• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN BI 7 - DAY REPO RATE, INFLASI TERHADAP STABILITAS KURS JISDOR JANUARI OKTOBER 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN BI 7 - DAY REPO RATE, INFLASI TERHADAP STABILITAS KURS JISDOR JANUARI OKTOBER 2021"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

39

PENGARUH PENERAPAN BI 7 - DAY REPO RATE, INFLASI TERHADAP STABILITAS KURS JISDOR JANUARI 2019 - OKTOBER 2021

1RIZKIA ZAHRA, 2ZAHRINA GHAISANYPULUNGAN, 3NURUL JANNAH

1,2,3UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

1rizkiaazhra@gmail.com, 2zahrinaghaisany0901@gmail.com, 3jnurul1992@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of the study was to analyze the effect of the bi 7 day reverse rate and inflation on the average value of jisdor exchange rate during the time period January 2019-October 2021. The data used by this study is a type of secondary data.

The analysis method used is a quantitative method based on existing data. The analysis was conducted using the SPSS 16 data processing application. The variables are X1 which is BI7DRR, Variable X2 Inflation Value, and Variable Y1 is the average value of Jisdor January 2019-October 2021. Based on the test t the significant value obtained for variable X1 is

>0.05 and the value t calculates < t of the table. Then there is no effect of variable X1 (BI7DRR) on Variable Y (Jisdor Exchange Rate Average). Significant value obtained for variable X2 is >0.05 and the value of t calculates < t table. So there is no effect of variable X2 (Inflation) on Variable Y (Average Jisdor Exchange Rate). Based on the test f the significance value for the variable BI7DRR and Inflation simultaneously against the average Jisdor Exchange Rate is 0.309>0.05 and the value F calculates <F.The table can be concluded that there is no effect of the percentage of BI7DRR and Inflation on the Average Value of Jisdor Exchange Rate in the period January 2019-October 2021. Based on the Multiple Linear Regression Analysis, the percentage of BI7DRR has a negative relationship with the Jisdor exchange rate value. This means that every increase in BI7DRR percentage of 1% then the Average Jisdor Exchange Rate will decrease by Rp.128,705. The percentage of inflation has a positive relationship with the value of jisdor exchange rate. This means that every increase in inflation percentage of 1% then the Average Jisdor Exchange Rate will increase by Rp.33,247.

Keywords : BI7DRR, Jisdor Rate, Inflation PENDAHULUAN

Nilai Kurs atau Nilai tukar rupiah selalu menjadi topik ekonomi yang menarik untuk diperbincangkan, nilai tukar rupiah sangat berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara dalam skala makro dan mikro. Kurs Jisdor atau perbandingan nilai Kurs Rupiah terhadap Dollar seringkali menjadi patokan kestabilan ekonomi. Nilai kurs merupakan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang lain. Akan terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang yang ditukarkan. Fluktuasi nilai rupiah terhadap nilai mata uang asing yang stabil akan mempengaruhi iklim investasi di dalam negeri dan akan memberikan dampak terhadap perkembangan pemasaran produk Indonesia di luar negeri, terutama dalam hal persaingan harga. (Hidayat , 2017) Fluktuasi nilai tukar rupiah adalah muara dari akumulasi permasalahan ekonomi yang dialami di sektor moneter perbankan dan sektor riil. Usaha menstabilkan nilai tukar rupiah tidak akan bermanfaat jika tidak didukung oleh usaha-usaha pembenahan di seluruh aspek perkonomian nasional baik berupa sistem, perangkat dan peraturan.

Pembenahan di sektor mikro harus bersamaan dengan kebijakan makro untuk mencapai kestabilan kurs dan ekonomi.

Inflasi menjadi masalah ekonomi yang sangat penting karena Inflasi tidak hanya menyangkut masalah moneter, tetapi juga mengandung muatan sosial maupun politik. Prospek bank sentral seringkali menggunakan ekspektasi inflasi sebagai alat kebijakan untuk tujuan stabilisasi (Coibion,2020). Beberapa faktor yang mempengaruhi laju inflasi, sebagai fenomena moneter ditentukan oleh pertumbuhan jumlah uang beredar (JUB). Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Irving Fisher, harga ditentukan oleh penawaran uang (JUB) yang secara matematis dirumuskan sebagai P = f (M) dimana P merupakan harga atau price (Dimand, 2000 dalam SHILLER, 2013). Kestabilan inflasi merupakan salah satu syaratpertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(2)

