• Tidak ada hasil yang ditemukan

1983). Pembelajaran tematik merupakan sistem pembelajaran yang membuat. Pengertian pembelajaran tematik dapat dijelaskan sebagai berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1983). Pembelajaran tematik merupakan sistem pembelajaran yang membuat. Pengertian pembelajaran tematik dapat dijelaskan sebagai berikut :"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan sistem tema yang mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna kepada peserta didik. Tema merupakan pokok pikiran yang menjadi pokok pembicaraan. (Poerwadarminta, 1983). Pembelajaran tematik merupakan sistem pembelajaran yang membuat siswa baik secara individu maupun secara kelompok yang dapat menggali atau menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.

Pengertian pembelajaran tematik dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema sebagai pusat yang digunakan untuk menanami konsep-konsep baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun bidang studi yang lain.

2) Suatu pendekatan pembelajaran yang meghubungkan berbagai bidng studi yang mencerminkan dunia nyata di lingkungan sekitar serta dalam rentan kemampuan dan perkembangan anak.

3) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan.

4) Menggabungkan suatu konsep bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan belajar lebih baik dan bermakna.

(2)

Secara garis besar dapat disimpulkan definisi pembelajaran tematik yaitu pembelajaran terpadu yang menggabungkan beberapa mata pelajaran, yang dapat membuat peserta didik dapat memahami konsep-konsep dari bidang studi yang mencerminkan dengan dunia nyata peserta didik, serta dapat membuat pembelajaran lebih bermakna, dan lebih menyenangkan. Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai suatu konsep pembelajaran yang menggunakan pendekatan belajar-mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang lebih bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu peserta didik secara langsung memahami konsep-konsep melalaui pengalaman secara langsung dan menghubungkan konsep lain yang sudah dipahami. Pengembangan pembelajaran terpadu di sekolah dasar didasari beberapa hal, yaitu :

1) Sesuai dengan penghayatan dunia kehidupan anak yang bersifat holistik.

2) Sesuai dengan potensi pengaitan mata pelajaran di sekolah dasar sehingga mampu membuahkan penguasaan isi pembelajaran secara utuh.

3) Idealisasi pelaksanaan kurikulum yang selayaknya dikembangkan secara integratif. (Depdikbud, 1995:3).

Kurikulum 2013 SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas 1 sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengertian secara luas, tema merupakan suatu wadah untuk memperkenalkan berbagai konsep kepada peserta didik secara utuh dalam kegiatan pembelajaran.

(3)

Pembelajaran tematik tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik. Keterpaduan pembelajaran tematik dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karaktersistik-karakteristik sebagai berikut :

1. Berpusat Kepada Siswa

Pembelajaran tematik berpusat kepada siswa (Student Centered), di mana siswa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator yang menjadi tempat wadah untuk memberikan kemudahan- kemudahan kepada siswa selama melakukan aktivitas belajar mengajar.

2. Memberikan pengalaman langsung

Dalam pembelajaran tematik siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret), yang merupakan dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

Hal tersebut secara tidak langsung memberikan pengalaman langsung kepada siswa selama melakukan kegiatan belajar mengajar.

3. Pemisahana mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik fokus pembelajaran diarahkan pada tema-tema yang mencerminkan kehidupan nyata siswa, sehingga pemisah antar mata pelajaran tidak begitu difokuskan dan lebih mengarah pada tema.

(4)

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Dalam pembelajaran tematik yaitu gabungan dari berbagai mata pelajaran, dari gabungan tersebut yang dimabil hanya konsep dari mata pelajaran tersebut yang mana konsep-konsep tersebut dipelajari leh siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) artinya di mana serang guru dapat mengaitkan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lain dan mengaitkannya dengan kehidupan dan lingkungan dimana siswa berada.

6. Belajar sambil bermain dan menyenangkan

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan prinsip sambil bermain, karena dalam pembelajaran tematik tema yang dipelajari siswa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa belajar juga sambil bermain.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa karaktersitik pembelajaran tematik yaitu berpusat kepada peserta didik, memberikan pengalaman belajar langsung, pemisah antar mata pelajaran tidak begitu nampak, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel,serta belajar dapat sambil bermain dan bersifat menyenangkan.

