74
LAMPIRAN
Formulir Bimbingan Skripsi Berbasis Karya
75
76 Naskah Audio Reporting “Korban Tangan Manusia”
Pembahasan Durasi
Pembuka
Hai, aku Graceilla Tasha dan inilah “Korban Tangan Manusia”
*jingle opening*
---
*sound kucing dan anjing
Suara yang nyaring menggangu di telingaku, kibasan bulu yang lebat nan halus membelai lembut wajah ini, atau bahkan cakaran tajam yang diayunkan ke tubuhku kerap kali membuat diri ini terbangun dari mimpi indah dan dekapan kasur yang empuk. Itu artinya aku harus bangun dan bergegas mengisi tempat makan yang kosong *sound menuang makanan. Ya, begitulah kehidupan seseorang yang berstatus sebagai pemilik anabul.
Kata “anabul” menjadi salah satu kosakata yang sering diucapkan sekarang ini, di media sosial ataupun di keseharian. Istilah anabul yang merupakan singkatan dari anak bulu ini digunakan sebagai sebutan bagi penunggu sekaligus satpam rumah kita yaitu peliharaan kita terutama anak-anak bulu seperti kucing dan anjing. Mungkin dari sekian banyak pendengar di sini ada punya hewan peliharaan kan.
*suara meong & gonggongan anjing
Nah suara itu, itu yang menandakan it’s play time.
2 menit
77 Prolog
*sound kalung anjing/kucing
Suara lonceng dari kalung yang bertuliskan nama menemani setiap langkah mereka yang berlairan ke sana-kemari tanpa lelah, mengisi suasana rumah yang terkadang serasa sunyi *sound cakaran. Cakaran- cakaran yang membekas di sofa menjadi tanda keberadaannya yang kadang cukup meningkatkan emosi.
Tingkahnya yang lucu dan aneh membuat kita betah di rumah dan pengen cepet-cepet pulang. *sound kemacetan. Aktivitas di luar rumah yang padat, bertemu dengan kemacetan dan orang-orang yang tidak menentu setiap harinya sudah cukup melelahkan. Sesampainya di rumah, dari depan pagar sudah terlihat warna-warni bulu dengan mata bulat, dan membesar melihat ke arah kita dengan penuh harapan. Ah, lucu sekali, sekilas pandangan di hadapan kita itu menenangkan hati.
*sound engahan anjing & langkah kucing
Ada yang disambut pakai loncatan-loncatan kecil mereka dengan buntut yang bergoyang ke kiri dan ke kanan. Ada juga yang disambut dengan rasa geli karena bulu dan tubuhnya mengelilingi kaki *sound meong. Mereka memang pantas melepas kelelahan yang singgah di dalam diri kita. Terkadang, kelakuannya yang unik seperti tidur terlentang, telungkup, atau dengan keempat kakinya mengepal di atas perut buncitnya suka bikin gemes ya! Ada saja kelakuan mereka yang nyeleneh bikin gak habis pikir, kok bisa ya hewan berperilaku seperti manusia?
Keseruan yang didapatkan sebagai pemilik anabul di setiap harinya pasti berdeda-beda. Ada pemilik dan anabul yang memiliki kepribadian aktif, ada yang sama-sama galak, ada yang lembut dan penurut, bahkan ada juga yang sama-sama mageran! Jadi ya rebahan mulu kerjaannya, tapi melihara hewan bukan cuman jadi hal yang seru aja loh. Para anabul kesayangan juga bisa jadi social support buat kita! Gak cuma menggemaskan, para anabul bisa membantu kita memperbaiki gaya hidup sehat. *sound langkah kaki dan suara anjing Salah satunya dengan mengajaknya jalan-jalan atau bisa juga dengan bermain bersama. Seperti lari-larian, melempar, dan menangkap bola, atau kalau untuk kucing biasanya bermain dengan tongkat bulu pasti bakal ditangkap *suara lonceng. Gak cuman itu, memelihara hewan juga bisa manambah sosialisasi kita karena bisa bertemu dengan orang-orang baru yaitu sesama pencinta hewan. Kita bisa saling sharing pengalaman masing-masing. Cerita kelucuan dan keanehan tingkah peliharaan kita. Bisa juga saling berbagi tips merawat peliharaan yang baik dan benar. Secara sosial, peliharaan memang membantu pola hidup kita ya, tapi tanpa disadari sering kali kegiatan manusia yang super sibuk jelas memengaruhi mental juga. Bagi para pendengar yang berstatus pemilik anabul pasti merasakan bantuan secara mental yang
10 menit
78 diberikan oleh anak-anak bulu itu. Seperti kata seorang psikolog klinis
Rosdiana Setyaningrum, gak hanya dari sisi sosial, secara psikologis hewan peliharaan juga punya manfaat buat kita.
(Psikolog)
[3:22-5:23] manfaatnya banyak banget terutama untuk orang yang memelihara itu dia lebih menghilangkan stress, mengurangi risiko penyakit jantung, darah tinggi itu bisa dan itu kegunaan paling besar.
Terus memperluas cinta kasih kita gak cuma ke manusia, tetapi ke mahkluk hidup yang lain. Untuk anak-anak ada tambahan yaitu belajar untuk bertanggung jawab
[6:43-9:28] Buat terapi juga ya yang lebih advance. Udah ada beberapa yang dilakukan misalnya buat anak-anak yang berkebutuhan khusus yang kayak self harm itu biasanya anjing terlatih, membantu si anak ini tidak melukai dirinya sendiri.
Selain sebagai seorang psikolog, Ibu Rosdiana juga punya anabul loh.
Anjing kecil dengan bulu berwarna cokelat muda yang menemaninya dalam segala kegiatan yang diberi nama Mr. Fluffy. Seperti namanya, anabul milik Ibu Rosdiana memiliki bulu yang panjang dan lebat.
Kepedulian Ibu Rosdiana membawa anjing berjenis shih-tzu ini dari salah satu shelter di Jakarta dan menjadikannya anggota keluarga baru.
Beruntung kini ia memiliki keluarga yang penuh kasih sayang merawatnya dan selalu ada. Bahkan setiap malam, kegiatan favorit Mr.
Fluffy adalah menonton TV bersama semua anggota keluarga. Anjing kecil ini selalu ingin berada di tengah-tengah keluarga, menonton TV bersama, dan akan menggonggong jika ada yang meninggalkan ruang TV. Protektif banget ya Mr. Fluffy.
Kepedulian dan kecintaan pada peliharaan tidak hanya dimiliki oleh Ibu Rosdiana. Seorang mahasiswi jurusan sastra Arab di salah satu universitas di Medan pun memiliki kecintaan pada kucing. Gadis itu bernama Sonia Rizkika Rai atau yang kerap disapa Sonia, tetapi ada yang aneh dari gadis ini, Sonia adalah pribadi yang sebenarnya takut sama kucing. Sampai suatu hari seekor kucing jantan mengubah rasa takutnya menjadi rasa sayang.
[2:04-3:24] Ngambil dari temen, dia kucing pertama sebenarnya tu aku takut sama kucing sampai akhirnya memutuskan untuk pelihara kucing.
Pada Maret 2019, dimulailah saat di mana dulu hal yang ditakutinya menjadi sesuatu yang sangat berdekatan dengannya, seekor kucing jantan menemani keseharian Sonia. Kucing persia, bertulang besar, bulu yang lebat berwarna putih dengan corak hitam bercampur abu-
79 abu, wajah yang sangat bulat, dan telinga berbentuk segitiganya itu
berdiri tegak. Kucing ini diberi nama Tayo. Lucu ya namanya, kayak tokoh di series kartun anak-anak. Emang bener kalau ada yang bilang nama menentukan sifat karena sifat si Tayo gak kalah lucu sama namanya.
[3:26-4:38] Dia bisa tidur kayak manusia terkangkang lebar banget sampai matanya kebuka, aku kira mati keluar lidahnya, kan serem juga kan, tapi memang Tayo ini yang paling disayang. Kalau ke semua kucing aku bilang gak boleh ada yang ngelawan Tayo ya.
Gak cuma itu aja, emang pada dasarnya si Tayo ini unik. Kelakuannya gak kayak kucing pada umumnya. Ada aja tingkah dia yang bikin melongo.
[4:48-5:16] Suka nyuriin duit kali. Dia suka narikin kertas kalau naruh kerta di meja, bukan tuyul tapi si Tayo ini.
Sonia merasa beruntung punya anabul seperti Tayo karena dia menjadi kucing pertama yang menemani hidupnya. Wajah dan tingkah lakunya yang lucu menghibur hati dan mengusir kepenatan yang dirasakan Sonia. Kalau kata anak sekarang twenty four per seven-nya si Sonia ya Tayo. Bagi Sonia, Tayo tidak hanya seekor kucing peliharaan, tetapi lebih dari itu.
[5:19-6:23] Duh, gimana ya aku orangnya lumayan susah punya temen kan, kek udah keluarga banget lah pokoknya. Setiap hari aku lebih sering sama Tayo tiap hari kalau ngobrol. Dia itu yang nungguin tiap hari depan pintu, Nampak dia di depan pintu dari luar. Setiap pulang ngajar kayak ilang capenya kalau nampak dia.
Narasi (1)
(Masuk ke kasus kekerasan):
*sound jalanan
Berbeda dengan Mr. Fluffy dan Tayo punya keluarga yang sayang banget sama mereka bahkan udah dianggap anak sendiri. Masih banyak kucing dan anjing liar yang hidup di jalanan tanpa tempat tinggal yang aman. Setiap hari mereka membongkar-bongkar tempat sampah untuk mendapatkan makanan bekas *sound plastik. Banyak juga dari mereka yang suka berdiam di mini market atau tempat-tempat makan berharap ada belas kasian dari manusia, tetapi mereka malah ditendang dan diusir *suara tendangan/hush diusir. Hendak beristirahat di pepohonan atau depan rumah orang, lagi-lagi mereka diusir bahkan sampai disiram air *suara air disiram. Seakan-akan hidup para kucing dan anjing jalanan ini tidak pernah tenang.
