PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS POCKET BOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA TEMA KEHIDUPAN MASYARAKAT MASA ISLAM KELAS VII DI MTs NEGERI 6
BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022 SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Sains
Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh:
ISROFATUL MAULIDAH T20189006
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
OKTOBER 2022
ii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS POCKET BOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA TEMA KEHIDUPAN MASYARAKAT MASA ISLAM KELAS VII DI MTs NEGERI 6
BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Sains
Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh:
Isrofatul Maulidah NIM: T20189006
Disetujui Pembimbing:
Abdurrahman Ahmad, M.Pd NUP. 20160378
iii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS POCKET BOOK DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA TEMA KEHIDUPAN MASYARAKAT MASA ISLAM KELAS VII DI MTs NEGERI 6
BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2021/2022 SKRIPSI
telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Sains
Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Hari: Jumat
Tanggal: 28 Oktober 2022 Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Musyarofah, M.Pd Depict Pristine Adi, M.Pd
NIP. 198208022011012004 NIP.199211052019031006
Anggota:
1. Dr. Moh. Sutomo, M.Pd ( )
2. Abdurrahman Ahmad, M.Pd ( )
Menyetujui
Menyetujui Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I NIP. 196405111999032001
iv MOTTO
اًرْسُيِرْسُعْلٱَعَمنَِّإَف
Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S Al-Insyirah: [94]:5)1
“Akan selalu ada jalan menuju keberhasilan, selama orang tersebut mau berusaha dan bekerja keras untuk memaksimalkan kemampuan yang ia miliki”
-Bambang Pamungkas-
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an danTerjemahan, (Jakarta: Departemen Agama RI), 613
v
PERSEMBAHAN
Puji syukuratas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran serta kekuatan dan karunia karunia indah sehingga dapat terselesainya tugas akhir ini. Oleh karena itu skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang tercinta:
1. Kedua orang tua, ayah saya Bapak Wasianto dan Ibu Zuhrotussalami yang telah membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang, terimakasih atas segala doa dan dukungan sehingga tetap semangat dalam menuntut ilmu. Adikku tercinta yang kini berjuang dengan pendidikannya dijenjang Sekolah Dasar.
2. Para guru dan dosen yang telah memberikan limpahan ilmu dan pengalaman belajar, terimakasih atas keikhlasan didikan yang diberikan selama menuntut ilmu.
3. Teman-teman seperjuangan Tadris IPS 2018 yang selalu saling menguatkan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir.
4. Kepada Fitri, Aisyah, dan Alfina yang senantiasa ada dalam keadaan suka maupun duka serta yang selalu membantu, menghibur dan memberikan kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya, kekuatan, dan kesehatan sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pocket Book dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada Tema Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam Kelas VII di Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022” dapat terselesaikan dengan baik dan berjalan dengan lancar.
Banyak pihak yang membantudalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih, semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Jazakumullah, khusunya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah mengayomi mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I Selaku Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah membimbing mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Dr. Indah Wahyuni,M. Pd Selaku Ketua Jurusan yang telah memberikan kemudahan dalam memberikan izin penelitian sehingga membantu lancarnya proses penelitian yang dilakukan.
4. Ibu Musyarofah, M.Pd. Selaku Koordinator Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah melancarkan proses persetujuan dalam skripsi.
vii
5. Bapak Abdurrahman Ahmad, M.Pd. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mengarahkan dan membimbing dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Moh. Sutomo, M.Pd. Selaku dosen Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai validator ahli media yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.
7. Bapak Hartono, M.Pd. Selaku dosen Program Studi PGMI sebagai validator ahli bahasa yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.
8. Bapak Drs. Heru Mursodo Selaku guru kelas VII MTs Negeri 6 Banyuwangi sekaligus guru pamong dan validator ahli materi yang telah meluangkan waktunya, mengarahkan dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi ini.
9. Dosen Tadris IPS Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan banyak ilmu sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan baik.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, taufi, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Jember, 28 Oktober 2022
Isrofatul Maulidah
T20189006
viii ABSTRAK
Isrofatul Maulidah, 2022: Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pocket Book dalam Pembelajaran IPS pada Tema Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam Kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022.
Kata Kunci: Pengembangan bahan ajar, Pocket Book, Pembelajaran IPS Kurangnya inovasi guru dalam mengembangkan bahan ajar dan kurang efektifnya penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran IPS menjadi masalah pembelajaran bagi peserta didik. Hal ini membuat belajar peserta didik yang kurang maksimal. Mata pelajaran IPS cukup sulit dipahami dan membosankan karena materi yang dibaca sangat banyak dan bahan ajar relatif lebar, terbatas dan tebal, sehingga sulit untuk dibawa kemana saja. Masalah lain peserta didik ada pula yang hanya datang, duduk, diam sedih atau tampak bermalas-malasan.
Pemilihan bahan ajar yang tersedia tergantung pada persoalan yang ada dalam proses pembelajaran. Bahan ajar Pocket Book yang kemudian dikembangkan dalam membantu proses pembelajaran IPS yang lebih efektif, kreatif, dan inovatif.
Fokus penelitian ini adalah: 1) Bagaimana validitas Bahan Ajar Pocket Book mata pelajaran IPS pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi tahunpelajaran 2021/2022, 2) Bagaimana keefektifan Bahan Ajar Pocket Book mata pelajaran IPS pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengetahui validitas Bahan Ajar Pocket Book mata pelajaran IPS pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022. 2) Mengetahui keefektifan Bahan Ajar Pocket Book mata pelajaran IPS pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan model yang menjadi acuan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah model 4-D oleh Thiagarajan.
Instrumen pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, tes, dan angket. Penjelasan mengenai validitas produk bahan ajar Pocket Book menggunakan angket yang di uji oleh ahli validasi. Sedangkan keefektifan produk bahan ajar menggunakan desain pretest dan posttest.
Hasil penelitian menunjukkan yaitu: 1) Terwujudnya bahan ajar Pocket Bookpada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam yang menunjukkan kevalidan Pocket Book pada aspek desain oleh ahli desain sebesar 76% kategori valid, pada aspek bahasa oleh ahli bahasa sebesar 86% kategori sangat valid, dan pada aspek materi olehahli materi sebesar 92% kategori sangat valid, 2) Bahan ajar Pocket Book di kategorikan efektif meningkatkan pengetahuan peserta didik pada tema Kehidupan Mayarakat Indonesia Masa Islam melalui uji coba pretest dan posttest dengan memperoleh hasil uji coba skala kecil sebesar 76,92% dan uji coba skala besar sebesar 83,62%.