40

Pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil akan berdampak negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sangat penting. Oleh karena itu, penelitian tentang prediksi inflasi selalu mendapat perhatian positif dari para peneliti ekonomi makro di suatu negara termasuk Indonesia. (Purnawansyah, 2019) Bagi suatu negara yang sangat rentan terhadap gangguan eksternal maupun gangguan internal kebijakan nilai tukar tetap merupakan kebijakan yang mengandung resiko tinggi. Resiko devaluasi selalu menghantui para pelaku ekonomi domestik dan investor asing sehingga akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan menyuburkan perilaku spekulasi. (Goeltom, 1998). BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) merupakan kebijakan baru yang disusun oleh Bank Indonesia untuk menggantikan kebijakan sebelumnya yaitu BI Rate. Kebijakan moneter ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia. (Kezia,2020). Hal ini merupakan best practice internasional dalam pelaksanaan moneter dan hal yang lazim dilakukan oleh Bank Sentral. Tujuan disempurnakannya kerangka operasi moneter ini adalah untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam sasaran inflasi. Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, dan digunakan sebagai suku bunga kebijakan baru karena dapat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor rii secara cepat. BI7DRR bersifat transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo. Dampak utama dari penerapan BI7DRR antara lain : (1) untuk menguatkan sinyal kebijakan moneter dan sebagai acuan utama di pasar keuangan. (2) Meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan. (3) Membentuk pasar Uang. Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk tenor 3-12 bulan. (bi.go.id, 2021).

Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) menggantikan BI rate Sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi tanpa mengubah stance kebijakan moneter yang sedang diterapkan. BI7DRR dimaksudkan agar kebijakan dapat secara cepat berpengaruh pada pasar uang, perbankan dan sektor riil. Pada masa transisi, BI Rate akan tetap digunakan sebagai acuan bersama dengan BI7DRR. Instrumen BI7DRR sebagai acuan yang baru memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penetapan persentase BI 7 Day reverse Rate dan Inflasi terhadap rata-rata nilai Kurs Jisdor selama periode waktu Januari 2019-Oktober 2021.

Tabel 1. Data BI7DRR-Inflasi-Rerata Kurs Jisdor ( Januari-Desember 2019) BULAN BI7DRR INFLASI Rata-Rata Kurs

Jisdor (Rupiah)

Januari 6.00% 2.82% 14163,14

Februari 6.00% 2.57% 14035,21

Maret 6.00% 2.48% 14211

April 6.00% 2.83% 14142,58

Mei 6.00% 3.32% 14392,81

Juni 6.00% 3.28% 14226,53

Juli 5.75% 3.32% 14043,91

Agustus 5.50% 3.49% 14242,05

September 5.25% 3.39% 14111,1

Oktober 5.00% 3.13% 14117,57

November 5.00% 3.00% 14068,71

Desember 5.00% 2.72% 14017,45

Sumber : bi.go.id, Diolah (2019)

(3)

41

Tabel 2. Data BI7DRR-Inflasi-Rerata Kurs Jisdor ( Januari-Desember 2020) BULAN BI7DRR INFLASI Rata-Rata Kurs Jisdor (Rupiah)

Januari 5.00% 2.68% 13732,23

Februari 4.75% 2.98% 13776,15

Maret 4.50% 2.96% 15194,57

April 4.50% 2.67% 15867,43

Mei 4.50% 2.19% 14906,19

Juni 4.25% 1.96% 14195,95

Juli 4.00% 1.54% 14582,41

Agustus 4.00% 1.32% 14724,5

September 4.00% 1.42% 14847,95

Oktober 4.00% 1.44% 14758,47

November 3.75% 1.59% 14236,81

Desember 3.75% 1.68% 14165,68

Sumber : bi.go.id, Diolah (2020)

Tabel 3. Data BI7DRR-Inflasi-Rerata Kurs Jisdor ( Januari-Oktober 2021) BULAN BI7DRR Inflasi Rata-Rata Kurs Jisdor

(Rupiah)

Januari 3.75% 1.55% 14.061,00

Februari 3.50% 1.38% 14.043,00

Maret 3.50% 1.37% 14.417,00

April 3.50% 1.42% 14.551,00

Mei 3.50% 1.68% 14.333,00

Juni 3.50% 1.33% 14.351,00

Juli 3.50% 1.52% 14.507,00

Agustus 3.50% 1.59% 14.389,00

September 3.50% 1.6% 14.257,00

Oktober 3.50% 1.66% 14.190,00

Sumber : bi.go.id, Diolah (2021)

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder. Data sekinder yang diambil berasal dari webite Bank Indonesia yang meliputi data BI 7 Day Reverse Rate, Inflasi, dan Kurs Jisdor periode Januari 2019- Oktober 2021.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.

