KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DR. Royadi, SH, MM
Kasubdit Kehutanan
Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Century Park Hotel, Selasa 12 November 2019
OUTLINE
LATAR BELAKANG MORATORIUM
AMANAT INPRES NO. 5 TAHUN 2019 PERAN KEMENDAGRI
AMANAT PENGAWASAN
BRIDGING EFEKTIFITAS PENGAWASAN IMPLEMENTASI URUSAN PEMERINTAHAN PENUTUP
2
LATAR BELAKANG MORATORIUM
Dalam rangka menyelesaikan berbagai upaya penyempurnaan tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut untuk penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, telah dikeluarkan Inpres tentang PENUNDAAN Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut dgn masa berlaku 2 tahun, yang diikuti dengan penetapan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) yang direvisi setiap 6 bulan sekali.
Inpres 10/2011
PIPPIB (SK 323 Jun
2011)
REV I (SK 7416 Nov
2011)
REV II (SK 2771 Mei
2012)
REV III (SK 6315 Nov
2012)
Inpres 6/2013
REV IV (SK 2796 Mei
2013)
REV V (SK 6018 Nov
2013)
REV VI (SK 3706 Mei
2014)
REV VII Nov 2014
Inpres 8/2015
REV VIII (SK 2312 Mei
2015)
REV IX (SK 5385 Nov
2015)
REV X (SK 2300 Mei
2016)
REV XI (SK 6347 Nov
2016
Inpres 6/2017
REV XII (SK 351 Jul
2017)
REV XIII (SK 6559 Des
2017)
REV XIV (SK 3558 Mei 2018)
REV XV (SK 8599 Des
2018)
In p re s No. 5 T ahu n 2019
SK. 7099/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/8/2019 ttg Penetapan Peta Indikatif PENGHENTIAN Pemberian Izin Baru (PIPPIB) Tahun 2019 (tgl. 28 Agustus 2019) seluas 66.007,285 Ha
AMANAT INPRES NO. 5 TAHUN 2019
PENGECUALIAN diberikan pada:
• persetujuan prinsip atau IPKH untuk kegiatan eksplorasi sebelum terbitnya Inpres No. 10/2011;
• Pembangunan nasional yang vital, a.l.: panas bumi, migas, ketenagalistrikan, kedaulatan pangan, padi, tebu, jagung, sagu, kedelai, dan singkong;
• Perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada yang memenuhi syarat kelestarian;
• Restorasi ekosistem.
• Pelaksanaan kegiatan terkait Hankam negara
• Jalur evakuasi dan penampungan sementara korban bencana alam
• Penyiapan pusat pemerintahan/ibu kota pemerintahan/kantor pusat pemerintahan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
• proyek strategis nasional yang ditetapkan dengan Perpres dan peningkatan infrastruktur eksisting, dan
• Prasarana penunjang keselamatan umum.
Diktum 01
Diktum 03 Diktum 02
dst
.(Diktum 04 s.d. 08)
INSTRUKSI DIKTUM 3 INPRES NO. 5 TAHUN 2019
MENDAGRI:
melakukan Binwas terhadap gubernur dan bupati/wali kota dalam pelaksanaan INPRES tsb
GUB/BUP/WALIKOTA:
Menghentikan penerbitan
rekomendasi dan izin lokasi baru pada kawasan hutan, lahan gambut, dan APL berdasarkan PIPPIB.