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penlitian dan Pengembangan ... 10
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 10
E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan... 12
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 13
G. Definisi Istilah ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18
A. Penelitian Terdahulu ... 18
B. Kajian Teori ... 22
x
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 52
A. Model Penelitian dan Pengembangan ... 52
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 54
C. Uji Coba Produk ... 60
1. Desain Uji Coba ... 60
2. Subjek Uji Coba ... 61
3. Jenis Data ... 62
4. Teknik Pengumpulan Data ... 62
5. Teknik Analisis Data ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70
A. Penyajian Data Uji Coba ... 70
B. Analisis Data ... 94
C. Revisi Produk ... 102
BAB V KAJIAN DAN SARAN ... 104
A. Kajian Produk yang telah Direvisi ... 104
B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan pengembangan produk lebih lanjut ... 107
DAFTARPUSTAKA ... 111 LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 20
Tabel 3.1 Kisi-kisi Validasi Ahli Desain ... 65
Tabel 3.2 Kisi-kisi Validasi Ahli Bahasa ... 66
Tabel 3.3 Kisi-kisi Validasi Ahli Materi ... 67
Tabel 3.5 Kriteria Validasi Ahli ... 68
Tabel 3.6 Kriteria Keefektifan Produk ... 69
Tabel 4.1KI dan KD Kelas VIISemester Genap ...73
Tabel 4.2 Penyajian Hasil Validasi Ahli Desain ... 85
Tabel 4.3 Catatan Saran dari Ahli Desain ... 86
Tabel 4.4 Penyajian Hasil Validasi Ahli Bahasa ... 87
Tabel 4.5 Catatan Saran dari Ahli Bahasa ... 88
Tabel 4.6 Penyajian Hasil Validasi Ahli Materi ... 89
Tabel 4.7 Penyajian Data Hasil Uji Coba Pretest dan Postest Skala Kecil ... 91
Tabel 4.8 Penyajian Data Hasil Uji Coba Pretest dan Postest Skala Besar ... 93
Tabel 4.9 Kriteria Validitas Ahli Desain... 95
Tabel 4.10 Kriteria Validitas Ahli Bahasa ... 95
Tabel 4.11 Kriteria Validitas Ahli Materi ... 96
Tabel 4.12 Analisis Data Uji Coba Pretest dan Postest Kelompok Kecil ... 97
Tabel 4.13 Kriteria Keefektifan Produk ... 98
Tabel 4.14 Analisis Data Uji Coba Pretest dan Postest Kelompok Besar ... 99
Tabel 4.15 Kriteria Keefektifan Produk ... 101
Tabel 4.16 Revisi Ahli Desain ... 102
xii
Tabel 4.17 Revisi Ahli Bahasa ... 103
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Pengembangan 4D oleh Thiagarajan, dkk ... 54
Gambar 4.1 Tampilan Gambar pada Canva ... 76
Gambar 4.2 Tampilan Gambar pada Microsoft Office Word ... 77
Gambar 4.3 Tampilan Judul/Cover ... 78
Gambar 4.4 Tampilan Kata Pengantar dan Daftar Isi ... 79
Gambar 4.5 Tampilan Peta Konsep ... 80
Gambar 4.6 Tampilan Kompentensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran ... 81
Gambar 4.7 Tampilan Isi/Materi ... 82
Gambar 4.8Tampilan rangkuman dan latihan soal ... 83
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkembangan zaman saat ini semakin banyak orang yang menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang teramat penting bagi kemajuan dan keberhasilan seorang individu karena pengetahuan dan keahlian serta keterampilan yang diperolehnya melalui pendidikan merupakan kemajuan dan keberhasilan diri mereka sendiri. Keberhasilan pendidikan suatu individu terbentuk melalui proses pembelajaran yang berkualitas. Menurut Prof. Drs. S.
Brojonegoro Pendidikan adalah satu dari banyak persoalan dari zaman ke zaman yang mendapat perhatian manusia.2
Pendidikan adalah transformasi ilmu pengetahuan, budaya, sekaligus nilai-nilai yang berkembang pada siatu generasi agar dapat di transformasi kepada generasi berikutnya. Dalam pengertian ini pendidikan tidak hanya merupakan transformasi ilmu, melainkan sudah berada dalam wilayah transformasi budaya dan nilai yang berkembang dalam masyarakat.
Pendidikan merupakan bantuan kepada peserta didik dengan penuh kesadaran baik dengan alat atau tidak, dalam kewajiban mereka mengembangkan dan menumbuhkan diri untuk meningkatkan kemampuan serta peran dirinya sebagai individu dan anggita masyarakat.3
Pendidikan tidak jauh dari kata belajar, Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampua
2H. Chomaidi dan Salamah, Pendidikan dan Pengajaran Strategi pembelajaran di sekolah, (Jakarta: PT. Grasindo, 2018), 3,
3 Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Deepublish, 22018), 3
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan. Pembelajaran menurut UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.4
Pengelolaan asal mula belajar menggambarkan salah satu bagian yang penting untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran. Proses pembelajaran yaitu suatu metode hubungan antara sumber belajar dan perangkat keras pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pemanfaatan sumber belajar pada aktivitas pembelajaran layak mampu merangsang minat dan potensi peserta didik.
Suatu bangsa akan sulit berkembang dengan baik tanpa memberikan dukungan atas pendidikan yang berkualitas. Ada banyak tantangan yang masih belum terpenuhi dalam dunia pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah penggunaan bahan ajar itu sendiri. Menurut Wina bahan ajar adalah salah satu jenis sumber belajar yang menghasilakan berupa buku teks, modul, vidio, film, program slide, dan lain-lain yang dapat digunakan untuk menyimpan bahan pembelajaran.5
Dengan cukup pesatnya perkembangan teknologi dan informasi masa kini memberikan dampak yang cukup besar terhadap seluruh bidang kehidupan, salah satunya adalah pendidikan. Maka dari itu, guru harus mampu
4 Karwono & Mularsih, Belajar dan Pembelajaran: Serta Pemanfaatan Sumber Belajar, (Depok : PT Raja Grafindo Persada, 2017), 9.
5 Maula Aqid Azarudin, Pengembangan bahan ajar berbasis peta konsep, (Semarang:
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2019), 1.
memilih strategi pembelajaran, serta mampu menggunakan berbagai jenis bahan ajar untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya hal tersebut, maka Peserta didik akan termotivasi dalam belajar apabila tersedianya bahan ajar yang sesuai dan menarik. Hal ini akan membuat peserta didik bersemangat dan menjadikan isi pembelajaran menjadi lebih nyata. Jika pembelajaran yang terjadi dirasa menyenangkan, maka secara otomatis para peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.
Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan dalam satuan pendidikan yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ,IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran di integrasikan dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran Ilmu sosial lainnya.6
Dalam pembelajaran IPS, Peran pendidik sebagai penyampai informasi kearah peserta didik menjadi pembimbing dan fasilitator dalam proses belajar.
Pendidik hendaknya memiliki kewenangan penuh untuk mengembangkan pembaharuan proses pembelajaran yang berorientasi pada tujuan pendidikan.
