• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND (STUDI PERBANDINGAN ULAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND (STUDI PERBANDINGAN ULAMA "

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND (STUDI PERBANDINGAN ULAMA

RADISIONAL PATANI DAN ULAMA KONTEMPORER PATANI )

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi Syarat-syarat Guna memproleh gelar sarjana Hukum

Oleh:

MR.TUANYUSRAN NI’MONG NIM: SPM 141901

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN

THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2018 M./ 1440 H.

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

اَل َهَّللا َّنِإ ۚ اوُدَتْعَت اَلَو ْمُكَوىُلِتاَقُي َهيِذَّلا ِهَّللا ِليِبَس يِف اىُلِتاَقَو

َهيِدَتْعُمْلا ُّبِحُي

Artinya:“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”. (QS Al-Baqarah: 190).

ِهِداَهِج َّقَح ِهَّللا يِف اوُدِهاَجَو

Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya”. (QS Al-Hajj: 78).

(6)

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul: “KONSEP JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND ( Studi Perbandingan Ulama Tradisional Patani dan Ulama Kontemporer Patani )” Kekerasan yang terjadi di Patani tidak terlepas dari gerakan Jihad melawan rezim Bangkok oleh Mujahid Selatan Thailand.

Oleh kerana itu Jihad merupakan prinsip dalam Islam untuk mempertahankan Aqidah Islam. Kerana islam mewajibkan jihad sebagaimana mewajibkan shalat, pausa dan zakat dengan porsinya yang sama. Juga islam menjadikan jihad sebagai Tanda-tanda keimanan kepada Allah. Dengan permasalahan tersebut timbullah dua pendapat di kalangan Ulama Tradisional denga Ulama Kontemporer di Patani terhadap konsep jihad di Selatan Thailand. Maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hal tersebut dengan tujuan adalah (1) Untuk memperluaskan konsep Jihad terhadap Minoritas Muslim di Patani, dan (2) Bagaiman pendapat Ulama memaknai jihad di Patani. Untuk memperoleh jawaban dari permasalahan tersebut, maka data penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dengan cara menganalisis Buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini. Sumber data utama atau data primer adalah hasil wawancara dengan Tokoh-tokoh Agama, Masyarakat, Wanita, dan Pemuda.

Hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini terbagi pada dua pendapat diantara Ulama Tradisional dan Ulama Kontemporer di patani. Adapun pendapat yang pertama dikalangan Ulama Tradisional mengatakan bahwa jihad yang berlaku di Patani itu bukan hanya merupakan perlawanan system pemerintahannya tetapi melawan Kafir Harbi. Dan pendapat yang kedua dari kalangan Ulama Kontemporer mengatakan jihad yang berlaku di Patani harus menyelesaikan dengan keadaan yang telah terjadinya kerana pemerintahan Thailand sudah integrasikan terhadap masyarakat maupun Ulama. Maka dari makna jihad tersebut melahirkan dampak positif dan negative di kalangan masyarakt itu sendiri. Dampak positif, bagi masyarakt Patani lebih giat untuk mendalami ilmu Agama sehingga bisa melahirkan kemaslahatan umat. Dampak negative, bagi masyarakat Patani menimbulkan ketidaksepahaman di kalangan umat Islam itu sendiri, sehingga lahir saling memfitnahkan. Saran yang diberikan adalah semua Ulama di Patani harus tegas terhadap makna jihad dan memberi pemahaman yang lebih luas terhadap masyarakat Islam di Patani.

(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan, Skripsi ini kepada yang aku Cinta: ayah dan ibu kaulah penolong dalam susahku, tak pernah sedikitpun kudengar engkau mengeluh.

Padahal aku nakal dengan semua perbuatanku, kumerajuk dengan semua keinginankundan kumarah jika tak terpenuhi apa yang kumau. Tak pernah sedikitpun engkau kecewa padahal nilai pelajaranku banyak yang buruk, padahal aku suka membantah saat engkau memberi nasehat, dan aku tahu banyak hal yang buruk yang telah aku lakukan.

Ayahanda dan Ibunda, terbentang telaga kasih di hatimu. Bagai sang surga menyinari bumi saatnya gelap gelita, engkau lelaki dan wanita yang tegar yang tak pernah lagi aku jumpai hidup ini. Ketabahanmu bagaikan nafasku, semangat dan gigihmu merupakan keyakinanku.

Untuk Adinda yang ku sayangi, tertawa dan canda kalian membuatku tegar dan yakin dalam mencapai impianku, dengan kehariran kalian perjalanan menuju Cita-cita terasa jauh lebih ringan, terima kasih atas segala pengertian, pengorbanan dan motivasimu selama ini. Ya ALLAH aku bersyukur atas engkau anugerahkan keluarga yang sempurna kepada ku.

Tak kan ku lupa kepada sahabat seperjuangan, terima kasih atas keritik dan saranmu dalam menyusun Skripsi ini. Semuga pengorbanan sahabat tercinta mendapatkan rahmat dan karunia dari ALLAH SWT. Amin,

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan Ridho-Nya dan di dalam lindungan selalu diberi kekuatan serta kesehatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “MAKNA JIHAD BAGI MASYARAKAT SELATAN THAILAND (Studi perbandingan Ulama Tradisional Patani dan Ulama Kontemporer Patani)”. Kemudian senantiasa shalawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai contoh tauladan buat umat di muka bumi ini.

Dalam penyelesain skripsi ini penulis akui, tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya. Dan bantuan dari para pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

(9)

1. Dr. Hadri Hasan, MA. Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Dr. H. Su‟aidi Asyari, MA, Ph.D. Dr. H. Hidayat, M.Pd, dan Dr. Hj Fadhillah, M.Pd, Wakil Rektor Akademik dan pengembangan lembaga, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama di UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Dr. A. Miftah, Ag, Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. H. Hermanto, Lc, M.HI, Ph.d. Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr.

Rahmi Hidayati, S.Ag. Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Dr. Yuliatin, A.Ag. M.HI, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dan Kerjasama di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

5. Al Husni S.Ag, sebagai Ketua Jurusan Perbandingan Mazhab Fakultas Syariah UIN STS jambi, Indonesia.

6. Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI. Selaku Pembimbing I dan ibu Maryani.S.Ag.,M.Hi Pembimbing II.

7. Para Dosen dan Seluruh Karyawan/ Karyawati Fakultas Syari‟ah UIN STS Jambi.

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(10)

Di samping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan layaknya sebuah karya tulis ilmiah, oleh karena itu diharapkan pada semua pihak untuk dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun dan positif guna kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis memohon ampun atas semua kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini dan kepada sesama manusia penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi nilai positif dan amalan di masa yang akan datang untuk melakukan perubahan yang lebih baik untuk bangsa dan negara dengan mengharap ridho Allah SWT. Amin.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN ... i

PERSETEJUAN PEMBIMBING ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI……….. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual ... 7

F. Tinjauan Pustaka ... 9

G. Metode Penetian ... 10

H. Teknik Analisis Data ... 12

I. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II GEOGRAFI SEJARAH PATANI DAN LOKASI PENELITIAN A. Gambaan Umum Negeri Patani ... 14

B. Asal Usul Konflik di Patani ... 20

C. Perkembangan Majlis Agama Islam Wilayah Patani ……….. 26

D. Struktur Organisasi (MAIP) ……… 32

E. Wewenang (MAIP) ... 33

(12)

BAB III PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Konsep Jihad dalam Islam ……….. . 35 B. Konsep Jihad Menurut Ulama Tradisional Patani……….. 44 C. Konsep Jihad Menurut Ulama Kontemporer Patani…………. 48 D. Jihad menurut Para Imam Mazhab……… 52

E. Analisis Penulis ……… 53

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ……….. ... 55

B. Saran-saran ………. . 56

DAFTAR PUSTAKA ……… 57

LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jihad merupakan igtegral dari wacana islam semenjak Masa-masa awal Muslim hingga Kontemporer. Pembicaraan tentang jihad dan konsep- konsep jihad dikemukakan sedikit atau banyak mengalami pergesedan perubahansesuai dengan konteks dan lingkungan masing-masing pemikir.23

Islam tidak hanya memerintah untuk umat menyembah Allah dengan mendirikan shalat, puasa, membaca doa, membaca tasbih pada siang dan malam hari. Islam juga tidak hanya memerintah umatnya untuk menyembah Allah dengan memberikan sebagian hartanya sebagai zakat pembersih. Tetapi, Islam mencakup semua aspek kehidupan manusia, hal terpenting lagi dalam Islam adalah jihad, Islam mewajibkan jihad sebagaimana mewajibkan sholat, puasa dan zakat dengan porsinya yang sama. Islam menjadikan jihad sebagai tanda-tanda keimanan kepada Allah. Islam menolak orang-orang mengira telah beriman, akan tetapi mereka tidak mempersiapkan diri untuk berjihad.24

اًسٍِبَك اًداٍَِج ۦًِِب مٌُْدٍََِٰجََ َهٌِسِفََٰكْلٱ ِعِطُت اَلَف

Artinya”Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.25

23Azyumardi Azra,Pergolakan Politik Islam: Dari fundamentalisme,Modernisme Hingga post modernism, (Jakarta,1996),hlm.127.

