Mengembangkan Kompetensi Abad 21 dalam Pendidikan IPS dan Seni Budaya di Masa New Normal Covid 19
Drs. Nasution, M.Hum, M.Ed, Ph.D.
Latar
Belakang
Pandemi COVID-19 telah menyebar di 217 negara Total menyentuh angka 9.383.234 orang dan telah menyebabkan kematian lebih dari 480.423 jiwa secara global.
(https://tirto.id/fK54)
Contents
01
Untuk mencegah jatuhnya korban lebih banyak, beberapa negara memberlakukan kebijakan yang dikenal dengan istilah Lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar, Social Distancing, Physical
Distancing, Work From home dll.
Kebijakan ini telah tatanan sosial serta kebiasaan sehari-hari.
Contents
02
Dampak dalam bidang Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, pembelajaran berbasis internet dan berbagai istilah seperti e-learning, daring, dsb menjadi sangat populer.
Berbagai platform digital seperti Zoom, Meet Google,
WhattsApp, Youtube, Webex, dll., yang sebelumnya tidak
banyak diketahui, kini menjadi kebiasaan sehari-hari.
Kebijakan New Normal
Masalah Ancaman Solusi
Belum dapat
ditetapkan Kapan Pandemi Covid 19 berakhir.
Bila terus melakukan
kebijakan PSBB maka akan
meruntuhkan sendi-sendi
kehidupan sosial ekonomi
masyarakat.
Untuk itu
dikeluarkanlah kebijakan New Normal.
Istilah ini kemudian juga diadopsi pada kondisi saat pandemi Covid 19, yakni kondisi yang dianggap tidak normal ini menjadi satu hal yang biasa atau normal.
Hidup
berdampingan secara damai dengan Covid 19
Apa itu New
Normal Covid 19 ?
New Normal awalnya adalah sebuah istilah
ekonomi dan bisnis yang digunakan pasca krisis ekonomi 2007-2008, yakni sebuah kondisi yang sebelumnya dianggap tidak normal menjadi hal yang biasa (Normal).
Fenomena Youtubers
Fenomena baru di masa New Normal Covid 19 adalah
pergeseran TV ke dunia Youtube
Fenomena Atta Halilintar, Ria Ricis, Mantan TKI Abu Dhabi Mak Betty, TKW Hongkong Yanti, dan Rosida, dll. Yang kaya dari Youtube.
Kini hampir semua pengisi acara program TV beralih kepada memproduksi acara sendiri dan
menguploadnya di Youtube. TV sekarang banyak yang
mengambil dari Youtube.
Fenomena Baru
Masa New
Normal
Para artis dsb bila tidak kritis menghadapi
masa yang berubah akan ketinggalan.
Fenomena Youtubers
Fenomena Youtubers
Bagaimana dengan
Pendidikan Sekolah ?
Dalam bidang pendidikan, pembelajaran berbasis internet dan berbagai istilah seperti e-learning, daring, dsb menjadi sangat populer.
Berbagai platform digital seperti Zoom, Meet Google,
WhattsApp, Youtube, Webex, dll., yang sebelumnya tidak
banyak diketahui, kini menjadi kebiasaan sehari-hari.
Kompetensi Abad 21
Bgm sekolah merespon permintaan SDM untuk industri dan pasar kerja atau kompetensi belajar yang dibutuhkan untuk kehidupan masa kini dan masa depan siswa.
SDM dapat menjadi desainer aktif, dan kontributor produktif untuk masa kini dan masa depan, baik lokal maupun global, di bidang sosial, politik,
ekonomi, dan budaya. (Jennifer Pei-Ling Tan, et al., 2017)
Abad ini disebut pula sebagai abad Digital. (Thomas & Brown, 2011)
Di masa New Normal Covid 19, bak
menemukan wadahnya, applikasi digital dalam kehidupan sehari-hari semakin masif
Pendidikan IPS dan Seni Budaya
hendaknya mengembangkan kompetensi abad 21
Pentingnya Pengembangan
Kompetensi Abad 21
National Academy of Sciences’
Education for Life and Work:
Developing Transferable 21st Century Knowledge and Skills
Partnership for 21st Century Skills (P21)
Kompetensi Kognitif
• Proses kognitif dan strategi
• pengetahuan
• kreatifitas
Ketrampilan belajar dan inovasi
• Kreatifitas dan inovasi
• Berpikir kritis dan problem-solving Ketrampilan dalam bidang informasi, media dan teknologi
• Literasi Informasi
• Literasi Media
• Literasi ICT Kompetensi diri
• Kerja tim
• Kepemimpinan
Ketrampilan belajar dan inovasi
• komunikasi
• kolaborasi Kompetensi Antar personal
• Keterbukaan intelektual
• Etos kerja, hati nurani (karakter)
• Evaluasi diri ke hal positif
Ketrampilan hidup dan berkarir
• Fleksibilitas dan adbtabilitas;
• inisiatif, pengarahan diri sendiri
• Keterampilan sosial dan lintas budaya
• Produktivitas, akuntabilitas
• Kepemimpinan, tanggung jawab
Tinjauan umum kerangka kerja Kompetensi Abad 21
internasional
Assessment and Teaching of 21st Century Skills (ATC21S)
OECD Definition and Selection of Competencies (DeSeCo)
Cara Berpikir
• Kreatifitas dan inovasi
• critical thinking, problem- solving,
• decision-making
• learning to learn, meta- cognition
Menggunakan Alat-Alat Secara Interaktif