Dalam kaitan ini hendaknya pendidik berperan sebagai agen pembaharuan yakni yang dapat menjadi sumber belajar peserta didik dan motivator bagi peserta didik untuk terus belajar, sehingga dapat lebih mengembangkan daya fikirnya. Bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPS di sekolah, sudah
6 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), 7.
selayaknya posisi pendidik sebagai pengambil keputusan pembaharuan pembelajaran di sekolah ini segera diwujudkan.7
Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Banyuwangi merupakan salah satu sekolah yang berkembang di Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, pendidikan tentu memerlukan beragam jenis sumber belajar yang mampu untuk menunjang aktivitas belajar mengajar peserta didik dan pendidik. Salah satu sumber belajar yang digunakan untuk proses pembelajaran IPS yaitu berupa bahan ajar LKS atau Buku Ajar Canggih Ilmu Pengetahuan Sosial yang diterbitkan oleh Gema Nusa dan buku paket IPSdari pemerintah yang jumlahnya terbatas. Akan tetapi, perlu juga menggunakan buku ajar lainnya sebagai bahan ajar alternatif untuk menaikkan mutu kegiatan pembelajaran sehingga bisa meningkatkan semangat belajar dan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan wawancara dengan guru IPS kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi, materi pada mata pelajaran IPS itu sangat luas khususnya pada tema sejarah kehidupan masyarakat pada masa islam, tema sejarah cukup dirasa sulit untuk dipahami karena materi bacaan yang dipelajari cukup banyak. Masih terdapat peserta didik yang tidur sewaktu kegiatan pembelajaran IPS terutama pada tema sejarah yang cukup banyak bacaan dengan cerita peristiwa masa lampau hingga masa sekarang, ada juga peserta
7 Ngatiyem, “Kajian Fungsi Pendidikan IPS terhadap Dimensi Tujuan Pembelajaran Studi Kasus di SMP Negeri 2 Polewali”, Jurnal Pepatuzdu, Vol. 6, No. 1 (November 2013): 13-20.
didik yang mengabaikan penjelasan saat guru menerangkan seperti berbicara sendiri dengan teman, dan oret-oretan.8
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa kelas VII MTs Negeri 6 Banyuwangi, mata pelajaran IPS cukup sulit dipahami dan membosankan karena materi yang dibaca sangat banyak dan bahan ajar relatif lebar, terbatas dan tebal, sehingga sulit untuk dibawa kemana saja.Hal tersebut membuat siswa merasa tidak tertarik untuk membaca materi yang ada dalam bahan ajar. Berdasarkan analisis kebutuhan,peserta didik lebih menyukai bahan ajar yang berwarna dan bergambar, serta praktis untuk dibawa kemanapun karena peserta didik lebih termotivasi untuk belajar, selain itu peserta didik dapat belajar secara mandiri, sehingga tujuan pembelajaran IPS pun memberikan hasil belajar yang maksimal kepada peserta didik.9
Melihat kenyataan yang ada disekolah, belum tersedia bahan ajar IPS yang mampu menarik perhatian siswa, guru hanya berpatokan dengan bahan ajar yang sudah ada. Terkait dengan penggunaan bahan belajar IPS pada kelas VII pada umunya, peserta didik hanya menggunakan LKS dan Buku Paket yang terbatas.
LKS maupun Buku paket yang beredar relatif berukuran besar dan tebal sehingga sulit untuk dibawa kemana-mana, serta terdapat sedikit menggunakan gambar dan warna sehingga kurang menarik perhatian peserta didik dalam belajar. Hal tersebut tentu menjadikan peserta didik merasa jenuh karena dianggap masih kurang menyenangkan.Kurangnya semangat siswa
8Heru Mursodo, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi, 20 Desember 2021.
9 Observasi di MTs Negeri 6 Banyuwangi, pada 15 Januari 2022.
dalam membaca dan terbatasnya bahan ajar yang digunakan oleh siswa menjadikan pendidik untuk tertarik dalam membuat suatu produk bahan ajar yang praktis dan dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Setiap peserta didik mempunyai karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda. Ada juga peserta didik yang berasal dari lingkungan sosial berbeda. Hal tersebut adalah suatu bentuk peserta didik yang mempunyai fungsi mandiri dengan pola perilaku masing-masing. Adapun problem lain saat pembelajaran berlangsung di MTs Negeri 6 Banyuwangi secara tatap muka antara lain tidak semua peserta didik siap baik secara mental untuk mengikuti pembelajaran di sekolah. Ada peserta didik yang senang, riang, dan semangat dalam berpartisipasi mengikuti pembelajaran di sekolah, tapi ada pula yang hanya datang, duduk, diam sedih atau tampak bermalas-malasan.
Dengan persoalan yang ada, bahan ajar menjadi bagian penting dalam kegiatan pembelajaran. Karena menggambarkan salah satu alat bantu pengajaran untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuannya, selebihnya jika ada model pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai maka peserta didik akan lebih termotivasi dan membangkitkan semangat dalam proses pembelajaran.
Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh peserta didik adalah dengan memanfaatkan bahan ajar yang bisa menyimpan informasi pembelajaran, mendorong apresiasi dan kemampuan konsep bahan ajar.
Menurut Pannen Bahan Ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan oleh guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran. Menurut Rowntree bahwa dilihat dari sifatnya maka bahan ajar sesungguhnya dapat dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu:
Bahan Ajar yang berbasis cetak, bahan ajar yang berbasis teknologi, bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek dan bahan ajar yang diperlukan untuk keperluan interaksi manusia (terutama untuk pendidikan jarak jauh).
Bahan ajar memiliki peranan penting dalam memnentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Melalui bahan ajar peserta didik dapat belajar sendiri, peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja, serta peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing. Tidak hanya bagi peserta didik, melainkan bahan ajar juga sangat berfungsi bagi pendidik seperti mengubah peran pendidik dari pengajar menjadi fasilitator dan meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.10
Berbagai macam bahan ajar kini banyak digunakan oleh para guru dalam menunjang proses pengajaran yang optimal. Pemilihan bahan ajar yang tersedia tergantung pada persoalan yang ada dalam proses pembelajaran. Salah satu jenis bahan ajar yang mampu untuk menarik perhatian peserta didik adalah Pocket Book.
Menurut Saras, Pocket Book adalah sumber bacaan yang terdiri atas beberapa lembar kertas dengan ukuran yang kecil, tipis, dan bisa disimpan di dalam saku sehingga mudah dibawa kemanapun dan bisa dibaca setiap
10 Romaya A Siregar et al., “Pengembangan Bahan Ajar Pocket Book Pada Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 183 Pekanbaru”, Jurnal Online Mahasiswa FKIP, Vol. 4, No. 1 (Februari 2017): 3,
waktu.11 Dalam tampilan buku saku ini di lengkapi dengan gambar yang mendukung materi dan warna sehingga memberikan tampilan yang menarik.