(5)

2. Pembelajaran Daring

Perkembangan teknologi yang semakin pesat sudah mempengaruhi dalam dunia pendidikan. Perkembangan teknologi dan informasi sudah memiliki pengaruh besar pada dunia pendidikan saat ini. Sudah satu tahun terakhir ini sistem pendidikan di Indonesia ditetapkan sebagai sistem pendidikan yang dilakukan secara daring. Dikarenakan adanya pandemi covid-19 dan itu sudah ditetapkan sebagai status darurat nasional.

Pembelajaran yang dilakukan secara daring sangat memanfaatkan adanya teknologi untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran dan memberikan pengaruh yang positif. Internet menjadi sebuah alat utama yang digunakan untuk melengkapi aktivitas pembelajaran.

Pembelajaran daring merupakan sebuah aktivitas pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan untuk menggunakan beberapa platform yang dapat membantu proses pembelajaran. Ada beberapa aplikasi yang dapat menunjang proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring diantaranya : google meet, zoom, whtasapp, google clasroom, google form, edmodo, web blog, ruang guru, quipper school dan lain-lain.

Berdasarkan definis diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan jarak jauh dengan berbantuan jaringan yang dapat menunjang proses pembelajaran berlagsung. Platform yang digunakan untuk menunjang pembelajaran daring berupa google meet, zoom, whtasapp, google clasroom, google form, edmodo, web blog, ruang guru, quipper school dan lain-lain.

(6)

Tantangan dari adanya pembelajaran daring adalah keahlian dalam penggunaan teknologi dari pihak pendidik dan peserta didik. Dabbagh (dalam, Oktafia dan Wulandari., 2020 : 498-499) menyebutkan ciri peserta didik dalam aktivitas belajar secara daring diantaranya :

a. Semangat Belajar

Semangat peserta didik yang tinggi berpengaruh pada saat proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran daring berlangsung kriteria pemahaman materi dalam pelaksanaan pembelajaran ditentukan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ditemukan sendiri dan menuntut peserta didik untuk belajar mandiri, sehingga kemandirian belajar tiap peserta didik membuat perbedaan pada keberhasilan yang berbeda-beda.

b. Literasi Terhadap Teknologi

Sebelum pembelajaran daring peserta didik harus melakukan peguasaan terhadap teknologi yang akan dilakukan. Alat yang biasa digunakan peserta didik untuk melakukan pembelajaran daring yakni, smartphone dan laptop.

Perkembangan teknlogi yang sangat pesat menciptkana beberapa fitur yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk pembelajaran secara daring.

c. Kemampuan Berkomunikasi Interpersonal

Pembelajaran daring kemampuan berkomunikasi dan interpersonal dilatih guna untuk tetap berkomunikasi dengan peserta didik lainnya. Meskipun pembelajaran daring dilakukan secara mandiri dalam pembelajaran daring tetap dibutuhkan kemampuan berkomunkasinya.

(7)

d. Berkolaborasi

Memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Dalam pembelajaran daring peserta didik harus mampu berinteraksi dengan guru pada sebuah forum yang digunakan untuk melakukan pembelajaran daring. Dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah peserta didik itu sendiri. Selain itu interaksi sangat diperlukan ketika peserta didik sulit memahami materi dan ingin bertanya pada guru . Dalam pembelajaran daring juga dapat melatih agar jiwa individualisme dan anti sosial tidak terbentuk dalam diri peserta didik, serta mampu memahami konsep pembelajaran dengan berkolaborasi. Dan peserta didik juga dilatih untuk kolaborasi dengan lingkungan sekitar atau berbagai sistem yang mendukung pembelajaran daring.

e. Keterampilan Belajar Mandiri

Pembelajaran daring keterampilan belajar mandiri sangat diperluka.

Karena ketika proses pembelajaran daring berlangsung peserta didik akan menemukan konsep sampai dengan menyimpulkan sendiri yang telah dipelajari. Belajar secara mandiri dibutuhkan motivasi untuk menunjang keberhasilan pembelajaran secara daring.

(8)

3. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan komponen penting penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dengan bahan ajar tugas seorang guru menjadi lebih terbantu atau lebih mudah dalam mengajar serta peserta didik menjadi lebih mudah dalam hal belajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan guru untuk membantu mengajar dikelas baik bahan yang berbentuk tertulis seperti hand out, buku, lembar kerja, modul, wallchar maupun bahan tidak tertulis seperti kaset, radio, CD interaktif berbasis internet, video/film (Depdiknas, 2006 : 1).

