Pemodelan dan Analisis Dinamik Self Excited Induction Generator (SEIG) untuk Aplikasi Turbin Angin
Jeffry Immanuel 2209 100 068
Dosen Pembimbing :
Dedet Candra Riawan, S.T., M.Eng., Ph.D
Ir. H. Sidaryanto, MT.
Latar Belakang
Energi fosil
Solusi
Dipengaruhi oleh kecepatan dan beban
Diperlukan pemodelan dan analisis dinamik SEIG
Batasan Masalah
Verifikasi mesin induksi sebagai SEIG dan melakukan
pemodelan dinamik SEIG dengan memberikan beban resistif.
Pemodelan dinamik SEIG menggunakan beberapa asumsi yaitu :
1. Efek temperatur, rugi inti, momen inersia dan histerisis pada magnetisasi induktansi diabaikan.
2. Magnetisasi dalam inti dan belitan mesin seimbang.
3. Mesin induksi yang digunakan memiliki celah udara
yang seragam.
Tujuan
Melakukan eksperimen dan pemodelan dinamik SEIG untuk
mengetahui perilaku dinamik SEIG akibat pengaruh kecepatan
dan pembebanan
Wind Turbine
𝑷 = 𝟎. 𝟓𝟓𝟓𝑪
𝒑𝑽
𝟑𝝀 = 𝝎𝝎 𝑽
Hubungan antara kecepatan rotor dengan kecepatan angin dapat ditulis dengan persamaan :
P = daya output wind turbine ρ = kerapatan udara
A = rotor swept area
Cp = koefisien karakteristik turbin V = kecepatan angin
λ = tip speed ratio R = jari-jari rotor
ω = kecepatan rotor dalam rad/sec V = kecepatan angin
Kurva karakteristik Wind Turbine
SEIG
Excitation Capacitor
Gearbox LOAD
Wind Turbine
Self Excited Induction Generator
Proses terbangkitnya tegangan :
Harus terdapat sisa magnetisasi pada rotor
Membutuhkan kapasitor eksternal untuk menyuplai kebutuhan daya reaktif
Ketika prime mover diputar, sisa magnetisasi rotor akan menghasilkan tegangan kecil pada terminal stator
Tegangan kecil ini akan menyebabkan mengalirnya arus kapasitif sehingga menghasilkan tegangan terbangkit
Terjadi peningkatan tegangan terbangkit yang disebabkan bertambahnya arus kapasitif
Proses ini berlangsung secara kontinyu sampai terdapat titik pertemuan kurva magnetisasi dengan garis linier kapasitor
V Cexc
Im
Vnl
Rating Mesin Induksi
Tipe EM 802-4
Nomor Seri 50062
kW/hp 0.75/1
Tegangan (∆ - Y) 220 V/380 V Arus (∆ - Y) 3.6 A/2.1 A
Frekuensi 50 Hz
Kecepatan 1380 rpm
jumlah pole 4
Penentuan nilai kapasitansi
V Cexc
Im
Vnl 𝑰𝒄 = 𝑰𝒎
𝑽
𝑿𝒄 = 𝑽 𝑿𝒎
𝑿𝒎 = 𝑿𝒄 = 𝟏 𝟐𝟐𝟐𝑪𝟐𝟐𝒄 𝑪𝟐𝟐𝒄 = 𝟏
𝟐𝟐𝟐𝑿𝒎
Nilai kapasitansi minimum yang dibutuhkan adalah 16.9 μF per fasa.
Dalam tugas akhir ini, nilai kapasitor yang digunakan adalah 8 μF per fasa dengan konfigurasi wye pada generator dan konfigurasi delta pada
kapasitor eksternal atau setara dengan 24 μF per fasa dengan konfigurasi
wye pada generator dan konfigurasi wye pada kapasitor eksternal.