24Yusuf Qardhawi, Menyatukan Fikiran Para Pejuang Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1993), hlm. 130-135.

25Kementerian Agama RI.Al-Quranul Karim Terjemah…,hlm.364

(14)

Mayoriyas orang awam, bahkan dari kalangan kalangan islam sendiri, memahami jihad sebagai tindakan memerangi orang kafir, pemaknaan seperti itu tidak bisa disalahkan, kerana kata-kata jihad yang didengar di media masa saat ini sring di identic dengan Bom,bunuh diri,mati syahid bahkan terorisme.

ََ اًفاَفِخ اَُسِفْوا ْمُكِلََٰذ ۚ ًَِّللا ِلٍِبَس ًِف ْمُكِسُفْوَأََ ْمُكِلاَُْمَأِب اَُدٌِاَجََ اًلاَقِث

َنُُمَلْعَت ْمُتْىُك ْنِإ ْمُكَل ٌسٍَْخ

Artinya:Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah.

yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”26

Jihad sebagai bagian dari konsep Islam kadang sering disalah artikan.

Ia sering dipahami dengan perang, padahal arti jihad sesungguhnya lebih luas dari pada perang, itu sendiri. Persepsi jihad sebagai perang yang menjadi rujukan sebagai kelompak radikal seperti Imam Samudra dan rekan-rekannya yang mengartikan jihad secara sempit sebagai perang atau dalam bahasa Arab disebut qital, terutama dalam memerangi kelompak-kelompak kafir.27

Jihad di Patani sebagai peperangan melawan kekafiran dan kemusyrikan, mengeluarkan manusia dari kebodohan, membawa mereka kepada cahaya iman dan ilmu, memerangi orang-orang yang memusuhi

26Al-Quranul Karim Terjemah…,hlm.194

27Imam Samudra, Aku Melawan Teroris, (Solo: Jazira, 2004), hlm. 108.

(15)

Islam, menghilangkan fitnah, mendakwahkan agama Allah, serta mengajak orang yang kafir kepada Islam.28

Jihad yang di utuskan oleh Datok Pangkalan, yaitu seorang tokoh Islam di Selatan Thailand, menjadi awal peperangan antara rakyat Patani dengan Pemerintah Thailand sampai sekarang. Bangsa Patani adalah bangsa yang berdaulat sejak abad 14-15 M., kemudian diduduki oleh kerajaan Siam yang beragama Budha. Konflik antara Bangsa Patani dengan kerajaan Thailand terjadi karena Pemerintah kolonia Bangkok melarang penerapan hukum Islam dan adat istiadat Melayu. Pada tahun 1808 Datok Pangkalan bersama umat Islam di Patani bermuafakat untuk berjihad melawan pemerintahan Siam.29 Keputusan ini di tetapkan oleh bangsa Patani karena merujuk kepada sejumlah dalil baik dalil al-quran maupun hadis.

Dalam Q.S. surah Al-anfal ayat 15, Allah berfirman:

َزاَبْدَأْلا ُمٌُُُّلَُُت اَلَف اًفْحَش اَُسَفَك َهٌِرَّلا ُمُتٍِقَل اَذِإ اُُىَمآ َهٌِرَّلا اٌٍََُّأ اٌَ

Artinya:‚Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang- orang yang kafir yang sedang menyerangmu, Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur)‛30

Maksud ayat di atas menurut Imam Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh dalam kitab Tafsir ibnu Kasir mengatakan apabila kalian telah hampir

28Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijry,Jihad Fi Sabilillah, (Jakarta: Team Indonesia, 2007), hlm. 2.

29Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik, (Kelantan: HIZBI, Shah Alam, 1993), hlm. 101.

30Al-Quranul Karim Terjemah…,hlm.178

(16)

sampai kepada orang-orang kafir dan mendekati mereka, janganlah kalian lari dan meningalkan sahabat-sahabat kalian.31

Jika musuh sudah ada di tempat perang atau di negeri yang ditempati kaum Muslimin, maka seluruh penduduk negeri tersebut wajib keluar untuk memerangi musuh dan tidak boleh bagi seorang pun mengabaikan kewajiban dalam menghadapi serangan musuh ini jika tidak mungkin musuh dapat dihadapi kecuali dengan kesatuan dan perlawanan mereka semua terhadap musuh.32

Allah berfirmanDalam Q.S. Al-Baqarah Ayat 190,

َّنِإ ۚ اَُدَتْعَت اَلََ ْمُكَوُُلِتاَقٌُ َهٌِرَّلا ًَِّللا ِلٍِبَس ًِف اُُلِتاَقََ

ٌُ اَل ًََّللا

َهٌِدَتْعُمْلا ُّبِح

Artinya:Dan perangilah di jalan Allah Orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, kerana sesungguhnya Allah tidak menyukai Orang-orang yang melampaui batas”33

Maksud ayat diatas di jadikan dalil oleh Orang-orang moderat bahwa islam berdamai dengan orang yang berdamai dengannya, dan memusuhi orang yang memusuhinya islam hanya memerangi orang yang memeranginya atau yang menghalangi jalan dakwahnya dan memberi fitnah kepada kaum muslimin kerana agama mereka.34

31Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Kasir, (Jakarta: Imam Asy-Syafi’i, 2008), hlm. 24.

32Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah V, (Jakarta:Dar Fath Lili’lami al-Arabiy, 2014), hlm. 08.

33Al-Quranul karim terjemah…,hlm.29

34Yusuf qordhawi,fiqih jihad,(Jakarta:mizan pustaka,2010), hlm.178.

(17)

Selain itu, Pemerintah Thailand terus mengambil kebijakan yang menghilangkan identitas dalam hak beragama, berbangsa, dan bahkan tata cara berkehidupan. Kerajaan Thai telah mengubah nama-nama asal sesuatu tempat mengikut sebutan dan ejaan Thai, sehingga penduduk di wilayah- wilayah ini senantiasa memikirkan bahwa mereka mempunyai unsur sejarah dan zaman tradisi yang tersendiri, bahkan berlainan sama sekali dari sejarah bangsa Thai-Budha. Begitu juga Pemerintah Thailand memaksa penduduk Patani wajib berbahasa Thai, yang melahirkan perlawanan dari Rakyat Islam Patani terhadap komunitas dan Pemerintahan Thai-Buddha di Patani. Bahkan beberapa tokoh politik Thailand di Bangkok sering menganggap provinsi Patani sebagai wilayah pemberontak. Mereka tidak senang melihat orang- orang Islam di Patani melaksanakan kebudayaan Melayu Patani dan bertutur bahasa Melayu dari pada bahasa Thai. Lebih jauh Pemerintahan Thailand menerapkan operasi militer dan Patani ditetapkan sebagai daerah operasi militir (DOM) dengan status darurat militer. Akibatnya kekerasan dan pembunuhan terhadap bangsa Patani terus terjadi kemudian muncul reaksi terhadap masyarakat Islam di Patani dan sebagiannya menyatukan Perang (jihad) terhadap kerajaan Thailand.35

Namun demikian beberapa Ulama di Patani tidak sepakat dengan perjuangan jihad tersebut.karena ada sebagian ulama Patani sudah terlibat

35Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani Sejarah dan Politik, (Kelantan: HIZBI, Shah Alam, 1993), hlm. 269-270.

