• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. PILKADA pada tahun 2020 ini akan dilaksanakan secara serentak. PILKADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. PILKADA pada tahun 2020 ini akan dilaksanakan secara serentak. PILKADA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PILKADA pada tahun 2020 ini akan dilaksanakan secara serentak. PILKADA tahun 2020 adalah bentuk ajang pentas demokrasi bagi masyarakat yang akan memilih calon kepala daerah pada periode 2020 hingga 2025 (Ardiani, Sri Kartini, & Ganjar Herdiansyah, 2019). Pelaksanaan PILKADA termasuk bagian dari Pemilihan Umum yang dimana dalam pelaksanannya sebagai tolak ukur demokrasi di suatu negara.

Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang memberikan kesempatan kepada warga negara dalam mengambil keputusan (Hariyanto & Rafni, 2019). Negara Indonesia sendiri merupakan negara yang menggunakan sistem demokrasi. PILKADA tahun 2020 sendiri diselenggarakan 270 daerah yang mana meliputi 9 PILGUB, 224 PILBUP, dan 37 PILWALKOT (Dwi Andayani, 2019).

Selain tahun 2020 sebagai ajang pentas demokrasi bagi daerah-daerah yang akan memilih calon kepala daerah pada periode 2020 hingga 2025, tahun 2020 juga merupakan tahun pandemi Covid-19. Covid-19 merupakan pandemi global atau pandemi bagi seluruh dunia. PILKADA 2020 berada di masa pandemi covid-19 yang diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) No 10 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan KPU No 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dalam peraturan ini

(2)

2 sudah dijelaskan bagaimana alur pelaksanaan PILKADA di masa pandemi Covid-19 (Peraturan KPU, 2020).

PILKADA tahun 2020 sendiri memiliki dasar hukum. Adapun dasar hukum berikut adalah dasar hukum PILKADA tahun 2020: (1) Undang-Undang No 6 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang No 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang; (2) Peraturan KPU (PKPU) No 5 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan KPU No 15 Tahun 2019 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2020; (3) Keputusan KPU No 258/PL.02-Kpt/01/KPU/VI/2020 tersebut, maka KPU Kabupaten Sidoarjo menetapkan Keputusan KPU Kabupaten Sidoarjo Nomor 145/PL.02-Kpt/3515/KPU-Kab/VI/2020 tentang Penetapan Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo Lanjutan Tahun 2020; (4) Peraturan KPU (PKPU) No 9 Tahun 2020 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan KPU No 3 Tahun 2017 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2020; (5) dan Peraturan KPU (PKPU) No 10 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan KPU No 6 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serentak Lanjutan Dalam Kondisi Bencana Nonalam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Hal ini terjadi adanya perbandingan antara pelaksanaan PILKADA sebelum pandemi Covid-19 dengan pelaksanaan

(3)

3 PILKADA saat pandemi Covid-19 (Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo, 2020).

Sebelum membahas tentang program Relawan Demokrasi di Kabupaten Sidoarjo, penduduk Kabupaten Sidoarjo menurut website resmi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2019 mencapai 2.262.440 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 1.140.627 jiwa dan jumlah penduduk perempuan berjumlah 1.121.813 jiwa yang terdiri dari 18 kecamatan yang dimiliki oleh Kabupaten Sidoarjo ini (Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sidoarjo, 2020). Sedangkan untuk jumlah DPS (Daftar Pemilih Sementara) Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) tahun 2020 sebesar 1.413.056 jiwa.

Sehingga Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo sebagai pihak penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) tahun 2020 berupaya keras dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam politik Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) tahun 2020.

Dalam pelaksanaan PILKADA tahun 2020, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo melakukan upaya dalam meningkatkan pastisipasi masyarakat dalam politik PILKADA tahun 2020 dengan membuat program Relawan Demokrasi. Relawan Demokrasi merupakan gerakan sosial yang dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya (Hariyanto & Rafni, 2019).

