Processing Teh
TANAMAN TEH PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT BAH BUTONG, SUMATERA UTARA
Mata Kuliah : Sustainable Plantation
Dosen : Sri Purwati W W, M.B.A, Ak. CA
The full Team Kel.5
Apri Supriyanto
Verli Arlita Qatrun Nada
Nadhifa Muhammad Noor
Arifin Muklis
Muhammad Didik
17/03/2022 PRESENTATION FROM KEL.5 2
Proses Pengolahan
KEGIATAN PENGOLAHAN DIPENGARUHI OLEH BEBERAPA FACTOR
PENENTU DIANTARANYA ADALAH BAHAN BAKU, PROSES PENGOLAHAN PERALATAN ATAU MESIN, YANG DIGUNAKAN DAN PEMASARANNYA .
Proses pengolahan merupakan langkah untuk mengubah bahan b aku menjadi suatu produk olahan. Pengolahan teh adalah metode yang diterapkan pada pucuk daun teh (camellia sinensis) yang merupakan proses mengu b ah pucuk teh menjadi produk teh kering dengan karakter mutu yang khas disukai oleh konsumen dan membuatnya menjadi komoditas yang siap dikonsumsi.
CONTOH PRODUK TEH PTPN IV
TEH HITAM
TEH BUTONG DAN TOBASARI TEH CELUP
Proses produksi di PT Perkebunan Nusantara 4 unit kebun Bah Butong dimulai dengan mengolah bahan baku sampai
menjadi produk di mana bahan baku yang digunakan adalah pucuk teh produk yang dihasilkan adalah Teh hijau dan teh hitam. Tujuan pokok yang hendak dicapai adalah outer quality atau bentuk luar (yang sesuai dengan standar) dan inner quality atau bentuk dalam (rasa dan aroma).
◦ Dalam Proses pengolahan teh hitam dilakukan beberapa tahapan-tahapan pengolahan. Proses tersebut dimulai dari:
◦ - Stasiun Penerimaan Pucuk basah
◦ - Stasiun Pelayuan
◦ - Stasiun Penggulungan
◦ - Stasiun Osidasi Enzimatis
◦ - Stasiun Sortasi
◦ - Stasiu Pengepakan dan Penyimpanan
◦ - Tea Testing
Tahapan Pengolahan Teh Hitam
Stasiun Penerimaan
Pucuk Basah Stasiun Pelayuan Stasiun Penggulungan Stasiun Oksidasi Enzimatis
Stasiun Pengeringan Stasiun Sortasi Stasiun Pengepakan dan
Penyimpanan Tea Testing
3/28/2022 PRESENTATION TITLE 6
1. Proses Pertama : Pemetikan
Daun teh yang dipetik adalah daun-daun yang paling berada di pucuk dan satu buah kuntum, dapat menggunakan tangan ataupun mesin. Pemetikan menggunakan tangan biasanya dilakukan ketika kualitas the yang dipetik menjadi prioritas utama. Pemetikan
dengan menggunakan mesin memiliki risiko lebih banyak daun teh yang rusak dan teruang sehingga leih jarang dilakukan. Pemetikan daun teh juga memiliki cara yaitu daun tidak boleh dipijit, tetapi ditarik atau langsung dipangkas.
A. Stasiun Penerimaan Pucuk basah
Truck berisi pucuk basah dari afdeling langsung ditimbang dan selanjutnya pucuk teh didalam fishnet untuk dinaikkan ke kursi monorail dan segera di bongkar didalam WT (Withering Throught) hingga penuh. Pengisian WT dilakukan sesuai dengan kapasitas WT (25 kg- 35 kg pucuk/m2) dan kapasitas fan WT (18-20 CFM/KG Pucuk.
Pada saat pengisian WT, udara segar dialirkan dengan menghidupkan kipas WT
menggunakan Blower secara rata. Selanjutnya pengiraban pucuk dilakukan dengan cara ersamaan, dimana setiap orang melakukan pengiraban secara berhadapan. Hasil pengiraban yang baik ditentukan berdasarkan terpisahnya pucuk antara satu dengan yang lain agar udara yang dialirkan kipas WT dapat bebas melaluinya. Pucuk yang berjatuhan di lantai segera dimasukkan kembali kedalam WT.
b. Stasiun Pelayuan
Tujuan utama pelayuan adalah untuk mengurangi kadar air yang ada pada permukaan atau bagian dalam pucuk secara merata. Berkurangnya kadar air menjadikan pucuk layu lentur sehingga pada saat berada di proses penggulungan pucuk leih mudah untuk digulung.