(18)

ikut bekerjasama dengan kebijakan-kebijakan pemerintahan Thailand dan ada sebagian yang tidak bersetuju dengan kebijakan tersebut, maka timbullah perselisihan pendapat diantara Ulama yang pro pemerintahandan Ulama yang tidak pro pemerintahan.penulis sangat tertarik untuk membuat penelitian lebih lanjut tentang “Konsep Jihad Bagi Masyarakat Selatan Thailand(Studi Perbandingan Ulama Tradisional Patani Dan Ulama Kontemporer Patani).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas penulis merumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini, antara lain:

1) Bagaimana Konsep Jihad dalam Islam ?

2) Bagaimana konsep Jihad menurut Ulama Tradisional di Patani ? 3) Bagaimana konsep Jihad menurut Ulama Kontemporer di Patani?

C. Batasan masalah

Berdasarkan judul yang penulis angkat, maka pembahasan yang menjadi utama dari karya ilmiah ini agar tidak terjadi kesalah fahaman dalam pembahasan, baik terhadap penulis maupun pembaca, maka penulis hanya menfokuskan kepada Konsep jihad secara umum khususnya pendapat Ulama Tradisional Patani dan Ulama Kontemporer Patani Selatan Thailand.

D. Tujuan dan kegunaan penelitian 1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui Konsep Jihad dalam Islam

(19)

2) Untuk mengetahui konsep Jihad menurut Ulama Tradisional di Patani.

3) Untuk mengetahui konsep jihad menurut Ulama Kontemporer di Patani.

2. Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Secara Teoritis

1) Bagaimana jihad di Patani Selatan Thailand menurut Konsep Jihad dalam Islam.

2) Bagaimana konsep Jihad menurut Ulama Tradisional Patani.

3) Dan bagaimana Konsep Jihad menurut Ulama Kontemporer Patan.

b. Secara Praktis

1) Sebagai bahan ilmiah untuk menerangkan konsep Jihad dalam Islam.

2) Sebagai bahan bacaan bagi Mahasiswa, penelitian, dan Masyarakat luar.

3) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Stara satu (s1) pada jurusan Perbandingan Mazhab.

E. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Teoritis

Jihad yang dpahami sebagai perang, pemahaman yang selama ini lebih dikenal di bagi menjadi dua bagian: jihad perlawanan (jihad al-daf) dan jihad penyerangan (jihad al-thalab)36.

36Yusuf Qardhawi,Fiqh Jihad (thn,2009)Hlm.5

(20)

Yang di makdus dengan jihad perlawanan adalah melawan musuh yang masuk ke negeri islam untuk kemudian mendudukinya, menyerang jiwa, harta, kekayaan, dan kehormatan umat islam. Meskipun, musuh tersebut tudak masuk ke negeri islam secara nyata, sebagaimana yang terjadi perang zaman sekarang yang dilakukan dengan cara menyerang suaru negeri dengan pesawat terbang atau nuklir dengan jarak jauh.

Adapun jihad penyerangan adalah, jika musuh berada di negerinya sendiri, tetapi umat islam menyerangnya dengan tujuan untuk meluaskan atau mengamankan negeri islam. Dengan kata lain, umat islam yang memulai melakukan penyerangan tersebut. Terkadang jihad ini dilakukan agar masyarakat yang ada dinegeri tersebut mendengar dakwah baru.

Segala penghalang yang ada dihadapan harus dihancurkan, sehingga umat islam bisa menyampaikan dakwah kepada seluruh manusia atau membebaskan rakat dari kepemimpina penguasa yang zalim

2. Konseptual

Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan serta memudahkan pembaca dalam memahami istilah-istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:

a. Jihad

Jihad adalah bentuk (isim mashdar) dari kata (jahada-yujahidu- mujahadah). Secara etimologi, jihad berarti mencurahkan usaha, kemampuan, dan tenaga. Kata jihad kemudian lebih banyak digunakan dalam arti

(21)

peperangan (al-qital) untuk menolong agama dan membela kehormatan umat.37

b. Tradisional

Tradisional adalah suatu kelas sosial yang perannya sudah dianggap alamiah dalam masyarakat Islam, dan orang yang ahli dalam hal atau dalam pengetahuan Agama Islam.38

c. Kontemporer

Kontemporer adalah sebagai peninggalan masa lampau yang membeku, dan cenderung gagal menyesuaikan diri dengan perubahan.39

d. Masyarakat Selatan Thailan (PATANI)

Patani adalah nama suatu tempat atau daerah yang dikenal orang dulu adalah Negara yang berdaulat di perintah oleh raja-raja Melayu yang beragama Islam ada sumber-sumber yang menunjukan tentang nama Patani antaranya adalah salah satu nama pantai dan juga ada yang mengatakan Patani adalah nama orang.40

F. Tinjauan Pustaka

Dalam uraian pembahasan karya ilmiah yang berjudul makna jihad bagi masyarakat Selatan Thailand, terdapat beberapa buku yang berhubungan dengan pembahasan karya ilmiah ini antara lain:

37Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad, (Jakarta: Mizan Pustaka, 2010), hlm. 75.

38Muhammad Qasim Zaman, The Ulama Contemporary Islam, (Princeton: Princeton University Press, 2002), hlm. 03.

39Ibid., hlm. 04.

40A. Bangnara, Sejarah Patani Dahulu dan Sekarang, (kota Baru, Kelantan : Pustaka Aman Prees, 1977), hlm. 03.

(22)

Karya Ni‟Hasan Che‟Awae41 dalam Skripsi yang berjudul, Konsep jihad menurut Ulama Fathoni Thailand. Skripsi ini membahas bagaimana

pemikiran Ulama Fathoni tentang konsep jihad di patani, dan pelaksanaan Ulama Fathoni terhadao konsep jihad di patani Selatan Thailand.

Karya Samsul Rizal42 dalam Skripsi berjudul, Reformulasi Makna Jihad era Kontemporer.Skripsi ini membahas persoalan-persoalan pemaknaan

jihad pada era kontemporer dengan melihat fenomena yang terjadi

Sedangkan penulis sendiri membahaskan tentang, Konsep jihad bagi Masyarakt Selatan Thailand (Studi Perbandingan Ulama Tradisional Patani dan Ulama Kontemporer Patani). Jadi peneliti terdahulu dengan sekrang terdapat persamaan dan perbedaan

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu metode yang berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang makna jihad bagi masyarakatSelatan Thailand.

1. Jenis Penelitian

Dengan mengguna pendekatan kualitatif, ditujukan untuk menjelaskan serta memahami hasil penelitian yang terjadi di Patani berkaitan dengan Konsep jihad bagi masyarakat Selatan Thailand (Studi Perbandingan Ulama Tradisional Patani dan Ulama kontemporer Patani).

41Karya_Mahasiswa,Jurusan_PMH.,IAINSTS-Jambi,(Thn,2013).

42

(23)

2. Jenis Data

Adapun Jenis data yang penulis gunakan dalam Skripsi ini adalah:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang di peroleh dari sumber utama kaitannya dengan pembahasan skripsi ini dan informasi yang diperoleh hasil dari wawancara dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh wanita dan tokoh pemuda yang tertentu yang terlibat secara tidak langsung dengan penelitian, dari lokasi kajian yaitu di wilayah Patani Selatan Thailand.

b. Data Skunder

Data sekunder merupakan data yang bersifatnya tidak langsung sebagai pendukung, yaitu data yang diperoleh hasil dari bacaan perpustakaan serta literature yang berkenaan dengan masalah yang diteliti seperti buku-buku ilmiah, majalah-majalah, media massa, dan lain- lain yang menjadi informasi dengan penelitian tentang konsep jihad bagi masyarakat Thailand Selatan.

3. Sumber data

Adapun sumber data yang penulis mempergunakan adalah:

a. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara mengamati dan mencatat secara sistematik Gejala-gejala yang di selidiki. Maka penulis akan mengamati secara langsung ke majlis Agama islam Wilayah Patani, Selatan Thailad.

(24)

c. Wawancara

Proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka bendengarkan secara langsung informasi atau keterangan43 Teknik yang paling esensial adalah dengan wawancara pihak-pihak yang terkait, seperti Ulama-ulama yang terhormat di Patani Baik Kh,Babo,dan tengku, Selatan Thailand.

b. Dokumentasi

yaitu sesuatu yang tertulis atau tercatat yang dapakai sebagai bukti atau keterangan. Penulis mengumpulkan bahan-bahan melalui dokumen yang tertulis berhubungan dengan penulisan ini dari yang bersangkutan serta mengambil informasi dari alamat web internet. Metode ini digunakan bertujuan untuk memperkuatkan data-data yang sudah ada.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langkah yang paling kritis dalam penelitian, peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakan, tergantung jenis dan data yang dikumpulkan. Data yang terkumpul lalu diolah dan kemudian dianalisis.