Bahan ajar meruapakan materi pembelajaran yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai standar kompetensi yang sudah ditetapkan. Yustia (dalam Aryanti, 2018 : 18).

Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan suatu bentuk bahan ajar yang tertulis maupun tidak tertulis yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh guru yang dapat menunjang guru maupun peserta didik dalam hal proses pembelajaran guna untuk mempermudah dalam hal belajar.

b. Jenis-jenis Bahan Ajar

Jenis bahan ajar sangat berkaitan dengan sumber bahan ajar. Sumber bahan ajar adalah tempat dimana suatu bahan ajar diperoleh oleh peserta didik.

Jenis-jenis bahan ajar menurut Abdul Majid (Edi, 2018: 14) diantaranya :

(9)

1) Handout

Handout merupakan jenis bahan ajar tertulis yang dibuat oleh guru dari hasil literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang akan diajarkan sesuai dengan standar kompetensi. Dan didalamnya termuat materi pokok yang harus dikuasi oleh pesesrta didik.

2) Buku

Buku merupkan jenis bahan ajar yang menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang didapat dari : hasil penelitian, hasil experimen, hasil pengamatan, dll.

3) Modul

Modul merupakan jenis bahan ajar yang berbentuk seperti buku, yang didalamnya termuat beberapa komponen diantaranya : materi, lembar kegiatan, lembar evaluasi, kunci jawaban lembar evaluasi dan lembar kerja.

4) Radio

Radio merupakan jenis bahan ajar yang tidak tertulis. Radio bisa dijadikan sebagai bahan ajar yang sudah dirancang oleh guru pada jam tertentu untuk merencanakan sebuah program pembelajaran melalui radio.

5) Video/Film

Video atau film merupakan jenis bahan ajar yang tidak tertulis. Bahan ajar ini berbentuk audio visual.

6) Multimedia Interaktif

Multimedia Interaktif merupaan jenis bahan ajar dari beberapa kombinasi media (audio, teks, animasi, dan video) yang dibuat oleh untuk memudahkan pengguna dalam mempelajari materi tertentu.

(10)

4. Modul

a. Pengertian Modul

Modul menurut Kemendikbud merupakan bahan ajar cetak yang dirancang yang dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul disebut juga sebagai media belajar peserta didik yang didalamnya terdapat petunjuk untuk belajar secara mandiri. Artinya pembaca dapat melakukan kehiatan belajar tnapa harus didampingi oleh pengajar secara langsung. Modul adalah seperangkat bentuk bahan ajar yang dikemas secara sistematis yang didalamnya terdapat pengalaman belajar yang terencana serta didesain secara khusus untuk membantu peserta didik menguasai tujuan pembelajaraan yang spesifik (Daryanto, 2013) yang dikutip oleh (Susanti, 2017 :160).

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan yang dikutip oleh (Edi, 2017 :22) Modul merupakan suatu unit yang program belajar mengajar terkecil yang didalamnya terdapat beberapa aspek diantaranya yaitu tercapainya suatu tujuan instruksional, Sebuah topik yang dijadikan sebagai pangkal proses kegiatan pembelajaran, pokok-pokok materi yang akan dipelajari, guru berperan dalam proses belajar mengajar, Sumber dan alat belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran, kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas, lembar kegiatan kerja yang wajib diisi oleh peserta didik, dan melaksanakan progam evaluasi pembelajaran.

Menurut (Yunda, 2017 : 123) Modul merupakan suatu bentuk bahan ajar yang dibentuk dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan dari seorang guru. Maka dari itu isi modul berupa tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi pelajaran, latihan soal, petunjuk

(11)

kerja, soal evaluasi, informasi pendukung dan hasil evaluasi.

Selanjutnya modul adalah seperangkat alat atau sumber belajar yang disajikan secara sistematis yang memberikan sejumlah informasi untuk pencapaian pengetahuan, atau keterampilan yang dapat digunakan untuk belajar secara mandiri.

Berasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian modul adalah seperangkat sumber belajar yang dikemas secara khusus dan sistematis yang memiliki tujuan serta fungsi untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang digunakan peserta didik untuk belajar secara mandiri tanpa atau bimbingan dari seorang guru yang berisi petunjuk belajar, materi pelajaran, latihan sal, serta soal evaluasi.

b. Karaktersitik Modul

Modul bisa dikatakan bak dan menarik, jika modul yang dikembangkan memiliki karakteristik sebagai berikut (Kemendiknas, 2008) :

1) Self Instruksional, memalui modul peserta didik dapat belajar secara mandiri tidak tergantung pada orang lain.

2) Self Contained, semua materi pembelajaran dari sub kompetensi terdapat dalam modul secara utuh.

3) Stand Alone, modul dikembangkan tidak tergantung pada media lain dan tidak dipergunakan bersama-sama dengan media lain.

4) Adaptive, apabila modul dapat menyeseuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dan fleksibel apabila dipergunakan oleh peserta didik untuk belajar secara mandiri.

(12)

5) User Friendly, setiap petunjuk penggunaan belajar menggunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami, informasi yang disampaikan bersifat membantu dan bersahat dengan pemakainya.

Disimpulkan bahwa suatu modul yang baik untuk digunkan oleh peserta didik apabila modul yang dikembangkan memberikan informasi dnegan menggunakan bahasa sederhana yang lugas, serta tegas dan modul yang dikembangakan menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik.

c. Komponen Modul

Menurut Susanti (2017 : 162) Sebuah modul terdapat beberapa komponen atau unsur- unsur sebagai berikut:

1) Rumusan tujuan yang berupa harapan yang dapat dikuasai peserta didik setelah menyelesaikan unit pembeljaran.

2) Deskripsi isi materi pembelajaran yang dipelajari peserta didik.

3) Lembar kerja peserta didik.

4) Kunci lember kerja peserta didik.

5) Lembar evaluasi, untuk mengukur pengetahuan peserta didik terhadap materi yang sudah dipelajari

6) Kunci lembar evaluasi yang berisi jawaban benar dari setiap soal tes.

(13)

d. Penyusunan Modul

Penyusunan modul harus sesuai pada kompetensi yang terdapat pada tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. Menurut Edi, 2018 hal tersebut dapat dilakukan sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Analisis kebutuhan modul

Analisis kebutuhan modul adalah serangkaian kegiatan untuk menganalisis kompetensi/tujuan yang digunakan untuk menentukan jumlah serta judul modul yang digunakan untuk menvapai suatu kompetensi yang diharapkan.

Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menetapkan kompetensi sesuai dengan program pembelajaran yang disusun didalam modul.

2) Mengidentifikasi serta menentukan ruang lingkup unit kompetensi.

3) Mengidentifikasi serta menentukan keterampilan, pengetahuan dam sikap yang di persyaratkan.

4) Menentukan judul modul.

5) Menganalisis kebutuhan modul diawal periode perkembangan modul.

b. Penyusunan Draft

Penyusunan draft pada modul merupakan suatu proses pengorganisasian materi pembelajara dari suatu kompetensi yang sudah ditentukan. Langkah penulisan draft pada modul diantaranya: 1) menetapkan judul modul serta kompetensi dari suatu modul. 2) penetapan

(14)

tujuan akhir dan tujuan antara. Tujuan akhir adalah suatu kemampuan yang wajib dicapai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu modul, dan tujuan antara adalah suatu kemampuan spesifik yang dapat menunjang tujuan akhir. 3) menetapkan garis besar modul. 4) memeriksa ulang draft yang telah dihasilkan.

c. Uji Coba

Uji coba draft pada modul merupakan suatu penggunaan modul pada peserta didik secara terbatas guna mengetahui kebermanfaatan modul dalam pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara umum. Uji coba draft modul memiliki tujuan tersendiri, diantaranya yaitu : 1) Dapat mengetahui kemampuan serta kemudahana peserta didik dalam menggunakan suatu modul. 2) Dapat mengetahui keefektifan modul dalam membantu peserta didik untuk mempelajari suatu materi pembelajaran. 3) Dapat mengetahui efisiensi waktu belajar pada saat menggunakan modul.