(4)

42 HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas Kolmogoro Smirnov

Berdasarkan hasil uji normalitas nilai signifikan berada pada angka >0.05 berarti data tersebut terdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas Tolerance Dan VIF

Hasil uji menunjukkan nilai VIF untuk variable tersebut berada pada angka <10 dan nilai tolerancenya >0,1 maka berdasarkan uji multikolinearitas VIF dan Tolerance tidak terjadi Multikolinearitas data.

Uji Autokolerasi Durbin Watson

(5)

43

Dari hasil uji didapatkan nilai durbin watson adalah 1.706, berdasatkan tabel durbin watson, untuk data dengan n=34, dan variabel X ada 2 (X1 dan X2) maka nilai dL adalah 1.3325 dan nilai dU adalah 1.5805. Untuk memenuhi syarat data tidak autokolerasi adalah dU<d<4-dU maka dapat dilihat bahwa data yang telah didapat memenuhi syarat tidak autokolerasi tersebut dimana :

1.3325<1.706<2..4195 Uji Heteroskedasitas Glejser

Dari hasil uji didapatkan nilai signifikansi kedua variabel X ada pada nilai >0.05 maka tidak terjadi Heteroskedasitas.

Analisis Data Uji t

Rumus t tabel Uji t : t tabel = t (α/2 ;34-k-1) t tabel = t (0.05/2 ;34-2-1) t tabel = t (0,025;31) t tabel = 2.03951

1. Jika nilai sig < 0,05, atau t hitung > t tabel maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

2. Jika nilai sig > 0,05, atau t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Berdasarkan hasil yang didapatkan, nilai signifikan yang didapatkan untuk variabel X1 adalah >0.05 dan nilai t hitung < t tabel. Maka tidak terdapat pengaruh variabel X1 (BI7DRR) terhadap Variabel Y (Rata-Rata Kurs Jisdor). Kemudian nilai signifikan yang didapatkan untuk variabel X2 adalah >0.05 dan nilai t hitung < t tabel. Maka tidak terdapat pengaruh variabel X2 (Inflasi) terhadap Variabel Y (Rata-Rata Kurs Jisdor).

(6)

44 Uji F

Rumus F tabel Uji F : F tabel = F (k ; n-k) F tabel = F (2 ;32) F tabel = 3.29

1. Jika nilai sig <0,05, atau F hitung > F tabel maka terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y.

2. Jika nilai sig > 0,05, atau F hitung <F tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y.

Berdasarkan output diketahui nilai signifikansi untuk variabel BI7DRR dan Inflasi secara simultan terhadap Rata-rata Kurs Jisdor adalah 0.387>0.05 dan nilai F hitung <F.tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh presentase bunga BI7DRR dan Inflasi terhadap Rata-Rata Nilai Kurs Jisdor periode Januari 2019-Oktober 2021.

Uji R Square

Tabel Uji Square Persentase BI7DRR Terhadap Nilai Kurs Jisdor Periode Januari 2019 – Oktober 2021 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error Of The Estimate

1 .535a .286 .264 599819.32068

a. Predictors: (Constant), BISevenDayReverseRate Berdasarkan Uji R Square didapatkan nilai R hitung adalah 0.286.

Analisis Regresi Linier Berganda

(7)

45 Rumus : Y= a + b1.x1+b2.x2

Y = 14856.283 – 128.705 + 33.247

Berdasarkan uji analisis linear berganda, Persentase BI7DRR memiliki hubungan negatif dengan nilai kurs Jisdor. Artinya setiap kenaikan prsentase BI7DRR sebesar 1% maka Rata-Rata Kurs Jisdor akan menurun sebesar Rp.128,705.

Persentase Inflasi memiliki hubungan positif dengan nilai kurs Jisdor. Artinya setiap kenaikan prsentase Inflasi sebesar 1%

maka Rata-Rata Kurs Jisdor akan naik sebesar Rp.33,247.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji normalitas nilai signifikan berada pada angka >0.05 berarti data tersebut terdistribusi normal. Hasil uji menunjukkan nilai VIF untuk variable tersebut berada pada angka <10 dan nilai tolerancenya >0,1 maka berdasarkan uji multikolinearitas VIF dan Tolerance tidak terjadi Multikolinearitas data. Berdasarkan uji autokolerasi, data. tidak terautokolerasi. Dari hasil uji Heteroskedasitas didapatkan nilai signifikansi kedua variabel X ada pada nilai >0.05 maka tidak terjadi Heteroskedasitas. Berdasarkan uji t tabel nilai signifikan didapatkan untuk variabel X1 adalah >0.05 dan nilai t hitung

