• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen biasa disebut dengan System Information (SI). Sistem informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. manajemen biasa disebut dengan System Information (SI). Sistem informasi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern ini terdapat alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna mempermudah aktivitas masyarakat, yakni teknologi.

Teknologi yang dipadukan dengan aktivitas atau kegiatan masyarakat yang telah menggunakan teknologi tersebut guna untuk mendukung operasi dan manajemen biasa disebut dengan System Information (SI). Sistem informasi yang selalu memiliki manfaat yang begitu berarti terhadap kemajuan dan perkembangan suatu perusahaan atau organisasi. Namun, tidak hanya perusahaan melainkan pada dunia usaha seperti UMKM. Tanpa kita sadari dari adanya perkembangan teknologi saat ini, yang menjadi dan terkena dampak terbesarnya yaitu sector keuangan atau dengan kata lain teknologi telah terjun kedalam sektor keuangan. Contohnya adalah fintech (Financial Technology).

Keadaan tersebut akan merubah industry keuangan ke era digital sehingga menjadikan Indonesia sebagai ekosistem ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. (Kominfo, 2015).

Fintech merupakan teknologi yang mendukung layanan jasa keuangan.

Jasa keuangan telah dianggap keberadannya bahwa memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara.

Fintech juga merupakan suatu daya tarik terhadap masyarakat karena dapat memberikan solusi yang lebih efektif dan praktis. Berdasarkan PBI Nomor 9/12/PBI/2017, telah mengungkapkan terkait Penyelenggaraan Technology

(2)

2

Financial bahwa fintech ialah penggunaan teknologi disistem keuangan untuk menghasilkan produk, layanan, teknologi dan model bisnis baru serta bisa berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan/atau efisiensi, keamanan dan kelancaran bertransaksi dan yang paling sering digunakan dan dirasakan yaitu keandalan dalam sistem pembayaran.

(Rahmayani, 2019)

Menurut Wibowo (2016), industry fintech di Indonesia terus mengalami perkembangan yang dapat dilihat dari banyaknya startup-startup yang bermunculan sehingga dapat menarik perhatian seluruh pebisnis di Indonesia.

Sehingga, fintech di Indonesia memiliki alasan untuk menarik perhatian industri, yaitu :

a. Dapat mempermudah jalannya proses dalam bidang financial b. Dapat mengembangkan teknologi yang menunjang

c. Termotivasi dari pelaku bisnis yang sebelumnya d. Lebih praktis dibanding bisnis konvensional

e. Pemakaian teknologi software dan bagian analisis resiko yaitu big data.

Data terakhir, 22 Desember 2020 menyebutkan bahwa jumlah fintech yang terdaftar dan berizin pada otoritas jasa keuangan adalah sebanyak 149 perusahaan (OJK, 2020). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar semua kegiatan dalam sector jasa keuangan dapat terselenggara sehingga mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil. Tugas OJK sendiri yakni melakukan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan, yang terkhusus dalam perkembangan fintech.

(3)

3

OJK ini mengawasi fintech P2P lending, crowdfunding, fintech di pasar modal, insurtech, pembayaran online, perlindungan konsumen dan perbankan digital.

Fintech sendiri terdiri atas Crowdfunding dan peer to per lending, Market Aggregator, Risk dan Invesment Management, Payment, Settlement and Clearing. Dari banyaknya kalsifikasi fintech diatas, namun dalam penelitian ini hanya membahas terkait paymentnya saja. Karena dalam kehidupan sehari-hari pembayaran online telah menjadi kebutuhan dalam berbisnis dalam mempermudah kegiatan operasional yang dilakukan.

Pada tahun 2020, penyelenggara acara Indonesia Fintech Summit (IFS)

& Pekan Fintech Nasional (PFN) berhasil membukukan total transaksi yang mencapai Rp 4,6 triliun. Nilai itu berasal dari transaksi uang elektronik dan transaski pembiayaan fintech (Ardianto, 2020).

Dengan adanya fintech terkait sistem pembayaran, masyarakat tidak perlu lagi kesusahan dalam melakukan kegiatannya apalagi dalam berbisnis karena di era sekarang kegiatan pembayarannya dapat dilakukan secara online.

Yang dulunya membayar harus bertemu langsung terhadap pemilik bisnis dan membawa uang untuk membayar langsung, namun untuk sekarang ini dapat melakukan transaksi jarak jauh yang dimana pembayarannya dilakukan secara online dan tidak memakan waktu banyak (Douglas W. Arner, Jànos Barberis, 2017). Peningkatan jumlah perusahaan fintech yang signifikan ditiap quarternya terjadi karena adanya permintaan dari masyarakat yang tergolong tinggi dan diikuti dengan factor pertumbuhan digitalisasi yang terus meningkat (Ramzie, 2019). Dalam proses operasionalnya, fintech memberikan kemudahan

(4)

4

dalam pelayanan seperti mengkases melalui smartphone ataupun lewat media PC. Sistem yang digunakan dalam fintech ini berupa aplikasi dan website.

Adapun jenis layanan fintech yang bisa didapatkan menurut (Rumondang, 2018) seperti; Layanan pembayaran digital ialah layanan yang pembayaran yang sifatnya sangat sederhana, praktis dan juga aman yang menjadikan para pembeli dengan mudah melakukan transaksi ini tanpa memakan waktu yang banyak. Karena hal ini langsung dapat diakses dirumah atau dimana pun melalui internet, sebagai contoh aplikasi OVO yang merupakan salah satu layanan financial technology yang menyiapkan sistem pembayaran via online yang bekerja sama dengan perusahaan jasa transportasi online seperti grab. Kedua, layanan pengaturan keuangan merupakan layanan yang biasanya bertujuan untuk membantu para pebisnis UMKM dalam mengatur keuangan perusahaan, layanan yang diberikan berupa pencatatan pengeluaran, pemantauan kinerja investasi, konsultasi keuangan tanpa biaya dan juga pembuatan anggaran, layanan yang diberikan oleh perusahaan teknologi keuangan seperti Ngatur Duit dan Dompet Sehat. Dan yang ketiga, pinjaman modal. Berdasarkan namanya, layanan ini akan memberikan pinjaman modal dengan proses pengajuan yang tidak rumit, berbeda dengan bank konvensional umumnya. Begitu juga dengan pencairan dana atau pinjamannya yang tidak memakan waktu yang lama, kurang dari seminggu pinjam tersebut bisa cair. Fintech yang menyediakan layanan ini dapat ditemukan di Modalku dan Pinjaman.com.

(5)

5

Permasalahan pada saat proses pembayaran dan transaksi jual beli yang dimana halnya para konsumen yang tidak sempat mencari barang ke toko yang dibutuhkan, ka bank/ATM yang juah untuk mentransfer dana, dan juga keengganan pelanggan mengunjungi tempat dimana pelayanan kurang memuaskan. Fintech membantu transaksi jual beli dengan proses pembayaran yang menjadi lebih efisien dan ekonomis namun tetap efektif (Bank Indonesia, 2018)

Sekarang, telah banyak UMKM di Indonesia dengan berbagai sektor yang berkembang pesat dan telah memanfaatkan fintech guna mempermudah kegiatan operasional yang dijalankan, salah satunya dalam penerapan sistem pembayaran digital. Seiring berkembangnya teknologi dalam hal pembayaran digital, otomatis para pelaku UMKM mau tidak mau harus mengikuti perkembangan ini, jika tidak maka UMKM tersebut akan tertinggal dan kalah dengan UMKM lain yang menerapkan fintech. Dengan menggunakan sistem pembayaran digital, dengan sendirinya para pelaku UMKM akan mendapatkan pelanggan yang lebih banyak, dapat mengurangi ongkos operasional, dan memiliki peluang besar untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

Dikarenakan tingkat penjualan juga semakin meningkat, oleh karena itu seiring bertambahnya transaski yang terjadi maka akan meningkatkan jumlah penjualan dan dengan otomatis pendapatan usaha juga ikut meningkat (Widyayanti, 2020). Kehadiran layanan fintech keuangan berbasis teknologi di Indonesia telah menjadi keniscayaan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Wibowo, 2016).

(6)

6

Konsumen keuangan yakni Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan teknologi. Konsumen keuangan yang dimaksud disini yaitu, para pelaku UMKM yang memiliki kemampuan keuangan yang cukup baik dan biasanya terdapat pada golongan anak muda yang paham akan teknologi, tinggal daerah perkotaan dan terbilang kaum milenial dan merupakan pengguna fintech terbanyak. (Agustin, 2019)

Rahma (2018) menerangkan Fintech adalah bukan layanan yang diberikan oleh perbankan melainkan model bisnis baru yang sangat membantu masyarakat. Fintech memberikan jasa berupa transaksi keuangan tanpa harus memiliki rekening seperti diperbankan pada umumnya. Fintech tetap diatur oleh Bank Indonesia meskipun bukan lembaga keuangan seperti perbankan, hal ini bertujuan agar konsumen atau masyarakat dapat terlindungi. Bank Indonesia mengatur perusahaan penyelenggara fintech untuk wajib mendaftarkan perusahaannya pada Bank Indonesia ataupun Otoritas Jasa Keuangan.

Wardani (2020) menjelaskan bahwa peran dari adanya pengimplementasian fintech dapat meningkatan literasi keuangan dengan memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM dalam mengelola serta memahami keuangan mereka dikarenakan teknologi ini telah memberikan kemudahan pada saat pembayaran secara digital yang dimana secara otomatis akan memberikan pencatatan dalam pemasukan transaksi yang terjadi.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian sebelumnya sudah ada yang membahas UMKM yang ada di Pulau Jawa terkait fintech, sedangkan penelitian ini membahas UMKM yang ada di Pulau

(7)

7

Kalimantan, khususnya Kalimantan Utara Kota Tarakan yang merupakan kota kecil namun memberikan sumbangsih yang cukup dalam roda penggerak ekonomi. Fintech yang digunakan dalam pulau jawa ini lebih membutuhkan fintech berupa layanan pembiayaan guna mengembangkan usahanya ataupun untuk membantu modal usahanya. Berdasarkan penelitian yang telah meneliti di Tanggerang Selatan, mengatakan bahwa UMKM telah merasakan dari adanya manfaat dari fintech yang telah memberikan keringanan akses dalam pemakaian bantuan dan produk finansial guna meringankan usaha dalam perolehan modal (Marini et al., 2020).

Kalimantan Utara sendiri memiliki 1 Kota dan 4 kabupaten yaitu, Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Nunukan. Kota Tarakan merupakan kota terbesar di Kalimantan Utara. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan yang begitu pesat dari segi infrastruktur dibeberapa tahun yang lalu. Perkembangan infrastruktur ini dikarenakan adanya pertumbuhan maupun kebutuhan masyarakat di Kota Tarakan yang selalu meningkat (Pemkot Tarakan, 2021).

Alasan peneliti mengambil objek di Kota Tarakan karena dilihat dari segi masyarakatnya banyak sekali yang terjun kedalam dunia bisnis untuk tetap memperoleh pendapatan demi keberlangsungan hidup, apalagi pada saat pandemic covid-19 kebanyakan dari masyarakat di Kota Tarakan sangat sulit untuk menemukan pekerjaan sehingga alternative yang digunakan masyarakat Kota Tarakan yaitu memanfaatkan peluang dimasa pandemic covid-19 dalam peluncuran bisnisnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa UMKM di Kota

(8)

8

Tarakan mampu bertahan dibandingkan dengan sector lainnya pada saat pandemic covid-19 (Reza, 2021). Keadaan pendemic covid-19 peran fintech sangat digunakan dan dibutuhkan oleh UMKM, bantuan ini berupa penyaluran modal usaha bagi UMKM (Trimulato, 2020). Selain itu, pada saat pendemi juga adanya larangan bertemu dan bertatap muka secara langsung namun adanya fintech memberi jalan dalam hal proses transaksi, yaitu bisa menggunakan fintech berupa pembayaran digital. Sehingga penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini membahas fintech terkait sistem pembayarannya terhadap pelaku usaha UMKM di Kota Tarakan.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2018, jumlah UMKM mencapai 64.194.057 unit usaha, dengan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) sekitar Rp 9.062.581 Milyar. Hal ini dicapai dari Usaha Mikro yang menyumbang sebesar Rp 5.605.334 Milyar, Usaha Kecil Rp 1.423.885 Milyar dan Usaha Menengah Rp 2.033.361 Milyar.

Sedangkan ditahun 2019, jumlah UMKM meningkat menjadi 65.465.497 unit usaha, dengan memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 9.580.762 Milyar.

Dengan rincian bahwa Usaha Mikro menyumbang sebesar Rp 5.913.246 Milyar, Usaha Kecil 1.508.970 Milyar dan Usaha Menengah sebesar Rp 2.158.545 Milyar.

Pemerintah di Kota Tarakan terus memberi dorongan terhadap UMKM,hal ini dikarenakan UMKM merupakan pemicu dalam pertumbuhan ekonomi dan juga penciptaan lapangan kerja di Kota Tarakan sehingga

(9)

9

meminimalisir pengangguran dan kemiskinan. UMKM di Kota Tarakan telah memberikan sumbangsih produk sekitar 60% di nasional (Reza, 2021).

Menurut Dinas dan Informatika Kaltara menunjukkan sebanyak 13.427 UMKM di Kota Tarakan pada tahun 2020, sedangkan pada tahun 2019 hanya memiliki 8.976 UMKM. peningkatan UMKM tersebut sebagian besarnya ada di sector makanan. Secara menyeluruh, jumlah UMKM yang ada di Provinsi Kalimantan Utara menurut Badan Pusat Statistik sebanyak 52.852 usaha, yang dimana terbagi atas jumlah Usaha Mikro Kecil sebanyak 51.844 usaha dan Usaha Menengah Besar (UMB) sebanyak 1.008 usaha. Dengan tumbuhnya UMKM secara pesat ini diharapkan ekonomi bisa baik kembali. Dengan kata lain, jika ekonomi terus tumbuh maka kesejahteraan masyarakat juga akan ikut meningkat. Dengan diterapkannya atau mengikuti layanan fintech akan menjadikan UMKM khususnya yang ada di Kota Tarakan bisa menjadikan hasil penjualan dan juga pendapatan suatu UMKM akan lebih meningkat dari sebelumnya.

Sebenarnya, dengan adanya kemajuan teknologi ini akan menjadikan suatu tantangan bagi para pelaku UMKM dalam persaingan untuk mendapatkan suatu pendapatan dan hasil penjualan yang maksimal. Sehingga para pelaku UMKM harus berlomba-lomba dalam hal penerapan teknologi yang semakin berkembang dalam usahanya, seperti pada hal layanan fintech yang berupa cara atau sistem dalam pembayarannya.

Karena ada beberapa alasan tersebut, maka penelitian ini menarik untuk dibahas karena seperti yang kita ketahui bahwa teknologi yang semakin

(10)

10

berkembang pesat, perkembangannya ditandai dengan adanya teknologi yang telah masuk kedalam sector keuangan seperti UMKM yang telah mengiplementasikan beberapa bentuk dari adanya inovasi fintech seperti layanan fintech sebagai pembiayaan modal usaha yang menggunakan akses Peer to peer lending (P2L), fintech sebagai investasi dan juga layanan fintech sebagai sistem pembayaran digital. Sehingga timbul keuntungan terhadap UMKM yaitu dapat meningkatakan pendapatan dalam usaha. Oleh karena itu, peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai seperti apa dampak penerapan fintech berupa sistem pembayaan yang digunakan dalam mendorong pendapatan UMKM di Kota Tarakan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan menegenai latar belakang serta urgensi yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik sebuah pertanyaan penelitian, yaitu Bagaimana fintech dalam mendorong pendapatan UMKM di Kota Tarakan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk menganalisis fintech untuk mendorong pendapatan UMKM di Kota Tarakan. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka manfaat yang diharapakan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapman bisa memberikan ilmu dan pemikiran mengenai fintech dalam mendorong pendapatan UMKM di Kota Tarakan

(11)

11 2. Manfaat Praktis

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebaik mungkin sebagai acuan pertimbangan dalam perumusan kebijakan terkait dengan analisis fintech untuk mendorong pendapatan UMKM di Kota Tarakan.

D. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini membahas terkait financial technology (fintech), namun fintech yang dibahas pada penelitian ini hanya berupa layanan terkait pembayarannya saja.

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah kualitas dari proses pembelajaran dalam hal ini adalah dengan keberadaan Rintisan Sekolah

diakses di negara tersebut, dengan maksud agar mental masyarakat Tiongkok tidak rusak dan terpengaruh akan informasi yang tidak relevan, serta menjaga image

UU Cipta Kerja adalah upaya penciptaan kerja melalui usaha kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, peningkatan ekosistem

Sehubungan dengan apa yang dikemukakan dalam uraian di atas, dalam rangka memberi kepastian hukum kepada pemegang hak atas tanah, dalam pasal 32 ayat (1)

BMT bukan sekedar lembaga keuangan non bank yang bersifat sosial. Namun, BMT juga sebagai lembaga bisnis dalam rangka memperbaiki perekonomian umat. Sesuai dengan itu,

fraud dapat dilakukan dengan membuat prosedur yang tepat dalam perusahaan.. karena hal ini merupakan langkah awal untuk mencegah fraud. Prosedur yang tepat tidak

Daftar itu jelas hendak menekankan: (1) Kontinuitas umat Israel, (2) Pembangunan kembali (restorasi) kehidupan umat, dan (3) Dalam bingkai teologis yang luas, yaitu perjanjian,

Sejalan dengan visi dan misi RS Hermina Solo, Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang diberikan harus dikelola secara profesional agar mutunya tetap terjamin