• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kepuasan hidup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kepuasan hidup"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kepuasan hidup 1. Pengertian kepuasan hidup

Diener dkk (1985) menjelaskan bahwa kepuasaan hidup merupakan penilaian kognitif individu yang bersifat subjektif terhadap kehidupannya secara keseluruhan. Diener dkk. melanjutkan bahwa individu yang puas dengan kehidupannya adalah individu yang menilai bahwa kehidupannya memang tidak sempurna tetapi segala sesuatunya berjalan dengan baik, selalu mempunyai keinginan untuk berkembang dan menyukai tantangan. Pendapat lain dijelaskan oleh Shin & Johnson (Diener, 1985) mengungkapkan bahwa kepuasan hidup merujuk pada penilaian global seseorang terhadap kualitas hidupnya menurut kriteria yang dipilihnya.

Menurut Hurlock (2009) kepuasan hidup merupakan bentuk penilaian individu secara menyeluruh dalam menilai puas atau tidak kehidupan yang dialaminya. Selanjutnya Hurlock (2009) mengatakan keadaan sejahtera atau kepuasan hati yang merupakan kondisi yang menyenangkan dan timbul bila kebutuhan dan harapan tertentu terpenuhi. Selain itu Seligman (2005) mendefinisikan kepuasan sebagai salah satu bentuk emosi positif yang dimana terdapat keselarasan positif antara keinginan yang terpenuhi dengan kelegaan perasaan.

(2)

12

Pavot & Diener (1993) mengidentifikasikan kepuasan hidup sebagai komponen kognitif dari subjective well-being. Konstruksi ini mewakili evaluasi & kepuasan hidup secara keseluruhan. Pavot & Diener (1993) melanjutkan mengidentifikasi kepuasan hidup sebagai proses penilaian yang dilakukan oleh individu terhadap kualitas kehidupan individu tersebut sendiri yang berdasarkan pada kriteria unik. Evaluasi tersebut melibatkan penilaian kognitif dari keseluruhan kualitas kehidupan seseorang berdasarkan standar yang mereka pilih. Kepuasan hidup bersifat subjektif sehingga standar yang digunakan untuk mengevaluasi kepuasan hidupnya tergantung pada penilaian yang individu tersebut tentukan sendiri.

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Frisch (Huebner dkk, 2004) mengemukakan bahwa kepuasan hidup merupakan evaluasi yang bersifat subjektif mengenai apa yang paling penting dalam kehidupannya, tujuan hidupnya, dan harapan yang telah terpenuhi. Huebner juga melanjutkan hal yang sama bahwa yang memandang kepuasan hidup sebagai evaluasi seseorang terhadap kehidupannya secara keseluruhan, maupun pada dimensi-dimensi dalam kehidupan seseorang seperti keluarga, teman, sekolah, lingkungan, dan diri sendiri.

Menurut Diener (1999) kepuasaan hidup adalah penilaian keseluruhan dari kehidupan individu secara positif. Kepuasaan hidup sejajar dengan konsep well-being dan merupakan hasil dari perbandingan segala peristiwa yang dialami antara harapan dan keinginan.

(3)

13

Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat para ahli tersebut peneliti menarik kesimpulan bahwa kepuasan hidup dapat dikatakan sebagai proses penilaian kognitif individu terhadap dirinya mengenai terwujudnya rasa puas atau rasa senang dikarenakan harapan dan keinginannya yang tercapai.

2. Aspek Kepuasan Hidup

Dalam jurnal yang berjudul Subjective Well Being: Three Decades of Progress Diener dkk. (1999) mengatakan dalam teorinya bahwa aspek kebahagiaan adalah kata lain dari kepuasan hidup. Teori kepuasan hidup Diener hanya memiliki satu dimensi atau unidimensi, karena lebih banyak mengungkap satu aspek yaitu aspek kognitif. Oleh karena itu Diener, dkk (1985) mengembangkan Satisfaction with Life Scale (SWLS) sebagai ukuran secara menyeluruh. Di dalam skala itu terdapat 5 komponen aitem kepuasan hidup yang dilihat secara menyeluruh.

3. Faktor-faktor Kepuasan Hidup

Diener (1999) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup, antara lain:

a. Pendapatan

Pendapatan mempunyai pengaruh untuk meningkatkan kebahagiaan seseorang, namun seiring berjalannya waktu, pendapatan tidak lagi mempengaruhi kebahagiaan seseorang.

b. Usia

Beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang lebih tua cenderung untuk lebih merasa bahagia dibandingkan dengan anak muda,

(4)

hal ini terjadi karena orang yang lebih tua menilai kehidupannya dengan cara lebih postif.

c. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin ini berubah seiring tahap perkembangan, pada perempuan ditemukan lebih bahagia dibandingkan dengan laki-laki pada usia muda, namun sebaliknya pada usia yag lebih tua, laki-laki ditemukan menjadi merasa lebih bahagia dibandingkan perempuan.

Perbedaan ini tidak menjadi begitu terlihat ketika memasuki usia sekitar 45 tahun.

d. Pendidikan

Pendidikan mempunyai pengaruh positif karena pendidikan menjadi sebuah pendukung untuk seseorang yang meningkatkan aspirasi dan menyiapkan seseorang untuk menjalani berbagai macam hal dalam kehidupannya.

e. Spiritualitas

Spiritualitas membuat seseorang memiliki perasaan positif dalam menjalani kehidupannya dan menjadi salah satu hal yang berpotensi menjadi pendukung dalam kehidupan seseorang. Agama bermanfaat dalam kehidupan psikologis dan sosial. Pengalaman beragama dapat menyediakan rasa kebermaknaan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti bersosial dan lain sebagainya, karena manfaat yang dirasakan tiap individu berbeda-beda karena tergantung dari kebutuhan individu.

(5)

15

f. Kepribadian

Kepribadian positif dan sikap optimis yang dimiliki seseorang mampu untuk menjadi faktor kebahagiaan seseorang.

g. Biologis

Pengaruh kesehatan tidak hanya memberikan efek langsung bagaimana seseorang merasa sehat secara fisik tetapi juga kesehatan memberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan.

B. Sedekah 1. Pengertian Sedekah

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sedekah adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi; derma.

Sedekah memiliki arti yang sangat luas seperti dalam hadits dikatakan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam mengatakan “Segala bentuk kebaikan adalah sedekah” (H.R. Muslim).

Menurut Naiggolan dan Kurniawan (2014) sedekah adalah segala perilaku yang positif. Sedekah merupakan suatu bentuk perilaku dimana individu memberi, menolong dan mendoakan orang lain tanpa mengharapkan imbalan dari individu lain, melainkan hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT bukan karena niatan lain, sehingga dengan bersedekah individu akan

(6)

merasa lebih dekat dengan Tuhannya. Penelitian yang dilakukan Naiggolan dan Kurniawan (2014) ini merujuk pada Al-Qur’an, hadits dan tafsir dari beberapa tokoh sehingga mampu menggambarkan konsep sedekah dalam Al- Qur’an yang lebih komprehensif.

Sedekah memiliki konstruk yang mengarah ke perilaku prososial.

Asih dan Pratiwi (2010) mengatakan perilaku prososial adalah suatu tindakan yang mendorong seseorang untuk berinteraksi, bekerja sama, dan menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan untuk dirinya. Muzakkir (2013) mengatakan perilaku prososial merupakan semua bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memedulikan motif-motif penolong.

Dalam psikologi barat sedekah dikenal dengan istilah prosocial spending, Aknin, Dunn, Norton (dalam Dunn, dkk, 2013) mengatakan bahwa prosocial spending adalah menghabiskan uang untuk orang lain, memberikan sumbangan amal, hadiah kepada keluarga, dan berbagai pengeluaran lain, seperti memberi kopi kepada orang yang baru kita kenal. Dunn juga menjelaskan bahwa ketika melakukan tindakan memberi atau menolong terdapat kondisi yang memungkinkan individu merasa bahagia berdasarkan teori self-determination yaitu, keterhubungan (relatedness), kompetensi (competence), dan otonomi (autonomy). Hal ini dapat disimpulkan bahwa prosocial spending memiliki definisi yaitu memberikan sesuatu hal yang berkaitan dengan finansial saja. Sedangkan sedangkan sedekah menurut Islam memiliki arti luas tidak hanya pada memberi uang, namun juga memberikan

(7)

17

segala bentuk hal positif disebut dengan sedekah. Contoh kecilnya seperti tersenyum kepada sesama. Dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu, dia berkata, Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu”. (H.R. At- Tirmidzi)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas sedekah merupakan tindakan memberi, menolong dan membantu individu lain untuk meringankan beban individu tersebut tanpa mengharapkan pamrih atau balasan.

