• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1442 H/2021 M RITUAL MANDI BELIMAU DALAM SILAT PANGEAN DI DESA MUARA JALAI KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1442 H/2021 M RITUAL MANDI BELIMAU DALAM SILAT PANGEAN DI DESA MUARA JALAI KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

RITUAL MANDI BELIMAU DALAM SILAT PANGEAN DI DESA MUARA JALAI KECAMATAN KAMPAR UTARA

KABUPATEN KAMPAR

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

UIN SUSKA RIAU

IIL ADHA NIM. 11533103487

PEMBIMBING I Dr. Khotimah, M.Ag

PEMBIMBING II

FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU 1442 H/2021 M

Khairiah, M.Ag

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Ritual Mandi Balimau dalam Silat pangean di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar”. Ditulis oleh Iil Adha jurusan Studi Agama fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Ritual mandi balimau merupakan sebuah ritual yang harus dilakukan oleh setiap pesilat yang ingin bergabung ke dalam perguruan silat pangean tersebut. Pangean merupakan sebuah desa yang berada di Kabupaten Kuantang Singingi yang memiliki seni budaya yang unik, tersohor dan menonjol. Karena silat ini tampil dengan ragam gaya dan ketangguhannya silat pangean ini mengalami perkembangan yang sangat baik hingga sampai di Desa Muara Jalai.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaiman proses pelaksanaan tradisi mandi balimau di Desa Muara Jalai, apa makna simbolik tradisi mandi balimau dan apa saja factor-faktor yang menyebabkan masyarakat Muara Jalai melaksanakan ritual mandi balimau. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan metode kuantitatif. Adapun hasil penilitian ini adalah pelaksaan ritual ini dengan cara dimana sang guru akan memandikan calon muridnya dengan air perasan limau yang telah diberikan mantera agar pada saat latihan silat tidak diganggu oleh jin sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kata Kunci: Ritual, Mandi Balimau, Silat Pangean.

(7)

ii ABSTRACK

This thesis is entitled "Balimau Ritual in Pangean Silat in Muara Jalai Village, North Kampar District, Kampar Regency". Written by Iil Adha majoring in Religious Studies, Faculty of Ushuluddin State Islamic University Sultan Syarif Kasim Riau. The balimau bathing ritual is a ritual that must be carried out by every fighter who wants to join the Pangean silat college. Pangean is a village located in Kuntang Singingi Regency which has a unique, famous and prominent art and culture. Because this silat appears with a variety of styles and toughness, this Pangean silat has developed very well until it reaches the village of Muara Jalai. The formulation of the problem in this research is how is the process of implementing the balimau bathing tradition in Muara Jalai Village, what is the symbolic meaning of the balimau bathing tradition and what are the factors that cause the people of Muara Jalai to carry out the balimau bathing ritual. This research uses the type of field research with quantitative methods. The result of this research is the implementation of this ritual in a way where the teacher will bathe his prospective students with lime juice that has been given a spell so that during silat practice it is not disturbed by the genie so as to avoid unwanted things.

Keywords: Ritual, Balimau Bathing, Pangean Silat.

(8)

iii

"#$%&ا

" نا2345 6789:7ا ه<ھ ، ي*+, ارا./ 0123 45 ت789 ن+8;<+= 45 و+%8&+= س.@ط

4BC;1ر ر+D/+E ، ر+D/+E ل+%G 0@HC/

>? @ABCD ، FGHIا JKإ MNO5 ."

PKر8R9 ن8SN9 ، 6RDT9Uا 67وW7ا 64D8X ، YKW7ا ل2[وأ 6RN] ، 6R3KW7ا ت89ارW7ا J_8OD J] 8`5 م2OK نأ bcK س2Oط >ھ و8fR785 >? م8fGC9gا س2Oط .و8Kر M98h .تTR9 ن8Rci85 6RN] F7إ م8fjigا WK:K ن8Rci85

ھ >? kO_ 6K:h >

64ط8OD

>c3Rc3R9 ن8Ciا2]

ا<ھ نI اً:mi .ةزر85و ةر2`pDو ةWK:? 6?8Oqو Yr5 kCfC_ >C7ا

ر2S_ WO? ، 6i8Cf7او bR789Iا YD 6s23CD 6s2fcf5 :`mK تTRt7ا ن8Rci85

تTR9 6K:h F7إ Juو FCv اًWRX

يTX ارا2D ا<ھ >? 6Nxpf7ا 6y8Ru نإ .

6RNfs MC_ PR] >ھ zG{7ا 8D ، يTX ارا2D 6K:h >? و8fR785 م8fGC9gا WRNO_ <Rr3_

>78ھأ J4c_ >C7ا JDا247ا >ھ 8Dو و8fR785 م8fGC9gا WRNOC7 ي|D:7ا F34f7ا 2ھ zG{7ا ع2i zG{7ا ا<ھ مWBCtK .و8fR785 م8fGC9gا س2Oط نو<r3K يTX ارا2D 7ا ه<ھ <Rr3_ 2ھ zG{7ا ا<ھ 6cRCi .6Rfx7ا bR789Iا kD >iاWRf7ا 6OK:S5 س2OS

هؤ8Ssإ M_ ي<7ا ن2fRN7ا :RA45 YRNfCGf7ا •5Tط م8fGC985 MN4f7ا 8`R? م2OK :Ry ء8R[Iا b3cC7 •7ذو تTRt7ا 69ر8fD ء83qأ >3c7ا M`cs|K g FCv ة<K24_

.8`R? ب2y:f7ا

08I+JK%&ا ت+%$L&ا تTR9 ن8Rci85 ، و8fR785 م8fv ، س2Oط :

.

