digunakan dalam mengembangkan

kemampuan aktivitas mahasiswa adalah dengan keterampilan proses sains.

Pemberdayaan mahasiswa dalam pengembangan keterampilan proses sains akan

membentuk karakter mahasiswa dengan sikap ilmiah, kemampuan berpikir dan

bertindak kritis baik selama pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan

sehari-hari. Keunggulan dari PjBL, mahasiswa tidak hanya mempelajari

konsep-konsep yang relevan dengan materi tetapi juga memperoleh pengalaman belajar

yang berhubungan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan menumbuhkan

pola berpikir ilmiah.

Menurut Rustaman (2007), keterampilan proses memiliki peranan yang

sangat penting untuk pengembangan pemahaman oleh mahasiswa dalam

menerapkan konsep ilmiah dan meningkatkan proporsi belajarnya. Pendekatan

keteramplan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau

intelektual, manual dan sosial mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar yang

(19)

pembelajaran. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran pada keterampilan proses

mahasiswa sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

Proses pembelajaran pada perkuliahan ekologi hewan diharapkan dapat

menjadi wahana bagi mahasiswa untuk mengkaji dunia hewan dan lingkungannya

dalam prospek pengembangan lebih lanjut. Proses pembelajarannya menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

memahami hewan dan lingkungannya secara ilmiah. Dalam proses pembelajaran

tersebut lebih baik apabila mahasiswa diberi kesempatan berlatih menghasilkan

produk dari kegiatan pengamatan langsung yang telah mereka lakukan, sehingga

pengetahuan mereka tentang hewan dan lingkungannya akan semakin baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang mahasiswa peserta

kuliah ekologi hewan di Program Studi Pendidikan Biologi S1 FKIP Universitas

Simalungun Pematangsiantar, 95% mahasiswa menyatakan bahwa proses

pembelajaran yang berlangsung selama ini tidak pernah menuntut mereka untuk

menghasilkan suatu produk yang dirancang sendiri oleh mahasiswa tersebut

sehingga sikap keterampilan proses sains mahasiswa menjadi tidak dapat

berkembang secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya

hasil-hasil karya mahasiswa yang terpajang dikampus baik di mading, kelas, kantor,

maupun ruangan lainnya. Dari hasil pengamatan selama satu semester, proses

pembelajaran yang terjadi hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan

pemahaman, sedangkan aspek aplikasi, analisis, evaluasi bahkan kreasi, sangat

jarang sekali dilakukan oleh tim pengajar.

Berdasarkan pengamatan terhadap dua dosen pengampu matakuliah

(20)

penugasan dan presentasi dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Dosen

pengampu kurang kreatif dalam membuat variasi-variasi pembelajaran yang

sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal ini berdampak pada sikap sosial dan

keterampilan proses sains mahasiswa tidak dapat berkembang dengan baik. Hal

ini ditandai dengan pasifnya mahasiswa ketika proses pembelajaran berlangsung

dan tidak terlihat adanya interaksi sosial antar sesama mahasiswa, yang pada

akhirnya mempengaruhi rendahnya hasil belajar mereka yang diperoleh

berdasarkan pengambilan data nilai mahasiswa. Dari data tersebut diperoleh nilai

rata-rata mahasiswa adalah 65,92 (Sumber: daftar nilai peserta ujian final ekologi

hewan mahasiswa USI Pematangsiantar semester genap T.A. 2013/2014).

Berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan peneliti di USI Pematangsiantar,

maka peneliti memilih melakukan penelitian di Universitas tersebut.

Mengacu pada masalah pembelajaran dalam perkuliahan ekologi hewan

yang dialami mahasiswa Universitas Simalungun Pematangsiantar, pembelajaran

berbasis proyek dalam tatanan pembelajaran Group Investigation memang penting

dan dapat mengatasi persoalan rendahnya sikap sosial, berpikir tingkat tinggi dan

keterampilan proses sains mahasiswa. Untuk itu perlu dilakukan penelitian

tentang pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan

pembelajaran Group Investigation pada matakuliah ekologi hewan terhadap sikap

sosial, berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains mahasiswa

(21)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Masih rendahya hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah ekologi hewan di

USI Pematangsiantar.