Program Relawan Demokrasi yang ada di Kabupaten Sidoarjo dibentuk untuk membantu Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo untuk proses sosialisasi politik menjelang PILKADA tahun 2020. Tujuan pembentukan Relawan Demokrasi ini sendiri guna meningkatkan partisipasi serta kualitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya di Kabupaten Sidoarjo (ILMIYAH & SATMOKO ADI, 2018).

(4)

4 Dalam tujuan pembentukkan Relawan Demokrasi ialah guna meningkatkan partisipasi serta kualitas pemilih dalam menggunakan hak pilihnya, pada tingkat partisipasi politik masyarakat dalam penyelenggaraan PILKADA di Kabupaten Sidoarjo ini masih dikategorikan tergolong tinggi. Dimana dari penyelenggaraan PEMILU tahun 2015 dan 2020 target yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo mencapai 77% dalam penyelenggaraan PEMILU. Berikut tingkat partisipasi politik masyarakat pada PILKADA di tahun 2015 dan 2020:

Tabel 1.1 tentang Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Umum (PEMILU) di Kabupaten Sidoarjo

Tahun Target Realisasi

2015 (PILKADA) 77% 60,70%

2020 (PILKADA) 77,5% 71,63%

Sumber: KPU Kabupaten Sidoarjo.

Jika dilihat dari tabel 1.1 ini bahwa tingkat partisipasi politik masyarakat Kabupaten Sidoarjo mengalami peningkatan sebesar 10,93% dalam pelaksanaan PILKADA yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Jika dilihat dari jumlah perhitungan suara akhir Pasangan Calon pada PILKADA tahun 2015 sebesar 720.064 jiwa dan jumlah perhitungan suara akhir Pasangan Calon pada PILKADA tahun 2020 sebesar 973.876 jiwa. Pada kedua pelaksanaan PILKADA yang ada di Kabupaten Sidoarjo (tahun 2015 dan 2020) ini sangat berbeda situasi, dimana pada tahun 2015 sendiri pelaksanaan PILKADA berjalan sesuai dengan biasanya tanpa adanya pandemi atau penyakit dan pada tahun 2020 ini pelaksanaan PILKADA mengalami situasi sulit dengan pandemi virus

(5)

5 Covid-19 yang belum selesai hingga saat ini. Yang kedua pada tahun 2015 ini tidak adanya program Relawan Demokrasi, sedangkan tahun 2020 terdapat program Relawan Demokrasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo. Sehingga dengan adanya program Relawan Demokrasi yang notabene baru dilakukan dua kali di PEMILU Kabupaten Sidoarjo dapat menimbulkan hasil yang signifikan dalam tingkat partisipasi politik masyarakat di Kabupaten Sidoarjo.

Akan tetapi, yang dibahas dalam skripsi ini adalah program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020. Sehingga program yang dilaksanakan oleh Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020 dengan melakukan sosialisasi politik.

Program Relawan Demokrasi ini baru diterapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo pada PEMILU 2019. Terdapat 6 segmen pemilih yang dituju oleh Relawan Demokrasi yang meliputi segmen pemilih pemula, netizen, disabilitas, perempuan, keluarga, dan komunitas. Relawan Demokrasi pada PILKADA tahun 2020 kembali diterapkan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo dengan menambah 1 segmen pemilih yaitu segmen pemilih marjinal. Saya mengambil segmen pemilih marjinal dikarenakan Kabupaten Sidoarjo tahun 2020 merupakan jumlah penduduk miskin mencapai 127.05 ribu jiwa dengan prosentase 5.59% menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo (https://sidoarjokab.bps.go.id/). Sehingga Komisi Pemilihan Umum mengambil segmen kaum marjinal sebagai fokus utama dalam program Relawan Demokrasi semata-mata ingin meningkatkan jumlah partisipasi di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020 serta di segmen kaum marjinal

(6)

6 sendiri tingkat kaum marjinal di Kabupaten Sidoarjo tergolong tinggi pada tahun 2020, sehingga Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo dapat meningkatkan jumlah partisipasi politik masyarakat dari kaum marjinal ini. Selanjutnya Komisi Pemilihan Kabupaten Sidoarjo juga mendapatkan rata-rata kaum marjinal yang ada di Kabupaten Sidoarjo masih apatis terhadap pemilihan yang ada di Kabupaten Sidoarjo, sehingga Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo membuka segmen kaum marjinal untuk menuntaskan penurunan sikap apatime oleh kaum marjinal. Pemilih marjinal sendiri merupakan suatu kelompok yang jumlahnya sangat kecil atau kelompok prasejahtera.