(9)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian/penulisan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Agama pada Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan penelitian/penulisan skripsi dengan judul“Ritual Mandi Balimau dalam Silat pangean di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar)”inidapat terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana mestinya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, jika terdapat kebenaran dari skripsi ini maka kebenaran itu berasal hanya dari Allah swt.jika di dalam skripsi ini terdapat kesalahan, maka datangnya dari diri penulis sendiri. Hal ini tidak lain karena keterbatasan kemampuan penulis, cara berpikir dan juga pengetahuan yang dimiliki penulis.

Atas segala kekurangan dalam skripsi ini, penulis mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang bersifat membangun, sehingga diharapkan dapat membawa perkembangan di masa mendatang.

Dalam kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini kepada :

(10)

v

1. Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Prof.

Dr. Hairunnas Rajab, M. Ag beserta jajarannya yang telah memberika kesempatan penulis untuk menimba ilmu pengetahuan di Universitas ini pada Fakultas Ushuluddin Prodi Studi Agama-agama 2. Dr. H. Jamaluddin, M.Us selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan para

wakil Dekan I, II, dan III, yaitu Dr. Rina Rehayati, M. Ag, Dr. Afrizal Nur S.Th.I., MIS dan Dr. H. M Ridwan Hasbi, Lc.,MA atas segala kemudahan yang telah diberikan kepada Jurusan Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin.

3. H. Abd Ghofur, S. Ag, M. Ag, selaku Ketua Prodi Studi Agama- agama beserta jajarannya yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam pengurusan yang berkaitan dengan penulis.

4. Dr. Abu Bakar, M.Pd, selaku Penasehat Akademik (PA), yang telah memberikan banyak motivasi, arahan, serta bimbingannya kepada penulis.

5. Dr. Khatimah, M.Ag, selaku pembimbing I dan Khairiah, M.Ag, selaku pembimbing II skripsi ini, yang telah membimbing, membantu, memberikan motivasi serta memberikan arahan dan semangat sehingga penulisan ini dapat terselesaikan.

6. Dosen-dosen Fakultas Ushuluddin khususnya dosen Prodi Studi Agama- agama.

7. Kepada kawan seperjuangan Studi Agama Agama S1 angkatan 15 yang memberikan dorongan, semangat selama menempuh perkuliahan hingga selesai.

8. Terimakasih juga buat teman healing Riski Efendi yang telah meringankan rasa beban penulis di saat proses pembuatan Skripsi.

9. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuanya dalam menyelesakan Skripsi ini. Semoga semua bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan menjadi amal baik serta mendapatkan ridho dan balasan dari Allah SWT.

Semoga semua ilmu, doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT. Penulis sadar bahwa

(11)

vi

Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penelitian ini.

Pekanbaru, 19 September 2022 Penulis

Iil Adha

(12)

vii Daftar isi

Persetujuan Pengesahan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... iv

Daftar isi ... v

Daftar Tabel ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Alasan Pemilihan Judul ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori ... 4

B. Penelitian Terdahulu ... 11

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 15

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 16

D. Informan Penelitian ... 16

E. Teknik Pengumpulan Data ... 16

F. Teknik Analisa Data ... 18

BAB IV PENYAJAIAN DAN ANALISIS DATA A. Geografi dan Demografis desa Muara Jalai Kecamatan Kamapr Utara ... 20

A. Pengertian dan Sejarah Ritual Mandi Balimau ... 28

B. Prosesi pelaksanaan Ritual Mandi Balimau Silat Pangean ... 32

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan. ... 34

(13)

viii D. Fungsi dan tujuan pelaksanaan ritual

mandi balimau. ... 36 E. Pandangan Masyarakat Terhadap Ritual Mandi

Balimau ... 39 BAB IV MAKNA FILOSOFIS RITUAL MANDI BALIMAU SEBELUM SILAT PANGEAN

A. Makna Proses Rangkaian. ... 44 B. Makna Perlengkapan Ritual ... 48 C. Makna Mandi Balimau Sebagai Tolak Bala ... 54 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 57 DAFTAR PUSTAKA

(14)

ix Daftar Tabel

Tabel 2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 21

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Usia ... 21

Tabel 2. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 22

Tabel 2.4 Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 24

Tabel 2.5 Keadaan Sarana dan Prasarana Ibadah ... 24

Tabel 2.6 Keadaan Penduduk Pemeluk Agama Islam ... 25

Tabel 2.7 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 25

(15)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan memiliki berbagai corak kebudayaan yang bernilai cukup tinggi. Keanekaragaman corak kebudayaan merupakan kekayaan yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Bangsa yang bermartabat niscaya bangsa yang tahu identitas dirinya. Dia tidak hanya sekedar mencari dan mengumpulkan benda dalam hidupnya, tetapi juga berusaha mencari dan mendapatkan makna hidup. Untuk itu dia berusaha mengenal dan menghayati rangkaian nilai-nilai luhur yang mengalir dalam kehidupan masyarakat dan bangsanya.

Indonesia sebagai Negara kepulauan merupakan suatu gugusan terpanjang dan terbesar diduniayang senantiasa kaya dengan budaya dan masyarakatnya majemuk terdiri atas berbagai suku dengan masing-masing kebudayaan didalamnya yang menjadi ciri mereka. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Indonesia juga menjadi salah satu Negara yang juga banyak sekali menyimpan kekayaan berupa warisan kebudayaan. Berbagai kebudayaan terpecah kedalam banyak sekali jenis serta bentuk yang semuanya memiliki keindahan serta pesona unik tersendiri, misalnay seperti pencak silat.