*sound kucing/anjing dan suasana jalan Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan, jumlah kucing di Jakarta
15 menit
80 pada 2018 sebanyak 29.000 ekor. Media berita Kumparan pernah
menghitung perkiraan jumlah kucing di 2021 dan jumlahnya meningkat menjadi 2.800.000 ekor. Dengan jumlah yang hampir sama dengan penduduk di Jakarta Timur, hampir semua penduduk di sana seharusnya bisa memelihara kucing dan untuk jumlah anjing hanya terhitung 15.000 ekor anjing peliharaan tanpa adanya data jumlah anjing liar di Jakarta. Itu baru di ibu kota, gimana di kota-kota lain?
Di balik banyaknya orang yang punya kepedulian terhadap hewan, ada juga orang-orang yang gak suka melihat hewan jalanan yang mendekat atau bahkan jaraknya masih jauh pun diusir, ditendang, dilempari bebatuan atau benda-benda lain yang mungkin bisa membahayakan keselamatan hewan tersebut *sound anjing kesakitan dan batu. Animal abuse atau kekerasan hewan bukan menjadi hal yang tabu dan asing di telinga kita.
Seperti yang aku baca di Wildlife Rescue, situs penampungan dan rehabilitasi hewan, terdapat beberapa bentuk kekerasan hewan.
Kekerasan yang disengaja menyerang fisik bahkan menyebabkan kematian. Seperti memukul, menendang, pemaksaan bekerja sebagai tranportasi umum, dan ada juga yang tega meracuni, bahkan membunuh. Tidak hanya itu, mungkin secara tidak sadar ada juga beberapa perilaku manusia yang termasuk sebagai tindakan kekerasan.
Misalnya, membiarkan hewan kelaparan atau saat kondisi sakit dan saat kita kurang paham dalam merawat hewan dengan benar sehingga membahayakan kesehatan serta keselamatan anabul kita. Penelantaran hewan juga termasuk tindakan penganiayaan
Pemberitaan tentang kekerasan hewan ditemukan setiap harinya. Di media sosial, komunitas-komunitas pencinta hewan rutin mengunggah informasi tentang kekerasan hewan terutama kucing dan anjing *sound kamera memfoto. Foto dan video tindakan kekerasan yang tersebar luas di media sosial bersama dengan caption yang menjelaskan kronologis kejadian atau kondisi dari hewan yang menjadi korban, sering kali terlalu sadis untuk dilihat. Coba perhatikan kalau kita bertemu kucing atau anjing di jalan banyak yang kondisinya buruk.
Mungkin ada yang kakinya pincang, matanya buta, bulu yang kusam dan kusut, atau anggota tubuh yang tidak lengkap.
Namun, hal itu bukan berarti hewan peliharaan terbebas dari tindakan kekerasan. Kekerasan pada hewan tidak memandang itu hewan peliharaan atau hewan liar. *sound kalender Di awal tahun 2021 tepatnya di bulan Januari banyak orang memiliki harapan tahun yang baru dimulai lah awal yang baik. Berbanding terbalik dengan Sonia, ia tidak pernah menyangka dengan apa yang dialami.
*sound pintu terbuka*
81 [8:53-12:14] pulang ngajar kok gak ada Tayo di depan pintu udah nyari
ke mana-mana gak ada. [12:16-13:09] jam 6 sore aku pulang ngajar nyari keliling sampe abis magrib gitu karena udah malem pulang.
Selama dua hari Sonia berkeliling dari rumah ke rumah mencari keberadaan Tayo. Ia bertanya ke semua orang yang ia temui, tetapi belum ada yang mengetahui ke mana Tayo pergi. Sonia pun tersadar sempat ada peringatan dari tetangganya yang ia abaikan *sound jalanan, suara motor, langkah, manggil tayo.
[13:32-17:00] semua rumah puluhan bahkan diatas 30 rumah, satu-satu rumah datangi itu rumah kalau orang udah terkenal kucing mulu.
Sampe ada yang udah berkali-kali lo Dek, itu aja pertanyaan kau sampai marah orang. [8:53-12:14] Awal aku pindah dikenain isu eh di sini ada jual kucing untuk dimakan gak mikir sejauh itu ternyata kucing aku yang kena.
Iya, berjarak dua gang dari rumahnya ada tempat jagal kucing. Selama tiga hari dua malam, Sonia mencari anabul kesayangannya dan pada akhirnya ada pencerahan dalam proses pencarian itu.
[13:32-17:00] di kereta (motor) sampai nangis dipikir orang-orang kenapalah ini. di hari kedua itu ada yang ngasih tau kepalanya dipukul, tetapi gak dikasih tahu tempatnya.
[17:20-27:30] akhirnya anak-anak kasih tahu, [13:32-17:00] Habis itu akhirnya besoknya mantep nih kami ke rumah terduga, [17:20-27:30]
aku tanya ke rumah itu aku tanya mana si ini gak tahu. Aku liat ada goni di depan situ, kata bapak itu daging anjing bukan kucing curigalah kami, kami bongkar ada kepala kucing sekitar 4 entah 5 sama usus babi atau anjing dan di antara kepala kucing itu cuman satu yang bulat dan hidungnya ke dalem gitu dan kupingnya kayak Tayo banget gitu loh, kayak langsung lemeslah itu mau nangis gak ada usara gemeter gitu.
Dan anehnya orang di situ pada marah-marah diludahi mukaku sampai bawa arit memang semua orang bilang jangan ke situ, ya namanya udah cinta bodoh kan ya. Aku tu mikirnya mau bawa polisi biar polisi yang ngadepi dia. Kami bongkar goninya kami cari kepala Tayo. Kami ke kantor polisi orang itu kayak ketawa bahwa polisinya udah klarifikasi gak ada yang ketawa. Bahkan waktu aku pertama ke kantor polisi disuruh bikin video klarifikasi minta maaf tentang kepolisian yang gak ketawa-tawa. Di saat otakku kayak orang gila mau dua hari gak bisa masuk nasi. Ada polisi yang tanya berapa sih harga kucingnya sini saya bayar. Bukan masalah harganya, tetapi keberadaannya gak sebanding nilainya
Bukan kali ini saja si pelaku berbuat keji, selama 12 tahun sudah ribuan kucing dan anjing menjadi korban. Paling sedikit 3-6 kucing dipotong untuk mendapatkan 2 kilo daging. Geram bercampur sedih yang mendalam dirasakan Sonia, tetapi sayang tindakan beraninya untuk
82 bersuara membela hak hewan kurang mendapatkan dukungan dari
orang-orang sekitar.
[17:20-27:30] Semua orang di ruang lingkupku bilang percuma ke polisi kalau gak ada uangnya akhirnya aku kubur kepala Tayo. Aku mikir apa aku posting aja ya aku mikir supaya pelaku ini gak motong kucing lagi fokusnya bukan fokusnya supaya Tayo gini gini. aku pengen potong tangan supaya dia gak bisa potong lagi karena sampai sekrang dia masih keliling lagi udah bawa goni lagi keliling. Aku up di sosmed dalam satu malam serame itu dari jam 6 pagi ditelpon polisi dijemput untuk buat laporan, tetapi ekspektasi aku begitu viral pelaku diurus polisi tapi ternyata engga. Aku juga bingung kurang bukti apa sih, kepala Tayo udah digali dan polisi salah naruh bukan di ruang mayat dan kepalanya mencair dan gak boleh di-up di sosmed sama polisi katanya jangan upload apapun itu.
Tak jarang orang-orang sekitar menegur perbuatan si pelaku tak berhati tersebut. Namun, tanggapannya mengerikan.
[38:21-39:00] Kalau dia motong kucingnya depan rumah, mamanya ketering perkucingansemuanya udah tahu, ya udah kebiasaan sehari- hari karena ada orang yang negur juga dia bilang yauda kau pilih mana kucing yang aku potong atau kau yang aku potong-potong.
Ini semua masih tidak nyata bagi Sonia. Penyesalan, kesedihan, rindu semua dirasakan oleh gadis 21 tahun ini.
[28:2 – 33:36] kek gak percaya gitu gak bisa nerima jujur sampe sekarang tiap hari. Pasti nangis gak nyangka gitu tiap malam pasti dipikirin gak bisa tidur kalau si tukang jagal nyulik Tayo minta tebusan aku kasih, karena pada saat ini paling berharga Tayo orang lain bilang enak kali followers-mu banyak ya gak sebanding gitu sama kehilangan Tayo. Sampai sekarang masih berharap gak nyata makanya aku gak bisa balik ke rumah soalnya stress nangis gak bisa kau sampai sekarang sakit kali, sesak gitu. Sampai sekarang mikir aku bener gak ngelapor banyak tekanan dari polisi gitu, cat lovers juga banyak nekan aku gimana kasusnya jangan diam aja selesaiin, tetapi mereka gak tau gimana yang aku rasain ditekan sana-sini capai loh kayak gini semuanya gak konsen gara-gara ini. Orang gak tahu yang aku rasain cuma bisa liat di depannya doang.
Masih merasakan duka yang mendalam, Sonia juga mendapatkan teror dari si pelaku, yang cukup membahayakan keselamatannya.
83 [43:30-44:55] pertama kali aku pulang ke rumah, intinya keretaku mau
ditarik dari belakang untung aku udah ngegas duluan. Besok-besoknya belakang rumahku outdoor kebuka batas tembok, banyak yang ngelemparin batu sering tengah malem saklar listriknya mati. Tetangga pernah lihat diduga pelaku ini keliling rumahku.
Dengan kekecewaan yang mendalam, Sonia masih berharap setidaknya ada hukuman yang dapat ia limpahkan ke pelaku sebagai wujud pembalasan atas hilangnya nyawa anak bulu kesayangannya itu.