Contoh kelompok marjinal ini terdiri dari pengemis, pemulung, buruh, petani, nelayan, waria, dan orang-orang dengan penghasilan pas-pasan atau kekurangan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo, 2021).

Dalam realita dilapangan, program Relawan Demokrasi dalam hal sosialisasi politik kepada segmen pemilih marjinal ini berupa sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD). Adapun contoh lokasi yang dilakukan oleh Relawan Demokrasi kepada segmen pemilih marjinal di Kabupaten Sidoarjo. Program yang dilakukan Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020 selama 2 bulan lamanya dengan 1 bulan hanya dibatasi 5 kegiatan sosialisasi terhadap segmen pemilih marjinal.

Berdasar pada permasalahan yang telah diuraikan oleh penulis pada latar belakang, maka penulis mengambil judul skripsi adalah: “Program Relawan Demokrasi Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020.”

(7)

7 B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020?

2. Apa kendala program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam skripsi ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020.

2. Untuk mengetahui kendala program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang menggabungkan beberapa teori dengan fokus kajian. Manfaat teroritis lainnya adalah penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi dan bahan bacaan bagi akademisi yang mempelajari Ilmu Pemerintahan khususnya yang berhubungan dengan isu

(8)

8 program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan manfaat kepada peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan terkait program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2020. Selain itu, manfaat dari penelitian ini agar dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi kalangan masyarakat serta memberikan referensi bagi Relawan Demokrasi dalam melakukan program untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

E. Definisi Konseptual

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT

Partisipasi menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 72 dan 73 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Tahun 2007 (2007: 237) merupakan keikutsertaan serta keterlibatan warga secara aktif dalam proses perencanaan pembangunan. Sehingga dalam negara yang melaksanakan demokrasi sangat dibutuhkan partisipasi dari masyarakat dalam perencanaan pembangunan ataupun perencanaan Kota atau Kabupaten 5 tahun kedepan.

(9)

9 Partsipasi politik menurut Myron Weiner sendiri aktivitas politik rakyat dalam proses politiknya. Contohnya, rakyat memberikan hak suara atau kegiatan politik lain yang dipandang dapat mempengaruhi pembuatan kebijakan politik oleh pemerintah dengan berperan serta dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Myron Werner menyebutkan bahwa terdapat 5 penyebab partisipasi politik seperti: Modernisasi dalam segala bidang kehidupan, perubahan-perubahan struktur kelas sosial, pengaruh kaum intelektual dan komunikasi masa modern, konflik antar kelompok pemimpin politik, dan keterlibatan pemerintah yang meluas (Rio, 2018).

Menurut Subekti (1999) menjelaskan bahwa partisipasi selaku keikutsertaan masyarakat dalam memastikan seluruh keputusan yang menyangkut kehidupan masyarakat tersebut. Sehingga dalam partisipasi politik dalam Negara demokratis sangatlah berarti, tanpa adanya partisipasi dari warga negara maka sistem pemerintahan tidak akan dapat berjalan dengan baik (Razizudin, 2019).

Miriam Budiarjo dalam Sukrizal (2006) partisipasi politik ialah aktivitas individu atau kelompok yang aktif dalam kehidupan politik dengan jalan memilih pemimpin Negara secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (Subekti, 2014).

Helbert McClosky (2009) mengemukakan kalau partisipasi politik ialah aktivitas sukarela dari warga negara lewat pengambilan bagian dalam proses pemilihan kepala secara langsung atau tidak langsung dalam proses pembuatan kebijakan umum (Razizudin, 2019).