Wardhani menyatakan bahwa siswa cenderung menyukai bacaan yang menarik dengan uraian dan banyak gambar atau warna.12 Gambar dapat membantu mengarahkan imajinasi pembaca agar selaras dengan kebenaran materi yang disampaikan oleh guru. Kinerja otak dalam mengingat juga dapat ditingkatkan melalui imajinasi.13Oleh karena itu, dengan adanya problem pembelajaran dalam mata pelajaran IPS di MTs Negeri 6 Banyuwangi, penggunaan bahan ajar berbentuk Pocket Book atau buku saku diharapkan dapat menjadi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar dikelas maupun diluar kelas.
Materi Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam adalah peristiwa yang dialami manusia di masa lampau yang telah meninggalkan jejak peninggalan-peninggalan di masa sekarang. Hal yang paling menarik adalah pada peristiwa dalam perkembangannya yang disusun dalam cerita sejarah. Mempelajari sejarah memiliki keterkaitan besar karena dapat mengembangkan kesadaran sejarah dan nilai-nilai yang terkandung di
11Romaya A Siregar et al., “Pengembangan Bahan Ajar Pocket Book Pada Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 183 Pekanbaru”, Jurnal Online Mahasiswa FKIP, Vol. 4, No. 1 (Februari 2017): 4
12 Septiana Vicky Laksita et al., “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Dalam Bentuk Pocket Book pada Materi Alat Optik serta Suhu dan Kalor untuk Kelas X SMA”, Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), Vol. 3, No. 1 (Januari 2013): 14,
13 Athiyatul Hamidiyah, Anindya Fajarini, “Pengembangan Bahan Ajar Berbentuk
Ensiklopedia pada mata pelajaran IPS untuk Materi Pra-Melek Huruf”, Heritage: Journal of Social Studies, Vol. 3, No. 1 (Juni 2022): 27
dalamnya, serta juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan pemhaman akan pentingnya masa depan.14
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti ingin mengembangkan bahan ajar sebagai suatu media belajar bagi peserta didik. Keuntungan pada bahan ajar Pocket Book ini antara lain: 1) bagi pendidik adalah dapat menghemat waktu dalam menjelaskan materi, 2) bagi peserta didik adalah mempermudah peserta didik dalam belajar dimanapun dan kapanpun, 3) bagi sekolah adalah dapat menambah bahan ajar untuk memperluas wawasan informasi.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya keterbatasan bahan ajar yang tersedia dan kekurangan yang ada dalam bahan ajar yang sudah tersedia berpengaruh terhadap proses pembelajaran peserta didik. Mengingat akan pentingnya bagi kebutuhan peserta didik maka peneliti ingin mengembangkan bahan ajar berbasis Pocket Book pada mata pelajaran IPS kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi. Dengan demikian maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar BerbasisPocket Book dalam Pembelajaran IPSpada Tema Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam Kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi Tahun Pelajaran 2021/2022”.
14Titin Ariska Sirnayatin, “Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah”,Jurnal SAP Vol. 1 No. 03 April 2017 hlm 314.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana validitas Bahan Ajar Pocket Book dalam pembelajaran IPS pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022 ?
2. Bagaimana keefektifanBahan Ajar Pocket Book dalam pembelajaran IPS pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022 ?
C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian dan pengembangan yang akan dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui validitas Bahan Ajar Pocket Book dalam pembelajaran IPS pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022
2. Untuk mengetahui keefektifan Bahan Ajar Pocket Book dalam pembelajaran IPS pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi tahun pelajaran 2021/2022 D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar Pocket Book pada tema Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Islam, secara rinci maka spesifikasi Produk yang diharapkan dalam penelitian dan pengembangan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Produk berupa Bahan ajar Pocket Book yang di kembangkan untuk peserta didik kelas VII di MTs Negeri 6 Banyuwangi.
2. Bahan ajar Pocket Book atau buku saku dengan tampilan fisik berbentuk media cetak yang praktis dapat dibawa kemana saja dan dimana saja. Serta dapat memenuhi kriteria dari segi aspek materi/isi, aspek penyajian, dan aspek kebahasaan.
3. Memiliki tampilan gambar dan variasi warna yang menarik.
4. Tema pada bahan ajar yaitu Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam.
5. Bahan ajar Pocket Book mencakup:
a. Cover
b. Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar c. Materi pokok
d. Soal latihan e. Rangkuman f. Biografi penulis
6. Bahan ajar Pocket Book dibuat semenarik mungkin untuk peserta didik, yang di buat dengan menyesuaikan KI dan KD suatu pokok bahasan yang akan diajarkan di kelas VII MTs Negeri 6 Banyuwangi.
7. Bentuk bahan ajar Pocket Book adalah sebagai berikut:
a. Ukuran Pocketbook: P x L = 15 cm x 11 cm b. Ukuran kertas: A6
c. Halaman: 70 halaman
E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Adapun pentingnya penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
Dapat mempermudah peserta didik dalam belajar dimana saja, dapat memberikan semangat belajar, dan pemahaman materi oleh peserta didik dalam pembelajaran IPS di MTs Negeri 6 Banyuwangi.
2. Bagi Pendidik
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan sumber belajar berupa bahan ajar cetak yaitu Pocketbook yang akan digunakan dalam pembelajaran IPS di MTs Negeri 6 Banyuwangi, dan dapat mempermudah guru dalam penyampaian materi.
3. Bagi Sekolah
Dengan adanya produk baru berupa bahan ajar cetak yang efektif yaitu Pocketbook, dapat membantu sekolah dalam meningkatkan pemahaman dan kualitas pembelajaran mengenai sumber belajar yang digunakan di MTs Negeri 6 Banyuwangi.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan mampu menambah pengetahuan dalam hal pembelajaran IPS, dapat memberikan pengalaman baru untuk mengembangkan suatu bahan ajar berbentuk cetak, dan sebagai bekal mengajar untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan
bahan ajar yang praktis dan menarik, serta bermanfaat bagi calon pendidik lain nantinya.