Kebudayaan adalah segala hal yang terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia, yang dihayati dan dimiliki bersama. Di dalam kebudayaan terdapat kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Kata kebudayaan memiliki kata dasar ‘budaya’ yang berarti pikiran, akal budi, hasil. Menurut ilmu Antropologi yang disampaikan oleh Koentjaraningrat (1985), Kebudayaan adalah seluruh kemampuan manusia yang didasarkan pada pemikirannya, tercermin pada perilaku dan pada benda-benda hasil karya mereka, yang diperoleh dengan cara belajar. Dengan demikian kebudayaan merupakan ciptaan manusia. menjelaskan bahwa kebudayaan memiliki3 wujud, yaitu:

(16)

2

1. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Lokasinya terdapat dalam kepala atau dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan itu hidup;

2. wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kedua ini terdiri dari aktivitasaktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lainnya dari waktu ke waktu, selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan;

3. wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga ini disebut juga kebudayaan fisik, berupa seluruh hasil fisik dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling konkret, dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto. 1

Ketiga wujud kebudayaan di atas tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengarah kepada tindakan dan karya manusia. Ide-ide, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan. Terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia. Ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia itu adalah, bahasa, kesenian, religi, sistem teknologi, sistem sosial atau kekerabatan atau kemasyarakatan, sistem pengetahuan dan sistem mata pencaharian hidup . Tiap-tiap unsur kebudayaan menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan di atas, yaitu wujudnya yang berupa sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur kebudayaan fisik.

Pencak silat adalah suatu metode beladiri yang diciptakan oleh bangsa Indonesia guna mempertahankan diri dari bahaya-bahaya yang mengancam keselamatan dan kelansungan hidup. Sebagai suatu metode/ilmu beladiri yang lahir dan berkembang ditengah-tengah kehidupan social masyarakat bangsa Indonesia. Pencak silat sangat dipengaruhi oleh falsafah, budaya, dan kepribadian Indonesia.

1 Koentjaraningrat, 1985. Kabudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.186-188)

(17)

3

Provinsi Riau merupkan daerah yang banyak sekali tempat sumber sejarah yang memiliki arti penting bagi kita semua yang perlu digali dan dilestarikan, diantara sekian banyak sumber tersebut adalah ritual silat Pangean. Ditinjau dari sumber asal teknik dan jurusnya, silat pangean termasuk kedalam pencak silat seni dapat juga dikatakan sebagai pencak silat beladiri indah. Dimana silat pangean ini bernilai estetis.

Pangean adalah salah satu desa yang memiliki seni budaya yang unik, sangat tersohor dan menonjol yaitu silat pangean. Silat pangean ini telah tampil dengan ragam gayanya dan ketangguhan yang meyakinkan serta mencerminkan kehidupan yang harmonis, berbudi luhur, dan unsur ketaqwaan yang ada terbayang pada setiap pribadi pengikutnya. Karenanya silat pangean ini telah berkembang kemana-mana, bukan saja di daerah Riau, Jambi dan Malaysia

Sekarang silat pangean ini mengalami perkembangan yang sangat baik, karena sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang diminati, silat pangean ini sering juga disebut silat rantau kuantan. Bukan hanya di Indonesia silatpun makin dikenal diluar negeri. Silat pangean menumbuhkan jiwa yang suci, sebab dengan belajar silat dapat menggantikan waktu yang bersipat negative. Sebab dalam belajar silat pangean seseorang harus suci, tidak boleh sombong, harus taat menjalankan sholat lima waktu, serta harus menumbuhkan rasa persaudaraan terhadap sesame.

Penulis pernah melihat dalam silat pangean yang berada di Desa Muara Jalai, jika akan memasuki gelanggang silat/arena silat, terlebih daluhu sang guru akan melakukan serangkaian ritual untuk membuka arena silat dengan beberapa gerakan silat, bahkan penulis melihat ada yang memotong satu ekor ayam kampung, dan darah nya diteteskan di empat penjuru gelanggang. Yang membuat penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut adalah dimana seseorang yang ingin masuk dalam perguruan tersebut harus dimandikan terlebih dahulu dengan limau (jeruk) yang telah diberi mantera sebelum dimandikan kepada para murid. Dari kesimpulan diatas, penulis akan meneliti rangkaian-rangkaianritual tersebut, yang mana penulis mengambil judul “RITUAL MANDI BALIMAU DALAM

(18)

4

SILAT PANGEAN DI DESA MUARA JALAI KECAMATAN KAMPAR UTARA KABUPATEN KAMPAR”.

B. Alasan Pemilihan Judul

1. Penulis ingin mengaplikasikan ilmu-ilmu yang penulis pelajari selama berada di Fakultas Ushuluddin dalam jurusan studi agama-agama.

2. Penuis ingin mengetahui lebih dalam tentang ritual-ritual mandi limau tersebut.

3. Sepengetahuan penulis, judul ini belum pernah dikaji dan diteliti.

C. RuDatuk Sudirn Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang yang telah penulis jelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pelaksanaan Ritual Mandi Balimau Dalam Silat Pangean Di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar?

2. Apa makna simbolik ritual mandi limau Dalam Silat Pangean Di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar ?

3. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat desa Muara Jalai melaksanakan ritual Dalam Silat Pangean Di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui lebih jelas proses pelaksanaan ritual mandi limau di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar.

2. Mengetahui makna simbolik yang terkandung dalam ritual mandi limau.

3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat desa Muara Jalai melaksanakan ritual mandi limau.

(19)

5

2. Kegunaan Penelitian

Sebagai sarana umtuk melatih dan menguji serta meningkatkan kemampuan berpikir penulis melalui karya ilmiah. Seterusnya, sebagai bahan kontribusi bagi civitas akademika Universitas Islam Negeri, khususnya dalam jurusan Studi agama-agama.

E. Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang, Latar Belakang Masalah, Alasan Pemilihan Judul, RuDatuk Sudirn Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian

BAB II KERANGKA TEORI

Dalam beb ini berisikan tentang Landasan Teori, Penelitian Terdahulu BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini membahas tentang ,Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Informan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisa Data

BABIV :HASIL PENELITIAN

Pada bab ini data dan analisisnya akan disatukan dalam bab ini, setiap data yang dikemukakan akan langsung diberikan analisisnya masing-masing.

Adapun penyajian data dalam penelitian ini berupa penyajian dan analisis data (pembahasan dan hasil penelitian), yang mana data dan analisis digabungkan dalam bab ini.

