• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN

PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan II Dosen Pengampu Ibu Dhini Suryandari, SE., M.Si., Ak.

Disusun Oleh:

Mustangin (7211413002)

Puput Wiji AStuti (7211413003)

Eka Dhia Atikah (7211413014)

Dyah Fitri Prihatiningsih (7211413016)

Ratna Fitriana (7211413019)

Ana Widowati (7211413031)

JURUSAN AKUNTANSI

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ekonomi Islam yang berjudul “Sampling Audit untuk Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah pengauditan dua Ibu Dhini Suryandari, SE., M.Si., Ak.

Harapan penulis, karya tulis ini dapat menjadi salah satu bahan ajar untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait materi pengauditan khususnya mengenai sampling audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian sustabtif atas transaksi yang didalamnya mencakup apa saja langkah-langkah sampling audit yang benar sehingga dapat meningkatkan kemungkinan keterwakilan sampel terhadap populasi.

Penulis menyajikan karya tulis ini dengan bahasa yang sederhana dan lugas. Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran sampling audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ini. Besar harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan pihak lain pada umumnya.

Semarang, September 2015

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan Penulisan... 2

D. Manfaat Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN... 3

A. Sampel Representatif... 3

B. Sampling Statitsik Versus Sampling Nonstatistik dan Pemilihan Sampel Probabilistik Versus NonProbabilistik... 4

C. Metode Pemilihan Sampel Nonprobabilistik... 5

D. Metode Pemilihan Sampel Probabilistik ... 8

E. Sampling untuk Tingkat Pengecualian... 10

F. Aplikasi Sampling Audit Nonstatistik... 12

G. Sampling Audit Statistik... 29

H. Distribusi Sampling... 29

I. Aplikasi Sampling Atribut... 29

BAB III PENUTUP... 33

A. Simpulan... 33

B. Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA... 34

DAFTAR TABEL

(4)

Tabel 3. Atribut yang Didefinisikan (Pengujian atas Fungsi Penagihan)... 17 Tabel 4. Pedoman bagi ARACR dan TER untuk Sampling Nonstatistik

Pengujian Pengendalian... 21 Tabel 5. Pedoman bagi ARACR dan TER untuk Sampling Nonstatistik

Pengujian Substantif atas Transaksi... 22 Tabel 6. Dampak Faktor Perubahan terhadap Ukuran Sampel... 23

DAFTAR BAGAN

Tabel 1. Ikhtisar Langkah-langkah Sampling Audit... 28

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang auditor dalam menentukan sampling audit dari suatu populasi haruslah bersifat representatif. Apabila seorang auditor tidak mampu memutuskan item-item mana saja yang akan menjadi sampling, maka hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap evaluasi akhir. Untuk itulah, seorang auditor harus memikirkan dan memutuskan metode manakah yang tepat dalam penetapan sampling.

Metode yang dapat dilakukan seorang auditor ada dua yaitu statistik dan non statistik. Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dan dalam hal ini, diperlukan insting bagi seorang auditor professional.

Demi tercapainya sampling yang representatif, perlu ditelaah mengapa dan bagaimana penerapan dari masing-masing metode tersebut. Dan sangat dibutuhkan perhatian lebih dalam penetapan sampling karena akan berpengaruh terhadap hasil evaluasi terakhir. Sehingga dalam hal ini diharapkan auditor dapat melakukan prosedur audit yang tepat dan efektif serta melaksanakan semua langkah-langkah sampling dengan benar agar dihasilkan sampel yang representatif terhadap keseluruhan populasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari karya tulis ini adalah:

1) Apa yang dimaksud dengan sampling representatif?.

2) Bagaimana membedakan antara sampling statistik dan nonstatistik serta antara pemilihan sampel probabilistik dan nonprobabilistik?.

3) Bagaimana cara memilih sampel yang representative?

4) Apa yang dimaksud dengan sampling audit untuk tingkat pengecualian?.

5) Bagaimana menggunakan sampling nonstatistik dalam pengujian pengendalian dan

(6)

7) Bagaimana menggunakan sampling atribut dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi?.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penulisan karya tulis ini adalah:

1 Menjelaskan konsep sampling representatif.

2 Membedakan antara sampling statistik dan nonstatistik serta antara pemilihan sampel probabilistik dan nonprobabilistik.

