PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM TATANAN GROUP INVESTIGATION PADA MATAKULIAH EKOLOGI HEWAN TERHADAP SIKAP SOSIAL, BERPIKIR TINGKAT TINGGI
DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA USI PEMATANGSIANTAR
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
FENNY MUSTIKA PILIANG NIM. 8136174010
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Fenny Mustika Piliang: Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan Group Investigation pada Matakuliah Ekologi Hewan terhadap Sikap Sosial, Berpikir Tingkat Tinggi dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation dan konvensional terhadap: (1) Sikap Sosial; (2) Berpikir Tingkat Tinggi; dan (3) Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar. Sampel diambil secara total sampling yaitu seluruh mahasiswa semester VI. Jumlah sampel sebanyak 60 orang yang dikelompokkan ke dalam kelompok eksperimen dengan model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, kelompok eksperimen dengan model pembelajaran Group Investigation, dan kelompok kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains, dan lembar observasi sikap sosial dan keterampilan proses sains mahasiswa. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen dengan teknik analisis data menggunakan uji F-ANAKOVA pada taraf signifikan α = 5% dengan bantuan program SPSS 21.0. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) Sikap sosial mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation 83,10 ± 4,52 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Group Investigation 69,80 ± 4,56 dan pembelajaran konvensional 63,15 ± 8,20 dengan (Fhitung=57,005 ; P=0,000); (2)
Berpikir tingkat tinggi mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation 88,60 ± 3,73 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Group Investigation 81,00 ± 4,01 dan pembelajaran konvensional 74,60 ± 3,58 dengan (Fhitung=67,742; P=0,000); (3) Tes keterampilan proses
sains mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation 87,60 ± 4,28 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Group Investigation 81,50 ± 5,77 dan pembelajaran konvensional 70,40 ± 4,01 dengan (Fhitung=63,092; P=0,000). Selanjutnya observasi keterampilan proses sains
mahasiswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation 92,85 ± 4,61 secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran Group Investigation 77,80 ± 7,27 dan pembelajaran konvensional 57,25 ± 8,69 dengan (Fhitung=127,856; P=0,000). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation berpengaruh terhadap sikap sosial, berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains mahasiswa USI Pematangsiantar.
ABSTRACT
Fenny Mustika Piliang: The Effects of Group Investigation with Project Based Learning Model towards Social Skills, Higher Order Thinking and Science Process Skills of Animal Ecology for Under-graduated Students of Simalungun University. Thesis. State University of Medan Post Graduated Program. Medan. 2015.
The objectives of this research was to investigates the effects Group Investigation with Project Based and conventional Learning model towards: (1) Cocial skills; (2) Higher order thinking; and (3) Science process skills of animal ecology for under-graduated students of Simalungun University. The sampel amounted were the total sampling, 60 undergraduated students of Simalungun University in fourth semester. They grouped as first experimental class treated by Group Investigation combine with PJBL, for next experimental class taught by Group Investigation and for control class taught by using conventional learning model. The higher order thinking and science process skills test and social skill observation sheets and also science process skills questionnaire were the instruments of this research. This study include quasi experimental method. The data were analyzed by helping SPSS 21.0 program using F-test (ANACOVA α = 5% ). The results shown that: (1) The social skills of under-graduated students of Simalungun University treated by Group Investigation combine with PJBL were significantly 83.10 ± 4.52 than second experimental class, Group Investigation 69.80 ± 4.56 and conventional class 15 ± 8.20 with (Fcount=57.005 ; P=0.000); (2) The higher order thinking ability of of
under-graduated students of Simalungun University treated by Group Investigation were significantly 88.60 ± 3.73 than group investigation class 81.00 ± 4.01 and conventional class 74.60 ± 3.58 with (Fcount=67.742; P=0.000); (3) The under-graduated students’
science process skills in first experimental class design were also significantly compare with 87.60 ± 4.28 compared with group investigation class 81.50 ± 5.77 and conventional class 70.40 ± 4.01 with Fcount=63.092; P=0.000. Furthermore, the observation results of
science process skills of first class were also significantly 92.85 ± 4.61compared with the second class 77.80 ± 7.27 and the third class 57.25 ± 8.69 with (Fcount=127.856; P=0.000). Therefore, it can be concluded that Group Investigation combine with PJBL were effected the students’ social skills, higher order thinking abilities and science process skills.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan Group Investigation pada
matakuliah ekologi hewan terhadap Sikap Sosial, Berpikir Tingkat Tinggi dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
3. Asisten Direktur I, Bapak Dr. Arif Rahman, M,Pd.
4. Dosen Pembimbing I sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Dosen Pembimbng II, Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta dukungan pada penulis sejak awal sampai dengan selesai penulisan tesis ini.
5. Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., dan Ibu Dr.
Fauziyah Harahap, M.Si., selaku narasumber yang telah bnyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
6. Bapak Puji Prastowo, M.Si., selaku validator instrumen dalam penelitian ini, juga kepada Bapak /Ibu dosen yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama belajar di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Bapak Rafles Sikumbang dan Ibu Juniar
Piliang, kakak dan abang tersayang, Yusrinawaty Piliang, S.H /Mhd. Syahputra Siregar, S.Pd., Mhd. Jhoni Piliang /Juli Situmorang., Rafika Yeni Piliang, S.E /Dicky Tanjung., Mhd. Alfayana Piliang /Ami., July Ramayanti Piliang /Jack Napitupulu, juga kepada keponakan tersayang, Dinda, Mia, Dina, Afdhal, Rafi, Nisa, Alya, Rizky, Putri dan Fadhil, yang menjadi semangat dan senantiasa mendo’akan penulis menjalankan studi hingga dapat menyelesaikan tesis ini.
8. Mhd. Hanafi Harahap, S.Sos.I beserta keluarga yang menjadikan hidup penulis lebih berwarna.
9. Teman-teman seangkatan 2013 khususnya kelas Dik BIO B-1, Pak Made, Pak
Daulat, Bu Endang, Bu Hera, Kak Irma, Kak Irfa, Kak Zimar, Kak Aisyah, Ary, Erlin, Jeny, Heny, Dina, Julion dan Hasmi, kekompakan dan kebersamaan kitalah yang menjadi semangat untuk tetap menjalankan studi hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
11.Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua, Amin.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak khususnya para dosen maupun guru biologi serta dapat menambah ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Medan, Mei 2015 Penulis,
DAFTAR ISI
2.1. Hakikat Model Pembelajaran 11
2.1.1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek 13
2.1.2. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation 20
2.1.3. Model Pembelajaran Konvensional 21
2.2. Hakikat Ekologi Hewan 22
2.3. Hasil Belajar 24
2.3.1. Sikap Sosial 25
2.3.2. Berpikir Tingkat Tinggi 28
2.3.3. Keterampilan Proses Sains 30
2.4. Penelitian yang Relevan 33
2.5. Kerangka Berpikir 34
2.5.1. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam
tatanan Group Investigation terhadap Sikap Sosial Mahasiswa 34
2.5.2. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam tatanan Group Investigation terhadap Berpikir
Tingkat Tinggi Mahasiswa 36
2.5.3. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam tatanan Group Investigation terhadap Keterampilan
Proses Sains Mahasiswa 37
2.6. Hipotesis Penelitian 39
BAB III. METODE PENELITIAN 40
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 40
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 40
3.2.1. Populasi 40
3.2.2. Sampel 40
3.4. Definisi Operasional Variabel 42
3.5. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian 44
3.5.1. Perencanaan dan Persiapan Penelitian 44
3.5.2. Pelaksanaan Penelitian 45
3.6. Pengontrolan Perlakuan 49
3.6.1. Validitas Internal 49
3.6.2. Validitas Eksternal 49
3.7. Teknik Pengumpulan Data 50
3.7.1. Instrumen Perlakuan 50
3.7.2. Instrumen Pengumpulan Data 51
3.7.2.1.Instrumen Sikap Sosial 51
3.7.2.2.Instrumen Berpikir Tingkat Tinggi 52
3.7.2.3.Instrumen Keterampilan Proses Sains 52
3.7.3. Uji Coba Instrumen 55
3.7.3.1.Validitas Tes 56
3.7.3.2.Reliabilitas Tes 56
3.7.3.3.Tingkat Kesukaran Tes 58
3.7.3.4.Daya Beda Tes 58
3.8. Teknik Analisis Data 59
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 62
4.1. Hasil Penelitian 62
4.1.1. Deskripsi Data Sikap Sosial Mahasiswa 62
4.1.2. Deskripsi Data Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa 63
4.1.3. Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Mahasiwa 64
4.2. Pengujian Hipotesis 67
4.2.1. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan Group Investigation dan Konvensional
terhadap Sikap Sosial Mahasiswa USI Pematangsiantar 67
4.2.2. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan
Group Investigation dan Konvensional terhadap
Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa USI Pematangsiantar 69
4.2.3. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Tatanan
Group Investigation dan Konvensional terhadap
Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar 69
4.3. Pembahasan 72
4.3.1.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam
Tatanan Group Investigation dan Konvensional terhadap
Sikap Sosial Mahasiswa USI Pematangsiantar 72