(10)

10 Samuel P. Huntington, serta Juan M. Nelson (2009) partisipasi politik ialah aktivitas sukarela warga negara yang berperan selaku individu ataupun golongan yang dimaksudkan buat pengaruh dalam pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi politik ini bersifat individual atau kolektif. Huntington sendiri mengemukakan bahwa partisipasi politik itu dapat teruwujud dalam bermacam wujud antara lain:

1. Aktivitas pemilihan, semacam pemberian sumbangan untuk kampanye.

2. Bekerja dalam suatu pemilihan, mencari sokongan untuk seseorang calon serta alin sebagainya (Salim, 2014).

Huntington, Almond dalam Mas’oed dan Adrews (1997) mengemukakan terdapat 2 wujud partisipasi politik yang dilakukan warga seperti partisipasi politik yang dilakukan masyarakat seperti partisipasi politik konvensional (pemberian suara, aktivitas kampanye, membentuk dan bergabung dengan kelompok kepentingan, komunikasi individu dengan pejabat poitik dan administratif), sedangkan partisipasi politik non konvesional (pengajuan potensi, berdemontrasi, konfrontasi, mogok, tindak kekerasan politik manusia, serta perang dan gerilya) (Salim, 2014).

Partisipasi politik masyarakat sendiri mempunyai faktor pendorong yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat. Faktor pendorong yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat meliputi: faktor sosok calon, faktor visi-misi, faktor berapa lama tinggal, sosialisasi politik, kesadaran politik, pendidikan politik, jumlah TPS yang mudah dijangkau, dan rasa ingin tahu (Usfinit, Suprojo, & Setyawan, 2014). Selain terdapat faktor

(11)

11 pendorong yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat, terdapat faktor yang menghambat tingkat partisipasi politik masyarakat.

Menurut Putra (2014) bahwa terdapat 5 faktor penghambat yang menyebabkan tingkat partisipasi politik masyarakat rendah seperti: tempat TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang sangat jauh, lebih mementingkat kebutuhan ekonomi, sikap pesimisme terhadap kandidat, sika apatisme terhadap pemilihan yang ada, dan lemahnya sosialisasi tentang kandidat yang mengikuti pemilihan.

Sedangkan menurut Mustadin (2013) juga menyebutkan terdapat faktor yang menghambat terjadinya tingkat partisipasi politik masyarakat pada pemilihan yang ada di Indonesia ini. Faktor ini meliputi: (1) faktor teknis seperti pemilih tidak bisa menghadiri ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) dikarenakan sakit, (2) faktor pekerjaan dimana pemilih tidak diberikan izin dari tempat mereka tempat, (3) faktor administratif seperti pemilih tidak terdata dalam jumlah daftar pemilih sehingga tidak mendapatkan kartu pemilih dan tidak melakukan pencoblosan, (4) faktor politik seperti pemilih tidak percaya terhadap partai politik dan kandidat yang maju (Widhiastini, Subawa, Sedana, & Permatasari, 2019).

Sedangkan menurut Syamsudin Haris (2014) menyebutkan partisipasi politik memiliki 3 manfaat. Manfaat partisipasi politik sebagai berikut:

Memberikan dukungan kepada penguasa atau pemerintah dalam bentuk pengiriman wakil atau pendukung, pembuatan pernyataan yang isinya memberikan dukungan terhadap pemerintah, serta pemilihan calon yang diusulkan oleh organisasi politik, menunjukan kelemahan dan kekurangan pemerintah dengan harapan agar pemerintah meninjau kembali, memperbaiki,

(12)

12 atau mengubah kelemahan tersebut, partisipasi sebagai tantangan terhadap penguasa supaya terjadi perubahan struktural dalam pemerintahan dan dalam sistem politik (Sa’ban & Sadat, 2019).

Menurut Norman dalam Tubagus (2012) menyebutkan bahwa partisipasi politik adalah aktivitas warga Negara yang dapat bertujuan langsung dalam mempengaruhi calon pejabat Negara (Syafni, 2016).

Menurut Surbakti (1992) yang dikutip dalam Sastroatmodjo (1995) mengelompokkan partisipasi politik menjadi 2 yaitu partisipasi aktif dan pasif.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa orientasi partisipasi politik aktif terletak pada masukan dan keluaran politik, sementara partisipasi pasif terletak pada keluaran politiknya saja (Evi Okta Mayasari, 2019).