[45:00-46:36] potong tangan kayaknya itu yang paling adil biar dia gak bisa potong lagi dan secara tidak langsung udah mencuri. Kalau kata orang jahat udah berapa ribu kucing dipotong secara tragis dia gak bisa bedain kucing Persia sama kucing biasa dijual dijalan juga laku. Aku berharap itu bukan Tayo.
Banyaknya lika-liku yang Sonia hadapi, tidak menghentikannya untuk terus berperang melawan ketidakadilan bagi Tayo teman hidupnya.
[48:43-51:12] Masih capek ya wajar tapi bukan berarti kasus ini tutup kalau pelakunya belum dihukum aku masih terus nuntut sampai kapan pun kalau di dunia gak ada hukum apapun ya di akhirat jawabannya.
Narasi (2)
(Wawancara Bimbim)
Kasus seperti ini bukan hal yang asing bagi Wahyu Winono atau yang dikenal dengan panggilan Bimbim. Pendiri komunitas Cat Lovers in the World sekaligus pemilik shelter Rumah Singgah Clow ini memberikan dukungannya kepada Sonia.
[51:46 – 52:36] Saya berharap pihak berwajib terus usut kasus ini karena akan jadi pelajaran yang luar biasa untuk seluruh masyarakat karena beritanya buming. Sebenarnya banyak cuma tidak terekspos, biar yang tidak terlihat jadi tahu. saya berharap pihak berwajib terus usut sampai akhir walaupun hasilnya seperti apa yang penting sampai ke pengadilan.
Di luar sana masih banyak kasus kekerasan yang terjadi. Masih banyak tersebar kucing dan anjing di jalanan yang merupakan korban dari kekerasan dan tidak tersorot perhatian publik. Yang kalian lihat di berbagai pemberitaan atau di media sosial hanyalah puncak gunung es.
Itu hanya sebagian kecil dari banyaknya korban kekerasan hewan.
Berawal dari kepeduliannya terhadap kucing, Bimbim membuat komunitas Cat Lovers in the World atau yang disingkat Clow ini pada Oktober 2016.
20 menit
84 [2:07-2:12] Sebenarnya saya terjebak dengan hal yang seperti ini
karena dulu saya suka kucing, pelihara kucing, bukan rescuer yang aktif tapi nolongin secara pribadi. Saya secara pribadi nolongin semua hewan dan aktif di semua komunitas. Satu hari kucing pribadi sakit dan harus oprasi, saya posting dan harus bawa ke dokter. Nah saya disarankan untuk open donasi. Dari situ saya berjanji saya akan ngebantu orang-orang yang tidak bisa bawa kucingnya ke rs atau kucing jalanan. Karena saya di-bully masal pada saat itu seluruh Indonesia. [2:14-3:40] sebelum terbentuknya clow ini banyak orang tidak kenal saya, dari bully-an itu. saya mengundang ke tempat saya, nah dari situ saya banyak memulai mengenal. Pertemuan pertama namanya Bimbim Cat, pada pertemuan kedua baru Clow.
Terlahir karena dibully, setahun kemudian tepatnya pada Maret 2017, Bimbim mendirikan rumah sebagai tempat singgah para anabul-anabul jalanan, terlantar, bahkan yang menjadi korban kekerasan. Sudah 700 kucing dan 80 anjing yang ada di sini jumlah itu dapat berkurang atau bertambah setiap bulannya.
[4:31-5:32] jadi satu bulan itu kita bisa antara 30 kucing pasti kita bantu untuk sakit, tapi untuk orang bawa ke sini tidak terhitung, mungkin satu bulan ada 60 dan sistem open donasi pun tetap jalan, jadi setiap ada orang yang datang kita akan menawarkan kucing sehat.
Beberapa peraturan telah ditetapkan seperti Pasal 302 KUHP yang mengatur tentang penganiayaan hewan, Pasal 92 Peraturan Pemerintah No. 95 tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan Hewan, Pasal 406 ayat 2 KUHP tentang perbuatan merusak, menghilangkan, bahkan menyebabkan kematian hewan milik orang lain, dan masih banyak lagi *sound palu. Sejak 2018 para pecinta hewan juga membantu menggapai keadilan bagi hidup hewan dengan mengajukan usulan hukum, tetapi tetap saja masih ditemukan kasus kekerasan.
[7:48-9:40] kalau untuk kekerasan balik lagi ke pasal 302 pasal ini dibentuk untuk melindungi hak-hak hewan yang ga seharusnya ditelantarkan. Banyak kasus yang jalan di tempat karena tidak ditunjang dengan tegas. Harapannya Indonesia lebih tegas lagi, pelaku langsung dipenjara, di sini pasalnya tidak kuat karena memang dinaggap wah kucing, tetapi kita tetap kalau ada kasus kekerasan walaupun gak bisa sanksi pidana ada sanksi sosial. [11:17-13:48] saya bergabung dengan LSM penyelamatan hewan kita selalu memberikan
85 suara sudah dilakukan sejak 2018, tapi memang selalu mandeg di
tengah jalan. [11:59] karena mengubah undang-undang ga gampang.
Kita mengajukan ke DPR/DPD itu pasti mereka minta aturan apa, sanksi apa, buktinya, memang cukup Panjang bahkan kita buat petisi, selalu ada.
Peraturan tentang kekerasan hewan sudah ditetapkan, usaha dari berbagai pihak pencinta hewan untuk menindak tegas kejahatan hewan juga terus dilakukan. Namun, kenapa masih ada manusia-manusia tak berhati tega menyakiti hewan? [15:40-15:57] karena mereka tidak tahu tentang hewan ini ada pasal yang melindungi, payung hukum yang mengayomi, minimnya pengetahuan tentang peliharaan, kita tidak bisa memaksa mereka untuk suka, tapi untuk tidak menyakiti mereka kami bisa memberi informasi. Kita genjar untuk mensosialisasikan ke masyarakat karena sosialisasi itu minim, pengetahuan juga sedikit itu yang membuat orang semena-mena, dan over populasi. Kita suka menggandeng komunitas-komunitas pencinta hewan untuk gencar mensteril.
Lantas apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi kekerasan?
Hukuman apa yang pantas dilimpahkan pada pelaku bertangan ringan itu?
[15:00-15:36] pidana, kenyataannya sampai sekarang belum ada.
Khususnya hewan terlatar. Kalau hewan berpemilik ada kerugian materi, ini kucing saya dibunuh saya merasa keberatan karena sudah mengeluarkan biaya tinggi bisa dilaporkan, tapi hewan nonpeliharaan tumpul, proses masih berlanjut, pelaku terus dicari jadi lebih ke sanksi sosial.
Hewan nonpeliharaan atau hewan liar adalah yang paling sulit mendapatkan keadilan. Seperti yang menimpa Blacki, bagi beberapa pemiliki anabul mungkin tidak asing dengan nama Blacki, tapi ini bukan Blacki milik kalian yang aku maksud. Seekor anjing jantan berwarna hitam pekat yang menjadi korban kekejaman tangan manusia. Sampai akhir hayatnya pun si pelaku tidak pernah ditemukan.
Meski kondisinya cukup parah, melalui Facebook Cat Lovers in the World ditampilkan kenangan Blacki yang tetap lincah dengan ketiga kaki dan jahitan di tubuhnya.
[9:45-10:35 audio tambahan] Dia bertahan di sini selama satu tahun.
Badannya dibacok itu kita rescue dari Karawang, tetapi pelakunya
86 tidak ketemu. Badannya terbelah terus kakinya putus bener-bener
korban dibacok. Keliatan dari hasil fisum juga itu luka bacok.
Media sosial sangat berpengaruh dalam misi penyelamatan hewan.
Kita pun juga bisa ambil bagian membantu menegakkan keadilan dan mencari pelaku-pelaku tidak bertanggung jawab itu.
[1:04:24] Jadi kalau untuk pelaku memanfaatkan sosial media paling cepet ditelusuri, tempat tinggalnya, kerjanya, tetapi kita tidak pernah menyerang personal, saya lebih fokus identias dan lapor ke pihak kewajiban terdekat. Sanksi sosialnya penyeretan kucing di Bogor, saya datang langsung dan bikin pernyataan maaf tidak mengulang. Sanksi sosialnya dipecat dari pekerjaan, mental dia udah kena waktu itu jadi orang ketakutan. Selebgram ada yang saya proses udah kena sanksi sosial mentalnya kena dampaknya besar. Karena haters itu nyerangnya ke personal, kalau Clow yang posting aja ke share ratusan, saya gak bisa kontrol tapi banyak yang gitu. Ada yang memposting lagi di café tolong usir kucing. Saya bikin dia ke café itu pegang kucing-kucing, videonya di take down. Pengaruhnya banyak sanksi sosial itu bisa mental, keluarga, pekerjaan.
Berarti tidak cuma melukai hewan sebagai korban, tindakan ini bisa berdampak ke psikologis pelaku. Satu orang pelaku mungkin telah merasakan akibat dari tindakannya, tetapi tidak dengan pelaku lainnya.
Banyak faktor yang memengaruhi mereka melakukan kekerasan dan apakah ini ada sangkut pautnya dengan psikologis dari pelaku?
[18:26-21:09] kebanyakan ada, karena memang dari ketidaksukaan, ada masalah sendiri melampiaskannya ke hewan. [21:43] Kebanyakan mereka untuk mengalihkan isu itu ya seperti itu mengaku keterbelakangan mental 70 persen yang terciduk begitu 30 persennya karena ketidaktahuan. [22:10] Kita banyak minta seperti itu tapi berpbenturan sama pihak rumah sakit. Kita laporin gak langsung ditangani. Kita berusaha bekerja sama sama rumah sakit jiwa, apakah ada kriteria orang berketerbelakangan mental, itu lagi bekerja sama.