4.3.2.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam
Tatanan Group Investigation dan Konvensional terhadap
Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa USI Pematangsiantar 75
4.3.3.Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam
Tatanan Group Investigation dan Konvensional terhadap
Keterampilan Proses Sains Mahasiswa USI Pematangsiantar 80
4.4. Kemampuan Mahasiswa Dalam Membuat Proyek Ekologi
Hewan 84
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 87
5.1.Simpulan 87
5.2.Implikasi 88
5.3.Saran 89
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1. Sikap Sosial dan Indikatornya 27
Tabel 3.1. Desain Penelitian 41
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Tes Kognitif Tingkat Tinggi 52
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains 53
Tabel 3.4. Observasi Keterampilan Proses Mahasiswa 54
Tabel 4.1. Deskripsi Sikap Sosial Mahasiswa 62
Tabel 4.2. Deskripsi Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa 64
Tabel 4.3. Deskripsi Keterampilan Proses Sains Mahasiswa 66
Tabel 4.4. Deskripsi Observasi Keterampilan Proses Sains Mahasiswa 66
Tabel 4.5. Urutan Besaran Pengaruh Sikap Sosial Mahasiswa 72
Tabel 4.6. Urutan Besaran Pengaruh Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa 75
Tabel 4.7. Urutan Besaran Pengaruh Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa Berdasarkan Hasil Tes 81
Tabel 4.8. Urutan Besaran Pengaruh Keterampilan Proses Sains
Mahasiswa Berdasarkan Hasil Observasi 82
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1. Bagan Alur Prosedur Penelitian 48
Gambar 4.1. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, pembelajaran Group
Investigation, dan pembelajaran konvensional pada
matakuliah ekologi hewan terhadap sikap sosial
mahasiswa USI Pematangsiantar 67
Gambar 4.2. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, pembelajaran Group
Investigation, dan pembelajaran konvensional pada
matakuliah ekologi hewan terhadap berpikir
tingkat tinggi mahasiswa USI Pematangsiantar 68
Gambar 4.3. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, pembelajaran Group
Investigation, dan pembelajaran konvensional pada
matakuliah ekologi hewan terhadap tes KPS
mahasiswa USI Pematangsiantar 69
Gambar 4.4. Pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation, pembelajaran Group
Investigation, dan pembelajaran konvensional pada
matakuliah ekologi hewan terhadap observasi KPS
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Silabus Ekologi Hewan 95
Lampiran 2. SAP Pembelajaran Berbasis Proyek
dalam Group Investigation 102
Lampiran 3. SAP Pembelajaran Group Investigation 114
Lampiran 4. SAP Pembelajaran Konvensional 126
Lampiran 5. Lembaran Observasi Sikap Sosial 133
Lampiran 6. Soal Kognitif Tingkat Tinggi 148
Lampiran 7. Soal Tes Keterampilan Proses Sains 143
Lampiran 8. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains 142
Lampiran 9. Kunci Jawaban Tes Kognitif Tingkat Tinggi 151
Lampiran 10. Kunci Jawaban Tes Keterampilan Proses Sains 154
Lampiran 11. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes 157
Lampiran 12. Tingkat Kesukaran Tes 159
Lampiran 13. Analisis Varians Butir Soal 160
Lampiran 14. Daya Beda Tes 162
Lampiran 15. Data Pretes Postes 163
Lampiran 16. Hasil Observasi Sikap Sosial 167
Lampiran 17. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains 170
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang kompleks yang
dengan sengaja diciptakan (Dimyati dan Mudjiono 2006). Seorang pengajar harus
mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif yang didalamnya terkandung
berbagai unsur yang saling mempengaruhi satu sama lain. Proses pembelajaran
diharapkan dapat terlaksana melalui pengumpulan data dengan eksperimen,
pengamatan dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah
gejala yang dapat dipercaya. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan
adalah lemahnya proses pembelajaran. Di Indonesia, pembelajaran kemampuan
berpikir memiliki beberapa kendala, salah satunya adalah terlalu dominannya
peran dosen sebagai sumber ilmu sehingga mahasiswa hanya diangap sebagai
wadah yang akan diisi ilmu oleh dosen. Kendala lain yaitu sistem penilaian
prestasi mahasiswa lebih sering didasarkan melalui tes-tes yang sifatnya menguji
kemampuan kognitif tingkat rendah.