BAB V :PENUTUP

Dalam bab ini penulis memberikan beberapa kesimpulan dari uraian yang dikemukakan dalam ruDatuk Sudirn masalah. Setelah itu penulis memberikan

saran-saran yang dianggap untuk kemajuan maupun kelanjutan penelitian yang lebih baik.

(20)

6

BAB II

KERANGKA TEORI

1. Landasan Teori

1. Ritual Silat Pangean a) Terminology Ritual

Ritual adalah teknik (cara, metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, juga adat sosial dan agama, karena ritual merupakan agama dalam tindakan.2 Ritual bisa pribadi atau berkelompok, serta membentuk disposisi pribadi dari pelaku ritual sesuai dengan adat dan budaya masing- masing. Sebagai kata sifat, ritual adalah dri segala yang dihubungkan atau disangkutkan dengan upacara keagamaan, seperti upacara kelahiran, kematian, pernikahan dan juga ritual sehari-hari untuk menunjukkan diri kepada kesakralan suatu menuntut diperlakukan secara khusus.3

Menurut Susane Longer, yang dikutip oleh Mariasusai Dhavarnony, mengatakan bahwa ritul adalah sesuatu ungkapan yang lebih bersifat logis daripada yang bersifat psikologis, ritual memperlihatkan tatanan atas simbol-simbol yang di objekkan, simbol- simbol ini memperlihatan perilaku dan peranan serta bentuk pribadi para pemuja dan mengikuti mengikuti masing-masing.4

b) Macam-macam ritual

Sesuai dengan kebutuhan individu dalam memeperkokoh keimanan dan mempererat hubungan dengan yang Maha Kuasa dalam kehidupan manusia, terbentuk beberapa macam ritual diantaranya:

2 Mariasusai Dhavamony, 1995, Fenomologi Agama (Yogyakarta : Kanisius,), hlm. 167.

3 Bustanul Agus, 2006, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,), hlm. 95.

4 Ibid, hlm. 174

6

(21)

7

1) Ritual Suku-suku Primitif

Kepercayaan suku-suku primitif terhadap ritual adalah berupa bentuk-bentuk dari sesajian sderhana buah-buahan pertama yang ditaruh dihutan atau diladang. Sampai pada upacara-upacara yang rumit ditempat- tempat yang dianggap suci. Suku-suu primitif ini melakukan ritual dengan cara tari-tarian dan melakukan upacara yang rumit. Pada upacara tersebut, para peserta menggunakan topeng-topeng dengan maksud untuk mengidentikkan diri mereka dengan roh-roh. Tujuan dari ritual ni adalah untuk mewujudkan atau mengulangi peristiwa primordial, sehingga dunia, kekuatan-kekuatan vital, hujan, dan kesuburan diperbaharui srta roh-roh leluhur atau dewa-dewa dipuaskan dan keamanan mereka dijamin.5

2) Ritual Hindu

Ada 2 macam ritual orang Hindu, yakni ritul keagamaan vedis dan agamis.6 Ritual vedis pada pokoknya meliputi korban-korban kepada par dewa.suatu korban berupa melakukan persembahan, seperti mentega cair, butir-butir padi, sari buah soma, dan dalam kesempatan tertentu juga binatang, kepada suatu dewata. Biasanya, sesajian ini ditempatkan pada baki suci kemudian dilemparkan ke dalam api suci yang telah dinyatakan diatas altar pengorbanan. Imam-imam mempersembahkan korban-korban melalui perantara dewa api (Agni) yang menjadi perantara dewa dengan manusia. Ritual vedis tdak hanya bertujuan untuk mengangkat dan memperkuat prosedur-prosedur sekuler yang berkaitan, namun lebih dari itu ritual-ritual ini menetapkan suatu hubungan antara dunia Illahi dengan dunia manusia, bahkan memberi wawasan tentang hakikat yang Illahi.

Sedangkan ritual agamis meDatuk Sudirtkan perhatian pada penyembahan puja-pujaan, pelaksanaan puasa serta pesta-pesta yang termasuk bagian agama Hindu. Orang hindu tidak memandang pujaan sebagai penyerapan seluruh keberadaan Tuhan.

Mereka memandang gambaran itu sebagai suatu lambang untuk

5 Mariasusai Dhavamony, 1995, Fenomenologi Agama, (Palembang : Kanisius,), hlm. 168.

6 Ibid, hlm. 171

(22)

8

Tuhan, dan bahkan ketika menyembah alam, mereka melihat manifestasi dari kekuatan yang Illahi didalamnya.7

3) Ritual Jawa

Jawa memiliki ritual dan bermacam ritual yang beragam, ritual jawa ditujukan untuk keselamatan, baik diri sendiri, keluarga dan orang lain, dalam istilah bjawa ritual disebut slametan.

Slametan merupakan suatu kegiatan mistik yang bertujuan untuk memohon keselamatan baik didunia dan diakhirat, ritual juga sebagai wadah bersama masyarakat, yang mempertemukan berbagai aspek kehidupan sosial dan perseorangan pada saat-saat tertentu.8 Contohnya: Ritual kematian. Kematian merupakan proses menuju kehidupan selanjutnya, pada masyarakat jawa, kematian adalah suatu hal yang sakral yang mana harus diadakan ritual supaya mayat bisa sempurna dan arwahnya bisa diterima oleh yang maha kuasa, dalam kebiasaan orang jawa kerabat dan keluarga mengadakan beberapa acara ritual, diantaranya, ritual surtanah, slametan telung dino, mitung dino, metang puluh dino, nyatus dino, nyewu dino, dan terakhir slametan mendak.9

c) Ruang Lingkup Ritual

Ritus atau ritual keagamaan secara umum, termasuk ritus dalam islam, di dalamnya pasti melibatkan perilaku (action) dan atau upacara- upacara keagamaan (ceremonies) dalam rangka berdoa, memuji, mengabdi kepada Tuhan, Dzat yang suci dan disucikan. Pelaksanaannya kadang-kadang berkelompok, tetapi sering juga dilaksanakan secara individual, pada waktu-waktu yang telah ditentukan (bisa harian – mingguan – bulanan – tahunan), pada tempat-tempat tertentu (walaupun yang ini tidak mutlak), selalu diulang-ulang secara terus menerus.

7 Ibid, hlm. 172

8 Clifford Greertz, 1989, Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, (Jakarta:

Pustaka Jaya,), hlm. 13.

9 Darori Amin, 2002, Islam dan Kebudayaan Jawa, (Yogyakarta: Gama Media,), hlm. 95.

(23)

9

Ritus atau ritual hampir berada dan melekat pada seluruh perilaku keberagamaan yang merupakan aktualisasi konkrit dari kepercayaan atau keimanan seseorang pada Tuhan. Secara gars besarnya dapat diklasifikasikan ke dalam 2 (dua) ruang lingkup, yaitu :

Yang pertama praktik ritual yang masuk dan terelaborasikan dalam arkan al-islam yang terdiri dari sholat, puasa, zakat, dan haji. Masing- masing perilaku tersebut termasuk dalam sacred actions, dilaksanakan pada momen-momen tertentu dan diulang-ulang ( sholat wajib dilaksanakan lima waktu yang disuikan dalam seharinya, puasa ramadhan wajib dilaksanakan dengan kesucian bulan ramadhan, zakat terkait dengan periode tahunan atau waktu pencapaian satu nishab atau standar pencapaian tertentu, begitu pula haji erat hubungannya dengan kesucian bulan Dzulhijjah).

Yang kedua, yaitu praktik-praktik ritual yang berada diluar wilayah arkan al-Islam, seperti: wudhu diwajibkan setiap sebelum sholat, membaca al-Qur’an atau sebelum tawaf, menyembelih hewan untuk berkurban dilaksanakan setiap bulan dzu al-hijjah, akikah dianjurkan untuk dilakukan pada hari ke-7 kelahiran bayi, upacar-upacara kelahiran yang lain, pernikahan, peringatan hari-hari besar Islam, dan sebagainya, yang semuanya itu tidak semata-mata hanya mengandung unsur rutinitas, meliainkan mengandung unsur simbolik yang memiliki makna dibalik perilaku itu sendiri.10

d) Sejarah Silat Pangean

Silat Pangean adalah semacam penampilan menari dengan keterampilan sendiri yang didalamnya terdapat ilmu menikam, memopek, dan ilmu menggayung. Disamping itu juga terdapat ilmu melepaskan gayungan, ilmu mengatasi popek dan ilmu menghindari tikam, setiap orang yang telah ahli dalam menguasai tiga hal tersebut berhak menerima gelar pendekar. Peminat silat pangean sendiri adalah para pemuda

10 Ulya, Ritus Dalam Keberagamaan Islam: Relevansi Ritus Dalam Kehidupan Masa Kini, (Kudus : STAIN Kudus), hlm. 5-6.s

(24)

10

pemudi Pangean lua Pangean dengan catatan adat diisi lembago dituang, hal ini diatur dalam peraturan silat pangean itu sendiri, adapun persyaratan untuk memasuki silat pangean ini diantaranya berani patah, berani buta, berani berhutang, pandai kemudia sekali.

Dalam sjarah negri Pangen sendiri, peradaban negri Pangean sendiri bermula dari sebuah bukit yang bernama bukit sangkar puyuh yang sekarang berubah nama menjadi koto tinggi Pangean. Nama bukit sangkar puyuh didapat karna bukit tersebut menyerupai sangkar burung puyuh.

Pada awalnya bukit sangkar puyuh di kelilingi oleh tumbuhan yang sejenis rotan yang disebut warga sekitar dengan manau (sejenis rotan yang berukuran besar), manau ini tumbuh di pertengahan kaki bukit tumbuh mengikuti arah jarum jam.

Seiring berlalunya waktu masyarakat setempat membangun sebuah masjid, inilah masjid yang prtma kali dibangun di pangean , masjid ini di perkirakan berdiri sekitar abad ke -17. Pada awalnya pemerintahan bukit sangkar puyuh dipimpin oleh datuk lebar dado, datuk sebatang rusuk dandaruh bandaro putih. Ketiga datuk inilah yang menjadi asal mula nenek moyang orang pangean. “ datuk lebar dado sangat perkasa dan berwibawa beliau sanggup memeras besi menjadi cair, selain itu bukti ketangguhan datuk lebar dado adalah berhasil mengalahkan seorang pengacau yaitu hantu pak buru. Kisah masyarakat ini dibuktikan dengan adanya makam dari hantu pk buru yang berukuran empat meter yang terletak sekitar seratus meter arah barat koto Pangean.

Adapun aturan hukum yang dipakai adalah aturan hukum adat, meliputi segala bentuk kehidupan bersama seperti kehidupan berumahtangga, hidup bertetangga, kesukaan dan kehidupan bersama di negri Pangean.

Pandagan masyarakat Pangean pada umumnya meyakini bahwa hukum adat yang mereka miliki tidak lain adalah penjabaran dari hukum

(25)

11

agama islam, seperti ungkapan pendahulu adat bersandikan syara’ dan syara’ bersandikan kitabullah.11

e) Arti lambang silat pangean

Lambang dalam pangean memiliki arti dan makna masing-masing seperti pedang dan perisai melambangkan kebudayaan dan kesenian.