Analisis data kualitatif pada umumnya digunakan pada penelitian yang berbentuk penulis deskriptif,historis,penelitian perbandingan dan penelitian khusus.44

Dalam Skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penelitian yang berupaya menghimpun data dan informasi yang telah

43Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, Cet. Ke-8 (Jakarta:PT Bumi Aksara:2007), hlm 83.

44Amri Amir,dkk.Metodelogi Penelitian Ekonomi…, hlm.210

(25)

ada atau terjadi di lapangan. Setelah data tersebut di peroleh kemudian penulis analisis tentang bagaiman Konsep jihad bagi Masyakat Selatan Thailand

I. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini yaitu:

Bab Pertama: Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika.

Bab kedua: Akan dibahas tentang sejarah Patani dan Gambaran Lokasi Penelitian.

Bab ketiga: Merupakan inti pembahasan, bagaimana Konsep jihad dalam islam, konsep jihad menurut Ulama Tradisional Patani dan Ulama Kontemporer Patani, dan di Antara para imam Mazhab.

Bab keempat: merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran yang berkaitan dengan penelitian ini.

(26)

BAB II

GAMBARAN SEJARAH PATANI DAN LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Negeri Patani

Kerajaan Patani merupakan salahsatu kerajaan tertua lama daripada seja di Asia Tenggara, bahkan lebih tua dibanding luas kerajaan-kerajaan semenangjung tanah Melayu lainnya seperti Melaka, Johor, Selangor dan lain- lain. Sejarah lama Patani adalah merujuk kepada kerajaan Melayu tua yang berpengaruh India-Langkasuka.45

Seorang antropolog dari Prince of Songkla University, di Patani, Seni Madakakul berpendapat bahwa Langkasuka terletak di Patani. Pendapat ini didukong oleh sejarawan lain seperti Prof. Zainal Abidin Wahid, Mubin Shepard, Prof. Hall dan Prof. Paul Wheatly. Beberapa alasan lain telah dikemukakan karena Langkasuka disebut sebagai bertempat di Patani.46

Berdasarkan buku Hikayat Patani. pengasas negeri Patani ialah

Phya Tu Nakpa Beliau adalah putera kepada Phya Tu Krub Mahajana yang

memerintah di suatu tempat yang bernama ‚Kota Mahligai‛. Oleh karena Kota Mahligai ini letaknya jauh dari pantai. maka ia telah menyebabkan suatu kesukaran kepada saudagar-saudagar untuk singah.

45 Ahmad Fathy Al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Kota Bahru Kelantan: Pustaka Darussalam, 1994), hlm. 03.

46 Mohd Dahlan Mansoer, Pangantar Sejarah Nusantara Awal, (Kuala Lumpur: Dawan Bahasa dan Pustaka, 1979), hlm. 51-54.

(27)

Pada suatu hari Phya Tu Nakpa pergi berburu ke hutan yang berhujung pada sebuah pantai, pada pantai itu terdapat sebuah pondok yang didiami oleh dua orang tua. Salah seorang daripadanya bernama Pak Tani.

Saat baginda sampai di pantai tersebut, baginda mendapati kawasan tepi laut itu sangat sesuai untuk dijadikan negeri. Maka baginda pun memerintahkan supaya dipindahkan sahaja ‘Kota Mahligai’ ke tempat itu. Sesuai dengan nama tuan punya pondok yang baginda temui. Negeri itu di sebut Pak Tani, yang kemudiannya oleh perubahan sebutan menjadi Patani.47

1. Masuknya Islam di Patani

Masuknya agama Islam ke Tanah Melayu terutama ke Patani erat kaitannya dengan sejarah masuknya agama Islam ke Nusantara. Hal ini disebabkan dari aspek geografis, tanah Melayu tak dapat dipisah dari gugusan kepulauan Nusantara. Apa yang menjadi dan berlaku di Nusantara memberi kesan dan pengaruh tersendiri kepada tanah Melayu, karena antara dua daerah ini telah terjalin hubungan sejak lama. Kedatangan para pedagang Arab yang menjalankan perdagangan di kepulauan Nusantara juga singgah di pelabuhan- pelabuhan di tanah Melayu. Jika kita mengatakan bahwa Islam telah tiba di kepulauan Nusantara sejak abad ke- VII M. maka dengan demikian dapat kita

47 Ahmad Fathy Al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Kota Bahru Kelantan: Pustaka Darussalam, 1994), hlm. 10.

(28)

mengatakan pula bahwa Islam juga telah tiba di tanah Patani pada abad yang sama.48

Demikian juga dengan sumber yang mengatakakan bahwa Islam telah tiba di Langkasuka sejak abad ke-XI dan ke-XII M. yang dibawa dari Campa, karena pada masa itu hubungan kedua keluarga kerajaan sangat dekat. Dalam sejarah Kelantan diceritakan bahwa pada tahun 1150 M. telah tiba seorang Syaikh Arab dari Patani yang telah menyebarkan agama Islam di Kelantan, catatan ini semakin menguatkan lagi kedudukan Islam di Patani.49

Berkaitan dengan tahun masuknya Islam di Patani masih belum ada kesepakatan, namun secara jelas pada abad ke-XV M. Islam telah berdiri dengan teguh di Patani. Dalam hal ini tidak dapat dinafikan agama Islam telah dianut oleh rakyat Patani lebih dari 300 tahun sebelum rajanya memeluk agama Islam, namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa agama Islam telah terdapat di kalangan penduduk sebelum abad ke-X atau ke-XI M.

karena melihat geografi wilayah Patani termasuk kota dagang yang memiliki pelabuhan-pelabuhan yang strategis sebagai tempat persinggahan para pedagang asing terutama para pedagang dari Arab.50

Selain dari tahun kedatangan Islam di Patani, para sejarawan juga berbeda pendapat tentang pembawa agama Islam di Patani. Dengan kata lain,

48 Mahayuddin Yahya dan Ahmad Jelani Halim. Sejarah Islam. (Selangor Darul Ehsan:

Fajar Bakiti SDN. BHD. 1997), hlm. 566.

49Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani sejarah dan politik..., hlm. 23.

50Ibid., hlm. 24

(29)

dari daerah mana agama Islam dibawa ke Patani. Kedatangan agama Islam di Patani erat kaitannya dengan kedatangan agama Islam di tanah Melayu dan Asia Tenggara pada umumnya. Para pedagang Arab yang melakukan aktivitas perdagangan di kepulauan Nusantara juga sunggah di pelabuhan-pelabhan di tanah Melayu dan tidak menutup kemungkinan bahwa mereka juga singgah dan melakukan aktifitas perdagangan di Patani yang sangat strategis.

Sebagaimana Hamka mengatakakan bahwa pada zaman pemerintahan Langkasuka telah terdapat para saudagar Arab melakukan aktifitas dakwah Islamiah di kalangan penduduk tenpatan (Patani).51

Berdasarkan beberapa pandangan di atas, maka persoalan mengenai dari mana datangnya agama Islam ke Patani harus dikaitkan dengan kerajaan Islam tertua di Samudera Pasai. Hal ini penting mengingat persamaan mazhab yang dianut oleh orang-orang Islam di Patani dan orang-orang Islam di Pasai yaitu mazhab Syafi’i. Lagi pula secara tradisi, dalam pandangan orang-orang Islam di Patani yang selalu menganggap sumber kerohaniannya berasal dari Samudera Pasai. Demikian juga dalam cerita-cerita yang berunsur sejarah, seperti Hikayat Patani mengisahkan dengan jelas bahwa Islam di Patani disampaikan oleh seorang Syaikh dari Pasai yaitu Syaikh Sa’id.52

51 Ibid., hlm. 25

52 A. Hasymy. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia. (Jakarta: Al-Ma’arif 1989), hlm. 335.

(30)

Setelah Patani berdiri sebagai kerajaan Melayu Islam, Syaikh Sa’id yang telah mengislamkan Raja Patani, memberikan nama negeri ini dengan

‚Patani Darussalam‛ (ada sumber yang menyebut dengan Patani Darul Ma’arif), sebagai tanda berdirinya kerajaan Melayu Islam Patani dan beliau telah memintakan kepada Sultan Isma’il Syah untuk mendirikan sebuah Masjid yaitu masjid Kerisek yang ada sekarang ini, sebagai lambang kerajaan Islam yang mempunyai ciri reka bentuk masjid-masjid di Asia.53

Kebangkitan Patani sebagai sebuah negeri Melayu yang agung terjadi setelah penerimaan Islam sebagai agama resmi kerajaan. Kedatangan agama Islam juga telah membawa banyak perubahan besar bagi negeri Patani, baik aspek aqidah, pemikiran, kebudayaan, pendidikan, dan sosial politik dalam masyarakat Patani. Pada abad ke 16 M. Patani telah menjadi sebuah kerajaan besar di tanah Melayu, setelah Melaka dikuasai oleh orang Portugis. Patani bukan saja menjadi tumpuan orang-orang Melayu, tetapi juga didatang oleh pedagang-pedagang dari Barat dan Timur.

Kemakmuran ini telah menunjukkan bahwa negeri Patani telah mencapai taraf ekonomi yang teguh. Dari hasil kemakmuran ini Patani terus berkembang menjadi salah satu kerajaan yang maju di Semenanjung Melayu, baik aspek budaya, bahasa dan ilmu pengetahuan. Pada tahun 1785 M. Patani

53 Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani sejarah dan politik..., hlm. 31.

(31)

dijajah oleh kerajaan Siam Thai yang beragama Budha, kejatuhan ini telah mengubah peta negeri Patani yang dulunya gilang gemilang menjadi suram.54

Kejatuhan Patani pada tahun tersebut ditanggapi dengan konflik bersenjata yang berkepanjangan untuk merebut kembali hak pertuanan mereka (Patani). Konflik tersebut telah meninggalkan sebuah akibat yang buruk bagi masyarakat patani yaitu kehinaan dan dianiayai berat yang terus menerus dirasakan oleh masyarakat sipil yang tidak bersalah sampai saat ini.

STRUKTUR

DARI KERAJAAN NEGERI MELAYU PATANI MENJADI PROVINSI THAILAND SELATAN55

54 A. Bangnara, Sejarah Patani Dahulu dan Sekarang, (Kota Baru, Kelantan: Pustaka Aman Prees, 1977), hlm. 03-04.

55Mohd Zamberi A. Malek, Ulama Islam Patani, Sejarah dan Politik..., hlm. 191.

Kerajaan Melayu-Islam Patani (1500-1816)

Negeri Patani Besar (1816-1902) Patani, Nong Cik, Jering, Jalur, Teluban,

Reman dan Legeh Monthon Patani (1906-1932) Patani, Yala, Saiburi, Menara (Narathiwat)

Provinsi-Provinsi Islam, Selatan Thailand (1932-sekarang)

Patani, Yala, Narathiwat, Setul dan Songkhla

(32)

Peta masa kerajaan Islam Melayu Patani

Peta provinsi-provinsi Islam Patani dari tahun 1932 M-sekarang

B. Asal Usul Konflik Patani (Thailand Selatan)

Upaya Siam menakluk Patani bermula pada tahun 1603 entah karena irihati atas kemakmuran yang dinikmati Patani selama abad 17 dan bagian pertama abad 18. Pada waktu serangan pertama dilancarkan pada tahun 1603, Patani diperintah oleh Raja Perempuan yang pertama yaitu Raja Hijau. Pada

(33)

waktu ini Patani sangat makmur kuasanya melebar hingga ke Kelantan dan Terengganu.56

Serangan pertama Siam ke atas Patani dipimpin oleh Panglima Okya Dicha. Sebuah angkatan laut Siam lengkap dengan beribu-ribu orang tentera dan kelengkapan perang bertolak dari Ayuthaya, bagi memenuhi hasrat Raja Siam, serangan ini bagaimanapun dapat dipatahkan oleh Patani dengan tenaga-tenaga asing yang berniaga di Patani pada waktu itu. Pada

masa Raja Perempuan Patani yang kedua Raja Biru (1616-1624) usaha-usaha pembuatan meriam besar telah dilakukan sejumlah tiga laras meriam, masing- masing diberi nama Seri Negara, Seri Patani dan Seri Mahalela, karena baginda menyadari akan adanya ancaman Siam ke atas kemerdekaan Patani.

Serangan ini tidak terjadi kecuali setelah berlalu hampir 30 tahun selepas serangan pertama. Pada waktu serangan ini terjadi, Raja Biru yang selalu

‚waspada‛ telah meninggal dan Patani diperintah oleh Raja Perempuan patani yang ke-3 yaitu Raja Ungu.57

Serangan kedua ini terjadi pada tahun 1632, juga dengan dipimpin oleh Okya Dicha. Sebelum melancarkan serangan, Siam telah terlebih dahulu menghubungi Belanda di Betawi (Batavia) bagi mendapatkan bantuan.

56 Ahmad Fathy al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani, (Kedah Darul Aman: Pustaka Darussalam, 1994), hlm. 47.

57 Ibid., hlm. 47-48.

(34)

Belanda setuju, tetapi sehingga serangan dibuat ke atas Patani, Siam tidak pernah menerima bantuan yang dijanjikan.

Sementara itu pihak Patani pula, telah dapat mengusir serangan ini berkat kekuatan 3 laras mariam besar yang disediakan oleh Raja Biru sebelumnya, ditambah dengan tenaga tiga ribu rakyat Terengganu yang secara kebetulan berada di Patani, karena menyertai rombongan Yang Pertuan Muda Johor meminang anak Raja Ungu yang bernama Raja Kuning.58

Menjelang akhir pemerintahan Raja Kuning, zaman kemunduran kegemilangan Empayer Melayu-Islam yang diperintahkan oleh Raja-raja Perempun telah mula kelihatan, dikarenakan pada tahun 1671 Patani sekali lagi telah diserang/dikepung oleh Siam Senggora. Di karenakan kestabilan sistem pertahanan yang begitu lemah, menurut penulis yang dipahami ada beberapa faktor yang membuat kemunduran pemerintahan kerajaan Melayu- Islam Patani yaitu, tekanan Psikologi rentetan dari hubungan suaminya, Yang Di Pertuan Johor dengan seorang penari istana telah menyebabkan baginda tidak lagi memberikan perhatian terhadap Negeri, terutama sistem pertahanan yang terdedah kepada ancaman musuh tradisi bangsa Melayu.59

Ketika Patani berada dalam suasana politik dan sistem pertahanan yang begitu lemah, tentera-tentera Siam terus memberi tentangan. Serangan dari laut dilancarkan bermula pada bulan Julai 1785 tanpa menerima sebarang tentangan hebat di daerah Jering menyebabkan pertahanan di darat dapat

58 Ibid., hlm. 48.

59 Mohd zamberi A. Malek, Umat Islam Patani sejarah dan politik, hlm. 81-82.

(35)

ditembusi. Tentera Siam berjaya menawan tiga pucuk meriam besar yang selama ini menjadi harapan tentera Islam Patani dan menakluki seluruh negeri Patani pada bulan November 1785.60

Begitu juga yang terjadi konflik di Thailand Selatan sekarang, hanya melibatkan beberapa individu, namun hari ini individu-individu tersebut telah menjelma menjadi kelompok-kelompok yang terorganisir dengan rapi, dan kelompok ini tidak ingin lagi tunduk dibawah kerajaan Siam Thai karena mereka beranggapan bahwa pemerintah Thailand telah berlaku tidak adil terhadap masyarakat Melayu Patani.

Secara kronologis, konflik yang membara di Patani dimulai pada tahun 1785 M. sampai 1922 M. terjadi sebanyak 10 kali, akan tetapi pemberontakan ini bersifat lokal dan juga opensif.61

1. Periode tahun 1785-1808

Pada tahun 1790 M. bemberontakan ini tidak lama setelah Kerajaan Patani kalah dalam peperangan, pemberontakan ini dipimpin oleh Tengku Lamidin, pemberontakan ini terjadi selama dua tahun.62 Walaupun pemberontakan ini tidak terlalu efektif, akan tetapi ini adalah salah satu sikap ulama yang tidak mau tunduk dibawa penjajahan Siam Thai ketika itu.63

60 Ibid,. Hlm. 96.

61 Ibrahim Shukri, Sejarah Kerajaan Melayu Patani, (Majlis Ulama Kelantan, 1999), hlm.

106-107.

62 Ahmad Fathy al-Fatani, Pengantar Sejarah Patani..., hal. 61-62.

63 Hasil wawancara dengan Abdul Majid bin Abdul Latif, sebagai sejarahwan, pada tanggal 17-08-2018, di Sekolah Damrong Withaya.

(36)

2. Periode tahun 1808-1821

Pada tahun 1808 M. terjadi pemberontakan melawan Kerajaan Siam Thai yang berkuasa kawasan Patani. Pemberontakan ini dinamakan oleh masyarakat Patani sebagai perjuangan menentang musuh Patani, karena pihak Kerajaan Siam Thai terus menyerang Patani supaya ingin mengalahkan Patani secara total. Pemberontakan ini dipimpin oleh Dato’ Pangkalan dan akhirnya beliau juga wafat dalam peperangan tersebut.

3. Periode tahun 1821-1826

Pada tahun 1821 M. terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh seorang ulama yang memiliki garis keturunan syeikh, pemberontakan ini tidak terlalu besar. Peristiwa ini hanya ditandai dengan penangkapan pejabat- pejabat Thai di Jambu dan Yariang. Namun, pada akhirnya para pejuang kalah juga dalam peperangan ini.

Pada tahun 1832 M. terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh pahlawan kebangsaan Melayu yang bernama Abu Sola yang bersifat lokal dan akhirnya gagal.64

4. Fase keempat (2004-2016)

Memasuki abad ke-21, konflik masih terjadi di wilayah Patani, Thailand Selatan, seperti Peristiwa Takbai pada bulan Oktober 2004, sekitar

64 Hasil wawancara dengan Mr. Atif Syukur, sebagai penasihat organisasi Persekutuan Mahasiswa Anak Muda, pada tanggal 22-08-2018, di rumahnya.

(37)

200 orang Melayu di Amphae Takbai meninggal dunia di perjalanan, setelah setelah mereka berdemonstrasi kepada pemerintah untuk meminta keadilan kepada pemerintah terkait warga setempat di tangkap dengan tidak tahu kesalahannyaan akhirnya para pendemo tersebut ada yang ditembak mati, dimasukkan dalam truk dalam kondisi tangan terikat di belakang dan akhirnya ada yang tewas didalam truk tersebut, karena tidak bisa bernafas, peristiwa Takbai tersebut menewaskan sekitar 200 orang Melayu Patani.65

Kekerasan di wilayah Patani Raya66 semakin meningkat, hampir tiap minggu ada ledakan bom, penembakan, dan aksi kekerasan lain, sasarannya pegawai pemerintah, tentera, polisi, orang Budha67

Sejak tahun 2004-2018, setelah pemerintah Thailand telah mengeluarkan undang-undang darurat militer (Matial Law) di Patani, dan membuat masyarakat sengsara, takut, dan banyak warga setempat hilang karena di tangkap oleh militer dan polisi, dan akhirnya diketahui sudah meninggal dunia.68

Mulai dari pada tahun 2004-2018 masih menggunakan keganasan terhadap masyarakat Melayu Patani, rata-rata pelakunya adalah aktor dari pemerintahan, seperti: polisi, militer dan sebagainya, seperti pembantaian

65 http://www.youtube.com/results?search_query=peristiwa+tak+bai. Diakses pada Hari Senin, 08-02-2018.

66 Penyebutan Patani Raya yaitu terdiri dari tiga provinsi, Patani, Yala, Narathiwat dan tiga Amphae di Provinsi Songkla yaitu Amphae The Pha, Sebayoi, Canak.

67 Sholeh, Badrus (t.t). Minoritas Muslim, Konflik dan Rekonsiliasi di Thailand Selatan.

Diakses dari internet pada Hari Kamis tanggal 07 Agustus 2018.

68 Hasil wawancara dengan Miss. Senah Pa’Omanis, sebagai isteri korban dalam kasus ini, pada tanggal 05-08-2018, di rumah korban.

(38)

warga Melayu yang sedang shalat, pembunuhan terhadap orang tua dan anak- anak, penyiksaan terhadap korban hingga mati, dan dipenjarakan didalam ruang yang sangat gelap, sangat dingin dan sangat panas.

A. Perkembangan Majelis Agama Islam Wilayah Patani, (MAIP) di Selatan Thailand

Pattani (Thai ปัตตานี) merupakan salah satu provinsi (changwat) di selatan Thailand. Provinsi-provinsi yang bertetangga (dari arah selatan tenggara searah jarum jam) adalah Narathiwat (Menara), Yala (Jala) dan Songkhla (Senggora). Masyarakat Melayu setempat menyebut provinsi, Patani Darussalam atau Patani Raya.69

Majelis Agama Islam Wilayah Patani didirikan pada tahun 1940 M.

yang mana pada waktu itu A’lim Ulama di Wilayah Patani merasa bertanggung jawab terhadap perkara yang timbul dan yang terjadi di Wilayah Patani, oleh karena tidak terdapat suatu wadah/organisasi yang menguruskan hal ahwal Agama Islam seperti Wali al-amr atau Qadhi.

Dengan demikian para A’lim Ulama di Wilayah Patani bersepakat mengadakan kantor Agama Islam dan sekaligus berfungsi sebagai pejabat Qadhi Asy-syar’i dalam hal mengurus dan mengawal orang-orang Islam di

Wilayah Patani.

Maka pada tahun 1940 M. berdirilah kantor Majelis Agama Islam Wilayah Patani dan dilantik Al-Marhum Tuan guru Haji Muhammad Sulong Bin

69 https://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Pattani, akses tanggal 15 Agustus 2018.

(39)

Haji Abdul Qadir Tok Mina salah seorang ulama yang terkenal pada waktu itu sebagai ketua Majelis Agama Islam dan dianggap sebagai Qadhi Asy-Syar’I Adh-dharury Wilayah Patani.48

Memandang semakin mendapat sambutan masyarakat Islam,tahun 1945 M. pihak pusat mengeluarkan undang-undang dan mengadakan perlantikan jawatan kuasa pejabat Majelis Agama Islam 4 wilayah sempadan Selatan Thai, yaitu: Patani, Yala Narathiwat, Setul, dengan beranggota setiap wilayah 15 orang dan dinamakan "Jama'ah Jawatankuasa Islam Bahagian Wilayah".49

Majelis Agama Islam Wilayah Patani adalah sebuah kantor bagi jama'ah jawatan kuasa Islam bagian Wilayah dan Qadhi Asy-Syar’I untuk mengurus hal ahwal kedudukan umat Islam yang berkenaan dengan hukum syara' dan juga sebagai penasihat kepada Raja Negeri (Gubenur) di Wilayah

masing-masing dalam hal yang bersangkutan dengan urusan Agama Islam.

Walaupun demikian fungsi dan kedudukan di dalam masyarakat Islam tempatan sangatlah terpengaruh setiap perkara yang bersangkutan dengan orang-orang Islam mereka selalu melalui Majelis Agama Islam, baik segi hukum syara' maupun di dalam kehidupan seharian mereka.50

Dalam masa pemerintahan kuku besi Luang Pibul Songkram penindasan dan tindakan kejam Siam keatas orang-orang Melayu Patani bertambah hebat. Tahun 1944 Luang Pibul Songkram memansuhkan jawatan

48 Majelis Agama Islam Wilyah Patani, Pengenalan Ringkas Majelis Agama Islam, hlm.

1.

49 Ibid. hlm. 2.

50 Ibid. hlm. 3.

(40)

Qadhi-Qadhi Islam di Wilayah Patani, Yala, Narathiwat, dan Setul serta membatalkan undang-undang Islam yang berkaitan dengan harta pusaka, nikah-cerai dan lain-lain lagi yang telah dipakai oleh kerajaan Siam sejak beberapa lama dulu. Kedudukan orang-orang Melayu semakin hari semakin genting, kehormatan agama Islam kian tercabar.

Dalam tahun 1944 semua ulama dan guru-guru pondok yang diketuai oleh Haji Sulong mengadakan perjumpaan lalu menubuhkan sebuah pertubuhan Islam Patani yang pertama memberi nama Majelis Haiatul Al- Munaffizul Al-Ihkamul Syar'ieyah yang bertujuan untuk mewujudkan

kerjasama antara ulama dengan pemimpin-pemimpin tempatan bagi mempertahankan maruah orang Islam dari tindakan dasar Siam mengsiamkan orang Melayu. Ahli-ahli yang menduduki dalam jawatankuasa itu terdiri dari Haji Wan Muhammad Bermin Jambu dan lain-lain yang jumlah kesemuanya sebelas orang. Melalui pertubuhan inilah Haji Sulong dan rakan-rakan ulama lain memperjuangkan hak Islam dan menentang kezaliman Siam.

Sedangkan Haji Sulong mengatur strateginya dengan dua cara yaitu sembunyi dan terang-terangan. secara sembunyi dipimpin oleh Tengku Mahmud Muhaiyiddin menyusun pergerakan bawah tanah. Manakala secara terang-terangan itu melalui Majelis Agama Islam Wilayah Patani (MAIP).51

Haji Sulong membuat pertemuan dengan ahli-ahli jawatankuasa Majelis Agama Islam Wilayah Patani, Imam, Khatib, dan Bilal serta orang- orang kenamaan seluruh Patani yang jumlahnya kira-kira 400 orang. Dari

51 Muhammad Kamal, Fatani 13 Ogos ,hlm. 13.

(41)

hasil pertemuan itu, pihak Haji Solong membuat keputusan untuk menuntut beberapa perkara yang dikenali sebagai tuntutan tujuh perkara yaitu:

1. Minta mengadakan seorang ketua beragama Islam diperankan di dalam empat wilayah ini dengan pilihan saudara anak negeri di dalam empat wilayah dengan diberikan kekuasa penuh kepadanya yaitu mentadbir empat wilayah ini.

2. Mangadakan pelajaran bahasa Melayu pada tiap-tiap sekolah bagi kanak-kanak berumur 7 tahun sebelum lagi masuk belajar bahasa Siam/Thai atau bercampur pelajaran dengan bahasa Siam.

3. Hasilan bumi atau kedapatan dalam 4 wilayah dibelanjakan kepadanya saja.

4. Pegawai kerajaan dipakai orang Islam 80% mengikut penduduk negeri yang beragama Islam.

5. Tulisan bahasa Melayu menjadi bahasa resmi.

6. Mengasingkan mahkamah Syari‟ah daripada pejabat Undang-undang kerajaan serta mengadakan mahkamah khas yaitu untuk menguruskan dakwaan yang berkaitan dengan hukum Agama Islam.

7. Majelis Agama Islam berkuasa mengeluarkan Undang-undang pentadbiran Agama Islam dengan dipersetujukan oleh ketua besar di empat wilayah. Tuntutan 7 perkara tidak mendapat persetujuan daripada kerajaan, Haji Sulong menjalankan aktivitinya dimasjid-masjid, surau- surau dan pondok pondok bagi menggerak dan menanam semangat patriotisme di kalangan seluruh rakyat Melayu Islam Patani demi menegakan syi'ar Islam dan menuntut keadilan disamping bekerjasama dengan Tengku Mahyuddin dalam memperjuangkan nasib baru Melayu Patani.52

52 Ibid, hlm. 17.

(42)

Setengah ahli-ahli pemerintah Siam telah mentafsirkan bahwa tuntutan itu ialah suatu pergerakan politik yang salah dalam undang-undang perlembagaan. Dan wajib dijalankan tindakan keras ke atas orang-orang Melayu.53

Dengan perintah Pesuruhjaya Siam Patani maka pada pagi 16 Januari 1948 sepasukan polisi Siam yang bersenjata telah datang menangkap Haji Sulong di rumahnya dan dua hari kemudian telah menangkap Wan Othman Ahmad, Haji Wan Husin dan Wan Muhamad Amin iaitu ketua-ketua Melayu yang menghantar tuntutan orang-orang Melayu itu atas tuduhannya

"menderhaka" kepada kerajaan. Sebulan kemudian Haji Sulong dan rakannya telah dibawa ke Nakorn Sri Thammarat. Dan Mahkamah Siam di sana telah memutuskan perbicaranya dengan hukuman jel 3 tahun dua bulan kemudian mereka telah dibawa ke Bangkok dan ditahan dalam jel besar "Bang Kuang".54

Setelah mendapat kebebasan pada 15 Jun 1952 Haji Sulong menyambung mengajar semula di bangunan Madrasah Al-Ma'arif Al- Wataniah. Akhir pada 24 Desember 1953 gabenur Patani mengeluarkan perintah tidak membenarkan Haji Sulong mengajar lagi karena dia berpendapat bahawa kegiatan Haji Sulong itu tidak mengamankan negeri Patani.55

53 Ibid, hlm. 22.

54 Ibrahim Syukri, Sejarah Kerajaan Melayu Patani, Cet. Ke-2, (Malaysia: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2005), hlm. 116.

55 Muhammad Kamal K. Zaman, Fatani 13 Ogos, hlm. 28.

(43)

Pada hari Jumat 13 Agustus 1954 berlaku takdir Allah SWT. atas hamba-hambanya yaitu Haji Sulong bersama Wan Othman Ahmad, Encik Ishak Yusoff dan Ahmad Haji Sulong Hadir ke Senggora karena dipanggil oleh pemerintah Siam. Dari tanggal tersebut hilanglah Haji Sulong besama rakan-rakannya.56

56 Ibid. hlm. 32.

(44)

B. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi MAIP57

57 Majelis Agama Islam Wilayah Patani, Pengenalan Ringkas Majelis Agama Islam, (ttp.: tnp., t.t.), hlm. 4.

Sekretaris H.Ahmad bin H.Awang

jh

Wakil Ketua Bagian Pemerintah H.Umar bim Yusof

Wakil Ketua Bagian Syar’iyah H.Ahmad bin Wanlembut

Ketua Mejelis H.Abdurrahman bin Daud

H

Taman Didikan Kanak- Kanak (TADIKA)

Badan Keuangan

Koprasi Islam Badan Ekonomi Badan

Zakat

Badan Pemerinta

h

Badan Dakwah

Badan Pelajaran

Masjid Syar‟iyah

Li Jannah Al- Ulama

(45)

C. Wewenang Majlis Agama Islam

Majlis agama Islam Patani merupakan sebuah badan peradilan bagi uunmat Islam di Patani. Yang melaksanakan kehakiman bagi umat Islam dalam mencari keadilan yang berhubungan dengan perkara-perkara perdata Islam, dibidang hukum keluarga dan warisan.

Majlis Agama Islam patani tunbuh berkembang bersama-sama dengan masyarakat Islam Patani, telah lama berperan sebagai sarana kebutuhan dasar penduduk beragama Islam. Sebenarnya peradilan Islam sudah ada sejak Agama Islam datang ke Thailand.58

Dalam peraturan pemerintah berkenaan dengan pelaksanaan Hukum Islam di selatan tahun 2489 B. (Budha). /1946 M. Pada ayat 3 menjelaskan bahwa:

“dalam memeriksa dan memutuskan kasus-kasus perdata bagi orang- orang yang beragama Islam di Pengadilan tinggi pertama didalam propinsi Patani, Yala, Naratiwat, dan Setul yang mana orang Islam yang menjadi tergugat atau penggugat terhadap kasus kasus yang terjadi perselisihan yang berhubungan dengan keluarga dan warisan ”59

Dalam Undang-undang tentang peraturan pengawai negeri kehakiman Pasal 5 ayat 2 menjelaskan bahwa Dato Yuttitam adalah pegawai negeri kehakiman yang dilantik menjadi seorang yang berkuasa dan ditugaskan untuk memeriksa dan memutuskan perkara-kara yang berhubungan dengan hukum Islam di kalangan umat Islam di empat propinsi di Selatan Thailand.

58 Islm Hri,prwt smnkgn,yala,sm ppree,2545 B.

59 Mr,arwe tayeh,skripsi,studi kompatif antar peradilan agama di Indonesia dan peradilan agama di thailand

(46)

Adapun kewenangan Peradilan Islam atau Datok yuttitam mengadili perkara yang berhubungan dengan bidang perkawinan dan warisan adalah sebagai berikut:

1. Pertunangan, perkawinan, perceraian , pembabalan perkawinan dan pencabutan perkawinan.

2. Menentukan pemberian nafkah bagi istri yang di talak dan anaknya.

3. Pelepasan hak, tuntutan hal yang berhubungan dengan perkawinan.

4. Menunjukan orang lain sebagai wali bagi yang tidak ada wali atau walinya telah di cabut kekuasaan.

5. Penentuan terhadap seseorang yang mempunyai hak mewarisi harta si mati yang beragama Islam atau bagian warisan.

6. Pembagian hak milik bersama suami istri.

7. Melaksanakan wasiat dari seseorang yang beragama Islam, jika terjadi perselisihan di kalangan ahli warisnya.

8. Pembatalan wasiat bagi seseorang menurut Undang-undang.60 Maka Majlis Agama Islan pada setiap persidangan terhadap sesuatu kasus yang di ajukan kepadanya harus di ikut sertakan hakim Peradilan umum. Hal ini dilakukan adalah untuk mendapatkan pengesahan terhadap kasus yang akan di putuskan oleh peradilan Islam / Datok Yutti Tham.61

60Ibid.,h.76-77

61 Datok. Ismail cek, Prawat Khuam Penma Khom Khamwa Qadi (Datok yuttitam) Amnac Nati Khon Datok Yuttitam Taam Banyat Haeng Kotmai Isla Laek Kotmaithai.,(Patani: PT.

Datok Yuttitam Pracam Cangwat Azha Press, 2489 B.), h. 67.

(47)

Bagai manapun juga, ikatan hukumbagi hukum Islam terbatas di patani adalah sifat hukumnya. Meskipun beberapa praktek syari‟ah khususnya yang barkaitan dengan keluarga dan warisan, pada tingkat tertentu mempunyai kekuatan hukum yang mengekut, semuanya tidak mempunyai status hukum dari kecamata suatu keresmian. Ketentuan tersebut masih berada pada tingkat kebijaksanaan yang lebih banyak bergantung pada wewnang petugas induvidu maupun institusi, sebagai negeri, yang memang bartanggung jawab dalam hal ini, namun surat nikah tersebut tidak dapat digunakan sebagai surat keterangan untuk kepentingan lain di luar Depertemen ini. Kontrak syari‟ah yang lain semuanya seperti ini.

(48)

BAB III

PEMBAHASAN PENELITIAN A. Pengertian Jihad dalam Islam

Secara etimologi, jihad berasal dari kata al-jahdu yang berarti mencurahkan segala kemampuan dan daya upaya.62 Sedangkan secara terminologi, istilah jihad diartikan oleh ulama mazhab Hanafi sebagaimana dikutip oleh wahbah Az-Zuhaili diartikan sebagai ajakan kepada agama yang benar dan memerangi orang yang tidak menerima ajakan tersebut, baik dengan menggunakan harta maupun jiwa.63

Untuk memahami lebih lanjut, istilah ini di perjelas melalui kamus Umum Bahasa Indonesia, jihad adalah “perang suci, memerangi orang kafir untuk mempertahankan agama Islam64 ataupun usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan.65

Al-quran menyebut kata jihad dengan berbagai bentuknya sebanyak 34 kali.66 Akan tetapi kata jihad lebih banyak digunakan dalam arti peperangan (al-qital) untuk menolong agama dan membela kehormatan Islam.

Dalam ensiklopedi Islam, jihad mempunyai makna dasar berikhtiar keras untuk mencapai tujuan yang terpuji. Dalam kontek Islam, kata jihad

62 Prof. Dr. Wahbah Az-zuhaili, Figih Islam Wa adillatuhu, (Darul Fikr: Damaskus, 2007), hlm. 25-26.

63 Ibid., hlm. 26

64 J.S. Puerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 419.

65 Depertemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 473.

66 Yusuf Qadhawi, Fiqih Jihad, (Jakarta: Mizan Pustaka, 2010), hlm. Ixxv.

(49)

memuat multi makna, kata ini bisa berarti perjuangan melawan kecenderungan jahad atau mengerah daya upaya untuk atau demi kepentingan umat, misalnya, mencoba mengimankan orang yang tidak percaya pada Allah, atau bekerja keras untuk memperbaiki moral masyarakat.67

Selain itu jihad bertujuan untuk menegakkan keadilan, memberantas kebatilan, mempertahankan aqidah, jiwa, nama baik, dan harta benda. Ynag mana disebut dengan Jahada-mujahadah-jihadan adalah mencurahkan kemampuan untuk membela dan mengalahkan. Keterangan tentang jihad di dalam Alquran berarti mencurahkan kemampuan untuk menyebarkan dan membela dakwah Islam.68

Kata jiahd kemudia lebih banyak digunakan dalam dalam arti peperangan (al-qital) untuk menolong agama dan membela kehormatan umat, jihad memiliki makna yang lebih luas dari pada peperangan. Di dalam Zad Al-Maad, Ibnu Al-Qayyim telah membagi jihad ke dalam tiga belas tingkatan.

Di antaranya ada jihad melawan hawa nafsu, dakwah, penjelasan, dan jihad sabar. Inilah yang di istilahkan dengan jihad sipil. Ada juga jihad melawan musuh dengan menggunakan senjata.69 Dasar-dasar hukum Jihad tersebut di jelaskan dalam Alquran, seperti yang tercatum dalam beberapa surat.

ِيِداٍَِج َّقَح ًَِّللا ًِف اَُدٌِاَجََ

Artinya: “Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar- benarnya”.70

67 Jhon. L. Esposito, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: 2000), hlm. 41.

68 Yusuf Qadhawi, Fiqih Jihad..., hlm. 03.

69 Ibid., hlm. 03.

70 Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Pustaka Kausar, 2010), hlm. 341.

(50)

Maksud ayat ini adalah mengorbankan dengan harta, lisan, dan jiwa- jiwa kalian, sebagaimana Allah berfirman “ Bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa” dalam surat Ali Imran ayat 120.71

اَُدٌِاَجََ

ْمُكِلاَُْمَأِب

ْمُكِسُفْوَأََ

ًِف

ِلٍِبَس

ًَِّللا

Artinya: “Dan berjihad dengan harta dan jiwamu di jalan Allah”.72

Maksud ayat tersebut adalah ajakan untuk berjihad dalam keadaan apa pun baik lapang maupun sulit, sehat maupun sakit, berkecukupan maupun kekurangan, sibuk maupun luang, tua maupun muda, bersemangat maupun tidak bersemangat, ringan dalam perjalanan lantaran semangatmu padanya maupun berat lantaran kesulitanmu dalam menempuh perjalanan. Betapapun kondisi, maka umat Islam tetap diwajibkan berperang melawan musuh Allah dan menegakkan agama tauhid.73 Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:

َّنِإ

َهٌِرَّلا اُُىَمآ اَُسَجاٌَََ

اَُدٌَاَجََ

ْمٍِِلاَُْمَأِب

ْمٍِِسُفْوَأََ

ًِف

ِلٍِبَس

ًَِّللا

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah”.74

Maksud dari ayat-ayat ini adalah untuk menjelaskan kedudukan kaum Muhajirin, Anshar, kaum Mukminin yang belum hijrah, orang-orang kafir, dan kaum Muhajirin setelah perjanjian Hudaibiyah, serta penjelasan terkait nasab sebagian mereka dari sebagian yang lain, yaitu Allah menempatkan kekerabatan Islam untuk menggantikan posisi kekerabatan nasab dan

71 Dr. Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Imam Asy- Syafi‟i, 2008), hlm. 250.

72 Ibid., hlm. 194.

73 Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Wasith, (Jakarta: Gema Insani, 2012), hlm.

761.

74 Ibid., hlm. 186.

Referensi

Dokumen terkait

Pada 3 indikator di atas, kita bisa melihat bahwa harga yang di tawarkan sesuai kualitas memiliki skor terkecil atau sekitar 270, ini dikarenakan jumlah barang yang

Penggunaan metode Monte Carlo dengan exit probability dalam simulasi numerik untuk menentukan harga opsi barrier up-and-out call, down-and-out call dan up-and-in call

peran penting dalam politik internasional seperti dalam organisasi internasional baik itu pemerintah maupun non- pemerintah, MNCs, individu ataupun kelompok. Negara

Saya memahami dan bersetuju bahawa mana-mana data peribadi yang dikumpul atau dimiliki oleh Etiqa General Insurance, sama ada terkandung dalam permohonan ini atau

Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji Signifikansi Parsial (Uji t) Dari hasil uji asumsi klasik dapat diketahui bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini

Pada sub bab ini akan dilakukan perhitungan biaya alternatif perbaikan yang harus dikeluarkan oleh pihak RSUD Kota Madiun dalam mengimplementasikan masing-masing

Berdasarkan hasil dari penelitian disarankan untuk menggunakan sistem budidaya secara tumpangsari tanaman jagung dengan kacang tanah dimaksudkan untuk pengoptimalan lahan

Peran istri menjadi penanggung jawab dalam keluarga dikarenakan pendapatan suami yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga, peran suami yang lalai