Tujuan pelayuan adalah sebagai berikut:
1. Megurangi kadar air pucuk segar sampai 40-50%
2. Mengondisikan pucuk sehingga terjadi perubahan senyawa yang dikehendaki didalam daun teh.
3. Mempermudah proses selanjutnya, yaitu melemaskan daun supaya dapat digiling dan digulung dengan baik (tidak hancur)
Proses
pembalikan pucuk basah
Selama pelayuan, pembalikan pucuk dilakukan 3 kali sehari dalam kurun waktu 18-20 jam. Pembalikan dilakuan apabila dibagian bawah mulai layu dan ketebalan isian mulai
menurun.
◦ Setelah selesai pembalikan, pucuk-pucuk yang berceceran
dinaikkan ke WT, kemudian permukaan pucuk diratakan kembali.
Pucuk yang telah layu diangkut dari dalam WT menggunakan alat pengangkut, dan diletakkan dibagian atas masing-masing tutup Open Top Roller (OTR).
Penumpukan
daun layu diatas tutup OTR
Withering Trought
C. Stasiun Penggulungan
STASIUN PENGGULUNGAN
Penggulungan bertujuan untuk mendapatkan partikel teh yang dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses pengolahan selanjutnya, yaitu oksidasi enzimatis, pengeringan, dan sortasi. Peralatan yang digunakan di stasiun penggulungan, yaitu mesin OTR (Open Top
Roller), mesin PCR (Press Cup Roller), mesin RV (Rotor Vane), dan mesin DIBN (Double Indian Balbeger Nasortirdier).
Pucuk layu dimasukkan kedalam OTR sebanyak 350-375 kg digulung selama 50 menit, berguna sebagai penggilingan daun teh. Selanjutnya daun teh yang digiling dimasukkann kedalam hopper melalui conveyer dan dialirkan menuju mesin pertama (DIBN).
◦ Oksidasi enzimatis bertujuan untuk memperoleh sifat-sifat karakteristik teh yang dikehendaki yaitu warna air seduhan (Liqyer) dan aroma air seduhan, serta warna ampas seduhan (Infused leaf), bubuk yang telah didapat pada stasiun penggulungan dibawa keruang oksidasi enzimatis.
◦ Suhu ruang yang digunakan selama proses ini 22-25’C. Pada saat ini setiap suhu pada bubuk I,II,III, dicatat setiap jamnya agar tidak melebihi kisaran 26- 27’C. Waktu penarikan bubuk dari proses oksidasi secara umum berkisar pada suhu 27,6’C.
Kartu Oksidasi
d. Stasiun Oksidasi Enzimatis
e. Stasiun Pengeringan
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap/air secara simultan, yang dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya adalah udara panas. Proses pengeringan
berlangsung lebih kurang 18-20 menit. Bila pengeringan terlalu lama dapat menyebabkan teh gosong, sehingga rasanya tidak enak, tetapi bila terlalu cepat dapat menghasilkan teh yang mentah.
Pengeringan dapat menurunkan kadar air dalam the sehingga the akan lama dalam penyimpanan. Selain itu, pengeringan pada pengolahan teeh hitam juga dapat memunuh adanya mikroba karena pada suhu tinggi mikroba tidak tahan dan mati.
Dalam proses pengeringan harus benar-benar diperhatikan kinerja pengeringan yaitu efesiensi dan efektvitas dari alat pengering. Seelum melakukan pengeringan, dilakukan pemanasan mesin selama +- 45 menit
f. Pra Sortasi
Bubuk teh (I,II,II,IV dan BADAG) akan menuju ayakan Middleton , Ayakan ini berguna untuk memisahkan serat dan gagang panjang. Bubuk teh yang telah melalui proses pengeringan akan menuju vibro yang berguna untuk mengangkat bubuk yang ringan. Vibro ini menggunakan daya panas sehingga partikel vibro mudah menempel pada ayakan vibro. Kemudian bubuk teh akan menuju Silo yang berfungsi sebagai alat angkut ke stasiun sortasi.