Makna dari pedang dan perisai adalah lambang dari kepatriotan orang Pangean membela kampung halaman dari ancaman dan gangguan baik dari luar maupun dari dalam. Sedangkan lambang borondo berarti melambangkan kejayaan dan kebesaran juga melambangkan empat persukuan dalam Pangean, persaudaraan dan bersatu dalam kedaulatan republik inonesia, unsur ada sendiri dilambangkan dengan balai adat, melambangkan adanya pertemuan pemuka adat dan pemuka masyarakat lainnya dengan tempat tertentu dan acara tertentu pula. Sedangkan keteguhan beragama dilambangkan dengan kubah masjid dan bulan bintang yang dipancarkan, yang berarti keteguhan orang Pangean dalam memeluk agama Islam. Unsur kepemimpinan terdahulu nanbarompek dilambangkan dengan segilim diatas enam persegi panjang, sedangkan dua kaki payung melambangkan keseimbangan jasmani dan rohani kepemimpinan yang menjaga rakyat pangean, dan arti dari tiga lekukan diujung sayap berondo adalah bahwa dalam kehidupn masyarakat Pangean berpegang kepada adat, syara’, kitabullah.12

2. Penelitian Terdahulu

Berkaitan dngan penelitian ini, penulis dapat menemukan beberapa karya ilmiah yang memiliki tema yan hampir berdekatan, diantaranya:

1. Skripsi dari Dina Mariza yang berjudul “Keberadaan Tari Silat Pangean Dalam Upacara Pengetahuan Adat Melayu Di Desa Pangkalan Panduk Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau”. Skripsi ini membahas tentang bagaimana gerakan atau tehnik tarian yang digunakan dalam silat pangean, dan skripsi ini juga khusus membahas tentang fungsi tari

11 Ari Afrizal Sandi, , 2017 Pencak Silat Sebagai Sistm (studi kasus pencak silat pangean), (Pekanbaru: Universitas Riau), hlm. 7.

12 Ibid, hlm. 7-8.

(26)

12

silat pangean dalam upacara pernikahan adat melayu di Desa Pangkalan Panduk Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.13 Penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis, karena disini penulis membahas tentang bagaimana ritual yang dilakukan oleh pendekar dan anggota silat pangeam sebelum melakukan latihan silatnya.

2. Jurnal dari Ari Afrizal Sandi yang berjudul “ Pencak Silat Sebagai Sistem (Studi Kasus Pencak Silat Pangean). Menurut pengamatan penulis, jurnal ini menjelaskan tentang bagaimana aturan yang berlaku didalam permainan pencak silat pangean dan juga jurnal ini membahas tentang bagaimana dampak positif mengikuti perguruan pencak silat pangean ini. Penelitian ini berbeda dengan penelitian penulis, karena jurnal ini membahas tentang ruang lingkup silat pangean secara luas. Sedangkan penelitian penulis membahas tentang ritual yang ada didalam silat pengean di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara.

3. Sudirman, Mahasiswa (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau) pada tahun 2015 tentang Strategi Promosi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Dalam Mengembangkan Pariwisata Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi. Penelitian ini mengamati tentang bagaimana promosi yang telah dilakukan oleh dinas kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga kabupaten tanjung jabung timur yaitu bagaimana cara mempromosikan pariwisata tersebut dan banyak dikenal khalayak atau masyarakat ramai.14

4. Wirda Nofira, mahasiswi (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau), pada tahun 2018, Dengan judul: “Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar Dalam Mempromosikan Event Festival Pesona Budaya Minang Kabau 2017 Di Kabupaten Tanah Datar” Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi komunikasi yang di gunakan oleh dinas pariwisata pemuda dan

13 Dina Mariza, 2014, Skripsi: “Keberadaan Tari Silat Pangean Dalam Upacara Pernikahan Adat Melayu Di Desa Pangkalan Panduk Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau” (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,).

14 Sudirman, 2015, Mahasiswa (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

(27)

13

olahraga mencapai hasil yang sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari apa yang menjadi target atau sasaran dari dinas pariwisata pemuda dan olahraga dalam event ini berjalan sebagaimana mestinya. Dari segi wisatawan menunjukkan peningkatan yang lebih baik serta dapat memberikan manfaat bagi wisatawan yang berkunjung.15

5. Etty Mardiyah (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau) dengan judul: „‟Strategi Promosi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pelalawan Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Pada Event Wisata Bono”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa promosi untuk mengenalkan objek wisata bono sudah efektif dilakukan dinas kebudayaan parwisata pemuda dan olahraga kabupaten pelalawan dengan mengikuti pameran, mengiklankan dimedia, cetak dan elektronik serta melalui media sosial/website.16

6. Deni Hidayati mahasiswi didalam jurnalnya pada tahun 2016, vol 11 No.1 Tentang memudarnya Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air. Penelitian ini mengamati tentang pergeseran kearifan lokal sebagai modal sosial dalam pemenuhan kebutuhan air, dan sebagai bentuk perlindungan masyarakat terhadap sumber daya air.17

7. Rohana Supia, Ach. Amirudin dengan judul, „‟kearifan lokal dalam melestarikan lingkungan hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Bayuwangi). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat adat memiliki kehidupan yang sederhana, harmonis, dan seara tidak sadar kepercayaan mereka tentang situs buyut cili mampu berperan dalam melestarikan lingkungan hidup diwilayah tersebut, seperti sumber air, area persawahan, dan ladang.18

15 Wirda Nofira, 2018 mahasiswi (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

16 Etty Mardiyah (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

17 Deni Hidayati, “Memudarnya Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air”,Jurnal Kependudukan Indonesia Vol.11, No.1 (Juni 2016)

18 Rohana Supia, Ach. Amirudin, “Kearifan Lokal Dalam Melestarikan Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Bayuwangi”, Jurnal Kependudukan Vol.1, No.4 (April 2016).

(28)

14

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah tata cara yang sistematis dalam menyelidiki, mengetahui dan mempelajari data-data tertentu untuk mengumpulkan informasi sehingga dapat memecahkan permasalahan yang ada pada data-data dan memperoleh informasi dari data tersebut.19

A. Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata penelitian adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris.

Kata Research terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan yaitu mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekaran, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.20

Penelitian lapangan (Field Research) yang juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif. Ide penting dari jenis penelitian ini adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan langsung tentang sesuatu fenomena yang terjadi. Dalam hal ini lokasi penelitian yang akan peneliti lakukan pengamatan Studi berada di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar Riau. Sehubungan dengan itu, nantinya peneliti akan memaparkan bagaimana situasi dan kondisi lokasi tersebut.