2. Proses pembelajaran didominasi oleh dosen pengampu yaitu model

pembelajaran konvensional melalui metode ceramah dan penugasan sehingga

kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa kurang dapat berkembang

dengan baik

3. Mahasiswa tidak terbiasa belajar untuk menghasilkan suatu produk yang

mereka rancang sendiri sehingga keterampilan proses sains mahasiswa tidak

berkembang secara maksimal.

1.3. Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak terlalu meluas, maka dibuat suatu pembatasan

masalah sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group

Investigation pada kelas eksperimen A dan model pembelajaran Group

Investigation pada kelas eksperimen B dan pembelajaran konvensional sebagai

kelas kontrol.

2. Sikap sosial meliputi: jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong,

santun dan percaya diri.

3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi dibatasi pada ranah kognitif

(22)

4. Keterampilan proses sains mahasiswa dikembangkan menurut Sukmadinata

(2008).

5. Penelitian dibatasi pada mahasiswa semester VI mata kuliah ekologi hewan

Prodi Pendidikan Biologi USI Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014 /2015.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah

adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan

Group Investigation dan konvensional terhadap sikap sosial mahasiswa USI

Pematangsiantar?

2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan

Group Investigation dan konvensional terhadap berpikir tingkat tinggi

mahasiswa USI Pematangsiantar?

3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan

Group Investigation dan konvensional terhadap keterampilan proses sains

mahasiswa USI Pematangsiantar?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam

tatanan Group Investigation dan konvensional terhadap sikap sosial mahasiswa

(23)

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam

tatanan Group Investigation dan konvensional terhadap berpikir tingkat tinggi

mahasiswa USI Pematangsiantar.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam

tatanan Group Investigation dan konvensional terhadap keterampilan proses

sains mahasiswa USI Pematangsiantar.

1.6. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi

yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh model

pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation terhadap hasil

belajar mahasiswa. Selain itu dapat memperkaya dan menambah khasanah ilmu

pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang

berkaitan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group

Investigation terhadap hasil belajar mahasiswa.

Sedangkan manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai

bahan acuan bagi Ketua Program Studi Pendidikan Biologi maupun Dekan FKIP

dan pengambil kebijakan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu tenaga

pendidik dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Kemudian sebagai bahan

pertimbangan bagi pendidik untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran

khususnya pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, dan peningkatan

kompetensi dosen biologi dalam upaya menciptakan pembelajaran yang efektif

(24)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan sikap sosial mahasiswa yang dibelajarkan

dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation dan

pembelajaran konvensional pada mata kuliah ekologi hewan di Universitas

Simalungun Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014 /2015. Model

pembelajaran yang lebih baik dan lebih tinggi pengaruhnya adalah model

pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan berpikir tingkat tinggi mahasiswa yang

dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group

Investigation dan pembelajaran konvensional pada mata kuliah ekologi

hewan di Universitas Simalungun Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014

/2015. Model pembelajaran yang lebih baik dan lebih tinggi pengaruhnya

adalah model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group

Investigation.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan proses sains mahasiswa

yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group

Investigation dan pembelajaran konvensional pada mata kuliah ekologi

hewan di Universitas Simalungun Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014

(25)

adalah model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group

Investigation.

5.2. Impikasi

Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ekologi hewan adalah

mahasiswa dapat memahami materi yang diajarkan, aktif dan kreatif sehingga

dapat menyimpulkan materi pembelajaran. Untuk dapat melibatkan mahasiswa

aktif dan kreatif dalam belajar hendaknya dosen tidak hanya menggunakan

metode pembelajaran yang bersifat konvensional (ceramah) yang hanya berpusat

pada dosen (teacher centered), tetapi diharapkan dapat menggunakan model

pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, diantaranya yaitu model

pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation.