5. Bagi UIN KHAS Jember
Penelitian dan pengemabangan ini diharapkan mampu memberikan konstribusi baru yang positif dan dapat menambah literatur mengenai pengembangan berupa bahan ajar.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan 1. Asumsi Penelitian dan Pengembangan
Asumsi dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis Pocket Book dalam pembelajaran IPS ini adalah sebagai berikut :
a. Bahan ajar berbasis Pocket Book digunakan untuk pembelajaran dalam Mata Pelajaran IPS pada jenjang SMP/MTs kelas VII.
b. Bahan ajar berbasis Pocket Book dapat membuat Peserta didik belajar secara mandiri maupun kelompok.
c. Bahan ajar berbasis Pocket Book dapat memberikan dampak terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPS.
d. Bahan ajar berbasis Pocket Book dapat mempermudah peserta didik dalam memahami isi materi sesuai dengan KI dan KD yang sudah ditentukan serta dapat digunakan untuk pembelajaran dengan materi yang sama pada periode selanjutnya.
e. Belum tersedianya pengemabangan bahan ajar pocket book khususnya pada pembelajaran IPS di MTs Negeri 6 Banyuwangi.
f. Validator merupakan dosen-dosen dan guru kelas yang memiliki kompetensi yang relevan terkait penelitian dan pengembangan dan memiliki kriteria yang mampu mengajar dengan baik dan memiliki pengalaman mengajar yang cukup lama.
2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
Keterbatasan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar berbasis Pocket Book dalam pembelajaran IPS adalah sebagai berikut : a. Produk yang dihasilkan berupa media berbentuk cetak, dengan bahan
dasar pembuatan yaitu kertas, sehingga perlu perawatan khusus dan berhati-hati jika terkena air.
b. Pocketbook, tersebut digunakan untuk peserta didik SMP/MTs pada umumnya dan khusunya untuk siswa MTs Negeri 6 Banyuwangi, materi didalam Pocketbook hanya berupa pelajaran Sejarah Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Islam.
G. Definisi Istilah
Pada bagian ini dikemukakan definisi istilah-istilah yang khas digunakan dlam penellitian dan pengembangan produk yang diinginkan, baik dari sisi model dan prosedur yang digunakan dalam penelitian dan pengemabnagan maupun dari sisi produk yang dihasilkan. Makin jelas rumusan batasab istilah, makin kecil peluang istilah itu ditafsirkan berbeda oleh pembaca atau pengguna.15
15Tim penyusun, Pedoman Penulisan karya Ilmiah IAIN Jember, (Jember: IAIN Jember press, 2021),.67.
1. Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam kegiatan belajar mengajar dikelas baik berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.16 Bahan ajar secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan, sehingga penyerapan materi oleh siswa dapat diserap secara maksimal.17
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan suatu bahan atau materi pelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan standart kompetensi yang sudah ditentukan, bahan ajar juga dapat berupa bahan ajar tertulis maupun tidak tertulis artinya bahan ajar tersebut bisa berupa bahan ajar cetak maupun non cetak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bahan ajar berbasis cetak.
2. Pocket Book
Pocketbook (buku saku) adalah sebuah buku yang berukuran lebih kecil dari buku umumnya dan mudah dibawa kemana mana, buku saku biasanya menggunkan kertas berukuran A6. Penyimpanannya yang tidak memakan banyak tempat, menjadi nilai tambahan untuk digunakan.
16 Meilan Arsanti, “Pengembangan Bahan Ajar mata kuliah penulisan kreatif bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter religius bagi mahasiswa prodi PBSI, FKIP, UNISSULA”, Jurnal Kredo, Vol 1, No. 2 (April 2018): 74
17 Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Klaten: Lakeisha, 2020), 4.
Meskipun ukurannya yang kecil, pocketbook dapat dikatakan sebagai suatu bahan sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.18
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pocketbook merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang praktis berbentuk cetak dengan ukuran kertas A6 yang di dalamnya berisi informasi mengenai materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik, serta didalamnya disajikan oleh peneliti dengan terdapat gambar dan tulisan yang menarik, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam belajar mata pelajaran IPS.
3. Pembelajaran IPS
Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.19 Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pengajaran di sekolah pada jenjang SMP/MTs.20
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran IPS adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan atau materi tentang IPS yang disederhanakan.
18 Coryna Oktaviani dan Mellyzar, “Implementasi Pembuatan bahan ajar Pocket Book sebagai upaya peningkatan pemahaman konsep dan kreativitas mahasiswa”, Jurnal Lantanida, Vol. 8, No. 2 (Januari 2020): 96-188.
19 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: Refika Aditama, 2011), 3.
20 Sardjiyo, dkk, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), 1.26.
Pengembangan bahan ajar Pocket Book pada pembalajaran IPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pengembangan materi bahan ajar berbasis buku saku atau Pocket Book yang didesain menarik dan praktis serta dapat digunakan belajar mandiri maupun kelompok bagi peserta didik.
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi hasil kajian pustaka yang mengungkapkan kerangka acuan mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan.
Kerangka acuan disusun berdasarkan kajian berbagai aspek teoritis dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya.21
A. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, berikut adalah penelitian yang relevan terkait pengembangan bahan ajar berbasis pocketbook dalam pembelajaran IPS:
1. Peneliti pertama oleh Siti King Harta Lestari dan Dr. Aman, M.Pd., FIS, Universitas Negeri Yogyakarta, yang berjudul “Pengembangan Buku Saku Materi Teori Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia Sebagai Bahan Ajar Sejarah Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan Sejarah Volume 5 Edisi 2 Tahun 2018.
Hasil dalam pada penelitian ini adalah (1) Pengembangan produk penelitian ini menghasilkan bahan ajar buku saku sejarah siswa SMA berukuran 9 x 12 cm yang memuat materi teori masuk dan berkembangnya
21Tim penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IAIN Jember, (Jember: IAIN Jember press, 2021), 67.
Islam di Indonesia; (2) Kelayakan yang diperoleh dari pengembangan buku saku sejarah adalah 78% oleh ahli media dengan kriteria layak dan 81,6% oleh ahli materi dengan kriteria sangat layak. Sedangkan untuk penilaian dari responden adalah 88,5% oleh guru dengan kriteria sangat layak dan 88,5% oleh siswa dengan kriteria sangat layak. (3) Penggunaan buku saku sejarah pada proses pembelajaran mendapatkan hasil pretest 33,54 menjadi 70,64 untuk nilai postest. Menurut peningkatan hasil normalized gain, maka peningkatan hasil belajar siswa adalah 0,55 dengan kriteria sedang.
2. Peneliti kedua oleh Desi Ayu Pratiwi, Ana Nurhasanah, dan Zerri Rahman Hakim, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Buku Saku Berbasis Mind Mapping Terhadap Pemahaman Konsep Materi Keadaan Geografis Indonesia di Kelas V SD”, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Volume 10 Nomor 1 Februari 2021.
Hasil penelitian menunjukkan hasil penilaian oleh ahli media diperoleh rata-rata persentase 89.2% dengan kategori “Sangat Layak”, hasil penilian oleh ahli materi diperoleh rata-rata persentase 91% dengan kategori “Sangat Layak, hasil penilaian oleh ahli bahasa diperoleh rata-rata persentase 82.8% dengan kategori “Sangat Layak”, dan hasil tes pemahaman siswa memperoleh nilai rata-rata 88.2 dengan kategori
“Baik”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
Buku Saku berbasis Mind Mapping dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi keadaan geografis Indonesia.