Pembelajaran yang pada umumnya dilakukan oleh dosen lebih banyak
menekankan pada aspek pemahaman dan pengetahuan sedangkan aspek
menganalisis, mengevaluasi bahkan mencipta sangat jarang sekali dilakukan.
Pembelajaran masih bersifat teacher-centered dan mahasiswa kurang diberi
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Proses
pembelajaran tersebut sudah tidak cocok lagi diterapkan pada masa sekarang ini
dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Samatowa (2010),
melalui pengalaman langsung (learning by doing)”. Dosen selama ini lebih
banyak memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa
memberi pemahaman konsep secara mendalam. Hal ini menyebabkan mahasiswa
kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dan mengaplikasikan
konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata, sehingga
kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa kurang dapat berkembang dengan
baik. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa ditunjukkan oleh
rendahnya hasil belajar mahasiswa.
Selain itu dengan dominannya peran dosen sebagai sumber ilmu, tidak
menumbuhkan sikap sosial yang baik antar mahasiswa. Hal ini ditandai dengan
pasifnya mahasiswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Maka diperlukan
suatu pembelajaran yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi serta sikap sosialnya. Oleh karena itu
diperlukan suatu strategi yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah
ini. Adapaun strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah
pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dalam tatanan Group
Investigation.
Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran dimana tugas-tugas
kompleks didasarkan pada pertanyaan yang menantang atau permasalahan yang
melibatkan para mahasiswa di dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan
keputusan, memberi peluang para mahasiswa untuk bekerja secara otonomi
dengan periode waktu tertentu, dan akhirnya menghasilkan produk yang nyata
atau presentasi (Istarani, 2012). Pembelajaran berbasis proyek didukung teori
dukungan luas yang bersandar pada ide bahwa peserta didik membangun
pengetahuannya di dalam konteks pengalamannya sendiri. Pandangan
konstruktivistik dilandasi oleh teori Piaget tentang skema, asimilasi, akomodasi,
dan equilibration, konsep Zone of Proximal Development (ZPD) dari Vygotsky,
teori Bruner tentang discovery learning, teori Ausubel tentang belajar bermakna,
dan interaksionisme semiotik (Istarani, 2012).
Hasil penelitian Mahanal (2009), pada siswa SMAN 2 Malang
mengemukakan bahwa Project-Based Learning (PjBL) terbukti efektif dalam
meningkatkan sikap dan hasil belajar sehingga direkomendasikan untuk
diterapkan oleh guru dalam pembelajaran Biologi. PjBl membantu siswa dalam
belajar pengetahuan dan keterampilan yang kokoh yang dibangun melalui
tugas-tugas dan pekerjaan otentik. Munawaroh (2012), dalam penelitiannya pada siswa
kelas VIII reguler SMP N 1 Tambakromo Tahun Pelajaran 2011 /2012,
menyatakan bahwa model Project Based Learning dan kooperatif dapat
diterapkan untuk membangun empat pilar pembelajaran. Hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan model Project Based Learning lebih tinggi dari pada model
pembelajaran kooperatif.