3 Mendefinisikan dan menguraikan sampling audit untuk tingkat pengecualian.

4 Menggunakan sampling nonstatistik dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

5 Mendefinisikan dan menguraikan sampling atribut dan dsitribusi sampling.

6 Menggunakan sampling atribut dalam pengujian pengendalian dan pengujijna substantif atas transaksi

D. Manfaat Penulisan

Pembuatan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait yaitu bagi penulis dan khususnya bagi pemerintah serta para pelaku bisnis di Indonesia.

1. Secara teoritis, manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa terkait materi pengauditan khususnya mengenai sampling audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian sustabtif atas transaksi yang didalamnya mencakup apa saja langkah-langkah sampling audit.

2. Manfaat praktis dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai bahan masukan kepada auditor untuk senantiasa meningkatkan keterampilan profesionalnya yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan hasil sampel audit dan dalam mengenali pengecualian dalam sampel serta diharapkan auditor dapat memilih metode mana yang sesuai untuk digunakan dalam pemillihan sampel sehingga meningkatkan kemungkinan terwujudnya sampel yang representatif.

BAB II PEMBAHASAN

(7)

A. SAMPEL REPRESENTATIF

Ketika memilih sampel dari populasi, auditor berusaha untuk memperoleh sampel yang representatif. Sampel representatif (representative sample) adalah sampel yang karakteristiknya hampir sama dengan yang dimiliki oleh populasi. Ini berarti bahwa item-item yang dijadikan sampel serupa dengan item-item yang tidak dijadikan sampel.

Dalam praktiknya, auditor tidak pernah mengetahui apakah suatu sampel bersifat representatif atau tidak, bahkan setelah semua pengujian selesai dilakukan. Akan tetapi auditor dapat meningkatkan kemungkinan sampel dianggap representatif dengan cara merancang proses sampling dan pemilihan sampel dengan cermat serta evaluasi hasil sampel tersebut. Hasil sampel dapat menjadi nonrepresentatif akibat kesalahan nonsampling atau kesalahan sampling.

Risiko dari kedua jenis kesalahan yang terjadi tersebut sebagai risiko nonsampling dan risiko sampling.

Risiko nonsampling (nonsampling risk) adalah risiko bahwa pengujian audit tidak menemukan pengecualian yang ada dalam sampel. Dua penyebab risiko nonsampling adalah kegagalan auditor untuk mengenali pengecualian tersebut dan prosedur audit yang tidak sesuai dan efektif. Auditor yang gagal mengenali pengecualian diasumsikan karena kelelahan, bosan, atau tidak memahami apa yang harus dicari. Prosedur audit yang dirancang dengan cermat, instruksi yang tepat, pengawsan, dan review merupakan cara yang efektif untuk mengendalikan risiko nonsampling.

Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko bahwa auditor akan mecapai kesimpulan yang salah karena sampel dari populasi tersebut tidak representatif. Dengan kata lain risiko sampling adalah bagian sampling yang melekat akibat menguji lebih sedikit dari populasi secara keseluruhan.

Auditor memiliki dua cara untuk mengendalikan risiko sampling:

1. Menyesuaikan ukuran sampel

2. Menggunakan metode pemilihan item sampel yang tepat dari populasi.

(8)

Meningkatkan ukuran sampel dapat mengurangi risiko sampling, dan sebaliknya. Penggunaan metode pemilihan sampel yang sesuai dapat meningkatkan kemungkinan keterwakilan sampel yang bersangkutan. Hal ini tidak menghilangkan atau bahkan mengurangi risiko sampling, akan tetapi hal ini dapat memungkinkan auditor untuk mngukur risiko yang berkaitan dengan ukuran sampel tertentu.

B. SAMPLING STATISTIK VERSUS SAMPLING NONSTATISTIK DAN

PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK VERSUS

NONPROBABILISTIK

Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama yaitu sampling statistik dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut serupa karena keduanya melibatkan tiga tahap: (1) perencanaan sampel, (2) pemilihan sampel dan melakukan pengujian, dan (3) pengevaluasian hasil. Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling.

Sampling statistik (statistical sampling) berbeda dari sampling nonstatistik karena sampling statistik menerapkan aturan matematika, auditor juga dapat mengukur risiko sampling dalam merencanakan sampel, dan mengevaluasi hasil. Sedangkan dalam sampling nonstatistik (nonstatistical sampling), auditor tidak mengukur risiko sampling akan tetapi auditor memilih item sampel yang diyakini akan memberikan informasi yang paling bermanfaat dalam situasi tertentu, dan mencapai kesimpulan mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Sehingga metode sampling nonstatistik sering juga disebut dengan sampling pertimbangan (judgmental sampling).