Besarnya rasa sayang yang terbenam pada diri Bimbim, membuatnya memperluas Rumah Singgah Clow hingga ke Manado. Kenapa Manado? Karena ia pernah menyelamatkan puluhan kucing dan beberapa anjing di sana. Niat mulianya tersebut juga mengantarkannya ke salah satu kisah yang menyayat hati.
87 [26:55-29:10] Ada pengepul, oknum-oknum pencurian anjing di kota-
kota. Dibawa ke Sulawesi Utara, satu kucing 30 ribu terus dijual lagi sampai 160 ribu. [30:32-32:09] Jadi kalau diceritain sebenarnya kita gak tega, kita masuk tidak boleh jadi animal lovers. Kalau saya dari organisasi mereka tidak mau lepas bahkan dikasih harga tinggi. Jadi saya harus berpura-pura jadi pembeli, saya lihat kucing ditarik menggunakan tali, diikat, kepalanya dipukul setengah hidup dibakar
*sound kucing menangis dan api. Babi aja disembelih ya masa kucing kayak gitu. Itu pun kita tidak menganggap harus disembelih tidak harus seperti itu setengah hidup dibakar. Saya jengkel tapi harus menahan diri supaya bisa menyelamatkan.
[32:10] Harus kuat karena ketika kita keluar dari situ kita bisa ceritakan, saya tidak mau mengusut kasus kalau tidak dilihat secara langsung pembunuhannya kejam.
Dengan batin yang bergejolak menyaksikan kejamnya manusia di sana, pikiran Bimbim pun kacau memikirkan nyatanya hal yang ia lihat.
[32:40] Kok tega dan ini dilakukan di depan terbuka dan orang biasa aja gak ada yang nontonin kayak ngelihat ayam, tetapi buat saya untuk pertama kali ini gak wajar. Tapi saya sudah diingatkan jangan datang sendiri. Tapi tetep aja hati gondok, marah gak bisa berbuat apa-apa.
Pihak polisi ada di situ, dinas peternakan ada. Dinas peternakan fungsinya mengecek hewan rabies tapi tidak ada larangan.
[33:50] Saya menebus pro kontra juga, tapi saya menebus itu sambil belajar kedepannya harus sampai mana. Nah, mungkin itu bisa dari kota Gorontalo karena itu jalurnya cuma dari situ. Sebelum masuk ke Manado semua lewat situ baru naik ke Tomohon atau Mobago.
Makanya saya bikin shelter jadi setiap nebus tidak sia-sia.
Bertahun-tahun sudah Bimbim bergelut di dunia penyelamatan hewan, baik kucing maupun anjing. Tak terhitung pula kasus yang ia tangani, tiada hari ia lalui tanpa adanya laporan hewan terlantar, hewan sakit, atau yang jadi korban kekerasan. Tidak mungkin kalau ia tidak merasa lelah, ditambah hukum yang masih lemah menangani keadilan hewan.
[57:26 – 58:07] Saya sudah tau ujungnya ke mana, saya bukan berhitung tapi daripada uang itu mubazir, kita butuh transportasi pokoknya tidak ada yang gratis. Lebih baik saya fokus mengedukasi masyarakat daripada mengusut-mengusut hilang mending edukasi untuk pelajaran orang lain. [58:15-58:52] Prosesnya tetep berjalan, masih nunggu bukti. Apalagi yang kita lakukan, ada saksi yang mundur
88 di tengah jalan, foto itu dari mana didapatkan. Mungkin bosen karena
terlalu lama jadi waktu. Ya sudah lah udah capek juga. [1:01:55- 1:03:10] Dalam artian banyak waktu bisa buat yang lain, karena kita tahu ujung-ujungnya tidak diproses. Sudahlah saya tidak perlu memonitor saya melapor saja, tetapi tetep ada kasus kekerasan kita lapor, yang penting pelapor dipanggil walaupun tidak dipenjara kasih saksi, bukti foto, laporan kejadian. Sanksi sosial paling cepet bisa masuk ke pihak yang berwajib.
Namun, Bimbim tak patah semangat. Ia bersama komunitas lainnya juga saling membantu dan memberi dukungan untuk terus mengedukasi masyarakat terutama anak-anak demi menghentikan tindakan kekerasan pada hewan.
[19:00] Kalau kita kan sudah sering menyosialisasikan bikin even per 5/6 bulan keliling tiap kota. Kita edukasi masyarakat umum yang minim pengetahuan tentang anjing dan kucing. Kenapa gak boleh berbuat kekerasan. [26:55-29:10] jadi untuk kedepannya udah terbuka wawasannya, tetapi untuk yang sudah terbiasa susah, jadi kita lebih ke sekolah-sekolah untuk masa depan mereka, untuk generasi selanjutnya.
[19:00] Jadi kita juga kalau di satu wilayah ada laporan kucing terlalu banyak, kita merelokasi atau steril karena kalau jumlahnya bergerombol tidak baik buat lingkungan.
[1:03:40 – 1:07:22] jadi kalau ada kejadian cari siapa yang awal lihat, liat cctv, laporkan siapa yang melaporkan.
[28:23] Kalau ada kasus-kasus gausah takut melaporkan selama ada bukti dan efek jera.
Narasi (3)
(Dari sisi psikologis):
Dengan perjuangan para pencinta hewan yang menyediakan tempat penampungan, para anabul korban kekerasan mendapatkan kasih sayang dan tempat yang layak yang mungkin tidak mereka dapatkan sebelumnya. Sebenarnya apa ya yang membuat kasus kekerasan terhadap hewan ini masih terus terjadi di Indonesia? Banyak faktor yang memengaruhi pelaku untuk melakukan kekerasan dan dampak yang disebabkan dari tindakan kekerasan pada hewan juga luas.
Tindakan yang dilakukan si pelaku terhadap Tayo tidak hanya menghilangkan nyawa kucing lucu itu saja, tetapi juga memengaruhi kondisi psikologis dari Sonia. Kesedihannya yang mendalam membuatnya sakit tidak hanya fisik, tapi mental juga *sound tetesan air.
10 menit
89 [19:59-20:36] Iya lah pasti, itu kan ibaratnya kalau kita sayang sama
hewan peliharaan itu kan, bayangkan kalau itu terjadi ke anak kita pasti kita mikir aduh dunia ini kayak gak bisa dipercaya banget ya. Makhluk yang saya sayangi kok bisa disiksa orang begitu aja.
*sound effects idea Dari studi yang dilakukan McEwen dari Kings College, London menemukan fakta bahwa kekerasan yang dilakukan orang tua kepada anak atau hewan dianggap hal yang biasa. Sekitar 32% anak-anak korban kekerasan rumah tangga melampiaskan emosinya kepada hewan dan 50% dari pelaku pemerkosaan juga memiliki sejarah melakukan kekerasan terhadap hewan. Beberapa kasus kekerasan hewan si pelakunya diakui mengidap gangguan psikologis sehingga mereka bisa melakukan tindakan yang keji, tetapi seberapa eratkah hubungan antara kondisi psikologis dan tindakan kekerasan?
[13:55-14:18] Erat banget, anak yang dari kecil sudah dibiasakan melihat kekerasan dalam bentuk apapun dan dibiarkan menganggap itu gapapa, akan tumbuh dewasa menjadi orang yang menganggap kekerasan itu gapapa dan itu bisa excolade dari binatang ke manusia.
Bimbim juga setuju dengan pernyataan Bu Rosdiana bahwa kekerasan pada hewan bisa excolade ke manusia, atau yang artinya kekerasan yang dilakukan ke hewan dapat meningkat menjadi kekerasan pada manusia.
[5:34-6:15] Saya yakin dan percaya karena ketika orang sudah terbiasa menyakiti hewan, kalau dia sudah menyiksa kejiawaannya pun sudah terbiasa bisa aja mereka melakukannya ke anak kecil ke manusia. Kita aja kalau lihat penyiksaan kasian ada rasa iba. Kalau itu sudah terbiasa melakukan kekerasan rasa kasian sudah hilang, bisa saja mereka nanti mencelakakan orang lain. Apalagi kalau melakukannya dengan senjata tajam, pemukulan, mutilasi.
Seperti serial dokumenter yang berjudul “Don’t F with Cats”. Apakah dari kalian ada yang pernah menontonnya? Mungkin bagi pencinta hewan akan sulit menonton film ini sampai habis. Iya, karena melibatkan hewan di dalamnya. Dokumenter yang dibuat berdasarkan kisah nyata ini menceritakan sekumpulan mata-mata yang mencari Luka Magnotta yang merupakan pembunuh online *sound ketikan/internet. Ia mengunggah beberapa video pembunuhannya terhadap kucing ke internet untuk mencari ketenaran yang berujung
90 pada kematian seorang mahasiswa. Jun Lin menjadi korban mutilasi
dan tubuhnya disimpan di dalam koper.
Dokumenter ini menyadarkan kita betapa bahayanya jika tindakan kekerasan hewan terus dibiarkan.
[14:34-17:35] biasanya yang suka nyiksa itu psikopat itu. Karena orang itu kan gak mungkin membunuh orang dengan gampang. Itu escalating, psikologis orang jadi psikopat itu sampe sekarang belum ada. Kayak misalnya ngebunuh orang yang jahat itu gapapa, negbunuh musuh kita gapapa. Itu bisa kebentuk tuh (psikopat) kalau dari kecil sudah dibiasakan begitu. Selain yang psikopatnya genetic mungkin udah ada bisa yang muncul sendiri tanpa diapa-apakan pun bisa jadi psikopat atau yang dibiasakan di lingkungannya untuk menyiksa.
Mungkin kita sendiri tidak sadar bahwa kondisi psikologis kita bisa memengaruhi segala tindakan yang kita perbuat. Sering kali pelampiasan emosi juga berdampak ke sekitar kita. Kekerasan yang dilakukan kepada hewan juga bisa terjadi akibat trauma di masa lalu yang memengaruhi kondisi psikologis seseorang hingga ia dewasa.
[18:30-19:01] itu engga berarti si anak ini psikopat tapi bisa jadi bentuk traumanya dia jadi sama itu kayak yang saya bilang dapet contoh dia gak bisa nyiksa yang lain dia nyiksa itu.
Satu kasus kekerasan hewan pernah beliau menangani, tapi kali ini menimpa hewan kelinci dan pelakunya adalah anak di bawah umur.
[9:50-13:46] Waktu dia marah sama neneknya kelinci neneknya digantung di depan jendela dapur neneknya karena dia tahu setiap pagi neneknya ke dapur dan buka jendela itu. Jadi itu pemandangan pertama yang neneknya lihat. Ditakutkan ada kecenderungan psikopat. Dia gak pernah dapet contoh tapi dia suka nyiksa yang kayak begini ditakutkan ada kecenderungan psikopat karena gak ada apa-apa dia pengen menyiksa. Karena dia masih kecil dia gak mungkin dong menyiksa orang, jadi akhirnya dia menyiksa hewan kecil yang gak bisa membalas atau oran-orang yang suka menyiksa hewan itu karena dia dari kecil menyiksa hewan udah dianggap gapapa, tetapi itu anaknya juga agak violence karena dia mengancam ibunya pakai pisau lah jadi mungkin memang ada. Nah itu kalo dia menuiksa binatang tiba-tiba takutnya ada kecenderungan ke situ, tetapi kita memang dibiasain gitu, kalau di luar negeri berburu untuk dimakan kan. Nah ini bayangin deh ada bapak- bapak saya mau meeting si bapak-bapak bawa senapan saya tanya
91 bapak mau apa, mau nembak tikus nih. *sound tembakan Misalnya dia
punya anak nah bapak ini misalnya nembak burung atau kucing dan anaknya melihat dianggap gapap orang bapak saya melakukan hal itu kok.
Seperti kasus yang sempat diberitakan yaitu kasus pembunuhan anak berusia 5 tahun yang dilakukan oleh remaja berusia 15 tahun pada Maret 2020 di Jakarta Pusat. Ini jadi salah satu bukti efek jangka panjang dari tindakan kekerasan terhadap hewan. Si pelaku yang masih remaja ini punya kebiasaan membunuh hewan di sekitarnya. Pelaku melampiaskan emosinya juga ke kucing peliharaannya dan sering kali dilempar dari lantai dua. Bermula dari kebiasaannya menyiksa hewan, menjadi bukti siapa pun, umur berapa pun pelaku kekerasan terhadap hewan memungkinkan untuk mengancam keselamatan manusia.
[27:06-27:50] karena kan kebanyakan kita gitu ya, karena dari kecil kita dibiasiain dibilang kalau ah itu cuma hewan kita kan mahluk ciptaan Tuhan yang tertinggi. Suka salah kaprah seharusnya karena ciptaan tertinggi kita harus memelihara yang lain ya.
[28:07-28:30] Memang perlu edukasi sih terus kita juga bisa saling mengingatkan temen-temen yang deket. Pendidikan anak-anak kecil itu penting ya karena apa yang ditanamkan oleh anak-anak dibawa sampai besar. Jadi pendidikan di sekolah-sekolah itu juga menurut saya penting.
Kepedulian terhadap anjing dan kucing juga bisa diwujudkan salah satunya dengan melakukan rescue atau penyelamatan. Namun, kita harus paham betul tentang sifat dan cara merawat hewan yang benar.
[33:11-36:21] kalau mau memelihara hewan itu harus tau yang bener, kharakter hewannya jadi bisa disesuaikan sama kita. Kayak misalnya kalau kita mau memelihara anjing kan ada yg high energi ada yang engga kalau kita mager kan kasian anjingnya. Kalau masalah memelihara itu orang tua yang harus memperhatiin ya. Jadi memang sebagai orang tua kalau mau mengenalkan anak kita ke hewan kita harus mikir bener. Harus komit dulu apapun yang terjadi kalau memutuskan mau melihara gak bisa terus dibuang.
Epilog
*sound pintu jeruji
Kita tidak pernah tahu kondisi seseorang, trauma apa yang mereka miliki, atau apa yang akan mereka perbuat, tetapi bukan hewan sasarannya. Jika pelaku kekerasan dibiarkan begitu saja tanpa ada efek jera, hal yang paling memungkinkan terjadi adalah akan semakin
3 menit
92 banyak korban-korban dari tangan-tangan manusia tak
bertanggungjawab.
(Psikolog)
[32:33-32:09] Pesen saya cuma gini kalau kita ngakunya diciptakan sebagai mahkluk yang tertinggi tugas kita memelihara yang lain dan kita sudah belajar apa yang kita lakukan ke mahluk lain itu dampaknya kan ke kita juga. Cobalah hidup balance dengan alam dengan memelihara.
Sebagai pemilik anabul, kita punya tanggung jawab penuh terhadap anak-anak bulu kita. Rawat dengan baik, jaga mereka, kita adalah bagian besar di hidup mereka.
(Sonia)
[47:33-48:34] jaga kucingnya baik-baik waktu-waktu yang berharga gak akan terulang lagi, jangan sampai nyesel buang waktu sama petnya, petnya harus dijaga.
[1:01:11-1:02:27] Kalau gak suka sama kucing atau anjing wajar tapi gak ada alasan untuk membenci sampai nyakitin itu gak ada alasan apapun itu even ke anjing itu salah sih,
Banyak orang mungkin tidak peduli dengan hewan-hewan yang berkeliaran, banyak juga yang memberi kasih sayang pada mereka, tetapi tidak sedikit pula mereka yang tidak tahu bagaimana harus bertindak terhadap hewan-hewan ini.
(Bimbim)
[1:07:24 – 1:09:44] Itu Pr saya, temen-temen animal lovers, ayo kita mulai aktif untuk mensteril, mengedukasi masyarakat. Terus semangat memberikan informasi yang tidak tahu hukum perlindungan hewan.
Kalau pribadi untuk orang yang tidak suka wajar is ok, tetapi lu jangan menyakiti nah bagaimana tidak menyakiti ya kita kasih edukasi. Gak suka bukan berarti harus menyakiti, ada cara-caranya. Tidak harus memukul, gak harus siram air mereka bisa pergi, banyak hal yang bisa dilakukan.
Masih banyak kucing dan anjing jalanan di luar sana. Mereka hanya butuh uluran tangan kita, beri sedikit makanan untuk mereka, mereka butuh belaian, dan kasih sayang. Tinggalkan mereka, jauhi, dan jangan sakiti mereka kalau Anda tidak suka! Untuk kalian pemilik anabul, jaga mereka dengan baik, kalian sudah menjadi dunianya. Mereka ini sama
93 seperti kita, mereka bisa merasakan kesedihan, mereka bisa merasakan
sakit, mereka bisa merasakan kasih sayang.
Laporkan, sebarkan, dan cari pelakunya. Jangan anggap kekerasan pada hewan hanya akan mengorbankan nyawa hewan-hewan tak berdosa itu, tetapi kamu, kita manusia mungkin juga akan jadi korban.
Sangat amat memungkinkan pelaku yang terus-menerus melakukan tindakan penganiayaan pada hewan akan melakukan kesadisan yang sama ke manusia. Stop animal abuse and start loving them.
*jingle closing*
94 Tabel Realisasi Anggaran
No. Keterangan Biaya Keterangan
1. Boya By-PM700 USB Condenser Microphone
Rp 1.550.000 Dibeli untuk keperluan rekaman
2. Earphone Rp 100.000 Sudah dimiliki
3. Clip on Rp 200.000 Sudah dimiliki
4. Pop Filter Taff Studio Rp 33.000 Dibeli untuk keperluan rekaman
5. Handphone 0 Sudah dimiliki
6. Laptop Lenovo 0 Sudah dimiliki
7. Biaya tidak terduga Rp 300.000 Keperluan untuk narasumber
8. Transport Rp 300.000 Peliputan untuk
wawancara dengan narasumber
9. Ilustrator Rp 100.000 Untuk
keperluan publikasi ke Spotify
Jumlah Rp 2.383.000
95 Tabel Matriks Perencanaan Karya
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
September
• Menentukan bentuk karya yang akan dibuat
• Melakukan riset mengenai topik yang dibahas.
• Menentukan topik yang dibahas dalam karya
• Mulai menyusun proposal skripsi berbasis karya.
• Mencari tahu mengenai peralatan untuk pembuatan karya audio.
• Mencari tahu secara teknis tentang pembuatan konten audio.
Oktober
• Mengikuti kasus-kasus terbaru mengenai kekerasan hewan.
• Mencari pemilik shelter untuk
melakukan pendekatan.
• Mencari komunitas- komunitas pencinta hewan.
• Mencari psikolog yang sempat menangani kasus kekerasan hewan.
November
• Mencari dan menghubungi narasumber untuk melakukan pendekatan.
• Mengikuti perkembangan kasus-kasus kekerasan hewan. . Desember
– Januari
• Mengikuti perkembangan komunitas-komunitas pencinta hewan di media sosial.
• Melakukan riset untuk mengikuti informasi terbaru mengenai kekerasan hewan.
Februari
• Memperdalam riset dan pematangan topik.
• Melakukan bimbingan untuk membahas topik karya.
• Melakukan bimbingan dan memperbaiki bab 1 pada naskah akademik.
• Melakukan riset dan pematangan topik.
• Melakukan bimbingan dan memperbaiki bab 1 pada naskah akademik.
• Mencari dan mulai
menghubungi komunitas pencinta hewan.
• Mencari pemilik hewan yang menjadi korban kekerasan hewan.
• Mencari dan menghubung i
narasumber.
• Membuat naskah.
Maret
• Menghubungi Wahyu Winono dan Sonia Rizkika.