Dalam memperlajari materi hewan dan lingkungannya hendaknya dosen

dapat menggunakan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group

Investigation karena dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat

meningkatkan sikap sosial, berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains

mahasiswa. Hal ini disebabkan model pembelajaran berbasis proyek dilandasi

oleh teori belajar konstruktivistik. Pembelajaran konstruktivistik berfokus pada

kegiatan aktif peserta didik dalam memperoleh pengalaman langsung. Kegiatan

nyata yang dilakukan dalam proyek memberikan pengalaman belajar yang dapat

membantu refleksi dan mendekatkan hubungan aktivitas dunia nyata dengan

(26)

Bekerja dalam kelompok kolaboratif dalam pembelajaran berbasis proyek

juga dapat meningkatkan proses pemikiran mahasiswa dengan berdiskusi secara

bersama-sama yang akan mengarahkan kepada keterampilan berkomunikasi dan

terbentuknya sikap sosial yang baik dalam diri peserta didk. Selain itu dalam

kelompok kolaboratif mahasiswa akan terdidik untuk mampu menganalisis suatu

permasalahan dalam kehidupan agar kedepannya mahasiswa lebih termotifasi

belajar aktif dan meningkatan kinerja ilmiah.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Dalam

mengajarkan materi hewan dan lingkungannya hendaknya dosen tidak hanya

sekedar menyampaikan konsep-konsep ekologi kepada mahasiswa, namun

bagaimana agar mahasiswa dapat menerapkan konsep yang dibelajarkan dalam

kehidupan sehari-hari mereka; (2) Sebagai upaya untuk meningkatkan sikap

sosial, berpikir tingkat tinggi mahasiswa secara optimal dan keterampilan proses

sains, hendaknya dosen dapat merancang suatu pembelajaran seperti pembelajaran

berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation; (3) Sebelum menerapkan

model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation

sebaiknya dosen merencanakan dengan baik langkah-langkah pembelajaran yang

akan dilaksanakan sehingga proses pembelajaran, tujuan maupun kompetensi

yang diharapkan dapat tercapai; dan (4) Kepada peneliti berikutnya untuk

(27)

terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model pembelajaran di

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abas (2011). Comparison Between the Biology of Learning Model Cooperatif Learning Think Pair Share (TPS) Model with Problem Based Learning

Instruction (PBI) SMP 21 VII Class City Bengkulu. Jurnal Exacta. 9 (2):

01-07.

Agus, S (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Akinoglu, O (2008). Assesment of the Inquiry-Based Project Implementation Process in Science Education Upon Students’ Point of Views.

International Journal of Instruction. 1 (1): 01-12.

Arikunto, S (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Cet. 4.

Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi Aksara.

Azhari, A (2004). Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Teraju.

Aqib, Z (2013). Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Bell, B.F (2005). Children’s Science, Contructivism and Learning in Science.

Victoria: Deakin University Pers. Tersedia pada:

http://www.gsn.org/web/ontructivism /whatis.htm, diakses pada tanggal 03 Desember 2014.

Bloom, B (1982). Taxonomi of Educational Objectives: Cognitive Domain. New

York: David McKay.

Boondee, V., Kidrakarn. & Sa-Ngiamvibool (2011). A Learning and Teaching Model using Project-Based Learning (PBL) on the Web to Promote

Cooperative Learning. European Journal of Social Sciences. 21 (3):

498-507.

Dahar, R.W (2010). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Darmansyah (2014). Teknik Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial Dalam

Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar 08 Surau Gadang Nanggalo. Jurnal

(29)

Depdiknas (2004). Kurikulum Mata Pelajaran Matematika SMP. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati & Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eliawati (2011). Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Partisipasi dan Prestasi Belajar pada Materi Pokok Jamur Siswa Kelas X di MAN Gandekan Bantul Tahun Ajaran 2010 /2011.

Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Firman, H (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung:

Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Gulbahar, Y. & Tinmaz, H (2006). Implementing Project-Based Learning and A

Portofolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research

on Technologi in Education. 38 (3): 309-327.

Hamalik, O (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara.

Hasbullah (2006). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Helle, L., Tynjala. & Oklinuora (2006). Project-Based Learning in

Post-Secondary Education-Theory, Practice and Rubber Sling Shot. Higher

Education. 10 (51) :287-314.

Iasha, R.R., Mulyaningsih, S. & Hidayati, S.N (2013). Penerapan Pembelajaran

IPA Terpadu Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Pada Tema Pemanasan Global Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. 1 (02): 89-94.

Ibrahim, R (2001). Pembinaan Perilaku Sosial Melalui Pendidikan Jasmani.

Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.

Istarani (2012). 50 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Johnson, D.W., Johnson, R.T. & Holubec, E.J (2010). Colaborative Learning.

Bandung: Nusa Media.

(30)

Mahanal, S., Darmawan, E., Corebima, A.D., Zubaidah, S (2009). Pengaruh

Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem

Terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Universitas Negeri Malang.

Manurung, B (2012). Ekologi Hewan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Margono, S (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Marianti, A., Christijanti. & Isnaeni (2011). Pembelajaran Berbasis Projek dengan Pendekatan Jelajah Alam sekitar sebagai Model Perkuliahan Fisiologi Hewan. Universitas Negeri Semarang. 3 (021): 01-10.

Martomidjoyo, R (2009). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains. Tersedia

pada:http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/05/keterampil an-proses-sains.html, diakses pada tanggal 03 Desember 2014.

Munawaroh, R., Subali. & Sopyan (2012). Penerapan Model Project Based Learning dan Kooperatif untuk Membangun Empat Pilar Pembelajarn

Siswa SMP. Unnes Physics Education Journal (UPEJ). 1 (1): 33-37.

Nolker, H. & Schoenfeldt, E (1983). Pendidikan Kejuruan: Pembelajaran,

Kurikulum, dan Perencanaan. Jakarta: Gramedia.

Rustaman (2007). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Rusyana, A & Setiawan, I (2010). Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif. Jakarta:

Trans Mandiri Abadi.

Samatowa, U (2010). Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:

Depdiknas.

Sanjaya, W (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santyasa, I.W (2006). Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek,

dan Orientasi NOS. Makalah. Semarapura: Universitas Pendidikan

Ganesha.

Sihotang, H.A (2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Tingkat Tinggi

Siswa di SMA Negeri 2 Kisaran Kabupaten Asahan. Tesis. Medan:

Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Slavin, R.E (2010). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

(31)

Sukmadinata, S (2008). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarmi (2012). Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Publising.

Suparno, P (2008). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Trianto (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Warsito (2008). Pembelajaran Sains Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Aktivitas dan Academic Skill Siswa

Kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok. Skripsi: Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Widiyatmoko, A. & Pamelasari, S.D (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Bekas

Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII). 1(1): 51-56.

Wijayanti, W., Herlambang. & Slamet (2013). Pengaruh Model Pembelajaran

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV PENERAPAN LEMBAGA JAMINAN DI PERBANKAN SYARIAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH ... Keabsahan Akad dan Konsepsi Jaminan

Berdasarkan Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Harga Nomor :42/ BA-KLA & NEGO/PSPPSDKP/DKP/2014 tanggal 26 Agustus 2014, bersama ini disampaikan Pelaksana untuk

Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”, Tesis.Universitas Sumatera Utara: Medan. Wild,

Analisisa data menggunakan Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Alhamdulillahi robbil „alamin, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya dan kepada kedua Orang tua yang senantiasa mendoakan dan

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diperoleh suatu rumusan masalah yaitu bagaimana membuat suatu alat pembangkit pola video untuk monitor komputer komputer yang

The opportunity for innovative cooperation in the form of change projects that generated by the Diklatpim alumni in regional government is important because if the change

dengan adanya kebutuhan akan media periklanan yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas, serta dapat memberikan informasi produk jasa yang disediakan. P.A