3. Peneliti ketiga oleh Mochammad Chairudin dan Retno Mustika Dewi, Universitas Negeri Surabaya, yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Buku Saku Digital Berbasis Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi”, Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 1 Tahun 2021.
Hasil penelitian menunjukkan persentase validasi kelayakan buku saku digital sebesar 79,43% dengan kategori “Layak”. Sedangkan skor keefektifan diperoleh persentase 74,4% dengan kategori “Baik”. Serta skor kepraktisan diperoleh persentase 95,5% dengan kategori “sangat baik”.
Berdasarkan hasil penelitian, bahan ajar buku saku digital berbasis PBL dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi APBN dan APBD mengalami peningkatan melalui pemecahan masalah serta keaktifan peserta didik pula mengalami peningkatan melalui diskusi kelompok.
Tabel 2.1
Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan No. Penulis Judul dan tahun
penelitian Persamaan Perbedaan
1. Siti King Harta Lestari dan Dr.
Aman, M.Pd
Pengembangan Pocket Book Materi Teori
Masuk dan
Berkembangnya Islam di Indonesia Sebagai Bahan Ajar Sejarah Siswa SMA.
1) Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode
Penelitian dan Pengembangan atau R&D, 2) Mata pelajaran
yang
disampaikan
1) Materi IPS yang di ambil oleh peneliti, jika peneliti sebelumnya materi yang digunakan adalah materi Teori
Masuk dan
Berkembangnya Islam di Indonesia, sedangkan peneliti yang akan dilakukan adalah materi
yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 3) Jenis fisik
produk yang dihasilkan sama- sama
menghasilkan produk berupa bentuk fisik media cetak.
yaitu Kehidupan Masyarakat Islam di Indonesia.
2) Model yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan adalah model pengembangan Borg and Gall,
sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan adalah model pengembangan 4D.
2. Desi Ayu Pratiwi, Ana Nurhasa nah, dan Zerri Rahman Hakim
Pengemabangan Bahan Ajar Buku Saku Berbasis Mind Mapping Terhadap
Pemahaman Konsep Materi Keadaan
Geografis
Indonesia di Kelas V SD
1) Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode
Penelitian dan Pengembangan atau R&D, 2) Mata pelajaran
yang
disampaikan yaitu rumpun Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) 3) Jenis fisik
produk yang dihasilkan sama- sama
menghasilkan produk berupa bentuk fisik media cetak.
1) Materi IPS yang di ambil oleh peneliti, jika peneliti sebelumnya materi yang digunakan adalah materi Keadaan Geografis Indonesia, sedangkan peneliti yang akan dilakukan adalah materi yaitu Kehidupan Masyarakat Islam di Indonesia.
2) Model yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan adalah model
pengembanganADDIE,
sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan adalah model pengembangan 4D
3. Mocham mad Chairudi n dan Retno Mustika Dew
Pengembangan Bahan Ajar Buku Saku (Pocket Book) Digital Berbasis Problem Based Learning
Pada Mata
Pelajaran Ekonomi
1) Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode
Penelitian dan Pengembangan atau R&D, 2) Mata pelajaran
yang
disampaikan yaitu rumpun Ilmu
1) Materi IPS yang di ambil oleh peneliti, jika peneliti sebelumnya materi yang digunakan adalah materi Ekonomi APBN dan APBD, sedangkan peneliti yang akan dilakukan adalah materi yaitu Kehidupan Masyarakat Islam di Indonesia.
2) Model yang digunakan
Pengetahuan Sosial (IPS)
untuk penelitian dan pengembangan adalah model
pengembanganADDIE,
sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan adalah model pengembangan 4D 3) Jenis fisik produk yang
dihasilkan jika penelitian terdahulu menghasilkan produk berupa digital, sedangkan produk yang akan diteliti adalah dengan bentuk fisik media cetak.
B. Kajian Teori 1. Bahan ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Widodo dan Jasmadi berpendapat bahwa bahan ajar merupakan seperangkat alat pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan- batasan, dan cara mengevaluasi. Didesain secara sistematis dan menarik untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Sedangkan Kemendiknas menjelaskan bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang digunakan guru/instruktur untuk merencanakan dan mengimplementasikannya dalam kegiatan belajar mengajar. Majid mengatakan bahwa bahan ajar merupakan semua bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.22 Dari beberapa pendapat tersebut dapat
22 Jajang Bayu Kelana dan Fadly Pratama, Pengembangan Bahan Ajar IPA berbasis Literasi Sains, (Bandung: LEKKAS, 2019),
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat bahan/alat pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dan disusun secara sistematis dalam kegiatan belajar mengajar.
Secara konseptual, pengertian bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya. Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang harus diserap oleh peserta didik melaui pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini menujukkan bahwa dalam penyususnan bahan ajar diharapkan siswa benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi itu setelah mempelajarinya.
Bahan ajar adalah bahan untuk mengajar yang berisi konten yang perlu dipelajari oleh siswa baik berbentuk cetak atau yang difasilitasi oleh pengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.23
Prastowo menjelaskan, Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan secara utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Selanjutnya, Pannen menjelaskan, bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang
23 Nur Makhsun, Supervisi Akademik: Studi Peningkatan Kinerja Guru MI dalam Pengembangan Bahan Ajar, (Semarang: CV. Pilar Nusantara, 2020), 45
disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.24
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber ajar yang dapat diartikan sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang bersifat khusus maupun yang bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran. Bahan ajar juga dapat disebut sebagai seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.
b. Karakteristik Bahan ajar
Bahan ajar sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Self Intructional, yang berarti bahan ajar dapat dipelajari sendiri oleh siswa karena disusun untuk maksud tersebut.
2) Self explanatory power, yaitu bahan ajar mampu menjelaskan sendiri karena menggunkan bahasa yang sederhana, isinya runtut, dan tersusun secara sistematik.
3) Self paced learning, yaitu siswa dapat mempelajari bahan ajar dengan kecepatan yang sesuai dengan dirinya tanpa perlu mengganggu siswa
24 Awalludin, Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), 11
lain yang lebih lambat atau merasa ketinggalan dari siswa yang lebih cepat.
4) Self contained, yaitu bahan ajar itu lengkap dengan sendirinya siswa tidak perlu tergantung dengan bahan ajar lainnya, kecuali bila bermaksud untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuannya 5) Individualized learning materials, yaitu bahan ajar didesain sesuai
dengan kemampuan dan karakteristik siswa yang sedang dipelajarinya,.
6) Flexible and mobile learning materials, yaitu bahan ajar yang dapat dipelajari siswa kapan saja, di mana saja dalam keadaan diam ataupun bergerak.