Hasil uji coba tersebut diharapkan memperoleh masukan atau kritik saran sebagai penyempurnaan modul yang sudah diuji cobakan sebelum untuk dipergunakan secara umum. Uji coba ini memiliki 2 teknik pengujian, diantaranya uji cba kelompok kecil yang dilakukan 2-4 peserta didik, dan uji coba kelompok besar yang dilakukan pada 20-30 peserta didik.

d. Validasi

Validasi merupakan suatu kegiatan untuk meminta persetujuan atau pengesahan pada kesesuaian modul dengan kebutuhan sehingga modul tersebut layak serta cocok digunakan dalam proses pembelajaran. Validasi ini melibatkan pihak-pihak yang ahli dalam bidang-bidang yang terkait

(15)

dengan modul pembelajaran.

e. Revisi

Revisi dengan kata lain yaitu perbaikan merupakan proses penyempurnaan modul pembelajaran setelah mendapatkan masukan atau saran dari kegiatan uji coba dan validasi ahli.

5. E-Modul

a. Pengertian E-Modul

E-Modul adalah sebuah bentuk bahan ajar yang disajikan dan disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang di sajikan ke dalam format elektronik dengan berbantuan komputer. Modul elektronik dapat digunakan atau diakses dimana saja dan kapan saja sehingga lebih praktis untuk digunakan untuk belajar. Modul elektronik dapat menyajikan informasi yang terstruktur, menarik serta memiliki interaktifitas yang tinggi. Selain itu proses pembelajaran tidak lagi bergantung pada instruktur sebagai satu-satunya seumber informasi (Gunadharma, 2011).

Berdasarkan penelitian Herawati dan Muhatadi (2018) yang dikutip oleh Ricu Sidiq dan Najuah E-Modul merupakan modul interaktif yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang mampu mengaktifkan kegiatan pembelajaran dengan motivasi yang tinggi.

E-Modul mendukung penggunaan multiproduk (audio-visual berbentuk video) serta interaktifitas yang tinggi serta pembelajaran yang multifungsi. Sehingga dapat melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada pada buku teks.

(16)

E-Module secara etimlogis terdiri dari dua ata, yakni singkatan “e”

atau “electronic” dan “module”. Simarmata (2017: 96) menyeut bahwa modul adalah satuan kegiatan belajar terencana yang didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu dengan cara pengorganisasian materi pelajaran sesuai yang disesuaikan dengan pribadi individu itu sendiri sehingga dapat memaksimalkan kemampuan intelektualnya. Modul dirancang secara khusus dan jelas berdasarkan kecepatan dan pemahaman masing-masing siswa, sehingga dapat mendorong siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan seiring perkembangan zaman perkembangan IPTEK semakin maju dan mulai terciptanya modul elektronik yang mana menjadi sebuah transisi media cetak menjadi media digital. Dalam dunia pendidikan modul pembelajaran mulai menunjukkan transformasi dalam penyajian ke bentuk digital atau elektronik yang dikenal sebagai modul elektronik (E-Modul)

Modul Elektronik merupakan sumber belajar yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik utuk mencapai kompetensi yang sesuai kurikulum secara elektronik (Laili, dkk. 2019 : 309). Selanjutnya, Samiasih (2017:

119) menyebutkan bahwa E-Modul merupakan modul yang berbasis komputer dan berisi penggalan-penggalan dengan pertanyaan disetiap penggalan agar membuat pengguna lebih mudah memahami materi.

Garis besar dapat disimpulkan definis E-Modul adalah seperangkat bentuk bahan ajar yang didesain secara khusus dan jelas yang memiliki

(17)

interaktifitas yang tinggi yang memiliki fitur audio-visual yang disajikan untuk belajar siswa sesuai dengan kemampuannya, serta multifungsi yang dapat dibawa dan digunakan dimana saja, sehingga siswa untuk belajar menjadi lebih praktis. Serta dapat memaksimalkan siswa untuk belajar secara mandiri dan dapat menambah motivasi siswa untuk belajar.

6. Flipbook

Flipbook Maker merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat e-book, E-Modul, e-paper, dan e-magazine. Dalam aplikasi Flipbook maker dapat menyisipkan grafik, gambar, suara, tidak hanya berupa teks saja juga serta dapat menyisipkan link video pada lembar kerja atau kegiatan. Flipbook maker mempunyai fitur background, tombol kontrol, navigasi bar, hyperlink dan backsound. Dalam aplikasi ini secara umum perangkat ini dapat memasukkan file berupa pdf, video dan animasi gerak sehingga dapat menarik perhatian peserta didik untuk lebih giat dalam belajar (Edi, 2018 : 30).