Di dalam proses pembelajaran berbasis proyek pada dasarnya terkandung
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah model
pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui
kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek merupakan
pembelajaran yang lebih menekankan pada aktivitas mahasiswa dan menjadikan
mahasiswa lebih banyak berinteraksi dengan obyek dan peristiwa sehingga
proyek memiliki karakteristik adanya kerja kolaboratif dalam kelompok. Proses
belajar berkaitan dengan proyek yang mereka kerjakan, mereka juga akan lebih
bertanggung jawab untuk mengumpulkan material penelitian, data dan informasi
untuk proyek mereka (Istarani, 2012).
Cooperative learning menurut Slavin (2010), merujuk pada berbagai
macam model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar
belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar yang menekankan saling ketergantungan positif antar siswa, adanya
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan
evaluasi proses kelompok (Slavin, 2010). Banyak tipe-tipe pembelajaran
kooperatif yang dapat diterapkan oleh pengajar untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan. Pembelajaran kooperatif yang
tepat untuk dipadukan dengan pembelajaran berbasis proyek pada materi hewan
dan lingkungannya adalah pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI).
Pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) adalah model
pembelajaran dimana mahasiswa dilibatkan sejak perencanaan baik dalam
menentukan topik maupun mempelajari melalui investigasi, hal tersebut sejalan
dengan pembelajaran berbabis proyek. Model pembelajaran ini dirancang untuk
meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam mendefinisikan masalah,
mengembangkan dan menguji hipotesis. Model pembelajaran ini melatih
mahasiswa untuk membangun kemampuan berpikir secara mandiri dan kritis serta
melatih mahasiswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam kelompok.
Hasil penelitian Eliawati (2011), pada siswa kelas X MAN Gandekan
Bantul Tahun Pelajaran 2010 /2011, mengemukakan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif Group Investigation efektif dalam peningkatan
partisipasi dan prestasi belajar siswa pada materi pokok jamur kelas X MAN
Gandekan Bantul Tahun Pelajaran 2010 /2011.
Beberapa strategi yang lazim digunakan dalam mengembangkan
kemampuan aktivitas mahasiswa adalah dengan keterampilan proses sains.
Pemberdayaan mahasiswa dalam pengembangan keterampilan proses sains akan
membentuk karakter mahasiswa dengan sikap ilmiah, kemampuan berpikir dan
bertindak kritis baik selama pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan
sehari-hari. Keunggulan dari PjBL, mahasiswa tidak hanya mempelajari
konsep-konsep yang relevan dengan materi tetapi juga memperoleh pengalaman belajar
yang berhubungan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan menumbuhkan
pola berpikir ilmiah.
Menurut Rustaman (2007), keterampilan proses memiliki peranan yang
sangat penting untuk pengembangan pemahaman oleh mahasiswa dalam
menerapkan konsep ilmiah dan meningkatkan proporsi belajarnya. Pendekatan
keteramplan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual dan sosial mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar yang
pembelajaran. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran pada keterampilan proses
mahasiswa sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Proses pembelajaran pada perkuliahan ekologi hewan diharapkan dapat
menjadi wahana bagi mahasiswa untuk mengkaji dunia hewan dan lingkungannya
dalam prospek pengembangan lebih lanjut. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
memahami hewan dan lingkungannya secara ilmiah. Dalam proses pembelajaran
tersebut lebih baik apabila mahasiswa diberi kesempatan berlatih menghasilkan
produk dari kegiatan pengamatan langsung yang telah mereka lakukan, sehingga
pengetahuan mereka tentang hewan dan lingkungannya akan semakin baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang mahasiswa peserta
kuliah ekologi hewan di Program Studi Pendidikan Biologi S1 FKIP Universitas
Simalungun Pematangsiantar, 95% mahasiswa menyatakan bahwa proses
pembelajaran yang berlangsung selama ini tidak pernah menuntut mereka untuk
menghasilkan suatu produk yang dirancang sendiri oleh mahasiswa tersebut
sehingga sikap keterampilan proses sains mahasiswa menjadi tidak dapat
berkembang secara maksimal. Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya
hasil-hasil karya mahasiswa yang terpajang dikampus baik di mading, kelas, kantor,
maupun ruangan lainnya. Dari hasil pengamatan selama satu semester, proses
pembelajaran yang terjadi hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan
pemahaman, sedangkan aspek aplikasi, analisis, evaluasi bahkan kreasi, sangat
jarang sekali dilakukan oleh tim pengajar.
Berdasarkan pengamatan terhadap dua dosen pengampu matakuliah
penugasan dan presentasi dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Dosen
pengampu kurang kreatif dalam membuat variasi-variasi pembelajaran yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal ini berdampak pada sikap sosial dan
keterampilan proses sains mahasiswa tidak dapat berkembang dengan baik. Hal
ini ditandai dengan pasifnya mahasiswa ketika proses pembelajaran berlangsung
dan tidak terlihat adanya interaksi sosial antar sesama mahasiswa, yang pada
akhirnya mempengaruhi rendahnya hasil belajar mereka yang diperoleh
berdasarkan pengambilan data nilai mahasiswa. Dari data tersebut diperoleh nilai
rata-rata mahasiswa adalah 65,92 (Sumber: daftar nilai peserta ujian final ekologi
hewan mahasiswa USI Pematangsiantar semester genap T.A. 2013/2014).
Berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan peneliti di USI Pematangsiantar,
maka peneliti memilih melakukan penelitian di Universitas tersebut.
Mengacu pada masalah pembelajaran dalam perkuliahan ekologi hewan
yang dialami mahasiswa Universitas Simalungun Pematangsiantar, pembelajaran
berbasis proyek dalam tatanan pembelajaran Group Investigation memang penting
dan dapat mengatasi persoalan rendahnya sikap sosial, berpikir tingkat tinggi dan
keterampilan proses sains mahasiswa. Untuk itu perlu dilakukan penelitian
tentang pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan
pembelajaran Group Investigation pada matakuliah ekologi hewan terhadap sikap
sosial, berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains mahasiswa
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:
1. Masih rendahya hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah ekologi hewan di
USI Pematangsiantar.
2. Proses pembelajaran didominasi oleh dosen pengampu yaitu model
pembelajaran konvensional melalui metode ceramah dan penugasan sehingga
kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa kurang dapat berkembang
dengan baik
3. Mahasiswa tidak terbiasa belajar untuk menghasilkan suatu produk yang
mereka rancang sendiri sehingga keterampilan proses sains mahasiswa tidak
berkembang secara maksimal.
1.3. Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas, maka dibuat suatu pembatasan
masalah sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group
Investigation pada kelas eksperimen A dan model pembelajaran Group
Investigation pada kelas eksperimen B dan pembelajaran konvensional sebagai
kelas kontrol.
2. Sikap sosial meliputi: jujur, disiplin, tanggungjawab, toleransi, gotong royong,
santun dan percaya diri.
3. Kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi dibatasi pada ranah kognitif
4. Keterampilan proses sains mahasiswa dikembangkan menurut Sukmadinata
(2008).
5. Penelitian dibatasi pada mahasiswa semester VI mata kuliah ekologi hewan
Prodi Pendidikan Biologi USI Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014 /2015.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan
Group Investigation dan konvensional terhadap sikap sosial mahasiswa USI
Pematangsiantar?
2. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan
Group Investigation dan konvensional terhadap berpikir tingkat tinggi
mahasiswa USI Pematangsiantar?
3. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan
Group Investigation dan konvensional terhadap keterampilan proses sains
mahasiswa USI Pematangsiantar?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam
tatanan Group Investigation dan konvensional terhadap sikap sosial mahasiswa
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam
tatanan Group Investigation dan konvensional terhadap berpikir tingkat tinggi
mahasiswa USI Pematangsiantar.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dalam
tatanan Group Investigation dan konvensional terhadap keterampilan proses
sains mahasiswa USI Pematangsiantar.
1.6. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan referensi
yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh model
pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation terhadap hasil
belajar mahasiswa. Selain itu dapat memperkaya dan menambah khasanah ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang
berkaitan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group
Investigation terhadap hasil belajar mahasiswa.