• Menuju ke Rumah Singgah Clow untuk
• Menghubungi Sonia Rizkika untuk
• Melakukan wawancara bersama
96
• Mencari kontak psikolog.
• Melakukan bimbingan mengenai karya terdahulu.
melakukan pendekatan dengan Wahyu Winono.
• Melakukan wawancara pertama bersama Wahyu Winono
• Membuat transkrip wawancara dengan Wahyu Winono.
membuat janji wawancara.
• Melanjutkan transkrip wawancara dengan Wahyu Winono
• Melakukan bimbingan untuk
memperbaiki bab 2 pada naskah akademik.
Sonia Rizkika.
• Membuat transkrip dari hasilw awancara bersama Sonia Rizkika.
• Melakukan bimbingan mengenai bab 3 pada naskah akademik.
April
• Melakukan wawancara kedua bersama Wahyu
Winono di Rumah
Singgah Clow.
• Menghubungi Rosdiana Setyaningrum dan
melakukan wawancara.
• Membuat transkrip dari hasil
wawancara bersama Rosdiana.
• Memperbaiki naskah sesuai dengan hasil wawancara.
• Mematangkan naskah dan melakukan bimbingan untuk evaluasi naskah.
• Melakukan cut-to-cut dari hasil
wawancara sesuai naskah.
• Melanjutkan cut-to-cut dan mencari sound effect.
• Proses rekaman narasi.
• Melakukan bimbingan untuk
mengevaluasi hasil rekaman narasi.
• Melakukan editing audio reporting.
• Melakukan bimbingan untuk membahas bab 4 dan bab 5 pada naskah akademik.
Mei
• Finishing editing audio reporting.
• Membuat materi publikasi dan promosi.
• Melakukan bimbingan untuk
mengevaluasi hasil karya.
• Mempublikasi kan karya audio reporting ke Spotify.
• Promosi ke media sosial.
97 Dokumentasi saat proses peliputan di Rumah Singgah Clow dan wawancara bersama Wahyu Winono.
98 Dokumentasi saat proses wawancara bersama Sonia Rizkika.
Dokumentasi saat proses wawancara bersama Rosdiana Setyaningrum M.Psi.
MHPEd.
99 Hasil transkrip dari wawancara bersama narasumber.
WAWANCARA WAHYU WINONO
1. Bisa diceritakan awal mula menjadi seorang rescuer bagaimana?
Sebenarnya saya terjebak dengan hal yang seperti ini karena dulu saya suka kucing, pelihara kucing, bukan rescuer yang aktif tapi nolongin secara pribadi. Saya secara pribadi nolongin semua hewan dan aktif di semua komunitas. Satu hari saya kucing pribadi sakit dan harus oprasi, saya posting dan harus bawa ke dokter. Nah saya disarankan untuk open donasi. Dari situ saya berjanji saya akan ngebantu orang-orang yang tidak bisa bawa kucingnya ke rs. Karena saya dibully masal pada saat itu seluruh Indonesia, karena ternyata di dunia rescuer ada namanya anti streil, tidak boleh jual beli, jadi mereka ternyata berkubu. Antara pengembak biang dengan yang aktif steril berkudu. Itu pengalaman saya Juni 2016. Clow tu lahir karena dibully. [awal-2:02]
Clow berdiri Oktober 2016 [2:07-2:12]
2. Bisa diceritakan langkah awal membangun shelter hingga sampai saat ini bagaimana?
[2:14- 3:40] sebelum terbentuknya clow ini banyak orang tidak kenal saya, dari bully an itu. saya mengundang ke tempat saya, nah dari situ saya banyak memulai mengenal. Pertemuan pertama namanya Bimbim Cat, pada pertemuan kedua baru Clow. Sedangkan, shelter ini ada di bulan Maret 2017 karena saya ingin memeperkuat sumber uang. Saya bekerjasama dengan MMI cat food/ amore dengan membuat bazaar. Kemudian, saya membentuk cat member dan divisi usaha baru bikin shelter karena saya gamau berlandas donasi, donasi itu penunjuang
3. Berapa total kucing dan anjing yang ada di shelter?
[3:41- 4:15] untuk per februari 2021 udah 700 kucing, anjing 80. Tapi fokus kami kucing, utnuk anjing kami bantu tapi ga untuk di publish ke public untuk share donasi atau apa pun. Tapi kalo kucing setiap hari nerima kasus di sosmed saya bantu kalau butuh ke medis.
4. Per bulan bisa nyelamatin brp banyak?
[4:31-5:32] tidak tentu, jaid satu bulan itu kita bisa antara 30 kucing pasyi kita bantu untuk sakit, tapi untuk orang bawa kesini tidak terhitung, mungkin satu bulan ada 60. Dan siklus open adopsi kita harus jalan jadi setiap ada pengunjung atau naruh kucing kita bantu kasih kucing sehta. Jadi
100 help me to help you, saya fasilitasi dengan daftar member itu buat dapet subsidi steril/ pengobatan kalau dibawa ke amore.
5. Dari awal membangun shelter ini apakah memang memfokuskan diri untuk menyelamatkan kucing dan anjing jalanan aja atau juga yang korban kekerasan hewan?
[5:32-6:29] kalau fokus lebih banyak laporan dari medsos, nah kasus-kasus kekerasan kita ke lokasi yang penting ada bukti indikasi pelaku, terduga, saksi, lokasi terbaru, kita akan telusuri dan laporkan ke pihal berwajib. Jika unsur-unsur kekerasan terjadi jika sudah ada saksi mata. Sudah banyak sih yang diusut.
6. Bisa diceritakan proses penyelamatan yang mungkin paling besar atau yang tidak terlupakan?
[6:30- 7:28] kalau untuk penyelamatan mungkin hampir setiap kasus, tapi yang paling berkesan itu kucing poni yang tumor di Palembang. Saya jemput dan itu 5-6 bulan smapai saya bikin makam. Tapi kenapa saat itu poni karena itu sata tergerak. Clow itu lingkupnya nasional.
7. Bisa diceritain pernah menangani kasus kekerasan?
[7:48-9:40] kalau untuk kekerasan balik lagi ke pasal 302 pasal ini dibentuk untuk melindungi hak”hewan yang ga seharusnya ditelantarkan. Tapi pasal ini belum kuat menjerat pelaku, tapi pelaku kan kena sanksi sosial.
Prosesnya ada 9 bulan, tapi untuk cape kesitu butuh waktu 1 tahun. Banyak kasusu yang jalan ditempat karena tidak ditunjang dengan tegas.
Harapannya Indonesia lebih tegas lagi, pelaku langsung dipenjara, di sini pasalnya tidak kuat karena memang dinaggap wah kucing. Tapi kita tetap kalau ada kasus kekerasan walaupun gak bisa sanksi pidana ada sanksi sosial. Karena kita gamau ada ledakan populasi, semakin besar over populasi semakin tinggi kasusu kekerasan.
8. Bisa diceritakan ada ga kasus kekerasan hewan yang ditangani? (itu kenapa?
Kronologisnya gimana? Sampai ke polisi ga, kalo iya prosesnya gimana) [9:43-10:36] kasus yang jalan di tempat di madiun kucing di racun, semua sudah lengkap buktinya tapi prosesnya lama. Kita butuh fisum, biaya, sedangkan pasal 302 akhirnya gak ada proses untuk naik ke siding. Jadi kita lebih senang kasih efek jera dengan memberi sanksi sosial karena bentuk pidan aitu sangat sulit. Aturan di negara kita belum fokus ke kucing.
9. Udah banyak menangani kasus kekerasan?
101 [10:37-11:16] banyak banget tapi gada yang sia-sia, semua ada dampaknya jadi pelajaran bagi orang lain untuk tidak melakukan hal yang sama. Dulu orang gampang ngeracun kucing, sekarang ada pasalnya. Dulu orang dengan bangga menembak kucing tapi karena kita up terus akhirnya satu- satu mereka tau nembak kucing ga boleh, ada tindakan hukum. Ada dampak positifnya walaupun tidak ada hukum pidana, tapi ada sanksi sosial.
10. Pernah mengusulkan pasal?
[11:17-13:48] kalau untuk komunitas sendiri tidak bisa, tapi saya bergabung dengan LSM penyelamatan hewan kita selalu memberikan suara. Karena kita tidak bisa jalan sendiri, untuk pembelaan hak-hak hewan udah dilakukan sejak 2018, tapi emmang selalu mandeg di tengah jalan. [11:59]
Kenapa mandeg? Mungkin proses di pihak pemerintah ya karena mengubah undang-undang ga gampang. Kita terus menggencar menginformasikan masyarakat. Kita mengajukan ke DPR/DPD itu pasti mereka minta aturan apa, sanksi apa, buktinya, memang cukup panjang. Kita buat petisi. [12:50]
Pemerintah mendukung untuk membuat pasal baru atau engga? Itu lebih ke hewan peliharaan itu masuknya property, nah kalau yang hewan tidak berpemilik gimana? Kita udah mengajukan gagasan, Clow hanya mengajukan dukungan ke LSM masuk ke mereka.
11. Bagaimana tanggapannya mengenai hukum kesejahteraan hewan di Indonesia? (apakah hukum di indonesia udah lebih serius)
Udah 3 tahun mengajukan usulan hukum [14:00-15:38] ada perubahan karena semakin banyak LSM yang terus mengekspos kasus dan selalu melaporkan kasus tersebut. Kita tiap bikin laporan, polisi langsung manggil. Tidak menyepelekan kasus, dulu disepelkan. Kasus kekerasan sekarang udah jarang, karena mereka kena sanksi ITE pasal 307.
12. Menurut Mas, hukuman yang paling pantas diberikan ke pelaku itu hukum pidana atau sosial? Kenapa? Tapi pada kenyataannya lebih banyak yg diterapkan itu hukum pidana atau sosial?
[15:00-15:36] pidana, kenyataannya sampai sekarang belum ada.
Khususnya hewan terlatar. Kalau hewan berpemilik ada kerugian materi, ini kucing saya dibunuh saya merasa keberatan karena sudah mengeluarkan biaya tinggi bisa dilaporkan, tapi hewan non peliharaan tumpul, proses masih berlanjut, pelaku terus dicari jadi lebih ke sanksi sosial.
13. Kebanyakan dari kasus yang dilaporkan itu, rata-rata pelaku itu melakukan kekerasan karena apa?
102 [15:40-15:57] karena mereka tidak tahu tentang hewan ini ada pasal yang melindungi, payung hukum yang mengayomi, minimnya pengetahuan tentang peliharaan, kita tidak bisa memaksa mereka untuk suka, tapi untuk tidak menyakiti mereka kami bisa memberi informasi. Kita genjar untuk mensosialisasikan ke masyarakat karena sosialisasi itu minim, pengetahuan juga sedikit itu yang membuat orang semena-mena, dan over populasi. Kita suka menggandeng untuk mensteril.
14. Sanksi sosial yang paling ampuh?
[17:19-18:20] banyak, dari kasus itu dari yang tidak suka dia harus mensteril kucing, memberi makan kucing jalanan, dan itu ampuh mereka melakukan.
Bully an di sosmed mengguncang mental. [17:48] Steril kucing itu satu doang apa ada minimal? Biasanya tergantung lihat ekonominya, kalau memungkinkan ya charge yang banyak. Nah dia juga akan berpikir ulang ternyata untuk kucing juga mengeluarkan biatya yang banyak ya. Yang penting ada impact yang kita berikan.
15. Mungkin tidak, dari tindakan kekerasan itu ada sangkut pautnya dengan kondisi psikologis dari pelaku?
[18:26-21:09] kebanyakan ada, karena memang dari ketidak sukaan, ada masalah sendiri melampiaskannya ke hewan. Makan daging kucing karena buat obat sebenarnya tidak ada secara medis, hanya karena ceria dari turun menurun. [19:00] Berarti itu mindset mereka? Betul, jadi secara medis itu gak ada, tapi banyak kejadian kayak gitu. Kalau kita kan sudah sering mensosialisasikan bikik even per 5/6 bulan keliling tiap kota. Kita edukasi masyarakat umum yang minim pengetahuan tentang anjing dan kucing.
Kenapa gak boleh berbuat kekerasan. Jadi kita juga kalau di satu wilayah ada lporan kucing terlalu banyak, kita merelokasi atau steril karena kalau jumlahnya bergerombol tidak baik buat lingkungan. [20:29] Pernah ditolak saat sosialisasi? Tidak karena penyampaiannya baik, bagaimana mencegah kucing tidak mengganggu lingkungan.
16. Ada contoh kasus yang pelakunya mengalami gangguan psikologis yang mungkin pernah ditangani mas bimbim?
[21:18-23:22] Semua yang kita tangani selalu beranggapan mereka psikologisnya gila. Kayak kasus yang kucing ditendang kita usut katanya pelaku berkebutuhan khusus. Sama ibu-ibu di Kalideres mengaku berkebutuhan khusus. [21:43] Itu beneran gila atau gimana? Kebanyakan mereka untuk mengalihkan isu itu ya seperti itu mengaku keterbelakangan mental 70% yang terciduk begitu 30%nya karena ketidaktahuan. [22:10]
103 Pernah dibawa ke Rsj? Kita banyak minta seperti itu tapi berpbenturan sama pihak rumah sakit. Kita laporin gak langsung ditangani. Kita berusaha bekerjasama sama rumah sakit jiwa, apakah ada kriteria orang berketerbelakangan mental, itu lagi bekerjasama. Karena itu kadang berbenturan gak mudah sih. Sesame animal lovers aja bertolak belakang.
Ada yang setuju dengan steril ada yang tidak, dalam kita masih banyak berbenturan gimana mengedukasi pihak luar.
17. Mas, mengikuti yang kasus soda api?
[23:26-25:05] Saya mendukung nathasatwa dan ikut di siding akhir. Secara langsung pelaku dinyatakan bersalah mengganti uang. Menurut infonya bipolar tapi udah ditangakan sanksi, ya itu gangguan mental. Tapi untuk kasus itu memang dinyatakan dan tidak boleh mengulang, untuk pidana tidak. Beberapa hal tidak bisa di pidana. [24:25] Itu kan hewan peliharaan kenapa gak bisa masuk penjara? Karena pasal 302 gak kuat dan pelaku masih ada hubungan kesaudaraan. Pasal 302 itu untuk peliharaan, tapi seharusnya stray cat masuk. Cuman tidak kuat karena tidak ada butki kepemilikan. Kita laporkan ke polisi ditanya siapa yang dirugikan, yang bertanggung jawab. Nah para organisasi yang maju utnuk membela hak hewan tak berpemilik, itu fungsi organisasi.
18. Mas, bim kan lagi membangun shelter di di manado ya? Itu kucing aja?
[25:06-26:52] Kucing sama anjing cuman tidak publish sudah berjalan 1 tahun Maret ini. Di sana da 58 kucing, 9 anjing semua ditebus dari pasar tomohon. [25:29] Itu di Tomohon termasuk kekerasan hewan? Iya, tapi itu sudah masuk ke adat tidak bisa melaporkan karena kebiasaan mereka.Tomohon itu diatas gunung, Manado sama Tomohon jaraknya jauh, memang disitu orang-orang kasih makan anjing, kelelawar semuanya.
Nenek moyang jadi kebiasaan turun menurun. Itu udah menjadi destinasi pasar di Indonesia. [26:35] Pernah coba mensosialisasikan? Sudah tapi tidak berpengaruh, kita kalah dengan kebiasaan. Jadi itu kenapa saya bikin shelter karena biar tidak lepas.
19. Dia bisa dapet pasokan dimana?
[26:55-29:10] Ada pengepul, oknum-oknum pencurian anjing di kota-kota.
Dibawa ke Sulawesi Utara, satu kucing 30.000 terus dijual lagi sampe 160.
Nih kucingnya nyuri pemiliknya siapa, ada yang ngaku gak? Tapi terus sosialisasi ke anak-anak masa kini jadi untuk kedepannya udah terbuka wawasannya. Tapi untuk yang sudah terbiasa susah, jadi kita lebih ke sekolah-sekolah untuk masa depan mereka, untuk generasi sekolah. [28:23]
104 Jadi dating ke sekolah ya? Iya tapi ini udah 2 tahun engga karena dulu aktif ke TK, SD. Gak aktif lagi karena salah satunya pandemi dan tahun 2019 kendala masih banyak program pembangunan. Untuk Cat lovers sendiri tiap 6 bulan ada, kemarin Solo udah besok tanggal 21 di Surabaya jadi saya bikin di tiap kota. Kalau ada kasus-kasus gausah takut melaporkan selama ada bukti dan efek jera.
20. Gimana ceritanya Mas Bimbim bisa sampai ke Tomohon?
[29:12-30:10] Karena saya berpikir Clow harus ada di seluruh Indo, kenapa Manado karena 2018 pernah menyelamatkan 73 kucing saya tidak tahu taruh mana karena dititipin ke temen malah jadi beban. Saya Kembali 2020 membangun shelter saya Kelola sendiri. Karena gak semua orang mau walaupun dia cat lovers.
21. Bisa diceritakan saat ke Tomohon, sekejam apa proses pembuhunan anjing dan kucing itu?
[30:32-32:09] Jadi kalau diceritain sebenarnya kita gak tega, bener-bener dan kita masuk tidak boleh jadi animal lovers. Kalau saya dari organisasi mereka tidak mau lepas bahkan dikasih harga tinggi. Jadi saya harus berpura-pura jadi pembeli, saya lihat kucing ditarik menggunakan tali, diikat, kepalanya dipukul setengah hidup dibakar. Babi aja disembelih ya masa kucing kayak gitu. Itu pun kita tidak menganggap harus disembelih tidak harus seperti itu setengah hidup dibakar. Saya jengkel tapi harus menahan diri supaya bisa menyelamatkan. [32:10] Mas Bim berani menyaksikan itu? Harus kuat karena Ketika kita keluar dari situ kita bisa ceritakan, saya tidak mau mengusut kasus kalau tidak dilihat secara langsung pembunuhannya kejam.
22. [32:40] Saat melihat disana tata caranya yang dipikir apa? Kok tega dan ini dilakukan di depan terbuka dan orang biasa aja gak ada yang nontonin kayak ngelihat ayam. Tapi buat saya untuk pertama kali ini gak wajar. Tapi saya sudah diingatkan jangan datang sendiri. Tapi tetep aja hati gondok, marah gak bisa berbuat apa-apa. Pihak polisi ada di situ, dinas peternakan ada.
Dinas peternakan fungsinya mengecek hewan rabies tapi tidak ada larangan.
[33:50] itu kan hewannya dicuri, dinas ngecek apa gimana? Sampai sekarang kita belum ada jawaban tapi mereka ada disitu untuk mengontrol, tapi karena sudah terbiasa tidak ada apa-apa. Saya menebus pro kontra juga, tapi saya menebus itu sambal belajar kedepannya harus sampai mana. Nah, mungkin itu bisa dari kota Gorontalo karena itu jalurnya Cuma dari situ.
105 Sebelum masuk ke Manado semua lewat situ baru naik ke Tomohon atau Mobago. Makanya saya bikin shelter jadi setiap nebus tidak sia-sia.
23. Mas sudah tahu sebelumnya cara sembelihnya begitu?
[35:10-36:08] Tau dari Youtube sosial media, saya datang ke situ karena ada kasus di Mobago, kucing dibacok saya usut ke polisi. Saya pengen mampir dan baru ada pengiriman kucing satu pickup semua saya beli titipin temen-temen tapi pada gak tahan kan.