Flipbook maker merupakan sebuah perangkat softwere yang memiliki fungsi untuk membuka setiap halaman seperti membuka buku. Hasil akhir dapat disimpan dalam format swf, .exe, dan .html (Yulinar, 2019 :24). Dengan mengembangkan E-Modul berbasis aplikasi Flipbook maker dapat memberikan pengalaman baru serta pembaharuan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dtarik kesimpulan bahwa aplikasi Flipbook merupakan aplikasi yang bersifat softwere yang dapat digunakan untuk menyisipkan gambar, grafik, teks/tulisan, video serta memiliki fitur background, tombol kontrol, navigasi bar, hyperlink dan backsound.

(18)

Penggunaan aplikasi Flipbook maker ini juga dapat menambah minat peserta didik, serta dapat mengukur kemampuan peserta didik, karena dalam aplikasi Flipbook maker ini dilengkapi dengan lembar evaluasi yang nantinya dapat dikerjakan oleh peserta didik.

Kelebihan dari E-Modul berbasis aplikasi Flipbook apabila dikaitkan pada proses pmbelajaran diantaranya sebaga berikut :

a. Dapat menghilangkan kebosanan peserta didik untuk belajar secara mandiri.

b. Peserta tidak merasa jenuh pada saat membaca karena fitur membuka dalam aplikasi ini layaknya seperti membuka halaman.

c. Peserta didik dapat lebih mudah untuk memahami materi karena dilengkapi dengan video serta gambar yang mendukung materi pembelajaran.

d. Peserta didik memiliki pengalaman belajar yang beragam dari pegembangan E-Modul ini.

e. Peserta didik mudah mengakses untuk masuk karena tidak perlu mendownload aplikasi hanya perlu masuk pada Link E-Modul peserta didik langsung masuk ke halaman E-Modul.

f. Bersifat fleksibel bisa dipelajari secara berulang-ulang dan dapat dibawa kemana-mana.

(19)

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut adalah penelitian yang relevan atau terkait dengan bahan ajar E- Modul diantaranya :

Judul Persamaan Perbedaan Keterangan

Pengembangan E-Modul (Modul Digital) dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

1. Jenis Penelitian Pengembangan 2. Mengembangkan

E-Modul 3. Penelitian

dilakukan pada kelas IV Sekolah Dasar

1. Materi yang digunakan

Peneliti terdahulu mengembangkan E-Modul.

Hasil peneliatan diatas mengatakan bahwa pengemabangan E-Modul yang dikembangkan menunjukkan kepraktisan dan membantu dalam pembelajaran tematik, selain itu dapat membantu guru maupun peserta didik belajar secara mandiri.

Pengembangan E-Modul Matematikan Berbasis Realisik untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

1. Jenis Penelitian Pengembangan 2. Mengembangkan

E-Modul 3. Menggunakan

Aplikasi Flipbook

1. Materi yang digunakan

Penelitian terdahulu mengembangkan E-Modul berbasis aplikasi Flipbook.

Hasil penelitian diatas mengatakan bahwa pengembangan E-Modul berbasis aplikasi Flipbook mampu meningkatkan berpikir kreatif pada peserta didik.

Pengembangan E-Modul

Berbasis Game Based Learning Materi

Pengukuran dengan Penguatan Karakters Gemar Membaca dan Menghargai Prestasi

1. Jenis Penelitian Pengembangan 2. Mengembangkan

E-Modul 3. Penelitian

dilakukan di Kelas IV Sekolah Dasar

1. Materi yang digunakan

Peneliti terdahulu mengembangkan E-Modul.

Hasil dari penelitian mengatakan bahwa kepraktisan dari E-Modul tersebut menunjukkan presentasi 100 % dan siswa sangat termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan siswa merasa senang.

Pengembangan Modul Berbasis Quantum

Learning Tema Ekosistem untuk Kelas V Sekolah Dasar

1. Jenis Penelitian Pengembangan 2. Pembelajaran

Tematik

A. Materi yang digunakan

B. Mengemban gkan modul

Peneliti terdahulu mengembangkan modul pebelajaran tematik. Hasil penelitian mengatakan bahwa pengembangan modul mampu menarik perhatian peserta didik

serta membuat

pembelajaran lebih menyenangkan dan modul tersebut layak digunakan.

Tabel 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan

(20)

Kesimpulan dari kajian penelitian Kuncahyono (Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang) dengan judul “ Pengembangan E-Modul (Modul Digital) dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar” Hasil penelitian mengatakan bahwa selain menghasilkan E-Modul pembelajaran tematik juga menghasilkan buku pedoman penggunaan E-Modul yang dapat digunakan oleh peserta didik dan guru secara mandiri. Serta dapat menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa karena mudah dipahami.

Penelitian dari Istikomah, Riawan Yudi Purwoko, Puji Nugraheni ( Univeristas Muhammadiyah Purworejo) dengan judul “ Pengembangan E- Modul Matematika Berbasis Realisik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatis Siswa” Hasil penelitian mengatakan bahwa pengembangan E-Modul mampu memingkatkan kemampuan berpikir kreatif serta mempengaruhi pada hasil pre- test yang dilakukan peserta didik dengan rata-rata skor 58,67 dan hasil post-test dengan rata-rata skor 80,31. Dengan begitu menunjukkan bahwa pengembangan E-Modul sangat mempengaruhi pada hasil belajar peserta didik.

Penelitian dari Yunita Miftahul Jannah, Yuniawatika, Alif Mudiono (Universitas Negeri Malang) dengan judul “Pengembangan E- Modul Berbasis Game Based Learning Materi Pengukuran dengan Penguatan Karakters Gemar Membaca dan Menghargai Prestasi” Hasil penelitian mengatakan bahwa produk dalam kaetgori valid dan praktis sehingga layak digunakan dalam pembelajaran, serta dapat memotivasi belajar peserta didik.

(21)

Penelitian dari Amara Sasmita dan Khusnul Fajriyah (Universitas PGRI Semarang) dengan judul Pengembangan Modul Berbasis Quantum Learning Tema Ekosistem untuk Kelas V Sekolah Dasar. Hasil penelitian mengatakan bahwa pengembangan modul mampu menarik perhatian peserta didik serta membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan modul tersebut layak digunakan.

Kesimpulan dari peneliti terdahulu dapat dikatakan bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan dengan peneliti sekarang. Persamaan dari peneliti sekarang sama-sama mengembangkan E-Modul untuk menambah motivasi peserta didik dan mempermudah peserta didik dalam belajar secara mandiri. Kemudian memiliki perbedaan yaitu pada penelitian sekarang pegembangan E-Modul berbasis Aplikasi Flipbook. Dapat disimpulkan bahwa pembaharuan sumber belajar sangat dibutuhkan, mengingat bahwa sekarang pendidikan sekolah dasar sudah menggunakan sistem tematik dan hal tersebut lebih baik lagi ditunjang dengan adanya pembaharuan sumber atau media pembelajaran agar proses pembelajarn dapat menarik perhatian siswa, memotivasi belajar siswa, pemeblajaran menajdi lebih efektif dan efisien serta melatih siswa untuk belajar secara mandiri.

(22)

C. Kerangka Berfikir

Produk Akhir Berupa E-Modul Pembelajaran Tematik Berbasis Aplikasi Flipbookdi Kelas IV Sekolah Dasar

Kondisi Ideal

Pembelajaran melibatkan berbagai unsur sebagaimana dijelaskan oleh Suparman (2012:11) Bahwa pembelajaran merupakan sebuah aktivitas yang melibatkan berbagai bentuk metode, penggunaan media (cetak, visual/gambar, audio dan multimedia) serta kegiatan pembelajaran yang paling sederhana (mendengarkan) sampai melakukan kegiatan eksperimen atau praktek uji coba.

Kondisi Lapangan Dalam pembelajaran yang dilakukan di SDN Girimoyo 02 Kabupaten Malang Guru sudah memanfaatkan youtube untuk menunjang pembelajaran, tetapi peserta didik belajar hanya mengandalkan LKS. Hal tersebut membuat suasana belajar menjadi monoton.

Analisis Kebutuhan

Membutuhkan sebuah sumber belajar berbentuk Modul Elektronik (E-Modul) yang dapat mempermudah siswa untuk belajar secara mandiri

Proses Pengembangan menggunakan model Lee & Owens 2004

Penilaian Kebutuhan Analisis Awal Akhir

Develop Implement Evaluate

Penilaian/Analisis

Gambar

Tabel 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan

Referensi

Dokumen terkait