Adapun metode penelitin yang penulis gunakan didalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.

Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembngkan dan menggunakan model-

19 Jani Arni, Metode Penelitian Tafsir, (Pekanbaru: Daulat Riau, 2013), hlm. 2.

20 Husaini Usman dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 5

14

(29)

15

model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yng berkaitan dengan fenomena alam.21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan yaitu, di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar dan waktu penelitiannya, sesuai jadwal latihan silat pangean tersebut, tepatnya setiap malam kamis.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Guru silat pangean itu sendiri yaitu Bapak Udin dan Datuk Anwar.

2. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah ritual Ritual Mandi Limau.

D. Informan Penelitian

Sumber informasi dalam penelitian ini yakni :

Tabel 3.1. Informen Penelitian

No Jabatan Nama

1 Kepla Desa Fajrul Habzi

2 Ketua Silat atau Pendekar Datuk Udin Datuk Sudir

3 Anggota Silat Reza

Dustin Rehan Habib Fazil

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitina adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terdapat situasi sosial pendidikan yang ditelitu, maka teknik pengumpulan data bersifat trianggulasi, yaitu menggunakan berbagai

21 Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A , Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 19.

(30)

16

teknik pengumpulan data secara gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori.

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatn terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Menurut Nana Sudjana observasi adalah pengamatan dan pencatatn yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatn secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung.22 Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan mengadkan pengamatan secara langsung ke lokasi penelirian di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara.

2. Interview (wawancara)

Wawancara merupakan suatu proses komunikasi dyadic dengan suatu tujuan dan maksud yang serius yang dirancang untuk pertukaran perilaku dan melibatkan proses tanya jawab. Yang dimaksud dengan proses pada hal ini adalah terjadinya suatu proses yang dinamis yang saling bergantian dengan beberapa variabel yang terlibat dimana derajat dari sistem/struktur tidak terlalu pasti(fleksibel). Untuk penggalian data penulis langsung mewawancarai Bapak Udin dan Datuk Anwar itu sendiri.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang tertulis, dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data dengan mencatat data- data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunkan untuk menelusuri data historis. Dokumen tentang

22 Singarimbun Masri dan Efendi Sofran, Metode Penelitian Survey, (Jakarta:LP3ES, 1995), hlm. 46.

(31)

17

orang atau sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif.23

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.

Dokumen yang berbentuk gambar , misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya, karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film, dam lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif,24

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang diambil adalah analisis Miles Hubermen, yaitu analisi data yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datnya penuh. Ukuran kepenuhan data ditandai dengan tidak diperoleh lagi data atau informasi baru. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan metode deskriptif kualitatif, akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Klasifikasi data, Klasifikasi data merupakan pengkategorian data yang diperoleh berdasarkan bagian-bagian penelitin yang telah ditetapkan.

Klasifikasi data dilakukan agar terdapat sutu batasan mengenai bahasan yang akan diteliti.

b) Reduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, selanjutnya data dikelompokkan sesuai topik masalah.

c) Deskripsi data, yaitu menguraikan data secara sistematis sesuai dengan topik-topik pembahasan. Dari pertanyaan wawancara berdasarkan

23 Iryana, Riski Kawasati, Teknik Pengumpulan Dqta Metode Kualitatif, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Sorong.

24 Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitapengkategorian tif, dan R&D, (Bandung:ALFABETA, CV, 2012), hlm. 240.

(32)

18

pertanyaan yang sama kemudian peneliti menguraikan menjadi satu berdasarkan pertanyaan tersebut.

d) Penarikan kesimpulan, pada tahap penarikan kesimpulan ini yang dilakukan adalah memberikan kesimpulan terhadap analisis/penafsiran data dan evaluasi kegiatan yang mencakup pencarian makna serta pemberian pnjelasan dari data yang diperoleh.

(33)

53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan yang telah penulis paparkan di atas, ritual mandi balimau sebelum Silat Pangean yang di lakukan oleh masyarakat Desa Muara Jalai, merupakan suatu ritual yang boleh dilakukan dan tidak mengandung unsur syirik. Ritual mandi balimau ini memiliki makna Penelitian tentang ritual mandi balimau sebelum Silat Pangean di Desa Muara Jalai Kecamatan Muara Jalai Kabupaten Kampar ini merupakan ritual yang perlu kita luruskan apabila seseorang memaknainya berbeda atau meyakininya akan mitos atau sejenisnya akan menjadi syirik terhadap keyakinan kita. Kita perlu memperhatikan ritual-ritual lama yanga ada di masyarakat dan menggali setiap makna yang terdapat dalam ritual tersebut.

Untuk Masyarakat Desa Muara Jalai Kecamatan Muara Jalai Kabupaten Kampar Seperti yang kita ketahui, bahwa tidak semua ritual yang dimilki oleh masyarakat itu bertentangan dengan syariat islam. Ritual bisa terus diaktualisasikan dengan catatan tidak menjadikan ritual itu menjadi sebuah agama atau meyakini hal-hal yang tidak semestinya. Jadi diharapkan bagi masyarakat Desa Muara Jalai Kecamatan Muara Jalai Kabupaten Kampar khususnya. Untuk terus melestarikaan ritual-ritual yang memiliki makna yang baik dan berdampak positif bagi warga masyarakat Desa Muara Jalai khususnya dan bagi kehidupan sehari-hari.

B. Kata Penutup

Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena dengan rahmat taufiq dan hidayah serta inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.