MENTERI LHK:
Menghentikan izin baru berdasarkan PIPPIB
Menyempurnakan tata kelola Izin Pinjam Pakai & IUPHHK-HA
Meningkatkan efektifitas pengelolaan lahan kritis
Merevisi PIPPIB 6 bulan sekali
Menetapkan Revisi PIPPIB
Mengupayakan pengurangan emisi dari HA Primer & lahan gambut
MENTERI ATR/BPN:
Menghentikan penerbitan hak2 atas tanah pada APL berdasarkan PIPPIB
Mempercepat konsolidasi PIPPIB ke RTRW kerjasama dgn Gub. dan Bupati/ Walikota
MENTAN:
Menyempurnakan tata kelola izin pertanian
& IUP
Efektifitas pengelolaan lahan kritis
Menghentikan izin pertanian & perkebunan di APL berdasarkan PIPPIB
MENTERI PUPR:
Menunda pembangunan/
konstruksi bangunan di APL berdasarkan PIPPIB, kecuali telah koordinasi MenLHK/Kepala Daerah sebelum INPRES
KEPALA BIG: Validasi & Integrasi Peta tutupan hutan &
gambut sesuai PIPPIB di kawasan hutan & APL 6 bulan sekali dgn KLHK & ATR
PERAN KEMENDAGRI
MENDAGRI: melakukan Binwas terhadap gubernur dan bupati/wali kota dalam pelaksanaan INPRES tsb
GUBERNUR / BUPATI / WALIKOTA:
Menghentikan penerbitan
rekomendasi dan izin lokasi baru pada kawasan hutan, lahan gambut, dan APL berdasarkan PIPPIB.
KEWENANGAN MELAKUKAN SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk menjamin
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (PP 12/2017).
Pemerintah Pusat melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah.
PEMERINTAH GUBERNUR
SEBAGAI GWPP
Pengawasan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah
kabupaten/kota dilaksanakan oleh Gubernur sebagai GWPP
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pasal 7 dan Pasal 8 UU No. 23 Th. 2014
AMANAT PENGAWASAN (UU No. 23 TAHUN 2014)
8
U R U S A N
P E M E R I N T A H A N ( U U N O . 2 3 T A H U N 2 0 1 4 )
KONKUREN
ABSOLUT
1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR NEGERI
6. MONETER &
FISKAL
PILIHAN (8) WAJIB
(24)
URUSAN PEMERINTAHAN
UMUM
18 URUSAN:
Tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak, pangan, pertanahan, lingkungan hidup, administrasi dukcapil, pemberdayaan masy dan desa, pengendalian penduduk dan KB, perhubungan, komunikasi &
informatika, koperasi, usaha kecil, dan
menengah, penanaman modal, kepemudaan dan olah raga, statistik, persandian,
kebudayaan, perpustakaan dan kearsipan.
DILAKUKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
PENGAWASAN TERHADAP URUSAN TERKAIT
YAN DASAR
(6)
NON YAN DASAR
(18)
9
PENGAWASAN
(Dilaksanakan oleh APIP di lingkungan Unit Pengawasan K/L terkait)
PENGAWASAN UMUM (MENDAGRI)
PENGAWASAN TEKNIS (K/L TERKAIT)
a. Pembagian urusan pemerintahan;
b. Kelembagaan daerah;
c. Kepegawaian pada perangkat daerah;
d. Keuangan daerah;
e. Pembangunan daerah;
f. Pelayanan publik di daerah;
g. Kerja sama daerah;
h. Kebijakan daerah;
i. Kepala daerah dan DPRD;
dan
j. Bentuk pengawasan lain sesuai PUU.
a. Capaian SPM atas pelayanan dasar;
b. Ketaatan terhadap ketentuan PUU termasuk ketaatan pelaksanaan NSPK yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren;
c. Dampak pelaksanaan Urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah; dan
d. Akuntabilitas pengelolaan APBN dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren di daerah.
Pasal 10
Apabila ada keterkaitan
pelaksanaan Pengawasan Umum dan Pengawasan Teknis maka
dilakukan koordinasi
antara Menteri Dalam Negeri dengan Menteri teknis/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian.