Sedangkan manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai
bahan acuan bagi Ketua Program Studi Pendidikan Biologi maupun Dekan FKIP
dan pengambil kebijakan pendidikan dalam rangka peningkatan mutu tenaga
pendidik dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Kemudian sebagai bahan
pertimbangan bagi pendidik untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran
khususnya pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, dan peningkatan
kompetensi dosen biologi dalam upaya menciptakan pembelajaran yang efektif
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan sikap sosial mahasiswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation dan
pembelajaran konvensional pada mata kuliah ekologi hewan di Universitas
Simalungun Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014 /2015. Model
pembelajaran yang lebih baik dan lebih tinggi pengaruhnya adalah model
pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan berpikir tingkat tinggi mahasiswa yang
dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group
Investigation dan pembelajaran konvensional pada mata kuliah ekologi
hewan di Universitas Simalungun Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014
/2015. Model pembelajaran yang lebih baik dan lebih tinggi pengaruhnya
adalah model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group
Investigation.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan proses sains mahasiswa
yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group
Investigation dan pembelajaran konvensional pada mata kuliah ekologi
hewan di Universitas Simalungun Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014
adalah model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group
Investigation.
5.2. Impikasi
Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ekologi hewan adalah
mahasiswa dapat memahami materi yang diajarkan, aktif dan kreatif sehingga
dapat menyimpulkan materi pembelajaran. Untuk dapat melibatkan mahasiswa
aktif dan kreatif dalam belajar hendaknya dosen tidak hanya menggunakan
metode pembelajaran yang bersifat konvensional (ceramah) yang hanya berpusat
pada dosen (teacher centered), tetapi diharapkan dapat menggunakan model
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, diantaranya yaitu model
pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation.
Dalam memperlajari materi hewan dan lingkungannya hendaknya dosen
dapat menggunakan pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group
Investigation karena dengan menggunakan model pembelajaran ini dapat
meningkatkan sikap sosial, berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains
mahasiswa. Hal ini disebabkan model pembelajaran berbasis proyek dilandasi
oleh teori belajar konstruktivistik. Pembelajaran konstruktivistik berfokus pada
kegiatan aktif peserta didik dalam memperoleh pengalaman langsung. Kegiatan
nyata yang dilakukan dalam proyek memberikan pengalaman belajar yang dapat
membantu refleksi dan mendekatkan hubungan aktivitas dunia nyata dengan
Bekerja dalam kelompok kolaboratif dalam pembelajaran berbasis proyek
juga dapat meningkatkan proses pemikiran mahasiswa dengan berdiskusi secara
bersama-sama yang akan mengarahkan kepada keterampilan berkomunikasi dan
terbentuknya sikap sosial yang baik dalam diri peserta didk. Selain itu dalam
kelompok kolaboratif mahasiswa akan terdidik untuk mampu menganalisis suatu
permasalahan dalam kehidupan agar kedepannya mahasiswa lebih termotifasi
belajar aktif dan meningkatan kinerja ilmiah.
5.3. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Dalam
mengajarkan materi hewan dan lingkungannya hendaknya dosen tidak hanya
sekedar menyampaikan konsep-konsep ekologi kepada mahasiswa, namun
bagaimana agar mahasiswa dapat menerapkan konsep yang dibelajarkan dalam
kehidupan sehari-hari mereka; (2) Sebagai upaya untuk meningkatkan sikap
sosial, berpikir tingkat tinggi mahasiswa secara optimal dan keterampilan proses
sains, hendaknya dosen dapat merancang suatu pembelajaran seperti pembelajaran
berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation; (3) Sebelum menerapkan
model pembelajaran berbasis proyek dalam tatanan Group Investigation
sebaiknya dosen merencanakan dengan baik langkah-langkah pembelajaran yang
akan dilaksanakan sehingga proses pembelajaran, tujuan maupun kompetensi
yang diharapkan dapat tercapai; dan (4) Kepada peneliti berikutnya untuk
terhadap dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan model pembelajaran di
DAFTAR PUSTAKA
Abas (2011). Comparison Between the Biology of Learning Model Cooperatif Learning Think Pair Share (TPS) Model with Problem Based Learning
Instruction (PBI) SMP 21 VII Class City Bengkulu. Jurnal Exacta. 9 (2):
01-07.
Agus, S (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Akinoglu, O (2008). Assesment of the Inquiry-Based Project Implementation Process in Science Education Upon Students’ Point of Views.
International Journal of Instruction. 1 (1): 01-12.
Arikunto, S (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Cet. 4.
Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
Azhari, A (2004). Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Teraju.
Aqib, Z (2013). Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Bell, B.F (2005). Children’s Science, Contructivism and Learning in Science.
Victoria: Deakin University Pers. Tersedia pada:
http://www.gsn.org/web/ontructivism /whatis.htm, diakses pada tanggal 03 Desember 2014.
Bloom, B (1982). Taxonomi of Educational Objectives: Cognitive Domain. New
York: David McKay.
Boondee, V., Kidrakarn. & Sa-Ngiamvibool (2011). A Learning and Teaching Model using Project-Based Learning (PBL) on the Web to Promote
Cooperative Learning. European Journal of Social Sciences. 21 (3):
498-507.
Dahar, R.W (2010). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Darmansyah (2014). Teknik Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial Dalam
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar 08 Surau Gadang Nanggalo. Jurnal
Depdiknas (2004). Kurikulum Mata Pelajaran Matematika SMP. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati & Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Eliawati (2011). Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Partisipasi dan Prestasi Belajar pada Materi Pokok Jamur Siswa Kelas X di MAN Gandekan Bantul Tahun Ajaran 2010 /2011.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Firman, H (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung:
Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Gulbahar, Y. & Tinmaz, H (2006). Implementing Project-Based Learning and A
Portofolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research
on Technologi in Education. 38 (3): 309-327.
Hamalik, O (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah (2006). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Helle, L., Tynjala. & Oklinuora (2006). Project-Based Learning in
Post-Secondary Education-Theory, Practice and Rubber Sling Shot. Higher
Education. 10 (51) :287-314.
Iasha, R.R., Mulyaningsih, S. & Hidayati, S.N (2013). Penerapan Pembelajaran
IPA Terpadu Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Pada Tema Pemanasan Global Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. 1 (02): 89-94.
Ibrahim, R (2001). Pembinaan Perilaku Sosial Melalui Pendidikan Jasmani.
Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.
Istarani (2012). 50 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Johnson, D.W., Johnson, R.T. & Holubec, E.J (2010). Colaborative Learning.
Bandung: Nusa Media.
Mahanal, S., Darmawan, E., Corebima, A.D., Zubaidah, S (2009). Pengaruh
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem
Terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang. Universitas Negeri Malang.
Manurung, B (2012). Ekologi Hewan. Medan: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Margono, S (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marianti, A., Christijanti. & Isnaeni (2011). Pembelajaran Berbasis Projek dengan Pendekatan Jelajah Alam sekitar sebagai Model Perkuliahan Fisiologi Hewan. Universitas Negeri Semarang. 3 (021): 01-10.
Martomidjoyo, R (2009). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains. Tersedia
pada:http://russamsimartomidjojocentre.blogspot.com/2009/05/keterampil an-proses-sains.html, diakses pada tanggal 03 Desember 2014.
Munawaroh, R., Subali. & Sopyan (2012). Penerapan Model Project Based Learning dan Kooperatif untuk Membangun Empat Pilar Pembelajarn
Siswa SMP. Unnes Physics Education Journal (UPEJ). 1 (1): 33-37.
Nolker, H. & Schoenfeldt, E (1983). Pendidikan Kejuruan: Pembelajaran,
Kurikulum, dan Perencanaan. Jakarta: Gramedia.
Rustaman (2007). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Rusyana, A & Setiawan, I (2010). Prinsip-prinsip Pembelajaran Efektif. Jakarta:
Trans Mandiri Abadi.
Samatowa, U (2010). Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
Sanjaya, W (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santyasa, I.W (2006). Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek,
dan Orientasi NOS. Makalah. Semarapura: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Sihotang, H.A (2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi Tingkat Tinggi
Siswa di SMA Negeri 2 Kisaran Kabupaten Asahan. Tesis. Medan:
Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Slavin, R.E (2010). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sukmadinata, S (2008). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumarmi (2012). Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta: Aditya Media Publising.
Suparno, P (2008). Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Trianto (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Warsito (2008). Pembelajaran Sains Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Sebagai Usaha untuk Meningkatkan Aktivitas dan Academic Skill Siswa
Kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok. Skripsi: Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Widiyatmoko, A. & Pamelasari, S.D (2012). Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Alat Peraga IPA dengan Memanfaatkan Bahan Bekas
Pakai. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII). 1(1): 51-56.
Wijayanti, W., Herlambang. & Slamet (2013). Pengaruh Model Pembelajaran