Parameter Mesin Induksi
Parameter Keterangan Nilai
Rs Resistansi stator 11.57 Ω
Rr Resistansi rotor 9.58 Ω
Lls Induktansi stator 48.53 mH
Llr Induktansi rotor 48.53 mH
V
qr0, V
dr0Tegangan inisial 5.19 volt
Lm Induktansi magnetisasi 814.34 mH
Pemodelan Dinamik SEIG
𝝎
𝒓= 𝑷
𝒑𝟐 𝝎
𝒓𝒎𝒓𝒓𝒓/𝒔
Rangkaian ekivalen SEIG kondisi tanpa beban pada q-axis
SEIG kondisi tanpa beban pada d-axis Representasi SEIG pada qd reference frame
Diabaikan
Analisis dilakukan pada stationary reference frame :
ω = 0
Saturasi Fluks :
Tegangan Kapasitor :
Vcq, Vcd : tegangan kapasitor dalam sumbu q-d Icq=iqs, icd=ids : arus kapasitor dalam sumbu q-d
Vcq0, Vcd0 : tegangan pre-charged dalam sumbu q-d Cexc : kapasitor eksitasi eksternal
𝑽𝒄𝒎 = 𝟏
𝑪𝟐𝟐𝒄 � 𝒊𝒄𝒎𝒓𝒅 + 𝑽𝒄𝒎𝟎
𝑽𝒄𝒓 = 𝟏
𝑪𝟐𝟐𝒄 � 𝒊𝒄𝒓𝒓𝒅 + 𝑽𝒄𝒓𝟎
Persamaan Tegangan Stator dan Rotor SEIG
𝝏𝒊𝒎𝒔 = 𝟏
𝑳𝒎𝟐 − 𝑳𝒓𝑳𝒔 𝑳𝒓𝒓𝒔𝒊𝒎𝒔 + 𝑳𝒎𝟐 𝝎𝒓𝒊𝒓𝒔 − 𝑳𝒎𝒓𝒓𝒊𝒎𝒓 + 𝑳𝒎𝑳𝒓𝝎𝒓𝒊𝒓𝒓 + 𝑳𝒓𝑽𝒄𝒎 + 𝑳𝒎𝑽𝒎𝒓𝟎
𝝏𝒊𝒓𝒔 = 𝟏
𝑳𝒎𝟐 − 𝑳𝒓𝑳𝒔 −𝑳𝒎𝟐 𝝎𝒓𝒊𝒎𝒔 + 𝑳𝒓𝒓𝒔𝒊𝒓𝒔 − 𝑳𝒎𝑳𝒓𝝎𝒓𝒊𝒎𝒓 − 𝑳𝒎𝒓𝒓𝒊𝒓𝒓 + 𝑳𝒓𝑽𝒄𝒓 − 𝑳𝒎𝑽𝒓𝒓𝟎 𝟏
𝟎 =
𝑳𝒔 𝟎 𝑳𝒎 𝟎 𝟎 𝑳𝒔 𝟎 𝑳𝒎 𝑳𝒎
𝟎 𝟎
𝑳𝒎 𝑳𝒓 𝟎 𝟎 𝑳𝒓
𝒓𝒊𝒎𝒔 𝒓𝒊𝒓𝒔 𝒓𝒊𝒎𝒓 𝒓𝒊𝒓𝒓
+
𝒓𝒔 𝟎 𝟎 𝟎
𝟎 𝒓𝒔 𝟎 𝟎
𝝎𝒓𝟎𝑳𝒎 −𝝎𝒓𝑳𝒎
𝟎 𝒓𝒓 − 𝝎𝒓𝑳𝒓 𝝎𝒓𝑳𝒓 𝒓𝒓
𝒊𝒎𝒔 𝒊𝒓𝒔 𝒊𝒎𝒓 𝒊𝒓𝒓
+
−𝑽𝒎𝒔
−𝑽𝒓𝒔
−𝑽𝒎𝒓𝟎 𝑽𝒓𝒓𝟎
≈
Simulasi dan Eksperimen SEIG
Start-up SEIG dengan kondisi tanpa beban
Respon transien SEIG
(perubahan kecepatan, pembebanan)
Voltage collapse SEIG
(perubahan kecepatan, pembebanan)
I.