7) Communicative and interactive learning materials, yaitu bahan ajar didesain sesuai dengan prinsip komunikatif yang efektif dan melibatkan proses interaksi dengan siswa yang sedang mempelajarinya.
8) Supported by tutorials, and study group, yaitu bahan ajar masih mungkin membutuhkan dukungan tutorial dan kelompok belajar.25
Kehadiran bahan ajar selain membantu siswa dalam pembelajaran juga sangat membantu guru. Dengan adanya bahan ajar guru lebih leluasa mengembangkan materi pelajaran. Berdasarkan pendapat diatas mengenai karakteristik bahan ajar, peneliti mennyimpulkan bahwa bahan ajar haruslah berisi materi yang memadai, bervariasi, mendalam, mudah
25 Awalludin, Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017)., 47
dibaca, serta sesuai minat dan kebutuhan siswa. Selain itu bahan ajar haruslah berisi materi yang disusun secara sistematis dan bertahap.
Materi yang disajikan dengan metode dan sarana yang mampu menstimulasi siswa untuk tertarik membaca. Dan terakhir, bahan ajar haruslah berisi alat evaluasi yang memungkinkan siswa mampu mengetahui kompetensi yang telah dicapainya.
c. Fungsi Bahan Ajar
Berdasarkan fungsinya, bahan ajar dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Bagi guru
Membantu guru dalam menghemat waktu ketika proses pembelajaran di dalam kelas, mengubah peran guru menjadi seorang fasilitator, meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan dijadikan alat evaluasi dalam penguasaan hasil pembelajaran.
2) Bagi siswa
Siswa dapat belajar mandiri, pembelajaran dapat dilakukan kapan dan dimana saja, sebagai sumber belajar tambahan, membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan minat dan bakatnya.26.
Pendapat tentang fungsi bahan ajar tersebut lebih ditekankan pada kepentingan peserta didik, yakni sebagai sarana belajar, sumber informasi, dan sarana berlatih di dalam menguasai program pembelajaran tertentu. Selain itu guru juga mendapat manfaatnya.
26 Jajang Bayu Kelana dan Fadly Pratama, Pengembangan Bahan Ajar IPA berbasis Literasi Sains, (Bandung: LEKKAS, 2019) 4
Menurut Pusat Pembukuan, dengan keberadaan bahan ajar, guru memiliki kebebasan dalam memilih, mengembangkan, dan menyajikan materi. Fungsi bahan ajar bagi guru juga dikemukakan Sari & Reigeluth. Pertama, kehadiran bahan ajar memungkinkan guru untuk lebih banyak berhadapan dengan peserta didik secara perseorangan atau dengan kelompok kecil. Kedua, guru lebih banyak memusatkan perhatiannya kepada usaha membangkitkan minat peserta didik, dan jika diperlukan dapat menolong peserta didik yang lemah. Ketiga, karena keterampilan dan pengetahuan dasar telah diperoleh dari buku sebelum masuk kelas, waktu selama di kelas dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih menyenangkan dan sama pentingnya, yakni kegiatan yang diarahkan kepada pemantapan ingatan dan kepahaman, dan bahkan kepada pengembangan pengetahuan yang dibahas.
Manfaat dan kegunaan bahan ajar secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Merupakan pembuka jalan dan wawasan terhadap ladang keilmuan yang akan ditelusuri. Dalam pembelajaran ini, bahan ajar merupakan peta dasar yang perlu dijajaki secara makro agar wawasan terhadap rentangan pengetahuan akan yang dipelajari dapat diperoleh lebih awal.
2) Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-langkah operasional untuk menelursuri secara lebih teliti menuju penugasan keilmuan secara tuntas.
3) Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan aspek-aspek bidang keilmuan yang dipelajari.
Manfaat bahan ajar dalam konteks pembelajaran, antara lain, mencakup hal-hal berikut. 1) Memberi pengalaman belajar yang konkret dan langsung kepada peserta didik dalam kegiatan belajarnya.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara membaca bahan ajar ke dalam kelas atau mengunjungi bahan ajar yang dapat dijangkau peserta didik maupun guru. 2) Menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diamati secara langsung, yaitu dengan cara menunjukkan model, denah, foto, film, dsb. 3) Memperluas cakrawala sajian didalam kelas. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan buku, teks, majalah, narasumber, dsb. 4) Memberi informasi yang akurat dan terbaru atau bersifat melengkapi/memprluas informasi yang sudah ada.
5) Memberi atau mempertinggi motivasi belajar.27 d. Prinsip dalam pemilihan bahan ajar
Terdapat beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan atau diperhatikan pada saat akan memilih bahan ajar. Prinsip-prinsip tersebut meliputi prinsip-prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan.
27 Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara, 2021), 1
1) Prinsip Relevansi
Materi pembelajaran harus relevan atau terkait dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, apabila kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah dalam bentuk mengingat fakta, materi pelajaran harus dalam bentuk mengingat fakta.
2) Prinsip Konsistensi
Apabila terdapat empat kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, maka bahan ajar yang diajarkan harus memiliki empat jenis. Misalnya, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik adalah keterampilan menulis empat jenis esai, materi yang dipelajari juga harus mencakup keterampilan menulis empat jenis esai.
3) Prinsip Kecukupan
Pada prinsip kecukupan, materi yang diajarkan harus memadai atau cukup untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran mereka (menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar). Bahan ajar tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak, karena apabila terlalu sedikit, peserta didik akan kesulitan mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan, jika bahan ajar terlalu banyak, hanya akan membuang waktu dan energi yang tidak efisien.28
28 Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Klaten: Lakeisha, 2020), 1
Tomlinson mengemukakan bahwa terdapat prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar yang menunjang penguasaan adalah: 1) bahan ajar seharusnya memberi pengaruh/efek pada pelajar, 2) bahan ajar seharusnya membuat pelajar merasa mudah untuk belajar, 3) bahan ajar seharusnya membantu pelajar meningkatkan rasa percaya diri, 4) bahan ajar hendaknya relevan dan bermanfaat bagi siswa, 5) bahan ajar hendaknya memerlukan dan memfasilitasi investasi diri pelajar, 6) bahan ajar membuat pelajar siap belajar, 7) bahan ajar memfasilitasi pelajar dengan penggunaan bahasa yang autentik, 8) bahan ajar menyebabkan perhatian pelajar tertuju pada fitur kebahasaan, 9) bahan ajar seharusnya mempertimbangkan efek positif pembelajaran, 10) bahan ajar sebaiknya memberi kesempatan untuk pemberian kerangka umpan balik.29
e. Bentuk-bentuk Bahan ajar
Heinich, mengelompokkan jenis bahan ajar berdasarkan cara kerjanya. Untuk itu ia mengelompokkan jenis bahan ajar ke dalam 5 kelompok, yaitu:
1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan seperti foto, diagram, display, modul
2) Bahan ajar yang diproyeksikan, seperti slide, filmstrips, overhead transparencies, proyeksi komputer
3) Bahan ajar audio, seperti kaset dan compact disc
29 Awalludin, Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), 15
4) Bahan ajar video, seperti video dan film
5) Bahan ajar (media) komputer, misalnya Computer Mediated Instruction (CMI), Computer based Multimedia atau Hypermedia.30
Menurut Prastowo, bahan ajar dibagi berdasarkan bentuk, cara kerja, sifat, dan substansi.