F. Definisi Operasional

1. Program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020:

a. Pelaksanaan tugas Relawan Demokrasi di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo,

b. Dampak tugas Relawan Demokrasi di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat.

2. Kendala program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020:

a. Kendala dari internal Relawan Demokrasi

(13)

13 - Anggota Relawan Demokrasi tidak kompak

- Sumber Daya Manusia anggota Relawan Demokrasi kurang memadai b. Kendala dari eksternal Relawan Demokrasi

- Cakupan wilayah

- Terdapat Penolakan Sasaran terhadap Relawan Demokrasi - Waktu sosialisasi sering molor atau tidak tepat waktu - Peserta sosialisasi datang bergiliran dan tidak bersamaan

G. METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Creswell menyebutkan kalau pelaksanaan metode penelitian secara kualitatif dapat menganalisa permasalahan yang berasal dari perkara sosial dan kemanusiaan (J. W. Creswell, 2015). Sehingga permasalahan yang diperoleh oleh penulis menyangkut tentang program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020.

b. Sumber Data

Sumber data dalam jenis penelitian kualitatif ini dibagi menjadi 2 yaitu, data primer, dan data sekunder. Berikut adalah sumber data secara terperinci:

b.1 Primer

Sumber data primer merupakan informasi utama yang dihasilkan dari wawancara.

Wawancara yang akan dilakukan dalam data primer ini berbentuk pertanyaan, ataupun

(14)

14 pertanyaan ini diberikan kepada narasumber dengan harapan dapat menjawab informasi yang diperlukan oleh peneliti dalam masalah yang diangkat. Narasumber yang diwawancarai yaitu Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo, Relawan Demokrasi kaum marjinal, dan kaum marjinal Kabupaten Sidoarjo

b.2 Sekunder

Sumber data sekunder ini berguna untuk memenuhi sumber data primer yang didapat oleh peneliti. Sumber data sekunder ini dapat diraih melalui survei instansi, sehingga hasil survei ini diharapkan mendapatkan dokumentasi terkait penelitian mengenai program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020.

Selain dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini, dalam data sekunder ini penulis diharapkan mendapatkan berupa data, gambar, grafik peta wilayah yang menjadi obyek penelitian yaitu Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo, Relawan Demokrasi, dan kaum marjinal Kabupaten Sidoarjo sebagai validitas hasil penelitian.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh peneliti guna membatasi penelitian dalam mencari informasi permsalahan supaya peneliti fokus terhadap masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data diharapkan pada pengumpulan informasi pada hasil penelitian yang dilakukan peneliti harus secara jelas, akurat, dan dapat dipercaya (kredibel) (W. J. Creswell, 2016).

Pengumpulan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan, lalu peneliti melakukan observasi di lembaga atau lokasi penelitian, serta dokumen yang

(15)

15 dilakukan secara merekam informasi yang sesuai dengan permsalahan yang diangkat.

Pengumpulan data yang diperoleh dalam penelitian ini bisa memakai strategi sebagai berikut:

c.1 Wawancara

Wawancara didasarkan pada koridor fokus penelitian menggunakan sesi tanya jawab terstruktur untuk mengumpulkan data. Dalam jenis penelitian kualitatif, wawancara bisa dilakukan dengan pengumpulan data dengan sumber utama pemahaman permasalahan yang diangkat, tentunya informan hendaknya lebih memahami serta memahami permasalahan yang diangkat. Tidak cuma 1 orang yang diwawancarai, namun berbagai macam sumber yang dapat memenuhi standar penelitian permasalahan (Hadi, 1987).