II.
III.
Start-up SEIG dengan kecepatan rotor 1500 rpm
Simulasi
429.21 volt rmsEksperimen
1.8 ampere rms
Hasil eksperimen SEIG kondisi tanpa beban dengan variasi kecepatan rotor
Kecepatan (nr) Tegangan (VLL) Arus Stator (Is) Frekuensi (Hz)
1500 400 1.75 49.02
1450 380 1.6 47.62
1400 360 1.45 45.87
1350 350 1.3 44.25
1320 320 1.25 43.48
1300 330 1.15 42.74
1250 300 1 41.32
1200 260 0.9 39.68
1150 230 0.7 38.17
1100 150 0.45 36.5
1050 0 0 0
Respon transien ketika terjadi perubahan kecepatan rotor (1500 rpm – 1320 rpm)
Simulasi
357.1 volt rmsEksperimen
1.33 ampere rms 429.21 volt rms
320 volt rms 1.25 ampere rms
Simulasi
Respon transien ketika diberi beban resistif (noload - 540 watt)
Pout
374.8 volt rms
429.21 volt rms
1.71 ampere rms
530 watt
Eksperimen
Respon transien ketika diberi beban resistif (noload – 540 watt)
400 volt rms
1.75 ampere rms
320 volt rms
1.45 ampere rms
Voltage collapse akibat fluktuasi kecepatan (1200 rpm – 900 rpm)
Simulasi Eksperimen
Voltage collapse
Voltage collapse
279.31 volt rms
0.95 ampere rms
260 volt rms 0.9 ampere rms
Voltage collapse akibat fluktuasi kecepatan (1200 rpm – 900 rpm – 1500 rpm)
Simulasi
Voltage collapse
279.31 volt rms
429.21 volt rms 0.95 ampere rms
1.8 ampere rms
Voltage
regenerated
Voltage collapse akibat fluktuasi kecepatan (900 rpm – 1500 rpm)
Eksperimen
400 volt rms
1.75 ampere rms
Voltage regenerated
Simulasi Eksperimen
Voltage collapse akibat penambahan beban
251 volt rms
0.86 ampere rms
Hasil eksperimen SEIG dengan pembebanan
n
rBeban V
LLIs fs (Hz) Pout
1500 0 400 1.75 49.02 7
1500 120 395 1.6 48.08 38
1500 180 395 1.58 47.62 56
1500 300 380 1.5 47.17 87
1500 360 370 1.5 47.17 105
1500 480 350 1.48 46.73 130
1500 540 320 1.45 46.3 135
1500 660 300 1.4 45.37 160
1200 0 260 0.9 39.68 2
1200 120 220 0.78 39.06 35
1200 180 200 0.7 38.76 55
1200 300 0 0 0 0
Self Excited Induction Generator
Kapasitor
Generator Induksi Sumber
tiga fasa
Oscilloscope
Eksperimen SEIG
Kesimpulan
1. Perubahan kecepatan dan beban berpengaruh pada tegangan, arus stator, frekuensi dan daya output SEIG.
2. Voltage collapse pada SEIG disebabkan oleh kecepatan putar yang rendah dan juga akibat pembebanan yang berlebih.
3. Terdapat perbedaan perilaku antara voltage collapse akibat perubahan kecepatan dengan pembebanan. Untuk voltage collapse akibat perubahan
kecepatan, tegangan akan kembali terbangkit ketika kecepatan naik sedangkan voltage collapse akibat pembebanan tegangan tidak dapat dibangkitkan
kembali meskipun beban dilepas dari SEIG.
4. Pemodelan dinamik SEIG dapat merepresentasikan perilaku dinamik dari SEIG.
Hal ini dapat diverifikasi dengan hasil eksperimen yang diperoleh dan membandingkannya dengan hasil simulasi. Kecuali untuk voltage collapse