1) Menurut Bentuk Bahan Ajar
Menurut Prastowo dari segi bentuknya, dari segi bentuknya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:
a) Bahan ajar Cetak (Printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapay berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contoh: handout, buku, modul, LKS, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
b) Bahan ajar dengar (audio) atau program audio, yaitu: semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contoh: kaset, radio. Piringan hitam, dan compact disk audio.
c) Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu: segala sesuatu yang memungkinkan sinya audio dapat dikombinasikan dengan
30Ina Magdalena, et al., “Analisis Bahan Ajar”, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol. 2, No. 2 (Juli 2020): 315
gambar bergerak secara sekuensial. Contoh: video, compact disk, dan film
d) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu:
kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari presentasi. Contoh: compact disk interaktif.31
2) Menurut cara kerja bahan ajar
Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Adalah bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi didalamnya. Sehingga, siswa bisa langsung memergunkaan (membaca, melihat, mengamati bahan ajar tersebut). contoh:
foto, diagram, display, model, dsb.
b) Bahan ajar yang diproyeksikan. Adalah bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau dipelajari siswa. Contoh: slide, filmstips OHP, dan proyeksi komputer,
c) Bahan ajar audio. Adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkap dalam suatu media rekam. Untuk
31 Ina Magdalena, et al., “Analisis Bahan Ajar”, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol. 2, No. 2 (Juli 2020): 315
menggunakannya, memerlukan alat pemain (player) media perekam tersebut seperti CD, VCD, multimedia player, dsb.
Contoh: kaset, CD, flash disk, dsb.
d) Bahan ajar video. Bahan ajar ini memerlukan alat pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD, DVD, dsb. Karena bahan ajar ini hampir dengan bahan ajar audio, jadi memerlukan media rekam. Namun perbedaannya bahan ajar ini ada pada gambarnya. Jadi, secara bersamaan, dalam tampilan dapat diperoleh sebuah sajian gambar dan suara. Contoh: video, film, dsb.
e) Bahan (media) komputer. Adalah berbagai jenis bahan ajar noncetak yang membutuhkan computer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Contoh: computer mediated instruction (CMI) dan computer based multimedia atau hypermedia.
3) Menurut sifat bahan ajar
Jika dilihat dari sifatnya, maka bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:
a) Bahan ajar berbasis cetak. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini adalah buku, pamflet, panduan belajar sisa, bahan tutorial, peta, majalah, koran, dsb.
b) Bahan ajar berbasis teknologi. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini adalah siaran radio, slide, film, video, siaran televisi, vidio interaktif, dan multimedia.
c) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek. Contoh:
lembar observasi, lembar wawancara, dsb.
d) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusi (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh). Contoh:
telepon, handphone, laptop, dsb.
4) Menurut substansi materi bahan ajar
Secara garis besar, bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Atau, dengan kata lain, materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis materi, yaitu materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam penelitian ini, bahan ajar yang akan dikembagkan adalah bahan ajar berdasarkan sifat bahan ajar tersebut. salah satu jenis bahan ajar berdasarkan sifat bahan ajar adalah bahan ajar berbasis cetak.
Secara umum, bahan ajar dibedakan menjadi dua jenis yaitu bahan ajar cetak dan non cetak. Bahan ajar cetak adalah bahan atau materi ajar yang dituangkan dalam bentuk tercetak pada sebidang kertas. Contoh: Handout, Modul, buku teks, LKS. Sedangkan bahan ajar non cetak, adalah bahan ajar yang tidak melibatkan media-media cetak. Contoh: 1) bahan ajar audio yaitu kaset, CD audio, piringan hitam. 2) bahan ajar audio visual yaitu, vidio, film,
animasi, dsb. 3) bahan ajar multimedia interaktif yaitu kombinasi dari beberapa media baik audio, gerak, gambar, vidio dalam proses pembelajaran, contoh: CD Interaktif, film interaktif, tanya jawab/diskusi.32
2. Pengertian Efektivitas
Konsep efektif berasal dari Bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil, atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik.
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Effendy, efektivitas didefinisikan sebagai komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.Efektivitas merupakan suatu konsep yang mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.
Efektivitas menurut pengertian diatas mengartikan bahwa indikator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran di mana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.33
32 Moh. Fery Fauzy dan Irma Anindiati, E-Learning Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang, 2020), 45
33 Muhammad Sawir, Birokrasi Pelayanan Publik, konsep, teori, dan aplikasi, (Yogyakarta:
Deepublish, 2020) 126
3. Pocket Book
a. Pengertian Pocket Book
Pocket book atau buku saku merupakan salah satu bentuk bahan media pembelajaran cetak, pocketbook ini didesain berukuran lebih kecil dan praktis sehingga bisa dibawa kemana-mana. Pocketbook ini dirancang sedemikian rupa dengan variasi gambar, huruf, dan warna yang membuat peserta didik termotivasi untuk membacanya dan merangsang kemampuan siswa dalam mengeluarkan gagasan atau ide yang dimilikinya.34
Menurut Cahyono, dkk Pocketbook merupakan buku yang menyerupai modul, dengan ukuran yang kecil, dapat disimpan dalam saku, mudah dibawa kemana-mana dan dapat dipelajari setiap saat. Buku saku ini mampu menjadi salah satu sumber belajar untuk menarik perhatian dan minat peserta didik dalam pembelajaran, sehingga prestasi hasil belajar peserta didik dapat meningkat.35
Menurut Eliana dan Solikhah Pocketbook diartikan sebagai buku yang berukuran kecil, sehingga efektif untuk dibaa kemana saja dan dapat dibaca kapan saja. Pocketbook atau buku saku ini disusun secara runtut dan praktis, mempermudah peserta didik dalam memahami materi.
Buku saku disusun dengan konsep materi yang lebih detail, jelas dan
34 Dea Armelia, Iwit Prihatin, dan Utin Desy Susiaty, “Pengembangan Media Pocket Book berbasis Discovery Learning terhadap kemampuan pemahaman matematis”, Jurnal SAP, Vol. 3, No. 3 (April 2019): 177
35 Budi Cahyono, Dyan Falasifa Tsani, dan Aulia Rahma, “Pengembangan Buku Saku Matematika berbasis karakter pada materi Trigonometri,” Jurnal Phenomenon, Vol. 08, No. 2 (Oktober 2018): 188