1. Pemilihan Sampel Probalistik dan Sampel Nonprobabilistik

Jika auditor menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabilistic sample selection), auditor memilih secara acak item-item yang ada sehingga setiap item populasi memiliki probabilitas yang sama untuk dimasukkan dalam sampel. Dalam pemilihan sampel nonprobabilistik (nonprobabilistic sample

(9)

selection), auditor memilih item sampel dengan menggunakan pertimbangan profesional dan bukan metode probabilistik.

2. Penerapan Sampling Statistik dan Sampling Nonstatistik dalam Praktik serta Metode Pemilihan Sampel

Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode sampling statistik maupun nonstatistik. Jika sampling statistik digunakan, sampel harus bersifat probabilistik dan harus menggunakan metode evaluasi statistik yang tepat sehingga hasil sampel dapat digunakan untuk melakukan perhitungan risiko sampling. Auditor dapat juga melakukan evaluasi nonstatistik jika menggunakan pemilihan probabilistik, tetapi jarang dapat diterima apabila mengevaluasi sampel nonprobabilistik dengan metode sampling statistik

Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit nonstatistik dan ketiganya bersifat nonprobabilistik.

Sementara itu, ada empat jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik, yang semuanya bersifat probabilistik.

Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini:

 Pemilihan sampel terarah

 Pemilihan sampel blok

 Pemilihan sampel sembarangan

Metode pemilihan sampel probabilistik, termasuk berikut ini:

 Pemilihan sampel acak sederhana

 Pemilihan sampel sistematis

 Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran

 Pemilihan sampel bertahap

C. METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK

(10)

metode tersebut tidak didasarkan pada probabilitas matematik sehingga keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan.

1 Pemilihan Sampel Terarah

Dalam pemilihan sampel terarah (directed sample selection) auditor dengan sengaja memilih setiap item dalam sampel berdasarkan kriteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan pemilihan acak. Pendekatan yang umumnya digunakan termasuk:

a) Pos yang paling mungkin mengandung salah saji

Auditor sering kali mampu mengidentifikasi item-item populasi mana yang paling mungkin mengandung salah saji. Contohnya adalah piutang usaha yang telah lama beredar, pembelian dari dan penjualan ke pejabat perusahaan afiliasi, dan transaksi tidak biasa yang besar dan kompleks. Auditor dapat menyelidiki jenis pos tersebut dengan efisien dan hasilnya dapat diterapkan pada populasi yang dipertimbangkan. Dalam mengevaluasi sampel semacam itu, biasanya auditor berargumen bahwa jika tidak ada satu pun pos-pos dalam laporan keuangan yang dipilih mengandung salah saji, maka tidak mungkin populasi mengandung salah saji yang material.

b) Pos yang mengandung karakteristik populasi terpilih

Dengan memilih satu atau lebih pos yang memiliki karakteristik populasi yang berbeda, auditor mungkin bisa merancang smapel agar representatif.

Sebagai contoh, auditor mungkin memilih sampel pengeluaran kas dari setiap bulan, setiap rekening atau lokasi bank, dan setiap jenis akuisisi utama.

c) Cakupan nilai uang yang besar

Auditor terkadang dapat memillih sampel yang mewakili total nilai uang populasi yang besar sehingga mengurangi risiko pengambilan kesimpulan yang tidak tepat dengan tidak memeriksa pos-pos kecil dalam populasi. Ini merupakan pendekatan yang praktis pada banyak audit, terutama audit yang lebih kecil, di mana beberapa item populasi akan mewakili nilai total dari populasi tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan Bimbingan Perkawinan adalah proses pengarahan atau pemberian bantuan yang dilakukan oleh petugas KUA berupa nasihat sebelum melangsungkan ikatan lahir batin

Untuk mempercepat proses pencarian arsip tentang data mahasiswa atau taruna Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda baik itu data pribadi mahasiswa, judul Tugas Akhir,

Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga dengan memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha

DIREKTUR LALU LINTAS POLDA NTB KASUBBAG RENMIN. I WAYAN ALUS

Nabi Musa perintahkan lelaki tersebut untuk pergi menadah air yang jatuh dari bumbung rumah orang yang meninggalkan solat dan minum air tu Lelaki itu pun senang hati, menjalankan apa

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan dan diikuti oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Analisis yang dilakukan memberikan beberapa hasil, pada tanaman jagung dapat diamati bahwa perlakuan pupuk P1, P2 dan P3 tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah

Penelitian ini penting dilakukan dan berbeda dari penelitian sebelumnya karena akan membahas wisata alam berbasis kearifan lokal di Desa Sungai Rutas Kabupaten