< t tabel. Maka tidak terdapat pengaruh variabel X1 (BI7DRR) terhadap Variabel Y (Rata-Rata Kurs Jisdor). Nilai signifikan yang didapatkan untuk variabel X2 adalah >0.05 dan nilai t hitung < t tabel. Maka tidak terdapat pengaruh variabel X2 (Inflasi) terhadap Variabel Y (Rata-Rata Kurs Jisdor). Berdasarkan uji f tabel diketahui nilai signifikansi untuk variabel BI7DRR dan Inflasi secara simultan terhadap rata-rata Kurs Jisdor adalah 0.309>0.05 dan nilai F hitung <F.tabel dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh presentase bunga BI7DRR dan Inflasi terhadap Rata-Rata Nilai Kurs Jisdor periode Januari 2019-Oktober 2021. Berdasarkan Analisis Regresi Linier Berganda, persentase BI7DRR memiliki hubungan negatif dengan nilai kurs Jisdor. Artinya setiap kenaikan prsentase BI7DRR sebesar 1% maka Rata-Rata Kurs Jisdor akan menurun sebesar Rp.128,705. Persentase Inflasi memiliki hubungan positif dengan nilai kurs Jisdor. Artinya setiap kenaikan prsentase Inflasi sebesar 1% maka Rata-Rata Kurs Jisdor akan naik sebesar Rp.33,247.

REFERENCES

Ansori, M. S. (2009). Buku Ajar Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: UNAIR PRESS.

Coibion, o. Y. (2020). Inflation Ekxpectations as a policy tool? Journal of International Economics , 1-24.

Dani, R. B. (2019). pengaruh Ekspor Impor dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun 2000- 2019. Jurnal Ekonomi Makro , 1-8.

Dimand, R. (2000). Irving Fisher and The Quantity Theory of Money : The Last Phase. Journal of The History of Economic Thought , 24-36.

Goeltom, m. S. (1998). Manajemen Nilai Tukar Rupiah di Indonesia dan Permasalahannya. Seminar Ekonomi Moneter dan Perbankan, (pp. 1-11). Jakarta.

Hidayat, L. R. (2017). Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Serta Jumlah Uang Beredar Terhadap return Saham. Forum Ekonomi , 148-154.

Indonesia, B. (2021, Oktober 31). BI Statistik. Retrieved November 20, 2021, from Bank Indoneisa: www.bi.go.id

Kezia, C. a. (2020). Analisis Perbedaan Pengaruh Kebijakan Suku Bunga Bank Sentral Terhadap Inflasi di Indonesia. E- Journal Perdagangan Industri dan Moneter , 99-112.

Martono, N. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Shiller, R. J. (2013). Irrving fisher, Debt eflation, and Crises. Journal of The History of Economic Thought , 178-183.

Gambar

Tabel 1. Data BI7DRR-Inflasi-Rerata Kurs Jisdor ( Januari-Desember 2019)  BULAN  BI7DRR  INFLASI  Rata-Rata Kurs
Tabel 2. Data BI7DRR-Inflasi-Rerata Kurs Jisdor ( Januari-Desember 2020)  BULAN  BI7DRR  INFLASI  Rata-Rata Kurs Jisdor (Rupiah)
Tabel Uji Square Persentase BI7DRR Terhadap Nilai Kurs Jisdor Periode Januari 2019 – Oktober 2021  Model Summary

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Asmidar (2018) dengan judul “Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Di Dalam Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Usia

Kegiatan inti pembelajaran, pada pertemuan pertama guru mendapatkan nilai rata-rata 3,4 yang berarti sangat baik, karena guru sudah menyampaikan materi dengan baik sehingga

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan proses pembuatan biodiesel dari minyak jarak pagar ( Jatropha curcas L) yang disertai dengan penambahan cosolvent

masih berusia remaja. Bonek yang masih remaja tersebut cenderung mudah terprovokasi. Untuk memperbaiki atau merestorasi stigma Bonek ada beberapa hal yang dapat

Secara garis besar, informasi yang terdapat pada Sistem Informasi Hidrologi-Daerah Aliran Sungai (SIH-DAS) yang nantinya akan dikembangkan ini terbagi atas

saya jadi inget kata2 konyol bisnis yang bagus = &#34;membuat orang lain merasa artinya, orang lain itu (pelanggan) merasa senang hati memberi uang lebih kepada kita walau sudah

ketidakseimbangan, serta Apriyanto (2015) didefinisikan bahwa Kinerja seorang dalam melaksanakan pekerjaan salah satunya ditimbulkan dan dipengarui oleh motivasi