2. Dimensi Sedekah

Dimensi dalam Islam yang dikemukakan oleh Nainggolan &

Kurniawan (2014) yang berdasarkan hasil analisis faktor eksplorasi, yaitu:

a. Dermawan

Individu yang memberikan bantuan terbaik kepadda individu lain yang merupakan barang yang disukai maupun dari beberapa persen penghasilannya, individu yang dermawan tidak mengharapkan pujian dan tidak haus akan pujian ketika memberikan harta atau barangnya, individu tersebut akan memberikan bantuan terbaik walaupun dalam keadaan susah atau membutuhkan, individu tersebut tidak akan khawatir hartanya akan habis dan melakukannya secara sembunyi-sembunyi tanpa peru diketahui oleh orang lain.

b. Altruisme

Altruisme merupakan perilaku individu yang mengeluarkan rezeki kepada orang yang membutuhkan, mengeluarkan sebagian

(8)

rezekinya di saat sedang merugi maupun di saat senang kepada yang membutuhkan dengan tujuan membantu orang lain, tidak hanya dengan materi, tetapi individu dengan altruisme juga mendo’akan orang lain yang sedang kesusahan, mendoakan kebaikan untuk orang lain dan juga mengajak orang lain untuk membantu orang yang kesusahan.

c. Ikhlas

Individu yang hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT, tidak mengharapkan imbalan dan memberi hanya karena Allah SWT, disebut idividu yang ikhlas, sehingga individu yang memberi dengan tidak mengharapkan balasan merupakan individu yang ikhlas.

C. Hubungan Sedekah dengan Kepuasan Hidup

Kepuasan hidup individu satu berbeda dengan individu lainnya. Ada individu yang merasa cukup dengan satu barang yang dimiliki, namun bisa berbeda dengan individu lain yang menginginkan lebih dari satu barang.

Kepuasan hidup adalah perasaan yang dimana individu akan merasa bahagia ketika kebutuhan dan keinginan individu tersebut terpenuhi. Diener, dkk (1999) mengatakan kepuasaan hidup sejajar dengan konsep well-being dan merupakan hasil dari perbandingan segala peristiwa yang dialami antara harapan dan keinginan, definisi lain menjelaskan bahwa kepuasaan hidup merupakan penilaian kognitif terhadap dirinya.

Penelitian Pargament dalam Novandy (2014) menemukan bahwa banyak individu yang beralih ke agama sebagai sumber kekuatan dan upaya mereka

(9)

19

dalam memahami dan berhubungan dengan waktu yang tersulit dalam hidup mereka. Pada salah satu faktor kepuasan hidup yang dikemukakan oleh Diener (1999) yaitu faktor spiritualitas. Dalam meningkatkan kepuasan hidup, individu dapat melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan spiritualitasnya, misalnya dengan melakukan kegiatan membantu atau menolong sesama. Membantu bisa dalam bentuk apa saja, seperti dalam memberikan pertolongan kepada individu lain yang membutuhkan. Dunn, Aknin, Norton (2013) mengatakan bahwa menolong orang lain dapat memberikan efek emosional yang positif ketika memenuhi kebutuhan dasar dalam hubungan sosial. individu lebih bahagia ketika mengeluarkan uang untuk prososial jika mendapatkan kesempatan berhubungan dengan orang lain (relatedness), individu dapat melihat bahwa donasi yang diberikan memberi dampak positif (competence), dan individu merasa bahwa mereka bebas atau tidak untuk memberikan sumbangan (autonomy).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2014) mengatakan bahwa sedekah merupakan suatu bentuk perilaku dimana individu melakukan sedekah dengan memberi, menolong, dan mendoakan orang lain tanpa mengharapkan imbalan balik dan hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti memiliki asumsi bahwa ada pengaruh positif dari perilaku individu yang bersedekah dapat mengontrol kehidupan seseorang sehingga dapat dikatakan sedekah memiliki hubungan positif dengan kepuasan hidup.

(10)

D. Hipotesis Penelitian

Adanya hubungan positif antara sedekah dengan kepuasan hidup. Semakin tinggi intensitas sedekah maka semakin tinggi pula kepuasan hidup individu.

Sebaliknya semakin rendah intensitas sedekah seseorang semakin rendah pula kepuasan hidup yang dimiliki.

Referensi

Dokumen terkait

Pada percobaan untuk menentukan hubungan komposisi etanol pada destilat dan residu titik didihnya terjadi penyimpangan pada destilat dimana seharusnya titk didih

Hasil analisa kuisioner menunjukkan permasalahan yang teridentifikasi meliputi kebutuhan lahan, overlapping wilayah pemanfaatan, ancaman pencemaran dan degradasi

Pengukuran kinerja dalam pengujian Habbe (2001) mengacu dari penelitian Anthony dan Ramesh (1992) yang menemukan bahwa pertumbuhan unexpected earnings pada perusahaan

Jadi kata santri adalah orang yang sedang belajar pada seseorang (guru). Maka istilah santri sama dengan istilah murid. Kajian teoretis di atas mengandung permasalahan

(2) Berita acara penyerahan pekerjaan hasil pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV A dan Lampiran IV B

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dihasilkan rumusan masalah penelitian ini yaitu Adakah hubungan yang signifikan antara kematangan

Meskipun tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dan kejadian demensia namun dari penelitian ini didapatkan bahwa aktifitas fisik, mental, spiritual, dan sosial