24. Waktu beli kucing di penadah gimana ngomongnya?
[37:30-39:04] Saat itu saya bilang mau pelihara dan temen dari pecinta kucing, tapi itu di pencuri di mobil bukan di pasar. Padahal kita sudah beli juga dari penjual. Total saat iu 75jt, 73 ekor kalau untuk kucing 20jt an aja yang mahal biaya perawatan. Di sosmed saya posting temen-temen
ngebantu terkumpul 15jt. Saya punya ambisi bisa menyelamatkan hewan di sana.
Menit 39:36 – 44:04 : tentang Clow gak mau pake donasi tapi mengembangkan usaha.
25. Waktu ke Tomohon beli apa aja?
[44:05 – 45:19] beli kuncing dan anjing 8, tapi anehnya kalau kucing hidup gamau di lepas harus membayar seharga kucing dibakar 150rb. Kucing hidup 120, kalau mau beli hidup 10 aja. Karena lebih mahal dan di sana laku kucing makanya kita dulu-duluan hari ini kucing ada, besok udah ga ada.
Kita dulu-duluan sama pemakan daging, nah itu daging kucing saya bertanya ke orang-orang banyak yang diolah lagi dicampur daging anjing 40rb per kilo. Mending makan ayam kana tau sapi seprapat. Daging anjing lebih mahal jadi makanan favorit.
26. Berarti kasus Tayo itu hampir sama ya?
[45:28-45:53] Prosesnya terlalu lama karena sekarang pemilik diminta sertifikat kepemilikan sama pihak berwajib. Sanksi sosial udah, didatengin jadi kalau dia berbuat lagi ditangekap.
27. Sekarang kasusnya gimana?
[46:04-48:40] Belum ada penahanan, ditangkep dalam artian di BAP panggil polisi di saksi bukan dipenjara dibawa pulang. [46:50] Menurut Mas Bim, kasus ini sebaiknya dilanjut ke hukum atau gimana? Harus terus karena ini buat pelajaran buat orang yang semena-mena ngambil dan makan kucing. Kita lihat pasal 302 berlaku atau tidak, lebih menjerat ke hak
106 konsumsi. [47:33] Pemiliknya sempat menghubungi mas bim? Jadi viral saya komunikasi sama dia, pemiliknya sendiri sempat down nah kita support aja. Kita berharap setiap kasus ada satu dipenjara tapi belum ada.
Menit 49:50-50:20: tentang soda api
28. Sebenarnya yang dikatakan sebagai tindakan kekerasan itu tindakan seperti apa saja?
[50:21-50:40] pemukulan, yang menyebabkan cidera, penelantaran sampai kelaparan dan sampai mati.
[50:58 -51:28 ] tentag kasus Tayo yang belum tahu masuk ke jenis apa 29. Pandangan terhadap kasus Tayo
[51:46 – 52:36] Saya berharap pihak berwajib terus usut kasus ini karena akan jadi pelajaran yang luar biasa untuk seluruh masyarakat karena beritanya buming. Sebenarnya banyak Cuma tidak terekspos, biar yang tidak terlihat jadi tahu. saya berharap pihak berwajib terus usut sampai akhir walaupun hasilnya seperti apa yang penting sampai ke pengadilan. Karena ini harus dikawal terus cuman lama.
30. Apa harapan Mas Bimbim kepada masyarakat untuk menghimbau atau menghindari tindakan kekerasan?
[52:52 – 53:32] kalau untuk masyarakat umum kita punya kewajiban memberika edukasi karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.
Kita tanya ke masyarakat uum tahu gak pasal 302, tahu gak kucing tidak boleh disakiti. Maka saya ajak temen-temen gemborkan pasal 302 itu.
31. Kalau data tentang kekerasan itu belum ada atau tiap shelter punya masing- masing?
[53:43 – 54:33] masing-maisng punya tiap rganisasi laporannya beda-beda, laporan masuk y aini darimana, kejadiannya apa. [54:10] Dari dinas itu gak pernah minta data? Tidak mereka berjalan sendiri, kalau dinas fokus mencegah overpopulasi, menanggulangi rabies.
32. Kalau korban kekerasan lebih banyak stray cat/peliharaan?
[54:41 – 55:30] Stray cat yang memang keluar dari lingkungan rumah, hewan yang keluar dari rumah sudah dianggap stray cat karena sudah ada aturan. Hewan yang keluar dari rumah akan dianggap stray cat, akan dianggap liar apalagi menganggu
107 Orang lain. Makanya untuk pemilik harus hati-hati harus menjaga hewan peliharaan, tdiak boleh egois. Makanya udah bikin sanksi sosial, bikin mereka itu hal paling simple yang bisa kita lakukan.
33. Waktu di Tomohon pernah edukasi?
[55:32-56:27] Iya saya edukasi sampai bikin kaos tulisannya kucing bukan makanan. Hasilnya ada yang posiif ada yang negative. Ini sudah kebiasaan ga mampu beli daging sapi.
34. Kenapa sekarang udah gak aktif lagi?
[57:26 – 58:07] Saya sudah tau ujungnya kemana, saya bukan berhitung tapi daripada uang itu mubazir, kita butuh trabsportasi pokoknya tidak ada yang gratis. Lebih baik saya fokus mengedukasi masyarakat daripada mengusut- mengusut hilang mending edukasi untuk pelajaran orang lain.
35. [58:15-58:52] Prosesnya tetep berjalan, masih nunggu bukti. Apalagi yang kita lakukan, ada saksi yang mundur di tengah jalan, foto itu darimana didapatkan. Mungkin bosen karena terlalu lama jadi waktu. Ya sudah lah udah cape juga.
36. Saya baca pemilik Tayo pernah lapor ke polisi, tapi polisinya meremehkan itu gimana mas?
[58:58 – 1:01:48] Kalau saya sih hal itu bukan meremehkan ya. Kan saat itu pelapor kondisi tertekan, karena saya sudah konfirmasi juga bukan meremehkan hanya bertanya. Karena kalau kita lapor gabisa semena-mena lapor. Polisi butuh laporannya mana, buktinya, saksi, dan itu kepalanya juga udah jadi bangkai udah angus. Mereka hanya berkata kucingnya kenapa oh hanya kucing. Nah setelah viral baru polisi melapor. Karena saya juga pernah ditolak, saat kondisi panik. Polisi juga coba kumpulkan bukti, saksi.
Saya belajar ternyata ada state-state yang dipenuhi, jangan sampai tuduhan itu nusuk ke kita. Kita cari dukungan jangan sampai jadi fitnah. Biasanya kita disuruh pulang baru datang lagi untuk melengkapi laporan. Saya dan temen saya sudah konfirmasi, mungkin disuruh melengkapi laporannya.
37. Selama Mas Bimbim menangani kasus pernah cape ga?
[1:01:55 – 1:03:10] Kalau cape engga, tapi buang-buag waktu iya. Dalam artian banyak waktu bisa buat yang lain, karena kita tahu ujung-ujungnya tidak diproses. Sudah lah saya tidak perlu memonitor saya melapor saja.
Tapi tetep ada kasus kekerasan kita lapor, yang penting pelapor dipanggil walaupun tidak dipenjara kasih saksi, bukti foto, laporan kejadian. Sanksi sosial paling cepet bisa masuk ke pihak yang berwajib.
108 38. Semua kasus beredaranya dari media sosial ya?
[1:03:10- 1:03:28] Semua laporan masuknya dari media sosial makanya kekuatan sosial media kuat banget. Jadi ada oknum kita cari
39. Mas Bim pernah mengedukasi kalau untuk hewannya mengalami kekerasan, apa yang harus dilakukan?
[1:03:40 – 1:07:22] Iya, saya selalu ajarkan, jadi untuk temen-temen kalau ada kejadian cari siapa yang awal lihat, liat cctv, laporkan siapa yang melaporkan. [1:04:24] Cara tahu pelakunya gimana padahal di luar kota?
Jadi kalau untuk pelaku memanfaatkan sosial media paling cepet ditelusuri, tempat tinggalnya, kerjanya. Tapi kita tidak pernah menyerang personal, saya lebih fokus identias dan lapor ke pihak kewajiban terdekat. Sanksi sosialnya penyeretan kucing di Bogor, saya datang langsung dan bikin pernyataan maaf tidak mengulang. Sanksi sosialnya dipecat dari pekerjaan, mental dia udah kena waktu itu jadi orang ketakutan. Selebgram ada yang saya proses udah kena sanksi sosial mentalnya kena dampaknya besar.
Karena haters itu nyerangnya ke personal, kalau Clow yang posting aka ke share ratusan, saya gak bisa control tapi banyak yang gitu. Ada yang memposting lagi di café tolong usir kucing. Saya bikin dia ke café itu pegang kucing-kucing, videonya di take down. Pengaruhnya banyak sanksi sosial itu bisa mental, keluarga, pekerjaan.
40. Ada quotes yang mau disampaiin buat kekerasan terhadap hewan?
[1:07:24 – 1:09:44] Itu Pr saya, temen-temen animal lovers, ayo kita mulai aktif untuk mensteril, megedukasi masyarakat. Dengan mensteril bisa mencegah overpopulasi, saat overpopulasi terkendali saya yakin tingkat kekerasan turun. Tingkat kekerasan tinggi karena overpopulasi. Terus semangat memberikan informasi yang tidak tahu hukum perlindungan hewan. Kalau pribadi untuk orang yang tidak suka wajar is ok, tapi lu jangan menyakiti nah bagaimana tidak menyakiti ya kita kasih edukasi. Gak suka bukan berarti harus menyakiti, ad acara-caranya. Tidak harus memukul, ga harus siram air mereka bisa pergi. Manusia punya akal, mereka tidak bisa buang kotoran di mana aja. Dalam artian harus mencegah overpopulasi.
41. Perbulannya bisa menyelamatkan berapa hewan? Perr hari 5-10 yg diterima, kalo adopsi seminggu 6