Wawancara yang dilakukan peneliti kepada Kepala Sub Bagian Teknis Pemilu dan Hupmas Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo atau yang mewakili, Relawan Demokrasi kaum marjinal, dan kaum marjinal kabupaten Sidoarjo. Wawancara yang dilakukan ini dikarenakan memenuhi kriteria yang sesuai penelitian mengenai program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020.

c.2 Dokumentasi

Dokumentasi ialah strategi pengumpulan data yang dilihat dan direkam dari file atau arsip. Dokumentasi sendiri digunakan untuk mendukung data hasil penelitian yang didapat peneliti secara jelas, akurat, serta dapat diandalkan (dapat dipercaya). Sebab, bila

(16)

16 informasi yang dikumpulkan oleh peneliti hanya berupa wawancara dan observasi, penulisan ilmiah yang ditulis peneliti ini masih kurang dalam artian rendh tingkatan keabsahan informasi. Oleh karena itu, diperlukan dokumen pendukung berupa laporan, gambar, dan karya ilmiah seseorang untuk mendorong kegiatan relawan demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam PILKADA Kabupaten Sidoarjo 2020.

d. Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo, Jl. Raya Cemeng Kalang No.1, Ngemplak, Cemeng Kalang, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

e. Subyek Penelitian

Suatu penelitian harus berhati-hati dalam hal memilih topik penelitian, tujuannya supaya pengumpulan informasi di lapangan sesuai dengan fokus penelitian yang diangkat. Penetapan objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilakukan dengan terencana, peneliti mencari orang dalam yang memenuhi masalah, dan mereka percaya bahwa mereka memahami dan memahami poin-poin utama penelitian. Creswell mengatakan kalau jenis penelitian kualitatif yang menentukan objek penelitian ini memakai purposive sampling untuk mengidentifikasi pemberi informasi yang akan menjadi objek penelitian, sehingga data yang diperoleh dapat dimasukkan dalam isi pembahasan yang diperlukan untuk penelitian (W. J. Creswell, 2016). Dalam penelitian ini, tema yang diangkat adalah Panitia Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo dan Hupmas atau perwakilan di bidang teknis pemilu, bidang hukum atau perwakilan, berdasarkan relawan demokrasi yang terpinggirkan, dan pemilih marjinal mencapai 3 orang.

(17)

17 Topik penelitian yang diangkat dapat menolong peneliti memperoleh pengumpulan informasi, dan informasi yang didapatkan oleh peneliti dilakukan secara sampling. Pengambilan sampel telah melalui dua tahap, yaitu sebelum pengumpulan data

dan setelah pengumpulan data. Pengambilan sampel didasarkan pada sembilan teknik indeks evaluasi dalam pengumpulan sampel. Penelitian ini mengadopsi teknik sampling variasi maksimum. Teknik ini bertujuan untuk cara mengembangkan permasalahan yang diangkat dari sudut pandang seluruh informasi sebelumnya. Oleh karena itu, ketika menganalisisnya, semua kemungkinan akan terbuka berdasarkan berbagai sudut pandang untuk melengkapi data penelitian (W. J. Creswell, 2016).

Latar belakang penggunaan sampel terbesar adalah untuk melihat bagaimana kegiatan relawan demokrasi untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan kepala daerah Sidoarjo 2020 terus menemui permasalahan dan kendala di bidang ini.

Sebab itu, diperlukan segala pemikiran yang menjadi pelaku langsung yang ada dilapangan dalam program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020 yang telah dijelaskan dalam penentuan subyek penelitian yaitu Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo, Relawan Demokrasi, dan 3 kaum marjinal. Dari sebagian subyek penelitian yan ditentukan maka peneliti harus menganalisis dari berbagai macam sudut pandang sehingga, peneliti tidak boleh menganalisis hanya satu sudut pandang saja tetapi berbagai macam pandangan supaya informasi yang didapatkan lengkap serta mempertajam sensitifitas analisis permasalahan yang diangkat oleh peneliti.

(18)

18 f. Analisis Data

Analisis data dapat dilaksanakan sehabis penelitian turun lapang dan pengumpulan data secara langsung. Analisis data ialah upaya peneliti buat memfilter informasi yang didapat pada dikala 30 penelitian supaya informasi yang didapat oleh peneliti berdasar pada pengumpulan informasi hasil penelitian dengan jelas, akurat, serta dapat dipercaya (kredibel). Memenuhi perihal ini, Creswell mengatakan jika ingin menganalisis maka penulis harus mengumpulkan dan menganalisis informasi dengan mencerna informasi dan menyajikannya dalam wujud analisis (W. J. Creswell, 2016).

Pada sesi analisis data dapat bersumber dari wawancara kepada informan, observasi langsung ke lapangan dan langsung memahami permasalahan yang dangkat tentang bentuk program Relawan Demokrasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2020 dengan dokumen mengenai tahapan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) tahun 2020, arsip dokumentasi Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 2020 di Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo, Relawan Demokrasi, dan kaum marjinal.

Analisis data riset yang digunakan ialah model interaktif. Model interaktif yang dimaksud ialah mencari dan menggali informasi sebanyak-banyaknya sesuai kasus permasalahan yang diangkat, lalu informasi yang diperoleh dapat menjawab substansi permasalahan yang diangkat peneliti. Selanjutnya pengumpulan informasi penelitian ini dilakukan dengan penyajian informasi yang pas dengan masalah yang diangkat peneliti, kemudia peneliti dapat menarik kesimpulan dengan tujuan supaya pembaca gampang menguasai permasalahan yang ditulis peneliti (Matthew B. Miles, 2013).

f.1 Reduksi Data

(19)

19 Data ataupun informasi yang didapat dari hasil wawancara, observasi masalah, serta dokumentasi akan dilakukan secara reduksi data. Maksud reduksi data ini semata- mata bahwa informasi yang diperoleh peneliti hendak dikumpulin lalu diringkas sesuai kebutuhan data penelitian yang akan dibahas didalam analisa penelitian. Pada tahap reduksi data sangat berarti sebab penyaringan pengambilan informasi tidak melalui substansi pembahasan penelitian masalah.

f.2 Penyajian Data/Display Data

Penyajian data ialah kegiatan penyaringan informasi serta sumber informasi yang didapatkan setelah tersusun rapi dalam wujud paragraf dari informasi yang didapat.

Tujuan penyajian data ini supaya pembaca gampang menguasai isi dan intisari dari informasi yang didapatnya.

f.3 Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Penarikan kesimpulan ialah tahapan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan bisa dikategorikan sebagai hasil dari reduksi data, setelah itu dibuatkan paragraf (penyajian data) dari hasil penelitian tersebut. Sehingga informasi yang didapat lewat pengumpulan informasi hasil penelitian harus secara jelas, akurat, dan bisa dipercaya (kredibel). Penarikan kesimpulan terdiri dari hasil pembahasan penelitian ini.

(20)

20

Gambar

Tabel 1.1 tentang Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Pemilihan Umum  (PEMILU) di Kabupaten Sidoarjo

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu, maka Praktik Pengalaman Lapangan yang diselenggarakan di sekolah diharapkan benar- benar dapat menjadi pembekalan ketrampilan dari setiap mahasiswa yang nantinya

2) Penguasaan konsep kimia siswa melalui model pembelajaran kooperatif Tipe TGT pada materi pokok larutan non-elektrolit dan elektrolit serta reaksi reduksi oksidasi dari siklus

Pola aliran rantai pasok bawang goreng Khas Palu ada 4 aliran yang hurus dikelola dengan baik yaitu, (a) aliran produk mengalir dari petani sampai ke konsumen

Salah satu Strategi pembelajaran yang saya beri nama “MEKA” singkatan dari Menyenangkan, Efektif, Kreatif dan Aktif merupakan solusi yang saya temukan pada waktu saya

Adapun hubungan antara kontraksi otot dengan konsentrasi kalsium (Ca 2+ ) dimana konsentrasi Ca sangat berperan didalam pengaturan kontraksi dan relaksasi otot

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Taofik Muhammad Gumelar 2016

Tabel IV.17 Sebaran Bahaya Bencana Tsunami Terhadap Rencana Pola Ruang di Kelurahan Way Urang Menurut Potensi Bencana Tsunami RTRW Kabupaten Lampung Selatan

output-outputnya, dan sebaliknya bank yang nilai efisiensinya dibawah 100% harus dapat melakukan efisiensi dalam penggunaan input dan atau harus memaksimalkan semua kemampuan