Kesempurnaan adalah milik Allah. Begitu juga skripsi ini masih belum sempurna baik dari segi bahasa, sistematika, maupun analisisnya. Namun setidaknya, tulisan ini dapat ikut mewarnai kegiatan intelektual sebagai karya yang dapat ikut serta dalam memberikan kontribusi penggalian makna kearifan lokal dalam

(34)

54

melestarikan kebudayaan ritual mandi balimau sebelum Silat Pangean di Desa Muara Jalai. Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis hanya berharap semoga dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis, Silatemisi dan bagi pembaca pada umumnya.

(35)

55

DAFTAR PUSTAKA

Ari Afrizal Sandi, Pencak Silat Sebagai Sistm (studi kasus pencak silat pangean), (Pekanbaru: Universitas Riau, 2017),

Azmi Fitrisia, Upacara “Tolak Bala” Refleksi Kearifan Lokal Masyarkat Nelayan Kenagarian Painan Kabupaten Pesisir Selatan Provisi Sumatera Brat Terhadap Laut” Jurnal Humanus Vol. XIII No.1 Th. 2014

Bustanul Agus, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),

Clifford Greertz, Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, (Jakarta:

Pustaka Jaya, 1989),

Darori Amin, Islam dan Kebudayaan Jawa, (Yogyakarta: Gama Media, 2002), Deni Hidayati, “Memudarnya Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan

Sumber Daya Air”,Jurnal Kependudukan Indonesia Vol.11, No.1 (Juni 2016)

Dina Mariza, Skripsi: “Keberadaan Tari Silat Pangean Dalam Upacara Pernikahan Adat Melayu Di Desa Pangkalan Panduk Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau” (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).

Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes & M. Ali Sodik, M.A , Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015),

Dustin, Masyarakat Desa Muara Jalai Kecamatan Muara Jalai, Wawancara dengan penulis, 27 Oktober 2021, Rekaman Audio

Etty Mardiyah (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).

Fatah Hanurawan, Psikologi Soaial Suartu Terapan, (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), 34

Gina Novia Utami Tradisi Balimau Pada Masyarakat Minang Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Skripsi Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Bandar Lampung 2018

H. Amalik yamint Salah seorang pemuka Masyarakat yang berada di Desa Muara Jalai, Wawancara pada Tanggal, Wawancara, 04 Maret 2015

55

(36)

56

https://islami.co/bolehkah-melakukan-tradisi-siraman-sebelum-Pangean/ diakses, tanggal 28 Oktober 2021

Husaini Usman dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 5

Iryana, Riski Kawasati, Teknik Pengumpulan Dqta Metode Kualitatif, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Sorong.

Jani Arni, Metode Penelitian Tafsir, (Pekanbaru: Daulat Riau, 2013), hlm. 2.

Kamus besar bahasa Indonesia, dapertemen pendidikan nasiona, (balai pustaka Jakarta, 2007,) Cet Ke-3, hal 783

Kantor Kepala Desa Muara Jalai, Dokumen Desa Muara Jalai, 2014

Koentjaraningrat, 1985. Kabudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.186-188)

M. Zainul (Ninik mamak Suku Deliang atau pituajo), Wawancara pada Tanggal Wawancara 05 April 2015)

Mahdini, Islam dan Kebudayaan Melayu, (Pekanbaru: Daulat Riau, 2002). 133 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Palembang : Kanisius, 1995),

hlm. 168.

Mariasusai Dhavamony, Fenomologi Agama (Yogyakarta : Kanisius, 1995), hlm.

167.

Prof. Dr. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitapengkategorian tif, dan R&D, (Bandung:ALFABETA, CV, 2012), hlm. 240.

Putra Suwira. “Makna Upacara Tepuk Tepung Tawar Pada Pangean Adat Pangean Melayu Riau Di Desa Pematang Sikek Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. “ Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 1, No. 2 (2014)

Reza, Ensiklopedi Adat Istiadat Budaya Jawa, (Yogyakarta: SHAIDA, 2007), 3 Rohana Supia, Ach. Amirudin, “Kearifan Lokal Dalam Melestarikan

Lingkungan Hidup (Studi Kasus Masyarakat Adat Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Bayuwangi”, Jurnal Kependudukan Vol.1, No.4 (April 2016).

Sidi Ghazalba, Masyarakat Islam, ( Jakarta: Bulan bintang, 1976),h.156

(37)

57

Singarimbun Masri dan Efendi Sofran, Metode Penelitian Survey, (Jakarta:LP3ES, 1995), hlm. 46.

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jkarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 22

Sudirman, Mahasiswa (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau)Tahun2015

Taufiq Abdullah dan Sharon Shiddique, Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3ES, 1918), 61

Ulya, Ritus Dalam Keberagamaan Islam: Relevansi Ritus Dalam Kehidupan Masa Kini, (Kudus : STAIN Kudus), hlm. 5-6.s

Wirda Nofira, mahasiswi (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau).Tahun 2018

http://digilib.uin-suka.ac.id/29073/1/12350015_BAB-1_IV-atau V_DAFTAR_pustaka.pdf di akses tanggal 8 November 2021 https://www.msn.com/id-id/travel/other/mandi-safar-ritual-tolak-bala-di-

mataram/ar- AAJgTbR di akses tanggal 8 November 2021

(38)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Iil Adha. Lahir di Muara Jalai, 10 April 1997. Penulis adalah anak pertame dari 4 bersaudara, dari pasangan ayahanda Agusri dan ibunda Hirawati. Pendidikan formal yang pernah penulis tempuh adalah Sekolah Dasar Negeri 045 Muara Jalai pada tahun tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Kampar Utara dan lulus pada tahun 2012. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 2 Kampar Utara, penulis melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Kampar Utara dan lulus pada tahun 2015.

Selanjutnya pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) pada jurusan Studi Agama-Agama di fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau. Dalam masa pendidikan di UIN SUSKA Riau, penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sungai Alah Kab.

Kuantan Singingi Prov. Riau. Setelah melaksanakan KKN, Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas terselesaikannya penelitian ini sebagai tugas akhir perkuliahan, penelitian penulis berjudul “Ritual Mandi Balimau dalam Silat pangean di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar”

Referensi

Dokumen terkait