• Menggunakan bahasa, simbol dan teks secara interaktif
• Menggunakan pengetahuan dan informasi secara interaktif
• menggunakan teknologi secara interaktif
Alat untuk bekerja
• Literasi informasi
• Literasi ICT Komunikasi
• kolaborasi
• Kerja tim
Berinteraksi dalam Grup Heterogen
• berhubungan baik dengan orang lain
• bekerja sama, bekerja dalam tim
• mengelola dan menyelesaikan konflik
Hidup di Dunia
• kewarganegaraan (lokal and global)
• Ketrampilan hidup dan berkarir
• Tanggung jawab terhadap diri dan masyarakat
(termasuk kesadaran budaya dan kompetensi)
Bertindak secara otonom
• bertindak dalam gambaran besar
• membentuk dan melakukan rencana kehidupan dan proyek pribadi
• membela dan menegakkan hak, kepentingan,
• Kekurangan dan kebutuhan
Tinjauan umum kerangka kerja Kompetensi Abad 21
internasional
EU Key Competences for Lifelong
Learning Kompetensi
Kognitif
Learning to learn Sense Inisiatif, dan kewirausahaan
Kompetensi diri (interpersonal)
Kompetensi Matematika dan Kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi Komunikasi dalam bahasa Ibu Kompetensi Digital
Kompetensi antar personal
(intrapersonal)
Kompetensi sosial dan
kompetensi kewarganegaraan Kesadaran budaya dan
berekspresi
(Source: Jennifer Pei-Ling Tan, et al., 2017)
Figure 1. Contoh Framework Kompetensi Siswa Abad 21 di Singapore
(https://www.moe.gov.sg/educat ion/
education-system/21st-century- competencies).
Pembelajaran IPS dan Seni Budaya
Pendidikan abad kedua puluh satu menolak pola
standarisasi dan produksi massal ala "Fordist" dengan
mendorong pedagogi konstruktivis berpusat pada siswa
yang diarahkan menuju pengembangan ide, inovasi, dan
rasa keagenan personal siswa.
Apa itu Fordisme ?
Fordisme, diambil dari nama Henry Ford pendiri pabrik Mobil Ford US,
adalah konsep sistem ekonomi dan sosial modern yang bergantung pada
produksi massal dalam skala industri dengan standar tertentu.
Di bidang Seni Budaya
Contoh kasus kinerja Band SMP di Singapura ”, Leonard Tan mencoba untuk karya seni budaya. Penelitian etnografinya pada sekolah menunjukkan bagaimana siswa diberi kesempatan untuk melakukan performa di luar kelas. Kegiatan itu sekaligus memupuk kolaborasi dan karakter seperti ketahanan, kesabaran, dan keinginan untuk maju. Lebih penting lagi, belajar di lingkungan seperti di luar kelas dapat menguatkan ikatan sosial di antara siswa membuat mereka untuk peduli dan merasakan rasa tanggung jawab satu sama lain.
Berkaitan semakin intensifnya globalisasi menumbuhkan
"soft skill" seperti ketahanan, kolaborasi, dan komunikasi dalam disiplin ilmu sangat diperlukan.
Pentingnya kompetensi Berpikir Kritis
Menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan
(OECD) (2016), 95% pekerja di bisnis besar dan 85% di bisnis menengah menggunakan internet sebagai bagian dari pekerjaan mereka. Namun, 56% SDM tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk menyelesaikan tugas rumit lingkungan yang kaya teknologi.
Pentingnya kompetensi Berpikir Kritis
Dari survey pada para eksekutif pebisnis, menunjukkan bahwa mereka tidak puas pada karyawan dengan kerja rutinitas produksi dan pelayanan saja melainkan menginginkan juga karyawan yang analistis, logis, dan mampu berkomunikasi dalam menjawab meningkatnya permintaan pasar.
(Craver, 1999)
Secara implisit mereka menyukai karyawan yang memiliki ketrampilan kritis, yang mampu dalam mengidentifikasi masalah dan dapat
memecahkannya dalam keseharian pekerjaan.
Dalam wacana restrukturisasi kurikulum Merdeka
belajar pentingnya memasukkan
kompetensi abad 21 akan berfungsi untuk merubah pendekatan
konvensional dalam pembelajaran IPS dan
Seni Budaya.
Bagian dari alasan Pendidikan IPS dan
seni budaya tidak disukai oleh begitu banyak siswa adalah
bahwa ia terlalu teksbook oriented dan kurang memberi ruang
belajar di luar kelas.
Pembelajaran IPS akan lebih kuat ketika bermakna
Pembelajaran IPS akan lebih kuat ketika terpadu;
Pembelajaran IPS akan lebih kuat ketika berbasis nilai;
Pembelajaran IPS akan lebih kuat ketika aktif
NCSS (1994) Menyarankan 5 Prinsip Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS akan lebih kuat ketika menantang;
Penutup
Inti dan jiwa pengajaran IPS dan seni budaya terletak pada bagaimana merangsang produksi ide, melihat pengetahuan dari sudut pandang
beragam dan merumuskan sendiri satu set tujuan, nilai dan kepercayaan yang dapat dieksplorasi dan dibenarkan dalam diskusi terbuka.
Terimakasih…
Atas Perhatiannya … !