JENIS PENGAWASAN (PP No. 12 TAHUN 2017)
BENTUK & PELAKU PENGAWASAN (PP No. 12 TAHUN 2017)
11
PENGAWASAN DI 32 URUSAN KONKUREN
KEBIJAKAN PENGAWASAN
KHUSUS
PENYELENGGARAAN URUSAN TEKNIS TERKAIT
KEBIJAKAN PENGAWASAN
Bridging
1. Dilakukan oleh APIP (Aparat Pengawas Internal Pemerintah) di lingkungan K/L terkait.
2. Dilakukan oleh Gubernur selaku GWPP dibantu Inspektorat Daerah untuk di Provinsi dan Kab/Kota.
1. Mengingat amanat PIPPIB bersifat Multi- sektor, lintas wilayah, lintas stakeholders maka perlu dlilakukan pengawasan pada masing-masing urusan.
2. Pengawasan dimaksud berbasis pada NSPK dan Akuntabilitas . (TURBINLAKWAS)
3. Mengembangkan Pengawasan berbasis teknologi IT (web/aplikasi)
Sinkronisasi tata kelola pemerintahan melalui BINWAS
Umum
BRIDGING EFEKTIFITAS PENGAWASAN DI DAERAH
Sinergi Input Teknis
UPT Pusat
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
12
• Penataan kewenangan: pembagian peran antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dimana perbedaannya akan terlihat dari skala atau ruang lingkup urusan pemerintahan.
• Walaupun daerah mempunyai kewenangan masing-masing, namun tetap akan terdapat hubungan antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
• Daerah yang mempunyai otonomi berwenang mengatur dan mengurus Daerahnya sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan kepentingan umum.
• Pemerintah Pusat dalam membentuk kebijakan harus memperhatikan kearifan lokal dan kebijakan Daerah hendaknya juga memperhatikan kepentingan nasional.
• Kebijakan Daerah merupakan bagian integral dari kebijakan nasional.
Pembedanya adalah terletak pada kearifan, potensi, inovasi, daya saing, dan kreativitas Daerah
PP 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH
PP 12 TAHUN 2019
TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
PP 13 TAHUN 2019
TENTANG LAPORAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
PP 12 TAHUN 2017
TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
RPP
TENTANG PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
PERMENDAGRI 86 TAHUN 2017
Kelembagaan Urusan
Pendanaan Urusan
Pelaporan Urusan
Binwas Urusan
Tata kelola Urusan
Perencanaan Urusan UU 23/2014
IMPLEMENTASI IMPLEMENTASI
NOMENKLATUR PROGRAM DAN BELANJA DAERAH
Kodefikasi Nomenklatur program dan belanja daerah menjadi tools untuk melakukan sinkronisasi tata kelola penyelenggaraan urusan pemerintahan guna mewujudkan tujuan pembangunan Daerah.
TERSINKRONISASI ANTARA KELEMBAGAAN, MANAJEMEN,
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN
DUKUNGAN IMPLEMENTASI URUSAN PEMERINTAHAN
1. Kebijakan Nasional yang dituangkan melalui INPRES No. 5 Tahun 2019 tetap memerlukan dukungan serta kontribusi dari pemerintah daerah sesuai kewenangannya.
2. Keberhasilan Implementasi di Daerah sangat dipengaruhi oleh pemahaman terhadap substansi muatan INPRES beserta turunannya yang berbentuk SK data spasial (Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru/PIPPIB) yang menunjukkan lokus moratorium dalam bentuk poligon.
3. Perlu Komitmen para Pihak untuk secara konsisten memonitor perkembangan di lapangan berdasarkan PIPPIB dan keseuaiannya dengan RTRW Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota.
(Menggunakan aplikasi berbasis WEB, misalnya: SiNAV di KLHK)
4. Mengoptimalkan harmonisasi dan sinergitas antara Pemerintah Daerah dengan Unit Pelaksana Teknis K/L yang lebih mendalami substansi secara teknis dan spasial PIPPIB.
5. Sinergi Binwas Teknis yang menjadi tanggungjawab K/L Teknis dan Binwas Umum yang diemban oleh Kemendagri harus optimal dalam memberdayakan daerah untuk pelaksanaan urusan sebagai wujud pembangunan daerah
PENUTUP
30
30
A
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA