Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 23%
Date: Wednesday, May 02, 2018
Statistics: 478 words Plagiarized / 2078 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
--- PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PROSES PEMBELAJARAN MERUPAKAN WAHANA PENTING DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Dewa Nyoman Oka IKIP Saraswati Tabanan [email protected] I PENDAHULUAN Di luar
berbagai prestasi akademis yang dicapai siswa-siswa Indonesia di berbagai lomba ilmiah tingkat dunia, kita masih harus mengakui bahwa masih sangat banyak sekolah yang kondisi sarana prasarana dan proses pembelajarannya masih jauh dari memuaskan.
Untuk itu, peningkatan mutu pendidikan masih merupakan salah satu program utama yang menjadi fokus perhatian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesungguhnya sudah cukup banyak yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, khususnya pendidikan tingkat dasar dan menengah. Salah satu upaya adalah mengimplementasikan
desentralisasi pendidikan secara bertahap.
Berdasarkan fakta empirik, tampak adanya fenomena bahwa dalam proses
pembelajaran, masih ada kecenderungan terhadap pengekangan kebebasan siswa, masih banyak guru yang mendominasi pembelajaran, sehingga siswa hanya berperan sebagai pelaksana terhadap apa yang diperintahkan oleh gurunya, siswa tidak
mendapat kebebasan untuk mengekspresikan dirinya. Jadi dalam hal ini guru lebih mendominasi pembelajaran.
Hasil suatu survei nasional pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa sistim pendidikan formal di Indonesia pada umumnya masih kurang memberi peluang bagi pengembangan kreativitas. Di sekolah yang terutama dilatih adalah ranah kognitif yang meliputi pengetahuan, ingatan dan kemampuan berpikir logis atau penalaran.
Sementara perkembangan ranah afektif (sikap dan perasaan) dan ranah psikomotorik
(ketrampilan) serta ranah lainnya kurang diperhatikan dan dikembangkan.
Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang system pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonsia. Lingkup standar nasional pendidikan meliputi: (1) standar isi; (2) standar prose; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar penglolaan; (7) standar pembiayaan ; dan (8) standar penilaian pendidikan.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar proses meliputi delapan indicator, salah satu indikatornya adalah proses belajar mengajar mengembangkan kreatiftas peserta didik. Berdasarkan peta mutu pendidikan provinsi Bali berbasis evaluasi diri sekolah (EDS) 2013, dapat kita lihat bahwa dari seluruh kabupaten/kota di provinsi Bali proses belajar mengajar (PBM) yang
mengembangkan kreatifitas peserta didik skornya paling rendah (SMP 3,2 dan SMA 3,3) dibandingkan skor standar proses yang rata- rata mencapi (SMP 5,6 - 6,4 dan SMA 6,25 - 6,99).
Selain itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesian Education Sector Survey Report, dijelaskan bahwa pendidikan di Indonesia menekankan pada keterampilan- keterampilan rutin dan hafalan semata-mata. Anak biasanya tidak didorong mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya, mengajukan masalah-masalah sendiri, mencari jawaban-jawaban terhadap masalah atau menunjukkan banyak inisiatif.
Jika hal tersebut dibiarkan, artinya apabila siswa terus dikekang oleh guru dalam proses pembelajaran, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pengembangan
kreatifitas siswa. Padahal kreativitas penting untuk dipupuk dan dikembangkan karena kreatifitas merupakan basis inovasi. skor untuk standar proses di SMP, SMA maupun SMK cukup tinggi di semua kabupaten/kota untuk SMP berkisar anatar 5,6 sampai dengan 6,4 SMA berkisar 6,25 sampai dengan 6,99 dan SMK berkisar antara 5,20 sampai dengan 6,74. Namun skor untuk proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kreativitas peserta didik masih rendah.
Ini berarti bahwa proses pembelajaran pada jenjang sekolah menengah belum mampu meningkat kreativitas peserta didik padahal kreativitas merupakan basis inovasi. II PEMBAHASAN 2.1 Berpikir Kreatif Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, serta menimbang-nimbang dalam ingatan. Sedangkan para ahli psikologi kognitif memandang berpikir merupakan kegiatan memproses informasi secara mental atau secara kognitif.
Berpikir dianggap sebagai proses penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol- simbol yang disimpan dalam memori jangka panjang. Maka dari itu, berpikir diartikan sebagai sebuah representasi simbol dari
beberapa peristiwa atau item_. Jika dikaitkan dengan pemecahan masalah, berpikir merupakan sebuah proses mental yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan seperti menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lainnya dalam sistem kognitif yang diarahkan untuk mnghaln sol dammean msaa Berpikir kreatif diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan baru. Dalam berpikir kreatif tersebut, kedua belahan otak digunakan
bersama-sama secara optimal.
Berpikir kreatif sebagai kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang
berdasarkan pada intuisi dalam kesadaran. Oleh karena itu, berpikir kreatif melibatkan logika dan intuisi secara bersama-sama. Secara khusus dapat dikatakan berpikir kreatif sebagai satu kesatuan atau kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen guna menghasilkan sesuatu yang baru.
Berpikir kreatif merupakan salah tingkat tertinggi seseorang dalam berpikir, yaitu dimulai ingatan (recall), berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Berpikir yang tingkatnya di atas ingatan (recall) dinamakan penalaran (reasoning). Sementara berpikir yang tingkatnya di atas berpikir dasar dinamakan berpikir tingkat tinggi (high order thinking).
Ciri-ciri siswa berfikir kreatif adalah: (1) terbuka terhadap pengalaman baru; (2)
kelenturan dalam sikap; (3) kebebasan dalam ungkapan diri; (4) menghargai fantasi; (5) minat dalam kegiatan kreatif; (6) memiliki tingkat kepercayaan diri terhadap gagasan sendiri (7) mandiri dan menunjukkan inisiatif; (8) kemandirian dalam memberi
pertimbangan. 2.3
Pentingnya Kreativitas dalam Proses Pemblajaran Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang system pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonsia. Lingkup standar nasional pendidikan meliputi: (1) standar isi; (2) standar prose; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar penglolaan; (7) standar pembiayaan ; dan (8) standar penilaian pendidikan.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Indikator standar proses meliputi: (1) suasana akademikdi sekolah mendukung pembelajran; (2) Interaksi guru-siswa mendukung efektitas proses belajar mengajar
(PBM); (3) PBM mendukung budaya dan kemandirian belajar; (4) PBM mengembangkan kreatifitas peserta didik; (5) PBM mengembangkan kemampuan berkomunikasi efektif dan santun; (6) PBM mengembangkan karakter, jujur, disiplin, bertanggungjawab, dan menghargai orang lain; (7) PBM dilakukan secara efisien dan efektif; (8) RPP yang dikembangkan sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Berdasarkan peta mutu pendidikan provinsi Bali berbasis evaluasi diri sekolah (EDS) 2013, dapat kita lihat bahwa dari seluruh kabupaten/kota di provinsi Bali proses belajar mengajar (PBM) yang mengembangkan kreatifitas peserta didik skornya paling rendah (SMP 3,2 dan SMA 3,3) dibandingkan skor standar proses yang rata- rata mencapi (SMP 5,6 - 6,4 dan SMA 6,25 - 6,99).
Berdasarkan fakta empirik, tampak adanya fenomena bahwa dalam proses
pembelajaran, masih ada kecenderungan terhadap pengekangan kebebasan siswa, masih banyak guru yang mendominasi pembelajaran, sehingga siswa hanya berperan sebagai pelaksana terhadap apa yang diperintahkan oleh gurunya, siswa tidak
mendapat kebebasan untuk mengekspresikan dirinya. Jadi dalam hal ini guru lebih mendominasi pembelajaran.
Hasil suatu survei nasional pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa sistim pendidikan formal di Indonesia pada umumnya masih kurang memberi peluang bagi pengembangan kreativitas. Di sekolah yang terutama dilatih adalah ranah kognitif yang meliputi pengetahuan, ingatan dan kemampuan berpikir logis atau penalaran.
Sementara perkembangan ranah afektif (sikap dan perasaan) dan ranah psikomotorik (ketrampilan) serta ranah lainnya kurang diperhatikan dan dikembangkan.
Selain itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesian Education Sector Survey Report, dijelaskan bahwa pendidikan di Indonesia menekankan pada keterampilan- keterampilan rutin dan hafalan semata-mata. Anak biasanya tidak didorong mengajukan pertanyaan dan menggunakan daya imajinasinya, mengajukan masalah-masalah sendiri, mencari jawaban-jawaban terhadap masalah atau menunjukkan banyak inisiatif.
Jika hal tersebut dibiarkan, artinya apabila siswa terus dikekang oleh guru dalam proses pembelajaran, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pengembangan
kreativitas siswa. Padahal kreativitas penting untuk dipupuk dan dikembangkan. Jeff DeGraff & dan Khaterine (2002) menyatakan bahwa Creativity is core of all the
competencies of your organization because creativity is what makes something better or new.
Baru bisa bermakna sebagai hasil menyempurnakan, menambahkan, mengubah,
mereposisi dari sesuatu yang ada sebelumnya sehingga sesuatu berubah menjadi lebih baik atau tampil beda. Baru juga bisa berarti tidak ada sebelumnya di dalam kelas atau di sekolah sendiri, di sini. Tidak peduli bahwa sesuatu itu sebenarnya sudah pernah ada di tempat lain.
Jika kebaruan itu mencakup batas beberapa sekolah atau bahkan lebih dari itu, maka nilai kreativitasnya meningkat. Menurut undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 Tahaun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kalau kita perhatikan tujuan
pendidikan di atas jelas bahwa peningkatan kreativitas peserta didik menjadi salah satu prioritas.
Kreativitas memang sangat dibutuhkan terutama berkaitan dengan pembangunan Indonesia yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kreativitas tinggi. Di sisi lain Indek kreativitas global kita sangat rendah. Berdasarkan laporan Martin Prosperity Institut dan Richard Florida, indek kreativitas global Indonesia nomor dua terrendah di Dunia setelah Kamboja.
Dua pertiga dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, sepertiga sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan
intelijensia yaitu: sepertiga diperoleh dari pendidikan, duapertiga sisanya diperoleh dari genetik. Ini berarti bahwa pembelajaran berbasis intelejensia tidak akan memberikan hasil signifikan dibandingkan yang berbasis kreativitas. 2.
4 Mengebangkan Kreativitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Pembelajaran kreatif yang membuat siswa mengembangkan kreativitasnya. Itu berarti bahwa bahwa pembelajaran kreatif itu membuat siswa aktif membangkitkan kreativitasnya sendiri.
Mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran berarti mengembangkan kompetensi memenuhi standar proses atau produk belajar yang selalu terbarukan.
Di sini diperlukan strategi agar siswa mampu menghasilkan gagasan yang baru, cara baru, disain baru, model baru atau sesuatu yang lebih baik daripada yang sudah ada sebelumnya. Segala sesuatu yang baru itu muncul dengan pemicu, di antaranya, karena tumbuh dari informasi yang baru, penemuan baru, teknologi baru, strategi belajar yang baru yang lebih variatif, sistem kolaborasi dan kompetisi yang baru, eksplorasi ke wilayah sumber informasi baru, menjelajah forum komunikasi baru, mengembangkan stategi penilaian yang baru yang lebih variatif.
Yang lebih penting dari itu adalah melaksanakan perencanaan belajar dalam implementasi belajar kegiatan sebagai proses kreatif dan menetapkan target mutu produk belajar sebagai produk kreatif yang inovatif. Indikator kreativitas dalam perencanaan belajar jika guru menetapkan target-target berikut: (1) proses
pembelajaran dirancang untuk membangun pengalaman belajar yang baru bagi siswa;
(2) proses pembelajaran dirancang agar siswa memperoleh informasi terbaru; (3) proses pembelajaran dirancang sehingga siswa dapat mengembangkan pikiran atau ide-ide baru; (4) proses pembelajaran dapat mengasilkan produk belajar yang berbeda dari produk sebelumnya; (5) produk belajar diekspersikan dan dikomunikasi melalui media yang kreatif.
Untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran diperlukan guru- guru yang memiliki kompetensi sebagai berikut: (1) berpengetahuan tentang karakater dan kebutuhan siswa kreatif; (2) terampil mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi; (3) terampil mengembangkan kemampuan siswa memecahkan masalah; (4) mampu mengembangkan bahan ajar untuk sehingga menantang siswa lebih kreratif; (5) mengembangkan strategi pembelajaran individual dan kolaboratif; (6) memberi
toleransi dan memberi kebebasan sekali pun hal itu tidak dikehendakinya jika ternyata prilaku berbeda itu menghasilkan produk belajar yang lebih kreatif.
Di samping kebutuhan kompetensi guru, pengembangan kreativitas siswa, proses pembelajaran memerlukan iklim atau kultur yang menunjang. Ada kebiasaan-kebiasaan yang baik yang semestinya guru tumbuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prilaku siswa kreatif tidak selalu seperti prilaku yang diharapkan guru sehingga sering terjadi guru tidak menujang tumbunya kreativitas siswa. Sifat-sifat tersebut sering bertentangan dengan yang guru harapkan.
Guru mengharapkan siswa sopan, rajin, ulet, menyelesaikan tugas sesuai dengan yang guru targetkan, bersikap kompromis, tidak selalu bertentangan pendapat dengan guru, percaya diri, penuh energi, dan mengingat dengan baik. Karena sifat-sifat siswa kreatif dengan berbeda dengan sifat-sifat siswa yang dikehendaki guru, maka sering terjadi prakarsa kreatif siswa tidak mendapat dukungan guru. III SIMPULAN 1. Proses
pembelajaran di seluruh kabupaten/kota Provinsi Bali belum mampu mengembangkan kretivitas siswa. 2.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang tercermin dari kompetensi lulusannya proses pembelajaran harus mampu mengembangkan kreativitas peserta didik karena kreativitas merupakan basis dari inovasi. 3. Untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran diperlukan guru-guru yang memiliki kompetensi sebagai berikut: (1) berpengetahuan tentang karakater dan kebutuhan siswa kreatif; (2) terampil
mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi; (3) terampil mengembangkan kemampuan siswa memecahkan masalah; (4) mampu mengembangkan bahan ajar untuk sehingga menantang siswa lebih kreratif; (5) mengembangkan strategi
pembelajaran individual dan kolaboratif; (6) memberi toleransi dan memberi kebebasan sekali pun hal itu tidak dikehendakinya jika ternyata prilaku berbeda itu menghasilkan produk belajar yang lebih kreatif. DAFTAR PUTAKA Hartanto.
2011. Mengembangkan Kreativitas Siswa Melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Inkuiri. Jurnal Kependidikan Triadik . XIV (1): 11-18 Juliantine, T. 2009.
Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Implementasi Model Pmbeajui?daledikasmani Bandung: FPOK-UPI Lembaga Penjaminan Mutu Provinsi Bali, Kemendikbud. 2013. Peta Mutu Pendidikan Provinsi Bali Berbasis EDS. Denpasar: Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Bali Mendikbud, R.I. 2013.
Pengembangan Kurikulum 2013, Peran dan Tantangan LPTK. Jakarta: Kemendikbud.
Saefudin, A.A. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Jurnal Al-Bidayah. IV (1): 37-47 Utami, M. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT Gramedia Utama.
PENGEMBANGAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PROSES PEMBELAJARAN MERUPAKAN WAHANA PENTING DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN oleh Dewa Nyoman Oka IKIP Saraswati Tabanan [email protected] DISAMPAIKAN PADA SEMINAR PENINGKATAN KAPASITAS SDM DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PROVINSI BALI 26 – 28 JANUARI 2016
INTERNET SOURCES:
--- 0% - https://www.scribd.com/document/36551184
1% - http://jeblogindah.blogspot.com/
2% - http://mial-faat.blogspot.com/2012/09/si 2% - http://mial-faat.blogspot.com/2012/09/si 0% - http://diaharea.blogspot.com/2012/05/pen 2% - http://mial-faat.blogspot.com/2012/09/si 12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
1% - http://ainunjariah1214.blogspot.com/2013 1% - https://atibilombok.blogspot.co.id/2014/
1% - http://infopendidikanterbaruku.blogspot.
1% - http://mochzaenuri7.blogspot.co.id/2013/
0% - https://plus.google.com/1037778574754941 0% - https://www.scribd.com/document/33059504 1% - https://www.slideshare.net/JamalJamaludi 0% - https://www.scribd.com/doc/80512159/Prog 1% - http://ejournal.upi.edu/index.php/JER/ar 12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
0% - Empty
2% - http://jurnal-online.um.ac.id/data/artik 0% - http://zain.students.uii.ac.id/2013/04/0 0% - https://issuu.com/deny_bpost/docs/bp2014 0% - http://psbtik.smkn1cms.net/ktsp/SMK/Nask 0% - http://cahayalaili.blogspot.co.id/2011/0 3% - http://bookish15.blogspot.com/2017/03/co 2% - https://semnasdikmat.files.wordpress.com 1% - http://eprints.uny.ac.id/7357/1/p-1.pdf 2% - https://semnasdikmat.files.wordpress.com 2% - http://azizsaefudinupy.blogspot.com/2012 2% - http://azizsaefudinupy.blogspot.com/2012 1% - http://repository.unikama.ac.id/840/30/2 2% - https://semnasdikmat.files.wordpress.com 1% - https://duniadibaca.blogspot.com/2016/01 1% - http://mochzaenuri7.blogspot.co.id/2013/
0% - https://teknologikinerja.wordpress.com/2 1% - https://elpramwidya.files.wordpress.com/
1% - https://www.slideshare.net/JamalJamaludi 1% - http://www.karyatulisku.com/2017/10/peng 0% - https://www.scribd.com/document/33059504 1% - https://www.slideshare.net/JamalJamaludi 0% - https://www.scribd.com/doc/80512159/Prog 12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
1% - http://ejournal.upi.edu/index.php/JER/ar 12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
2% - http://jurnal-online.um.ac.id/data/artik 12% - http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._
8% - http://7esmpnegeri17sby.blogspot.com/
0% - https://deceng.wordpress.com/2007/11/07/
0% - https://id.wikihow.com/Menjadi-Orang-yan 1% - http://lidyapuspasaripknr08.blogspot.com 1% - https://paud-anakbermainbelajar.blogspot 0% - http://stai-kuliahku.blogspot.com/2012/0 1% - https://34003511.r.bat.bing.com/?ld=d3V6 0% - https://ekbis.sindonews.com/read/1263772 1% - https://issuu.com/koransinggalang/docs/s 0% - http://slideplayer.info/slide/1989801/
1% - https://www.slideshare.net/wayansudiarta 7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
1% - http://gurupembaharu.com/mengembangkan-k 1% - https://duniadibaca.blogspot.com/2016/01 2% - https://stellamariseducation.wordpress.c 2% - https://stellamariseducation.wordpress.c 1% - https://www.scribd.com/document/32697293 1% - https://minanspeed.blogspot.co.id/2015/0 0% - https://www.scribd.com/document/19448633 0% - http://muhammadyanimag.blogspot.co.id/20 0% - https://contohmakalahdocx.blogspot.com/2 7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
7% - https://minanspeed.blogspot.com/2015/08/
1% - http://gurupembaharu.com/mengembangkan-k 0% - http://perpuskumayak.blogspot.com/feeds/
0% - https://34003506.r.bat.bing.com/?ld=d384 0% - https://www.slideserve.com/henriette-ang 1% - https://issuu.com/jurnalal-jabar/docs/27
0% - https://www.scribd.com/document/32649630 0% - https://www.scribd.com/document/36551184 1% - http://ijsae.in/ijsaeems/index.php/ijsae
0% - http://docplayer.info/47578680-Penyeleng