Gambar ayakan nissen Mesin vibro
Mesin Middle
◦ Sortasi adalah proses pemisahan jenis the yang berdasarkan ukuran partikel, sehingga sesuai dengan standar yang erlaku. Sortasi pada dasarnya ertujuan untuk memisahkan teh menjadi beberapa grade, menyeragamkan ukuran, density, dan bentuk partikel teh kering.
◦ Bubuk hasil dari proses pengeringan diayak menggunakan mesin
nissen untuk memisahkan 5 jenis bubuk menjadi 16 jenis berdasarkan ukuran mesh. Kemudian hasil the kering dari nissen akan menuju mesin siliran yang berfungsi untuk memisahkan bubuk dari pasir dan debu. Hasil dari siliran kemudian diersihkan menggunakan mesin vibro untuk mengangkat partikelpartikel ringan. Pemisahan
berdasarkan ukuran partikel teh jadi menggunakan ayakan dengan ukuran mesh sebagai berikut:
Tangki penyimpanan bubuk sementara
g. Stasiun Sortasi
ayakan
e. Stasiun Pengeringan
Keseluruhan hasil sortasi akan menghasilkan grade yang berbeda-beda yaitu :
a. Grade I
1. BOPI (Broken Orange Pecco) 2. BOP (Broke Orange Pecco) 3. BT
4. BP ( Broken Pecco)
5. BOPF ( Broke Orange Pecco Fanning) 6. PF ( Pecco Fanning)
7. Dust I
b. Grade II
8. BP II (Broke Pecco) 9. BT II (Broke Tea II) 10. PF II (Pecco Fanning) 11. Dust II
12. Dust III 13. Dust IV
14. Fann II (Fanning II) C. Grade III
d. RBO (Residu Broken Orange)
h. Stasiun Pengepakan dan Penyimpanan
Bin yang memiliki 16 jenis bubuk teh dialirkan ke blender yang memiliki 8 ruangan. Kemudian klep dibuka dan
bubuk teh dimasukkan kedalam kotak. Kotak tersebut akan dibawa ke ruang laboratorium tester. Selanjutnya ditimbang dan melewati rolling press. Rolling pres digunakan untuk meratakan dan memadatkan isian bubuk teh di dalam papersack.
Tea yang telah dikemas baik dengan papersack maupun karung, untuk sementara disimpan di gudang produksi menunggu rekomendasi dari laboratorium yang menyatakan setuju tidak untuk dilakukannya pengiriman.
Karena kondisi the yang bersifat higroskopis terhadap uap air/udara serta bau-bauan, maka kondisi ruang teh tidak boleh lembab dan jauhkan dari benda-benda yang berbau. Syarat-syarat penyimpanan tidak boleh
lembab dan tidak berbau.
Press Roller
Tea Testing
A D A L A H P R O S ES P E N G UJ I A N M U T U T E H B E R D A S A R K A N UJ I O R G A N O L E P T I K , YA I T U WA R N A S E D U H A N D A N A M PA S T H E JA D I YA N G D I L A KU K A N D A L A M L A B O R ATO R I U M .
D A L A M P E M B UATA N S E D U H A N T E H , UJ I T E S T E S T E R A I R YA N G D I G U N A K A N YA I T U A I R YA N G S U D A H D I L A KU K A N P E N Y U L I N G A N K E M U D I A N D I PA N A S K A N S A M PA I M E N D I D I H .
Pengujian Tea testing dilakukan dengan 2 kali penyeduhan, yaitu:
Penyeduhan bubuk setelah pengeringan yang terdiri dari : Bubuk I, II, III, IV dan
BADAG yang bertujuan untuk mengetahui kesalahan pada proses pengolahan.
Penyeduhan setelah sortasi pada 16 jenis teh bertujuan untuk menentukan rasa, warna, dan aroma. Jika pengujian penyeduhan sesuai dengan standar, maka sudah siap untuk dipasarkan.